“Lihatlah, dia pasti memiliki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu!”
“Benar. Oleh sebab itu dia tidak menikah sampai sekarang!”
“Apa dia tidak tahu malu? Dia sudah berusia 51 tahun dan putra angkatnya itu berusia 29 tahun, apa dia tidak malu menjalin hubungan dengan yang jauh lebih muda?"
Gosip tidak sedap mengenai dirinya, membuat Sandra harus memijit pelipis. Wanita itu, dia adalah Sandra Harris. Dia memang sudah tidak muda lagi karena saat ini usianya telah menginjak 51 tahun.
Sandra adalah perawan tua yang kaya raya. Dia memiliki beberapa perusahaan dan dia memiliki kehidupan yang luar biasa tapi dia tidak pernah menikah. Semua itu terjadi ketika dia dicampakkan oleh kekasihnya dan semenjak itu, dia tidak pernah ingin menjalin hubungan dengan siapa pun lagi apalagi menikah.
Kejadian itu pun dipicu karena Sandra memungut seorang anak jalanan dan mengadopsinya sebagai putranya. Keputusannya itu membuat dirinya dicampakkan oleh sang kekasih.
Bukannya terpuruk dengan keadaan, dia justru bertekad tidak akan menikah karena dia ingin fokus mengasuh putranya yang dia beri nama Jeffry Harris. Dia begitu menyayangi Jeffri, Sandra menjadi Ibu yang luar biasa bagi Jeffri dan dia memberikan segalanya untuk putranya.
Dia tidak peduli dengan orang-orang yang menentang dirinya karena dia merasa, keputusannya sudah tepat dengan mengadopsi Jeffri sebagai putranya. Tidak ada masalah yang terjadi selama ini tapi gosip tak sedap itu mulai muncul padahal sebentar lagi Jeffri akan menikah dengan kekasihnya yang adalah putri seorang konglomerat yang begitu berpengaruh di kota itu.
“Jangan memperdulikan gosip buruk seperti itu, Ma!” Jeffri Juga tahu. Ibunya sedang menjadi perbincangan hangat publik karena dianggap memiliki hubungan gelap dengannya.
“Gosip seperti itu tidak akan mempengaruhi Mama, Jeffry. Itu hanya gosip murahan tapi Mama khawatir gosip itu akan mempengaruhi hubunganmu dengan Leoni. Jangan sampai gosip buruk itu justru membatalkan pernikahanmu dengan Leoni.”
“Mama tidak perlu khawatir, aku dan kedua orang tuaku tidak akan terpengaruh sama sekali,” calon menantunya bersama dengan mereka.
“Mama tahu. Tapi jika kita membiarkan gosip itu maka akan mempengaruhi reputasi kita, Leoni.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita tidak mungkin membungkam mulut mereka yang menyebarkan gosip buruk itu mengenai hubungan kita, Ma!” Jeffri tampak sedikit frustasi. Dia tidak suka ada berbicara buruk mengenai ibunya karena mereka tidak tahu sama sekali tentang ibunya.
“Jika begitu Mama akan tinggal di luar.”
“Apa? Aku tidak akan mengijinkan!” Jeffri menghampiri ibunya, “Aku tidak akan mengizinkan Mama tinggal sendirian di luar apalagi Mama sudah tidak muda lagi. Mama harus tinggal denganku agar aku bisa menjaga Mama dengan baik!”
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku, Jeffry. Mama bisa ke panti jompo atau bisa tinggal bersama dengan seorang pelayan. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan Mama”
“Tidak, aku tidak akan pernah mengizinkan Mama tinggal di panti jompo dan aku tidak akan mengizinkan mama tinggal dengan seorang pelayan saja!” Orang yang telah memungutnya di jalanan dan memberikan status pada dirinya, mana mungkin dia membiarkan ibu angkatnya itu tinggal di panti jompo?
Dia akan menjadi anak durhaka yang tidak tahu diri dan dia akan menjadi perbincangan orang-orang karena dia akan dianggap tidak bisa membalas budi.
“Ya sudah, Jika begitu Mama akan menikah!”
“Apa?” Jeffri dan Leoni begitu terkejut mendengar keputusan yang dia ambil.
“Jika Mama menikah, maka ada yang menemani Mama. Dengan begini kau tidak perlu khawatir lagi dan gosip buruk itu akan reda.”
“Ya ampun, Ma. Usiamu sudah 51 tahun, siapa yang mau menikahi Mama lagi?” Apa Ibunya sudah gila dengan mengambil keputusan seperti itu?
“Hei, anak kurang ajar. Apa kau pikir ibumu ini tidak akan laku? Kau lihat Mama, apa Mama seperti nenek-nenek yang sudah berusia 51 tahun?”
“Bukan begitu, Ma!” Memang tidak dipungkiri ibunya memiliki rupa yang masih muda.
Sandra tidak seperti wanita berusia 51 tahun, dia justru seperti wanita yang baru berusia 35 tahun. Itu karena perawatan dan pola hidup sehat yang selalu Sandra jalani. Lagi pula dia tidak pernah terlibat dengan laki-laki mana pun setelah dicampakkan oleh mantan kekasihnya.
Bagi dirinya sumber masalah yang membuat wanita cepat tua adalah laki-laki. Semenjak tidak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki lagi, dia tidak pernah merasakan putus cinta dan dia pun tidak pernah merasakan dikecewakan oleh laki-laki. Karena wajahnya yang awet muda itulah, yang membuat gosip buruk itu mulai beredar.
“Lalu apa? Dengan menikah, gosip buruk tentang kita pasti akan berakhir!”
“Tapi siapa yang mau menikah dengan Mama? Jangan katakan Mama akan menikahi laki-laki yang jauh lebih muda dari Mama. Aku tidak akan setuju jika Mama melakukannya!”
“Tidak perlu khawatir, zaman sudah modern. Apa kau tidak tahu banyak situs jodoh zaman sekarang? Mau yang tua ataupun muda, bisa kita temukan di situs jodoh itu jadi serahkan kepada Mama, Mama akan mulai mencarinya di sana.”
“Apa?” Putranya kembali terkejut dengan keinginannya.
“Sudah. Jangan pikirkan keadaan Mama. Pikirkanlah pernikahan kalian berdua. Mama tidak ingin pernikahan kalian batal jadi segeralah rencanakan dengan matang. Mama akan mulai mencoba melakukan kencan buta dan mencoba mencari jodoh. Dengan demikian gosip buruk itu akan segera berhenti.”
“Ma, Mama tidak perlu melakukan hal ini,” Leoni mengusap lengan calon ibu mertuanya.
“Tidak apa-apa, Leoni. Mama hanya berusaha. Jika memang Mama menemukan jodoh di sana maka akan Mama jalani tapi jika tidak ada, tidak masalah. Bukan berarti Mama akan langsung menikahi orang yang Mama temui di situ jodoh itu.”
“Ma, aku kehabisan kata-kata!” Jeffri memijit pelipis. Ide gila ibunya membuatnya sakit kepala.
“Jeffry, kau sudah dewasa dan tanggung jawabku terhadap dirimu telah selesai. Sekarang aku ingin menikmati hidupku dan aku akan melakukan apa yang tertunda dulu. Meskipun usia Mama sudah 51 tahun, tapi belum terlambat bagi Mama untuk menikah dan mencari teman hidup.”
Jefri memandangi ibunya dan menghela nafas. Apa tidak ada cara lain yang bisa mereka lakukan untuk meredakan gosip murahan itu? Terus terang saja, dia tidak setuju ibunya menikah tapi dia juga tahu diri.
Gara-gara mengadopsi dirinya, ibunya ditinggalkan oleh kekasihnya dulu dan gara-gara dirinya, ibunya tidak pernah menikah. Sekarang, apakah dia harus mencegah ibunya yang ingin mencoba bahagia?
“Aku benar-benar tidak suka ide gila yang Mama!”
“Jangan menjadikan ini sebagai ide gila. Sudah lama Mama tidak pernah jatuh cinta lagi. Mungkin saja di usia Mama yang sudah senja, Mama justru menemukan pasangan hidup yang sesuai dengan Mama.”
“Aku akan membiarkan Mama melakukannya tapi dengan satu syarat, Mama hanya boleh menikah dengan pria yang aku restui. Jika aku tidak menyukai pria itu maka Mama tidak boleh menikah dengannya!”
“Oke. Tidak masalah!” Sandra tersenyum sedangkan putranya menggeleng. Ibunya justru seperti wanita 25 tahun yang sedang mencari pasangan hidup.
Dia harap ibunya tidak menemukan teman kencan di situs jodoh yang ibunya maksudkan agar ide gila ibunya untuk menikah tidak terlaksana.
Beberapa situs jodoh telah dipilih oleh Sandra. Dia telah mendaftarkan diri sebagai wanita single yang mencari pasangan hidup tapi dia tidak menggunakan nama asli karena dia tidak mau ada yang tahu jika dia menggunakan situs tersebut untuk mencari pasangan hidup.
Dia sangat tidak menduga jika banyak orang yang menggunakan situs tersebut. Pria lokal dan pria impor, semuanya ada dan dia bisa memilihnya sesuka hati walaupun pria yang dia pilih belum tentu menyukai dirinya.
Jeffri dan Leoni sedang pergi menyiapkan pernikahan mereka. Karena tidak ada yang dia lakukan jadi dia mencoba melihat beberapa pria single yang mencoba mencari pasangan hidup dari situs jodoh tersebut.
Sebagian dari mereka adalah duda yang sudah memiliki anak dan sebagian dari mereka membutuhkan pasangan hidup seperti dirinya. Tidak masalah, asalkan bukan suami orang maka hal itu tidak akan menjadi masalah bagi dirinya jika memang ada yang berminat padanya.
Sandra juga menuliskan jika dia seorang janda beranak satu. Tidak mungkin dia menuliskan perawan beranak satu karena hanya orang bodoh yang akan mempercayainya.
Cukup lama dia melihat para pria bujangan yang membutuhkan pasangan hidup dari situs jodoh itu sampai akhirnya dia tertarik dengan sebuah nama yang terasa tidak asing bagi dirinya.
Karena penasaran, Sandra menyapa pria itu dengan mengirimkan sebuah pesan.
“Hai, aku Angeline. Apa boleh berkenalan?” Pesan itu pun segera dia kirimkan.
Sandra mengira pesan yang dia kirimkan akan langsung dijawab tapi setelah dia menunggu begitu lama, tidak ada jawaban sama sekali.
“Dasar bodoh. Apa kau pikir semua orang tidak memiliki pekerjaan sepertimu, Sandra?” Dia bergumam pada diri sendiri karena dia merasa seperti orang bodoh yang menunggu jawaban dari pria asing yang tidak dia kenal. Tapi meski demikian, nama pria itu mengingatkan dirinya dengan seseorang di masa lalu.
Sudahlah, hari ini cukup sampai di sana. Lagi pula dia hanya iseng. Besok dia akan mencobanya lagi. Sandra memilih pergi untuk mengambil makanan sebelum dia menyibukkan diri dengan pekerjaan.
Pesan yang dia kirimkan rupanya telah dibaca oleh seseorang saat itu.
“Daniel, seseorang telah menyapamu!” Dua orang pria paruh baya berada di dalam sebuah ruangan.
Mereka berdua adalah sahabat baik tapi pria yang dipanggil Daniel itu, sedang berdiri di jendela sambil menikmati rokoknya.
“Apa maksud perkataanmu? Siapa yang menyapa?”
“Seorang wanita bernama Angeline. Dia ingin berkenalan denganmu, Daniel.”
“Apa maksud perkataanmu itu, Kevin?” Daniel berbalik dan memandangi sahabatnya dengan tatapan heran.
“Aku mendaftarkan dirimu pada sebuah situs jodoh.”
“Apa kau bilang?” Daniel berteriak karena terkejut.
“Hei, aku sedang membantu duda kesepian seperti dirimu untuk mencari pasangan hidup. Lagi pula sudah saatnya kau melupakan mantan istrimu itu. Anak-anakmu juga sudah besar, tidak ada salahnya kau mencari seorang wanita yang akan menemani masa tuamu!”
“Kau gila, Kevin!” Daniel melangkah menghampirinya dan mematikan api rokoknya di atas sebuah asbak yang berada di atas meja.
“Sudah aku katakan jangan melakukan lelucon seperti ini. Kita sudah tua dan tidak muda lagi, untuk apa mencari jodoh lewat situs seperti itu. Bukankah itu sangat memalukan?” Meski dia duda tapi dia tidak berminat untuk menikah lagi.
Pria itu adalah Daniel Anatoli. Dia seorang CEO perusahaan terbesar di kota itu. Usianya sudah 52 tahun dan dia telah memiliki dua orang anak tapi dia bercerai dengan istrinya beberapa tahun yang lalu karena istrinya berselingkuh dengan supir pribadi mereka.
Meskipun usianya sudah 52 tahun, tapi dia memiliki tubuh yang gagah dan atletis. Seluruh rambutnya yang sudah berwarna putih menjadi daya tariknya sehingga membuatnya terlihat tampan dan tak kalah dengan anak muda yang lain.
Dia terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga membuat istrinya bermain api di belakangnya akibat merasa kurang diperhatikan oleh dirinya. Bagaimanapun istrinya jauh lebih muda dibandingkan dirinya dan hal itulah yang memicu perselingkuhan itu terjadi.
“Ayolah, ini hanya untuk iseng saja. Lagi pula aku tidak memintamu untuk langsung menikah dengan wanita yang kau kenal di situs jodoh itu, cukup berkencan saja. Cobalah sedikit terbuka agar kau melupakan bayang-bayang istrimu!”
“Ck, aku tidak berminat sama sekali untuk melakukan kencan buta dengan wanita manapun!”
“Apa kau yakin?” Kevin melirik dirinya lalu melihat biodata wanita yang mengirimkan pesan untuknya.
“Hei, wanita ini cukup cantik. Mesti usianya sudah 51 tahun, tapi dia memiliki rupa yang cukup cantik. Apakah kau tidak ingin coba-coba menemuinya?”
“Tidak. Jangan membuat aku malu dengan melakukan hal seperti ini.”
“Sayang sekali. Aku akan coba menyapanya!”
“Kevin, sebaiknya kau berhenti!” Daniel mencegah sahabat baiknya tapi Kevin sudah membalas pesan yang dikirimkan oleh Sandra.
“Sudah aku katakan, jangan lakukan!” Dia tidak sudi mencari jodoh dengan cara mengikuti situs seperti itu.
Daniel mendekati Kevin untuk menghentikan kegilaannya tapi tanpa sengaja dia melihat rupa wanita yang dimaksud oleh Kevin. Daniel sedikit terkejut, rupa yang tidak begitu asing. Meski dia sudah tua tapi dia tidak akan pernah melupakan rupa wanita yang pernah mengisi hatinya dulu.
“Sandra?” Nama itu terucap begitu saja. Tidak mungkin. Apa wanita itu benar-benar Sandra?
“Wow, siapa Sandra? Apa kau mengenal wanita ini?”
“Perlihatkan padaku rupanya lebih jelas!” Dia ingin memastikan apakah wanita itu Sandra Harris atau bukan.
Kevin melakukan apa yang dia inginkan. Foto Sandra diperbesar supaya Daniel dapat melihatnya dengan jelas. Pria itu benar-benar terkejut karena wanita itu adalah Sandra Harris, wanita yang pernah mengisi hatinya dulu ketika mereka berdua mengenyam pendidikan di sekolah yang sama.
Sandra adalah adik kelasnya. Dia gadis yang begitu populer. Begitu banyak laki-laki yang menyukai dirinya. Pada saat itu, dia sempat menjalin hubungan dengan Sandra tapi sayangnya tidak berlangsung lama karena Sandra pergi tanpa kabar.
“Apa kau mengenal wanita ini, Daniel?” Rupa Sandra sudah terpampang jelas di depan layar komputer dan Daniel tak melepaskan pandangannya dari wanita itu. Meski sudah tua tapi Sandra tetap cantik seperti dulu dan tidak dipungkiri wajahnya memang awet muda sejak dulu.
“Buatkan jadwal agar aku dapat bertemu dengannya, Kevin!” Kini dia jadi tertarik karena dia ingin bertemu dengan Sandra.
“Hei, bukannya tadi kau tidak mau?”
“Aku berubah pikiran!” Daniel melangkah pergi, dia kembali berdiri di depan jendela sambil mengingat kenangan yang pernah dia lewati dengan Sandra.
Entah wanita itu masih mengingatnya atau tidak, tapi anggap pertemuan mereka nanti menjadi acara reuni yang tidak pernah mereka lakukan selama puluhan tahun lamanya.
Tiba-tiba dia sangat menantikan, bertemu lagi dengan sang Primadona sekolah yang sempat menjadi miliknya dulu.
Sandra tidak menduga jika pesan yang dia kirimkan dibalas oleh pria dari situs jodoh itu. Padahal dia hanya iseng saja karena merasa nama yang tidak asing tapi keisengannya justru membuahkan hasil.
Dia bahkan membuat janji temu dengan pria itu nanti siang di sebuah restoran. Dia rasa tidak buruk. Anggap ini sebagai pemanasan sebelum dia benar-benar bertemu dengan pasangan ideal yang cocok dengannya.
Jeffry mengetuk pintu kamar ibunya untuk mencari keberadaan sang ibu karena ada yang hendak dia bahas mengenai pernikahannya dengan Leoni. Ada beberapa hal yang harus sampaikan dan tentunya dia membutuhkan persetujuan ibunya.
“Ma, apa kau sedang sibuk?”
“Tidak, masuk saja!”
“Aku hanya ingin berbicara sebentar!” Pintu kamar dibuka, Jeffri memandangi ibunya dengan pandangan curiga karena ibunya terlihat begitu rapi seperti ingin pergi ke suatu tempat.
“Apa Mama ingin pergi ke kantor?” Jeffri menghampiri ibunya yang sedang sibuk menggulung rambut.
“Tidak. Apa penampilan Mama seperti orang yang ingin pergi ke kantor?” Sandra melihat penampilannya sejenak dan dia merasa tidak ada yang salah.
“Jika Mama tidak ingin pergi ke kantor, lalu kenapa berdandan begitu rapi?”
“Bagaimana dengan penampilan Mama, Jefry?” Sandra beranjak, lalu memperlihatkan penampilannya pada putranya.
Rambutnya sudah digulung dengan rapi. Dia menggunakan sebuah kemeja putih, dipadukan dengan rok pendek sampai di atas lutut yang berwarna abu-abu. Tadinya dia ingin menggunakan gaun tapi karena dia sudah tidak muda lagi jadi dia rasa menggunakan pakaian seperti itu lebih baik.
“Penampilan Mama seperti biasa, tidak ada yang aneh!” Jeffri semakin curiga saja dengan ibunya.
“Baiklah jika begitu, sekarang Mama jadi percaya diri.”
“Ma, sebenarnya kau mau pergi ke mana? Apa kau ingin pergi arisan bersama dengan teman-temanmu?” Ibunya memang suka pergi bersama dengan sahabat sosialitanya untuk menghabiskan waktu bersama dengan mereka.
“Tidak, Mama ingin pergi berkencan.”
“Apa?” Ucapan ibunya membuat Jeffri berteriak.
“Sstt, tidak sopan berteriak seperti itu!”
“Ma, jangan bercanda. Kau ingin berkencan dengan siapa?” Jefri memijit pelipisnya. Ibunya sudah seperti sedang mengalami puber kedua.
“Tentu saja pergi berkencan dengan laki-laki yang Mama kenal dari situs jodoh. Memangnya kau pikir Mama akan berkencan dengan siapa?”
“Astaga, Ma?” Jeffry kembali memijit pelipisnya, “Jadi Mama benar-benar menggunakan situs jodoh untuk menemukan teman kencan?” Dia jadi kehabisan kata-kata karena tingkah ibunya.
“Tentu saja. Kau tidak mungkin mau membantu Mama untuk mencarikan Mama seorang jodoh. Lagi pula semua sahabatmu masih muda. Apa Mama boleh berkencan dengan brondong?”
“Please, Ma! Jangan semakin membuat gosip buruk tentang kita semakin buruk!”
“Oleh karena itulah, Mama mencari jodoh dari situs jodoh dan mama telah menemukan seorang teman kencan yang akan menghabiskan waktu dengan mama sebentar lagi. Tidak perlu khawatir, umurnya lebih tua satu tahun dari Mama.”
Jeffri menghela nafas, apalagi yang bisa dia katakan? Ibunya telah memutuskan dan benar-benar mencari jodoh dari situs online. Meski dia tidak suka tapi dia hanya mendukung apa yang ibunya lakukan.
“Siapa pria yang akan berkencan dengan Mama. Tunjukkan fotonya padaku, aku ingin melihatnya!” Dia harap ibunya tidak bertemu dengan seorang penipu.
“Duh, Mama lupa meminta fotonya, Jeffry.”
“Jika begitu Mama tidak boleh pergi. Aku tidak akan mengijinkan Mama pergi menemui pria asing yang tidak pernah kita temui sebelumnya. Bagaimana seandainya orang itu adalah penipu dan dia memanfaatkan keadaan untuk menipu Mama?”
“Kau tidak perlu khawatir, kami sudah berkomunikasi melalui pesan dan Mama rasa dia bukan orang jahat.”
“Hanya berkomunikasi melalui pesan saja. Jangan terlalu percaya dengan orang asing, Ma!”
“Sudah, tidak apa-apa. Lagi pula kami akan bertemu di tempat terbuka dan ibumu ini bukanlah orang bodoh meskipun aku sudah tua dan sedikit pikun jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan Mama. Sekarang, untuk apa kau mencari mama dan bagaimana persiapan pernikahanmu dengan Leoni?”
“Semua berjalan dengan baik tapi aku rasa aku harus membeli sebuah mobil baru karena mobil lamaku mogok di tengah jalan. Jika mama tidak mengizinkan maka aku akan tetap bertahan dengan mobil itu.”
“Bodoh!” Sandra menghampiri Putra angkatnya dan mengusap wajahnya, “Kau adalah putraku jadi kau tidak perlu menanyakan hal seperti ini padaku. Semua yang aku miliki akan menjadi milikmu di kemudian hari, Jeffry. Jadi untuk masalah sepele seperti itu kau tidak perlu bertanya kepada Mama.”
“Tapi aku tetap membutuhkan persetujuan Mama.”
“Anak baik!” Sandra memeluk putranya dan kembali berkata, “Mama harap kau bahagia dengan Leoni.”
“Aku juga berharap Mama bahagia jadi aku mohon pikirkanlah dengan baik mengenai keinginan Mama yang ingin menikah.”
“Jika kau ingin Mama bahagia, maka biarkan Mama mencobanya. Belum terlambat bagi Mama untuk menemukan pasangan hidup.”
“Baiklah. Tapi sesuai dengan perjanjian awal, jika aku tidak menyukai pria pilihan Mama maka Mama tidak boleh menikahinya!”
“Itu bukan masalah. Sudah waktunya Mama pergi,” Sandra melepaskan putranya dari pelukan dan berjalan menuju ranjang. Dia mengambil tasnya juga mengambil kemeja yang dia etakkan bersama dengan tasnya.
Jeffri hanya bisa memandangi kepergian ibunya sambil menggeleng. Ide ibunya benar-benar gila dan semua itu gara-gara gosip buruk akan mereka. Harusnya ibunya tidak memikirkan gosip itu. Mungkin dengan demikian, ibunya tidak perlu melakukan hal gila itu.
Sandra pergi ke restoran yang sudah ditentukan oleh Daniel. Seharusnya dia meminta foto asli Daniel tapi dia lupa melakukannya. Tidak masalah, dia tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu.
Daniel yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya pun, telah datang. Dia mencari sosok wanita menggunakan kemeja putih dengan rambut ikal berwarna coklat.
Tidak sulit menemukannya, Sandra terlihat sedikit mencolok meskipun wanita itu sedang duduk membelakangi dirinya. Daniel bergegas menghampiri. Jantungnya jadi berdebar tapi bukan karena penyakit. Setidaknya dia memiliki pola hidup sehat dan rajin berolahraga.
Semakin dekat dia semakin merasakan debarannya dan dia pun semakin tak sabar untuk segera menyapa Sandra. .
“Sandra, apa itu kau?” Panggilannya membuat Sandra terkejut. Sandra mendongak untuk memandangi siapa yang baru saja memanggilnya. Kedua mata terbelalak, Sandra pun refleks beranjak dari tempat duduk.
“Daniel?” Nama itu terucap dan rupanya dia tidak melupakan pria itu sama sekali dan masih mengenali dirinya walaupun mereka sudah puluhan tahun tidak bertemu.
“Senang kau masih mengenal aku, Sandra.”
“Kenapa kau ada di sini?” Sandra melihat sekitarnya.
“Apa kau tidak tahu?” Daniel tersenyum, “Aku laki-laki dari situs jodoh itu.”
“Wait," Sandra memandangi Daniel untuk sejenak sampai akhirnya dia menyadari apa yang pria itu katakan, "What?” Kini Sandra sangat terkejut.
“Salam kenal, Sandra,” Daniel kembali tersenyum, sedangkan Sandra terlihat bingung. Apa tidak salah?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!