...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Eldhora adalah sebuah kerajaan yang makmur dan juga tentram. Walau memiliki bangsawan yang bersinggungan dengan rakyatnya, kerajaan ini bisa aman sampai sekarang karena para pahlawan
Seabad yang lalu, dimana kerajaan masih menganggap penyihir adalah pembawa sial dan bangsawan memimpin kerajaan dengan kejam
Seorang penyihir yang dulunya baik tapi kedatangannya ke Eldhora rupanya merupakan pilihan salah. Dengan sihir kegelapan nya, dia membawa kekacauan dan keputusasaan
Seluruh wilayah di Eldhora tak ada satupun yang hilang dari pandangannya. Semua rasa kebencian yang dibuat oleh bangsawan Eldhora kepada para penyihir dibalaskan
Tapi kegelapan tak bisa selamanya menguasai negri. Untuk itu ada kelima pahlawan yang melindungi Eldhora
Darian Aranthor. Sang kaisar Eldhora yang merasa menyesal karena dia sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di Eldhora saat ini. Dirinya terlalu memikirkan cara agar menjadi kaisar tapi lalai memperhatikan rakyatnya
Gallagher Valor. Seorang ksatria terkemuka yang memiliki banyak bekas luka di wajahnya, menggambarkan pengalaman-pengalaman yang sudah ia lalui selama hidup. Dia merupakan pengikut setia kaisar
Kael Ignarion. Dia datang dari dunia roh karena rasa cintanya pada Eldhora. Dengan kemampuan spiritual nya dia membawa hampir seluruh warga dunia roh untuk membantu
Elysia Novamurie. Seorang penyihir yang juga menjadi korban, namun dia sangat tahu apa yang terjadi saat ini salah. Dia bersumpah untuk setia pada Eldhora dan menciptakan kedamaian
Dan Lucien Verdia. Dulunya dia menjadi orang paling jahat di penjara, tapi sekarang menjadi seorang ahli ilmuan yang menciptakan perpaduan sihir. Dia menjadi bagian paling penting di pertarungan. Walau memiliki sikap buruk, beliau tunduk pada kaisar dan terus membela negri
Pertarungan sengit dan paling besar yang pernah ada di sejarah terjadi. Namun mereka berlima bahkan tidak cukup untuk menghentikan kekuatan gelap
Dengan terpaksa, Darian memimpin sebuah ritual untuk menyegel kegelapan dan memberikan petuah pada keturunannya untuk selalu melindungi negri
Tapi, bagaimana jika sejarah terulang kembali?
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Di sebuah istana kerajaan yang bernuansa perak dan putih, tengah diadakan sebuah acara pernikahan yang cukup megah
Banyak kereta kuda yang berdatangan membawa Duke dan Duchess dari kerajaan lainnya
"Nona Esther." Gadis yang tadinya melamun melihat rumahnya mulai penuh seketika terkejut saat pengurus istana memanggilnya
"Aru!. Kenapa mengagetkanku begitu?!" Laki-laki bersurai biru malam itu menaikkan kacamatanya
"Saya bahkan tidak berteriak. Anda yang melamun kan nona?"
Esther kelabakan dan menghela nafas
"Aku hanya tidak suka rumahku jadi sesak begini." Aru ikut melihat dari lantai dua
"Ini adalah acara pernikahan kakak pertama anda. Anda seharusnya mendukung bukannya mengeluh di hari pentingnya."
"Hmm, kau benar sih. Hey hey, sini dulu." Esther memanggil Aru untuk berbisik
"Yang ayah katakan soal aku akan dikirim ke asrama itu ... betul?"
"Betul nona."
Esther tersenyum kikuk. Hall istana saat ini dipenuhi oleh para bangsawan yang langsung mengobrol dengan sesama bangsawan dan para pelayan yang memberikan segelas minuman
Genevieve. Sebuah keluarga yang dibilang memiliki keturunan perempuan paling banyak. Mereka adalah satu-satunya bangsawan yang aman tentram, tidak seperti keluarga kerajaan lainnya yang dengan mudah memiliki rumor jelek atau musuh
Untuk generasi yang sekarang, raja Kingston dan ratu Caroline dianugerahi lima putri sekaligus
Anak pertama adalah Seline Genevieve. Wanita 25 tahun yang saat ini akan menikah dengan pangeran penerus keluarga ksatria barat, Ragaer Malvino
Anak kedua, Isabella Genevieve. Wanita 23 tahun yang sering menjadi incaran banyak lelaki karena paras cantiknya. Dia berkeinginan untuk menjadi penyihir yang bisa menyembuhkan banyak orang, untuk itu dia mempelajari dunia pengobatan
Anak ketiga, Deandra Genevieve. Wanita 20 tahun yang saat ini mengemban pekerjaan keluar kerajaan untuk membantu para roh agar bisa hidup di Eldhora dan melindungi hewan-hewan fantasi yang hampir punah
Anak keempat adalah Estheria Genevieve. Dia baru saja menginjak usia 17 tahun beberapa bulan lalu. Berbanding dengan seluruh saudarinya yang ingin dikenal publik, dia lebih suka menyembunyikan identitas dan berbaur dengan para rakyat. Keinginannya bukan untuk menjadi ratu, tapi menjadi ksatria seperti sang nenek
Dan yang terakhir, Ophelia Genevieve. Gadis berusia 16 tahun yang punya otak pintar diatas rata-rata. Segala macam pertanyaan bisa dia jawab. Kemampuannya ada di bidang alkemia, tapi sayangnya dia terlahir sebagai bangsawan angkuh
"Esther!" Isabella datang berlari membuat Esther terkejut
"A-apa?"
"Acara pernikahannya sudah selesai. Kak Seline dan pangeran Ragaer resmi jadi pasangan kan?!"
"I-iya?"
"Haha mereka benar-benar cocok ya. Suatu hari aku juga ingin menikah dengan pangeran tampan dan punya cerita dongeng!" Esther menatap datar dan memajukan wajahnya
"Tapi bukannya kau yang terus menolak para lelaki?. Bagaimana mau punya cerita dongeng kalau kau saja tak ada pasangan?!"
Isabella terkekeh, setelahnya dia pamit pergi dengan bersenandung riang. Esther menggeleng, walau begitu dia beruntung kakaknya itu seorang pemilih. Kalau dia sembarang memilih pangeran maka kerajaan mereka bisa saja hancur
"Ibu?. Mau kemana?" tanya Esther melihat sang ibu yang keluar kamar
"Hm?. Tentu saja menyapa para tamu. Bagaimana kalau kamu ikut?"
"Ahh mereka kan gak kenal aku, jadi-." Caroline segera menarik putrinya itu dan turun dari lantai dua
"Semuanya mohon perhatian!" Esther menelan ludahnya ketika perhatian seluruh bangsawan itu teralihkan pada dirinya
"Perkenalkan ini putri keempatku, Estheria Genevieve yang akan masuk ke Alarice Academy minggu depan!"
"..."
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
"Selamat datang di Alarice Academy!. Sekolah paling bergengsi dan menjadi tempat masa depan kerajaan!. Saat ini tengah dimulai semester baru!. Apakah mereka bisa membawa kejayaan untuk kerajaan kita?!"
Esther menatap datar si penyiar acara, padahal suaranya sudah nyaring seharusnya tak perlu diberi mic dan lagi ucapannya aneh. Mata Esther kembali menatap gedung besar tapi juga terlihat sudah sangat lama yang hanya berjarak dengan gerbang
Seketika dirinya menciut dan mundur, tapi Aru ada disana dan menahan kedua pundaknya
"Nona anda tidak bisa kembali."
"Ah tapi aku gak mau. Bukannya cukup Ophelia aja ya." Aru menghela nafas dan membawa barang majikannya itu
"Akan saya temani, ayo!" Esther menarik nafas kemudian menyambut uluran tangan Aru
Mereka berdua segera masuk ke wilayah sekolah dimana ada banyak murid baru yang juga sama sepertinya. Esther merinding melihat beberapa murid yang melayang tengah mengobrol di dekat air mancur
"Kok bisa?!" Aru melirik
"Dasi dan bawahan biru. Mereka dari asrama Ignis, tempatnya para roh yang diberi kesempatan kedua untuk sekolah."
"Tetap saja aku merinding."
"Permisi tuan dan nona!. Saya Casper yang akan mengantarkan barang anda ke kamar."
"Ah bukannya harus mengambil almamater asrama dulu?" kata Aru
"Tidak tuan. Saya ingat wajah para murid baru, mari biar saya antarkan barangnya nona. Setelah mengambil almamater anda bisa ikut sarapan di aula utama."
Seperti namanya, Casper adalah roh yang bertugas menjadi pengangkut dan pengantar barang atau apapun itu sesuai perintah. Aru melirik datar pada nonanya yang berlindung sambil menatap ngeri
"Nona mereka bukan hantu."
"A-aku tak takut pada hantu kok!" Esther langsung berjalan pergi dengan angkuh membuat Aru tersenyum kecil
Esther melihat anak-anak yang sudah mendapat almamater baru
"Hmm, bagaimana caranya membedakan asrama?. Almamaternya hanya berwarna hitam!"
"Lewat dasi dan bawahan. Anda lihat kan tadi yang berwarna biru dari asrama Ignis, yaitu para roh. Warna ungu dari asrama Novare atau tempatnya para penyihir. Warna abu-abu tempatnya para ksatria, Valora. Warna hijau untuk para ilmuwan, Alkemis. Dan warna coklat untuk bangsawan, Roylt."
"Hee kau tau banyak Aru, kenapa kau tidak masuk sini?"
"Saya hanya rakyat jelata yang tidak bisa masuk ke asrama manapun, nona."
Esther mengangguk paham. Mereka kemudian berbelok dan masuk ke tempat yang seperti koperasi tapi penuh dengan benda antik disana
"Permisi, saya mau mengambil seragam atas nama Estheria Genevieve."
Wanita bertopi penyihir itu membuka bukunya tanpa menyentuh
"Hmm, Genevieve ya. Waktu itu juga ada anak gadis bernama sama, tapi dia begitu sombong dan angkuh!"
Esther terkekeh kikuk
'Dasar Ophelia!'
"Tolong jaga bicara anda. Mereka adalah keluarga kerajaan yang langsung berhubungan dengan kaisar." Esther mencoba menghentikan Aru
"Ha?. Lalu apa urusannya denganku?. Aku Thalora, penyihir yang sudah bekerja puluhan tahun di Alarice!. Aku melawan banyak bangsawan manja seperti kalian kau tau?!"
Esther langsung maju ketika Aru ingin protes
"Ah maaf atas ketidaksopanan adik saya, dia hanya tidak terbiasa dengan suasana baru. B-boleh saya ambil seragamnya?"
"Hmm, terserah lah. Roylt!" serunya
Di belakang Thalora ada beberapa loker yang walau terlihat kecil tapi dapat memuat banyak seragam. Salah satu darinya terbuka dan satu seragam melesat keluar. Dia membuka memperlihatkan bentuk seragam itu pada Esther
"Kau suka?!" Esther lagi-lagi menahan tangan Aru
"Iya saya suka terimakasih banyak~." Thalora diam mendapat senyuman manis Esther
"Hmm, bergantilah disana. Selanjutnya!"
"Aru kau tunggulah diluar, oke?" Aru menghela nafas dan mengalah
Esther masuk ke ruang ganti yang berada di pojok tempat koperasi itu. Sejenak dia tersenyum melihat pantulannya di cermin, tapi kemudian dahinya mengernyit
"Kenapa almamater nya lebih panjang?!" serunya pada Aru setelah keluar
Aru menatap datar, entah kenapa dia tidak terkejut
"Itu sebagai simbolis kalau anda adalah bangsawan. Dulu waktu generasi Yang Mulia, seragam Roylt bahkan memiliki emas disetiap seragamnya." Esther cengo
"Oke aku akan terbiasa. Ah kau boleh pulang sekarang Aru, aku harus ke aula utama kan?" Esther merapikan pakaiannya dan menyadari Aru yang tak kunjung beranjak
"Aru, aku akan baik'saja. Kau kan yang paling mengenalku selama lima belas tahun kita berteman. Aku akan menemui di liburan musim panas nanti."
Aru tersenyum kecil dan mengangguk, dia kemudian pergi dengan Esther yang melambaikan tangannya heboh
"Emm... tapi aula utama dimana?"
"Apa kau anak baru?"
Esther terkejut bukan main dan langsung melayangkan kakinya ke belakang, matanya terbelalak melihat pria berambut hitam legam itu yang menatapnya dingin
Sontak dia menurunkan kakinya dan menjaga jarak
"Begitukah kau menyapa orang baru, tuan putri?"
"M-MAAF!" Esther membungkuk 90 derajat. Sekali lihat juga tahu kalau pria itu orang penting di akademi
"Kau anak baru?. Harusnya sekarang ke aula utama."
"A-anu, saya tidak tau dimana aulanya."
"Kalau begitu ikut denganku."
"Baik!"
Pria itu melirik Esther yang mengekor sambil menatap sekeliling dengan mata berbinar
"Kita sampai." Esther tersentak dan mengangguk sopan
Pintu besar nan megah itu akhirnya terbuka hanya dengan jentikan jari pada pria itu. Semua yang ada di aula tersebut seketika menatap mereka
"Duduklah disana dan makan dengan tenang," tuturnya seraya berjalan ke depan
Esther menyadari pria itu yang duduk di salah satu kursi para guru, seketika dia mengumpati dirinya sendiri dalam hati. Dengan sangat perlahan di pergi ke meja sebelah kanan yang memakai taplak berwarna emas dan gambar mahkota
"A-aku boleh duduk disini hehe?"
"Kau lihat kursinya kosong kan?. Duduk saja." Esther berterimakasih walau mendapat tatapan judes dari anak-anak satu asrama dengannya
Seorang pria paruh baya dengan jenggot panjang yang duduk di tengah para guru berdiri kemudian menepuk tangannya. Pintu depan terbuka dengan keras dan para pelayan laki-laki maupun perempuan datang membawakan makanan
"Sarapan anda nona."
"T-terimakasih." Pelayan itu tertegun mendengar suara lembut Esther berbeda dengan anak-anak di sebelahnya yang bahkan ogah menatap mata para pelayan
"Selamat menikmati makanan kalian!" seru pria berjenggot tadi dan tersenyum melihat para muridnya yang lahap makan
"Valent." Sang empunya nama melirik. Pria tua itu kembali duduk
"Kau membawa murid yang menarik ya." Valent diam seraya menatap Esther yang sibuk mengagumi makanan di tangannya
"Anak-anak Roylt memang begitu kan?"
"Tidak tidak. Aku bisa merasakannya. Dari kelima meja ini, masing-masing dari mereka ada satu anak yang memiliki cahaya paling besar."
Valent diam
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
"Master jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi."
"Oh benarkah?. Semuanya segera ke kelas kalian ya dan jangan keluyuran!"
Esther membersihkan mulutnya dan berdiri, matanya bertemu dengan sepasang mata biru yang ia kenal
"Ophel-." Esther diam ketika adiknya itu langsung pergi begitu saja keluar dari aula
"Kau kenal Ophelia?"
"Ha!. Eh ahh tentu saja. Kau siapa?"
"Kenalin. Aku Eliza Amora. Sebelum kau memperkenalkan dirimu, biar ku jelaskan siapa itu Ophelia. Dia itu putri bungsu Genevieve dan yang paling angkuh di asrama Roylt. Bisa dibilang semua orang takut saat bertatapan dengannya. Memang ya, keluarganya terlalu memanjakannya."
Esther diam
"Oh ya, namamu siapa?"
"Ah aku Estheria Genevieve, aku duluan ya!" Eliza melambai tapi sedetik kemudian tubuhnya langsung membeku
"Ophelia!" Gadis bermata biru itu tersentak dan melirik datar
Tapi tiba-tiba mereka melihat seorang gadis berambut blonde membawa tumpukan buku sampai menutup pandangannya. Esther dengan pasti melihat salah satu teman Ophelia sengaja mengulurkan kakinya hingga gadis blonde malang itu terjatuh
"Aduh!"
Anak-anak yang ada di koridor yang kebanyakan berasal dari Roylt menertawakannya. Ophelia diam menatap kakaknya itu yang membeku
"Hahaha dasar penyihir pembawa sial, ayo pergi Ophel-."
"Mau kemana kau?." Semuanya tersentak apalagi Ophelia yang baru pertama kali melihat wajah gelap kakaknya itu
Esther menjambak rambut perempuan itu
"Minta maaf."
"L-lepaskan aku!"
"Kau tak mau?"
PRANGG
Semuanya menjerit histeris saat Esther menghantam kepala perempuan itu ke kaca salah satu jendela hingga pingsan sangking ketakutannya
"Ada apa ini?!" Beberapa guru datang dan terkejut
Anak-anak Roylt yang lain segera membawa perempuan tadi. Ophelia masih diam di tempat ketika kakaknya itu hanya meliriknya tanpa ekspresi kemudian mendekati si gadis blonde tadi
"Kau baik'saja?"
"A-apa yang kau lakukan?. Kalau begitu kau bisa habis. T-tadi itu Alice Paramitha!"
"Ha?. Untuk apa kau membela anak yang salah?. Dan lagi, kau baik-." Esther menjerit saat rambutnya dijambak
"Kau beraninya membuat keributan di hari pertama semester baru!. Siapa namamu?!"
"Kenapa?. Kalau saya beritahu nama belakang saya, memangnya ibu akan langsung tunduk seolah-olah saya akan beri ibu emas?. Cih berharap sekali." Guru itu menggeram kesal dan langsung menyeret Esther dari sana
"Aku belum selesai denganmu," tunjuk Esther pada Ophelia yang tak bergeming
Selang beberapa menit, Esther dibawa ke sebuah ruangan yang harus dimasuki dengan jentikan jari. Dia sudah menduga akan bertemu kepala sekolah
'Ah sial. Ini alasanku tak mau masuk akademi begini selama dua tahun terakhir'
"Cepat masuk!"
Esther menghela nafas ketika dirinya didudukkan dengan paksa, dia mendongak dan terkejut melihat tatapan dingin Valent tapi pria itu dengan enteng meminum kopinya
"Master anak ini membuat keributan di hari pertama."
"Hohoho." Esther mendelik mengira pria berjanggut itu seperti santa
"Nyonya Flamer, aku tak tahu kau juga bisa menyeret seorang Roylt ke ruang kepala sekolah."
"Yah dia juga tidak melawan." Esther melirik malas, dia yakin sekali guru-guru itu mengira dia hanyalah bangsawan biasa yang suka membuat onar
Pria itu mengusap janggutnya
"Apa yang kau lakukan nak?"
"Emm... ada yang mengejek anak Novare, aku tentu saja kesal," jawab Esther
"Itu hanya bercandaan antar murid!" seru seorang guru
"Oh kalau begitu apa boleh aku membakar ruangan ini?. Itu candaan ku saat masih di sekolah rakyat hehe." Esther tersenyum manis
Para guru itu berseru protes tapi sama sekali tak membuat gadis itu takut. Hingga akhirnya suara tawa dan juga tepuk tangan dari pria berjenggot itu menghentikan keributan
"Baiklah baiklah. Kau anak baru di tahun ketiga ya. Apa kau mengenalku nak?"
"Tidak." Satu kata cepat dari Esther kembali mendapat tatapan kesal dari para guru
"Hahaha!. Baiklah, aku Antonious Ethanol. Kepala sekolah akademi ini."
Mata Esther melebar. Tentu saja, siapa yang tidak mengenal pria itu. Seorang bangsawan yang katanya merupakan salah satu keturunan dari kelima pahlawan Eldhora
Ethanol sendiri merupakan keluarga bangsawan campur penyihir yang sudah memimpin banyak tempat. Salah satunya adalah akademi ini
"Ahh apa aku harus membungkuk atau-. Ini agak canggung." Esther mengusap tengkuknya
"Hoho aku apresiasi itu, tapi kau hanya perlu memperkenalkan dirimu nak."
Esther tersenyum dan berdiri
"Saya … Estheria Genevieve."
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Gadis berambut blonde itu menunggu di pertigaan dengan perasaan gusar, dia terus menggigit bibirnya tak kunjung melihat Esther keluar dari ruang kepala sekolah
"Ah sudah kuduga harusnya aku tak lewat situ. Biasanya kan memang banyak anak Roylt, tapi kenapa aku nekat sih?. Hahh jadi merugikan orang deh, dia gapapa kan ya?"
Gadis itu tersentak saat Esther berjalan ke arahnya
"Hey!"
"HUARGH!" Gadis itu berkedip polos
"Kau!. Kenapa sih mengagetkan orang?!. Aku benci itu." Esther memegang dadanya berharap jantungnya masih di tempat
"M-maaf. Apa kau baik'saja?. Tidak ada bekas luka atau apapun?!" Esther mendorong dahi gadis itu dan menatapnya aneh
"Memangnya sangat bahaya ya kalau berurusan dengan guru. Walaupun elit dan bergengsi, pasti ada kan anak-anak pembuat onar."
"Iya memang ada, seperti kelompoknya pangeran Alarion. Tapi itu karena mereka dari keluarga kerajaan bergengsi, kalau tidak mungkin bisa dihukum berat atau yang lebih buruk dikeluarkan!. Apalagi ini hari pertama!"
Esther tersenyum melihat gadis itu yang malah khawatir padahal dia yang dipermalukan di depan umum tadi
"Ah apa itu genetik?" tanya Esther tiba-tiba
"Oh iya!. Haha aku ini penyihir albino. Namaku Freya Venelle. A-apa kau tidak keberatan berkenalan denganku?"
"Ha?. Kenapa memang?. Aku suka rambutmu!. Wah itu terlihat seperti untaian kain dari surga." Freya terkekeh malu dan hendak bicara sebelum mereka mendengar suara bariton seorang pria
"Esther."
Sang empunya nama menengok dan menatap aneh Freya yang langsung berlindung di belakangnya
"Ya pak?" Valent melirik Freya sebentar
"Apa yang kamu lakukan hari ini tetap harus diberi pelajaran. Selepas makan malam, temui saya di ruangan. Ada hal yang harus kamu lakukan." Tanpa menunggu jawaban, Valent langsung pergi dari sana
"A-apa?!. Mereka tak memberimu hukuman?!" Esther mengangkat kedua tangannya dan merangkul Freya
"Pasti bapak satu itu hanya sedang butuh pelayan kan?. Aku sih tidak masalah karena ini hari pertama. Oh ya namaku Esther, kita berteman ya Freya!"
Freya menatap berbinar dan mengangguk semangat. Valent tiba-tiba berhenti dan melihat kedua gadis itu yang pergi ke arah jalan berbeda dengannya sambil tertawa
'Apa yang master lihat dari gadis itu?'
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!