NovelToon NovelToon

Your Music Changed Me

Prolog

Yuki adalah seorang gadis yang sangat malang, dia selalu berdoa agar diberikan kebahagiaan dalam hidupnya. Namun, semua itu tidak pernah terwujud. Hingga, pada suatu malam, paman Ito membantu Yuki untuk melarikan diri ke Osaka, agar Yuki bisa memulai hidup barunya disana tanpa harus bergantung pada keluarganya lagi.

"Nona, semua persiapan sudah siap waktunya kita berangkat" ucap paman padaku.

"Baiklah, mari kita berangkat sekarang!" ucapku sambil berjalan menuju mobil.

Saat perjalanan menuju Osaka, aku hanya duduk diam di kursi belakang, sambil melihat keluar jendela mobil.

"Nona, saya sudah menyiapkan satu rumah untuk nona di Osaka, jadi saat sampai nanti nona bisa tinggal disana untuk sementara waktu!" ucap paman padaku dengan lembut.

"Perjalanan masih dua jam lagi. jadi, bila nona ingin tidur sebentar tidak apa-apa, nanti akan saya bangunkan bila sudah sampai!" perintah paman padaku sambil menghidupkan sebuah musik.

Setelah, mendengar perintah dari paman, aku memutuskan untuk langsung tertidur sambil mendengarkan musik.

"Aku sangat bersyukur, karna akhirnya nona telah terbebas dari tahanan ibunya dan memulai hidup baru di Osaka." ucap paman dalam hati.

Dulu, aku pernah menyukai seorang pria lemah dan keras kepala. Karna sifat keras kepalanya itu, dia selalu diusir oleh ibuku. Tapi, walaupun terus diusir oleh ibuku, eia tetap saja ingin menemuiku dengan berbagai alasan yang diberikan pada ibu.

Hingga pada suatu hari, dia tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan ibuku, mengenai rencana untuk membunuhku dengan memerintahkan orang suruhannya. Setelah mengetahui rencana tersebut, dia tidak pernah memberitahukannya padaku sampai kejadian itu pun terjadi.

Keesokan harinya, aku pulang lebih awal dari biasanya dikarenakan aku merasa kurang sehat. Dan pada saat dalam perjalanan pulang, tiba-tiba saja salah satu mobil melaju kearah ku, seangkan-angkan ingin menabrakku. Dan pada saat kejadian itulah, dia tiba-tiba datang berlari untuk melindungiku,

BRAK

Saat membuka mata, aku melihatnya berada diatasku dengan berlumuran darah. Karna takut aku pun menangis dan meminta tolong. Namun, orang yang melihat kejadian tersebut bukannya menolong kami, melainkan mereka hanya berdiri diam sambil merekam kejadian tersebut.

"Yuki! apakah kau ada disini?" ucapnya dengan suara pelan.

"Ya, aku disini! aku sudah menelepon ambulans, jadi aku mohon padamu bertahanlah sedikit lebih lama lagi!" ucapku panik.

"Yuki, aku punya permintaan untukmu!" ucapnya padaku.

Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung menanyakan apa permintaannya padaku.

"Baiklah, jadi apa permintaanmu?" tanyaku sambil menggenggam tangannya.

Bila suatu saat, kau tau siapa dalang dari kejadian hari ini. Aku harap kau tidak membalas dendam pada orang tersebut. Intinya mulai sekarang aku hanya ingin kau hidup bahagia, seperti Yuki yang kukenal. Itu karna mulai sekarang aku tidak akan bisa berada disisimu lagi, jadi berhati-hatilah mulai sekarang!" ucapnya sambil mengambil nafas dalam.

"Tidak! apa yang sedang kau katakan? bila kau sampai pergi meninggalkanku, seumur hidupku, aku tidak akan pernah memaafkanmu! tidak akan pernah! jadi bertahanlah sampai ambulans datang!" teriakku padanya sambil menangis.

Bukannya mendengarkan perkataanku, dia malah tersenyum dan mengambil sebuah kalung dari sakunya dan memberikannya padaku.

"Ini! kau simpanlah baik-baik, anggaplah kalung ini sebagai penggantiku untuk menemanimu mulai sekarang!" ucapnya padaku, sambil memegang tanganku.

Tanpa pikir panjang, aku pun langsung mengambil kalung tersebut dan menggenggam tangannya.

"Selama ini aku selalu memperhatikanmu, apakah kau tau kenapa? itu karena aku mencintaimu Yuki! aku sangat mencintaimu! jadi selamat tinggal!"

belum sempat aku membalas perkataannya tersebut, ia sudah tidak bernafas lagi dan meninggal ditempat.

Pada saat itu, satu-satunya penyesalan terbesarku adalah. Aku tidak dapat memberikan jawaban terakhirku padanya.

BERSAMBUNG...

Chapter 1

Disepanjang perjalanan yang melelahkan ini, akhirnya aku dan paman pun tiba di villa.

"Nona, kita sudah sampai!" ucap paman.

"Ada apa?" ucapku sambil menguap.

"Kita sudah sampai nona! mari saya antarkan!" ucap paman padaku.

setelah sampai didepan pintu, paman mencari kunci villa tersebut dan membukanya. Saat sudah berada didalam, aku melihat sekeliling villa tersebut dan tidak sengaja pengelihatanku berfokus pada sebuah piano yang pernah aku mainkan saat kecil.

"Ternyata kau membawa piano ini." ucapku sambil duduk dikursi piano tersebut.

"Piano ini terdapat banyak kenangan didalamnya, oleh karna itu saya memutuskan untuk membawanya kesini."jawab paman sambil tersenyum.

Bukannya menjawab perkataan dari paman, melati aku hanya duduk diam dikursi, dengan wajah datarku.

"Aku lelah, jadi aku akan tidur lebih awal malam ini." ucapku sambil menuju kamar.

Sesampainya dikamar, aku langsung merebahkan diriku dikasur. Dan tidak lama kemudian paman mengetok pintu kamarku.

TOK... TOK... TOK...

"Masuk!" ucapku.

"Nona, minumlah susu ini sebelum anda tidur!" ucap paman sambil menuangkan susu tersebut.

"Kau tidak menambahkan sesuatu kan?"

"Tidak Nona, saya hanya memanaskan susu tersebut!" jawab paman.

"Apa kau membawa madunya?" tanyaku.

"Tentu nona, anda bisa menuangkan madunya sesuka hati anda." jawab paman sambil memberikan madu tersebut.

"Rasanya tidak terlalu buruk, ternyata kau bisa melakukannya dengan baik!" ucapku.

"Apakah itu pujian?" tanya paman dalam hati.

"Sekarang kau boleh pergi! dan jangan lupa besok, buatkanlah sarapan yang bisa kumakan. Karna aku tidak ingin meminum susu setiap harinya seperti seekor anjing!" ucapku.

"Baik nona saya mengerti!"jawab paman.

Setelah itu, aku memutuskan untuk langsung tidur. Namun, entah mengapa secara bersamaan aku memimpikan kajadian empat tahun lalu, dimana kecelakaan tersebut sampai membunuhnya.

"Akhhh..." Teriakku ketakutan.

Setelah mendengar suara teriakkanku. Tentu saja paman langsung berlari menuju kamarku. Dan saat sudah sampai didepan pintu, paman langsung masuk kamarku karna khawatir.

"Nona, apakah anda baik-baik saja?!" tanya paman sambil mengatur nafasnya setelah berlari tadi.

"Siapa?!" jawabku ketakutan.

"Saya Ito pelayanmu nona! sebenarnya apa yang terjadi? apakah nona bermimpi buruk lagi? tanya paman khawatir.

"Begitulah!" jawabku singkat.

"Tenang saja nona, karna hal yang anda mimpikan itu, tidak akan terjadi lagi untuk kedua kalinya." ucap paman sambil meletakkan bantal yang terjatuh dan kemudian menyelimutiku.

"Tetaplah disini! dan jangan pergi dari sini sampai aku tertidur! apa kau mengerti?!" ucapku.

"Yes My Lady." jawab paman sambil berdiri disamping Yuki.

Setelah mimpi buruk itu, aku melanjutkan tudurku sampai pagi pun tiba. Seperti biasa sinar matahari yang lembut mulai menerangi seluruh isi kamarku dan juga burung-burung pun mulai berkicau.

"Nona, waktunya bangun untuk sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah!" ucap paman sambil membuka gorden kamarku.

"Datang kesekolah?" Jawanku keheranan.

"Apakah nona lupa? Hari ini adalah hari pertama nona datang kesekolah baru untuk memulai kisah cinta disana." ucap paman sambil tersenyum.

"Hah! apakah aku terlihat seperti seorang yang akan melakukan hal bodoh seperti itu? lagi pula aku sangat benci bila harus memperkenalkan diriku nanti." ucapku dengan Nada kesal.

"Tapi, kesan pertama itu sangatlah penting bila nona ingin mendapatkan teman." ucap paman sambil mencari seragamku.

"Aku tidak butuh hal seperti itu, Karna hal seperti itu hanya akan jadi beban bagiku." ucapku dengan nada dingin.

"Nona, kau sungguh orang yang sangat tidak jujur pada dirimu sendiri. Sebenarnya hal yang paling kau takutkan adalah, kau tidak ingin kehilangan orang yang kau sayangi lagi untuk kedua kalinya bukan?" ucap paman sambil meletakkan Seragamku.

Bukannya manjawab perkataan paman, melainkan aku hanya duduk diam dengan tatapan kosong.

"Saya akan meletakkan Seragam nona disini! jadi nona bisa segera bersiap-siap sekarang! sementara saya akan membuat sarapan dibawah." ucap paman sambil berjalan keluar kamarku.

Aku langsung mandi dan mengganti bajuku dengan seragam sekolah. lalu mengikat rambutku dengan pita biru, kemudian aku langsung turun kebawah untuk sarapan.

"Anda datang di waktu yang tepat nona!" ucap paman sambil meletakkan sarapan diatas meja makan.

Tanpa berkata apapun, aku langsung duduk di kursi dan memberi isyarat kapada paman untuk menyalakan TV.

Saat TV sudah menyala. Aku tidak menyangka bahwa berita pagi ini adalah, berita tentang kematianku yang diumumkan oleh ibuku. Setelah melihat berita tersebut aku bukannya meresa sedih Melainkan tertawa.

"Aku tidak menyangka, bahwa aku akan melihat hal seperti ini dipagi hari. Padahal baru saja malam tadi aku pergi, dan paginya dia langsung memberitahukan kepada masyarakat bahwa aku sudah meninggal. Sungguh Sendiwara yang sangat bagus." ucapku dengan wajah senang.

"Saya rasa nyonya membuat surat palsu tentang kematian anda. Tapi tidak saya sangka nona besar akan berbuat sampai sejauh ini." ucap paman sambil menuangkan Air Putih digelas.

"Tentu saja, dengan adanya kepergianku ini, dia memanfaatkannya dengan memberitakan kematianku menggunakan surat palsu."

"Dan Setahu saya, 60% Harta peninggalan tuan Habari yang diberikan pada nona, secara otomatis akan jatuh ditangan nona besar.

"Apakah kau sudah lupa? bahwa sebelum ayahku meninggal, ia meninggalkan beberapa perusahaan besar disini. Jadi dengan adanya perusahaan tersebut, aku bisa membukanya kembali mengunakan tabunganku." ucapku sambil mematikan TV.

"Sudah, tidak usah dibahas lagi! jadi apa yang kau masak hari ini?

"Sarapan hari ini adalah Gratin dengan campuran rebung, Sop Miso dan Hijiki." ucap paman sambil mengikat saput tangan di leherku.

SEPULUH MENIT KEMUDIAN

"Hari ini saya akan mengantar dan menjemput nona dari sekolah!" ucap paman sambil mengelap sepatuku.

"Sarapan hari ini lumayan. Tapi kau jangan besar kepala dulu, karna aku bukan sedang berterima kasih atau memuji mu, apa kau mengerti?!" ucapku dengan wajah malu.

"Baiklah nona, saya mengerti!" ucap paman sambil tertawa.

Setelah Selesai mengenakan sepatu, aku langsung masuk kedalam mobil untuk menuju sekolah. Seperti biasanya, selama perjalanan aku hanya melihat keluar jendela tanpa mengeluarkan satu kata pun. Setelah lima belas menit, akhirnya aku sampai di SMA Sotosugawa.

"Apa perlu saya antarkan?" tanya paman.

"Tidak usah, aku akan pergi sendiri!" ucapku

"Baiklah nona, bila ada sesuatu yang terjadi cepat hubungi saya!" ucap paman sambil meninggalkanku.

Sesampainya di depan pintu, aku menghela nafas, lalu mengetuk pintu tersebut dan masuk kesana.

"Apakah kau putri dari Habari Yuu?" ucap bapak kepala sekolah itu padaku.

"Iya kau benar, saya adalah putrinya" jawabku.

"Baiklah semuanya, perkenalkan dia adalah putri dari Habari Yuu yang telah membangun sekolah ini, jadi aku harap kalian semua bersikap baik padanya." seru bapak kepala sekolah tersebut.

"Apa benar dia putrinya? tidak ku sangka dia sangat cantik!" Suara wanita.

"Iya, dia sangat mirip sekali dengan Tuan Yuu." Suara Laki-laki.

"Baiklah semua hentikan! Yuki bapak akan mengantarkan mu ke kelasmu! ucap kepala sekolah tersebut.

Sesampainya dikelas, bapak kepala sekolah memasuki kelas tersebut, lalu aku mengikutinya dari belakang.

"Baiklah, semuanya tenang! hari ini kita kedatangan murid baru. Jadi silakan memperkenalkan dirimu Yuki!" perintah bapak tersebut.

"Perkenalkan Namaku Habari Yuki, senang bertemu dengan kalian dan mulai sekarang mohon kerja samanya!" ucapku sambil menundukkan kepala.

"Eh! kenapa gadis baru ini sangat tidak asing, dan aku seperti pernah melihatnya sebelumnya."

"Sekarang aku mengingatnya, kau adalah Habari Yuki, anak dari Habari Yuu dan ayahmu adalah saudara kandung dari ibuku. Jadi kita berdua adalah sepupu!" Teriak pria tersebut, dengan suara nyaring.

Setelah mendengar perkataan pria tersebut. Seketika Teman-teman sekelasnya kaget, bahkan bapak kepala sekolah pun ikut kaget dengan sikap pria tersebut.

BERSAMBUNG...

Chapter 2

Setelah menyadari perbuatannya, pria itu pun tersadar bahwa semua teman sekelasnya bahkan bapak kepala sekolah pun sedang menatapnya.

"Haru! apa yang sedang kau lakukan tadi?!" Tanya bapak kepala sekolah kepada Haru.

"Saya hanya bercanda tadi!" Jawab Haru sambil tersenyum.

"Kali ini bapak memaafkan perbuatanmu, tapi lain kali jangan berbuat seperti ini lagi! apa kau mengerti Haru?! Tanya bapak kepada Haru.

"Saya mengerti pak!" Jawab Haru.

"Baiklah Yuki, karna di samping Kanata kosong kau bisa duduk disana" Ucap bapak kepala sekolah, sambil menunjuk tempat duduk tersebut.

Tanpa berkata apapun, aku langsung duduk ditempat yang sudah ditunjukan oleh pak kepala sekolah. Setelah perkenalan selesai, kegiatan belajar mengajar di mulai kembali, dan tidak terasa jam pelajaran pun telah usai dan waktunya istirahat.

JAM ISTIRAHAT

"Haru, Kanata, dan Hiro tugas kalian bertiga adalah membawa Yuki mengelilingi sekolah ini, agar dia dapat lebih mengenal lingkungan sekolah kita, apa kalian mengerti?!" Tanya pak guru kepada mereka bertiga.

"Baik pak!" Jawab mereka bertiga bersamaan.

mereka bertiga menemaniku untuk berkeliling sekolah ini. Namun, di sepanjang perjalan hanya Haru yang berbicara memberi arahan kepadaku, sedangkan dua orangnya lagi hanya mengikuti dari belakang.

"Hei Yuki! sudah lama ya, kita tidak bertemu. Jadi bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Haru dengan wajah senangnya.

"Hei, bisakah kau tidak sok akrab dengan ku? aku sama sekali tidak butuh rasa simpatimu itu, jadi lebih baik kau simpan saja untuk dirimu sendiri!" Ucapku dengan nada kesal.

"Hei! apa maksudmu Yuki? kau tidak seperti Yuki yang kukenal, apa yang terjadi denganmu selama ini? apakah ibumu melakukan sesuatu padamu?" Tanya Haru padaku.

"Diam!"

Teriak Yuki pada Haru karna kesal atas apa yang Haru katakan padanya. Dan saat dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba seseorang datang.

"Yuki, apa yang sedang kau lakukan? apa kau sedang berkelahi dengan temanmu?"

"A-Ayah kenapa kau ada disini bukankah kau sudah meninggal?!" Ucapku dengan heran.

"Ini ayah Yuki! maafkan ayah karena sudah membuatmu khawatir selama ini." Ucap ayah padaku.

Tanpa berkata apapun, aku langsung datang

memeluk ayahnya. "Syukurlah ayah masih hidup aku sangat merindukanmu ayah" Ucapku sambil menangis.

"Ayah tidak sendiri, melainkan ada ibumu yang menemani ayah." Ucap ayah padaku.

"Apa yang kau lakukan disini?" Ucapku kepada ibuku dengan nada kesal.

"Ayah yang membawanya, karna ayah ingin memberitahukan padamu sesuatu yang penting! Yuki Bulan depan ayah dan ibumu akan rujuk kembali." Ucap ayah kepadaku.

"Tidak! aku tidak akan mengizinkannya! karna wanita itu tidak pantas untuk ayah, apakah ayah lupa bahwa dia lah yang menyakiti ayah!" Teriakku.

"Yuki maafkan ibu, ibu tau ibu tidak pantas berbicara seperti ini padamu. tapi, walaupun kau tidak ingin berbicara pada ibu, ibu harap kau mau mendengarkan ini. Sebenarnya kecelakaan empat tahun yang lalu adalah rencana ibu." Ucap ibu sambil menangis.

"Apa katamu? jadi kau adalah dalang dari kecelakaan empat tahun yang lalu. Ibu aku tidak menyangka kau akan setega ini. Bukankah selama ini aku tidak pernah mempermasalahkan perbuatanmu padaku. Tapi kenapa kau melakukan semua ini? kenapa kau harus melibatkan dirinya waktu itu?" Ucapku.

"Yuki maafkan ibu! ini semua salah ibu!" Ucap ibu padaku sambil berlutut di hadapanku.

"Sudahlah Yuki! ibumu sudah meminta maaf padamu, dan terlebih lagi ibumu juga sudah menyesali perbuatannya." Ucap ayah padaku.

"Apa ayah pikir, aku akan menerima semua hal yang sudah dia lakukan padaku dan pada Tatara? aku tidak akan pernah memaafkan nya sampai kapanpun! dia bukanlah seorang ibu yang baik!" Teriakku.

"Apa yang kau katakan? dia adalah ibumu, ibu yang sudah melahirkanmu!" Ucap ayah padaku.

"Dia hanya orang yang melahirkanku, bukan merawatku dan apa ayah tau bahwa anak yang selama ini dia banggakan itu bukanlah anak Ayah, melainkan anak dari selingkuhannya. Wanita yang telah melakukan itu pada suami dan anaknya tidak pantas menjadi seorang ibu, hanya satu panggilan yang pantas untuknya yaitu, Wanita rendahan yang tidak tau malu!" ucapku dengan nada kesal.

"Sudah hentikan! ayah tidak ingin mendengarkanmu lagi!" Teriak Ayah keras padaku.

Aku hanya terdiam, setelah mendengarkan kata-kata yang ayahnya katakan, aku sangat kecewa pada ayah, karna ayah lebih memilih wanita itu dari pada diriku. Walaupun wanita tersebut pernah ingin membunuhku dan ayahnya saat itu.

"Hei pamam! apa yang Yuki katakan itu benar. Selama ini tante selalu memukul Yuki dan mengurungnya selama berhari-hari tanpa diberi makan apapun." Ucap Haru dengan kesal.

"Haru, sudah cukup!" Ucapku kepada Haru.

"Yuki apa yang sedang kau bicarakan? apa kau tau aku sekarang sedang membelamu!" Ucap Haru dengan nada kesal kepadaku.

"Ayah, bila kau memang ingin rujuk kembali, aku tidak akan melarangmu lagi dan maafkan aku karena bersikap egois tanpa memikirkan perasaan ayah. Maaf! maafkan aku ayah!" Ucapku dengan tatapan kosong, kemudian berlari meninggalkan meraka semua.

Setelah aku pergi dari tempat itu, Haru dan Hiro yang merupakan teman masa kecilku, langsung mengejarku sementara sisa Kanata yang masih di tempat tersebut.

"Oi, sebenarnya aku tidak pantas mengatakan nya padamu, tapi apa yang kau lakukan pada anakmu itu salah, apalagi sampai membentaknya. Ingatlah bahwa anakmu itu seorang wanita sama seperti istrimu. Tapi yang kuheran kanapa kau menampar anakmu yang tidak bersalah itu, harusnya kau menampar wanita disebelahmu itu bukan?" Ucap Kanata.

Setelah mendengar perkataan Kanata, Ayah yuki marah dan berteriak pada Kanata, tapi teriakan tersebut tidak menggangu kanata.

"Kau bisa berteriak pada anakmu. tapi padaku tidak akan mempan. Ingatlah kita hanya beda usia bukan beda nyali, jadi aku tidak akan segan-segan padamu bila kau mengganggu nya lagi!" Ucap Kanata dengan Nada tinggi dan kesal

"Apa yang kau tau tentang kami? keluarga kami punya aturan tersendiri, jadi kau yang bukan siapa-siapa tidak perlu ikut campur!" Ucap ayah sambil berdiri.

"Aku memang bukan siapa-siapa anakmu dan aku juga baru bertemu dengannya hari ini, jadi aku sadar sebenarnya aku tidak pantas untuk ikut campur dalam urusan ini. Tapi sikapku yang ikut campur ini sekarang lebih baik dari pada kau yang mengaku sebagai keluarganya, tapi tidak pernah memahaminya maupun melakukan sesuatu untuknya!" Teriak Kanata kesal.

"Paman, aku rasa kau sedang dibutakan oleh cinta wanita disebelahmu itu, jadi aku sarankan agar kau ke dokter mata untuk memeriksa matamu itu, apakah baik-baik saja atau tidak!" Ucap Kanata dengan nada menyindir.

Ayah Yuki tidak mengeluarkan satu katapun setelah mendengar apa yang dikatakan Kanata Barusan padanya, melainkan ia hanya berdiri diam ditempatnya.

"Oh, iya. Sebelum aku pergi aku ingin kau memperingati wanita di sampingmu itu, agar dia tidak pernah muncul didepan ku maupun di depan Yuki lagi. Bila aku melihatnya lagi, aku tidak akan melepaskannya seperti hari ini!" Ucap Kanata dengan wajah kesalnya, lalu pergi meninggalkan Ayah dan ibu yuki disana untuk menyusul Haru dan Hiro.

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!