NovelToon NovelToon

Perempuan Yang Ku Nodai Ternyata Istriku

1

"Tolong....!" teriak seorang perempuan yang ketakutan, tapi sayang tidak ada seorang pun yang mendengar nya.

"tolong jangan lakukan ini pada ku tuan?" katanya mengiba.

tapi lagi-lagi orang itu tidak mau mendengarkan kan nya dia masih menyeret sang perempuan di tempat yang ke betulan di area itu sepi dan mati lampu sehingga baik sng perempuan dan laki-laki tidak bisa melihat wajah masing-masing.

"tolong,,,,tolong,,,tolong,,,!" teriak nya sambil memberontak.

tapi percuma saja tidak ada orang yang mendengar nya.

Tiba-tiba....

bug...

Dia sudah terlempar di sebuah kasur yang tidak terlalu besar.

"aaa....pa yang tu,,tuan lakukan!" tanya nya gugup.

setelah itu lelaki itupun langsung menyerang sang perempuan, laki-laki itu tidak memberi ruang untuk sang perempuan memberontak dia mengunci mati tubuh sang perempuan walaupun perempuan itu menggelengkan kepala nya ke kiri dan ke kanan tapi usaha nya sia-sia saja karena tenaga lelaki itu sangat kuat.

"tolong lepas kan saya tuan,jangan lakukan ini padaku!" ucap nya mengiba dan air matanya mengalir deras.

Saat perempuan itu ingin bangkit buru- buru lelaki itu menyerang nya lagi, perempuan itu melawan dengan sedikit tenaganya dia memukul mencakar bahkan menjambak rambut lelaki itu ,tapi ternyata sia -sia.

Tangan perempuan itu dia simpan di atas kepala sehingga tidak bisa berontak dan laki-laki itupun memulai aksi nya.

"jangan, tolong, kasihani lah aku tuan !" masih dengan mengiba siapa tau lelaki yang di atas nya ini akan berubah pikiran dan mengasihani nya. Tapi percuma semakin dia mengiba semakin buas perlakuan lelaki yang berada di atas tubuh nya.

terlambat,,,,harta yang selama ini dia jaga sudah di renggut paksa oleh seseorang yang tidak dia kenal.hancur ya jelas hancur dia sudah tidak punya tenaga untuk berontak lagi dia membiarkan lelaki itu melakukan pada tubuh nya karena pemberontakan nya pun percuma,hartanya sudah di renggut oleh monster yang berwujud manusia.

Hanya air mata yang keluar dari mata nya,apa yang akan dia lakukan setelah ini, apa yang dia katakan pada ayah nya dan juga pada ke dua kakak nya.

Andai dia mendengarkan ayah nya tidak keluar hari ini pasti dia tidak akan mengalami hal yang tragis seperti ini,andai dia juga mendengar kan kakak nya dan andai dia menyetujui perkataan teman nya dan masih banyak lagi andai,andai dan andai sekarang dia menyesal .

Sedangkan seseorang yang berada di atas nya masih melakukan kegiatan nya dia meracau tanpa jelas, satu yang dapat di tangkap oleh telinga nya lelaki itu berkata perempuan murahan.

Setelah mendapat kan pelepasan nya entah sudah berapa kali dia melepaskan nya,baru lelaki itu tumbang dan menyudahi kegiatan nya.tampa mau tau keadaan sang perempuan dia langsung menutup mata nya karena selain ke capean dia juga masih ada sisa alkohol yang dia minum tadi.

sedangkan sang perempuan segera bangun dari tempat nya dan meninggalkan lelaki itu tanpa mau melihat nya.

Dia keluar dari kamar yang masih gelap itu dia berjalan tertatih -tatih dengan pakaian yang sudah tak terbentuk dia berhasil keluar dari tempat itu dan berjalan di trotoar dia menangis sejadi -jadinya dia menjambak rambut nya dan memakai diri nya.

Tiba di sebuah jembatan dia berhenti dan melihat ke bawah, yah hanya satu yang ada di pikiran nya yaitu bunuh diri, dia sudah tak suci lagi, kehormatan nya sudah di renggut paksa oleh orang yang tidak di kenal nya dan parah nya lagi dia baru saja lulus SMA,apa yang akan dia katakan ke pada ayah dan juga kakak nya. Pasti mereka akan marah.

Berbagai pikiran buruk selalu datang membayangi nya. Dia belum siap kalau di benci sama ayah nya,dia belum siap kalau kakak nya akan menjauhi nya dan bisa juga dia akan di usir dari rumah nya kemana dia akan pergi. Dan belum lagi kalau masyarakat tau dia sudah tak suci pasti mereka akan mencemooh nya.

"tidak,,tidak aku tidak mau ayah membenci ku,aku tidak mau kakak²ku mengusir ku tidak! Tidak!tidak!!!".racau nya frustasi dan dia memandang ke arah batas jembatan.yah dia harus melakukan nya dia juga tidak mau membuat ayah nya malu dia tidak ingin kakak-kakak nya mendapat kan cibiran dari masyarakat dia tidak mau.

Saat kakinya sudah berada di pembatas jembatan yang artinya sudah siap untuk menjatuhkan diri tiba-tiba sebuah tangan menarik pinggang nya dan menyeret nya untuk menepi?

"apa yang kau lakukan hah!" tanya nya sedikit membentak.

"di mana otak mu, apa yang kau lakukan !" ulang nya lagi yang memperhatikan penampilan perempuan itu dari atas sampai ke ujung dia meneliti penampilan perempuan itu dengan memicingkan mata nya.

mendengar suara seseorang yang sangat dia kenal dan hafal perempuan itu pun mendongak dan air matanya langsung jatuh.

deg...

"apa yang terjadi pada mu dek?" tanya nya dengan lirih.

"Abang?" langsung saja dia memeluk lelaki yang dia panggil Abang itu.

"apa yang terjadi padamu Aza !" ucap nya sekali lagi.

Ya gadis itu adalah aza rina Hutama dia adalah anak dari pengusaha Hutama dia memiliki dua orang kakak satu lelaki dan satu perempuan. Tapi yang perempuan sudah menikah dan suaminya pengusaha juga. Sedangkan Abang nya yang pertama bernama Dipta Hutama dia belum menikah.

"apa yang terjadi ?" tanya nya sekali lagi karena aza hanya menangis dan memper erat pelukan nya.

"siapa yang melakukan nya?" tanya Dipta yang membuat aza menggelengkan kepala nya.

"aza!! jawab pertanyaan Abang! Siapa yang melakukan nya!"

Mendengar bentakan dari mulut Abang nya,aza pun reflex melepas kan pelukan nya dan diapun memundurkan langkah nya.

"tidak,,,jangan,,,jangan lakukan itu padaku tuan aku mohon!" racau aza yang mengingat tentang kejadian tadi.

"tidak!jangan! Jangan!" setelah itu aza pun berlari dan ingin menabrak kan diri nya ke arah mobil.

" apa yang kau lakukan aza?" tanya Dipta yang berhasil menarik tangan aza.

"jangan,,,aku mohon!" racau nya setelah itu dia tidak sadar kan diri di pelukan Dipta.

"aza,,,,bangun dek, bangun?" panggil Dipta menepuk pelan pipi aza,tapi percuma aza sudah pingsan dan dia segera membawanya kerumah sakit.

"aku akan mencari orang itu!" setelah mengatakan itu Dipta pun langsung menggendong aza masuk ke dalam mobil nya.

"maaf kan Abang dek, Abang berjanji akan mencari bajingan itu!" gumam nya sambil melihat ke arah aza. .

"dok,,dokter tolong adik saya?" panggil Dipta setelah dia memasuki are lobi rumah sakit.

"silahkan baringkan di sini pak?" ucap dokter itu ramah.

Dipta pun mengikuti arahan dokter.

Setelah di periksa dokter pun menemukan fakta bahwa perempuan ini baru saja mengalami pelecehan di lihat dari penampilan nya dan juga ada sisa kiss mark yang banyak.

"apa ada keluargan nya yang bisa di hubungi?" ucap dokter yang memeriksa aza.

"saya kakak nya dok?" jawab Dipta

"bisa anda ke ruangan saya sebentar?"

"bisa dok?"

Setelah berada di ruangan dokter dan mendengar penjelasan dari dokter dunia Dipta hancur walaupun pun dia sudah bisa menebak apa yang terjadi pada sang adik, tapi penjelasan dari dokter membuat dunia nya runtuh, bagai mana kalau ayan nya mendengar kan ini dan bagai mana terpukul nya dia.

Dipta hanya memandang dengan tatapan kosong,apa yang harus dia sampaikan pada ayah nya dia sudah gagal menjaga aza adik bungsu nya.

"yang sabar pak?saran saya jangan dulu bertanya apa-apa ke pada pasien jangan dulu membuat nya stress?" nasehat sang dokter.

"terimakasih dokter kalau begitu saya permisi dulu?" ucapnya dan berjabat tangan sang dokter lalu Dipta keluar dari ruangan tersebut tujuan nya adalah kamar aza.

dia memandang aza yang sedang tidur karena pengaruh obat juga.

"apa yang harus Abang lakukan dek, maaf kan Abang karena sudah gagal menjaga mu?" ucap nya lirih tak terasa air matanya menetes.

Setelah bergelut dengan pikiran nya akhir nya dia pun menelpon Alya adik ke dua nya.

"dek bisa ke rumah sakit tidak?" ucapnya setelah sambungan terhubung.

",,,,,,,?"

"kamu ke sini saja dan langsung ke kamar mentari ya?"

",,,,,,?".

"iya Abang tunggu?" setelah itu dia pun menutup telepon nya. .

setelah lama menunggu akhir nya orang yang di tunggu-tunggu sudah berada di dekat nya.

"apa yang terjadi?" cerca Alya langsung.

"sabar dek,ayo kita duduk di sofa dulu?".

"tidak,Abang jelaskan apa yang terjadi dengan aza ?" tanya nya lagi sambil berjalan ke arah ranjang aza.

"dia di perkosa?"

deg....

Satu kata yang mampu membuat perempuan berhijab itu menghentikan langkah nya.

"apa yang Abang katakan !" dia menanyakan ulang barangkali dia salah dengar dan langkah nya menghampiri sang Abang.

"coba di ulang lagi?"

"yah aza di perkosa dia mendapat pelecehan tadi dan dia juga ingin bunuh diri!" ungkap sang Abang membuat Alya jatuh tersungkur.

"siapa yang melakukan nya,kenapa harus aza bang hiks hiks hiks?" tanya alya yang sudah menangis.

"Abang juga tidak tau,kalau saja tadi Abang telat sedikit saja mungkin aza sudah tidak ada dek?" cerita dipta yang sudah berada di hadapan alya dan dia pun langsung memeluk nya.

"apa yang akan kita katakan pada ayah, kita sudah gagal menjaga aza bang?kata nya lagi yang menangis di pelukan sang kakak.

"Abang juga tidak tau dek?"ucap nya lirih.

Sedangkan orang yang mereka tangisi sudah dari tadi siuman tapi dia enggan untuk membuka mata nya, dia juga menangis dengan diam, kakak-kakak nya sudah tau tinggal ayah nya jangan kan dia kakak-kakak nya saja bingung harus menyampaikan kan berita ini pada ayah nya.

"maafkan aza Abang,Mbak?" ucapnya dalam hati dan air matanya tak henti-henti nya menetes?"

sudah tidak ada yang mengeluarkan suara mereka sama-sama Diam hingga suara parau terdengar dari arah ranjang aza dan mereka cepat-cepat menyamperin nya.

"ha,,,aus!" ucapnya lirih.

"adek ingin minum?" tanya alya yang air matanya masih menetes. Tidak bisa di bohongi hatinya masih merasakan sesak melihat penampilan aza, adik nya masih kecil masih 18 tahun kenapa ada orang yang sejahat itu pada nya.

Melihat mbak nya menangis aza pun berkata.

"mbak kenapa menangis ? tangisi nasib nya aza ya?" ucap nya lirih.

Tak mampu membendung akhirnya tangis Alya pecah juga dia langsung memeluk sang adik dengan erat.

"maafkan mbak aza hiks hiks hiks ,,,kami gagal menjagamu hiks hiks hiks?" ucap Alya yang sudah menangis pilu.

"mbak tidak salah, Abang juga tidak salah kalian adalah kakak terbaik yang ku miliki, jangan salahkan diri kalian, aza yang salah seandainya aza tidak pergi aza tidak akan mengalami semua ini hiks hiks hiks ?"

"tidak aza, maaf kan mbak?"

Sedangkan Dipta tidak mampu membendung air mata nya dia ingin terlihat kuat di hadapan adik-adik nya tapi tidak bisa dia juga merasakan sesak di hati nya melihat ke dua adik nya menangis.

Saat mereka sedang menangis tiba -tiba suara dering ponsel Dipta berbunyi dan dia tau siapa yang memanggil nya karena memang dia sudah mengatur nada dering untuk ayah nya.

Deg....

2

"kamu dimana? Aza belum pulang Dipta ?" cerca Hutama setelah sambungan nya di angkat.

"a,,,aza sedang ber..bersamaku yah?" jawab Dipta terbata-bata

"ayah tanya di mana aza?" tanya hutama sekali lagi karena memang dia tau Dipta sedang berbohong.

"se...dang ber..samaku yah?" ucap nya lagi

"Dipta! Ayah tanya sekali lagi di mana aza!" teriak Hutama lagi.

Dipta tidak pandai berbohong apalagi dengan ayah nya dia akan terbata-bata menjawab nya kalau sedang berhong.

"di rumah sakit yah!" ucap nya lirih karena percuma dia berbohong pada ayah nya.

"apa!"

"yah tenang dulu?" ucapan Dipta terpotong karena ayah nya mematikan sambungan telpon sepihak.

"apa yang harus kita jelaskan pada ayah bang?" ucap Alya yang juga merasa takut,dia takut ayah nya akan kenapa-napa dan sakit, walau bagaimanapun mereka cuma punya seorang ayah setelah ibu mereka meninggal dunia setelah usia aza empat tahun.

"tenang....ayah tidak selemah itu" ucap Dipta menenangkan Alya.

Sedangkan aza hanya bisa menangis tanpa suara.

Apa yang akan terjadi kalau ayah nya tau dan apakah ayah nya bisa menerima dirinya yang sudah tidak suci lagi.

Tidak! dia belum siap melihat tatapan benci dari ayah nya. setelah berperang dengan pemikiran nya akhirnya dia memutuskan pergi dari sini dan tanpa pikir panjang dia langsung mencabut infus di tangan nya darah yang mengalir tidak dia hiraukan,sakit yang dia rasakan tidak dia rasakan dia menurunkan kakinya dan berjalan tapi belum sampai dua langkah Alya berteriak memanggil namanya.

"aza.....!" panggil nya kencang.

Sehingga Dipta menoleh dan matanya membola melihat darah berceceran.

"apa yang kau lakukan! Kenapa kamu cabut infus nya kamu sedang sakit dek!" ucap nya panik tapi dengan nada tinggi.

"lepas kan aza mbak,aza mau pergi,aza tidak mau di sini? Sebentar lagi ayah akan datang dan melihat aza,tolong mbak lepaskan aza!" ucap nya sambil melepaskan tangan nya yang sudah di genggam oleh alya.

"tidak! Mbak tidak akan melepas kan mu!" ucap Alya tegas lalu menarik azan untuk kembali ke ranjang nya.

"bang tolongin aza! Aza tidak mau di sini!" pinta nya mengiba pada Dipta tidak lupa air matanya sudah mengalir deras dan Dipta membuang wajah nya dia tidak tega melihat adik yang dia sayangi dan dia manjakan sehancur ini.

Melihat Dipta yang tidak merespon nya akhirnya aza pun berontak.

"lepas kan aza! Apa MBK tuli haaa, aza ingin pergi dari sini kenapa kalian tidak mengijinkan kan aza pergi, kenapa kalian menahan aza, aza hanya akan membuat kalian malu, membuat ayah malu, aza sudah tidak suci lagi,aza sudah kotor! Tolong ijinkan aza pergi hiks hiks hiks!". ucap aza di sela tangisan nya tidak lupa dia menggosok -gosokan tangan dan badan nya seakan ada kotoran yang menempel di badan nya.

"kenapa kalian menahan ku !" lanjutnya lagi lalu dia menjatuhkan dirinya ke lantai.

"dek,hiks hiks hiks !" panggil Alya yang langsung memeluk aza dia tidak sakit hati aza meneriakinya tapi dia sakit hati melihat Adik yang dia sayangi hancur.

"dek lihat mbak, jangan merasa sendiri kami selalu ada untuk mu kamu lihat di sana? "ucap nya sambil menunjuk ke arah Dipta yang sudah berderai air mata."kami tidak akan membiarkan mu sendirian menghadapi semua ini kami tidak akan meninggal kan mu kamu adalah permata kami,walaupun kamu sudah tidak suci tapi kamu berharga di hati kami?" ucap Alya yang memegang kedua pipi Alya.

"kita hadapi bersama-sama? Aza mau kan dek?"

"tapi bagaimana dengan ayah, kasian ayah mbak, ayah pasti akan malu kalau tau aza sudah ternodai?" hiks hiks hiks ucap aza yg masih menangis.

"siapa bilang ayah malu, ayah tidak akan malu, ayah akan menghadapi orang di seluruh dunia demi anak -anak ayah?" tiba -tiba suara parau terdengar di belakang mereka .tanpa mereka sadari Hutama sudah berada di ambang pintu dan alangkah terkejut nya dia mendengar penuturan sang anak yang mengatakan dia sudah ternodai.

Hutama memaksakan langkah nya demi bisa memeluk sang putri, putri nya yang dia jaga dan dia manjakan sudah di rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"a...a.ayah ?" panggil Dipta terbata-bata

begitu juga dengan Alya tapi tidak dengan aza dia menyembunyikan dirinya di pelukan Alya dia takut melihat ayah nya.

Setelah sampai di hadapan sang anak Hutama langsung menjatuhkan diri nya dan mengambil alih memeluk aza, seketika tangisan aza pun pecah.

"ayah hiks hiks hiks aza sudah kotor yah, aza tidak bisa jaga diri, maaf kan aza yah,,aza tidak mendengar kan ucapan ayah, aza sudah tidak suci lagi yah,apa yang harus aza lakukan aza sudah mempermalukan ayah" racau nya di pelukan sang ayah dia mencurahkan kan semua nya ke pada sang ayah.

"ayah tau, kamu tenang dulu, ayah tidak akan malu, ayah akan menghadapi seluruh dunia demi Kalian"ucap Hutama yang menenangkan aza.

"sekarang aza bangun dan istrahat? Aza tidak ingin buat ayah khawatir kan?" kata Hutama yang mendapat kan gelengan kepala dari aza.

" sekarang bangun ya?" ucap nya lagi yang membantu aza berdiri begitu pun alya.

Sedangkan Dipta memanggil perawat untuk memasang ulang selang infus.

Setelah membaringkan aza di ranjang nya, hutama pun meminta ijin untuk keluar sebentar.

Itu hanyalah alasan nya kata siapa dia tidak terpukul dan hancur, ingin sekali dia berteriak kenapa harus aza yang mengalami nya bahkan kalau bisa di ganti dengan nyawanya dia siap mengorbankan nyawanya demi sang putri. tapi kenapa harus aza kenapa!

sedangkan Dipta yang melihat sang ayah duduk di kursi diapun melangkah mendekati sang ayah dia tau ayah nya juga hancur di lihat dari bahu nya yang gemetar,menandakan ayah nya sedang menangis.

"apa yang harus kita lakukan?" tanya Dipta.

"cari siapa lelaki brengsek itu!" ucap Hutama.

"baik yah, Dipta akan mencari nya sampai ketemu!" ucap nya sambil mengepalkan tangan na. Saat Dipta beranjak dari tempat duduk nya dia mendengar teriakan Alya memanggil nama aza dan merekapun berlari dan langsung memasuki kamar aza.

"bang panggilkan dokter!" teriak Alya yg melihat aza kejang-kejang.

Setelah itu Dipta berlari seperti orang kesetanan. tanpa mengetuk pintu dia langsung masuk.

"adik saya kejang-kejang!" ucap nya tanpa permisi.

"baik ayo kita ke ruangan nya sekarang?" ucap dokter yang juga berlari .

"permisi saya akan memeriksa nya dulu?" ucap dokter.

"sebaik nya kalian jangan dulu menekan nya dan menanyakan sesuatu yang baru saja terjadi pada nya, karena pasien mengalami trauma dengan kejadian itu!"ucap dokter ,dan melanjutkan nya lagi.

" saya sudah menyuntikkan obat penenang sebaik nya kalian juga istrahat karena ini sudah tengah malam?" setelah mengatakan itu dokter pun keluar.

"sebaik nya kamu pulang saja? Kasian Andra dan Tama?" ucap ayah Hutama.

"kalau begitu Alya pamit dan besok akan ke sini lagi?" ucap nya,walaupun dia merasa terpukul atas apa yang menimpa adik nya.alya juga tidak bisa mengesampingkan keluarga kecil nya. Apalagi Andra masih berusia tiga tahun.

"hati-hati!" ucap Hutama lagi

"Abang antar sampai parkir?" ucap Dipta yang di angguki oleh alya.

3

Pagi menyapa seorang lelaki dewasa merasakan pusing yang teramat mendalam ketika terbangun dari tidur nya. memang tadi malam dia meminum terlalu banyak sehingga dia tidak menyadari apa yang telah dia lakukan.

Ketika dia ingin beranjak dari tidur nya dia mendapati dirinya tanpa sehelai pakaian pun dan dia tau apa sudah yang terjadi.

"akhhhh" dia berteriak sambil menjambak rambut nya.

Seketika matanya terbelalak melihat noda darah yang berada di samping nya dan dia tau itu darah apa

"sialan!" umpat nya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Dia mencoba mengingat siapa gadis yang telah dia rusak itu dia akan mencari nya sampai ketemu.

seketika dia mengingat tentang kekasih nya yang berkhianat dengan orang lain.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri sang kekasih bercumbu mesra bersama pria itu walaupun dia tidak sampai selesai melihat nya tapi di lihat dari kelakuan mereka pasti akan berlanjut ke tahap yang tak mestinya di lakukan oleh orang yg belum Halal.

"sampah tetap lah sampah walau pun di hias dengan berlian mengkilap!" ucap nya geram dengan mengepal kan tangan nya sehingga jari-jarinya terlihat memutih.

Setelah selesai dengan ritual mandi nya lelaki itu pun bersiap -siap tapi sebelum nya dia memakai kembali baju yang sudah kusut akibat diri nya semalam.

Saat ingin melangkah kan kakinya keluar kamar tiba-tiba dia menginjak sesuatu di dekat pintu,mungkin itu milik perempuan semalam dia pun berjongkok dan mengambil berang itu lalu dia menyimpan nya di saku kemeja nya dan meneruskan langkah nya.

Sebulan telah berlalu aza merasakan tidak enak badan dia merasakan sakit kepala yang sulit di ucap kan .

"kenapa aku merasa lemas?" gumam nya sambil memegang kepala nya.

tiba -tiba pintu kamar nya di buka dan nampak lah sang ayah.

"kamu sakit nak? Tanya ayah nya ketika melihat aza yang sedang meringis dan pucat.

"cuma sakit kepala yah? Dan sedikit lemas ".akunya yang memang memberitahukan kondisi nya.

"kita ke rumah sakit ya?" ajak sang ayah.

"tidak perlu,aza minum obat saja mungkin setelah minum obat aza akan kembali sehat?"

" ya sudah kamu istrahat saja,ayah ke kantor dulu kalau ada apa-apa hubungi ayah?"

"baik yah hati-hati?" ucap nya lirih kemudian membaringkan tubuh nya di atas ranjang.

saat ingin menaiki mobil nya entah kenapa perasaan nya tidak enak dia merogoh saku jas nya dan mengambil handphone nya lalu menghubungi sahabat yang berprofesi sebagai dokter. setelah itu dia melangkah kembali masuk ke dalam rumah.

Dua puluh menit berlalu seseorang yang di tunggu pun sudah datang.

"kenapa mendadak begini?" tanya orang itu yang bernama Abraham.

" aza sakit, saya tidak tenang meninggalkan nya di rumah walaupun ada para pelayanan?"

"aza sakit kepalanya pusing dan wajah nya pucat" lanjut nya lagi

"mungkin dia sedang mengalami siklus bulanan?"

setelah itu mereka menuju kamar aza di lantai atas lalu membuka pintu kamar.

membuat aza yang berbaring melihat ke arah pintu.

"ayah kenapa balik lagi?" tanya aza yang tau ayah sudah pergi bekerja.

"ayah tidak tenang meninggal kan mu,sekarang berbaring lah biar om Abraham yang memeriksa mu?" ucap ayah nya yang langsung di turuti oleh aza.

pria paruh baya itu pun merasa ada yang tidak beres dengan anak sahabat nya,walaupun dia bukan dokter kandungan tapi dia bisa membedakan mana yang sakit biasa dan sakit orang yang tengah mengandung. Dia menatap Hutama dan kembali ke pada aza dengan tatapan yang sulit di artikan kan. Dian menarik nafas nya lalu membuang nya perlahan.

"ada apa?" tanya hutama yang melihat perubahan wajah dari sahabat nya.

"sebaik nya aza di bawa ke rumah sakit?" setelah mengatakan itu di mengelus pelan rambut aza ada perasaan kasihan melihat gadis belia ini, apa sebenar nya terjadi pada nya. Sedangkan dia tau sahabatnya menjaga ketat anak-anak nya.

"bisa kita bicara di luar,sekalian saya ingin ke rumah saki".

"mari?"ucap Hutama lalu keluar dari kamar aza dan membawa Abraham ke ruangan kerja nya.

"apa yang terjadi kepada aza?" tanya Abraham to the poin.

"maksud nya?"

"aza tidak sakit tapi aza sedang hamil dan itu wajar di alami oleh wanita hamil" kata Abraham menjelaskan kondisi aza dan sukses membuat Hutama mematung.

"apa maksud mu!" ucap nya setelah bisa menguasai diri nya.

"ya aza tengah mengandung dan sepertinya baru beberapa Minggu?"

"jangan sembarangan Abraham! Aza tidak mungkin hamil!" bentak nya

"walaupun saya dokter spesial jantung tapi saya tau mana sakit biasa dan mana sakit orang yang sedang hamil ?" ungkap Abraham yang membuat Hutama menjatuhkan diri nya.

"tidak mungkin !" racau nya sambil menangis

"katakan padaku ham kamu bohong kan?" walaupun dia tau itu adalah kenyataan nya tapi dia tetap menanyakan nya.

"saya tidak tau apa yang terjadi kepada aza,tapi saran ku bawa aza kerumah sakit saya akan menunggu kalian di sana. Dan jangan sungkan mengatakan padaku saya selalu ada untuk mu aku permisi dulu. ?" ucap nya lalu meninggalkan Hutama yang sedang terisak Abraham juga merasa sedih melihat sahabat nya terpuruk.

Lama Hutama berdiam diri di ruangan kerja nya setelah bisa menguasai diri nya diapun beranjak dan menuju meja kerja nya dia mengambil bingkai foto di mana di dalam nya ada seorang wanita yang masih terlihat cantik.

"apa yg harus mas lakukan sayang? Aza kita,,, aza kita sedang hamil dan aku tidak tau siapa yang hamili nya, tolong aku sayang,aku sudah gagal menjadi ayah untuk aza? jangan siksa aku seperti ini aku tidak sanggup?" ucap nya tergugu air matanya sudah mengalir deras.

Lama dia menangis dan mencurahkan semua nya kepada figuran foto mendiang istri nya. Dia menangis meraung di hadapan foto almarhum istrinya kepada siapa lagi dia harus mencurahkan isi hati nya.

Dia harus kuat dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan aza atau di hadapan ke dua anak nya yang lain. Kalau bukan dirinya siapa lagi yang harus menguatkan anak-anak nya dan berdiri di depan anak-anak nya.

Setelah cukup lama mencurahkan kan isi hati nya hutama pun merapikan kembali penpilan nya yang sempat berantakan.

" ayah kenapa?" tanya aza yang melihat ayah nya kembali masuk ke kamar.

"ayah tidak apa-apa sekarang aza siap-siap kita ke rumah sakit ya nak?" ucap Hutama berusaha tegar.

"emang aza sakit apa?kenapa harus ke rumah sakit kan om Abraham sudah periksa aza tadi?"

"aza ikut saja ya sayang?" dan aza pun mengangguk.

"di perjalanan setelah mengirim pesan singkat untuk Alya, Hutama langsung menoleh kan wajah nya ke arah samping dia tidak sanggup melihat wajah aza apa yang harus anak nya lakukan dengan umur yang baru delapan belas tahun sudah Hamil dan parah nya dia hamil karena di perkosa.

Setelah sampai di rumah sakit mereka langsung menuju ke ruangan dokter kandungan sesuai arahan Abraham. Ya mereka tidak melakukan penggantian karena abraham pemilik rumah sakit tersebut.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan akhir nya apapun selesai di periksa.

"dalam hal ini pusing mual dan lemas sudah terbiasa untuk calon ibu yang hamil muda?" .

deg

Seperti di cabut dari raga nya aza sudah tidak bisa bernafas lagi mendengar penjelasan dokter. sedangkan Hutama menutup matanya dan tak terasa air matanya mengalir

Melihat reaksi ayah nya aza sudah bisa menebak nya bahwa sang ayah sudah tau.

untuk memastikan pendengaran nya aza pun memberanikan diri untuk bertanya ke pada dokter tersebut

"maksud dokter saya hamil?" tanya aza yang suaranya gemetar.

"benar, kamu sedang hamil dan perkiraan janin nya baru memasuki usia tig?" belum selesai dokter menjelaskan nya tiba-tiba aza langsung jatuh dan sudah tidak sadarkan diri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!