Terimakasih Untuk 735 Hari Yang Tak Pernah Menentu
pertemuan pertama
Namanya Azalea. Atau kita panggil saja dia Lea. Di sekolah, Lea masuk organisasi osis karena untuk mempersibuk dirinya. Meskipun begitu, Lea gak terlalu populer di sekolah. Lea juga pemurung dan sangat pendiam. Bahkan Lea gak pernah dekat sama cowo manapun selain saudara juga kerabat dekatnya.
Hingga suatu hari. Saat Lea sedang berjalan menuju kantin. Lea di teriaki oleh sekumpulan orang-orang yang ternyata teman se-organisasinya. Mereka berteriak menjodoh-jodohkannya dengan cowo kelas sebelah yang bernama Mahessa. Jelas Lea mengabaikannya karena baginya itu hanya candaan mereka. Dan Mahessa juga hanya menatap Lea dengan wajah tanpa ekspresi apapun.
1 bulan berlalu. Teman-teman se-organisasinya masih melakukan candaan mereka terhadap Lea. Namun kali ini Lea melihat cowo itu tersenyum malu saat Lea menatapnya balik. Meskipun Lea melihatnya dengan tatapan dingin.
Hingga suatu ketika ada rumor bahwa Lea dan Mahessa berpacaran. Lea yang mendengar rumor itu sangat merasa kesal karena dekat dengan Mahessa pun ngga apalagi sampai berpacaran.
Dari situlah. Entah ada angin darimana Lea berinisiatif mengirim pesan kepada Mahessa dan meminta untuk saling save. Lea mendapatkan nomor handphone Mahessa dari teman se-organisasinya yang selalu menjodoh-jodohkan Lea dengan Mahessa.
Namun, interaksinya hanya sampai dengan saling save nomor saja, tak lebih. Lea dan Mahessa masih selalu di jodoh-jodohkan apalagi di tambah dengan rumor mereka berpacaran. Dan Lea selalu bersikap cuek meskipun Mahessa terlihat sangat antusias saat Lea ada lewat di depannya. Dari kejadian Lea meminta save nomor kepadanya, Mahessa malah semakin seperti ingin mendekati dan semakin penasaran dengan Lea.
Hingga tibalah suatu ketika saat jam pulang sekolah tiba. Seperti biasa, Lea pulang naik angkot dengan teman dekatnya. Tak di sangka Lea dan Mahessa itu bertemu saat sedang menunggu angkot. Lea dengan temannya, Mahessa dengan temannya juga.
Saat ingin naik angkot, Lea dan Mahessa berebutan naik angkot terlebih dahulu karena kursinya tinggal cukup untuk 2 orang lagi. Sampai-sampai mereka terlihat tak akur oleh orang-orang di sekitarnya.
mahessa
E-eh!! Aku duluan dong yang naik. Aku kan yang berhentiin angkotnya.
Teriak Mahessa sambil memberhentikan Lea yang ingin masuk ke dalam angkot.
azalea
Ya terserah aku lah. Orang kursinya juga tinggal muat 2 orang lagi.
mahessa
Yaudah. Aku ngalah. Silahkan tuan putri bawel.
azalea
Kamu siapa berani-beraninya manggil aku dengan panggilan seperti itu?!
mahessa
Bodo amat. Suka-suka aku juga lah.
Lea pun mengabaikan itu kemudian masuk ke dalam angkot dengan temannya untuk pulang dan tak lupa Lea memberikan tatapan dinginnya kepada Mahessa.
Sesampainya di rumah. Lea menerima pesan masuk dari whatsaap-nya. Lea pun membuka pesan itu yang ternyata dari Mahessa.
mahessa
Kamu udah sampe rumah?
mahessa
Cuma nanya doang. Galak amat sih
mahessa
Oh iya. Nama kamu Azalea, kan?
mahessa
Tapi tadi aku denger teman kamu manggilnya Lea?!
azalea
Itu nama panggilan aku. Memangnya kenapa? Kalo gaada kepentingan ga usah chat aku. Ganggu banget.
mahessa
Yaudah iya. Cuma nanya doang. Sorry udah ganggu.
Lea pun hanya membaca pesan terkahir Mahessa tanpa membalasnya.
Mahessa merasa dia tak akan pernah bisa mengambil hati Lea. Dan Mahessa memutuskan untuk berhenti mengejarnya sejenak. Padahal perjuangan dia tak ada apa-apanya tapi sudah menyerah saja.
Hari demi hari berlalu. Mahessa hanya bisa memperhatikan Lea dari kejauhan. Dan teman-teman se-organisasinya Lea pun sudah tak menjodoh-jodohkan mereka lagi. Lea kembali merasakan kehampaan di hatinya setelah tak di jodoh-jodohkan dengan Mahessa lagi. Dalam hati kecil Lea, dia merasa menyesal karena sudah bersikap seperti kemarin-kemarin kepada Mahessa. Namun, Lea hanya memendam perasaan itu sendiri. Dan tanpa di sadari Lea juga selalu memperhatikan Mahessa.
Mereka selalu saling curi-curi pandang saat bertemu atau perpapasan tanpa sengaja. Namun Lea, dia selalu berusaha terlihat cuek demi melindungi hatinya. Sementara Mahessa selalu merasa dirinya benar-benar sudah tak ada kesempatan untuk memiliki hati Lea.
Lama kelamaan Mahessa mulai tak pernah memperhatikan Lea lagi.
Lea yang menyadari hal itu, langsung berbisik dalam hatinya bahwa ga akan pernah ada cowo yang benar-benar mencintainya.
Dari sinilah Lea dan Mahessa mulai saling menjauh seperti tak pernah ada interaksi apapun. Bahkan rumor tentang mereka berpacaran pun sudah hilang.
Lea dan Mahessa menjalani harinya seperti semula tanpa ada interaksi apapun di sekolah. Walaupun terkadang sesekali mereka berdua bertemu tanpa sengaja. Meskipun begitu, mereka selalu memalingkan wajah jika ada kesempatan untuk saling menatap.
Lea mulai tak fokus belajar. Dengan sekuat tenaga Lea mengendalikan fikiran dan hatinya agar tak mengingat semua kesalah pahaman telah terjadi beberapa bulan yang lalu.
Lea menyesal karena sudah meminta saling save nomor ke Mahessa.
Mau bagaimana lagi. Meskipun Lea ada keinginan untuk memblokir kontak Mahessa pun Lea gak bisa. Lea merasa berat hati jika untuk memblokir kontak Mahessa. Apalagi Mahessa gak pernah mengganggunya lagi semenjak chat terakhir minggu lalu.
Lea berbisik di hatinya...
azalea
Ayo ganggu aku lagi, ejek aku, temui aku di kantin sekolah, tatap aku, jangan nyerah kalo kamu benar menginginkanku. Aku kangen kamu, Mahessa.
Setelah beberapa menit Lea pun tertidur dengan raut wajah yang sangat tentram.
mahessa
Mahessa masih belum tidur. Mahessa berpikir keras. Kenapa Azalea selalu bersikap cuek? Kenapa Azalea seperti punya trauma? Apakah mungkin dia banyak menyembunyikan banyak trauma yang gak bisa dia ungkapkan?
mahessa
Sudahlah. Kenapa aku terlalu memikirkan azalea? Sadar Mahessa.
mahessa
Dia juga tak terlalu melihatku
Mahessa pun mencoba untuk tidur tapi tetap saja Mahessa memikirkan tentang Azalea
mahessa
Azalea. Kenapa kamu selalu menghantui pikiranku?
ucap Mahessa dengan nada lembut sambil menatap langit-langit kamarnya.
Yang kemudian menutup matanya dan tertidur.
tercium kebusukan?
Lea berharap kalau Mahessa masih ingin berjuang demi mendapatkannya. Tapi ternyata harapan Lea sangat salah. Mahessa malah mendekati teman dekat Lea yaitu Aurora. Padahal Aurora bukan hanya sekedar teman bagi Lea. Karena Lea sudah menganggap Aurora sebagai saudaranya sendiri.
Mulanya Mahessa mendekati Aurora lewat chattingan whatsaap yang berlanjut sampai di sekolah.
Di sekolah Aurora banyak berinteraksi dengan Mahessa. Bahkan dekat Azalea sekalipun.
Padahal Aurora tau Mahessa dulu suka dengan Azalea. Dan Azalea juga punya sedikit harapan pada Mahessa. Tapi Aurora malah melanjutkan kedekatannya dengan Mahessa.
Chattingan Mahessa dengan Aurora..
mahessa
save nomor aku, ya?
aurora
Dapet nomor aku dari siapa, hes?
mahessa
Kamu tadi di sekolah cantik bangett.
aurora
Ah, iya. Makasih banyak, hes.
aurora
Tumben. Emangnya ga chattingan sama Lea?
mahessa
Aku ga pernah deket sama Lea. Lagian aku cape ngejar-ngejar Lea.
aurora
Gitu, ya. Tapi Lea emang gitu orangnya, Hes. Kamj yang sabar aja.
mahessa
Gak. Aku udah lama lupain perasaan aku buat Lea. Aku mau mulai lembaran baru.
aurora
Gitu, ya. Yaudah. Mending kamu lupain aja Lea kalo emang bikin kamu sakit hati.
aurora
Aku bisa jadi teman kamu, kok.
mahessa
Emang boleh kita temenan?
aurora
Boleh lah. Kenapa nggak?
aurora
Temenan itu sama siapa aja. Yang penting ga fake.
mahessa
btw, kamu besok mau sekolah?
aurora
Iyaa, emangnya kenapa?
mahessa
Aku izin sakit. Tolong bilangin ke temen kelas aku ya? Kelas kita kan sekarang deket banget. Jadi aku minta tolong ke kamu. Boleh?
aurora
Oh, iyaa. Boleh dong.
Saat di perjalan menuju tempat pemberhentian angkot, Aurora cerita ke Lea tentang chattingannya dengan Mahessa. Lea pun terkejut mendengarnya dan bertanya-tanya kenapa mereka bisa dekat dan bisa sampai chattingan. Tapi Lea memendam semua rasa penasarannya sendiri dan mendengarkan semua cerita Aurora yang bilang Aurora gak suka Mahessa chat gak jelas ke dia.
Saat di angkot, Aurora masih bercerita tentang Mahessa hingga tiba di sekolah.
Saat di sekolah Aurora dan Azalea berpisah arah. Karena arah kelas mereka berbeda.
Suatu ketika, Lea diam di depan kelas dan melihat ke arah lapangan sambil menunggu seseorang lewat.
Yang ternyata Lea sedang menunggu Mahessa datang ke sekolah.
Tapi Lea gak tau kalo Mahessa gak akan sekolah.
Akhirnya Lea masuk ke kelas tanpa melihat Mahessa terlebih dahulu.
Saat Lea dan Aurora ingin menuju ke gerbang keluar, Lea ingin bertanya ke Aurora tentang kenapa Mahessa ga sekolah.
Tapi sebelum Lea menjawab, Aurora malah memberitahunya lebih dulu.
aurora
Ahh iyaa. Mahessa hari ini ga masuk sekolah karena izin sakit, ya?
azalea
Hah? Mahessa sakit?
aurora
Emang dia gak ada ngasih tau, kamu?
aurora
Bukannya dia sukanya sama kamu?
azalea
Dia gak suka sama aku.
aurora
Kan kita pulangnya barengan?!!!
Azalea pergi dengan langkah cepat menuju gerbang keluar.
Sementara Aurora memasang wajah heran. Namun pada hatinya dia tau. Lea pergi lebih dulu karena cemburu.
Tapi Aurora pura-pura tidak tahu.
Mahessa dan Aurora chattingan seperti biasa.
Sedangkan Lea sibuk belajar
chattingan Mahessa dan Aurora..
aurora
Aku lagi nyantai aja, nih.
mahessa
Gapapa. Cuma pengen tau aja.
mahessa
Hari ini kamu pengen cerita?
mahessa
Kalo pengen cerita, cerita sama aku aja.
aurora
Cuma makasih loh udah perhatian sama aku.
aurora
Gak pernah ada cowo yang perhatian kayak gini sama aku, hes.
mahessa
Aku kok gak percaya, yaa.
aurora
Kenapa. Kok ga percaya?
mahessa
Masa cewe secantik kamu ga pernah di perhatiin sama cowo?
aurora
Btw, gimana keadaan kamu sekarang?
mahessa
Iya udah lumayan membaik. Besok juga sekolah.
aurora
Ahh, iya. Bagus lah kalo gitu.
aurora
Kangen banget liat kamu di sekolah main voli.
mahessa
Emng kamu suka liat aku main voli?
aurora
Aku suka ikut Lea kalo dia pengen ke deket lapang voli.
mahessa
Ah, iya. Aku jadi inget.
mahessa
Lea kalo ke deket lapang voli dia mau liatin siapa, sih? Aku sering banget liat Lea di pinggir lapang voli. Cuma aku gak pernah liat kamu.
aurora
Ohh itu. Biasalah. Lea kan suka sama banyak cowo. Aku juga hampir gak tau berapa banyak cowo yang dia suka.
mahessa
Aku gak percaya sih kalo Azalea kayak gitu. Bahkan aku ga pernah liat dia deket sama cowo kalo di sekolah.
mahessa
Bahkan kata temen di organisasinya aja, Lea selalu ngejaga jarak dia sama cowo manapun.
aurora
Kamu gampang percaya sama omongan orang, hes. Kasian banget kamu di bohongin sama mereka.
Setelah mendengar ucapan itu dari Aurora. Mahessa berhenti mengetik sejenak dan berpikir bahwa Azalea ga mungkin kayak gitu. Mahessa kurang percaya Azalea kayak gitu karena Mahessa gak pernah liat Azalea bercanda sama cowo manapun. Bahkan menurut Mahessa, Azalea selalu bersikap dingin sama semua cowo yang mencoba mendekatinya.
Mahessa pun memberhentikan chattingannya dengan Aurora.
tercium kebusukan? 2
Azalea dan Aurora berangkat sekolah seperti biasanya.
Saat di sekolah Aurora mulai menunjukan kedekatannya dengan Mahessa di depan banyak orang termasuk Azalea.
Namun Lea selalu bersembunyi dalam sifat cueknya. Seolah dia tak peduli dengan apa yang dia lihat dan terjadi.
Aurora dan Mahessa benar-benar sudah semakin dekat. Bahkan sudah seperti orang yang berpacaran. Di sisi lain. Lea mulai sadar dengan apa yang dia lihat. Lea berniat untuk mengubur semua harapannya kepada Mahessa selama ini.
azalea
Aku lelah. Semua harus aku akhiri oleh diriku sendiri.
Ucap hati Lea sembari berjalan menuju perpustakaan.
Aurora memanggil-manggil Lea namun Lea mengabaikannya.
Mahessa yang terheran-heran dengan sikap Lea hanya bisa kebingungan.
Jam pulang sekolah pun tiba...
Lea pulang duluan tanpa menunggu Aurora. Lea merasa dirinya tak pantas untuk dicintai siapapun. Bahkan perasaan tak pantasnya ini lah yang selalu menghantui Lea dan membuatnya tak percaya diri.
Lea selalu merasa terbuang. Apalagi jika di sandingkan dengan Aurora.
Aurora seorang cewe yang feminime, cantik, elegant, rapih, ceria, suka tertawa, dan ramah. Sedangkan Lea kebalikannya. Lea seorang cewe sedikit tomboy, dingin, cuek, jarang tersenyum, tak banyak bicara, bahkan di kelasnya saja sering di samakan dengan awan mendung yang sangat suram.
Lea selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya. Namun, traumanya di masa lalu tak pernah hilang dalam ingatannya. Itu lah yang menghambat Lea untuk merubah hidupnya.
Lea hanya bisa meluapkan emosinya dengan cara menggambar dan melukis. Karena itu hobinya, sekaligus obat saat traumanya menghantui.
Mahessa dan Aurora kembali chattingan..
mahessa
Iyaa. Ada apa, Ra?
aurora
Boleh beliin aku martabak?
aurora
Lagi pengen banget martabak nih
mahessa
Aku masih kurang sehat
mahessa
Aku kuat kok buat belinya
mahessa
Asal buat kamu, Ra.
mahessa
Aku pergi dulu buat beli martabaknya. Nanti kalo aku mau ke rumah kamu, aku kabarin. Jam 20.00 juga aku pasti udah ada di depan rumah kamu.
mahessa
Jangan lupa buat share lokasinya. Ya, Ra?
aurora
Okee. Makasih banyak, hes.
mahessa
Iyaa. Belum juga nganterin martabaknya udah bilang makasih aja.
aurora
Ya, gapapa lah. Seneng banget akuu.
Mahessa pun bergegas pergi keluar untuk membeli martabak yang di inginkan Aurora.
Sementara Aurora menyuruh Lea untuk datang dan menginap di rumahnya.
chattingan aurora dan lea..
aurora
Kamu mau ga nginep di rumah aku?
azalea
ada apa nih tiba-tiba banget?!
aurora
ngga ada apa-apa sih. pengen kamu nginep aja di rumah aku. udah lama banget kita gak saling nginep.
aurora
dulu kan aku sering nginep di rumah kamu. sekarang gantian, kamu yang nginep di rumah aku.
azalea
aku kesana sekarang. Tungguin aku di luar rumah kamu.
aurora
Ih manja banget. Btw, rumah kita deket tau.
azalea
Kalo ga mau yaudah. aku ga jadi kesana.
aurora
Cepet, ya? Aku takut.
azalea
Nah kan. Kamu yang penakut, ra.
aurora
Iyaa iyaa. Kamu emang si paling berani.
Azalea pun meminta izin kepada orang tuanya untuk menginap di rumah Aurora.
Dan orang tuanya memperbolehkannya.
Azalea pun pergi ke rumah Aurora dengan menggunakan baju tidur yang lucu.
Baru kali ini Lea memakai pakaian tidurnya yang lucu.
Kini Lea sudah hampir dekat dengan rumah Aurora..
aurora
Nah. Nyampe juga nih, anak.
azalea
Anak-anak. Emang kamu bundaku?
aurora
Hehe, bercanda doang. Galak amat.
azalea
Ngga galak. Emang nada bicaraku gini.
aurora
Yaudah. Masuk, yuk?
Terdengar ada suara ketukan pintu dan suara seorang cowo yang mengucapkan permisi.
Aurora yang mendengar suara itu langsung bahagia dan sangat antusias. Sedangkan Lea malah takut kalo itu orang jahat.
Aurora langsung pergi untuk membuka kan pintu, dan Lea duduk di kursi sambil membaca buku.
Sewaktu Aurora membuka kan pintu. Azalea yang sedang membaca tergertak untuk menyusul Aurora karena merasa cemas dan takut orang jahat yang bertamu di malam hari seperti ini.
Saat Lea ke depan dan melihat...
Ternyata yang ada di depan rumah bersama Aurora adalah...
Ternyata dia yang bertamu malam-malam seperti ini ke rumah Aurora.
Seketika Lea ingin masuk kembali. Namun terlambat. Lea sudah di lihat oleh Mahessa.
Mahessa pun langsung memanggilnya..
mahessa
Kenapa kamu ada di rumah rora?!
Lea tak menjawab pertanyaan Mahessa dan langsung pergi ke dalam.
mahessa
Loh kok? Kok malah masuk?
aurora
Udah. Udah biarin aja.
aurora
Mungkin dia mau lanjutin baca bukunya.
mahessa
Ohh gitu, ya? Yaudah deh.
mahessa
Btw, kenapa Lea ada di rumah kamu?
aurora
Aku yang ngajak dia buat kesini dan nginep di rumah aku.
mahessa
Gitu, ya? Yaudah. Bagus deh. Kamu memang teman yang baik ya, ra?
aurora
Ngga ah biasa aja. Tapi makasih, hehe.
mahessa
Kalo gitu, aku pamit pulang ya?
aurora
Ohh, iyaa. Silahkan.
aurora
Btw, sekali lagi makasih ya untuk martabaknya.
mahessa
Iyaa, sama-sama. Ssmoga kamu suka, ra.
aurora
Aku pasti suka. Karena ini dari kamu, hes.
mahessa
Yaudah. Aku pergi dulu.
aurora
Iyaa. Hati-hati, yaa?
mahessa
Mahessa pun pergi dari rumah Aurora.
Aurora pun juga masuk ke dalam untuk menemui Lea dan memakan martabak yang di beri Mahessa tadi.
Lea sangat terlihat lebih cuek dari biasanya. Namun tetap peduli denan Aurora.
aurora
Aku bawa apa nih. Coba lihat.
aurora
Ini martabak dari Mahessa
azalea
Oh tadi dia kesini mau nganterin martabak buat kamu, ra?
aurora
Iyaa. Dia baik banget kan?
aurora
Pengertian banget. Padahal aku ga minta.
azalea
Baik banget dia sama kamu. Jangan-jangan dia suka sama kamu, ra.
aurora
Kalo iya, kamu gapapa?
aurora
Haha. Ngga, cuma bercanda doang.
azalea
Jangan bercanda aku ga suka, ra.
azalea
Ngga ah. Udah kenyang banget tadi abis makan dulu di rumah.
aurora
Gitu, ya? Yaudah deh. Buat aku aja semuanya.
azalea
Ya iya lah. Kan emang niatnya juga dia ngasih ke kamu.
Aurora pun memakan martabak yang di beri Mahessa dengan lahap. Sementara Lea sudah ingin siap-siap untuk tidur.
aurora
Loh? Kok udah mau tidur aja?
azalea
Aku udah ngantuk, ra. Aku duluan, ya?
aurora
Yaudah, iyaa. Selamat malam.
azalea
Selamat malam juga.
Sebenarnya Aurora sengaja mengajak Lea menginap di rumahnya agar Lea semakin cemburu dengan kedekatannya dengan Mahessa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!