Seorang gadis cantik yang bekerja sebagai agen rahasia berhasil menjalankan misinya dan mendapatkan hadiah yang lumayan banyak dari bosnya.
"Kak Arnold, hari ini kita pesta karena misi kita berhasil." Ucap gadis cantik tersebut yang bernama Alesandra.
"Bagaimana kalau kita pesta naik kapal pesiar sambil menikmati bintang-bintang di langit dan udara di malam hari?" Tanya Arnold yang merupakan orang kepercayaannya sekaligus tangan kanannya.
"Usul yang bagus." Jawab Alesandra sambil tersenyum manis yang selalu menghiasi wajahnya.
"Baik, kalau begitu kita berangkat sekarang." Ucap Arnold.
Alesandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka berdua berangkat ke tempat tujuan. Sampai di tempat tujuan Alesandra menyewa kapal ferry tersebut.
Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam kapal ferry tersebut namun sebelumnya Alesandra membeli banyak cemilan, minuman dan makanan.
Alesandra menganggap Arnold sebagai Kakaknya karena Alesandra tidak mempunyai saudara terlebih Alesandra hidup sebatang kara.
Karena itulah Alesandra sangat baik dan sering mengajak Arnold untuk melakukan tugas misi bersama. Alesandra tidak pernah perhitungan dan sering membantu Arnold tanpa pernah mengeluh sekalipun.
Malam harinya Alesandra dan Arnold menikmati udara malam sambil mengamati bintang-bintang bertaburan di langit.
"Aku ingin minum, apakah kamu ingin minum juga?" Tanya Arnold sambil tersenyum jahat.
"Boleh, Kak." Jawab Alesandra tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
"Ok. Tunggu sebentar." Ucap Arnold.
Kemudian Arnold berjalan meninggalkan Alesandra sendirian hingga beberapa saat Arnold berjalan ke arah Alesandra sambil membawa dua botol minuman.
"Minumlah." Ucap Arnold sambil memberikan botol minuman yang berisi air mineral.
"Terima kasih, Kak." Ucap Alesandra sambil menerima botol minuman tersebut.
Arnold hanya menganggukkan kepalanya sambil membuka tutup botol berisi anggur.
Alesandra sempat terkejut ketika tutup botolnya sudah terbuka. Namun Alesandra berpikir positif, Alesandra langsung meminumnya hingga habis tanpa sisa sedikitpun karena dirinya memang lumayan haus.
Mereka kembali mengobrol hingga lima menit kemudian tubuh Alesandra terasa mulai lemas membuat Alesandra mencengkram pagar pembatas kapal ferry.
"Ada apa?" Tanya Arnold sambil mengeluarkan pisau lipat.
"Aku tidak tahu kenapa tubuhku terasa lemas seperti tidak bertenaga." Jawab Alesandra sambil berusaha membalikkan badannya.
Arnold yang melihat Alesandra membalikkan badannya membuat Arnold menusuk perut Alesandra. Hal itu tentu saja membuat Alesandra sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Arnold.
"Kak Arnold, kenapa Kakak tega?" Tanya Alesandra sambil duduk di lantai dengan kedua tangannya menggenggam tangan Arnold.
"Karena Aku sangat membencimu. Kamu berpura baik-baik padaku agar semua orang memujimu dan menganggap Aku benalu." Jawab Arnold sambil menekan pisaunya dan menatap tajam ke arah Alesandra.
"Uhuk ... Uhuk ... Uhuk .."
Alesandra terbatuk-batuk sambil mengeluarkan darah berwarna hitam membuat Alesandra semakin terkejut.
"Minuman yang kamu minum mengandung racun karena itulah tubuhmu menjadi lemas." Ucap Arnold.
Alesandra yang tidak kuat akhirnya terbaring sambil menatap ke arah Arnold dengan tatapan kecewa.
"Aku sama sekali tidak ada pikiran seperti itu karena Aku sudah menganggapmu sebagai Kakak." Ucap Alesandra dengan nada lirih dan perlahan mulai kehilangan kesadaran.
"Aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang kamu katakan." Ucap Arnold.
Sambil berbicara Arnold menarik pisau lipatnya kemudian kembali menancapkan pisau lipatnya ke tubuh Alesandra berulang kali.
'Jika Aku diberikan kesempatan ke dua maka Aku akan membalas perbuatanmu karena selama ini Aku tulus menyayangimu.' Ucap Alesandra dalam hati.
Hingga beberapa saat Alesandra menghembuskan nafas terakhirnya. Sedangkan di tempat yang berbeda di mana seorang gadis yang sedang terluka karena habis di siksa oleh ayah kandungnya.
Gadis malang tersebut menuruni tangga karena dirinya ingin minum namun seorang gadis cantik menghalangi dirinya sambil mengeluarkan pisau.
"Bagaimana rasanya kamu di siksa oleh Ayah kandungmu?" Tanya gadis cantik tersebut namun hatinya sangat jahat.
"Keyla, kamu sudah mengambil posisiku tapi kenapa kamu belum puas menyiksaku?" Tanya gadis malang tersebut yang bernama Alesandra.
"Aku sangat membenci kehadiranmu karena kasih sayang orang tua angkatku harus di bagi dua dan Aku sama sekali tidak rela." Jawab Keyla sambil mengingat kejadian seminggu yang lalu.
Flash Back On
Saat itu orang tua kandung Keyla memiliki satu putra yang tampan namun ketika Ibunya Keyla melahirkan Keyla, dirinya sangat kecewa pasalnya Alesandra bisu dan wajahnya cacat.
Orang tuanya langsung membuangnya di pinggir jalan namun sebelumnya istrinya memakaikan gelang ke tangan Alesandra dan akhirnya ditemukan oleh sepasang suami istri.
Di mana sepasang suami istri tersebut belum mempunyai anak. Mereka berdua sangat menyayangi Alesandra seperti anak kandungnya dan menerima segala kekurangan Alesandra.
Sedangkan ke dua Alesandra yang tidak ingin rahasianya terbongkar mengadopsi bayi yang masih merah dan memberi nama Keyla.
Hingga tujuh belas tahun kemudian secara tidak sengaja mereka dipertemukan kembali. Alesandra bisa berbicara namun wajahnya masih cacat.
Orang tuanya membawanya karena merasa bersalah karena sudah membuang Alesandra waktu Alesandra masih bayi.
Namun gadis angkatnya yang tidak ingin kasih sayangnya di bagi melakukan berbagai cara agar keluarga angkatnya membencinya dan kalau perlu mengusirnya.
Flash Back Off
"Seharusnya kamu bersyukur karena mendapatkan kasih sayang yang sangat banyak dari pada Aku." Ucap Alesandra.
"Tetap saja Aku tidak mau berbagi." Jawab Keyla.
Sambil berbicara Keyla memegang tangan Alesandra lalu meletakkan pisau tersebut ke tangan Alesandra. Kemudian Keyla menggenggam tangan Alesandra agar pisau tersebut tidak lepas.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Alesandra sambil menarik tangannya namun di tahan oleh Keyla.
"Aku ingin keluargamu membenci dirimu." Jawab Keyla sambil tersenyum jahat.
Setelah berbicara Keyla mengarahkan tangan Alesandra ke dadanya lalu menusuknya hingga darah segar keluar dari dada Keyla.
Alesandra yang melihat hal itu berusaha menarik tangannya namun Keyla. Namun Keyla dengan sengaja menjatuhkan dirinya hingga tubuhnya terguling-guling dari tangga lantai dua menuju ke lantai satu.
"Akhhhhhhhhh!" Teriak Keyla.
Alesandra sangat terkejut membuat Alesandra menuruni anak tangga untuk membantu Keyla bersamaan kedatangan kedua orang tuanya dan Kakak kandungnya.
"KEYLA!" Teriak mereka bertiga sambil berlari ke arah Keyla.
Tanpa sengaja Ayahnya menyenggol tubuh Alesandra dan membuat Alesandra terguling-guling hingga jatuh ke lantai satu.
Tubuh Alesandra sangat sakit karena mengeluarkan darah segar namun rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.
Bagaimana tidak kedua orang tuanya sama sekali tidak mempedulikan keadaannya malah lebih mempedulikan anak angkatnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya kedua orang tuanya dengan serempak.
Ayah angkatnya langsung menggendong Keyla di mana Keyla memegang pisau yang menancap di tubuhnya.
"Aku ingin meminta maaf sama Kakak dan ingin mengobati Kakak tapi Kakak malah menusukku dengan pisau dan mendorongku hingga Aku jatuh ke lantai." Jawab Keyla berbohong.
Mereka bertiga sangat terkejut dengan ucapan Keyla membuat ketiganya menatap tajam ke arah Alesandra tanpa mempedulikan rasa sakit pada tubuh Alesandra.
"Dulu Ibu sangat menyesal karena sudah membuangmu di pinggir jalan. Tapi kini Ibu tidak merasa menyesal sama sekali." Ucap Ibunya.
Sambil berbicara Ibunya menendang tubuh Alesandra yang penuh dengan luka membuat Alesandra hanya terdiam namun air matanya tidak berhenti keluar.
"Seharusnya Ayah membunuhmu waktu kamu lahir bisu dan cacat." Ucap Ayahnya sambil ikut menendang.
"Kakak sangat membencimu dan jangan pernah memanggilku dengan sebutan Kakak." Ucap Kakaknya sambil ikut menendang.
Alesandra masih terdiam dan perlahan mulai kehilangan kesadaran hingga mereka berhenti memukul.
Alesandra melihat mereka bertiga pergi meninggalkan dirinya di mana Keyla tersenyum jahat melihat penderitan Alesandra.
Hingga Alesandra melihat kekasihnya datang berjalan ke arah dirinya sambil membawa pisau.
"Kak Reno." Panggil Alesandra dengan lirih.
Reno hanya terdiam sambil berjongkok di depan Alesandra kemudian menusuk perut dengan pisau yang di bawanya.
"Gara-gara kamu datang membuatku harus menikah denganmu padahal Aku sangat mencintai Keyla." Ucap Reno sambil menekan pisau yang dibawanya.
"Kamu sungguh gadis bodoh, justru Tuan Roberto yang tulus mencintaimu dan selalu melindungimu malah kamu sia-siakan." Sambung Reno.
Alesandra hanya terdiam dan dalam hatinya sangat menyesal karena sering menyakiti Roberto.
Hingga tidak berapa lama Alesandra menghembuskan nafas terakhirnya sambil membawa dendam atas perbuatan keluarganya, Adik angkatnya dan juga kekasihnya.
Hingga roh kedua gadis tersebut bertemu di mana gadis malang tersebut sangat lelah dan meminta roh Agen Rahasia membalaskan dendamnya.
"Baik, Aku akan membantumu membalaskan dendam ke mereka." ucap Agen Alesandra.
"Aku juga meminta bantuanmu untuk melindungi dan menyayangi Kak Roberto karena Aku sudah menyia-nyiakan kebaikannya." Ucap Alesandra.
"Kalau melindungi Aku bisa tapi kalau menyayangi Aku tidak bisa karena Aku belum mengenalnya." Jawab Agen Alesandra.
"Tidak apa-apa. Hanya saja jangan sakiti hatinya karena Aku sering menyakiti hatinya." Ucap Alesandra.
"Aku janji tidak akan menyakitinya dan akan selalu melindunginya." Ucap Agen Alesandra.
"Terima kasih." Ucap Alesandra.
Agen Alesandra hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berapa lama roh Alesandra menghilang.
Hingga Agen Alesandra terkejut ketika tiba-tiba dirinya mengarahkan pisau ke seorang pria tampan yang sedang menatap dirinya.
xxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
'Apa yang Aku lakukan?' Tanya Agen Alesandra dalam hati sambil menatap wajah tampan Roberto dan masih memegang pisau.
Agen Alesandra tiba-tiba mendapatkan ingatan dari pemilik tubuh. Di mana satu hari setelah dirinya tinggal di mansion milik orangtua kandungnya, dirinya di jebak oleh Keyla.
Flash Back On
Di mana saat itu Keyla mengajak Alesandra untuk pergi merayakan ulang tahun temannya di sebuah hotel bintang lima.
"Kenapa hanya kita berdua yang datang ke sini?" Tanya Alesandra saat itu ketika mereka berdua berada di ruangan vvip.
"Sebentar lagi teman-temanku datang. Sambil menunggu mereka datang lebih baik kita minum dulu." Jawab Keyla sambil memberikan gelas yang berisi anggur.
Alesandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian menerima gelas pemberian Keyla. Tanpa ada rasa curiga sedikitpun Alesandra meminum anggur tersebut sedikit karena dirinya pertama kali baru merasakannya.
Namun Keyla memaksanya untuk menghabiskannya. Alesandra akhirnya terpaksa menghabiskannya tanpa ada sisa. Hingga beberapa saat kepala Alesandra mulai pusing dan tubuhnya terasa mulai panas.
"Ada apa Kak?" Tanya Keyla pura-pura tidak tahu kalau sebenarnya minuman anggur tersebut sudah di campur dengan obat perang sang dosis tinggi.
"Tubuhku merasa tidak nyaman." Jawab Alesandra sambil membuka kancing pertama namun di tahan oleh Keyla.
"Kenapa hawanya sangat panas? Apakah ac nya rusak?" Tanya Alesandra.
"Sepertinya begitu. Lebih baik kita pindah ruangan saja." Jawab Keyla berbohong.
Kemudian Keyla membantu Alesandra berjalan dengan cara di papah. Hingga Keyla membawanya ke salah satu kamar yang sudah di pesan pria paruh baya.
'Jika ingin disalahkan maka salahkan dirimu sendiri karena kamu berani datang untuk mengambil posisiku sebagai Nona Muda Tertua bahkan tunanganku harus Aku berikan padamu.' Ucap Keyla dalam hati sambil masih berjalan.
Hingga Keyla menghentikan langkahnya di depan pintu kemudian membuka pintu tersebut dengan menggunakan kartu akses.
Setelah terdengar nada klik barulah Keyla mendorong pintu tersebut dengan kasar lalu kembali memapah Alesandra.
Keyla kemudian berjalan ke arah ranjang hingga akhirnya mereka berdua sampai di ranjang. Keyla kemudian mendorong tubuh Alesandra ke ranjang hingga Alesandra jatuh terlentang.
Keyla tersenyum jahat kemudian berjalan ke arah pintu dan tanpa sengaja menjatuhkan kartu ketika dirinya keluar dari ruangan tersebut.
"Tubuhmu lumayan walau wajahmu ada cacatnya. Tapi tidak apa-apa yang penting Aku di bayar mahal untuk merusak reputasimu." Ucap pria paruh baya yang baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk.
Alesandra yang mendengar ucapan pria paruh baya tersebut, berusaha untuk bangun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.
Namun tangannya di pegang oleh pria tersebut, Alesandra yang tidak ingin ternoda langsung membalikkan badannya dan menendang belalai gajahnya.
"Dasar wanita gila!" Teriak pria paruh baya sambil memegangi belalai gajah kebanggaannya.
Alesandra tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, di mana Alesandra langsung berjalan dengan langkah cepat tanpa mempedulikan umpatan pria paruh baya tersebut.
Alesandra langsung mengambil kartu akses kemudian menempelkannya di pintu. Setelah terdengar suara klik barulah Alesandra membuka pintu dan bersiap untuk melarikan diri.
"Kamu tidak akan mungkin bisa kabur dari sini." Ucap pria paruh baya sambil menahan amarahnya.
Sambil berbicara pria paruh baya memegang tangan Alesandra dan bersiap untuk menarik tangannya agar kembali masuk ke dalam kamar.
"Tolong!" Teriak Alesandra ketika melihat dua pria tampan melewati kamar tersebut sambil berusaha memberontak.
Salah satu pria tampan tersebut hanya memberikan kode ke arah asisten setianya sambil menatap Alesandra sedangkan yang satunya lagi menekan pergelangan tangan pria paruh baya tersebut.
"Lepas! Kalian jangan ikut campur!" Teriak pria paruh baya tersebut sambil menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya.
"Patahkan tangannya jika pria itu tidak mau melepaskannya!' Perintah pria tampan tersebut yang bernama Roberto.
Asisten setianya dengan patuh menekuk tangan pria tersebut hingga terdengar suara retakan tulang tangan patah.
Hal itu tentu saja pria tersebut kesakitan bersamaan tangannya yang memegang tangan Alesandra terlepas. Setelah itu Asisten setianya membawa pria paruh baya tersebut untuk di interogasi.
"Panas ... Ini sangat tidak nyaman." ucap Alesandra sambil memeluk tubuh kekar Roberto.
Biasanya Roberto akan mendorong gadis atau wanita manapun jika memeluk tubuhnya namun entah kenapa dirinya tidak tega.
Roberto langsung menggendong tubuh Alesandra lalu membawanya masuk ke dalam kamar tersebut. Hingga akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri untuk pertama kalinya.
Keesokan harinya Alesandra terbangun dan mendapati dirinya sendirian berada di kamar tersebut.
Alesandra melihat pakaiannya sudah terkoyak dan melihat di atas meja ada satu paper bag. Alesandra membuka kotak tersebut yang ternyata berisi satu stel pakaian wanita.
Tanpa banyak berpikir Alesandra membawa paper bag tersebut ke arah kamar mandi. Di mana Alesandra meringis kesakitan ketika ke dua pahanya bergesekan.
Hingga lima belas menit kemudian Alesandra sudah selesai mandi dan membersihkan tubuhnya yang lengket.
Kemudian Alesandra pulang ke mansion milik orang tuanya di mana orang tuanya sedang menunggu dirinya sambil menahan amarahnya terhadap Alesandra.
Sampai di mansion Alesandra mendapatkan hukuman yaitu tubuhnya di pukul berulang kali hingga Alesandra tidak sadarkan diri.
Setiap hari Alesandra di siksa oleh kedua orang tuanya dan juga Kakak kandungnya hingga di hari ketiga seorang pria paruh baya datang.
Alesandra yang sudah sangat lelah dengan sikap orang tuanya yang tidak percaya dengan dirinya. Membuat Alesandra ikut pergi bersama pria paruh baya tersebut.
Orang tuanya dan Kakaknya semakin membenci Alesandra karena lebih memilih ikut pria asing apalagi pria itu sudah tua dan pantas di sebut Kakek dari pada tinggal bersama ke dua orang tuanya.
Tanpa mereka ketahui kalau Kakek tersebut sebenarnya orang suruhan Roberto untuk menjemput Alesandra.
Alesandra seperti tinggal di sangkar emas di mana Roberto tidak boleh mengijinkan dirinya untuk keluar dari mansionnya.
Hingga akhirnya Alesandra melihat pisau buah lalu mengarahkan pisau tersebut ke arah Roberto.
Namun Roberto melangkah ke dirinya membuat Alesandra tidak mempunyai pilihan lain mengarahkan pisaunya ke arah dirinya.
Roberto yang tidak ingin terluka akhirnya mengijinkan Alesandra pulang ke mansion. Namun ketika dirinya sudah sampai di mansion milik orang tuanya, Alesandra kembali di hukum oleh kedua orang tuanya.
Hingga Alesandra kembali tidak sadakan diri dan Ibunya menyuruh kepala pelayan untuk merawat luka Alesandra.
Keyla yang tidak ingin Ibu Angkatnya menyayangi Alesandra membuat Keyla mempunyai pikiran jahat yaitu melukai dirinya sendiri seperti yang diceritakan bab pertama.
Flash Back Off
"Kamu ingin membunuhku?" Tanya Roberto sambil menatap ke arah pisau yang diarahkan ke dadanya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
"Emmm ... Tidak." Jawab Agen Alesandra sambil membuang pisaunya ke arah lain.
"Aku baru sadar kalau Kak Roberto ternyata sangat tampan." Sambung Agen Alesandra sambil berjalan ke arah Roberto.
Roberto terkejut dengan perkataan Agen Alesandra namun berusaha bersikap biasa saja. Hingga Agen Alesandra mengalungkan ke dua tangannya ke leher Roberto dengan tatapan menggoda.
"Apakah kamu berpikir apa yang kamu lakukan membuat Aku percaya?" Tanya Roberto.
Agen Alesandra hanya tersenyum sambil berjinjit dan menarik leher Roberto yang masih mengalungkan ke dua tangannya ke leher Roberto lalu menciumnya dengan singkat.
'Selama menjadi agen, Aku tidak pernah bercinta dan sekarang Aku ingin merasakannya seperti apa rasanya.' Ucap Agen Alesandra dalam hati.
"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Roberto dengan wajah terkejut atas apa yang dilakukan Agen Alesandra.
"Aku ingin melakukan itu bersamamu." Jawab Agen Alesandra.
Tanpa menjawab Roberto menggendong Agen Alesandra lalu berjalan ke arah ranjang. Kemudian Roberto melempar tubuh Agen Alesandra ke ranjang lalu menaiki tubuh Agen Alesandra.
Roberto mencium bibir Agen Alesandra dan Agen Alesandra langsung membalas ciuman Roberto.
Roberto yang mendapatkan respon langsung semangat hingga akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri.
Awalnya Roberto mengalami kesulitan namun Roberto tidak menyerah hingga akhirnya Roberto berhasil membobol pertahanan Agen Alesandra.
Agen Alesandra merasakan sangat perih pada bagian intinya namun berusaha menahannya karena tidak ingin Roberto curiga. Mengingat pemilik tubuh pernah melakukannya bersama Roberto.
'Kenapa perih? Bukankah pemilik tubuh pernah melakukannya?' Tanya Agen Alesandra dengan wajah terkejut ketika Roberto sedang memompa tubuhnya.
Hingga setengah jam kemudian mereka sudah selesai melakukan hubungan suami istri. Roberto langsung menggulingkan tubuhnya ke arah samping kemudian turun dari ranjang.
Setelah itu Roberto berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
"Kalau tahu begini, Aku tidak akan menggodanya." Ucap Agen Alesandra sambil duduk di sisi ranjang sambil memijat pinggangnya yang lumayan pegal terlebih bagian intinya masih terasa mengganjal.
"Sstttttt." Rintih Agen Alesandra ketika kedua kakinya diturunkan.
Agen Alesandra menahan rasa perih sambil menurunkan ke dua kakinya bersamaan pintu kamar mandi terbuka. Agen Alesandra melihat Roberto keluar dari kamar mandi dengan menggunakan jubah handuk.
"Air hangat sudah Aku siapkan jadi mandilah." Ucap Roberto sambil berjalan ke arah lemari pakaian.
"Punyaku masih perih, bisakah menggendongku ke kamar mandi?" Tanya Agen Alesandra sambil mengarahkan ke dua tangannya ke arah Roberto.
'Bukankah Alesandra sangat membenciku dan tidak ingin Aku menyentuh tubuhnya? Tapi kenapa sejak tadi ingin Aku menyentuh tubuhnya?' Tanya Roberto dalam hati sambil berjalan ke arah Agen Alesandra.
Tanpa menjawab Roberto menggendong Agen Alesandra lalu membawanya ke kamar mandi. Sedangkan Agen Alesandra mengalungkan ke dua tangannya ke leher Roberto dan menatapnya dari jarak dekat.
"Biasanya kamu sangat malu memperlihatkan tubuh polosmu padaku?" Tanya Roberto yang tidak melihat Agen Alesandra sama sekali tidak malu tubuhnya di lihat oleh dirinya.
"Itu dulu. Tapi mulai sekarang dan seterusnya Aku tidak akan malu memperlihatkan tubuh polosku padamu." Jawab Agen Alesandra.
"Bagaimana dengan mantanmu?" Tanya Roberto sambil menahan amarahnya.
"Apakah Aku serendah itu?" Tanya Agen Alesandra balik bertanya.
"Bukankah kamu sangat menyukainya?" Tanya Roberto kembali bertanya.
"Tidak. Dia adalah pria brengsek dan saat itu Aku buta karena itu mulai sekarang dan seterusnya Aku tidak akan menyukainya." Jawab Agen Alesandra dengan nada tegas.
Roberto hanya terdiam dan dirinya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Agen Alesandra yang dikiranya Alesandra.
Roberto meletakkan perlahan tubuh Agen Alesandra ke dalam bathtub yang sudah berisi air hangat dan sudah diberi aroma terapi agar tubuh Agen Alesandra terasa segar.
"Mandilah. Setelah itu kita berbicara." Ucap Roberto sambil berdiri dengan tegak.
"Ok." Jawab Agen Alesandra dengan singkat.
Tanpa bicara Roberto berjalan meninggalkan Agen Alesandra sendirian di kamar mandi. Roberto berjalan ke arah lemari pakaian kemudian mengambil satu stel pakaian kerja.
Hingga lima belas menit kemudian Roberto sudah selesai memakai kemeja warna hitam senada dengan celana panjangnya yang juga berwarna hitam.
Dasi yang berwarna hitam sudah dikalungkan dan tinggal di pasang namun Roberto nanti saja memakainya.
Hingga lima menit menunggu pintu kamar mandi terbuka dan melihat Agen Alesandra memakai jubah handuk sambil berjalan ke arah dirinya.
"Mulai hari ini, kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau termasuk kembali ke keluargamu." Ucap Roberto dengan nada dingin sambil membalikkan badannya.
Roberto melakukan hal itu karena melihat rambut Agen Alesandra agak basah dan ada beberapa air membasahi wajah dan lehernya.
Terlihat sangat menggoda di mata Roberto karena bagaimana pun Roberto pria normal terlebih mereka baru saja melakukan hubungan suami istri.
"Ayo kita pergi, Aku akan mengantarmu kemana pun kamu mau pergi." Ucap Roberto.
"Kenapa Aku harus pergi?" Tanya Agen Alesandra dengan nada protes sambil masih berjalan ke arah Roberto.
"Bukankah kamu selalu membenciku dan ingin meninggalkanku? Karena itulah Aku akan melepaskanmu dan membebaskan apa yang kamu suka." Jawab Roberto.
Agen Alesandra menarik tangan Roberto agar menatap dirinya lalu Agen Alesandra memeluk pinggang Roberto agar jarak mereka dekat.
Roberto sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Agen Alesandra terlebih belalai gajahnya menempel di area sensitif Agen Alesandra.
'Si*l, kenapa adik kecilku bangun lagi?' Tanya Roberto dalam hati.
Roberto berusaha menghilangkan pikiran mesumnya dan membiarkan Agen Alesandra memeluk tubuhnya.
"Aku tidak akan pergi karena Aku ingin tinggal di sisimu untuk selama-lamanya." Ucap Agen Alesandra dengan nada tegas.
"Alesandra, hari ini adalah satu-satunya kesempatanmu untuk bebas dariku. Jika kamu tidak pergi hari ini maka selamanya kamu akan tinggal di sini bersamaku." Ucap Roberto dengan nada dingin.
Tanpa menjawab Agen Alesandra berjinjit kemudian mencium bibir Roberto dengan singkat. Hal itu tentu saja Roberto kembali terkejut dengan apa yang dilakukan Agen Alesandra.
"Aku tidak mau pergi." Ucap Agen Alesandra dengan wajah cemberut karena dirinya di suruh pergi oleh Roberto.
"Dulu Aku sangat bodoh tapi sekarang aku sudah menyadari kesalahanku. Apa yang kamu katakan waktu itu memang benar kalau keluargaku sangat jahat padaku dan Aku tidak ingin tinggal bersama mereka." Sambung Agen Alesandra.
"Hanya kamu yang memperlakukanku dengan sangat baik dan sangat tulus menyayangiku. Terlebih kamu punya banyak uang, sangat tampan, berkharisma dan sosok yang sangat hebat terlebih kamu selalu memanjakanku." Sambung Agen Alesandra sambil masih menatap ke arah Roberto.
Sedangkan Roberto terdiam dan mendengarkan apa yang dikatakan Agen Alesandra.
"Aku ingin berada disisimu untuk selama-lamanya hingga maut memisahkan kita." Ucap Agen Alesandra.
Roberto yang mendengar ucapan Agen Alesandra langsung mencium bibir Agen Alesandra dan Agen Alesandra langsung membalas ciuman Roberto.
Hingga beberapa saat Roberto melepaskan ciumannya kemudian menatap wajah cantik Agen Alesandra. Walau ada cacat di wajahnya namun Roberto sama sekali tidak peduli akan hal itu.
"Apa ini benar yang kamu katakan padaku?" Tanya Roberto sambil menatap ke arah Agen Alesandra untuk mencari kebohongan di matanya namun tidak ada kebohongan di matanya.
"Tentu saja benar." Jawab Agen Alesandra tanpa banyak berpikir.
'Alesandra, apakah ini rencana barumu?' Tanya Roberto dalam hati.
'Aku tidak peduli karena kamu tidak ingin pergi dariku maka jangan salahkan Aku jika Aku mengurungmu kembali.' Sambung Roberto dalam hati.
Tiba-tiba terdengar suara membuat Agen Alesandra dan Roberto saling menatap di mana wajah Agen Alesandra bersemu merah.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!