Di sore hari hujan turun sangat deras, keadaan jalan pun sangat sepi.
Yasmin Ningrum, seorang gadis cantik berjilbab, yang berusia 22 tahun, terpaksa berlari mencari tempat untuk berteduh. dia yang baru saja pulang bekerja, di kejutkan dengan turunnya hujan deras, secara tiba-tiba.
"Ya, Allah...kenapa tidak ada tempat untuk berteduh." gumam Yasmin, yang terlihat sudah basah kuyup.
Yasmin pun meneruskan jalannya, untuk mencari tempat berteduh. meskipun kabut sangat tebal, menutupi area jalanan yang dia lewati.
Di saat Yasmin sedang berjalan, tiba-tiba dari arah berlawanan terlihat sebuah lampu sepeda motor, yang semakin mendekat.
Yasmin membulatkan matanya, ketika melihat lampu motor itu semakin mendekatinya.
"Aaaaa...!" teriak Yasmin, terkejut.
"Braaak... "
Sebuah motor pun terjatuh, saat sudah menyerempet Yasmin. bahkan pengendara motor pun, ikut terjatuh dari motornya.
" Awwshh... " Di bawah guyuran hujan deras, Yasmin berusaha bangun meskipun tangan, dan kakinya terasa sakit.
Yasmin pun mencoba berjalan, menghampiri orang yang terjatuh dari motornya. "Kamu tidak apa-apa, " tanya Yasmin, khawatir.
Tubuh Yasmin terlihat menggigil, karena kedinginan. namun Yasmin, tidak dapat meninggalkan orang tersebut, karena merasa kasihan.
Di saat kebingungan harus apa, Yasmin melihat pengendara itu mencoba bangun dan berdiri.
Melihat pengendara itu berdiri, Yasmin pun ikut berdiri.
"Alvino!" seru Yasmin yang terkejut, saat pengendara itu membuka helm full face nya.
Pengendara yang di ketahui bernama Alvino itu pun, mengernyitkan dahi dan memperhatikan dengan seksama, perempuan berjilbab yang berada di hadapannya.
Alvino yang sama-sama terkejut pun, memilih bersikap acuh. dirinya merasa enggan untuk membuka suara, sebab dirinya tidak bisa melupakan hal, yang telah membuatnya membenci Yasmin.
Yasmin tersenyum tipis, merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan sahabat lamanya.
"Lo, enggak apa-apa?" tanya alvino, acuh.
Yasmin pun mematung, saat mendengar perkataan alvino yang tidak seperti biasanya. Jauh dari sebelumnya, kini sikap Alvino telah berubah. mungkin itu semua karena, faktor lingkungan alvino saat berada di luar negeri.
Yasmin pun menggeleng pelan, sebagai jawaban. dia memutuskan berjalan, meskipun tertatih untuk mencari tempat berteduh.
Alvino yang masih di tempatnya hanya terdiam, menatap sahabatnya itu berjalan entah kemana.
Tak berselang lama, Yasmin pun akhirnya menemukan sebuah gubuk tua, yang berada di tepi jalan.
Yasmin mengukir senyuman, saat mendapatkan tempat untuknya berteduh. dia pun menghampiri gubuk itu, dan duduk di sana.
Tak lama kemudian, Alvino pun datang dan ikut berteduh di sana. sebab tidak mungkin dirinya, melanjutkan perjalanan dengan keadaannya, yang seperti itu.
"Gue, boleh ikut berteduh di sini," sahut alvino, acuh.
Yasmin pun melirik sekilas kemudian mengangguk pelan. "boleh," balasnya singkat.
Alvino pun mengangguk, dan duduk di tempat yang sedikit jauh, dari Yasmin. dia tahu, jika Yasmin, merasa tidak nyaman dengan keadaan di antara mereka, saat ini.
DUUAARR...
Suara petir menggelegar di atas langit. Yasmin seketika terkejut, segera memeluk dirinya sendiri.
"Astagfirullah..." gumam Yasmin, ketakutan.
Berbeda dengan alvino yang terlihat biasa saja, saat mendengar suara petir itu. "Lo, sama aja kayak dulu. Takut petir. " sahut alvino, sedikit mengejek.
Yasmin yang merasa pun hanya terdiam. sebab apa yang di katakan oleh alvino memang benar, jika dirinya takut petir.
"Tapi, aku juga melihat mu sedikit berbeda, Al. Kapan, kamu kembali ke indonesia?" Yasmin yang penasaran pun, segera melayangkan pertanyaan.
Alvino terdiam sesaat, menatap tajam Yasmin yang terlihat ingin tahu tentang dirinya.
"Semua orang bisa berubah. Buktinya lo! Dari kapan lo, pakai jilbab kayak gitu?" celetuk alvino, balik bertanya.
Mendengar perkataan alvino, membuat Yasmin menggelengkan kepala pelan. seandainya alvino tahu tentang alasan, di balik hijrah dirinya. Yasmin yakin, jika Alvino akan terkejut mendengarnya.
Dulu saat sekolah SMA, Yasmin memang belum memakai jilbab. namun karena suatu insiden membuatnya memutuskan untuk berhijrah.
Apalagi sekarang, tidak ada lagi yang melindunginya, karena kedua orang tuanya sudah meninggal.
Bahkan sekarang, setelah kedua orang tuanya meninggal. Yasmin sekarang tinggal, bersama bibi dan pamannya.
Bahkan untuk biaya hidupnya pun, Yasmin harus mencari sendiri. sebab paman dan bibinya, hanya memberikan tumpangan tempat tinggal saja, tanpa ingin mengeluarkan uang sepeser pun, untuk Yasmin.
Sebelum Yasmin menjawab, tiba-tiba ada kilatan petir yang sangat jelas terlihat. mereka berdua seketika terkejut, melihat fenomena alam itu.
Yasmin yang semakin ketakutan, memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk. tubuhnya semakin menggigil, sebab seluruh tubuhnya basah kuyup.
Alvin yang tidak mau terkena sambaran petir pun, ikut masuk ke dalam gubuk.
"Kamu, mau kemana?" tanya Yasmin, saat melihat alvino masuk, ke dalam gubuk.
Alvino melirik sekilas, ke arah Yasmin. "Gue mau masuk! Kenapa ? Lo, takut gue apa-apain...!" jawab alvino ketus.
Yasmin mengernyitkan dahi, bisa-bisanya alvino berbicara seperti itu. Yasmin hanya tidak ingin, orang lain berpikir tidak-tidak tentang keberadaan mereka, yang hanya berdua saja di dalam gubuk itu.
Yasmin tidak membalas, perkataannya alvino. dia memilih diam, sebab Yasmin tahu betul bagaimana sikap alvino.
Hujan semakin deras, Yasmin yang kedinginan pun terlihat menggigil. apalagi di tambah dengan tangan dan kakinya yang sakit, akibat terserempet alvino tadi.
Alvino memperhatikan Yasmin, yang kedinginan. dia pun berjalan ke luar gubuk, dan tak lama kemudian dia pun kembali lagi, ke dalam gubuk itu.
"Nih." Alvino memberikan sebuah jaket hoodie miliknya, yang dia simpan di bagasi motor.
Dia tidak tega, melihat Yasmin kedinginan bahkan kesakitan, karena perbuatannya.
Yasmin awalnya ragu, menerima jaket hoodie milik alvino. namun dia juga, merasa sangat kedinginan. Akhirnya Yasmin pun menerima jaket pemberian alvino, dan segera memakainya.
Mereka berdua pun larut dalam diam, sampai tidak terasa mereka berdua tertidur, meskipun dengan jarak yang jauh.
Beberapa jam kemudian...
BRAAAKKK...
"SEDANG APA KALIAN BERDUA DISINI!" Seorang laki-laki tinggi dan berwajah sangar, menatap tajam ke arah Yasmin dan alvino.
Yasmin yang terkejut pun, langsung terbangun. "A-ada apa ini?" tanyanya, masih belum sadar.
"Ada apa... Ada apa? Kami yang seharusnya bertanya, kalian berdua di sini sedang apa?" Laki-laki berkumis tebal itu, menatap geram pada Yasmin.
Yasmin yang sudah tersadar pun kini dapat melihat, jika ternyata dirinya dan alvino sudah di kepung, oleh para warga setempat.
Mereka semua pun berpikir, jika dirinya dan alvino telah melakukan hal mesum, di dalam gubuk itu.
"Sebaiknya, kita arak saja mereka berdua!" teriak salah satu warga, yang ikut geram.
"Benar! Ayo kita arak saja mereka, keliling desa. Biar semua orang tahu, jika mereka sudah berbuat maksiat di desa kita ini!" Salah satu warga lain pun, ikut menimpali.
Laki-laki berkumis tebal pun, memberikan isyarat kepada semua warga, untuk tenang. "Baik tenang semuanya! Sekarang kita akan bawa mereka berdua, ke rumah pak Rt. Di sana, kita bisa meminta saran kepadanya. Bagaimana?" tanyanya meminta jawaban, pada semua warga yang berada di sana.
"Setuju." seru semua warga, menjawab.
Tatapan tajam laki-laki itu pun beralih, pada Yasmin Dan alvino yang terdiam. " Kalian berdua, ikut kami ke rumah pak RT, "ucapnya tegas.
"Tapi pak, kami tidak melakukan apa-apa!" Yasmin mencoba membela diri, dengan memberikan penjelasan.
Laki-laki berkumis tebal itu, menatap tajam pada Yasmin yang bersuara. " Jika tidak melakukan apa-apa! Kenapa kalian berduaan saja, di dalam gubuk?"tanyanya geram.
Yasmin seketika terdiam, apa yang dia takutkan akhirnya terjadi. keberadaannya bersama alvino di dalam gubuk, menjadi fitnah yang sangat kejam baginya.
Para warga pun, memaksa Yasmin dan alvino untuk ikut mereka, ke rumah pak RT. bagaimana pun juga mereka semua tidak mau, sampai desa mereka terkena sial, karena hanya hal yang sudah di perbuat Yasmin dan alvino.
Di samping itu Yasmin sangat kecewa, pada alvino yang hanya terdiam saja dan tidak memberikan pembelaan, sama sekali.
Dengan jalan tertatih, Yasmin mengikuti langkah para warga. hal itu pun membuat semua warga menggelengkan kepala.
"Benar-benar, anak zaman sekarang! Mainnya, kasar banget. " celetuk salah satu warga, saat melihat cara berjalan Yasmin.
"Iya benar. Bagaimana kalau sampai jadi. Belum tentu, laki-lakinya mau tanggung jawab!" seru warga lain, ikut menimpali.
"Benar, malu tuh sama jilbab!" seru yang lainnya ketus.
Yasmin mengusap dadanya, di sela langkahnya. perkataan warga, mengatakan jika dirinya adalah wanita yang tidak baik.
Sementara alvino hanya memutar bola matanya malas, saat mendengar ocehan para warga tentangnya. dia tidak menyangka, jika mereka semua berani berpendapat tanpa mencari, kebenarannya dulu.
Tidak lama kemudian, mereka pun telah sampai di rumah pak RT. kedatangan mereka pun membuat, pak RT sendiri terkejut.
"Eh... ada apa ini? Ramai-ramai, datang ke sini?" tanya pak RT heran.
"Ini pak RT, mereka berdua telah melakukan zinah, di gubuk sana. Dan kita datang kesini, untuk meminta pendapat pak RT. Sebaiknya kita apakan mereka?" tanya laki-laki berkumis tebal mewakili, semua warga.
Pak RT menekuk kedua alisnya, memperhatikan gadis yang hanya terdiam, dan menundukkan kepalanya.
"Yasmin!" panggilnya terkejut.
Mendengar pak RT memanggilnya, Yasmin pun mengangkat kepalanya dan menatapnya. "Iya pak RT. Aku Yasmin." balasnya pelan.
Pak RT pun mendekati Yasmin, yang kembali menundukkan kepalanya. "Apa yang sudah kamu lakukan,Yasmin? Apa yang di katakan mereka, benar?" tanyanya kecewa.
Yasmin dengan cepat, menggeleng. "Tidak pak RT! Apa yang mereka tuduhkan, tidak benar! Mereka sudah salah paham, dengan apa yang mereka lihat."
"Bohong pak RT! Kami lihat, dengan mata kepala sendiri! Kalau mereka sedang berduaan, di dalam gubuk. Kalau pak RT tidak percaya, lihat saja cara jalannya Yasmin!" sela warga, yang memang sangat geram.
Seketika mata pak RT menelisik penampilan Yasmin, yang sangat kacau akibat terjatuh tadi. dia pun menggelengkan kepala, melihat keadaan Yasmin.
"Kenapa, kamu sampai melakukan hal ini, Yasmin. Ibu dan bapak mu pasti kecewa, karena melihat mu sudah melakukan dosa. Jadi, mau tidak mau, kalian berdua harus segera di nikahkan." ujar pak RT, menjelaskan panjang lebar.
Tubuh Yasmin seketika mematung, saat mendengar perkataan pak RT yang akan menikahkannya, dengan alvino. jujur Yasmin belum siap, jika harus menikah muda.
Banyak hal yang ingin Yasmin lakukan, selain menikah. Apalagi jika paman dan bibinya tahu tentang hal ini, bisa-bisa mereka mengusir Yasmin dari rumah.
"Tapi pak RT..." Perkataan Yasmin terhenti, saat salah satu warga menyelanya, dengan cepat.
"Alah...! Jangan banyak alasan kamu! Jelas-jelas, kami lihat apa yang kamu lakukan sama dia." sahutnya marah, menunjuk wajah Yasmin dan alvino.
"Sudah-sudah. Jangan ribut lagi." lerai pak RT, menengahi.
Kini tatapan pak RT beralih pada Yasmin dan alvino. "Kalian berdua! Sekarang lebih baik, hubungi orang tua kalian, masing-masing. Khusus kamu Yasmin, saya yang akan memberitahu paman dan bibi mu, supaya kesini." sahutnya tegas.
Yasmin mengangguk pelan, memilih pasrah dengan semua keadaan ini.
Sementara alvino, terlihat mengotak-atik ponselnya dan segera menghubungi seseorang.
Terlihat raut wajahnya datar, setelah mengakhiri panggilannya.
"Bagaimana? Apa orang tua mu, akan ke sini?" tanya pak RT, penasaran.
Alvino yang di tanya pun, melirik sekilas. "Orang tua ku, sedang di rumah sakit. Dan Mereka, tidak bisa datang ke sini." jawabnya, acuh.
Pak RT terlihat berpikir, setelah mendengar perkataan alvino. dia pun menatap ke arah warga, yang sedang memperhatikan perbincangannya dengan alvino.
"Bagaimana, para warga? Orang tuanya, tidak bisa datang kesini?" tanya pak RT, meminta pendapat.
"Sudah pak RT, itu tidak masalah. Yang terpenting, ada wali dari pihak perempuan. Untuk saksi, biarkan kami yang menjadi, saksinya." jawab laki-laki, berkumis tegas.
Pak RT pun mengangguk paham, kemudian segera memanggil penghulu.
Yasmin dan alvino pun di suruh duduk berdampingan, dengan keadaan mereka yang sangat kacau.
Yasmin terlihat gelisah, menunggu kedatangan paman dan bibinya. dia dapat pastikan, jika mereka akan habis-habisan memarahinya.
Tak berselang lama, paman dan bibi Yasmin pun datang ke rumah pak RT, bersama dengan seorang penghulu.
Kebetulan mereka bertemu di jalan, dan memutuskan untuk sama-sama datang, kerumah pak RT.
"Yasmin...!" teriak tika marah, berkacak pinggang dengan mata, yang melotot tajam. "Dasar, anak tidak tahu diri! Berani-beraninya, kamu berbuat hal memalukan seperti ini... hah...! Mau jadi apa kamu, Yasmin...!" bentaknya marah.
Karena terlalu marah, tika pun memukul Yasmin secara brutal. Bahkan tika hampir saja melepaskan jilbab, yang di pakai oleh Yasmin.
"Kamu tidak pantas memakai, jilbab ini! Aku. juga bilang apa, kamu itu bukan perempuan baik-baik, Yasmin!" seru tika, geram.
Yasmin yang di perlakuan seperti itu, hanya terdiam dan menangis. Kata-kata tika, sangat melukai hatinya.
Paman Yasmin yang bernama Darman pun, segera menghentikan aksi tika yang semakin tidak terkendali.
"Sudah tika hentikan! Aku sudah bilang pada mu, jika Yasmin memang perempuan nakal. Sekarang, biarkan dia menikah dengan dia. Dengan begitu, kita tidak perlu lagi mengurusnya." ujar darman lembut, berusaha membujuk tika.
Yasmin seketika menatap tajam darman, yang mengatainya seorang perempuan nakal. padahal dulu darman hampir saja melecehkan Yasmin, saat tika tidak ada di rumah.
Dan untung saja, saat itu ada teman sekolah Yasmin yang menolongnya, dari darman. sehingga dirinya dapat terlepas dari cengkeraman darman, yang hampir saja merenggut mahkotanya.
Tanpa Yasmin ketahui, alvino yang berada di sampingnya memperhatikan perubahan, wajahnya. alvino dapat menebak jika sudah terjadi sesuatu pada Yasmin, setelah kepindahannya ke luar negeri.
Setelah mendengar perkataan darman, tika pun segera berhenti memukul dan memarahi Yasmin. dia pun meminta pak penghulu, untuk segera menikahkan Yasmin dan alvino.
Semua orang di sana pun setuju, dan segera memulai acara ijab kabulnya.
Pak penghulu meminta Alvino, untuk menjabat tangan darman. dia dapat melihat jika darman, adalah sosok laki-laki penggila wanita.
Apalagi Alvino dapat melihat, jika sejak tadi darman tidak melepaskan tatapannya, dari Yasmin. hatinya pun menjadi bertanya-tanya, sebenarnya hal apa yang sudah terjadi, antara mereka berdua?
"Baik, sekarang kita mulai." ucap pak penghulu tegas.
Kini matanya menatap alvino. "Nak siapa, nama mu?" tanyanya tegas.
"Alvino putra argantara." jawab alvino singkat.
Pak penghulu pun, mengangguk paham, kemudian memberikan aba-aba pada alvino.
Dengan satu tarikan nafas, alvino mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan benar, tanpa salah sedikit pun.
"Bagaimana para saksi... Sah...?" seru pak penghulu tegas.
"SAH...!" seru semua orang yang menyaksikan, pernikahan Yasmin dan alvino.
Yasmin seketika menangis, saat menyadari bahwa kini dirinya sudah berganti status, menjadi istri dari alvino sahabat lamanya.
Momen yang seharusnya, menjadi kebahagiaan bagi dirinya. kini harus, menjadi hari yang menyedihkan baginya. sebab Yasmin benar-benar belum siap, menjadi seorang istri.
Alvino, yang berada di samping Yasmin pun, merasakan hal yang sama. apalagi sebenarnya, sekarang dia mempunyai kekasih yang berada di kota.
Apa jadinya, kalau kekasihnya tahu jika dirinya sudah menikah dengan perempuan lain.
Pak penghulu pun, meminta Yasmin untuk mencium tangan alvino. begitu pun sebaliknya, alvino pun di minta untuk mencium kening Yasmin.
Baik Yasmin dan alvino, melakukan hal itu dengan sedikit kaku dan ragu.
Berbeda dengan semua orang, yang terlihat senang saat melihat mereka berdua, begitu serasi.
"Baiklah, acara ijab kabulnya sudah selesai. Dan sekarang, kalian sudah resmi menjadi suami istri. Saya harap kalian, tidak mempermainkan pernikahan ini." ujar pak penghulu, memberikan nasihat.
Yasmin dan Alvino pun mengangguk, sebagai jawaban. satu persatu, orang-orang yang berada di rumah pak RT pun, membubarkan diri.
Begitu pun dengan Yasmin dan alvino, yang di suruh tika dan darman untuk pulang.
Alvino yang merasa enggan pun, terpaksa mengikuti mereka ke rumah tika. dia pun memilih menggunakan motornya, yang tertinggal di gubuk tadi.
Alvino pun meminta Yasmin, untuk naik bersamanya. "Naik." titahnya acuh.
Yasmin pun menoleh, ke arah belakangnya. "Aku jalan kaki saja." tolaknya sopan.
Alvino mendengus kesal, sebab Yasmin menolaknya. dia pun mencekal tangan Yasmin, yang terus saja melangkahkan kaki. "Gue bilang, naik. Lo lupa! Sekarang, lo istri gue!" ucap Alvino pelan, penuh penekanan.
Yasmin terdiam, apa yang di katakan alvino benar. jika sekarang dirinya adalah istri alvino, dengan terpaksa Yasmin pun menuruti permintaan alvino, untuk naik ke atas motornya.
Alvino berseru senang dalam hati, saat melihat Yasmin menuruti perintahnya.
Berbeda dengan darman yang terlihat kesal, saat Yasmin duduk berdekatan dengan alvino.
Darman yang kesal pun, dengan keras menendang sebuah kaleng bekas minuman. hal itu pun membuat tika, yang berada di sampingnya terlihat heran.
"Kamu kenapa, mas?" tanya tika, bingung.
Darman melirik sekilas. "Aku tidak apa-apa, sayang." jawabnya berbohong.
Padahal Darman sangat kesal, bahkan merasa cemburu saat melihat Yasmin yang terlihat begitu dekat, dengan alvino.
Tika pun tidak lagi berkata, dan melanjutkannya lagi langkahnya.
Satu jam kemudian...
Di rumah tika, terlihat Yasmin menangis saat semua barangnya, di lemparkan oleh tika dengan kasar.
Bahkan Darman pun ikut, melemparkan beberapa tas milik Yasmin.
"Sekarang juga, kamu pergi dari sini! Tugas ku, mengurus mu sudah selesai. Sekarang kamu sudah menikah, jadi sebaiknya kamu ikuti suami mu, yang tidak jelas itu." Dewi berkacak pinggang, mengusir Yasmin dengan nada ketus.
Darman tersenyum miring, melihat tika memperlakukan Yasmin seperti itu. dia yakin jika Yasmin, tidak akan bahagia bersama alvino yang terlihat, dingin dan acuh.
Tidak ada yang tahu, jika sebenarnya darman sangat tergila-gila pada Yasmin. bahkan dulu, hampir saja dirinya melecehkan Yasmin, karena tergoda oleh kecantikannya.
Namun untung saja saat itu, ada salah satu teman Yasmin yang menggagalkan, perbuatan darman. dari situlah darman berjanji, akan melakukan hal yang sejak lama ingin dia lakukan, pada Yasmin.
Saat melangkahkan kakinya, Yasmin bingung, haruskah dia sedih atau bahagia, karena dapat keluar dari rumah tika.
"Naik." titah alvino, dingin.
Yasmin pun hanya pasrah, menuruti perintah alvino. bahkan saat ini Yasmin masih berpenampilan kacau, sebab tika tidak memberikan waktu kepadanya, untuk mengganti pakaiannya.
Alvino pun menyalakan motornya. sebelum pergi dia pun, memberikan tatapan tajam pada Darman.
Bukan bermaksud tidak sopan, hanya saja alvino merasa ada yang ganjal dengan sikap Darman, pada Yasmin.
Darman yang melihat hal itu menggeram kesal, sebab merasa tertantang dengan sikap yang alvino tunjukkan. "Lihat saja bocah tengil! Aku akan pastikan, jika nanti aku akan menemukan alamat Yasmin." gumam Darman dalam hati.
Alvino melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membawa Yasmin pergi dari desa yang sudah membesarkannya.
Yasmin hanya pasrah, saat alvino membawanya entah kemana. hidupnya terasa hampa, saat tidak ada satu pun keluarganya, yang mengkhawatirkannya.
"Ibu, bapak... maafkan Yasmin, karena sudah membuat kalian kecewa. Yasmin janji, akan menjadi istri yang baik, dan patuh pada suami." ucap Yasmin, di dalam hati.
Tak terasa, Yasmin yang di bonceng alvino pun, meneteskan air mata. saat dirinya teringat, pada kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
Alvino tetap fokus, memperhatikan jalanan meskipun hatinya tahu, jika saat ini Yasmin sedang menangis.
"Sebenarnya, apa yang sudah terjadi pada mu, Yasmin? Apa, selama aku pergi ke luar negeri, kamu mengalami hal buruk?" tanya alvino, membatin.
Alvino yakin, jika sudah terjadi sesuatu pada Yasmin, namun dia enggan untuk menanyakannya, karena masih kecewa pada Yasmin.
Alvino memilih bersikap acuh saat ini, meski sebenarnya dari dulu dirinya sangat mencintai Yasmin. dia mengambil sikap seperti itu, karena masih kecewa dengan Yasmin, yang tidak menepati janjinya dulu.
Flashback on
"Al, tungguin dong!" seru Yasmin, yang memakai seragam SMA dan belum memakai jilbab, terlihat mengejar alvino.
Alvino, tersenyum tipis. "Gitu aja, udah nyerah. " balas alvino mengejek.
Alvino duduk di hamparan rumput yang hijau, menatap lurus kedepan.
Yasmin pun yang baru sampai ikut duduk, di samping alvino. "Sebenarnya, kamu mau bicara apa sih, Al?"
Alvino menatap Yasmin, yang terlihat berkeringat karena lelah sudah berlari. "Aku, akan pindah ke luar negeri, Yas." jawabnya dengan nada sedih.
Seketika, wajah Yasmin berubah sendu. "Kamu serius, Al? Tapi kenapa, kamu harus pindah ke luar negeri?" tanyanya sedih.
Alvino tersenyum tipis, menutupi kesedihannya. " Aku serius, Yas. Papah bilang, Aku harus ikut dengannya. Sebab papah, sedang mengembangkan bisnisnya, di luar negeri."
Yasmin menundukkan kepala, merasakan hatinya sakit saat harus berpisah, dengan sahabat baiknya.
Alvino seketika, merangkul pundak Yasmin memberikan ketenangan. "Aku janji, akan meluangkan waktu untuk menemui mu, Yas. Karena kamu, satu-satunya sahabat ku yang baik." ujarnya, tersenyum.
Yasmin menatap alvino dengan lekat, kemudian memeluknya erat. "Kamu janji ya, Al, akan sering-sering ke Indonesia."
Alvino mengangguk pelan sebagai jawaban. sebenarnya, hatinya tidak ingin meninggalkan Yasmin sendiri. sebab dia tahu, jika Yasmin tidak mempunyai banyak teman, karena faktor ekonomi.
"Aku sebenarnya, ingin selalu dekat dengan kamu, Yas. Andai kamu tahu, jika sebenarnya Aku mencintai mu." ucap alvino dalam hati.
Yasmin pun melepaskan pelukannya, kemudian melepaskan kalung liontin, yang sedang dia pakai. "Ini untuk mu, Al. Jika kamu sudah kembali, maka kamu harus mengembalikan liontin ini, pada ku." ujar Yasmin, menyerahkan liontinnya pada Alvino.
Alvino dengan senang hati, menerima liontin pemberian Yasmin.
Sejak saat itu, hubungan mereka sedikit lost contact, karena memang saat itu Yasmin, tidak mempunyai ponsel.
Hingga pada suatu hari, alvino datang kembali ke indonesia hanya untuk, menemui Yasmin. namun harapan alvino hancur, saat melihat Yasmin bukannya menemuinya, malah terlihat berboncengan dengan seorang laki-laki, yang alvino kenal.
Dari situlah alvino memutuskan untuk melupakan Yasmin, dan merubah sikapnya. sebab dia sudah terlanjur kecewa, pada Yasmin.
Bahkan kini alvino memilih melupakan Yasmin, dengan mengalihkan perasaannya pada perempuan lain, yang kini menjadi kekasihnya.
Flashback off
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!