Ketika persaingan antara 4 klan Mafia. Airin membuat perangkap bagi mereka. Dan ada juga dia lakukan tanpa perencanaan. Hanya karena menurutnya waktu adalah kesempatan.
Airin tidak ingin membuang kesempatan ini. Dia harus menghancurkan para mafia yang merusak generasi muda. Apa lagi salah satu dari keempat klan mafia tersebut adalah seorang aparat keamanan nasional negara.
Tentu saja wanita tersebut tidak ingin mereka menjadi racun dunia.
Sebelum dia memasuki arena pertemuan. Dia telah menitipkan kedua anak kembarnya kepada Arya, agar dia menjaga mereka jika dia tidak selamat.
Sedangkan Randy suaminya. Sudah duluan menghadap ke surga ketika Airin mencoba menolongnya dari sandera klan pamannya sendiri.
Dia sangat sedih saat itu. Dan dia berharap di kehidupan selanjutnya bisa bertemu dengan suami yang mencintai dia segenap hati seperti Randi.
Airin telah mengalihkan semua kekayaannya kepada anak kembarnya tersebut. Dan Arya sebagai paman mereka, telah berlapang dada menerima keputusan Airin, karena Airin tidak mau menjadikannya suami.
Dia tetap berbaik hati mau merawat ke dua anak Airin. Apa lagi kedua anak tersebut good looking, dan pintar. Bisnis Arya berjalan mulus dan semakin meningkat di bawah kepemimpinan si bungsu. Walau dia wanita, dia pandai dalam pemasaran makanan.
Sedangkan si sulung telah memegang usaha papa tirinya, Randi, dalam ekspor import mobil dari luar dan dalam negri. Si sulung seorang pria yang bertanggung jawab di dalam semua bisnisnya.
Dia juga bertanggung jawab atas perusahan ibunya.
Dan di akhir kematian ayah kandung si kembar, mereka sempat bertemu. Dan dia sangat menyesali meninggalkan Airin dahulu. Sampai-sampai memalsukan kematiannya.
Mereka bertemunya, karena dinas sosial yang hendak menghubungi siapa yang akan menjadi ahli warisnya ketika pria pengidap HIV itu meninggal.
Dan di telusuri-lah semuanya, sehingga pihak dinas sosial menemukan si kembar. Yang membuat Rendra Benetdic terkejut.
Ketika hasil tes DNA keluar, dia baru menyadari, bahwa selama ini Airin telah menjaga buah pernikahan mereka.
Ada penyesalan dan ada kebahagiaan di dalam hatinya. Penyesalan terbesarnya, mengapa dia tidak lebih awal mengetahui bahwa dia memiliki anak. Jika dia tahu, mungkin dia tidak akan meninggalkan Airin.
Tapi itu hanya sekedar penyesalan ketika dia sedang sekarat. Karena kita tidak tahu, jika dia dalam keadaan sehat seperti dulu. Mungkin saja nafsunya lebih besar dari pada otaknya.
Tapi, kedua anak Airin tidak mau menerima warisan dari ayah kandungnya tersebut, setelah mengetahui seperti apa ibunya di perlakukan oleh pria yang hampir mati itu.
Jadi mereka menyumbangkan semua kekayaan Rendra Benetdic ke panti asuhan. Di mana ibunya, ketika kecil tinggal di sana.
***
Saat ini Airin telah sampai di lokasi di mana klan Eagle dan klan Verlope. Yang tidak lain adalah Carlos dan Seno Eagle sedang berpesta.
Dia berlari ke tengah-tengah acara tersebut. Membuat kedua orang itu terheran.
"Siapa kamu?" Tanya Carlos.
Tapi Airin tidak menjawab. Karena kesedihannya membuat isi kepala kosong.
Tanpa menunggu waktu untuk berbasa-basi, dia langsung menekan tombol pengaktif.
Duar.....
Tubuhnya hancur berkeping- keping. Dan semua orang yang ada di ruangan itu tidak luput dari ledakan tersebut.
Dia berfikir, pengorbanannya akan sangat bermanfaat bagi hilangnya klan mafia yang menghancurkan anak negeri.
Jadi, tidak apa- apa dia mengorbankan dirinya, asalkan generasi muda yang akan datang bisa hidup bebas tanpa narkoba dan barang- barang haram lainnya.
Tapi, dia merasa aneh.. Mengapa dia bisa merasakan sakit di kepalanya saat ini. Bukankah tubuhnya telah hancur?
Ekh... Dia memegang keras rambut di kepalanya.
"Nona, anda telah bangun?"
"E Ehh.. Aku dimana? Dan... Kamu siapa?"
Dia bertanya dengan suara parau, karena sekian lama baru sadarkan diri.
Dia seperti mendengar suara yang asing, saat dia berbicara. 'Mengapa suaraku berbeda? Dan.. Sepertinya bahasaku... Beda!' Dia langsung membelalakkan matanya dengan terkejut.
"Aku pakai bahasa apa? Ah.." Tiba- tiba kepalanya kembali merasakan sakit lebih kuat dari yang awal tadi.
Beberapa ingatan muncul di kepalanya, ternyata; dia masuk ke zaman tiongkok kuno. Dimana Kaisar Dong yang berkuasa saat ini.
Tubuh yang dimasukinya adalah seorang gadis yang sebenarnya sangat cantik. Hanya saja, dia harus menutupinya karena dia di tugaskan Kaisar untuk menemani putrinya belajar.
Sang Putri Kaisar manja dan pecicilan. Dia sangat di manja oleh permaisuri. Walau Kaisar memiliki beberapa putri dari selir lainnya, hanya saja putri pertama adalah putri dari permaisuri.
Dan pemilik tubuh ini bernama Alin dan bermarga Su, ayahnya adalah kepala koki di istana. Sementara dia tidak pernah mengenal ibunya, karena dari bayi, dia hanya mengenal ayahnya seorang.
Sedari kecil Su Alin sudah terlihat cantik dan pintar. Kaisar juga mengetahuinya, karena dia sering bertemu kepala koki yang selalu di temani putri kecilnya, Alin.
Alin juga suka memasak seperti ayahnya. Dari kecil dia sudah di dapur bersama ayahnya. Jika ayahnya sibuk mengurus para koki untuk mengatur menu dan makanan yang akan di hidangkan, dia akan diam- diam belajar dengan buku yang dia pegang disudut ruangan.
Karena Kaisar melihat dia sangat rajin belajar, sedangkan putrinya sangat malas dalam belajar, dia hanya suka bermain dan mengganggu kakak-kakaknya. Terkadang pelayan juga tidak lepas dari kejahilannya.
Sehingga, kaisar menempatkan Alin di sisi putri pertama kekaisaran. Hanya saja, karena dia terlalu baik dan polos, dia sering menjadi sasaran bullyan dari teman-teman putri pertama.
Dia yang berasal dari kalangan bawah, hanya bisa menerima, ketika mereka menghina, mempermainkan dan terkadang memukulnya. Dia hanya bisa menangis dalam diam.
Sementara putri pertama tidak ambil perduli. Sampai mereka beranjak remaja, bullyan itu tidak pernah berhenti. Ketika paras Alin menampakkan kecantikan alami yang luar biasa. Mereka semakin antusias ingin menyakitinya.
Karena menurut mereka, wajah seorang pelayan tidak boleh lebih cantik dari pada wajah majikannya. Sehingga, Alin merubah menjadi coklat warna kulitnya. Dengan ramuan yang dia ciptakan sendiri.
Setiap dia bangun pagi, dia akan membaluri krim tersebut ke wajah dan seluruh kulitnya. Agar mereka tidak mengganggunya lagi.
Akan tetapi, tetap sama saja. Mereka terkadang menggunakan dia sebagai latihan samsak, terkadang menaruh apel di atas kepalanya, ketika anak- anak pejabat itu latihan memanah.
Tapi pada saat itu, Putra mahkota dan Jendral muda Mo melihat kejadian tersebut dan menghardik anak- anak para pejabat itu. Yang membuat Putri pertama jengkel karena tidak bisa menyenangkan teman- temannya.
"Putri Yui, teman- temanmu tidak ada yang baik!" Teriak putra mahkota.
"Kakak, jangan katakan seperti itu, mereka hanya membuat lelucon dan bermain sedikit saja." Ucapnya manja sambil melirik ke arah Jendral muda Mo di sebelah kakaknya.
Sedari dulu, dia telah jatuh hati kepada Jendral muda tersebut. Jadi, dia sangat ingin berdekatan dengannya.
Hanya saja Jendral Muda Mo Rein, dingin dan tidak ingin dekat dengan wanita manapun. Ketika dia melihat Alin yang menjadi bidikan sasaran panah mereka, dia sedikit kesal dengan para wanita tersebut.
Di dalam hatinya mengutuk kebodohan Alin, tapi dia menggeleng juga, mungkin wanita itu tidak bisa menolak, karena statusnya hanya seorang pelayan. Jadi, hanya bisa menurut apa yang di perintahkan, pikirnya.
"Lelucon? Bagaimana kalau mereka sampai membunuh Alin? Dia adalah putri satu- satunya Koki Su Yuan! Dia bukan pekerja di istana ini, dia bukan pelayan yang di bayar kekaisaran. Ayah hanya ingin kamu belajar lebih pintar sehingga menyuruh dia untuk menjadi teman belajarmu. Bukan untuk kalian jadikan bahan mainan..!" Putra Mahkota memberi nasehat kepada adiknya.
"Kakak, apa kamu menyukainya~?" Dia bermaksud menggoda kakaknya untuk mencari perhatian sang Jendral Muda.
"Cukup Yui..! Kamu tahu aku telah memiliki tunangan, jangan berkata yang tidak- tidak. Aku hanya tidak ingin melihat kesemena-menaan di sini." Ucapnya dengan tegas.
Ketika Putra mahkota mengatakan bahwa Alin bukan termasuk pelayan, melainkan orang bebas. Jendral Mo melihat sekilas ke wajah Alin yang menunduk ketakutan.
Setelah itu dia menepuk pundak putra mahkota, "Yang Mulia, rapat akan segera di mulai, sebaiknya kita bergegas pergi." Dia mengingatkan jadwal yang akan mereka hadiri.
"Um, baiklah." Dia mengganggu, sebelum mereka pergi dia masih sempat menoleh ke arah adik perempuannya itu, "Yui, kamu sudah 15 tahun berubah lah untuk menjadi dewasa. Tahun depan kamu akan melepas masa kanak- kanak mu. Berhenti bersikap kekanak-kanakan." setelah itu dia berlalu mengikuti Jendral Mo, dengan sedikit melirik dengan sudut matanya ke arah Alin yang menunduk.
Mereka berdua sedikit heran, kenapa wanita itu memiliki warna kulit sedikit coklat dari kebanyakan masyarakat di kekaisaran Dong? Tanpa di sadari Alin, perbuatan dirinya yang membuat agar dia terlihat jelek, malah membuat dia menjadi di perhatikan, karena lain dari wanita yang lain.
Sampai pada puncaknya, para anak pejabat itu berserta putri pertama. Membawa Alin ke tepi danau buatan yang ada di halaman istana.
"Putri Yui, bukannya anda tidak menyukai Alin yang selalu di puji guru kekaisaran sebagai murid yang pintar. Bagaimana kalau kita suruh dia mengambil gelangmu yang jatuh di danau." Putri dari perdana mentri, salah satu teman putri pertama, mulai memprovokasi. Karena di dalam hatinya, menindas seseorang yang dia benci menimbulkan perasaan yang sangat menyenangkan.
"Gelang yang mana? Aku tidak mau mengorbankan salah satu gelangku!" Putri Yui merasa sayang dengan benda- benda berharganya.
"Tenang saja, ini gelang giok Guru kekaisaran. Aku mengambilnya dari kotak penyimpanannya tadi. Lihat, ini gelang giok bagus. Jika Alin bisa mendapatkannya, kita katakan dia mencurinya. Jadi, jika dia bisa mendapatkan atau tidak, itu bukan masalah, bukan? Yang penting dia sudah di permalukan." Dengan senyuman jahat di wajah wanita itu memberitahukan tujuannya kepada putri pertama.
"Wah, idemu sungguh luar biasa. Mengapa kamu ingin membuat buruk namanya di depan Guru Kekaisaran Jiang?" Putri pertama juga sedikit penasaran dengan ambisi dari temannya, yang adalah putri sah dari perdana mentri di kekaisaran Dong.
"Aku tidak suka Guru Kekaisaran Jiang memperhatikannya. Guru Kekaisaran Jiang Nuan adalah milikku seorang. Tentu saja aku tidak ingin wanita rendahan itu menjadi kekasihnya." Dengan bibir sedikit monyong dia berkata.
"Bukankah Guru Kekaisaran tidak suka dengan wanita, mengapa kamu menyukainya?" Rumor tentang guru kekaisaran yang tidak suka dekat dengan wanita, sudah tersebar sejak lama di kekaisaran Dong.
"Dia sangat tampan. Bagaimana saya tidak jatuh cinta?" Bulu matanya yang bergoyang naik turun beberapa kali memperlihatkan tingkahnya sedikit centil.
"Tapi, dia tidak normal.. Akan sangat sulit mendekatinya di masa depan." Putri Yui memberikan nasehat kepadanya.
"Nanti saja itu kita bicarakan, sekarang rencana yang telah kita susun harus segera di laksanakan. Ini kesempatan yang bagus, lihat sekeliling, orang akan ramai menonton pertunjukan ini nantinya." Dengan senyuman yang penuh niat tidak baik terpancar di wajah mereka berdua.
"Baiklah," jawab putri pertama dengan senyum penuh ambisi.
Kemudian Putri Yui mengutus pelayannya untuk memanggil Alin untuk bertemu dengannya di jembatan di tengah danau.
Mereka berdua sudah berdiri di tengah jembatan melengkung di tengah danau buatan. Saat ini sudah mulai musim gugur, cuaca sudah terasa dingin. Dan air di danau juga sudah menjadi dingin walaupun di siang hari.
Dari kejauhan terlihat Alin mendekat dengan setengah berlari, karena seorang pelayan menyampaikan pesan, jangan sampai putri Yui merasa bosan menunggunya.
Dengan nafas yang masih belum teratur dia mendekat dan membungkuk memberi hormat.
"Salam yang mulia, ada keperluan apa sampai putri memanggil saya di hari libur ini?" Dada Alin masih turun naik dengan cepat ketika berdiri di depan putri Yui.
Dia menundukkan kepalanya, tanpa melihat wajah sang putri manja. walau sebenarnya di dalam hatinya, dia sangat enggan untuk bergaul dengan putri pertama. Tapi, karena dekrit kaisar yang mengharuskannya menemani sang putri di kala belajar di akademi.
Karena Alin termasuk gadis yang pintar, sedangkan putri Yui hanya senang mempercantik diri saja. Dan sangat malas untuk belajar ilmu pengetahuan.
Karena menurut dia, dia seorang putri. Tampa belajar sudah akan tersedia semuanya. Yang utama saat ini adalah mempercantik diri, agar bertemu dengan pria yang tergagah di kekasaran ini.
Sejak lama dia menyukai Jendral muda Mo. Jadi, misi selanjutnya adalah memenangkan hati Jendral Muda Mo Rein.
Walau sifat Jendral Mo hampir sama dengan Guru kekaisaran Jiang, mereka sama-sama tidak dekat dengan wanita, dingin dan berbicara seperlunya saja.
Putri perdana Mentri Rong Tang Tang pernah berkata persis sama seperti yang di tanyakan putri Yui.
"Putri, Jendral Mo sepertinya tidak menyukai wanita, mengapa kamu menyukainya?"
"Dia pria paling gagah di kekaisaran, aku menyukainya." Hanya jawaban seperti itu yang dia lontarkan.
"Suatu saat aku akan meminta dekrit kekaisaran dari ayahku, untuk menikahinya. sangat gampang bukan?" Sambungnya lagi dengan senyum kemenangan.
Saat ini mereka berdiri di depan danau dengan menatap acuh ke arah Alin.
"Gelang saya jatuh kedalam kolam, bisakah kamu masuk dan mengambilnya?" Ucap putri Yui dengan lirikan sinis ke arah Alin yang sedang menundukkan kepalanya.
Alin terkejut dan langsung mengangkat kepalanya menatap putri Yui tidak percaya. Mengapa harus dia? Bukankah ada pengawal atau penjaga yang bisa dia suruh?
"Saya tidak pandai berenang Yang Mulia putri." Jawab Alin dengan kembali menundukkan kepalanya.
"Apa kamu menentang perintah Putri Yui?!" Rong Tang Tang ikut menyalahkan Alin yang berniat menolak perintah mereka
"Bukan begitu, yang mulia... Saya memang tidak bisa berenang."
"Alin, gelang jatuh tidak jauh, hanya di pinggiran kolam. Jadi, kamu tidak perlu berenang kedalam, cari di sekitaran tepi saja." Ucap Putri Yui dengan lembut, agar Alin meluluhkan hatinya dan mau mendekat ke kolam.
Dan benar saja, Alin tidak bisa lagi menolak. Dia mendekat ke tepi kolam dan mencondongkan wajahnya untuk melihat di sekitaran apakah ada gelang putri Yui di tepi kolam itu.
"Seperti apa bentuk gelangnya Yang Mulia?" Tanyanya dengan mata yang sedikit sibuk melihat sekitar tepian kolam.
"Dia gelang giok hijau muda, giok peninggalan kakek buyut saya." Ucap Putri Yui dengan wajah yang di buat sesedih mungkin.
Alin hanya mengangguk dan mulai membungkuk ke arah kolam lagi, agar bisa lebih jelas melihat kedalam tepian kolam.
Tapi Rong Tang Tang mendorong bokong Alin ke depan, yang mengakibatkan Alin terjungkir kedalam kolam.
Byurrr...
Tidak sempat menahan pijakannya, Alin tercebur ke bagian yang dalam di kolam tersebut.
Dia melambaikan tangannya agar bisa mengapung di atas permukaan air. Tapi karena suhu dingin di dalam kolam membuat pakaiannya semakin tertarik kedalam.
Dia tidak bisa menahan tarikan dari dalam yang membuat dia hanya bisa menggoyang- goyang tangan dan kakinya.
Karena merasa kakinya keram, dia berhenti meronta-ronta. Dia melihat ke atas, cahaya mulai redup karena dia semakin terbawa kebawah.
Dia menoleh kebagian bawah, dia ingin melihat apakah dasar kolam ini bisa terlihat. Dia mengedipkan matanya karena merasa ada cahaya kecil di dasar kolam.
Ternyata gelang giok tersebut, bercahaya di kegelapan. Dia mencoba meraih gelang tersebut dari dasar kolam.
Ketika jemarinya hampir mendapatkan gelang giok tersebut, tiba-tiba kesadarannya mulai menurun dan setelahnya dia tidak ingat apapun.
Saat ini dia sedang menarik rambutnya dengan keras, karena ingatan yang bukan dia alami muncul di kepalanya.
Setelah kepalanya kembali normal dan dia menyadari bahwa dia telah pindah ke dunia lain. Sepertinya ke zaman kuno.
Dia menarik nafas dan mengepalkan tangannya dengan kuat. 'Anak- anak manja ini... Ingin bermain denganku? Baiklah, mari kita mulai pemainan. Ha ha ha.. Di dunia modern aku menahan hasratku membunuh orang. Sekarang, siapa terkuat dia selamat.. Mari mulai menumpahkan darah... Ha ha ha.' Alin yang berjiwa Airin, terlihat seperti manusia psikopat yang haus akan korban.
Pelayan yang tadi menemaninya tercengang mendengar tawa gadis di depannya.
Dia yang biasa pendiam dan hanya menunduk, sekarang tertawa dengan wajah menghadap langit. Pelayan yang berada di sana saling pandang dengan heran.
'Apakah dia kesambet setan air?' Para pelayan itu saling berbisik. Tapi Alin merasa heran, mengapa dia bisa mendengar bisikan mereka? Apakah kupingnya sensitif saat ini?
Dia memperhatikan kulit wanita yang dia tempati tubuhnya. 'Wah, seperti porselen,' gumamnya.
Alin menggeram kesenangan di atas ranjangnya sambil menggoyang- goyangkan kakinya yang di tekuk secara bergantian naik turun. Dia kegirangan dengan sumringah psikopat di wajahnya.
Dia hidup dengan tubuh orang untuk kedua kalinya. Siapa yang tidak bahagia? Sekalipun ini di dunia antah berantah. setidaknya Dewa masih menyayanginya, dengan memberi kehidupan baru untuk menumpas kezaliman di manapun berada.
Tidak berapa lama ayahnya datang, ternyata salah satu pelayan tadi pergi mencari ayahnya. Mereka mengira bahwa dia sudah gila atau setan air memasukinya ketika di dalam kolam tadi.
"Putriku, apa kau baik- baik saja? Kamu masih mengenal ayah kan..?" Pria paruh baya itu mendekatinya dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.
Airin menatap lelaki tua yang duduk di depannya, dia memperhatikan dengan seksama.
Ini ayah Alin, dia pria yang baik. Mau merawat nya sedari kecil, walaupun dia bukanlah anak kandungnya.
'Alin, mulai saat ini, aku yang akan merawat ayahmu. Jadi, tenang saja di alam sana, aku aka membalaskan kematianmu.' Ucap Airin yang di dalam tubuh Su Alin.
"Ayah, tentu saja aku masih mengingatmu. Apakah ayah mengira aku akan lupa ingatan?" Dengan senyuman manisnya dia menghibur ayah Alin.
"Syukurlah putriku, jika sampai kamu tiada, untuk apa ayahmu ini hidup lagi. Kamu adalah semangat ayah selama ini..." Ucapnya dengan mata yang memerah. Dia memeluk putrinya tersebut seperti sudah berbulan-bulan tidak bertemu.
Alin juga membalas pelukan ayahnya, dia akan memakai nama Alin mulai sekarang. Dia tidak akan membiarkan orang lain menindas tubuh ini mulai sekarang.
Sekarang, dia harus mencari kebahagiaannya sendiri. Dan juga, jika ayahnya ingin keluar dari istana, dia sangat mendukungnya.
"Ayah, apakah ayah tidak sibuk saat ini?" Dia juga merasa khawatir, jika sampai jadwal memasak ayahnya terganggu hanya karena dirinya.
Karena mereka di bawah peraturan kekaisaran, tentu saja mereka harus patuh. walau Alin yang sekarang dari dunia modern yang menikmati hidup dengan bebas selama ini. Dia harus belajar untuk hidup seperti di zaman kuno yang penuh dengan aturan.
"Tidak apa-apa, ayah telah menyuruh seseorang untuk menggantikan tugas ayah. Kamu lebih penting putriku."
Selama ini, dia banyak menghabiskan waktu di dapur istana. Menyusun menu-menu yang akan di masak, mulai pagi sampai malam hari. Belum lagi membuat cemilan untuk isi istana dan para tamu kaisar.
Karena Kaisar memberikan libur beberapa jam. Sebaiknya dia gunakan untuk bersama putrinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!