NovelToon NovelToon

Mega J

Hutan

Disebuah hamparan hutan yang luas, pepohonan yang tinggi menjulang dengan dedaunan yang lebat, hiduplah seorang lelaki dari balik pohon yang daunnya paling lebat. Ya, dia bertempat tinggal di sebuah hutan itu.

Namun dia bukan Tarzan, yang hidup di hutan hanya berpakaian menutupi kemaluannya saja. Dia adalah Mega J, dia hidup sebatang kara sejak kecil, dia sendiri pun bahkan tak tahu alasan mengapa dia bisa hidup sendiri. Karena memang tidak ada orang tua, tidak ada pengasuh, bahkan saudara pun tak ada.

Dia juga cara berjalannya tidak seperti Tarzan yang bergelantungan di ranting pohon bila hendak melewati arah manapun. Dia berjalan layaknya manusia biasa, karena dia memang manusia. Hanya saja.....

Dia bukan berasal dari dunia yang sama dengan manusia modern. Ya, dia berbeda. Dia berada di alam sejarah zaman dahulu.

...****************...

"Mega J!!!" teriaknya sendiri pada namanya. Dia tampak merasa kesepian.

Di dalam hutan yang diluas. Dia hanya bisa berbicara dengan apa yang ada di sekitar sana. Sejak dulu, itu saja yang bisa dia lakukan. Satu persatu dia hampiri apa yang ada di sekitar nya, baik itu pohon, daun, bunga, hewan pun dia layani.

"Hei pohon tertinggi. Coba kali ini saja dengarkan apa yang aku katakan."

Seolah pohon menjawab apa yang dia tanyakan, walaupun sebenarnya tidak. Dia hanya menjawab nya sendiri.

"Tanya apa Mega J. Katakan saja padaku segalanya." Dia menjawab sendiri dengan membayangkan pohon dapat berbicara.

"Aku sungguh sudah besar. Aku sudah tidak mampu lagi untuk bertahan sendirian di hutan ini. Apakah memang benar-benar tidak ada manusia satu pun disini? Selain diriku?"

Kresek Kresek!

"Aduh ini kok banyak sekali dedaunan sih!"

Mega J langsung menoleh, saat tiba-tiba terdengar ada suara yang cukup lembut terdengar. Tidak seperti suaranya yang menggelegar.

Dan perlahan sesosok manusia keluar dari balik dedaunan pohon yang tak begitu tinggi, dia tidak bertubuh tinggi seperti dirinya. Dia berbeda. Menggunakan penutup kepala, pakaiannya tertutup semua dari ujung kepala hingga kaki, hanya memperlihatkan telapak tangan, wajah, dan kakinya yang beralaskan sebuah penutup juga.

"Siapa kau?!" teriak Mega J.

Bersamaan dengan itu, seorang yang kini telah berhadapan dengan nya pun berteriak, "Aaa!!! siapa kamu?!" namun tetap berdiri tegap.

Mega J pun bingung karena seorang itu malah berteriak. "Heh kenapa kamu teriak?!" ucap Mega J. Sembari mengerutkan keningnya.

Seorang itu pun menghentikan teriakan histeris nya. Dan mulai menatap Mega J dengan seksama, dari ujung kepala sampai ujung kaki Mega J. Sedangkan orang itu seketika langsung bergumam.

"Siapa orang ini? Tampaknya dia bukan seperti diriku. Pakaiannya kain biasa, celananya pun juga, tampak tak pernah bertukar pakaian."

Seorang itu masih tercengang menatap Mega J, dia masih menggumam dalam hati, "Tapi dia ini kalau dilihat ya seperti laki-laki pada umumnya, tampan, hidung mancung, bibir pas tidak lebar tidak pula tipis, tapi dia tinggi sekali, mungkin sekitar 180 centi. Hemmm...."

"Hei! Kamu baik-baik saja?!" tanya Mega J, sembari menyentuh pundak seorang yang kini berada tepat dihadapannya.

Yang seketika itu pula orang itu pun terkejut karena sentuhan Mega J. "Eh eh, jangan pegang!" bentaknya.

Mega J pun segera melepaskan sentuhan tangannya pada pundak orang itu. Sambil masih tetap melanjutkan pertanyaannya, "Baiklah! Kamu ini siapa? Dari mana asalmu? Aku tidak pernah melihat ada manusia berbentuk begini sebelumnya." tanya Mega J panjang lebar sembari menunjuk ke arah tubuh orang itu dari atas ke bawah. Lebih tepatnya menunjuk ke pakaian yang dipakai orang itu.

"Aku Hanna... Hanna Delisha itu nama lengkapku." jawab orang itu.

"Aku Mega J. Tapi kenapa kita berbeda? Kamu....memakai penutup itu." ucap Mega J sambil mempraktikkan bahwa yang dia maksud penutup di kepala Hanna.

"Oh ini,... Ini namanya kerudung. Aku memakai kerudung." jawab Hanna.

Namun tampaknya Mega J masih bingung. Dia masih bertanya, "Bukan itu saja ... maksudku aku begini. Kamu kok beda?" sambil dia tunjuk ke tubuhnya. Seolah hendak menjelaskan ke Hanna bahwa dia berbeda.

"Oh aku paham. Maksud mu kamu laki-laki kan?...."

"Hemmm. ya ya... Aku laki-laki." jawab Mega J, walaupun dia sendiri tidak mengerti. Tapi mungkin saja jawabannya akan menjawab pertanyaan dia pada Hanna.

"Kamu sepertinya memang tidak mengerti. Kita memang berbeda," Hanna sembari menunjuk ke seluruh tubuhnya sendiri, "Aku seorang perempuan. Dan kamu seorang laki-laki. Jelas berbeda. Bentuk tubuh kita berbeda. Aku cantik, kamu tampan. Itu sebutan untuk perbedaan perempuan dan laki-laki." Jawab Hanna.

Mega J menganggukkan kepala. "Kita beda. Tapi kamu juga manusia kan?"

Mendengar pertanyaan Mega J yang tampak unik bagi Hanna seketika itu juga Hanna langsung tertawa sembari telapak tangannya menutupi mulutnya, "Hahaha... Kamu ini lucu sekali. Aku merasa sekarang seperti di dalam adegan Tarzan saja." ucap Hanna, yang masih sambil tertawa.

Melihat tawa Hanna, Mega J pun ikut tertawa, walaupun dia sendiri tak mengerti apa yang kini sedang dia lakukan. "Hahaahaa."

Sedangkan Hanna sendiri, melihat Mega J malah menunjukkan tingkah yang sangat persis dengan seorang Tarzan, pria hutan yang buta huruf itu pun. Hanna semakin tergelak.

Hutan itu pun seolah menggemakan tawa keduanya.

.

.

.

Lanjutannya besok guys 😘

Rumah Pohon

Hanna masih berdiri berhadapan dengan Mega J. Mereka berdua kini telah menghentikan gelak tawa mereka. Dimana hampir setiap gerakan Hanna, Mega J menirukannya.

Dengan adanya hal tersebut, membuat Hanna mengerti bahwa Mega J memang benar-benar tak mengerti segala hal dunia luar. "Kamu seperti nya bukan dari duniaku." ucap Hanna.

"Aku disini. Rumah ku di atas sana." ucap Mega J. Menjelaskan pada Hanna bahwa dia memang lah berasal dari hutan itu.

Saat Mega J menunjukkan ke atas pohon, terlihatlah oleh Hanna seperti sebuah rumah namun dibangun di atas pohon.

"Itu rumahmu?!" tanya Hanna.

Mega J mengangguk, karena Hanna akhirnya mengerti apa yang dia maksud, Mega J pun tersenyum.

"Di atas pohon?!" tanya Hanna lagi dengan nada ditekan, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat kini.

"Iya ini kan hutan, jadi buat rumah ya di atas pohon. Untuk menghindari serangan dari singa, harimau dan lainnya." jelas Mega J.

"Oh ya kamu betul juga." Hanna pun tak heran lagi kini dengan apa yang dilihatnya.

Namun Hanna kembali menatap ke arah rumah pohon nya Mega J. "Bisakah aku ke rumahmu?" ucap Hanna, seolah bertanya pada diri sendiri.

"Bisa." ucap Mega J, yang tiba-tiba sambil memegang tangan Hanna.

Seketika itu pula Hanna menepisnya, "Tidak perlu pegang!" ucap Hanna tegas.

Mega J pun sedikit heran, namun dia menuruti perkataan Hanna. "Baik." tanpa ada kata maaf. Karena dia tak mengerti semua tata Krama itu.

Mega J berjalan lebih dulu, dia menunjuk ke pohon yang telah di lubang-lubangi, dia yang membuatnya. Sebagai tangga menuju ke rumah pohonnya, tangga buatannya sendiri. Dia persilahkan Hanna untuk naik lebih dulu.

"Silahkan." ucapnya.

Hanna mengerutkan kening, "Ini tangganya?" dengan nada sangat heran.

"Iya...."

"Apakah aku bisa?"

"Kalau tidak bisa, aku akan bantu."

"Ah tidak usah tidak usah!" ucap Hanna, dengan melambaikan tangan di depan Mega J.

Mega J kini sudah paham dengan Hanna yang tak mau disentuh olehnya, jadi dia sengaja menawarkan bantuan untuk menggoda Hanna.

Hanna pun menaiki tangga satu persatu menuju rumah pohon Mega J yang ada di atas pohon tinggi itu.

Ditengah perjalanan menaiki tangga pohon itu, Hanna tergelincir kaki kanannya tak menepakkan kakinya tepat di lubang pohon, hingga dia menjerit,

Aaaa!!!!!

Mega J untungnya dia menaiki tangga setelah Hanna. Dengan sikap dia pun melompat ke bawah lagi, dan dengan segera menangkap Hanna yang jatuh dari ketinggian itu.

Seketika Hanna menghentikan jeritannya, saat dia tak merasakan sakit apapun. Karena kini tubuhnya tengah di tangkap oleh Mega J, dan lebih tepatnya kini dia berada di pelukan Mega J.

"Untung saja tidak terlalu tinggi jatuhnya." ucap Mega J pada Hanna.

Seketika itu pula, setelah Hanna sadar bahwa dia sedang berada di pelukan Mega J, dia pun langsung berkata,

"Turunkan aku!"

"Baik." jawab Mega J. Dengan pelan, dia menurunkan Hanna dari pelukannya yang tampak seperti digendong olehnya itu.

Hanna pun telah berdiri tepat di depan Mega J. Kembali dia bergerak, tak putus asa. Dia kembali menaiki tangga pohon menuju rumah pohon milik Mega J.

Namun kini, Hanna lebih berhati-hati. Sedangkan Mega J tetap memasang kuda-kuda untuk berjaga takut Hanna tergelincir lagi.

Sesampainya di atas, tepatnya setelah berada di rumah pohon. Hanna langsung terkesima dengan keindahan rumah pohon sekaligus pemandangan dari atas sana.

"Masyaallah bagus sekali rumah ini." ucap Hanna sembari, memutarkan tubuhnya di dalam rumah itu. Dia bahagia sekali.

"Walaupun naiknya agak susah. Tapi setelah berada di atas sini terbayarkan kelelahan selama menaiki pohon." ucapnya.

Mega J yang hanya diam mendengarkan ucapan Hanna, dia terpana memandang Hanna. Kecantikan Hanna saat dia sedang tersenyum bahagia semakin bertambah.

Hanna berjalan kesana kemari mengelilingi rumah pohon, dari arah timur, barat, selatan hingga Utara. di setiap sisi rumah pohon itu terdapat jendelanya. Jadi total jendela yang ada di rumah pohon itu adalah tiga jendela. Karena salah satu sisi rumah pohon itu adalah pintu masuknya.

Sebenarnya rumah pohon yang dibuat oleh Mega J tidak lah semewah yang Hanna katakan, namun Mega J menata setiap barang yang dimilikinya dengan sangat rapi di dalam rumah pohon itu. Sehingga menampakkan keindahan berbeda sekaligus keunikan yang Hanna rasakan saat memasuki rumah pohon milik Mega J.

Setelah puas Hanna melihat-lihat keindahan dirumah pohon itu, Hanna pun dipersilahkan duduk oleh Mega J di salah satu tempat duduk yang juga terbuat dari kayu pohon. Pokoknya unik sekali seisi rumah itu.

Bila dijabarkan dengan kata-kata, rumah itu berbentuk persegi. Namun berukuran sekitar 3x3 meter. Artinya cukup luas. Ada satu tempat tidur, ada dua kursi tempat duduk dan di lengkapi satu meja, ada pula dapurnya. Dan untuk kamar mandinya ada di luar rumah pohon, yang juga cukup untuk satu orang masuk ke dalam kamar mandi itu.

Hanna pun duduk sambil berkata, "Jika kamu ada di duniaku, kamu sudah layak disebut sebagai arsitektur hebat Mega J. Aku sangat kagum dengan penataan rumah pohon mu ini. Unik dan menyenangkan saat aku berada disini." puji Hanna.

Mega J masih terpana dengan Hanna. Sedangkan Hanna masih tetap memuji muji.

"Sungguh, bila dijabarkan di dunia ku, rumah ini kalau dijual sudah cocok harga tinggi. Tangga menuju kesini pun rumit, yang mengartikan bahwa cukup sulit seorang pencuri melintas masuk ke dalam rumah pohon ini. Kecuali orang itu bisa gelantungan di atas pohon." Hanna berucap sembari tertawa sendiri, berkata-kata sendiri. Mega J hanya terus diam seribu bahasa memperhatikan gaya Hanna dalam berbicara.

"Tempat tidur itu..." Hanna sambil menunjuk ke arah tempat tidurnya Mega J. "Tempat tidur mu itu unik. Terbuat dari tumpukan kayu, dan untuk bantalnya terdapat kayu pula yang tampaknya pas untuk kepala agar tidak sakit."

"Tempat duduk ini..." kini Hanna menunjuk tempat duduk yang mereka berdua duduki. "Unik sekali, kecil tapi kokoh hingga aku yang berat gini bisa ditopang oleh kursi kecil dari kayu ini. Dan meja nya ini, juga unik walaupun hanya berbentuk melingkar gitu saja. Pokoknya aku suka sekali ada di dalam rumah pohon ini."

"Dan kamar mandinya,.." kini Hanna sambil menunjuk ke arah kamar mandinya. "Walaupun berukuran sangat kecil, tapi aku saat masuk ke dalamnya dapat bergerak sih. Dan pokoknya aku rasa cukup lah tidak ada kekurangan untuk desain rumah pohon mu ini." seolah sedang berkomentar, itulah kini gaya Hanna.

Mega J pun tersadar dari lamunannya setelah Hanna sudah selesai mengomentari rumah pohon miliknya. Dan dia berkata,

"Ada kekurangan nya." ucap Mega J.

Hanna pun langsung menatap Mega J. "Apa memangnya?" tanya Hanna.

"Rumah ini tidak memiliki perbekalan untuk makan. Jadi harus turun dan mencari makanan diluar baru naik untuk di masak." jelas Mega J.

"Iya juga ya. Kamu benar. Aku tak kepikiran soal makan tadi." ucap Hanna sambil tetap tersenyum.

Kemudian setelah mereka saling terdiam sejenak, Hanna tiba-tiba berkata,

"Mega J...."

"Iya...."

"Emmm... Bolehkah aku menginap disini?"

Mega J terpana karena kini kedua tatapan mereka bertemu. Keduanya tak sadar pun saling terdiam dan saling menatap.

.

.

.

Lanjutannya secepatnya guys 😘

Tersesat

"Emmm. .... Bolehkah aku menginap disini?" Hanna mengulangi pertanyaannya karena Mega J tak menjawabnya malah hanya melamun sambil menatapinya.

Hanna pun geram, karena Mega J masih saja melamun, dia pun menepuk pelan pipi Mega J. Hingga membuat Mega J terkejut, karena sentuhan Hanna.

"Hah?! Kamu kok menyentuhku ?" tanya Mega J. Kesenangan. Dia tersenyum.

"Bukan disengaja. Cuma kamu gak dengerin aku ngomong!" ucap Hanna.

"Aku dengar kok. Boleh banget lah kamu menginap disini. Tinggal bersamaku selamanya juga boleh."

"Mimpi kamu!" sahut Hanna.

Mega J pun menghentikan candaannya. Dia perlahan berusaha memahami Hanna, "Kalau boleh tau.... Kenapa kamu bisa kesini? Kata kamu, kita berasal dari dunia yang berbeda?"

Perlahan Hanna menatap Mega J, saat tau Mega J juga sedang menatapnya, kembali dia membuang muka, karena tak ingin mereka saling menatap. "Sebenarnya....." Hanna pun mulai bercerita.

...***************...

Matahari mulai terbit, menampakkan cahayanya dari arah timur. Aku membuka jendela kamarnya beserta tabir jendelanya juga. Aku hirup udara pagi itu.

"Segar sekali...." ucapku saat itu.

Aku tinggal disebuah perumahan di kota besar yang bernama Singason, tepatnya berada di Amanka Selatan. Disana gedung-gedung menjulang tinggi. Sangat megah. Salah satu gedung yang tinggi itu adalah rumahku.

Tidak seperti di hutan ini, hutan ini begitu besar. Dan rumahmu ini begitu besar. Namun disana, sebesar apapun rumah yang aku tempati, terasa kecil bagiku. Karena aku bagaikan dikurung dalam sebuah sangkar.

Ayahku adalah orang terpandang disana, namun beliau sudah meninggal dunia. Aku juga sudah tidak memiliki ibu. Beliau juga sudah meninggal. Makanya aku selalu merasa kecil, karena kesendirianku.

Aku bekerja keras disana. Pekerjaan ku sebagai guru di Singason, guru Sejarah. Namun entah kenapa saat itu.

Seingatku, saat itu aku sedang berada di dalam perpustakaan pribadi ku di dalam rumah ku sendiri. Namun, aku tiba-tiba ada disini. Di hutan ini. Setelah aku menggeser lemari salah satu buku yang ada di perpustakaan pribadi ku.

...****************...

"Begitulah ceritanya. Aku juga tak mengerti, bersamaan dengan aku menggeser kan lemari itu, ternyata aku sudah pindah alam. Ternyata saat ada disini aku sedang menggeserkan dedaunan. Maka dari itu, itulah alasanku kenapa aku muncul dari balik dedaunan pohon yang tidak terlalu tinggi itu." ucap Hanna menyudahi ceritanya.

"Artinya apa?" sedangkan Mega J yang ternyata dari cerita panjang lebar Hanna, dia belum memahami seluruhnya.

Hanna pun menepuk keningnya sendiri, sembari berkata, "Ya Allah Mega J.... Maksudnya aku tersesat." ucap Hanna.

Mendengar Hanna mengucapkan kata Allah, Mega J pun langsung bertanya, "Apa itu Allah?"

Hanna pun turut terkejut mendapatkan pertanyaan seperti itu. Dia pun menatap Mega J, sehingga kini mereka berdua saling bertatapan. Hanna tak lagi menghiraukan hal itu. Dia menatap lekat kedua bola mata Mega J. Sambil berkata, "Allah adalah Tuhan. Dia adalah Tuhan seluruh manusia di dunia ini." ucap Hanna perlahan.

Seolah memastikan ucapannya merasuki Mega J. yang seketika itu pula, Mega J terdiam seribu bahasa dengan tatapan sekaligus perkataan Hanna.

Hanna pun semakin melanjutkan penjelasannya tentang Allah. "Allah adalah jika aku kini berada disini, itu semua karena Allah. Allah adalah alasan dibalik tersesat nya diriku sekarang ini. Allah adalah Tuhanku, Allah juga Tuhan seluruh manusia yang ada di dunia ini. Jika kamu belum mengenalnya. Maka sekarang kamu akan mengenalnya." ucap Hanna menyudahi penjelasan nya.

.

.

.

kelanjutannya besok 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!