NovelToon NovelToon

Hijaber Vs Kapten Basket

Zara

 Malam ini seorang gadis sedang kerepotan, menyiapkan perlengkapan untuk acara ospek besok dikampusnya. Ia sedikit menggerutu karena kesal setelah membaca pesan di group, yang menjelaskan perlengkapan apa saja yang harus ia bawa besok pagi.

Delisha Zara Aisha yang biasa di panggil Zara, gadis bercadar berusia 19 tahunan. Ia memutuskan ke jakarta untuk hidup seorang diri, tujuannya ke jakarta adalah karena ia ingin sekali kuliah di kampus ternama. Sesuai jurusan yang dia mau yaitu jurusan kedokteran, karena memang cita_cita Zara adalah ingin menjadi dokter.

Selain bercita_cita menjadi dokter Zara juga mempunyai impian, ingin memiliki rumah sakit yang lebih mengutamakan untuk orang yang tidak mampu.

Terlahir sebagai putri tunggal jelas jelas berat bagi Zara meninggalkan abah fais, di kampung yang berada di cirebon. Terlebih umi Aisha yaitu ibunya Zara sudah meninggal dunia, dua tahun yang lalu. Tapi mau tak mau karena impian yang besar, Zara tetap berangkat ke jakarta.

Setelah berhasil merayu abah fais dan sang ayah mengizinkannya, dengan syarat Zara harus terus mengabari abah lewat vidio call. Dan abah harus tau jelas, dimana Zara tinggal.

 Tadinya Zara mau memilih untuk ngekost, dia pun mencari yang khusus putri. Tapi semua sudah penuh yang tersisa hanya kost campuran, antara laki_laki dan perempuan Zara tidak mau. Bisa_bisa abahnya nanti menyeretnya pulang ke cirebon, dan gagal lah Zara meraih impiannya untuk belajar dikampus ternama.

Abah fais memang terkenal tegas terhadap Zara, didikan abah fais dan almarhumah umi aisha. Dari kecil berhasil membentuk karakter Zara yang sopan, pintar dan tegas juga.

Sampe Zara bisa menjaga dirinya seperti sekarang, Abah fais adalah seorang kiyai dan mempunyai pondok pesantren. Dengan ratusan santri tadinya setelah lulus disuruh mengajar dipondok saja, tapi sebelum abah bicara Zara lebih dulu mengutarakan niatnya untuk mengejar impian menjadi dokter.

FLASBACK ON

"Assalamualaikum... Sapa Zara ketika memasuki rumahnya, ia baru saja kembali dari masjid yang ada di pondok. Memang kegiatan Zara setelah lulus, adalah mengajar para santriwati mengaji.

"Walaikumsalam... Jawab abah fais yang sedang duduk lesehan, di teras depan beralaskan karpet.

Rumah Zara memang sangat sederhana, Abah sengaja tidak mengubahnya dari Zara kecil. Hanya saja rumah adat sunda, yang masih berbentuk panggung itu. di rombak sedikit di jadikan semi rumah ada sunda modern, dengan tetap bata dan bambu. Sehingga terkesan sejuk dan asri, terlebih di belakang rumah langsung di suguhkan oleh pemandangan. Gunung dan juga terdapat hamparan, hijau kebun teh yang dapat memanjakan mata.

Zara sengaja meminta abah menaruh gazebo dibelakang rumah, Zara juga banyak menanam bunga di pot meletakkannya disana. Sehingga belakang rumah dia sulap menjadi taman yang begitu indah, terdapat kolam ikan dengan suara gemericik air.

Gazebo yang cukup besar untuk dia bersantai, untuk melihat pemandangan gunung dan hamparan kebun teh di depannya.

"Abah ada yang mau Zara bicarakan"... Ucap Zara memberanikan diri, padahal dalam hatinya dag dig dug. Meminta kepada abahnya lebih membuat dia panas dingin, daripada menunggu hasil kelulusan tes maba dari kampus.

"Bicara aja atuh neng.. jawab abah sambil melepas kacamatanya.

"Abah, sebenarnya Zara iseng mengikuti tes di kampus impian Zara. Tapi alhamdulillah Zara lulus, dan di terima jadi mahasiswa baru.

"Terus?.. Abah fais sebenarnya sudah tau kemana arah pembicaraan Zara.

Zara ingin banget mewujudkan cita_cita Zara menjadi dokter, andai aja umi masih ada pasti umi akan ikut senang mendengar kabar ini.. ucap Zara yang sudah meneteskan airmatanya.

Mendengar keinginan sang putri, membuat abah fais tersentuh hatinya apalagi Zara menyebut_nyebut almarhumah istrinya. Ada perasaan sakit dalam hati abah, tapi sebisa mungkin ia tahan di depan Zara. Sebenarnya abah sudah sangat ikhlas dengan kepergian umi aisha, abah langsung merasakan rindu yang sulit di ungkapkan dengan kata_kata.

"Abah kok bengong? Tanya Zara.

"Benar neng mau jadi dokter? tanya abah setelah beristighfar dalam hati, karena terlalu rindu hingga sekejap larut dalam kesedihan.

"Iya abah, dan Zara punya satu impian. Zara ingin mempunyai rumah sakit sendiri, yang nantinya rumah sakit itu akan memprioritaskan orang_orang yang tidak mampu... ucap Zara sekali lagi.

Abah fais mengelus puncak kepala Zara, ia begitu bangga dengan niat baik sang putri.

"Abah izinkan neng ke jakarta, untuk menuntut ilmu

insyaallah nanti ilmu yang neng punya bisa bermanfaat untuk orang banyak.. kata abah fais.

"Amiin.. terimakasih abah, ucap Zara sambil mencium punggung tangan sang abah.

"Jangan seneng dulu atuh neng, abah kan belum kasih syarat..

"Syarat... Tanya Zara mengernyitkan dahinya.

"Neng harus ngabarin abah lewat panggilan vidio, terus neng juga harus tinggal di kos khusus putri. Jangan pilih kost yang bercampur baur, antara laki_laki dan perempuan. Dan selebihnya neng tau lah mana yang baik, mana yang nggak abah percaya sama neng.

"Siap abah.. jawab Zara hormat.

Flasback of

Dan disinilah sekarang Zara berada di panti asuhan An_nur, ketika Zara sedang mencari kost khusus putri. Zara tidak sengaja melewati panti asuhan, ketika Zara berniat melanjutkan perjalanan untuk mencari kost ia mendengar suara anak kecil sedang menangis. Zara langsung berlari setelah tau ada anak perempuan berumur sekitar 4 tahunan, terjatuh dan lututnya mengeluarkan darah.

"Cup cup cup, udah ya jangan nangis kak Zara kasih es krim.. ucap Zara berusaha membujuk dan benar saja anak itu langsung terdiam.

"Ya ampun nisa, ibu cariin ternyata kamu disini?.. ucap wanita paruh baya yang sepertinya pemilik panti asuhan itu.

"Loh nisa kenapa menangis? tanya ibu panti yang bernama lastri.

"Maaf bu sepertinya tadi adik ini terjatuh dan lututnya sedikit terluka.. ucap Zara menjelaskan.

"Terimakasih nak sudah menolong nisa, memang nisa anaknya sangat aktif.. kata bu lastri.

"Ayok masuk dulu, sepertinya akan turun hujan.. ajak bu lastri.

"Maaf bu bukannya saya menolak, tapi saya mau lanjut mencari kos khusus putri.. tolak Zara secara halus dan sopan.

"Kebetulan di panti ada satu kamar yang kosong, jika kamu mau boleh tinggal disini.. ajak bu lastri, dan tiba\_tiba saja hujan pun turun.

"Ayok lebih baik masuk dulu.. tanpa menunggu persetujuan dari Zara, bu lastri langsung menarik tangan Zara dan Zara pun menarik kopernya.

"Ini silahkan diminum dulu nak, sebelumnya perkenalkan nama saya lastri.. ucap bu lastri sambil menyuguhkan teh hangat, dan beberapa makanan ringan.

"Terimakasih bu, saya Zara.. jawab Zara sambil mengambil secangkir teh tersebut, kemudian iya lsngsung menyingkap cadarnya dan meminum teh tersebut tanpa mau memperlihatkan wajahnya.

"Bagaimana dengan tawaran ibu tadi apakah nak Zara mau tinggal disini?

Bu lastri langsung paham dengan kegelisahan di wajah Zara, "Tenang saja hanya ada ibu dan juga anak_anak, dan beberapa suster yang menjaga anak_anak disini paling besar usia 12 tahun. Jika mereka sudah memasuki masa SMP, mereka akan pindah ke rumah panti khusus dewasa. Disana juga sudah ada yang kuliah dan bekerja.

____Tbc___

Calon Maba

"Masya Allah Alhamdulillah, masih ada orang baik di kota yang padat penduduk ini.. gumam Zara dalam hati, tak henti_hentinya bersyukur.

"Bagaimana nak Zara, kok malah melamun? tanya bu lastri lagi.

"Apa gak papa bu kalau saya tidak bayar sewa kamarnya? tanya Zara tidak enak hati.

"Gak papa nak kebetulan ada satu kamar yang kosong, dikarenakan suster penjaga anak_anak memilih pulang kampung dan tak kembali lagi kesini... jawab bu lastri tersenyum.

"Kalau begitu apa boleh saya yang menggantikan suster penjaga itu bu? tanya Zara.

"Sangat boleh nak Zara, memang saya membutuhkan tenaga pengajar. Untuk mengajar anak_anak panti mengaji, kalau untuk menjaga anak_anak sudah ada suster yang menjaga. Tapi ya gitu nak Zara saya tidak bisa membayar dengan nominal besar".. jawab bu lastri sambil membenarkan jilbab panjangnya.

"Zara tidak perlu dibayar bu, sudah diperbolehkan tinggal disini secara gratis aja Zara bersyukur.. jawa Zara.

"Zara akan menjadi relawan untuk mengajar ngaji, disini dengan suka rela.. Sambung Zara sambil tersenyum di balik cadarnya.

"Alhamdulillah untuk makan, nak Zara tidak perlu memikirkan itu. Disini kita makan sama_sama, walaupun sederhana.. tambah bu lastri.

"Alhamdulillah terimakasih banyak bu.. jawab Zara.

"Ya sudah mari ibu antarkan nak Zara ke kamar, biar nak Zara bisa istirahat.. ajak bu lastri dan Zara mengangguk.

"Ini adalah kamar untuk nak Zara, walaupun tidak besar semoga nak Zara betah tinggal disini"... ucap bu lastri menunjukan kamar yang akan Zara tempati.

Zara memandang seisi kamar yang bernuansa biru, terdapat kasur yang cukup untuk 2 orang. Lemari pakaian, meja rias lengkap dengan cerminnya. Sampai ada meja kerja di pojok dan tak lupa juga kipas angin di samping tempat tidur.

"Masyaallah, Alhamdulillah.. ucap Zara penuh rasa syukur.

Zara langsung meletakan koper di samping tempat tidur, bu lastri teringat jika dia belum nanya tujuan Zara. Ke jakarta, ia hanya tau Zara berasal dari bandung.

"Oh iya nak Zara apakah ibu boleh bertanya?

"Silahkan bu..

"Nak Zara datang ke jakarta apakah untuk bekerja? tanya bu lastri.

"Oh itu ngga bu Zara datang ke jakarta, karena Zara diterima kuliah di universitas malaka. Kebetulan 3 hari lagi Zara akan menjalani ospek sebagai mahasiswa baru"... jelas Zara.

"Masyaallah itu kampus terbaik disini, tidak sembarangan orang bisa diterima. Kampus malaka hanya untuk orang_orang yang berprestasi".... ucap bu lastri takjub.

"Alhamdulillah bu, Zara lolos tes lewat jalur prestasi.. jawab Zara lagi.

"Masyaallah, ya sudah sekarang nak Zara istirahat aja dulu nanti kita makan malam bersama dengan anak_anak panti.

"Iya bu terimakasih sekali lagi.. di angguki oleh bu lastri.

______

Besok adalah waktunya Zara untuk datang ke kampus malaka, ia sedang sedikit kesal sambil berulang kali membaca pesan chat group khusus calon mahasiswa baru.

PERLENGKAPAN PESERTA OSPEK

1, PAKAIAN RESMI MAHASISWA/I)

a, Kemeja putih lengan pendek/panjang.

b, Celana / rok panjang warna hitam.

c, Jilbab warna putih( untuk yang berhijab.)

d, Sepatu warna hitam.

e, Kaos kaki ( kanan merah, kiri putih )

PERLENGKAPAN

_ Topi bentuk kerucut dari kertas karton pink untuk putra, biru untuk putri dengan tali penyangkut warna kuning.

_ Papan nama kertas karton berwarna pink untuk putra, warna biru untuk putri dengan tali warna kuning ( bertuliskan nama hewan )

_ Untuk putri rambut di kuncir 5 dengan pita warna warni, dan untuk yang pakai hijab tempelkan pita warna warni berbentuk love. Sebanyak 5 buah, dengan lem double tipe.

_ Gelang dari tali rapia dengan rumbai_rumbai berwarna kuning.

NOTE: JIKA ATRIBUT TIDAK LENGKAP MAKA HUKUMAN MENANTI KALIAN

"Hufff.. Zara membuang nafasnya kasar, sambil meletakkan handphone nya kembali.

"Kenapa harus seribet ini sih ya Allah.. bisik Zara.

"Eh, Astagfirullah kenapa aku ngeluh kaya gini, seharusnya aku bersyukur karena udah diterima di kampus malaka".. Zara langsung mengelus dada, sambil terus beristigfar.

Tok tok tok

"Zara boleh ibu masuk? tanya bu lastri dari luar.

"Iya Bu masuk aja, Kak Icha kunci... jawab Icha yang langsung memasang tali cadarnya.

"loh Kamu sedang apa?.. tanya Bu lastri yang melihat banyak melihat banyak sekali kertas karton berserakan.

"Zara lagi nyiapin buat ospek besok Bu, udah kelar sih tinggal nyari nama aja buat tulis di papan nama.. jawab Zara.

"Kenapa nggak Tulis nama kamu aja.. tanya Bu lastri, yang langsung duduk di atas karpet di lantai beralaskan karpet tepat di samping Zara.

"Panitia Ospek nyuruhnya pakai nama hewan Bu.. jawab Zara.

"Gimana kalau kamu tulis aja nama Panda.. Bu lastri memberi usul.

"Ibu suka panda?.. gadis itu malah bertanya.

"Bukan begitu tapi filosofi panda itu sangat mencerminkan diri kamu... Jawab bu lastri.

"Maksud Ibu?.. Zara mengernyitkan dahi.

"Panda itu simbol kelembutan sama seperti kamu, Kamu adalah gadis yang lembut.. Jawab bi lastri sambil tersenyum.

"Ah Ibu bisa aja.. jawab Zara malu, tapi tangannya menulis kata Panda pada papan nama yang sudah dia buat.

"Kamu ini malu-malu tapi ditulis juga.. kata Bu lastri terkekeh sambil geleng-geleng melihat kelakuan Zara.

"Hehehe habis Zara bingung Bu, jadinya sesuai yang Ibu Katakan aja yang Zara tulis.. Bu lastri hanya tersenyum menanggapinya.

"Zara Ibu boleh tanya?

"Silahkan Bu, selagi Zara bisa jawab... jawab Zara tersenyum di balik cadarnya. Bu lastri dapat melihat senyum Zara, karena matanya menyipit.

"Sudah tiga hari kamu di sini tapi kamu selalu memakai penutup wajah depan Ibu, apa kamu keberatan jika Ibu ingin melihat melihat wajah kamu.

"Maaf jika Ibu tersinggung Zara tidak terbiasa melepas cadar, karena selama Zara tinggal di Bandung Zara selalu memakai cadar. Kecuali di dalam kamar karena di rumah Zara sering ada tamu Abah, yang berkunjung santri sering bolak-balik ke rumah untuk bertemu Abah.. Zara merasa gak enak hati.

"Apa orang tua kamu seorang pemuka agama? tanya bu lastri terkejut.

"Alhamdulillah Bu Abah seorang kyai, yang memiliki pesantren dengan ratusan santri.. jawab Zara malu-malu.

"Masya Allah pantes aja kamu sangat fasih mengajinya, ternyata kamu anak seorang Kyai. Pasti ayah dan ibu kamu sangat bangga memiliki anak sesolihah kamu... ucap bu lastri.

"Amin... ucap Zara dengan raut wajah sedih.

"loh Zara kenapa kamu jadi sedih? Apa ada perkataan ibu yang salah.. tanya Bu lastri sedikit terkejut melihat mukanya Zara.

"Nggak bu Zara kangen dengan Umi Zara... jawab Zara sambil mengusap sudut matanya yang berair.

"Ya sudah coba ditelepon aja kalau kangen, Ibu juga ingin berkenalan dengan Umi kamu.

"Tidak bisa Bu.. jawab Zara.

"Kenapa Nak?

"Karena Uminya Zara sudah berada di surganya Allah... ucap Zara sambil tersenyum menatap Bu lastri.

Bu lastri langsung menutup mulutnya dengan tangannya sendiri ya begitu terkejut saat mengetahui bahwa Zara adalah anak piatu.

"Maaf ya nak Zara Ibu tidak tahu.. kata bu lastri.

"Nggak papa kok Bu.. bu lastri langsung memeluknya.

"Nggak papa Bu, emang Zara belum cerita sama ibu... jawab Zara tak lama mereka melepaskan pelukannya.

____Tbc____

Ospek

   "Bu Zara sangat bersyukur, karena sudah diterima dengan baik oleh ibu... ucap Zara.

     "Zara sudah menganggap ibu, sebagai orang tua Zara sendiri... ucap Zara, yang langsung membuka tali cadarnya. Bu lastri dibuat dengan melongo, oleh Zara setelah membuka penutup wajahnya.

 Bu lastri melihat muka Zara yang sangat bercahaya, karena selalu terkena oleh air wudhu. mata berwarna hazel seperti almarhumah Umi Aisha, Karena beliau berasal dari Timur Tengah. hidung yang mancung, dan bibir yang ranum.

    "Masya Allah Zara kamu seperti bidadari.. ucap bi Lastri kagum, sementara Zara hanya tersenyum malu.

   "Pasti almarhumah Umi kamu juga cantik, seperti kamu..

  "Ibu juga cantik... ucap Zara tersenyum, memang benar apa yang dikatakan Zara Bu lastri wajahnya mirip sekali dengan almarhumah Umi Aisha. Zara juga sedikit terkejut, ketika pertama kalinya melihat Bu lastri hanya beda di warna mata saja. Jika almarhumah Umi Aisha memiliki warna mata hazel, Bu lastri memiliki warna hitam pekat.

   "Pasti lebih cantik Umi kamu... kata Bu lastri tersenyum. Zara langsung mengambil ponselnya dan membuka galeri foto, yang menunjukkan foto Uminya kepada Bu lastri.

   "Cantik kan seperti ibu... tanya zara tersenyum. lagi_lagi bu lastri dibuat terkejut, Mengapa wajahnya Ibunya Zara. begitu mirip dengan wajahnya, Hanya beda warna mata saja.

   "Ibu sangat mirip dengan almarhumah Umi... ucap Zara tersenyum, menatap Bu lastri dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

   "Ya Allah nak.. ucap bu lastri terharu, dia langsung memeluk Zara.

   "Kamu bisa menganggap ibu sebagai ibu kamu, Jika kamu mau..

   "Terima kasih Bu, Oh iya bu apa boleh sekarang gantian Zara yang bertanya pada ibu?

  "Boleh nak, kamu mau tanya apa?

   "Apa yang membuat Ibu membangun panti ini, dan menanggung semua biaya anak-anak.

Bu lastri pun mengangguk tanda mengerti, dengan pertanyaan Zara barusan.

    "Sebelumnya ibu tidak pernah bercerita, tentang hal ini kepada siapapun. Tapi karena Ibu sudah menganggap kamu seperti anak ibu sendiri, maka ibu akan menceritakan kisah Ibu. Zara langsung mendengarkan cerita bu lastri, dengan serius.

    "Ibu menikah di usia muda, dengan pria yang sangat Ibu cintai. Ibu menikah di usia 18 tahun, ibu ibu dinyatakan hamil saat menginjak usia 19 tahun. Ibu sangat bahagia saat melihat tespek dengan dua garis merah, Ibu memutuskan untuk langsung Periksa ke dokter kandungan.

Ternyata usia kehamilan sudah tiga minggu, bu Lastri menjeda ceritanya. sambil menarik napas, kemudian membuangnya. Ia ingin menetralisir rasa traumanya terlebih dahulu,

   "Awalnya Ibu ingin memberikan kejutan kepada suami, tapi ternyata ibu yang malah diberikan kejutan terlebih dahulu. Ketika ibu sampai rumah terlihat ada mobil ambulans, terparkir di depan rumah setelah ibu masuk ternyata di dalam rumah sudah banyak orang. Dan ibu melihat suami sudah dikafani... Bu lastri mulai meneteskan air matanya.

 Zara langsung menggenggam tangan bu lastri, berusaha untuk menguatkannya.

   "Suami Ibu dinyatakan sudah meninggal, saat kecelakaan pada saat itu Ibu ambruk langsung jatuh ke lantai. Dan ketika ibu sadar Ibu sudah berada di rumah sakit, bahkan Ibu tidak mengantarkan suami ke peristirahatan terakhirnya. Dan kamu tahu Setelah itu apa yang terjadi? Zara hanya diam saja tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya menatap ada luka yang dalam dan Trauma di mata bu lastri.

   "Rupanya Ibu koma selama 3 hari, karena ibu mengalami pendarahan lagi-lagi Ibu kehilangan untuk kedua kalinya. Kehilangan suami, dan kehilangan anak. Mendengar itu Zara tidak lagi bisa menahan air matanya, ia ikut menangis bersama Bu lastri.

Karena Zara pun merasakan hal yang sama, masakan kehilangan yang begitu menyakitkan setelah kepergian sang Umi.

   "Ibu Kehilangan Arah hidup, Ibu sangat putus asa pada saat itu Ibu berniat untuk mengakhiri hidup saja. Dan ibu memutuskan untuk pergi ke rel kereta api pada jalan pada saat jam 10.00 malam, kebetulan Kereta Terakhir beroperasi pada pukul 10.00 malam. Dan ternyata sampai di sana justru sesuatu yang membuat Ibu Mata Ibu terbelalak, ibu malah menemukan seorang bayi laki-laki dalam kardus.

 Bayi itu sedang menangis karena kedinginan dan saat itulah Ibu sadar, bahwa Allah telah mengirim seorang bayi untuk mewarnai hari-hariku.

  Ibu mengadopsi bayi itu, setelah orang tuanya dimasukkan ke dalam penjara karena dengan sengaja membuang bayi itu.. Bu lastri Langsung kembali tersenyum, ketika mengingat momen di mana mendapat izin untuk mengadopsi bayi laki-laki itu.

    "Dimana bayi laki-laki itu sekarang Bu?.. tanya Zara serius setelah mengusap matanya yang berair, karena menangis tadi.

   "Dia sudah sangat dewasa saat ini, Bahkan ia sudah menikah dan memiliki anak... jawab Bu lastri.

    "Dia akan mengunjungi Ibu seminggu sekali, karena ia tinggal di Bogor.. sambung Bu lastri lagi.

    "Dan setelah kejadian itu Ibu tidak menikah lagi, sampai sekarang. Karena ibu sudah bahagia, memiliki banyak anak di rumah Panti ini.

   "Masya Allah Ibu adalah wanita hebat dan kuat, pilihan Allah...ucap Zara memeluk Bu lastri.

  "Amin.. Ya sudah ini sudah cukup larut malam, kamu istirahat ya. kita sudah cukup sedih-sedianya, sekarang waktunya kamu istirahat... ucap bu Lastri yang diangguki oleh Zara.

 Setelah bu Lastri keluar dari kamar, Zara memilih untuk membereskan kertas karton dan tali yang berserakan. Setelah itu, memutuskan untuk tidur.

______

   Zara sudah berada di kampus Malaka saat ini, sedang berkumpul di lapangan kampus untuk melakukan kegiatan ospek.

   "Perhatian-perhatian untuk semua calon maba, diharapkan berbaris dengan rapi. Karena akan ada pemeriksaan atribut seperti yang sudah dijelaskan di grup WhatsApp, jika atributnya yang tidak ada yang tidak lengkap maka akan dikenakan hukuman... ucap ketua BEM bernama Rully, dengan pengeras suaranya.

   "Oke kita memulai pemeriksaan atribut ospek sekarang, seluruh panitia ospek menghampiri para calon mahasiswa mahasiswi baru. Dan memeriksa atribut mereka satu persatu, ada yang lolos karena atribut mereka lengkap.

Dan ada juga beberapa calon Mahasiswa dan mahasiswi yang maju ke depan, karena atribut mereka kurang lengkap. Sampailah di mana ketika Zara mulai diperiksa, oleh seorang perempuan cantik berambut blonde.

    "Semuanya lengkap ucap perempuan yang bernama Cindy, Cindy adalah sekretaris BEM. Zara memejamkan matanya karena merasa lega, setelah Cindy selesai memeriksanya. Tapi ia kembali terkejut ketika Cindy menghampirinya lagi.

   "Kenapa kak... Tanya Zara gugup.

    "Angkat rok lu... Perintah Cindy tegas Zara mengangkat roknya sedikit, dan ia langsung merutuki kebodohannya sendiri. Karena ia bisa sampai lupa soal kaos kaki, yang seharusnya Ia memakai warna yang berbeda saat ini. Ia malah memakai kaos kaki yang kiri warna putih seharusnya merah dan untuk kaki kanannya.

   "Maju bentak Cindy membuat Zara terkejut, Zara pun langsung maju ke depan. Dan langsung berbaris di antara mahasiswa dan mahasiswi yang akan dihukum. Karena perihal atribut ospek, yang tidak lengkap.

   "Enaknya kita kasih hukuman apa nih guys... ucap Cindy dengan pengeras suara.

   "Joget aja Kak Joget.

  "Nyanyi Kak.. ucap semua maba, dengan lantang. Sementara Zara tubuhnya sudah gemetar, tidak mungkin dia akan melakukan hal konyol seperti itu di depan umum.

 Kalian dengar kan teman-teman?... kata Cindy yang masih menggunakan pengeras suara. Cindy menatap satu persatu calon maba, yang sedang berdiri di hadapannya.

   Ada 4 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan.

   "Yang keberatan silahkan angkat tangan sambung Cindy...dengan tatapan tajamnya.

Zara yang memang tidak mungkin berjoget di depan umum itu merasa keberatan, ia pun langsung mengangkat tangannya. Dan hal itu cukup membuat Cindy terkejut, karena selama ia kuliah di kampus Malaka tidak ada satu orang pun yang berani melawannya.

Sementara tak jauh dari mereka, Rully yang notabene ketua BEM, sedang memperhatikan Zara baginya Zara sangat berani melawan Cindy.

Padahal Zara sendiri tidak tahu cindy itu siapa, Rully sendiri tidak menyukai Cindy. Karena Cindy memiliki sifat yang angkuh, ia juga selalu berlindung di bawah naungan sang ayah yang memang seorang Rektor. Jadi ia selalu bersikap semena-mena selama kuliah di sini, dan jangan tanya Kenapa Cindy menjadi sekretaris BEM.

Padahal IPK dia sendiri rendah dan jarang masuk kelas, itu semua karena ayahnya Rektor di kampus ini. Cindy disekolah selalu bersikap seolah-olah Ia yang berkuasa, seperti saat ini yang sedang ia lakukan yang mengambil alih tugas rully. Seolah-olah Ia adalah ketua BEM, padahal jabatan dia hanya sekretaris itu pun lagi-lagi karena kekuatan sang ayah.

Dan Rully bukannya takut dia hanya ingin melihat sejauh mana Cindy bertindak.

"Lo berani nolak... bentak Cindy, dan Zara pun langsung gemetaran ketika dibentak pasalnya selama ini tidak ada yang berani membentaknya seperti itu.

"Buka penutup wajah lo, ini kampus bukan tempat pengajian... pinta Cindy.

Mendengar permintaan seniornya Zara pun langsung terkejut, baginya lebih baik dia tidak masuk kampus ini daripada harus membuka sadarnya depan umum.

"Kakak nggak berhak menyuruh aku untuk membuka cadarku di depan umum.. ucap Zara, penuh penekanan. Ia sudah tidak perduli lagi dengan Cindy, yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Dan mengepalkan tangan, baginya harga dirinya adalah harga mati.

"Berani lu lawan gue... bentak Cindy lagi, dan ia pun tidak menarik cadarnya dan juga hijab Zara.

Tapi tiba-tiba ada tangan yang mampu menghentikannya.

"Stop.. Ucap rully yang memang sudah muak dengan kelakuan Cindy.

"Lu jangan ikut campur.. ucap Cindy menatap Rully.

"Dengan kelakuan lo saat ini tidak mencerminkan kalau lo sekretaris BBM, lo hanya bisa mencoreng nama BEM di kampus ini... ucap Rully penuh penekanan.

Rully pun langsung merampas pengeras suara dari tangan Cindy.

"Perhatian semuanya Saya akan ambil alih acara ospek ini... ucap rully lewat pengeras suara, ia sudah tidak peduli lagi sama Cindy yang sudah memerah karena sedang menahan amarahnya saat itu.

____Tbc___

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!