Ini adalah aku, nama ku Shafira Angel Baskara. Gadis berusia 17 tahun yang saat ini sedang menempuh pendidikan SMA. Aku anak Bungsu dari tiga bersaudara, aku punya dua kakak perempuan, yang satu masih SMA kelas 12, yang satu lagi udah nikah.
Dan satu lagi aku punya Abang angkat, dia saat ini sedang kuliah di luar negeri, yaitu Amerika Serikat. Semua saudara ku punya prestasi yang amat gemilang, kakak perempuan ku, dia selalu jadi juara satu sejak bangku SD, SMP, dan SMA, sedangkan Kakak laki-laki ku yang berada di luar negeri, dia juga sangat pintar, dia hampir menyelesaikan studi nya, tahun depan.
Kalau kakak perempuan ku yang pertama meski sudah menikah dan punya anak, dia masih tetap bekerja, dia adalah seorang CEO di salah satu perusahaan milik keluarga, Suaminya juga seorang pengusaha sukses dan kaya.
Nah sedangkan aku, aku juga gak kalah pintar dari kakak ku yang kedua, aku juga dapat juara di sekolah, tapi juara 3, bukan juara satu seperti kakak ku.
Aku akan kenali siapa nama mereka.
Kakak angkat ku, namanya Zidan Saputra Baskara, dia seorang Mahasiswa semester delapan, tahun depan mau wisuda.
Kakak perempuan ku yang pertama, namanya Elsa Anindita Baskara, dia seorang CEO dari perusahaan Gemilang Angkasa, milik keluarga kami.
Nama Suami nya, Rangga Atmaja Sutomo , dia adalah salah satu pengusaha sukses di Jakarta, saat ini dia menjadi CEO di sebuah perusahaan, miliknya sendiri, nama perusahaan nya adalah Cakraningrat Grup.
Nama keponakan ku, Lilia Inara Atmaja, gadis cantik nan mungil ini berusia Enam tahun, dia saat ini sudah bersekolah TK.
Dia sangat menggemaskan, pintar dan lucu, tapi sayangnya dari kecil dia gak mau sama aku, di gendong gak mau, aku suapi nasi juga enggak mau, aku sisir rambut lebih gak mau, dia hanya mau sama kakak ku yang kedua, kakak ku yang kedua dia adalah favorit seluruh keluarga ini, dari Mama, Kak Rangga, Kak Elsa, dan ponakan aku, semuanya sayang dan suka sama dia.
Sedangkan pada ku, mereka biasa saja, aku selalu di nomor duakan, semua perhatian mereka limpahkan pada kakak ku yang kedua.
Nama nya, Kiara Saputri Baskara, dia sangat cantik dan putih, posturnya sempurna, tinggi dan ramping, dia adalah primadona di sekolah, semua cowok naksir pada nya, dia sering banget ikut lomba yang ada di sekolah dan selalu dapat juara pasti nya, dan setiap ada keberhasilan dari kak Kiara, semua orang akan merayakan dengan penuh sukacita.
Sedangkan jika aku yang menang lomba, gak ada satu pun orang yang yang ingin merayakan, dulu ada papa yang selalu kasih aku hadiah kalau aku menang lomba, sekarang papa Udah gak ada, papa meninggal beberapa tahun lalu.
Mama sibuk dengan pekerjaan nya sebagai bisnis women di bidang kuliner sekaligus Direktur utama perusahaan.
Aku bertanya - tanya, apa bedanya aku sama kak Kiara, kenapa dia selalu di banggakan sedangkan aku enggak, apapun yang aku lakukan, semua nya bagai angin lalu.
Padahal aku juga anak kandung mereka.
Sejak kecil hanya papa yang sangat menyayangi aku, bahkan mama gak pernah ingat hari ulang tahun aku, hanya papa dan kak Zidan yang tau kapan ulang tahun ku.
Ya, kak Zidan, sedikit lebih baik dari mereka pada ku, tapi dia tetap lebih sayang sama kak Kiara.
Walaupun kadang - kadang Aku menangis akan hidup ku, tapi aku akan menjalani hidup ku dengan takdir yang sudah Allah tuliskan.
Aku si gadis kuat yang akan bertahan di situasi apapun, walau berdiri sendiri tanpa ada yang berpihak padaku.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
SEKOLAH.
Hal yang paling mendebarkan adalah menunggu hasil ujian di umumkan. Seperti yang saat ini sedang di rasakan oleh Shafira dan seluruh murid SMA N 28 JAKARTA, semua murid terlihat tegang, dan berdebar - debat.
Tak berbeda jauh dari murid lain, Shafira Ikut deg - degan, dia berdiri dengan dua temannya, Ibu Eli, Guru Biologi maju ke depan untuk mengumumkan prestasi dari murid yang mendapat juara.
"Assalamualaikum warahmatullahi, Anak - anak semuanya, terimakasih Kami ucapkan karena sudah mengikuti ujian dengan tertib, Ibu sangat bangga pada kalian semua, hari ini Ibu akan mengumumkan nama dari Siswa-siswi yang mendapat nilai tertinggi/ juara di kelas masing-masing, ibu mulai ya."
Ucap Bu Eli mengumumkan juara kelas dari kelas 10, lalu kelas 11.
"Juara tiga dari kelas 11 A, Shafira Angel Baskara, juara dua Shella Anastasia, juara satu, Stella Aurelia, lalu juara tiga dari kelas 12, Ahmad Bagas, juara dua, Silvia Karamoy, dan juara satu dari kelas 12, Kiara Saputri Baskara, Ibu ucapkan selamat kepada semua murid yang mendapat juara, kalian di persilahkan untuk maju dan mengambil hadiah serta piala 🏆."
Ucap Bu Eli mempersilahkan semua murid untuk maju.
Shafira dan semua murid maju ke depan.
Setelah menerima piala semuanya, turun kembali dari panggung.
Shafira mengucapkan selamat buat kakaknya.
"Selamat ya kak, Kak Kiara dapat juara satu lagi, aku senang banget kakak selalu juara satu."
Ucap Shafira dengan wajah sumringah mengungkapkan selamat untuk kakaknya.
"Iya selamat juga buat kamu, aku mau ke teman - teman aku dulu."
Ucap kak Kiara lalu pergi ke temannya.
Aku dan kak Kiara memang tidak terlalu dekat seperti kakak adik lainnya. Kami jarang curhat tentang masalah cinta seperti kakak adik seharusnya. Hanya bertegur sapa jika di perlukan, sama seperti hubungan ku dengan keluarga yang lain.
Tapi Kak Kiara sangat humble kepada semua teman - temannya. Sikap dia pada Mama, kak Elsa, kak Rangga dan juga kak Zidan, sangat berbeda dengan sikap yang dia tunjukkan sama aku, dia di rumah sangat ceria, dan selalu bercerita banyak hal pada mereka, selalu manis, kadang ketika kami berkumpul Hanya aku yang selalu diam dan hanya sekadar senyum aja, aku memang cenderung pendiam sedikit berbicara, aku gak bisa becanda dan bercerita banyak hal, aku gak pandai dalam hal itu.
Saat melamun, tiba - tiba ada yang memegang bahuku, menyadarkan ku dari semua lamunan.
"Bengong Lo di sini, mikirin apa, pacar atau idola haha, piala udah di tangan, kenapa wajah Lo kayak sedih gitu?"
Tanya Shella sahabat Shafira.
"Gue gak mikirin apa - apa kok, enak aja lo bilang gue mikir pacar, gue gak mau pusing - pusing soal itu, BTW selamat sayang kuh udah dapat piala."
Ucap Shafira memeluk Shella.
"Selamat juga buat Lo Stella, dua sahabat gue dapat juara, aduh senangnya, peluk gue dong, oh ya Selvi juga ya, buat kenangan."
Ucap Shafira dengan wajah bahagia dan memeluk kedua sahabat nya. Entah lah, meski di dalam rumah, dia punya banyak anggota keluarga, dia cenderung merasa sepi, Bisa di bilang kedua sahabat nya inilah yang selalu mendukung nya.
"Pokoknya apapun yang terjadi, Kita harus selalu bertiga, kita harus saling dukung, dan kasih kekuatan, semoga selalu kayak gini terus."
Ucap Shella dengan harapan yang besar.
"Oke BESTie ku sayang."
Ucap ketiga nya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Aku gak sedih karena keberhasilan ku tidak di rayakan, aku ikhlas melihat rasa Sayang mereka yang besar untuk Kak Kiara, gak ada orang yang bisa menjangkau segala sesuatu yang telah tertulis, hanya saja, bolehkah aku bertanya?
Apa bedanya kami berdua, aku dan kak Kiara?
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Aku pulang dengan angkutan umum, aku bisa aja bawa motor tapi rasanya aku malas, naik angkot aja lebih cepat, ya meski keluarga ku adalah orang kaya dan punya banyak mobil dan supir, Mama gak pernah menyuruh supir untuk mengantarkan aku ke sekolah.
Mama hanya menyuruh sopir mengantar kak Kiara, kadang kak Kiara nyetir sendiri, sedangkan aku, selalu naik motor atau naik angkutan umum.
Meski harus berdesakan dengan penumpang lain, aku tidak mempermasala itu.
"Mang ini uangnya."
Ucap Ku memberi kan uang lima puluh ribu pada supir angkot itu.
"Kembalian nya Neng."
Ucap Mamang Aryo memberikan kembalian untuk ku.
"Gak papa Mang, ambil aja."
Ucap ku tidak mengambil kembalian lagi, Mang Aryo sangat baik pada ku, dia selalu menolong ku, sejak dulu aku memang sering naik angkot miliknya, jadi aku sudah akrab dengan Mang Aryo, bahkan dengan anak dan istrinya, anaknya seumuran dengan aku, dia juga bersekolah di sekolah yang sama dengan ku, hanya beda kelas aja.
"Makasih Neng."
Ucap Mang Aryo, dan ku balas dengan senyuman.
Pintu pagar di buka oleh Pak Karim, satpam keluarga ku.
"Eh Non Shafira udah pulang, kenapa gak telfon Kang Ujang neng, biar di jemput?"
Tanya Pak Karim padaku.
"Tadi aku naik angkot Pak, gak payah di jemput."
Ucap ku dengan sopan. Untuk apa aku telpon Kang Ujang, karena Mama sudah memberi perintah pada Kang Ujang untuk selalu menjaga Kak Kiara, bisa di bilang, Kang Ujang adalah Supir sekaligus Bodyguard nya Kak Kiara. Mana mungkin aku suruh Kang Ujang antar aku pulang, kalau Mama tau, mama bisa marahin aku.
Aku masuk ke dalam rumah, rumah sangat sepi, Mama kayaknya belum pulang, Kak Elsa juga belum pulang, aku naik ke kamar untuk berganti pakaian, aku pikir ada mama, aku mau tunjukkan piala 🏆 sama mama, atau sama kak Elsa, tapi mereka belum pulang.
Gak papa lah, saat makan malam nanti aku bisa tunjukkan sama mereka.
Aku menaruh piala dalam lemari kaca yang memang sudah terisi dengan beberapa piala yang aku dapat sejak dulu, aku mau mandi habis itu turun ke bawah untuk makan siang.
Lima belas menit kemudian, aku udah siap dengan stelan rumah, aku langsung turun ke bawah untuk makan, karena sendiri aku mau makan di dapur saja.
"Non Shafira mau makan sekarang, biar Bibi siapin?"
Tanya Bik Minah pada ku.
"Boleh Bik, rumah sepi banget Bik, mama belum pulang ya?"
Tanya ku pada Bik Minah, Bik Minah ini adalah asisten rumah tangga di sini, dia sudah bekerja di keluarga ku selama puluhan tahun, dari Papa dan Mama baru menikah, sampai sekarang dia masih bekerja di sini, dia yang merawat aku dari kecil, kalian pasti tau, kalau mama ku sangat sibuk, mungkin mama hanya mengambil cuti sebentar setelah melahirkan, lalu setelah kembali pulih dia akan bekerja lagi seperti biasanya.
Jadi kami anak - anaknya di rawat oleh pengasuh, ya Bik Minah, ada juga Baby sister lain, tapi Bik Minah bilang, sejak kecil aku tidak mau pada orang lain, aku hanya mau di gendong Papa, Mama dan Bik Minah.
"Ini Non, makanannya, gimana tadi hasil ujian nya Non?"
Tanya Bik Minah pada ku.
"Aku dapat juara tiga Bik, kak Kiara dapat juara 1."
Ucap ku sambil menyuapkan nasi ke dalam mulut.
"Alhamdulillah, yang penting Non juga dapat juara, juara tiga gak jadi masalah Non, Bik Minah bangga sama Non."
Ucap Bik Minah mengelus rambut ku.
"Makasih ya Bik, selalu dukung aku, selalu sayang sama aku."
Ucap Ku dengan tulus.
Sejak dulu sampai sekarang Bik Minah tidak pernah berubah, selalu menyayangi aku, seperti anak nya sendiri. Bahkan melebihi ibu kandung ku sendiri.
"Sama - sama Non, bibi mau lanjut kerja dulu non."
Ucap Bik Minah lalu pergi ke belakang.
Setelah makan siang, aku duduk di ruang tamu menunggu kepulangan mama.
Aku main handphone sebentar. Ada suara mobil yang sedang di parkir di garasi, sepertinya mama sudah pulang.
Ternyata benar itu adalah mama.
Mama masuk ke dalam rumah, melihat mama aku langsung berdiri dan menghampiri beliau, aku langsung bercerita kalau aku dapat juara tadi.
"Ma aku dapat juara tiga tadi waktu bagi rapot."
Ucap ku mulai bercerita pada mama.
"Mama itu capek, Shafira, bisa gak sih, kamu jangan ngomong dulu, mama mau ke kamar, mau istirahat, awas kamu, jadi anak kok gak ada perhatian sedikit pun sama orang tua."
Ucap Mama lalu pergi meninggalkan Aku, Jujur aku sedih dengan respon mama, tapi aku berusaha tak menangis.
Melihat mama menuju ke kamar, aku pun hanya menghembuskan nafas, aku pikir mama akan gembira dan memeluk ku, seraya berkata selamat ya sayang, tapi nyatanya aku malah di marahin.
Aku duduk kembali di sofa sambil main handphone.
Tak lama kemudian, kak Kiara pulang dengan raut wajah bahagia, dia berteriak.
"Mama, Kiara dapat juara satu lagi, Ma."
Ucap kak Kiara dengan suara cempreng, lalu tiba-tiba mama keluar dari kamar dengan wajah tersenyum hanya hangat.
"Ya ampun anak kesayangan mama ini, selalu dapat juara satu dari dulu, selamat ya sayang, kamu memang pantas mendapatkan ini."
Ucap mama sambil memeluk dan mencium kening kak Kiara, mama terlihat sangat bahagia melihat prestasi kak Kiara, tapi kenapa berbanding terbalik dengan aku, kenapa tadi waktu aku bilang, aku dapat juara, mama malah marah - marah, dan bilang aku gak ada perhatian sedikit pun sama orang tua. Sedangkan di saat kak Kiara yang bercerita, dia langsung menanggapi dengan wajah penuh kasih sayang.
"Sekarang kamu mandi, dan istirahat, nanti malam kita dinner di luar deh, buat rayain keberhasilan kamu, nanti kita ajak kak Elsa juga sama Mas Rangga, oke sayang."
Ucap mama membuat hati ku semakin sesak, mata ku mulai panas dan hampir saja tumpah air mata jika tidak aku tahan.
"Oke mama ku sayang, makasih mama."
Ucap kak Kiara lalu cium pipi mama dan naik ke kamarnya.
Setelah kak Kiara naik, mama kembali masuk kamar tanpa melihat ke arah ku.
"Kenapa mama bedain aku sama kak Kiara, padahal aku juga anak kandung mama kan, tapi kenapa setiap yang menyangkut aku, mama seakan gak peduli, tapi yang menyangkut kak Kiara mama sangat peduli, apa salah ku ma, apa aku ini bukan anak kandung mama?"
Ucap ku dengan air mata yang sudah turun, hati ini amat sedih, karena selalu di bedakan dalam keluarga ku sendiri.
Karena tak ingin ada yang melihat ku menangis, aku naik ke kamar ku dan menangis di dalam kamar.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
TUHAN, beri aku seribu alasan lain untuk bahagia, jika keberadaan ku di sisi mereka tidak lah penting, maka hadirkan aku seseorang yang menganggap aku adalah prioritas penting bagi nya.
Tak apa jika aku harus menjadi penonton dalam serial drama keluarga, karena aku memang engkau takdirkan untuk hal itu.
Shafira Angel Baskara.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Rumah Shafira.
Jika malam adalah saat yang paling indah, karena di hiasi oleh rembulan dan bintang, maka berbanding terbalik dengan aku.
Nyatanya aku sedang gundah di lema, aku seperti berada di angan - angan. Saat ini semua orang sudah siap dengan stelan yang rapi, aku pun sudah siap dengan dress yang cantik, meski perasaaan ku tak secerah gaun yang aku kenakan, aku memakai gaun berwarna merah, tapi hatiku gundah, seperti warna abu-abu.
Ku lihat mama, Kak Elsa, dan juga Lilia udah siap dengan penampilan glamor, kak Rangga gak bisa ikut karena ada meeting di luar kota. Mereka sedang menunggu kak Kiara. Lima menit kemudian, Kak Kiara turun dengan gaya anggunnya, dia pakai Dress merah muda Dengan tas selempang berwarna senada. Dia sangat cantik menurut ku, seperti bidadari, wajar sih, selain kulit nya putih posturnya juga profesional banget, dia cocoknya jadi model.
"Anak mama cantik sekali, dan selalu membanggakan."
Ucap Mama ketika melihat penampilan kak Kiara.
"Kamu kayaknya bisa aku promosi buat jadi model dek, kalau kamu tertarik sih."
Ucap Kak Elsa kembali menimpali dengan senyuman. Sejak tadi aku berdiri di samping mereka, tapi tak ada yang memuji ku, aku malah di cuekin, tapi saat kak Kiara turun, semua orang sangat heboh.
"Shafira juga cantik ma, dia lebih imut menurut aku."
Ucap kak Kiara memuji ku. Kak Kiara memang tidak terlalu cuek sama aku, beda dengan mama, dan kak Elsa.
"Ya cantik, tapi lebih cantik kamu sih, Shafira kan pendek, kalau kamu tinggi, ya kan Shafira?"
Ucap Kak Elsa membandingkan penampilan aku dan Kak Kiara.
"Iya Kak, aku emang pendek, jadi kak Kiara lebih cantik dan modis, karena postur nya yang tinggi."
Ucap ku dengan senyuman.
"Ya udah karena semua nya udah siap, ayo kita berangkat, jangan terlalu malam, nanti cucu oma udah ngantuk lagi, jadi gak bisa Dinner deh."
Ucap Mama mengajak kami berangkat sekarang.
"Ayo ma, Lilia sayang, ayo sama Aunty Kia."
Ucap Kak Kiara memegang tangan Lilia, Lilia pun menyambut uluran tangan kak Kiara dengan gembira.
Tadi waktu aku ajak dia, dia gak mau.
Aku puji Lilia aja, dia gak mau jawab malah diam aja, dia akrab banget sama Kak Kiara, aku iri, padahal aku juga sayang sama ponakan aku, tapi entah kenapa dia gak bisa liat rasa sayang dari aku buat dia, dia bobok aja kadang - kadang sama kak Kiara, sama aku mana mau dia. Ya sudah lah.
Kami melangkah keluar rumah menuju mobil, malam ini Kak Elsa yang nyetir bukan supir, mama duduk di depan dengan kak Elsa, aku, Lilia dan kak Kiara duduk di belakang, Bik Minah juga di ajak, beliau duduk di belakang. Mama memang sangat menghormati Bik Minah, mungkin karena Bik Minah, sudah di anggap seperti keluarga, Bik Minah duduk di belakang.
Dua puluh menit kemudian, kami sampai di Restoran langganan keluarga ku.
SIGNATURES RESTAURAN.
Kami memasuki restoran, mama menuju ke meja yang berisi enam orang, lalu pelayan datang membawa buku menu.
"Mau pesan apa Buk?"
Tanya pelayan dengan ramah pada mama.
"Saya pesan Nasi Goreng satu, ayam saus madu, minumnya Avocado Jus satu."
Ucap mama pada pelayan.
"Saya mau Chicken Steak satu sama Burger satu, minuman nya Jus Strawberry satu, Orange Jus satu."
Ucap Kak Elsa menyebutkan pesanan.
"Saya mau Spaghetti satu, minuman nya Apple Jus satu."
Ucap Ku menyebut pesanan.
"Saya mau Steak Iga Sapi satu, Kentang goreng satu, minuman nya Jus Strawberry satu."
Ucap Kak Kiara.
"Bik Minah mau pesan apa?"
Tanya ku pada Bik Minah.
"Nasi goreng aja satu, sama kopi hitam."
Ucap Bik Minah pada pelayan.
"Baik, mohon di tunggu sebentar ya Mbak."
Ucap Pelayan itu lalu pergi mengambil pesanan.
"Gimana dengan pekerjaan kamu Elsa?"
Tanya mama pada kak Elsa.
"Pekerjaan aku lancar- lancar aja sih ma, bahkan sekarang perusahaan kita udah jadi Trending Bisnis no satu di Jakarta, banyak banget Klien yang merasa puas bekerja sama dengan perusahaan kita, bahkan klien nya banyak dari luar negeri, keuntungan perusahaan delapan puluh persen meningkat tahun ini."
Ucap Kak Elsa dengan wajah cerah.
"Wah hebat kamu Sayang, gak salah mama mempercayai urusan perusahaan sama kamu, kamu memang sangat cerdas, Kia Saya Ng, kelak kalau kamu sudah lulus sekolah, dan selesai wisuda, kamu juga harus bisa menjalankan perusahaan, karena perusahaan kita banyak, kamu juga harus bisa mengelola."
Ucap Mama menasehati kak Kiara, tapi kok mama gak nyebut nama aku ya, padahal aku dan kak Kiara sama - sama masih sekolah.
Sabar - Sabar.
"Iya ma, aku pasti akan belajar yang rajin biar bisa buat mama bangga dan sukses kayak kak Elsa."
Ucap Kiara dengan penuh keyakinan dan senyum di wajahnya.
"Aku juga mau sukses kayak kak Elsa dan Mama, semoga aja aku juga bisa."
Ucap Ku juga mengutarakan keinginan untuk sukses di masa depan.
"Kalau mau ya berusaha, karena kalau kamu gak berbakat di bidang bisnis, otomatis kamu tidak bisa menjadi penerus perusahaan kita."
Ucap Mama dengan wajah lebih kepada datar pada ku.
Tak ada senyum lembut dan penuh kasih sayang seperti yang mama tunjukkan pada kak Elsa dan Kak Kiara.
Aku hanya menganggukkan kepala, mengisyaratkan bahwa aku sangat paham akan hal itu. Tak lama kemudian pelayan datang membawa makanan dan minuman.
Kami makan dengan diam, dalam keluarga ku, sambil makan tidak di bolehkan berbicara, semua orang harus diam saat makan, jika ingin kembali berbicara, maka harus menunggu selesai makan.
Sepuluh menit kami semua selesai makan.
"Ma aku ke toilet sebentar."
Ucap Ku lalu pergi ke toilet.
"Iya."
Ucap Mama singkat. Jawaban mama selalu singkat jika menjawab pertanyaan dari ku, tapi jika kak Kiara, mama akan memanggil nya dengan Iya Nak, atau Iya Sayang.
Aku berjalan menuju toilet. Setelah selesai dengan ritual singkat di dalam toilet, aku pun keluar.
Aku jalan dengan santai sambil melihat ke sana - sini. Tak sengaja aku menabrak sesuatu yang keras, tapi bukan tembok ya, karena sesuatu yang aku tabrak, keseimbangan ku hampir saja hilang, jika saja sebuah tangan tidak memeluk pinggang ku.
Untuk seketika aku terjebak dalam pandangan mata cowok itu, aku gak kenal siapa dia, ini kali pertama aku liat dia, entah kenapa, tiba-tiba jantung ku berdegup kencang sekali, aku tidak pernah sedekat ini dengan seorang cowok, apalagi cowok ini sangat tampan sih, OMG jangan sampai dia dengar degup jantung aku, aku bisa malu. Tak terasa pipi ku memerah.
Setelah sadar aku sedang memandang wajah cowok itu, aku kembali berdiri tegak dan menetralkan degup jantung ku.
"Makasih udah tolongin aku."
Ucap ku dengan senyuman tipis.
"Sama - sama, lain kali hati - hati ya, Untung ada gue yang tangkap Lo, kalau enggak gimana,"
Ucap cowok itu dengan senyum manis nya.
"Kalau gak ada kamu, ada Allah yang kasih pertolongan."
Jawab ku lalu pergi meninggalkan nya.
"Cantik, imut dan menarik, menggemaskan banget, semoga jadi jodoh gue."
Ucap laki - laki itu dengan senyum manis nya.
Apa dia sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!