Pernikahan Kontrak Clara
01
Rumah sakit itu terasa sunyi, hanya terdengar suara mesin yang berdetak pelan di ruang perawatan VIP. Ibu Bara, seorang wanita yang dulu dikenal sebagai sosok yang kuat dan penuh semangat, kini terbaring lemah. Wajahnya pucat, dan tubuhnya tampak semakin rapuh.
Bara duduk di samping ranjangnya, tangannya menggenggam erat tangan ibunya yang dingin.
Ibu Bara
Bara.... (suaranya lemas)
Bara
Ibu... kamu harus kuat. Kita akan mencari dokter lain. Ada banyak pengobatan yang bisa membantu. Ibu harus sembuh.
Ibu Bara
Tidak ada waktu lagi, Bara. Ibu... tidak bisa bertahan lebih lama. Ada sesuatu yang perlu kamu lakukan... sebelum semuanya terlambat. (memandang dengan tatapan lemah)
Bara
Apa yang harus aku lakukan, Bu?
(cemas)
Bara terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Nama itu, Clara, begitu asing namun penuh makna. Clara adalah putri sahabat ibunya, sekaligus rekan bisnis keluarga mereka. Namun, untuk Bara, itu tidak lebih dari nama yang ada di catatan bisnis. Ia tidak pernah berpikir untuk menikah dengan Clara.
Bara
Clara? Kenapa dia, Bu?
Bara
Bu... aku sudah punya seseorang yang aku cintai. Aku tidak bisa menikah dengan Clara.
Ibu Bara
Clara, dia putri sahabat ibu. Dan ibu yakin Clara bisa mengurusmu dengan baik begitu ibu pergi nanti.
Bara
Ibu, ini... ini terlalu besar untukku. Aku tidak bisa begitu saja menikahi orang yang bahkan tidak aku kenal.
Ibu Bara
Bara, ini adalah permintaanku yang terakhir. Jika kamu sayang padaku, kamu akan melakukan ini. Untuk ibu.
Bara
Baik, Bu... Aku akan melakukannya. Tapi hanya untuk ibu. (suaranya pelan penuh penyesalan)
Ibu Bara
Terima kasih, Bara... aku tahu kamu adalah anak yang baik.
02
Clara, yang tinggal di luar Beijing, menerima telepon dari ibunya yang sudah memberitahukan hal yang sama. Ia merasa bingung, terkejut, dan tidak siap. Pernikahan dengan seorang CEO seperti Bara terasa seperti mimpi buruk, dan Clara tidak tahu bagaimana harus menjalani semua ini.
Clara
Ibu aku tidak mau menikah dengannya, orang yg bahkan aku tidak pernah lihat.
Ibu Clara
Clara, ini untuk masa depan kita. Kamu harus menikah dengannya. Keluarga kita dan bisnis kita bergantung pada pernikahan ini.
Clara
Tapi bu, ini terlalu mendadak. Aku tidak siap.
Ibu Clara
Clara, dengarkan ibu. Ini adalah jalan yang harus kita tempuh. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, dan untuk keluarga kita. Menikahlah dengan Bara, itu permintaanku.
Ibu Clara
Tidak Clara, pernikahanmu aku berlangsung minggu depan.
Ibu Clara
Kumohon, demi ibu... (memelas)
Clara
Ibu, aku tidak tahu bagaimana perasaanku. Tapi… jika ini yang ibu inginkan, aku akan melakukannya. Tapi aku minta ibu tahu, ini bukan keputusan yang mudah bagiku.
Ibu Clara
Iya sayang, ibu mengerti. Terimakasih Clara, kamu memang anak yg baik
03
Clara menatap dirinya di depan cermin, ia menggunakan gaun pengantin yang begitu mewah.
Clara
Kenapa aku harus menjalani ini? Kenapa aku harus menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah kutemui?
(dalam hati)
Clara
(Menatap wajahnya di cermin, mencoba meyakinkan diri)
Ini demi keluarga. Ini demi ibu. Aku tidak bisa mengecewakan mereka.
Tiba"bara masuk ke ruangan clara
Clara
Aku... aku rasa begitu. Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan. Ini semua terlalu cepat.
Clara
(Tersenyum pahit) Aku mengerti. Tapi aku merasa seperti aku hanya ada di sini karena kewajiban.
Bara
Benar. Ini memang hanya formalitas. Tidak ada yang lebih dari itu. Kita hanya melakukannya untuk menjaga hubungan bisnis keluarga kita. (tegas)
Clara
(mencoba menahan air mata) Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya, Bara. Ini terasa sangat berat.
Bara
*Langsung pergi mengabaikan Clara
Pernikahan itu akhirnya tiba. Clara berjalan pelan menuju altar, kaki terasa berat, seperti ada beban besar yang menggantung di dadanya.
Di depannya, Bara berdiri tegak. Sosoknya tinggi, mengenakan jas hitam rapi, dengan ekspresi datar yang sulit dibaca. Tidak ada senyuman, tidak ada sapaan lembut. Tidak ada yang menunjukkan bahwa ini adalah hari yang seharusnya bahagia.
Pendeta
Apakah kamu, Bara, bersedia menerima Clara sebagai istrimu, untuk menjalani hidup bersama dalam suka dan duka?
Pendeta
Dan apakah kamu, Clara, bersedia menerima Bara sebagai suamimu, untuk menjalani hidup bersama dalam suka dan duka?
Prosesi itu berlangsung dengan cepat. Mereka bertukar cincin, dan Clara merasakan beratnya cincin yang melingkar di jarinya. Tidak ada ucapan manis atau janji-janji penuh kasih. Hanya sekadar seremonial yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!