NovelToon NovelToon

Cinta Sejati

Bab 1

Di sebuah Universitas Negeri Jakarta telah memasuki pendaftaran Mahasiswa baru. Raja Devanda yang biasa di panggil Raja, dia seorang anak lelaki yatim piatu yang di besarkan oleh Kakak Lelakinya yang bernama Tiger Devanda biasa di panggil Tiger.

Tiger sudah menikah, dia mempunyai istri yang bernama Melisa dian Permata biasa di panggil Lisa, keduanya dikaruniai anak perempuan bernama Alzena Kanaya yang biasa di panggil Zena.

*

Di Universitas X sedang ada perlombaan untuk memilih Geng mana yang paling unggul dan menjadi Ketua Geng di kampus tersebut.

Raja dan Ketua Geng musuh nya yang bernama Raka Dinata sudah selesai melakukan balapan motor dan sedang menunggu hasilnya siapa yang paling unggul disana.

"Rajaaa..." teman Raja yang bernama Erik Lewilson berteriak dan mengacungkan jempolnya bahwa dia kembali menjadi yang paling unggul.

Semua wanita dan pria para Mahasiswa dan Mahasiswi bersorak senang. Para wanita semua ada yang memberi kecupan dan ada juga yang memberi pelukan pada Raja.

Raja yang hanya duduk di atas motornya hanya tersenyum sambil menghisap rokoknya kembali berpesta dan mentraktir semua yang ada disana makan bakso juga jajan yang lainnya.

*

Raja dan teman-temannya setelah selesai acara pesta, mereka kumpul dan duduk di ujung kampus. Ada dua orang wanita yang bernama Bunga dan Laila. Bunga adalah Mahasiswi yang sudah kuliah disana sejak enam bulan yang lalu.

Sedangkan Laila sahabat Bunga baru saja menjadi mahasiswi di Universitas tersebut. Keduanya berjalan memasuki gerbang sambil memeluk sebuah buku di tangan masing-masing.

"Jangan melihat kesana, tundukan kepalamu.." ujar Bunga dan Laila menunduk mengikuti apa katanya.

Laila berjalan beriringan dengan Bunga sesekali melirik Raja yang berpenampilan seperti preman disana bersama ketiga temannya.

"Raja, ada mahasiswi baru bersama dia."

Raja yang mendengar itu dari Erik langsung menatap Laila dan memanggilnya untuk berhenti dihadapannya.

"Hey kau ! Kemari.." panggil Raja, Laila yang dipanggil berhenti menoleh pada Raja.

"Kau pergilah, biarkan dia disini.."

Bunga yang di usir oleh Erik segera pergi dari sana, dia melirik Laila lebih dulu sebelum pergi meninggalkannya sendirian dihadapan Raja. Sedangkan Laila menatap kepergian Bunga menelan ludahnya kasar menahan rasa takut. Dia takut dijahili oleh para pria disana.

"Siapa nama mu ?" tanya Raja datar sambil menghisap rokoknya.

"La-Laila.." sahut Laila gugup.

"Laila ? Apa nama panjangmu ?" tanya Raja lagi.

"Eka Laila Naja.." sahut Laila singkat dan lembut dengan begitu gugupnya.

"Apa arti dari nama mu itu ?"

"Arti ? Tidak ada artinya.. Itu kan sebuah nama.." balas Laila tak mengerti pertanyaan Raja yang sampai sebegitunya

"Tanyakan pada orangtuamu, dan besok kau harus memberitahu ku apa arti dari namamu." perintah Raja padanya.

Laila mengerutkan keningnya dan menganggukkan kepalanya. Dia tak mengerti apa maksud dari perintahnya. Apa harus sedetail itu mengajaknya berkenalan ? Pikir Laila.

"Apa itu yang kamu bawa ?" tanya Raja lagi melihat kotak makan di tangan Laila.

"Ini bekal makan siang.."

Raja yang mendengar makanan, dia menyodorkan tangannya untuk meminta kotak makan tersebut dari Laila. Laila yang takut dijahili langsung memberikan kotak makan itu pada Raja.

Raja membuka kotak tersebut dan berisi nasi ayam goreng beserta lalapan seperti timun, kol dan sambal. Raja mengambil nasi beberapa suap kemudian menyuruh Erik menutup kembali kotak tersebut.

"Kau Mahasiswi baru disini ?" tanya Raja lagi.

"Iya.."

"Oke, mulai hari ini jika bertemu denganku kau harus menyapa hormat padaku." perintah Raja di angguki oleh Laila.

"Selamat pagi.." sahut Laila membuat Raja tersenyum melihatnya.

"Bukan hormat seperti itu, lakukan seperti seorang polisi pada Atasannya."

Laila lalu mengangkat tangannya hormat dihadapan Raja dan mengucapkan hormat seperti yang Raja perintahkan.

"Selamat pagi Tuan.."

Raja yang melihatnya tersenyum sambil menghisap rokok menganggukkan kepalanya pada Laila.

"Oke, jangan lupa setiap kau bertemu denganku, lakukan itu padaku." ujar Raja diangguki Laila.

"Ya sudah kau boleh pergi.."

Laila yang diperintahkan pergi masih saja berdiri disana menatap Erik ingin mengambil kotak makan miliknya. Raja yang melihat Laila menatap temannya lalu menonyor kepala Erik dan mengembalikan kotak makan tersebut pada Laila. Laila pun pergi sendirian setelah menerima kotak makannya.

*

Eka Laila Naja, yang biasa di panggil Laila. Dia seorang gadis yang hanya mempunyai seorang Ayah berstatus Ustadz di kampungnya. Laila mempunyai sahabat yang bernama Bunga Alzalea, mereka selalu berangkat bersama jika pergi ke kampus.

Siang hari setelah selesai mengikuti kuliah, Laila dan Bunga sedang berjalan akan pulang. Keduanya terhenti karena Raja dan musuhnya saling melempar bogem disana hingga membuat semua yang ada disana berkerumun.

"Ayo La, kita pulang lewat sana ajah. Nggak usah melihat mereka berantem.." ujar Bunga menarik tangan Laila agar segera pergi dari sana.

Laila menurut dan mengikuti langkah Bunga menuju gerbang samping agar tidak terkena masalah.

*

Esok hari dirumah Raja, dia sudah bersiap untuk pergi ke kampusnya. Sebelum itu, dia duduk di meja makan bersama Kakak dan Kakak Ipar juga keponakan nya. Raja duduk di samping Zena lalu menyapa keponakan kecilnya itu.

"Morning Princess..."

Zena yang akrab dengan Raja juga menyahutnya dengan manja.

"Morning Kak Raja.."

Raja mengambil piringnya dan mengoleskan selai coklat juga blueberry kesukaannya. Sedangkan Kakak Raja yang bernama Tiger sudah sarapan lebih dulu namun belum menghabiskan makanannya.

"Kemarin aku dengar kamu berantem sama Raka ?" tanya Tiger menatap tajam sang Adik yang sedang mengoles selai.

"Dia yang memulai dulu.." sahut Raja singkat tanpa menatap sang Kakak.

"Aku sudah bilang berapa kali ? Jika dia berulah kau jangan meladeninya.. Di kampus itu bukan tempat ring tinju."

Raja yang mendengar Kakak nya memarahi dirinya hanya diam mendengarkan dengan wajah datar. Dia terus saja mengoles selai hingga tebal karena memang itu kebiasaannya.

"Dia melecehkan wanita di kampus Kak, masa aku harus diam saja melihat itu. Jadi aku memukulinya ?" sahut Raja dengan santainya.

"Lihat itu Melisa ! Itu hasil kau memanjakan adikku, berikan saja semua rotinya yang kau olesi untuknya ! Biar dia semakin kuat untuk memukuli orang ! Cuma menumpang hidup makan saja seakan sudah seperti orang yang punya Dunia !"

Ucapan Tiger membuat Raja marah, Melisa yang mendengar Tiger berkata seperti itu langsung diam menatap Raja takut dia akan memukuli sang Kakak.

Namun tebakannya salah, Raja yang sedang memotong rotinya langsung menghentikannya lalu memberikan Roti itu di piring Melisa, dan menyuapkan Roti yang sudah ia potong ke dalam mulut Zena.

"Jangan di buang, nanti mubazir." kata Raja sambil menuang kembali susu nya yang belum ia minum ke dalam teko.

Raja berdiri dan melangkah pergi meninggalkan meja makan. Melisa yang melihatnya merasa kasihan, Raja yang harusnya sarapan dulu sebelum berangkat kuliah, harus pergi karena di ajak berdebat oleh sang Kakak.

"Raja, ini rotinya.. Sayang kalau tidak ada yang makan.." kata Melisa sedikit berteriak kecil karena Raja sudah menaiki tangga.

"Buat Kak Lisa saja, aku nggak lapar.." sahut Raja tanpa menoleh.

"Tapi Raja ini na.."

"Jika tidak mau buang saja.."

Raja memotong ucapan Melisa dan terus menaiki tangga dengan perasaan kesal. Tiger dan Raja selalu bertengkar dan berdebat jika sudah bersama. Setelah meninggalnya kedua orangtua Raja karena kecelakaan, membuat Raja menjadi sosok yang urakan dan suka berantem bahkan jadi preman di kampusnya.

Sedangkan Tiger yang melihat Raja pergi meninggalkan meja makan terdiam. Dia merasa bersalah sudah mengajaknya berdebat saat sedang sarapan.

"Lihat itu ! Apa kau tidak kasihan dengannya ? Dia hanya butuh perhatian Mas, sejak kepergian Papa dan Mama mu, dia menjadi seperti itu. Bukan salahnya, dia sebenarnya hanya butuh perhatian saja."

Tiger mendengar omelan istrinya langsung berdiri mengambil tas kerjanya lalu membenarkan dasinya kemudian pergi. Hal itu membuat Melisa kesal dengan suaminya. Selalu saja mengajaknya berdebat seperti anak kecil.

...----------------...

Bersambung...

***

Hay para pembaca setia.. Author hadir dengan karya baru yang lebih menarik dari kisah sebelumnya, jangan lupa jempol dan ratingnya yaa..

🤗🥰😘

***

Raja Devanda

Eka Laila Naja

Bab 2

Sampai di kampus, Raja sedang duduk santai sambil membaca buku tugas dan mengerjakan soalnya di bawah pohon bersama temannya yang lain. Ada seorang wanita yang sedang berjalan menggunakan rok dan baju beserta hijabnya memeluk sebuah buku di tangannya.

Raka yang mempunyai Geng bernama Gen Petir, menyuruh temannya untuk menarik rok gadis itu kebawah agar terlihat bagian dalamnya.

"Aaaa..."

Gadis itu berteriak karena hanya menggunakan celana shot pendek di dalam roknya. Sedangkan Raja yang sedang fokus mengerjakan tugas melihat itu tidak bisa tinggal diam.

Raja berlari membantu gadis tersebut dan menyuruh temanya untuk menyingkirkan gadis itu. Raja menatap tajam Raka lalu menghajarnya dengan memberi bogem mentah, setelah Raka terhuyung hampir jatuh, Raja kembali menghajarnya karena berani menjahili wanita berhijab.

Raja menghajar Raka habis-habisan tanpa ampun, sedangkan Laila dan Bunga yang berjalan melewati halaman kampus, melihat Raja sedang menghajar Raka.

Laila melihatnya terdiam begitu juga dengan Bunga. Lagi dan Lagi Laila kembali melihat Raja sedang berantem dikampusnya.

"Apa hobinya selalu begitu di kampus ?" tanya Laila pada Bunga.

"Jika ada yang berani menjahili wanita, maka Raja akan menghajarnya habis-habisan.."

Setelah menjawab, Bunga mengajak Laila untuk pergi dari sana. Sepanjang langkah mereka saling mengobrol.

"Memang nya Raja itu preman di kampus ini ya ?" tanya Laila penasaran.

"Dia ketua Geng Road Warriors, musuh Geng nya adalah Raka. Pemilihan paling unggul kemarin di Kampus ini adalah Raja, jadi jika ingin meminta bantuan apapun pada Raja pasti akan dia bantu."

Bunga menjelaskan siapa Raja di kampusnya. Setelah mengerti Laila menganggukkan kepalanya dan melangkah pulang bersama Bunga menggunakan angkutan umum.

Raja yang sudah berhasil melumpuhkan Raka, membuat Raka minta ampun padanya.

"Ampun Ja, gue janji nggak jahilin cewek lagi. Ampun Ja.."

Raja melepas tangannya yang memutar lengan Raka ke belakang punggungnya. Setelah Raka pergi berlari, Raja terus menenangkan gadis itu dengan mengambil minuman di tas nya kemudian memberikannya pada gadis tersebut.

"Hmm.. Minum lah.."

Gadis itu menggelengkan kepalanya karena takut, dia terduduk di tanah dan memeluk lututnya masih dalam keadaan syok. Raja lalu berjongkok mendongakkan dagu gadis tersebut dan memaksanya untuk minum.

Gadis itu akhirnya menurut dan meminum air yang Raja berikan padanya. Setelah cukup tenang, Raja baru mengajaknya bicara.

"Kau pulang lah, Raka tidak akan berani menjahilimu lagi. Erik, antar dia pulang."

Raja yang sudah menenangkan gadis itu menyuruh Erik mengantar nya hingga kerumah menggunakan motor Erik. Setelah kepergian Erik dan gadis tersebut Raja kembali duduk di bawah pohon dan mengerjakan tugasnya dengan fokus.

*

Sore hari dirumah Laila, ada pria yang bernama Firhan Alghifari bertamu untuk silaturahmi seperti biasanya. Firhan di jodohkan dengan Laila sebelum dia mendaftar sebagai mahasiswi di Fakultas Negeri di Kotanya.

"Ini Abah teh nya.."

Laila menaruh dua cangkir teh di meja tamu sesuai perintah Abahnya.

"Terimakasih Laila.."

Firhan tersenyum simpul saat Laila memberikan senyumnya setelah memberikan teh pada Firhan.

"Sini nak duduk, temani Nak Firhan. Abah mau sholat asar dulu sebentar." kata Abah Laila yang bernama Faris Zain biasa di panggil Abah Faris.

Laila mengangguk patuh kemudian duduk di tempat Abahnya duduk. Laila terus menunduk sambil memainkan jarinya karena tak tahu harus membahas apa jika dihadapan Firhan.

"Bagaimana kuliahmu La ?" tanya Firhan memecahkan keheningan.

"Alhamdulillah lancar.." sahut Laila lembut namun masih menunduk.

"Kapan kita bisa keluar bareng La ? Bawa temanmu jika kamu masih canggung denganku.."

Mendengar ajakan Firhan, Laila hanya meliriknya sekilas dan tersenyum malu. Laila tidak begitu menyukai Firhan. Namun Abah Faris selalu menjodohkan Laila dengannya.

"Aku masih ingin fokus belajar Mas.."

Jawaban Laila membuat Firhan menunduk tersenyum masam. Ternyata sangat sulit meluluhkan hati Laila selama ini.

*

Pagi hari di hari Minggu, Raja menghabiskan waktunya dengan tidur hingga siang. Karena malam minggu dirinya menghabiskan waktu main bersama temannya di tempat tongkrongan langganannya.

Zena berlari menaiki tangga untuk bermain boneka dikamarnya, sedangkan Tiger yang melihat Zena menaiki tangga memanggilnya dan memerintahkan sesuatu pada Zena.

"Sayang, bangunkan Kak Raja cepetan.." ujar Tiger.

Zena yang sangat menyayangi Raja mengeluh pada Ayahnya agar tidak mengganggu tidurnya dihari minggu.

"Tapi Ayah, ini hari minggu. Biarkan Kak Raja tidur, kasihan dia.." sahut Zena duduk di sela-sela tangga.

"Sayang, hari ini ulang tahun nya. Cepat bangunkan, kita akan membagikan makanan untuk anak-anak di Masjid kampung X.." sambung Lisa pada Zena.

Zena yang mendengar Raja ulang tahun segera berdiri senang, apalagi dia juga akan di ajak bagi-bagi makanan untuk anak-anak di sebuah kampung komplek.

"Kak Raja ulang tahun ? Baiklah kalau gitu Zena akan membangunkan nya.."

Zena berlari menaiki tangga dengan riangnya karena hari ini adalah hari spesial bagi Kakak kesayangannya itu. Zena membuka pintu kamar Raja, dia segera menubruk tubuh Raja di atas punggungnya hingga membuat Raja membuka matanya.

"Kak.. Bangun, ayo kita akan ke kampung X hari ini.." Zena antusias terus memukul punggung Raja pelan.

"Mau apa kita kesana ? Aku masih ngantuk Zena.. Kau pergilah dengan Ayah, tinggalkan saja aku dirumah sendirian.." balas Raja dengan suara khas bangun tidur.

"Ayo Kak, hari ini ulang tahun Kakak.. Mama juga sudah memesan makanan untuk dibagikan disana.." rengek Zena terus menarik tangan Raja untuk bangun.

"Oke..Oke baiklah.. Bilang sama Mama, aku akan segera bersiap.."

Zena bersorak antusias melompat diatas kasur Raja. Hal itu membuat Raja tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

*

Kini semuanya sudah sampai di Masjid tempat biasa Abah Faris ceramah disana. Tiger, Melisa, Zena dan Raja masuk ke dalam Masjid untuk meminta doa dan keselamatan atas umur panjang Raja dikedepannya.

Saat sedang melihat-lihat Masjid, Raja tak sengaja melihat Laila baru selesai sholawat dan berdiri untuk meninggalkan Masjid. Laila yang melihat Raja ada di depan matanya, langsung menaikkan tangannya hormat pada Raja.

Raja yang tak ingin Laila malu, dia memberikan kode agar tangannya segera turun dari dahi karena sedang ada Ayah nya yang akan menghampirinya.

"Laila, tolong kau berikan ini pada Firhan di Pesantren, dan jangan lupa nanti kembali lagi ya ?" perintah Abah Faris diangguki oleh Laila.

Laila mengangguk senyum pada Raja kemudian pergi. Sedangkan Raja yang ingin bicara dengan Laila menoleh kesana kemari melihat keadaan apakah dia bisa keluar dari sana.

Raja lalu melangkah pelan agar tidak menimbulkan suara dan pergi keluar untuk menghampiri Laila. Saat sudah berada di depan Masjid, Raja melihat Laila keluar dari pintu samping kemudian memanggilnya.

"Hey Laila.."

Laila yang membawa kotak makanan ditangannya menoleh ke sumber suara dan melihat Raja disana. Dia lalu mendekat karena Raja melambaikan tangannya untuk menyuruhnya mendekat.

"Kau anak Pak Ustad itu ya ?" tanya Raja penasaran.

"Iyaa.. Ada apa ?" sahut Laila balik bertanya.

"Nggak cuma sekedar tanya saja.." balas Raja tersenyum.

"Oh iya, aku sudah tahu arti dari namaku.. Kemarin kau bilang ingin tahu arti nama ku kan ?" kata Laila berusaha biasa saja agar lebih akrab.

"Oh iya apa artinya ?"

Raja lalu duduk di sebuah pagar tembok untuk mendengar Laila bicara di hadapannya. Laila kemudian menelan ludahnya kasar untuk menetralkan lehernya agar tidak tersedak saat bicara.

"Eka Laila Naja artinya..."

Laila menjelaskan dengan detail arti dari nama yang Raja perintahkan padanya. Laila juga menjelaskan arti nama Raja Devanda yang sebenarnya secara detail.

Raja terus tersenyum menatap wajah Laila yang kalem dan ayu di hadapannya. Entah kenapa melihat Laila, hatinya merasa senang dan nyaman. Bahkan Raja selalu senyum-senyum sendiri jika mengingat Laila dikamarnya saat akan tidur.

...----------------...

Bersambung...

Bab 3

Setelah pulang dari kampung X, Raja yang ikut pulang bersama mobil Tiger hanya turun di halaman rumah saja. Dia mengambil motornya di garasi dan tak lupa memakai helm langsung tancap gas untuk menemui teman-temannya di tempat tongkrongannya.

"Lihat anak itu, baru saja sampai rumah sudah pergi lagi."

"Sudah, biarkan saja. Hari ini kan hari ulang tahunnya, siapa tahu dia ingin merayakan bersama teman-temannya ?"

Melisa berusaha menenangkan suaminya yang kesal melihat Raja selalu menghabiskan waktunya bersama teman-teman hingga malam hari.

*

Di kampung X, Laila sedang bersholawat karena besok akan ada lomba menyanyi di kampusnya. Dia mengikuti lomba tersebut dengan menyanyikan sebuah sholawat. Suara Laila terdengar hingga luar rumahnya.

Hingga tanpa dia sadari, Firhan yang baru saja datang karena di panggil oleh Abah Faris tersenyum sambil memejamkan matanya mendengar Laila bersholawat.

"Tumben Laila bersholawat Pak Ustadz ?" tanya Firhan setelah Abah Faris duduk menemuinya.

"Iya, besok akan ada lomba di kampusnya. Katanya dia ikut.." sahut Abah Faris.

"Ooh seperti itu, sayang sekali besok aku harus keluar kota. Jika tidak aku pasti akan melihatnya."

Kini Keduanya terus mengobrol sambil sesekali mendengarkan Laila bersholawat di kamarnya.

Sedangkan ditempat lain, Raja sedang mentraktir teman-temannya makan di sebuah Cafe karena dirinya ulang tahun hari ini.

"Eh Ja, kenapa sih lu betah banget jomblo ? Harusnya cowok ganteng kayak lu tuh udah punya dua cewek.." kata Erik yang juga membawa pacarnya disana.

"Iya Ja, lihat nih kita-kita. Bawa cewek masing-masing, nah lu ? Sendirian mulu tiap hari.." balas teman yang lain yang bernama Jaivant Indra yang biasa di panggil Ivan.

"Gue nggak sendirian, gue kan selalu ditemani kalian. Nih, gue juga lagi sama lu, lu pada.."

Raja dengan santai menjawab pertanyaan mereka, di hati Raja kini sudah di tempati Laila. Entah kapan dirinya mulai jatuh hati pada Laila, yang pasti setiap detik wajah Laila selalu terbayang di matanya.

*

Malam hari, Raja sudah sampai dirumahnya jam sebelas malam. Dia membuka bajunya di dalam kamar dan kembali keluar menuruni tangga karena ada yang terlupakan di dalam mobil milik Kakaknya itu.

Raja yang sudah masuk di dalam mobil mencari sebuah buku yang sengaja ia pinjam dari Laila pagi tadi. Setelah ketemu, dia lalu kembali menutup pintu mobil kemudian melangkah masuk ke dalam rumah melalui pintu samping.

Raja terus tersenyum sambil memeluk buku milik Laila, dia berputar-putar dengan membayangkan dirinya sedang berdansa bersama Laila. Raja menutup matanya masih terus memutar tubuhnya dan memeluk buku itu di ruang keluarga yang lampunya sudah dimatikan.

Sedangkan Melisa yang akan pergi ke dapur untuk mengambil minum, dia melihat ada seseorang di ruang keluarga sedang menari selayaknya orang berdansa.

Melisa lalu melangkah pelan agar tidak menimbulkan suara, dia menekan tombol saklar lampu di ruang keluarga agar bisa melihat siapa yang sedang menari.

Ceplek..

Raja terdiam dan menoleh ke arah tombol lampu dan melihat Melisa berdiri disana menatapnya dengan wajah penuh keheranan.

"Raja.. Kau sedang apa disini ?" tanya Melisa masih dengan wajah heran nya.

"Ah aku tadi ke garasi mengambil buku. Ini bukunya sudah ketemu, Ya sudah aku mau tidur dulu Kak.."

Raja melangkah cepat meninggalkan Melisa disana karena malu ketahuan sedang menari sambil memeluk bukunya.

"Raja.. Se.."

"Good Night Kak.."

Raja memotong ucapan Melisa dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Namun Melisa yang tak pernah melihat Raja bertingkah aneh seperti itu terus bertanya-tanya dalam hati.

"Kenapa dia ? Tumben nari-nari begitu ? Apa dia lagi mengigau ?"

Melisa menggelengkan kepalanya dan kembali mematikan tombol lampu kemudian melangkah pergi menuju dapur.

Sedangkan Raja yang sudah berada dikamar, menaruh buku yang sudah ia buka itu di wajahnya sambil berbaring terlentang. Dia merasakan keharuman parfum Laila dibuku itu, dia terus memejamkan matanya sambil menghirup bau wangi didalam bukunya.

"Lailaa..." lirih Raja terus memanggil nama Laila hingga sampai dia tertidur dengan sendirinya.

*

Pagi hari di kampus, Laila dan Bunga sedang bersiap untuk mengikuti lomba disana. Sekarang masih peserta lain yang sedang bernyanyi. Laila dengan wajah groginya menunggu nama nya di panggil oleh pembawa acara.

Tak lama Raja baru saja datang di sebuah gedung Aula yang biasa untuk acara kontes disana. Raja datang situasi masih gemuruh karena menyoraki peserta pria sedang menyanyi dengan suara yang begitu sakit didengar ditelinga.

Raja mengusir para penonton yang duduk di paling depan karena dirinya ingin melihat Laila tanpa dihalangi oleh seseorang dihadapannya. Saat baru saja duduk, Nama Laila di panggil untuk maju ke depan.

Para penonton yang di belakang menyoraki Laila hingga dia bingung harus mulai bernyanyi dari mana. Raja yang melihat itu langsung berdiri dan mencengkram kemeja penonton itu sambil mengancamnya.

"Hey, mulut mu yang jelek itu bisa diam tidak ! Aku kemari untuk mendengarnya bernyanyi, bukan mendengarmu bersorak ! Paham !"

Raja mengancam pria itu yang menyoraki Laila dengan nada mengejek. Raja yang sudah melihatnya terdiam lalu melangkah ke atas panggung untuk memberitahukan bahwa tidak ada yang bersuara selama Laila bernyanyi.

"Bisa aku bicara dengan mic yang kamu pegang sebentar ?"

Raja mengambil mic yang ada ditangan Laila untuk memperingati penonton agar diam selama Laila bersholawat.

"Dengar semua ! Aku sudah menyempatkan waktunya datang kemari demi mendengarnya bernyanyi. Jika aku mendengar ada yang bersorak ataupun bersuara selama dia bersholawat, maka aku akan merobek mulutnya sampai tak bisa lagi bicara ! Mengerti !"

Setelah bicara seperti itu kini Raja turun dari atas panggung setelah mengembalikan mic nya pada Laila. Laila yang diperlakukan seperti itu tersenyum senang, dia sengaja mengundang Raja saat pertemuannya di Masjid waktu meminjamkan bukunya pada Raja.

Setelah situasi tenang, Raja kembali berdiri untuk memerintahkan penonton memberikan semangat pada Laila.

"Semuanya beri tepuk tangan yang meriah untuk Laila.."

Raja yang masih berdiri juga ikut bertepuk tangan memberi semangat pada Laila. Setelah semuanya tenang dan duduk menatap Laila, kini Laila mulai bersalam dan menyanyikan sholawat dengan begitu merdunya.

Raja yang mendengar suara merdu Laila tersenyum kagum, Raja semakin dibuat terpesona dengan Laila. Tak lama Laila berhasil menyelesaikan nyanyiannya dan menunduk hormat sebagai tanda terimakasih pada penonton sudah mau mendengarkan.

Raja dengan spontanitas langsung berdiri menaiki kursi tempat ia duduk dan bertepuk tangan sambil memasukan dua jarinya di dalam mulut kemudian bersiul.

Semua penonton juga yang mendengar suara indah Laila ikut bersorak tepuk tangan karena Laila berhasil menyanyikan sholawatnya dengan begitu merdunya.

*

Selesai acara, Raja pergi ke kantin untuk mengisi perutnya karena sudah siang. Saat sedang memesan makanan, tak sengaja Laila juga akan memesan makanan disana.

"Laila.. Kau mau makan siang juga ?" tanya Raja sambil menyenderkan lengannya di etalase kantin.

Laila yang melihat Raja seketika menunduk dan menyahutnya dengan lembut.

"Iyaa.."

Raja yang mendengar Laila juga akan makan di kantin memilih untuk duduk bersama dengan Laila. Sedangkan teman lainnya di biarkan begitu saja di meja lain yang ada disana.

"Kau suka sekali mie ayam ya ?" tanya Raja memecahkan keheningan.

"Yaa dia suka sekali makan mie ayam, bahkan dia mampu menghabiskan dua mangkuk bakso jika sedang lapar.." sambung Bunga membuat Raja menarik bibir kirinya.

"Emm Laila siapa nama temanmu ini ?" tanya Raja pada Laila.

"Namanya Bunga.." sahut Laila singkat dan lembut.

Raja yang sudah tahu namanya menatap Bunga lalu bicara padanya dengan sopan.

"Bunga, aku bertanya dengan Laila. Jadi biar Laila yang menjawab, oke ?"

Bunga yang mendengar ucapan Raja langsung merapatkan bibirnya terdiam. Ternyata Raja tidak suka pertanyaannya pada Laila di jawab oleh orang lain.

Sedangkan Laila yang mendengar Raja bicara seperti itu pada Bunga melirik temannya disamping sekilas dan merasa sedikit canggung pada Raja karena secara terang-terangan bicara seperti itu pada Bunga.

...----------------...

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!