Bumi, disebuah negeri yang bernama Tibet.
Saat ini terlihat seorang pemuda yang sedang dikepung oleh puluhan orang dengan berbagai jenis senjata tajam ditangan mereka.
Ada yang memegang golok, kapak, pedang panjang, bahkan tombak.
Pemuda yang dikepung itu bernama Xiao Yi. Namun orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan RAJA TANPA MAHKOTA.
Gelar itu diperoleh karena profesinya sebagai pembunuh bayaran tingkat Elit.
Di negeri Tibet, pembunuh bayaran dikategorikan menjadi tiga tingkatan.
Tingkat pertama pembunuh bayaran tingkat Rendah.
Tingkat kedua pembunuh bayaran tingkat Tinggi
Dan yang teratas pembunuh bayaran tingkat elit.
Disebut pembunuh bayaran tingkat rendah disebabkan, misi yang mereka kerjakan hanya biasa-biasa saja dengan tingkat keberhasilan berkisar 50%.
Dengan kata lain, prospek untuk tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam mengerjakan misi berimbang.
Sementara untuk pembunuh bayaran tingkat Tinggi, mereka mengerjakan misi yang lebih sulit namun jarang untuk gagal.
Dan untuk tingkat Elit adalah pembunuh bayaran profesional yang tidak pernah gagal dalam setiap misinya.
Misinya-pun khusus berhubungan dengan hal-hal mengenai urusan antar negara.
Seperti misi saat ini yang sedang dijalankan oleh Xiao Yi.
Karena ada seseorang dari negara lain yang mencuri sebuah Artefak kuno dari museum klasik negeri Tibet, maka oleh Penguasa negeri tersebut Xiao Yi diberikan misi untuk merebutnya kembali dari tangan si pencuri.
Namun sialnya setelah berhasil merebut artefak itu, dalam perjalanan pulang, Xiao Yi dihadang oleh puluhan orang.
" Menyerah-lah dan serahkan artefak yang kau bawa itu!" seru seseorang yang merupakan pemimpin kelompok tersebut.
" Apa? Sudah banyak misi yang berhasil aku tuntaskan, sudah tak terhitung lagi banyaknya nyawa yang telah aku ambil dan sekarang kalian mencoba mengancamku? Sungguh omong kosong!"
" Kalau kalian ingin mengambilnya, maka cobalah rebut dari tanganku ini!" Ucap Xiao Yi sambil mencibir.
Selama ini dalam setiap melakukan pertarungan Xiao Yi belum pernah kalah. Sehingga ia juga disebut sebagai Rajanya para pembunuh bayaran.
Mengenai kehebatan ilmu bela dirinya, semua itu ia pelajari dari sebuah kitab yang ditemukannya didalam sebuah reruntuhan bangunan kuno, pada saat melakukan sebuah misi.
Disampul kitab itu tertulis "KITAB ILMU XINGYIQUAN".
Kitab ilmu ini berisi tentang pelajaran memperkuat fisik, jurus kecepatan gerak dan tenaga dalam.
Dan diseluruh wilayah Tibet hanya Xiao Yi seorang yang menguasai ilmu tersebut.
" Serang dia, jangan biarkan ia lolos dari kepungan kita! " teriak pemimpin dari kelompok tersebut.
Dengan gesitnya, Xiao Yi yang hanya menggunakan tangan kosong, berkelebat kesana kemari menghindari serangan lawan sambil sesekali membalasnya.
Sudah hampir dua puluh orang yang berhasil dibunuhnya, namun lawan yang tersisa masihlah banyak.
Sementara disekujur tubuhnya, sudah terdapat begitu banyak luka. Ditambah lagi nafasnya sekarang sudah ngos-ngosan, menandakan tenaganya sudah banyak yang berkurang.
" Sialan... ternyata para pengeroyok ini sebagian besar dari mereka merupakan pembunuh tingkat Tinggi."
" Kalau begini terus, sebentar lagi aku akan kehabisan tenaga."
" Apakah aku akan menggunakan jurus terlarang dari kitab itu?" Gumam Xiao Yi didalam hatinya.
Didalam kitab Xingyiquan terdapat salah satu jurus terkuat. Terdapat keterangan di kitab tersebut bahwa jurus ini hanya bisa dipergunakan sekali, karena akan menguras seluruh tenaga dalam penggunanya.
Selain itu, jurus ini juga bisa membahayakan penggunanya, sehingga jurus ini dinamai Jurus Terlarang.
Jadi menggunakan jurus ini tidaklah di anjurkan, kecuali apabila keadaan memang benar-benar mendesak. Dengan kata lain sudah tidak ada lagi harapan untuk menang.
" Haa... haa... haa..." terdengar tawa yang keras dari para pengepung.
" Kalau kau ingin hidup, dengarkan perkataanKu ; menyerah-lah dan segera serahkan artefak yang ada dipunggungMu itu!" Ucap pemimpin kelompok itu dengan senyum mencibir.
" Apa? Menyerah? Kalian pikir semudah itu menundukkanKu? Kalaupun Aku mati, Aku akan membawa kalian ikut serta bersamaku, haa... haa... haa." Teriak Xiao Yi sambil tertawa.
" Dasar manusia gila, keadaanMu sudah seperti ini masih saja keras kepala, baiklah jika itu yang kau inginkan."
" Serang dan bunuh ia sekarang juga! setelah itu baru kita ambil artefak yang ada padanya. " Teriak pemimpin kelompok dengan wajah kesal.
Dengan serempak semua orang yang tersisa langsung menyerang Xiao Yi.
Setelah jarak mereka kira-kira sepuluh meter dari Xiao Yi, Dia tiba-tiba berteriak sambil melakukan gerakan tubuh yang terlihat aneh ;
" Jurus terlarang Xingyiquan."
Setelah Xiao Yi selesai membuat gerakan tubuh yang aneh, tiba-tiba saja kondisi alam sekitar langsung berubah drastis. Yang tadinya cerah sekarang menjadi mendung dengan bunyi gemuruh guntur dan petir saling bersahutan.
Suasana yang begitu mencekam tiba-tiba dirasakan oleh kelompok penyerang yang tersisa.
Belum sempat bersuara, tubuh mereka meledak semua dengan potongan daging yang berhamburan kemana-mana.
Tidak ada seorangpun yang tersisa dari mereka, akan tetap kondisi Xiao Yi juga sangatlah buruk.
Terlihat beberapa luka sobekan yang besar ditubuhnya, bahkan ada luka yang menampakkan tulang-tulangNya.
" Ternyata seperti ini efek dari jurus terlarang kitab Xingyiquan, Akupun sebagai penggunanya bisa ikut terluka."
" Tapi tak mengapa, meskipun Aku akan mati, setidaknya Aku mati dengan tidak sia-sia." Ucapnya sambil jatuh terduduk diatas tanah.
" Sebelum Aku mati, Aku ingin melihat artefak seperti apa yang aku perjuangkan dengan mempertaruhkan nyawaKu."
Ucapnya lagi sambil menurunkan sebuah kotak yang di ikat menyilang dipunggungnya.
Setelah diperhatikan, ternyata di atas kotak itu terdapat ukiran-ukiran aneh yang tidak dimengerti oleh-nya.
" kreccck." Bunyi kotak terbuka.
" Hahhh?... Ternyata isinya sebuah pedang antik, pedang apa ini?"
PEDANG BINGLUAN itulah ukiran kata yang tertulis di atas gagang pedang tersebut.
Dengan pandangan yang mulai buram, tangan Xiao Yi perlahan memegang gagang pedang. Dia bermaksud untuk mengeluarkannya dari kotak.
Darah yang begitu banyak mengalir dari lukanya dilengan, menetes membanjiri gagang pedang yang dipegangnya.
Dengan tenaga yang tersisa Xiao Yi tidak mampu lagi mengangkat-nya. Sambil menatap pedang itu Dia berkata ;
" Aku tidak menyesal mati karena mempertahankan pedang ini, entah mengapa hatiku saat ini merasa nyaman dan tenang saat menggenggam-nya."
" Terimakasih pedang Bingluan, kau telah menemaniku diakhir kehidupan ini." Serunya sambil tersenyum menatap pedang itu.
Tubuh Xiao Yi jatuh terbaring ditanah dengan hembusan nafasnya yang terakhir.
Disaat itu, pedang yang digenggam Xiao Yi bersinar terang kemudian melesat seperti anak panah terbang menuju langit, menghilang entah kemana.
...............
YANLONG, adalah salah satu benua disebuah dimensi alam semesta.
" Tuan muda Xiao Yi, tunggu sebentar." Teriak seseorang.
" Hmm, ada apa?" Xiao Yi bertanya setelah membalikan tubuhnya.
" Tuan muda Xiao Yi, nona Murong Jiaoer ingin bertemu dengan Anda." Ucap orang itu yang merupakan seorang pelayan.
" Hahhh...?, apakah yang kau katakan itu benar? " Tanya Xiao Yi dengan wajah yang berseri-seri karena gembira.
" Benar Tuan, tadi nona Jiaoer memintaku untuk mencari anda dan menyampaikan pesannya itu."
" Hmm... Mimpi apa aku semalam, padahal sejak diadakan-nya pesta pertunangan kami, tidak pernah sekalipun Dia ingin menemuiku." Ucap Xiao Yi didalam hatinya.
" Memangnya dimana ia ingin menemuiku?"
" Nona berkata ia ingin menemui Tuan muda di tebing belakang klan, sekarang ia mungkin sedang menunggu Anda."
" Baiklah kalau begitu, saya akan segera kesana, terima kasih atas pesan-nya." Ucap Xiao Yi sambil bergegas pergi dengan wajah gembira.
Beberapa saat kemudian diatas tebing belakang klan.
Setibanya ditempat tersebut, wajah Xiao Yi yang tadinya sangat gembira, seketika itu juga langsung berubah.
EkspresiNya menjadi bingung, benci bercampur dendam, setelah ia melihat kejadian yang sedang berlangsung didepan matanya.
Saat ini ia menyaksikan dua orang yang berlainan jenis sedang berpelukan sambil berciuman dengan begitu mesranya.
" Xiao Ruohan, Murong Jiaoer.... A.. A.. Apa yang sedang kalian berdua lakukan ?". Tanya Xiao Yi dengan wajah bingung.
Mendengar ada suara seseorang yang menegur, mereka berdua-pun langsung melepaskan pelukan-nya.
" Huuhhh dasar sampah, Xiao Yi! setelah apa yang baru saja kau lihat, masihkah kau belum mengerti hee?"
" Nona Jiaoer adalah sesuatu yang terlalu indah untuk kau miliki, baliklah kerumah dan bercermin-lah!" Ucap Xiao Ruohan dengan senyum mengejek.
" Apakah kau pikir aku memang ingin benar-benar bertunangan dengan sampah sepertimu? "
" Kalau saja tidak memikirkan rasa hormat ayahku terhadap Patriak klan Xiao, apakah mungkin ia mau menyerahkanKu padaMu?"
" Asal kau tahu, semua ini hanya terpaksa...hanya terpaksa!." Lanjut Murong Jiaoer dengan berapi-api.
Bagaikan petir di siang bolong, mata Xiao Yi langsung melotot mendengar semua itu.
" Dasar Sepupu penghianat, Kau juga Jiaoer selama ini ternyata kau sungguh pintar bersandiwara, dasar perempuan munafik! " Seru Xiao Yi dengan geram.
" Tutup mulut-Mu sampah! Sekarang pergilah keneraka! Hiaaatcchh....." Teriak Xiao Ruohan sambil berlari mengarahkan tinjunya kedada Xiao Yi.
Dengan perbedaan tingkat kultivasi yang bagaikan langit dan bumi, kontan saja Xiao Yi tidak bisa mengelak dari serangan itu.
" Accchh....." teriak Xiao Yi saat pukulan Xiao Ruohan mendarat tepat dirusuk sebelah kiri dadanya.
Yang lebih parah lagi, tubuhnya melayang terhempas dari tebing jatuh kedalam jurang.
Seketika tempat itu menjadi sunyi kembali.
" Xiao Ruohan, bagaimana ini? Kalau Dia selamat celakalah kita, Tetua ketiga pasti akan menghukum kita berdua." Berkata Jiaoer.
" Kamu tenang saja, jurang tebing ini sangatlah dalam, pasti Dia tidak akan selamat."
" Kalaupun Dia selamat, kita tinggal mengelak dari tuduhan-Nya. Lagi pula, siapa yang akan percaya perkataan manusia sampah sepertinya?" Ucap Xiao Ruohan berusaha menenangkan Murong Jiaoer.
" Lantas bagaimana dengan pelayan yang aku suruh mengundangnya ketempat ini? " Bertanya Jiaoer.
" Tenang saja, Aku pastikan pelayan itu tidak akan berani membuka mulutnya." Jawab Xiao Ruohan sambil tersenyum sinis.
" Ayo kita pergi dari tempat ini, sebelum ada yang datang dan melihat kita." Lanjutnya kemudian.
Mereka berdua-pun segera bergegas meninggalkan tempat tersebut, seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu ditempat itu.
...........
Dua hari kemudian, didalam sebuah kamar kediaman Klan Xiao.
" Yi er....bangunlah nak, kamu jangan mati nak....apa yang akan aku jelaskan kepada Ayahmu jika ia kembali kelak?... Bangunlah Yi er...." Ucap seorang pria paruh baya dengan wajah lesu sambil memijit ringan lengan Xiao Yi.
Pria paruh baya itu adalah Tetua ketiga klan Xiao, yang sekarang menjadi pemimpin sementara klan, karena keberadaan Patriak Klan Xiao tidak diketahui sampai sekarang.
Patriak Klan Xiao adalah Ayah dari Xiao Yi. Namun Dia menghilang secara Misterius sewaktu Xiao Yi masih kecil.
Sedangkan Ibu Xiao Yi meninggal setelah melahirkannya.
Karena Tetua ke-tiga memiliki hubungan yang sangat baik dengan Ayah Xiao Yi, maka sewaktu Ayahnya menghilang, Dia bertekad akan merawat Xiao Yi dengan baik sampai Ayahnya kembali.
Sehingga walaupun Xiao Yi tidak mempunyai bakat dalam berkultivasi, Dia tetap menyayangi-Nya.
Bahkan Dia sudah mengumumkan di rapat Klan, bahwa status Xiao Yi adalah Patriak Muda, atau dengan kata lain sebagai pewaris posisi Patriak selanjutnya.
" Yi Er kamu kuat, kamu harus sembuh nak..." Ucapnya. Setelah merasa cukup melihat keadaan Xiao Yi, Ia berdiri lalu berjalan keluar meninggalkan kamar tersebut.
Xiao Yi bisa sampai berada didalam kamar tidurnya seperti sekarang ini, disebabkan ada seorang pemburuh yang menemukanNya didalam jurang, sesaat setelah Dia terjatuh dari tebing.
Kebetulan pemburuh itu mengenalnya, sehingga Dia langsung dibawa ke Klan. Namun kondisinya sangatlah kritis.
Sudah beberapa tabib Klan yang berusaha untuk mengobatinya, namun sampai saat ini Xiao Yi masih belum sadarkan diri.
Tubuhnya diam kaku seperti orang yang sudah meninggal.
Tidak berapa lama setelah Patriak klan beranjak dari kamar, tubuh Xiao Yi bergerak sesaat, kemudian terdiam tanpa desahan nafas lagi.
Dia telah meninggal tanpa seorangpun yang mengetahuinya.
Disaat itu pula, tiba-tiba ada seberkas sinar berbentuk pedang yang entah datang dari mana memasuki tubuh Xiao Yi yang sudah meninggal. Dan desahan nafasnya kembali terdengar.
"Haahh...Apakah aku sudah mati? Dimana aku sekarang? Apakah ini di Syurga ataukah Neraka?." Beberapa pertanyaan itulah yang muncul saat ini dikepala Xiao Yi.
Xiao Yi yang sekarang adalah jiwa Xiao Yi yang sebelumnya meninggal di Bumi.
Xiao Yi yang dijuluki dengan gelar RAJA TANPA MAHKOTA
Dengan cermat Xiao Yi memperhatikan lingkungan disekitarnya.
Ia kemudian menyadari bahwa saat ini, dirinya berada diatas ranjang dalam sebuah kamar.
" Berada dimana Aku sekarang? Tempat apa ini? Apakah ini masih di Bumi? " ucapnya sambil berpikir.
Dengan perlahan ia mencoba untuk bangun.
" Ahhh..." Teriaknya kemudian. Dia merasakan sakit yang luar biasa pada sekujur tubuhnya. Jangankan untuk bangun, bergerak-pun ia tidak bisa.
Selain rasa sakit, ia merasakan tubuhnya sangat lemas seperti orang yang sudah tidak mempunyai tenaga lagi.
" Bagaimana....bagaimana bisa tubuhku bisa selemah ini? " Gumamnya dalam hati.
" Ahhh,....Aduh kenapa kepalaKu terasa sakit sekali.... Ahh... Sakit...." Kembali Xiao Yi meringis kesakitan.
Kepalanya terasa seperti akan meledak.
Tiba-tiba saja berbagai macam peristiwa muncul di ingatanNya. Dan semua peristiwa itu bisa dirasakan dan dilihatnya dengan jelas seolah-olah Dia yang mengalaminya.
Tak berselang berapa lama, rasa sakit dikepalanya perlahan-lahan mulai menghilang seiring dengan berhentinya tampilan-tampilan peristiwa di ingatanNya.
" Hmmm jadi seperti itu, diriKu sudah meninggal dan jiwaKu sekarang memasuki tubuh ini, yang juga baru saja meninggal."
" Dan semua peristiwa yang aku lihat tadi, adalah perjalanan hidup dari tubuh ini."
" Dan sekarang Aku sudah tidak lagi berada di Bumi, melainkan berada disebuah tempat dari dimensi lain alam semesta, yang bernama benua Yanlong." Gumam Xiao Yi dalam hatinya.
Di dunia ini hanya yang kuat-lah yang dihormati, sedangkan yang tidak mempunyai kekuatan selalu disepelekan.
Orang yang mempunyai kekuatan disebut Kultivator dan jalan untuk menjadi kultivator disebut Kultivasi.
" Hmmm......ternyata namanya juga Xiao Yi sama sepertiKu, tapi sayang kehidupannya sangatlah sengsara." Ucap Xiao Yi sambil menyengir.
Karena seluruh peristiwa kehidupan Xiao Yi pemilik tubuh pertama telah memasuki ingatanNya, maka Dia bisa mengetahui sebab kematian dari tubuh tersebut.
" Sepupu yang kejam, wanita penghianat, kalian berdua sungguh terkutuk!" Umpat Xiao Yi dalam hatinya.
" Baiklah....Karena tubuhmu sekarang sudah menjadi milikKu maka sebagai rasa terima kasihKu, Aku akan membalaskan dendam ini untukmu."
" Tapi kalau dipikir-pikir juga ternyata nasibku masih lebih baik, walapun aku mati semua musuhKu juga ikut musnah." Ucap Xiao Yi sambil tersenyum.
" Saudara sepupu yang kejam, perempuan penghianat tunggu pembalasanKu nanti." Ucapnya kemudian, sambil tersenyum sinis.
Xiao Yi kemudian membaca kembali ingatannya.
Setelah dilihatnya, ternyata kunci agar memiliki kultivasi yang kuat adalah yang pertama-tama harus membangkitkan Kekuatan Jiwa dalam diri.
Dan untuk itu semua tergantung dari bakat kultivator tersebut.
Semakin tinggi bakat seorang kultivator maka semakin besar juga Kekuatan Jiwa yang akan terbentuk.
Ada tiga jenis Kekuatan Jiwa ;
Kekuatan Jiwa Benda : Pisau, Pedang, Tombak, Anak panah, Kapak, dan lain-lain.
Kekuatan Jiwa Hewan: Singa, Harimau, Kera, Ular, dan sebagainya.
Kekuatan Jiwa Tumbuhan : Pohon, Rumput, Bunga, Tanaman merambat dan lain sebagainya.
Dengan kata lain selama segala sesuatu itu masih terdapat di dunia ini, maka itu bisa menjadi Kekuatan Jiwa seorang kultivator.
Dan untuk tingkat dari Kekuatan Jiwa ditentukan oleh warna auranya, yang terdiri dari tujuh tingkatan. Dari yang terendah :
Merah
Orange
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Emas
" Tingkat kultivasi?....Tingkat Kekuatan Jiwa?....hmmm...menarik."
" Tidak sia-sia aku dihidupkan kembali dalam dunia yang semenarik ini. Aku akan berusaha keras untuk menjadi lebih kuat." Gumam Xiao Yi dalam hatinya.
Karena merasa penasaran, akhirnya Xiao Yi berpikir untuk memeriksa Kekuatan Jiwa bawaan dari tubuhNya sekarang.
Setelah beberapa saat.......
" Hmmm, memang benar-benar manusia sampah!"
" Kekuatan Jiwanya-pun seperti ini."
" Sudah hewan dari jenis terendah, ditambah lagi auranya tingkat Merah lagi." Ucap Xiao Yi sambil menghembuskan nafas berat tanda kecewa.
Setelah dilihat, ternyata jenis Kekuatan Jiwanya adalah jenis Hewan yang berupa Belalang api dengan tingkat aura terendah yaitu Warna Merah. Itupun redup.
Seperti diketahui bahwa Hewan berupa Belalang api merupakan Kekuatan Jiwa yang paling buruk. Sehingga orang yang memilikinya dikatakan sebagai sampah.
" Ahhh...lebih baik Aku buktikan dengan mencobanya dulu." Ucap Xiao Yi sambil mengalirkan kekuatan Jiwanya ke tangan.
Beberapa detik kemudian bulatan-bulatan api kecil muncul di telapak tangannya.
" Astaga, Kekuatan Jiwa macam apa ini? Membunuh seekor kelinci-pun pasti tidak bisa." Ucapnya sambil tersenyum merasa lucu tapi juga ada rasa kecewa.
"Tak heran walaupun mendapat gelar Patriark Muda, namun 'dia' selalu dilecehkan oleh para sepupunya."
"Lupakan saja, ilmu dari kitab Xingyiquan masih ada ditubuhKu."
" Dengan mengandalkan itu saja, saya rasa sudah cukup untuk menapakkan kaki di benua ini." Xiao Yi berusaha untuk menerima nasibnya.
Dia kemudian menarik kembali Kekuatan Jiwa yang dikeluarkan tadi. Namun setelah itu Xiao Yi merasakan ada Kekuatan Jiwa lain-nya.
Seperti diketahui Kekuatan Jiwa ditubuh terletak disamping dantian, dan sekarang Xiao Yi melihat ada sebuah benda yang melayang-layang selain Belalang Apinya.
" Bukankah itu pedang Bingluan? Bagaimana bisa itu juga menjadi Kekuatan JiwaKu?" Gumam Xiao Yi merasa heran.
Kekuatan Jiwa Ganda, itulah yang terdapat dalam tubuh Xiao Yi sekarang.
Dia tidak menyadari bahwa waktu meninggal di bumi, darahNya sempat menetes di gagang pedang Bingluan.
Yang itu berarti dia telah melakukan kontrak darah dengan pedang tersebut. Dan pedang Bingluan-lah yang menyeret rohnya sehingga sampai di tempat sekarang, ditubuh Patriak Muda klan Xiao.
Sekarang Dia bisa melihat pedang Bingluan di samping Belalang Api dan juga memiliki aura berwarna Ungu.
" Hahhh? aura Kekuatan Jiwa tingkat warna Ungu?" Gumam Xiao terkejut Juga bingung.
Dia langsung merasa sangat gembira. Karena jika dibandingkan dengan para tetua klan yang sudah lama berkultivasi, namun sampai sekarang Kekuatan Jiwa mereka hanyalah berada ditingkat biru.
Sedangkan diriNya walaupun kultivasi berada pada tingkat paling bawah yaitu tingkat Alam Tanah, namun Kekuatan JiwaNya sudah berada pada level kedua tertinggi.
Tingkatan Kultivasi benua Yanlong :
Alam Tanah ; 1-9
Alam Bumi ; 1-9
Alam Langit ; 1-9
Alam Raja ; 1-9
Alam Kaisar ; 1-9
Alam Dewa ; 1-9
Kekuatan Jiwa Ganda itulah yang dimiliki Xiao Yi sekarang. Dan untuk seluruh benua Yanlong baru dirinya seorang yang memilikinya.
Dengan begitu secercah harapan baru muncul dipikiran Xiao Yi. Yaitu Harapan untuk menjadi yang terkuat dimasa depan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!