NovelToon NovelToon

3D1M - Dua Dewa Dunia Modern

Eps.01

Negara Zizilia, kota Bintang.

Terlihat pemuda berumur 18 tahun nampak berjalan keluar dari tempatnya menimba ilmu selama tiga tahun belakangan itu.

Dimana pemuda tersebut nampak berjalan kaki menyusuri jalanan luas kota tempatnya berada itu tanpa ada satupun sosok yang menemaninya.

Karena memang semenjak dia menginjakkan kaki di kota itu untuk menimba ilmu tiga tahun yang lalu.

Tidak ada satupun teman yang benar benar bisa dia percayai untuk di jadikan sebagai temannya.

Karena orang orang yang mendekatinya selama ini hanya ingin memanfaatkan kejeniusannya itu untuk kepentingan pribadi mereka.

Contohnya seperti yang terjadi saat ini, saat masa pendidikan 3 tahunnya itu berakhir.

Orang orang yang dulunya selalu menempel padanya itu langsung menghilang bak di telan bumi.

Dan itu terlihat dengan jelas setelah acara kelulusan sebelumnya itu selesai. Dimana mereka itu kembali memberikan tatapan meremehkan seperti saat pertemuan mereka untuk pertama kalinya tiga tahun yang lalu.

Karena memang rata rata mereka itu merupakan orang orang yang terlahir dari keluarga berada di kota tersebut

Sementara untuk dirinya merupakan pemuda biasa yang merantau ke kota tersebut hanya bermodalkan tekad dan kejeniusan otaknya.

Sebab untuk status keluarganya berasal dari kalangan bawah yang bahkan tinggal di desa terpencil yang terletak di kedalaman hutan yang sangat jauh dari kota tersebut.

....

"Tin....Tin....Tin."

Sepanjang perjalanannya, hanya ada bunyi klakson kendaraan yang berlalu lalang di jalanan besar itu yang menjadi temannya.

Hingga kemudian, setelah melakukan perjalanan panjang sebelumnya. Sosoknya pun sampai juga di kontrakan kecilnya yang tersembunyi di gang kumuh yang ada di pinggiran kota tempatnya berada itu.

Karena memang ditempat seperti itulah dia bisa mendapatkan tempat tinggal yang cocok dengan keadaannya itu.

...

"Ayah, Ibu dan juga kau adik, bagaimana kabar kalian di sana,?"

Ucap pemuda itu sendu.

Dimana saat ini dia sudah berada di dalam kontrakan kecilnya itu seraya memandangi foto keluarga yang berisikan 4 orang di dalamnya.

Kemudian setelah puas memandangi foto itu, pemuda tersebut terlihat memasukkan kembali foto itu kedalam tas usang miliknya.

Tak sampai disana saja, diapun kemudian juga membongkar lemari kecilnya itu untuk mengeluarkan semua pakaian miliknya untuk juga di masukkan kedalam tasnya itu.

Karena rencananya hari ini dia akan kembali ke kampung halamannya untuk kembali berkumpul bersama keluarganya.

Karena dia tidak mungkin bisa lagi melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya dengan keadaannya yang seperti itu.

Apalagi jika dia ingin melakukan itu tak cukup hanya dengan memiliki kepintaran saja, melainkan dia juga harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk menopang impiannya itu.

Sebab jika dia benar benar ingin melakukannya, dia harus pergi menuju kota yang lebih besar dari kota tempatnya menimba ilmu selama tiga tahun sebelumnya itu.

Karena disanalah dia baru bisa menemukan tempat tersebut, karena di kota tempatnya berada saat ini masih belum ada.

Dan itu jelas sangat mustahil untuk di lakukan oleh anak yang berasal dari tempat terpencil sepertinya.

Karena dia sadar jika tantangan yang akan di hadapinya akan jauh lebih berat di bandingkan dengan apa yang telah dia alaminya selama tiga tahun sebelumnya itu.

Oleh karena itu pemuda tampan berusia 18 tahun itu pun harus rela melepaskan cita citanya itu demi tidak membuat keluarganya lebih menderita lagi hanya karena untuk mewujudkan keinginannya itu.

Sebab untuk dirinya pergi ke tempatnya berada saat ini pun mereka harus mengorbankan banyak hal untuknya, termasuk pendidikan adiknya. Yang juga harus terhenti di tengah jalan karena kedua orang tuanya tidak sanggup jika harus membiayai keduanya.

....

Desa bulan jatuh.

Merupakan desa kecil yang sangat jauh dari keramaian. Karena letaknya yang sangat tersembunyi dari wilayah luar.

Dan alasan mengapa desa itu memiliki nama tersebut karena di setiap malam bulan purnama, desa tersebut akan seperti siang hari.

Karena cahaya bulan langsung jatuh ke desa tersebut bak senter besar yang sengaja di arahkan langsung ke sana.

Mungkin karena desa tersebut di keliling oleh rimbunnya pepohonan besar, sehingga desa tersebut akan terlihat sangat terang karena sekeliling desa itu cahaya bulan tidak bisa menembus pepohonan besar itu, hingga mengakibatkan hanya desa tersebut lah yang akan bercahaya sendirian di kala tempat yang lainnya gelap gulita.

.

.

.

Kembali ke cerita.

Terlihat satu keluarga yang beranggotakan 3 orang tengah mengobrol di depan rumah kecil yang menjadi tempat tinggal mereka itu.

"Ayah, Ibu, ini sudah tiga tahun sejak kepergian kakak ke saat itu. Apakah itu artinya kakak akan segera pulang untuk kembali berkumpul bersama kita?"

Tanya pemuda tampan berusia 15 tahun pada kedua orang tuanya yang kini duduk di depannya dengan ekspresi wajahnya yang menyiratkan kerinduan akan sosok yang di bicarakan nya itu.

"Kamu benar sayang, tahun ini seharusnya kakak mu itu akan kembali untuk berkumpul Kembali bersama dengan kita."

 Jawab wanita cantik yang merupakan ibu dari pemuda sebelumnya itu dengan senyum yang terlihat terbit di bibirnya.

Namum di balik senyum itu, tersimpan kesedihan yang sangat mendalam di hatinya saat memikirkan sosok yang di bicarakan nya itu.

Sebab karena ketidakmampuannya sebagai orang tua, putra tertuanya itu harus menderita sendirian di luar sana selama tiga tahun belakangan ini.

Bahkan setelah 3 tahun berjuang sendiri di luar sana, putranya itu harus rela kembali untuk tinggal bersama mereka karena mereka tidak mampu membiayai lagi pendidikannya jika harus melanjutkan lagi ke jenjang selanjutnya.

Sementara itu di sisi lain.

Melihat perubahan ekspresi dari wanita yang di cintai nya itu, membuat sosok pria tampan berusia 40 tahun an yang duduk di samping wanita cantik itupun langsung menarik sosoknya kedalaman pelukannya.

Membuat pemuda tampan yang melihat apa yang tengah di lakukan oleh kedua orang tuanya itupun hanya bisa berdecak kesal di buatnya.

Karena kedua orang tuanya itu setiap harinya akan selalu melakukan hal seperti itu tanpa memperdulikan keberadaannya.

Kemudian karena tidak mau terus terusan menjadi obat nyamuk untuk kedua orang tuanya itu, pemuda berusia 15 tahun itu langsung bangkit dari duduknya sebelum kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya itu untuk menjelajahi hutan yang tak jauh dari desanya itu.

Dengan alasan dia ingin berburu kelinci untuk di jadikan hidangan untuk menyambut kedatangan kakaknya nantinya.

Kemudian tanpa menunggu respon dari kedua orang tuanya yang masih dalam posisi berpelukan itu, dia pun langsung bergerak menuju tempatnya menyimpan peralatan berburunya sebelum kemudian sosoknya terlihat mulai menjauh dari rumah itu untuk menuju hutan yang di maksud olehnya itu.

Sedangkan untuk kedua orang yang masih saja berpelukan itu hanya bisa tersenyum kecil di bibirnya saat melihat kepergian putra bungsunya itu.

Karena hal itu bukan lagi hal baru untuk mereka lihat.

Alhasil mereka pun tidak keberatan apalagi melarang apa yang akan di lakukan putranya itu.

....

Eps.02

Kota Bintang.

Setelah sebelumnya sudah menyimpan seluruh barang yang akan di bawanya pulang ke kembali ke kampung halamannya itu ke dalam tasnya.

Pemuda tampan yang memiliki nama Zayn Romana itupun langsung bergegas keluar dari kontrakan kecilnya itu untuk mengembalikan kunci kontrakannya itu pada pemiliknya, karena setelah ini dia tidak akan lagi tinggal di tempat itu lagi.

...

Beberapa waktu kemudian.

Saat ini, Zayn sudah berada di dalam bus yang akan membawanya menuju ke kota terdekat dari kampung halamannya itu.

Dan selama perjalananya itu, Zayn menggunakan waktunya itu untuk beristirahat. Sebab waktu tempuh untuk bisa tiba di tempat tujuannya itu cukup membutuhkan waktu lama.

Sehingga dia menggunakan waktu tersebut untuk mengistirahatkan tubuhnya yang selama tiga tahun terakhir ini jarang sekali memiliki waktu tidur berkualitas akibat banyaknya aktifitas yang harus di lakukannya agar bisa bertahan di kota itu.

...

Kembali ke desa sebelumnya.

Sudah beberapa jam berlalu namun pemuda 15 tahun yang sebelumnya pamit kepada kedua orang tuanya untuk berburu di hutan itupun belum juga kembali, yang tentu saja hal itu membuat kedua orang tuanya pun khawatir dengan hal itu.

"Suamiku, sebaiknya kamu menyusul putra kedua kita kehutan untuk membawanya kembali! Karena ini sudah terlalu lama waktu berlalu semenjak dia berpamitan pada kita sebelumnya."

Ucap sang istri yang memiliki nama lengkap Yura Romana itu dengan raut khawatir yang terlihat sangat jelas di wajah cantiknya.

"Kamu tenanglah, karena putra kita itu sudah terbiasa berada di hutan tersebut. Jadi kita tunggu sebentar lagi di disini. Tapi jika nanti putra kita masih belum pulang juga, maka aku pun akan langsung menyusulnya"

Jawab sang suami yang bernama Frans Romana dengan berusaha menampilkan raut tenangnya saat mengatakan hal itu.

Agar sang istri tidak terlalu mengkhawatirkan putra bungsunya itu.

Padahal jika boleh jujur dia pun saat ini juga merasakan hal yang sama seperti apa yang di rasakan oleh istrinya itu. Namun karena tidak ingin semakin memperburuk keadaan, maka dia sebisa mungkin tidak menampilkan hal itu pada istrinya.

Disisi lain..

Mendengar nada tenang sang suami dan juga betapa tenangnya ekspresi wajahnya saat ini, membuat Yura Romana pun sedikit melepaskan beban yang ada di harinya itu.

Kemudian dan pun kembali membuka mulutnya untuk berbicara pada sang suami.

"Baiklah, semoga saja putra kita itu kembali sebelum kakaknya tiba dari kota. Karena aku yakin saat ini kakaknya sudah dalam perjalanan kembali ke desa ini."

....

Sementara itu di tempat lain.

Terlihat sosok pemuda tampan berusia 15 tahunan yang tengah menenteng dua kelinci gemuk di tangan kirinya kini nampak asik menikmati pemandangan menakjubkan yang tersaji di hadapannya.

Pemuda tampan tersebut adalah Zora Romana, sosok yang sebelumnya sangat di nanti kepulangannya oleh kedua orang tuanya itu.

Yang mana kini dia malah terlihat asik berdiri tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya, seraya pandangannya tidak pernah lepas dari sesuatu yang ada di depannya.

Dan yang paling penting dari semua itu adalah, saat ini hanya dia seorang diri yang berada di wilayah itu.

Karena tempatnya berada saat ini sudah sangat jauh berada di kawasan terdalam hutan yang selama ini belum pernah terjamah oleh siapapun.

Bahkan para orang tua di kampungnya yang setiap hari berburu di hutan itupun tidak pernah berani memasuki kawasan tersebut.

Karena di tempat tersebut sering sekali terdengar lolongan hewan buas yang memberikan rasa takut bagi siapapun yang mendengarnya.

Jadi, kawasan tersebut bisa di bilang sebagai kawasan paling di takuti oleh para penduduk kampung tempat Zora berada itu.

Dan dengan fakta itu, mengapa Zora saat ini bisa berada di sana?

Lalu apa sebenarnya yang tengah di pandanginya saat ini hingga membuatnya betah berdiri di tempatnya itu, dan dalam waktu yang lama pula.

Jawaban adalah.....

.

.

.

Kembali ke tempat Zayn Romana berada.

Beberapa waktu kemudian.

Bus yang membawa Zayn pun mulai berhenti di pinggir jalan yang terlihat sangat sepi tanpa ada satupun kendaraan lain yang melewati tempat itu selain bus yang membawanya itu.

Yang mana itu bisa terjadi karena memang tempat tersebut berada di pinggiran hutan yang jauh dari keramaian. Karena memang tempat itu berada di jalanan yang terletak di pinggiran hutan besar yang tepat berada di sisi jalanan itu.

...

Beberapa waktu kemudian.

Terlihat sosok Zayn mulai turun dari bus tersebut, dengan membawa tas yang cukup lusuh yang ada di punggungnya.

Kemudian dari sana Zayn pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Karena memang sudah tidak ada lagi kendaraan modern yang bisa membawanya hingga tiba di jalan masuk kecil yang membelah lebatnya hutan itu.

Yang mana itu merupakan jalan menuju perkampungan yang di tinggali oleh keluarganya.

Karena jaraknya menuju ke tempat tersebut masih beberapa kilometer lagi,

Zayn pun memutuskan untuk tidak berjalan menggunakan jalanan biasa yang akan membuatnya memakan waktu lama menuju ke tempat tersebut.

Karena jalan itu mengharuskannya mengelilingi area luar hutan tempat nya itu terlebih dahulu sebelum kemudian dirinya sampai di jalan setapak yang merupakan pintu masuk menuju wilayah perkampungan tempat keluarga nya berada itu.

Maka dari itu dia pun langsung membalikkan tubuhnya hingga kini dia menghadap ke rimbunnya pepohonan di depannya, yang mana itu merupakan wilayah terluar dari hutan yang mengelilingi kampungnya itu.

Kemudian setelahnya, Zayn pun langsung masuk tanpa ragu menembus lebatnya hutan itu tanpa takut akan bahaya yang mungkin menunggunya didalam sana.

Karena memang ini bukanlah pertama kalinya dia mengambil jalan tersebut. Sebab jalan yang di pilihnya saat ini merupakan jalan yang di buatnya bersama sang adik beberapa tahun yang lalu jika keduanya di suruh oleh orang tuanya untuk membeli keperluan mereka di luar kampung ataupun untuk menjual hasil buruan maupun hasil ladang mereka itu di kota.

Dan jalan tersebut hanya mereka berdua yang mengetahuinya. Karena orang orang di kampungnya masih menggunakan jalanan setapak yang memang sudah ada sejak dulu untuk mereka keluar masuk desa dan sebaliknya.

Kembali ke tempat Zayn berada.

Sepanjang perjalanannya menyusuri lebatnya hutan yang di lewatinya itu, nampak senyum kecil terus tersungging di bibirnya.

Karena dia kembali mengingat momen momen manis bersama adik kecilnya saat melewati hutan tersebut beberapa tahun lalu sebelum kepergiannya untuk menuntut ilmu ke kota Bintang.

"Adik kecil. Saat kau berusia 12 tahun, tinggi badanmu sudah hampir menyamai kakakmu ini. Kini setelah tiga tahun berlalu seperti apa sosokmu sekarang? Apakah kamu masih sama seperti dulu yang selalu ingin bersama kemanapun kakakmu ini pergi atau kau malah sudah tumbuh menjadi dewasa dan sudah malu untuk terus menempel pada kakakmu ini?"

Sepanjang perjalanan Zayn terus bergumam memikirkan adiknya itu, memikirkan bagaimana keadaan saat ini, memikirkan perubahan apa yang terjadi pada adiknya itu setelah berpisah selama tiga tahun sebelumnya.

Membuat Zayn pun semakin memuncak semangatnya untuk segera tiba, agar bisa segera menghilangkan rasa penasarannya itu akan sang adik.

Oleh karena itu, Zayn pun terlihat semakin mempercepat pergerakannya. Tapi meski begitu, dia masih bisa melewati setiap rintangan yang berada di depannya tanpa kesulitan sedikit pun.

Eps.03

Kemudian setelah menempuh waktu beberapa jam lamanya, Zayn pun saat ini posisinya sudah sangat dekat dengan perkampungan kecil tempat keluarganya tinggal itu.

Dimana saat ini posisinya sudah berada di jalan setapak yang biasa di lewati oleh para penduduk desa untuk pulang dari hutan besar tempat mereka berburu itu.

Sehingga tak lama setelah Zayn berada di jalan itu, dia pun sayup sayup mendengar percakapan dari beberapa orang yang jaraknya cukup dekat dengan posisinya itu.

Yang nampaknya mereka itu merupakan penduduk desa yang baru saja kembali dari hutan setelah melakukan aktifitas berburu mereka.

Membuat Zayn yang mendengar itupun langsung menyunggingkan senyum tipis di bibirnya, karena hal seperti itu sudah lama tidak di alaminya selama dirinya memutuskan untuk belajar ke kota beberapa tahun lalu.

Dengan itu, Zayn pun semakin mempercepat langkahnya agar segera tiba di rumahnya.

Karena setelah mendengar percakapan orang orang sebelumnya itu, membuatnya semakin tidak sabar untuk segera bertemu dengan kedua orangtuanya dan juga adik kecilnya itu.

Dan tepat saat matahari berada sejajar di atas kepalanya, Zayn pun sudah berdiri di depan rumah sederhana yang merupakan tempat tinggal keluarganya itu.

Namun saat Zayn baru ingin menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu yang terbuat dari papan kusam yang ada di depannya itu.

Rupanya pintu tersebut sudah terbuka dari dalam, sebelum kemudian muncul sosok paruh baya tampan yang wajahnya sangat mirip dengannya.

Kemudian tak berselang lama, muncul juga di belakangnya sosok wanita berpakaian sederhana yang meskipun begitu tidak menutupi kecantikan pada sosoknya.

Ya, mereka berdua adalah Frans Romana dan juga Yura Romana yang saat ini tengah bersiap untuk menuju hutan tempat Zora pergi sebelumnya.

Untuk menjemput putra bungsu mereka itu yang belum juga kembali dari hutan sejak kepergiannya pagi tadi.

Bahkan kali ini Yura pun berniat untuk ikut juga menemani Frans ke hutan. Karena rupanya dia sudah tidak bisa lagi berdiam diri untuk menunggu Zora di rumah.

Akibatnya keduanya terlihat sangat terburu buru saat ini, sehingga mereka bahkan tidak menyadari jika ada sosok pemuda tampan yang dari tadi sudah berdiri di depan pintu rumah sederhana mereka itu.

"Ayah, Ibu, aku pulang,"

Deg...

.

.

.

.

.

Satu jam kemudian...

Didalam rumah sederhana itu, terlihat Zayn, Yura dan juga Frans masih saja terlihat mengobrol saat ini tanpa menyadari jika keduanya itu sudah melupakan tujuan awal mereka yang ingin pergi mencari Zora di hutan.

Karena terlalu larut kedalam obrolannya dengan Zayn yang tiba tiba muncul mengejutkan mereka sebelumnya.

"Tok..Tok...Tok"

"Saudara Frans, saudari Yura ini kami cepat buka pintunya!"

Di tengah tengah obrolan ketiganya itu, tiba tiba pintu rumah mereka di ketuk oleh seseorang yang kemudian di ikuti oleh suara seseorang yang memanggil Frans dan Yura untuk segera membuka pintu tersebut.

Juga terdengar jika sang pemilik suara itu nampak sangat tidak sabar saat meminta Frans dan Yura untuk membuka kan pintu untuknya.

Membuat Frans, Yura dan juga Zayn yang berada di dalam pun langsung bergegas menuju pintu untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi di luar sana.

"Krieekkkk!"

Deg...

Pintu yang terbuat dari potongan kayu itupun langsung terbuka saat ini setelah di dorong oleh Frans dari dalam.

Membuat mereka bertiga langsung bisa melihat siapa sosok yang sebelumnya mengetuk pintu itu.

Kemudian....

Frans, Yura, dan juga Zayn langsung terpaku di tempatnya saat melihat apa yang ada di depan rumah kecil mereka itu.

Yanga mana terlihat saat ini, dua sosok paruh baya seumuran dengan Frans tengah berdiri di depan mereka dengan membawa tubuh tak sadarkan diri pemuda tampan yang sangat mereka kenali.

"Ah, putraku.."

"Bugh..."

Melihat itu, Yura pun langsung menjerit dengan suaranya yang terdengar bergetar, sebelum kemudian sosoknya jatuh pingsan.

Beruntungnya Zayn dengan sigap langsung menangkap tubuh sang ibu, sehingga tubuhnya itu tidak langsung jatuh ke tanah.

Kemudian setelah itu, Zayn pun langsung membawa tubuh pingsan ibunya itu kedalam.

Sehingga kini di sana hanya menyisakan Frans dan kedua orang yang terlihat masih membawa tubuh pemuda tampan yang merupakan Zora itu.

Kemudian tanpa bereaksi berlebihan seperti yang di tunjukkan oleh Yura sebelumnya, Frans pun langsung menempelkan telunjuknya ke hidung putranya itu. Guna mengecek apakah putranya itu hanya pingsan ataupun sudah tidak bernyawa lagi.

Yang kemudian terdengar helaan nafas penuh kelegaan darinya.

Karena rupanya putra bungsunya itu hanya tidak sadarkan diri saat ini.

"Saudara Jonah, saudara Harish, sebenarnya apa yang terjadi dengan putraku?" tanya Frans pada keduanya.

"Sebaiknya kita bawa putramu ini dulu kedalam sebelum kita membicarakan hal itu."

Jawab salah satu dari mereka yang merupakan pria kedua yang terlihat membawa dua kelinci gemuk yang sudah tak bernyawa di tangannya saat ini.

"Dan ambillah kedua kelinci ini! Karena sebelumnya kami menemukan keduanya tepat disamping tubuh tak sadarkan diri putramu!"

Tambah sosok yang bernama Jonah itu, seraya menyerahkan kedua kelinci gemuk itu pada Frans.

Membuat Frans pun langsung memerah kedua matanya saat melihat kedua kelinci itu.

Karena putranya itu harus berada dalam keadaan seperti saat ini hanya untuk mendapatkan kedua kelinci tersebut.

Kemudian karena tidak ingin membuat kedua sosok yang masih membawa tubuh Zora itu terus berdiri di sana, Frans pun langsung mengambil kedua kelinci itu sebelum kemudian membawa mereka kedalam rumahnya untuk meletakkan Zora di kamarnya.

...

Beberapa waktu kemudian.

Frans, Zayn, Jonah dan juga Harish terlihat sudah berada di depan rumah kecil itu. Tepatnya di bawah pohon yang cukup lebat daunnya yang berada di depan rumah kecil itu.

Sehingga meksipun waktu saat ini menunjukkan tengah hari, mereka berempat pun bisa mengontrol dengan nyaman di bawahnya.

Dan mereka itu berada di sana karena selain tidak ingin mengganggu istirahat Zora dan juga Yura yang masih pingsan saat ini,

mereka berada di sana keadaan tempat mereka berada sebelumnya itu tidak cukup nyaman untuk ketiganya berbincang.

Karena rumah itu terlalu kecil untuk menampung mereka semua di dalamnya.

Sehingga mereka pun memutuskan untuk membicarakan mengenai masalah Zora itu di depan rumah kecil itu.

.....

Beberapa waktu kemudian, Frans dan Zora pun akhirnya mendapatkan penjelasan dari Jonah dan juga Harish mengenai bagaimana mereka berdua menemukan tubuh pingsan Zora sebelumnya.

Dimana di cerita tersebut menjelaskan jika Jonah dan Harish baru saja sampai di hutan besar tempat mereka biasa berburu itu.

Namun belum sempat keduanya menemukan hewan buruannya disana, mereka itu justru di kejutkan oleh keberadaan sosok tak sadarkan diri Zora yang tergelatak di bawah pohon besar bersamaan dengan dua kelinci gemuk yang mereka juga temukan di sampingnya.

Membuat mereka berdua pun tanpa pikir panjang langsung membawa tubuh Zora kembali dari hutan itu untuk di bawa ke rumahnya. Membatalkan rencana keduanya yang sebelumnya ingin berburu itu.

...

Beberapa waktu kemudian.

Jonah dan Harish pun sudah kembali ke rumahnya masing masing dengan membawa satu kelinci gemuk di tangan mereka.

Yang mana kelinci itu merupakan kelinci yang di dapatkan oleh Zora sebelumnya.

Dimana Frans memberikan kedua kelinci itu untuk mereka berdua sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan mereka yang sudah merelakan waktunya untuk tidak melakukan perburuan mereka hanya untuk membawa Zora kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!