NovelToon NovelToon

Romance After Marriage

0.1 : Sunday Morning

Kyra -

Pukul 07.58.

Aku tersenyum melihat jam di meja itu. Sekali lagi merapihkan rambutku biar kelihatan rapih. Nggak apa, meski belum mandi kalau sudah sisiran dan sudah cuci muka kan cantik saja, kan, ya? Hehe.

Oiya, parfum, parfum! Di mana parfumku. Aku harus pakai itu biar tetep kerasa wangi. Mungkin saja gitu kan dia bisa menciumnya lewat semilir angin yang berembus. Wedeh, makin pintar saja pikiranku ini. Sik, asiiikk!

Dengan langkah buru-buru aku membuka pintu balkon kamarku. Suara kicauan burung, tukang sayur lewat ataupun anak-anak kecil yang lagi asik bermain di jalanan komplek langsung menyapa pendengaranku seketika.

Minggu yang cerah. Lengkap dengan semilir angin yang berembus lembut sesuai dengan yang aku prediksikan.

Baiklah, aku sudah siap!

Berdiri menunggu dengan gelisah, aku menatap pintu balkon dari rumah tepat di depan rumahku itu. Yang catnya warna biru navy itu loh yang digarasinya ada mobil Brio kuning favorit aku pastinya. Hihi.

Lalu, saat pintu kayu cokelat itu terlihat sedikit bergetar. Oho, aku tahu, aku tahu. Pasti dia yang membuka pintu itu. Akhirnyaaaa!

"BANG EZRAAAA!! MET PAGII..." teriakku lantang tanpa malu-malu. Wajahku cerah seketika saat kulihat muka bantal gantengnya itu menyapaku dengan senyum.

"Pagi," balas Bang Ezra sambil melambaikan tangan padaku.

Oh, oh... walaupun suaranya nggak sekencang suaraku tapi tetap saja nggak absen buat terdengar di kupingku. Ih, Bang Ezra meski belum mandi tetep saja gantengnya nggak toleran sih. Kesel aku tuh!

"BANG EZRA GAK SYUTING??!" tanyaku lagi.

Dia ketawa. Ih, manis banget sih. Gemes!

"Libur dong!" Jawabnya kemudian.

"WIH, ASIK DONG?!"

"Iya dong!" Balasnya sambil tertawa.

Hu-uh, Bang Ezra kenapa sih jawabnya singkat-singkat gitu? Dia nggak mau iseng tanya aku apa?!

"Kyra," eh, dia manggil aku!

"IYA, BANG EZRA?!"

"Siang nanti nonton yuk?!"

"HAH??!" barusan aku pasti salah dengar.

"NONTON YUK?"

Huwaaaa!! Bang Ezra beneran ngajakin aku nonton!!! Barusan aku nggak salah dengar. Ya Allah, Kyra mimpi apa semalem ya bisa dapet hari indah kayak gini?!

"Mau gak?" Tanyanya lagi.

Duh, Bang Ezra... nggak bisa apa ya nebak dari raut wajah aku saja. Lihat nih, Bang Ezra... Kyra senyam-senyum begini kesenengan setengah mati. Nggak kelihatan apa yak?!

Duh, duh, duh... sekarang jantungku malah maraton lihat Bang Ezra menyibak rambutnya yang dia sisir pake tangan. Alamaaaakk... tahu nggak sih Bang Ezra kalau wajah gantengnya itu makin bertambah berkali-kali lipat?!

"AKU MA--"

"BUSET! BERISIK BANGET YAK!!"

Seketika itu aku langsung menatap sengit pada cowok dari sebelah rumahku. Ish. Pengganggu!

"Heh, lo!" Dia menatapku. Memanggilku dengan kedikkan dagunya.

Idih. Sok iye, dasar!

"Lo cewek apa Tarzan? Toak amat suara lo!" Ujarnya ngeselin!

Untungnya sudah biasa aku menghadapi dia yang nista itu. Abaikan saja abaikan. Anggaplah dia cuman angin lewat.

Aku melengos gitu saja. Kembali menghadap ke arah Bang Ezra di sebrang sana. "MAUUU!!"

"Sip." Bang Ezra lantas mengacungkan jempolnya ke atas. Lalu dia membuat gerakan tangan seakan sedang menggayung air sambil bibirnya membentuk kalimat "mandi dulu" tanpa suara. Aku mengangguk cepat. Dia pun tersenyum padaku sebelum berbalik masuk ke dalam.

Uwuh, Bang Ezra kenapa sikapnya bisa manis banget kayak gitu, sih?

"Jadi gila lo lama-lama. Senyam-senyum mulu," ucap cowok tengil si tetangga sebelahku lagi.

Ih, ini orang ngapain sih peduli amat gitu sama urusan orang lain. Ck!

Aku menghadap ke arahnya, lalu bersidekap di depan dada. "Bilang aja iri, kan? Woo!"

"Idih. Najis. Ngapain gue iri sama cinta receh kayak cinta lo itu?!"

"Yaudah." Aku mencebik. Mengangkat bahu, aku berbalik pergi. Meninggalkan cowok resek itu berdiri sendiri di sana.

Sudah lah, nggak usah pedulikan dia. Fokus saja sama rencanaku dan Bang Ezra buat nonton abis ini.

Yuhuuu!!

Hatiku gembira banget rasanya. Rasa dag-dig-dug ini saja belom sirna. I-ih, jadi mules sendiri aku kan. Tapi tetap saja, AKU BAHAGIA!!

Aku harus cepat-cepat mandi nih biar nanti Bang Ezra nggak perlu nunggu lama. Pokoknya hari ini aku harus bisa dandan yang cantik.

Ha.rus!!

***

- Delvin -

"BANG EZRAAAA!! MET PAGII..." Aku berusaha meredam kupingku dengan menutupnya pake bantal.

Tau banget aku milik siapa suara cempreng yang berkoar barusan. Siapa lagi kalau bukan si Kira-kira alias Kyra!

"WAH, ASIK DONG!"

ASTAGAAA... CEWEK INIII!!

Udah lah udah. Udah habis kesabaranku buat nahan kecemprengan suara itu. ****** banget emang nih si Kyra. Merusak minggu pagi yang harusnya indah ini aja. Kampret!

"NONTON YUK?!" Ini lagi si Ezra segala pake ikut-ikutan cempreng segala. Haduuh... puyeng amat ini gue punya tetangga ngeselin semuanya!

Seketika itu aku langsung bangun dari tidurku. Lanjut tidur juga percuma. Udah nggak bisa lagi. Mata udah terlanjur melotot nggak bakal bisa dimeremin lagi. Coba aja, punya tetangga yang agak normalan dikit mungkin hari mingguku nggak bakal merana-merana amat. Suwek!

Buru-buru aku buka pintu balkon kamarku. "BUSET! BERISIK BANGET YAK?!"

Wah. Langsung kena deh tuh si Kira-kira. Langsung melotot matanya. Ahahay, seneng amat nih mancing langsung kena sasaran gini.

"Heh, lo!" Aku menghadap ke arahnya. Dia masih menatapku kesal. Wedeh, nggak bakal takut saya, Mbak.

"Lo cewek apa Tarzan? Toak amat suara lo!" Lanjutku lagi.

Emang Tarzan sih si Kira-kira ini. Nyasar aja dia bisa hidup di sini padahal lebih cocok buat hidup di hutan!

Eh, dengan sialannya dia mengabaikan aku. Melengos gitu aja nggak pake permisi. Kampret.

"MAUUU!!" Teriaknya lagi sambil senyum-senyum di akhir.

Aku geleng-geleng lihat kelakuan bucinnya itu. Haduh, cinta emang membutakan akal sehat manusia. Buktinya lihat aja tuh si Kyra senyam-senyum kayak orang nggak waras!

"Jadi gila lo lama-lama. Senyam-senyum mulu!"

"Bilang aja iri, kan? Woo!" Cibirnya.

"Idih. Najis. Ngapain gue iri sama cinta receh kayak cinta lo itu?!" Balasku nggak mau kalah.

"Yaudah." Terus si Kyra ini balik badan mengabaikanku begitu aja.

Ye, kampret emang tuh bocah!

Bodo amat, habis ini bakal aku gangguin mereka. Apalagi si Kira-kira ono noh. Bakal aku bikin dia kesel setengah mati! Ahaaayy...

Liat aja lo Kyra, siapa suruh lo ganggu acara tidur gue. Gak bakalan mulus acara kencan lo hari ini!

Emang enak.

♡◇♡◇♡◇♡◇♡

NOTE :

Mau kumpulin pembaca dulu di sini. Kalau sudah banyak yang kumpul bakal aku umumin jadwal post tiap bab cerita secara berkala, sembari tamatin cerita "Nikah Tapi Musuh".

Ditunggu komentarnya!

Dan, ini foto castnya...

CAUTION!!

CAST CEWEKNYA SILAHKAN BAYANGKAN SENDIRI YAA. BOLEH JADI KAMU KOK YG JADI PEMERANNYA. EHEHE

0.2 : Pengganggu

- Kyra -

Dua kali sudah aku ganti polesan makeup. Kesel sih, kenapa nggak dari dulu aku tahu soal dandan-dandanan begini. Pake blush on rasanya malah jadi menor banget. Pakai alis apalagi malah jadi keriting nih alis. Dandan bukannya bikin tambah cantik malah jadi kayak ondel-ondel gini sih? Keseeeelll!!

Sekali lagi, aku hapus semua polesan makeup ini dari wajahku. Kalau aja sainganku bukan sekelas artis yang pastinya cantik-cantik jelita itu. Aku pasti tetap pada pendirianku yang teguh dengan jargon "pure love". Kalau aja Bang Ezra cita-citanya bukan jadi Aktor pasti jalanku buat dekat nggak akan sedrama ini.

Hah, suruh siapa Kyra... lagian suka sama cowok ganteng. Ya pasti begini lah nasibnya. Huft.

"Udah lah, kayak biasa aja deh." Gumamku capek sendiri.

Akhirnya yang aku pakai juga cuman bedak sama liptint sedikit. Yah, back to basic deh... ckck.

Aku ambil tas selempangku dari atas meja rias sebelum akhirnya berjalan turun ke lantai dasar.

"Ra, kamu mau ke mana? Tumbenan udah rapih?!" Tegur Mbak Intan, kakak iparku.

Iya, kakak ipar alias istrinya kakak sulungku, Mas Kamil yang udah nikah dari dua tahun yang lalu dan sekarang lihatlah hasilnya. Perut Mbak Intan membelendung begitu tuh...

"Mau pergi aku Mbak," kataku sambil mengambil roti dari atas meja makan.

"Makannya sambil duduk, Ra..." Desis Mbak Intan memperingati. Aku meringis, mengambil tempat pada salah satu kursi paling dekat.

"Pergi? Sama siapa?" Sambung Mas Kamil yang tiba-tiba aja datang, nggak tau darimana.

"Bang Ezra." Sahutku.

Mas Kamil melotot. "Berdua??"

Aku mengangguk.

"Nggak boleh!" Tegasnya langsung.

Ih, ih... apa-apaan sih Mas Kamil. Ngeselin nih!

"Boleh nggak boleh aku bakal tetep pergi!" Ucapku langsung lari keluar rumah setelah sebelumnya menyalami Mbak Intan.

Biarin aja Mas Kamil tuh, kadang dia emang suka lebay gitu kalau udah menyangkut aku. Adik semata wayangnya.

"Mau ke mana kamu, Dek?" Itu suara Ayah.

Aku nyengir. "Aku pergi sama Bang Ezra ya, Yah?"

"Pergi ke mana?" Tatapan Ayah berubah menyelidik.

Waduh. Kayaknya nggak bakal bisa nih kalau aku bilang "nonton" aja. Oke lah, nanti mampir toko buku ah. Biar alibinya bukan bohong gitu maksudnya. Ehehe.

"Cari buku, Yah."

"Ooh..." Ayah manggut-manggut. "Yaudah. Pulangnya jangan sore-sore."

Hm, salah nih Ayah. Harusnya bilangnya tuh "jangan malem-malem" gitu. Ini malah "sore-sore" kan waktu kencannya jadi sempit. Hu-uh.

"Dek?"

Aku mendengus. "Iya, iya. Nggak sore-sore."

Yaudah lah, asal aku bisa jalan dan nonton berdua sama Bang Ezra, sebentar pun nggak masalah.

"Kyra, ke rumah Bang Ezra dulu ya Ayah..." baru aja aku mau minta tangan Ayah buat kusalimi. Eh, Ayah malah nggak kasih tangannya.

"Naik apa emangnya?"

Naik apa ya? Duh, tadi lupa tanya lagi. Mobil atau motor ya? Aku harap sih naik motor aja. Biar bisa boncengan berdua gitu... hihi.

"Kyra, udah siap?"

Eh?

Seketika itu aku berbalik. Bang Ezra sudah rapih sama pakaian kasualnya. Kaos polo hitam polos lengkap dengan jeans biru navy dan sneakers-nya.

Haduuhh... Bang Ezra, pakai baju simpel kayak gitu aja kadar kegantengannya bisa bertambah berkali lipat.

"Pak Gin, izin ajak Kyra pergi ya?"

Tuh kan, Bang Ezra tuh emang nggak pernah mengecewakan. Lihat tuh, sikapnya gentle banget pas minta izin sama Ayah. Seneng deh aku!

"Naik apa, Zra?"

"Saya bawa mobil, Pak."

Aku mendesah kecewa. Hu-uh, kenapa sih harus pakai mobil. Padahal kan motor lebih romantis!

"Yasudah. Hati-hati ya! Pulangnya jangan sore-sore." Ayah memperingati.

Bang Ezra pun mengangguk. "Iya, Pak. Kalau gitu kami permisi dulu. Ayo, Kyra?!"

Kemudian, aku mengekori Bang Ezra dari belakang. Berjalan melangkah menuju Brio kuningnya yang sedang dipanasi.

"Bang Ezra, aku masuk mobil ya?" Kataku padanya yang sedang ambil sesuatu dari bangku teras rumahnya.

Bang Ezra yang menoleh kepadaku pun mengangguk. "Iya, masuk aja." Dia tersenyum lagi.

Hatiku gembira banget hari ini. Benar-benar mimpi indah apa ya aku semalam kenapa bisa...

"LO?" Pekikku begitu pintu samping kemudi itu terbuka. Aku melotot. Sedangkan orang ini malah menaikkan sebelah alisnya, menatapku tanpa dosa. "Ngapain lo di sini?"

"Duduk lah. Masa renang?!" Balasnya ngeselin. Ampun deh, ini orang!

"Tau gue tau. Maksudnya, lo ngapain duduk di sini? Minggir, ini tempat gue tau! Lagian kita mau pergi. Awas!"

"Mana?" Dia melihat kanan, kiri, depan dan belakang. Dia lagi ngapain, sih? Nggak ngerti aku! "Mana? Nggak ada namanya tuh. Yeee... ngaku-ngaku aja lo senengnya!"

Aku memutar bola mataku jengah. "Delvin! Awas nggak lo?!"

"Nggak." Jawabnya ngeselin.

Ya Allahhhh!!

"Bang Ezra, Delvin nih nggak mau awas!" Biarin aja dia aku aduin. Lagian siapa suruh jadi penganggu. Mana ngeselin lagi!

"Vin!" Bang Ezra mengedikkan dagunya ke arah luar pagar. Maksudnya, ingin mengusirnya gitu. Huh, emang enak!

"Ogah! Kan tadi gue udah bilang sama elo, gue ikut, Zra!"

APA?!

"Bang Ezra?!" Aku harus minta kepastian sama Bang Ezra. Yakali, Delvin ikut! Kalau dia benaran ikut acara hari ini bukan kencan lagi dong namanya.... huwaaa, nggak mau!!

"Lo serius ikut?"

"Yaiyalah. Bete kali gue di rumah sendirian."

"Yaudah." Balas Bang Ezra yang langsung bikin kepalaku ingin meledak rasanya.

"Duduk belakang sana! Gue udah pe-we." Kata Delvin sambil mengarahkan dagunya ke belakang.

Dalam hati ini, aku benar-benar mengutuk Delvin! Seenaknya saja dia kayak gitu. Mengganggu rencana orang!

Kesel. Keseeellll!!

***

"Lo nggak jalan sama pacar lo, Vin?" Bang Ezra membuka pembicaraan dalam perjalanan ini.

Pada akhirnya, aku tetap duduk di jok belakang. Duduk di antara mereka, dua cowok itu yang duduk di jok depan.

"Pacar apaan!"

"Lo putus, Vin?!"

Eh? Delvin putus?? Serius??!

Aku cuman mendengar Delvin mendengus tanpa menjawab sepatah kata pun. Hm, rasa-rasanya benaran nih dia putus!

"Sejak kapan deh? Udah lama??" Tanya Bang Ezra lagi.

"Baru seminggu."

Oh, baru toh. Mungkin bisa balik lagi kayak yang sudah-sudah. Kan sudah kebiasaan Delvin sukanya putus sambung sama pacarnya itu, Ines.

"Bukannya kalian udah pacaran lama ya?"

"Delapan tahun, Bang Ezra!" Jawabku mewakili Delvin. Tapi bukannya senang diwakili, dia malah melotot ke arahku. Ih, resek!

"Serius sampai delapan tahun? Gila, sayang banget!"

"Gak usah khawatir, Bang. Nanti juga mereka nyambung lagi kok. Liat aja," sambungku lagi.

Delvin langsung mendesis garang padaku. Matanya bahkan sampai melotot.

Hih, orang ini! Ngeselinnya akut banget sih! Mana sok galak juga lagi!!

"Lo... ikut-ikutan ngomong lagi gue sumpel pake tisu nih! Mau?!" Omel Delvin sambil menunjukkan gumpalan tisu bekas yang ada di tangannya.

Refleks, aku menutup mulutku dengan tangan. Ih, Delvin kalau ngamuk serem banget sih!

Akhirnya aku diam saja. Nggak berani ganggu setelah ultimatum tegasnya Delvin tadi. Yaudah deh, lagian dia juga baru putus kan, anggap saja aku lagi menghiburnya yang lagi sedih makanya aku turuti apa maunya. Dan mengorbankan acara kencanku dengan Bang Ezra. Tuh, kurang baik apa coba aku ini?

Awas aja kalo dia masih ngeselin lagi!!

_________

NOTE :

Lancar update mulai Januari 2020 yaa. Jangan ditagih dulu sebelum Januari, oke? Hehe

0.3 | A : (not) Happy Ending

- Delvin -

"IH, DELVIIIN!"

Aku ketawa aja lihat muka si Kira-kira yang udah merah padam gara-gara aku jilat es krimnya.

"Vin, lo..." desis Ezra di sampingku. Alis mata tebalnya mengerut, berpadu menjadi satu. Mungkin dia merasa nggak habis pikir sama tingkahku tadi.

"Ih! Gak mau pokoknya. Lo harus gantiin es krim gueee!!" Seru Kyra kesal setengah mati. Haha. Lihat dia kesel kayak gitu adalah suatu kepuasan buatku.

"Ogah! Wleee~" aku menjulurkan lidahku, lalu tertawa lagi. Tentu aja bikin Kyra langsung menatapku sengit.

"Makan nih!"

Aku melotot saat Kyra mendorong es krim itu ke arah bibirku. Menempelkannya lalu melepaskannya tiba-tiba. Alhasil es krim itu jatuh, mengotori kemeja dan sepatuku. Lalu, pergi meninggalkanku begitu aja.

Wah, sialan. Masih berani aja dia. Ck!

Sementara Ezra menatapku jengah sambil menghela napasnya panjang. Baru setelahnya dia menyusul Kyra.

"Ra, tunggu!" Seru Ezra yang mengejar Kyra.

Yaelah, si Kyra dibecandain gitu aja marah sih. Nggak seru banget!

Setelah membereskan kegaduhan yang dibuat Kyra, membuang es krim jatuh itu ke tempat sampah, barulah aku menyusul mereka.

Aku geleng-geleng kepala saat melihat Kyra bicara dengan Ezra lengkap dengan wajah manjanya. Idih, gumoh juga gue lihatnya...

"Suruh aja Delvin nonton sendiri. Aku males kalo nontonnya ada dia!"

Nggak mau ada aku? Oh, dia mau perang lagi nih? Fineee!

"Yaudah, nanti duduknya, Bang Ezra di antara kalian berdua ya? Oke?" Tawar Ezra, tapi kayaknya bakal ditolak lagi sama si Kyra. Lihat aja ekspresi mukanya itu. Keruh, persis air kobokan pecel lele! Ckck.

Kemudian, Ezra membisiki sesuatu di telinganya. Nggak tau apaan. Tapi habis itu mukanya mulai cerah lagi, terus dia mengangguk. Wah, ngebujuk pake apa coba nih si Ezra bisa-bisanya bikin cewek bucin itu berubah sekejap?!

"Oke?" Ezra tersenyum sambil menaikkan alisnya. Dan, si Kyra juga balas senyum.

Elah, lihat mereka tukar senyum gitu bikin aku merasa jadi nyamuk aja. Huh.

"Yaudah, ayo nonton!" Ajaknya pada kami. Dia sempat melihatku sekilas dengan muka keselnya, tapi sedetik kemudian pas matanya ke arah Ezra lagi senyumnya merekah lagi. Gila ya, poker face banget si Kira-kira!

Aku berdecak aja melihat mereka berdua yang akrab banget kek pasangan beneran itu. Heran, udah kayak gitu tapi kenapa mereka nggak pernah jadian coba? Padahal kayaknya Ezra juga nyaman aja tuh sama si Kyra. Yah, kalo boleh jujur mah si Kira-kira ini tampangnya juga lumayan kok. Ekhem, manis sih. Tapi karena kebucinannya pada Ezra, aku jadi ogah ngakuinnya. Ya ngapain juga, entar yang ada malah dia makin pede lagi buat ngebucin. Idih.

"Nih, tiket lo." Kyra menyerahkan selembar tiket XXI padaku.

Aku melihat judul film yang tertera di sana. Idih, judul apaan nih? Ini mah kisah cinta menye-menye!

"Siapa sih nih yang milih filmnya?" Aku menggerutu sambil melirik Kyra yang mengernyitkan dahinya.

"Gue yang milih."

Seketika itu aku menoleh ke arah lain. Wedeh, salah sasaran nih kayaknya. Aku meringis.

Ezra mendengus. "Kalo lo nggak suka, tuker aja kalo bisa. Biar gue nonton sama Kyra aja, berdua."

Mendengar ucapan Ezra barusan langsung memancingku buat melihat reaksi Kyra. Nah, kan! Matanya langsung berbinar-binar seketika. Dia emang seseneng itu kalo nonton berdua sama Ezra. Heh, dasar bucin!

"Yaudah lah, udah terlanjur juga." Ucapku sambil melengos pergi meninggalkan mereka menuju ruang teater yang tertera di tiketnya.

B-21. Aku mencari-cari nomor 21 itu berada. Kalau barisnya sih aku udah tau, blok B pasti urutannya ada di baris kedua paling atas.

Penuh juga ini yang nonton. Lihat aja barisan dari blok B hampir semua penuh!

Eh, tunggu. Ada tiga kursi kosong tuh. Angkanya 21, 22 dan 23. Di tiket sih kursiku yang bernomor 21 pas di paling kanan. Ehei, aku punya ide nih!

Buru-buru aku duduk di kursi yang tengah. Nomor 22, aku tau banget itu!

"Vin, itu tempat gue!" Seru Ezra kemudian.

"Oh, masa?!" Aku pura-pura kaget. Pura-pura nggak sadar kalau aku salah bangku. Padahal aslinya sih emang sengaja. Sengaja biar merusak kencannya si bucin. Hahaha.

Aku nyengir. "Sori, Zra. Gue udah terlanjur pewe nih. Kita tukeran tempat aja gimana?"

"Bang Ezra?!" Si Kyra langsung menatap Ezra sambil menggeleng, nggak setuju.

Wah, asli deh. Hari ini emang seru bangeett! Haha.

"Vin, lo pindah nggak?!" Seru Kyra melotot.

"Nggak!"

"Ish, Delvin!!"

"Bodo."

Lihat mukanya si Kira-kira nahan marah kayak gitu asli bikin aku terhibur. Emang sih, membuat kesal Kyra adalah salah satu dari hobi favoritku. Hehe.

"Yaudah, Ra, gak papa." Ezra memilih menyerah rupanya. "Cepet duduk, bentar lagi lampunya mau dimatiin loh."

Seketika itu si Kyra langsung menekuk wajahnya. Menatapku dengan tatapan super kesalnya sebelum akhirnya dia duduk di sebelah kiriku.

Huh, hampir aja tawaku pecah gara-gara lihat tampangnya yang sok bringas itu. Aduuhh, Kyra... Kyraa... tampang lo lawak banget sih?! HAHAHA.

Lalu, lampu ruangan ini pun mulai redup. Dan layar besar di depan sana langsung memutar beragam iklan sebelum film dimulai.

"Awas, mata lo mau keluar tuh!" Bisikku padanya sambil menahan tawa.

"Huh!" Desahnya kesal, melemparkan punggungnya ke belakang dengan keras.

Aku mencebik melihat tingkahnya. Lalu mengangkat bahu. Nggak mau peduli. Saat lampu ruangan ini benar-benar padam, aku langsung tertawa tanpa suara.

Emang enak gue kerjain! Hahahaha.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!