pendekar sakti dan 3 kepribadian. Ruy Kamra
Di zaman dahulu kala. Berdirilah kerajaan yang makmur terletak di semenanjung barat, kerajaan makmur itu bernama kamra. yang di pimpin oleh raja bala kamra, Ia adalah raja yang tegas dan bijaksana. tak ada ampun bagi yang membuat kesalahan fatal, ia tak segan-segan menghukum rakyatnya. raja bala kamra hidup bahagia bersama istrinya, yang bernama Dwi kamra.
Dwi kamra pada saat itu, ia sedang mengandung anak. ia selalu di mimpikan, jika kelak, Anaknya akan membawa perubahan di kerajaan ini, Ia menceritakan itu kepada sang raja bala kamra.
Dwi kamra." Sayangku, aku bermimpi jika anak kita. akan membawa perubahan besar di negri ini, aku sudah bermimpi berkali-kali."
Bala kamra." Jika ia laki-laki, aku senang. ia akan mewarisi kerajaan ini dan mengikuti jejak ku." Bala kamra Memasang wajah bahagia.
Tak di sangka. adik saudara kandung raja bala kamra bernama Aden kamra, mendengar percakapan mereka berdua. Ia takut, jika kelak kerajaan kamra akan runtuh dan terhapusnya warisan leluhur mereka. Aden juga berniat merebut tahta kerajaan ini, agar tetap terjaga.
3 bulan berlalu. Dwi kamra yang sedang mengandung besar, tiba-tiba perutnya merasakan sakit. Ia segera memanggil pelayan kerajaan untuk memberitahu raja, karena. sebentar lagi ia akan melahirkan.
Pelayan itupun berlari dan menemui sang raja.
Pelayan." Tuanku, nyonya Dwi sebentar lagi akan mengandung." Ucapnya cemas.
Bala kamra lalu turun dari singgasananya. Ia segera berlari ke kamar. Ia menyuruh pelayan nya untuk memanggil tabib kerajaan.
Bala kamra." Cepat panggil tabib kerajaan." perintahnya.
Saat tabib kerajaan datang, ia bergegas mengeluarkan peralatannya membantu ratu Dwi kamra melahirkan.
Tabib mengeluarkan kain dan air jampi untuk sang ratu agar tak merasakan sakit. Tak lama kemudian, lahirlah sang bayi putra bala kamra.
Tabib." Selamat tuanku, anak anda seorang laki-laki."
Bala kamra senang sekali, ia menggelar acara besar-besaran di kerajaan. Ia mengumpulkan rakyatnya, memberikan mereka beberapa bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari, Menggelar acara pasta 7 hari berturut.
Rakyat kerajaan kamra sangat senang mendengar sang raja memiliki anak laki-laki.
Ia lalu berbicara kepada seluruh rakyat kerajaan.
Bala kamra." Anak ini. Adalah pewaris ku kelak, ia ku beri nama Ruy kamra." Ucap bala kamra.
Semua rakyat berteriak.
"Hidup tuanku bala.." teriak semua rakyatnya.
Bala kamra membuat acara tarung jantan.
Dimana, para jawara kerajaan di kumpulkan dan akan bertarung satu-satu.
Semua rakyat berpesta, mabuk-mabukan, berjudi dan menari-nari.
5 tahun berlalu. Kini, Ruy kamra telah tumbuh dewasa, di ajarkan berburu, membaca dan mengikuti seni bela diri. Bala kamra dan Dwi kamra, bahagia melihat ruy kamra yang memiliki bakat dalam seni bela diri.
Bala kamra." Sayangku. tak di ragukan lagi, Anak kita akan mewarisi ku." Berkata penuh dengan harapan.
Dwi kamra." Aku harap, suatu saat nanti. Ia bisa mempertahankan semua yang ada di kerajaan ini, ajaran leluhur dan sifat kebijaksanaan mu." Memasang wajah tersenyum.
Ruy kamra bersama pamanya Aden kamra, ialah guru Ruy kamra. Aden kamra adalah seorang pendekar yang tak terkalahkan di kerajaan kamra, ia sakti dan ahli bela diri. Semua kerajaan lain segan kepadanya.
Keanehan pun terjadi. saat Aden mengajak ruy kamra berlatih tarung dengan anak-anak lain,
Ruy kamra memiliki 3 kepribadian yang berbeda. Ketakutan berlebihan, bahagia seperti orang mabuk dan amarah yang mengguncang.
Saat Aden menyuruh Ruy untuk menghadapi lawannya. Ruy di ejek anak-anak lain. Ia di anggap sepele dan tak pantas mengikuti perguruan bela diri Aden kamra.
Saat mendengar ejekan yang tak pantas. Tiba-tiba, ruy kamra seperti di rasuki sesuatu. wajahnya menyeramkan, Aden kamra terheran-heran melihat ruy kamra. Ia merasakan aura kemarahan tak terbatas.
Aden kamra." Ruy, kamu tak apa-apa ?" Tanya nya.
Ruy tak menggubris ucapan pamanya. Semua anak di situ ketakutan, aura intimidasi Ruy sangatlah kuat. Semua berlari berhamburan tak tahan dengan aura tekanan ruy.
Anak yang mengejeknya Ruy kamra terduduk. Ia membantu, tak bisa bergerak sama sekali ia hanya menangis dan meminta tolong. Ruy mengangkat kakinya, ia ingin menendang anak itu, Tanpa belas kasihan.
Aden segera menahan kaki ruy kamra, dan memeluknya. Ia berbicara kepada anak itu.
Aden kamra." Cepat lari." Ucapnya.
Anak itupun berlari. latihan pun di hentikan, akibat takut melihat ruy kamra. Aden menceritakan itu kepada kakaknya, bala kamra, bala kamra hanya terdiam kenapa anaknya bisa seperti itu, Ia memanggil putranya itu ke hadapannya.
Saat Ruy kamra datang di hadapannya, ia ajarkan pamanya menunduk kepada raja dan berdiri.
Bala kamra." Wahai anaku, apa yang terjadi kepadamu ?" Ucap bala kamra.
Ruy." Ayah, aku tak tau." Ruy yang memasang wajah polos itu.
Lalu, bala kamra berbicara kepada Aden kamra.
Bala kamra." Bagaimanapun, adiku, kau tetap didik ia."
Aden kamra." Baik kakak." Sambil menunduk.
Aden kamra membawa Ruy keluar, dan bertemu dengan ibunya Dwi kamra. Lalu, Ruy kamra di ajak ibunya ke kamar untuk di tanyakan sesuatu.
Ibunya memerintahkan pelayan kerajaan. Untuk memanggil penyihir kerajaan, Nyi lasna. saat Nyi lasna itu tiba, ia di minta untuk meramal Ruy kamra apa yang terjadi pada dirinya kelak.
Nyi lasna terkejut, melihat ruy di masa depan kelak. Ia menceritakan kepada Dwi kamra.
Nyi lasna." Ibunda ratuku, ada sesuatu yang terjadi kepadanya kelak." Ucap Nyi lasna.
Dwi kamra penasaran, Apa yang terjadi kepada anaknya itu.
Dwi kamra." Cepat ceritakan Nyi lasna." Ujarnya.
Nyi lasna." Anak anda akan menjadi wadah 3 raja siluman sekaligus." Sambil menutup mulutnya.
Dwi kamra tak percaya, jika anaknya akan menjadi raja siluman. Yang ia tau, raja siluman bersifat menghancurkan, Dwi kamra takut jika kelak Ruy kamra akan menghancurkan kerajaan ini akibat di rasuki siluman-siluman itu.
Siluman-siluman memiliki wilayah masing-masing mereka berada di hutan lebat, tak sembarangan orang, bisa memasuki hutan wilayah mereka. jika tidak, mereka tak akan selamat dan mati.
Dwi kamra." Tolong rahasiakan ini kepada orang lain." Perintah Dwi kamra.
Nyi lasna." Baik ibundaku ratu."
Tak di sangka, Aden kamra mengintip. Ia mendengar percakapan itu secara diam-diam.
Aden kamra takut akan kehancuran kerajaan ini. ia takut, jika Ruy kamra akan membuat perubahan di kerajaan dan menjadikan kerajaan ini untuk para siluman itu.
Aden kamra mencari cara untuk menyingkirkan keponakan nya itu.
Aden kamra." Aku akan meminta bantuan istriku dan Nyi lasna." Gumam nya di dalam hati.
Aden kamra menceritakan apa yang ia dengar kepada istrinya ayu kamra. Ia terkejut mendengarnya, ia merasa tak percaya.
Ayu kamra." Aku akan mencari cara untuk menyingkirkan anak itu." Bisiknya kepada Aden kamra.
Suatu ketika, Aden kamra dan ayu kamra mengajak keponakan nya itu berburu hewan di hutan, ia pergi menunggang kuda bersama Ruy kamra. Ruy kamra sangat senang, karena itu menjadi salah satu hobi nya, Mereka bertiga berjalan menyusuri hutan. tiba-tiba mereka berhenti, Aden kamra melihat sebuah rusa yang melintasi perjalanan mereka.
Ruy kamra terkejut melihat rusa itu "Paman rusa itu besar sekali." ucap ruy kamra sambil menunjuk.
Aden kamra mengambil anak panahnya dan membidik rusa itu." tunggu di sini dan lihat bagaimana paman menembak anak panah ini." ucap Aden tersenyum.
Ruy dan ayu kamra melihat Aden membidik anak panah itu dari kejauhan. Dengan tepat, anak panah itu melesat mengenai kaki rusa itu, seketika Rusa itu terkapar tak berdaya.
Ruy Kamara tertegun melihat keahlian pamanya." paman hebat !"
ayu kamra tersenyum melihat ruy kamra senang. Lalu, Aden kamra berbisik kepada ayu kamra.
"kita jalan lebih jauh lagi, untuk membuang Ruy kamra." ucap Ruy kamra kepada istrinya.
Ayu kamra terdiam, ia bingung dengan pilihannya, Ia tak tega membuang Ruy yang masih kecil itu.
Sebenarnya, Aden kamra juga tak tega hati membuang keponakan nya itu. Akan tetapi, itu menjadi salah satu jalan, untuk menyelamatkan kerajaan kamra. agar, hubungan mereka terhadap tradisi leluhur tak terputus. Ia akan menjadi pengganti Ruy kamra menjadi pemimpin kerajaan itu.
Mereka bertiga berjalan menuju hutan yang rimbun, yang jauh dari kerajaan kamra. Lalu, Aden kamra dan ayu kamra memainkan dramanya. Nyi lasna itu telah menunggu mereka ber tiga di hutan itu,
Penyihir itu telah menunggu di balik pohon besar, Aden kamra memberikan isyaratnya kepada Nyi lasna, Untuk melancarkan aksinya.
Nyi lasna mengucapkan mantra. Tiba-tiba, Nyi lasna berubah menjadi harimau besar. menuju mereka betiga.
Aden kamra dan ayu kamra pura-pura terkejut melihat harimau besar itu. " awas. Ada harimau !" teriak Aden kamra dan ayu kamra.
Ruy kamra menangis ia ketakutan melihat harimau itu berjalan menuju mereka. Lalu, Aden kamra maju melawan harimau itu sendirian, ayu kamra berteriak ketakutan. Mereka berdua memainkan drama itu.
Seketika Nyi lasna menerkam Aden kamra. Aden kamra merasa terluka dan tak sadarkan diri, Nyi lasna juga berlari melihat ayu kamra yang berteriak ketakutan. seketika, ayu kamra juga terkena serangan Nyi lasna dan tak sadarkan diri.
Nyi lasna melirik Ruy kamra yang menangis ketakutan. "paman.. Bibi.." teriak Ruy kamra.
Nyi lasna mengaum dengan kuat. "Growl..." burung-burung yang berada di hutan beterbangan akibat Auman itu. Nyi lasna merengutkan dahinya dan siap menerkam Ruy kamra.
Ruy kamra ketakutan setengah mati, ia merasakan trauma yang mendalam. seketika Ruy kamra berubah mendadak ia bahagia dan tertawa terbahak-bahak.
Nyi lasna berhenti dan bingung melihat tingkah ruy kamra. " bocah ini mempunyai 3 kepribadianya, ia bahagia bagaikan orang yang mabuk kehilangan akalnya." gumam Nyi lasna.
Aden kamra dan Ayu kamra membuka matanya kecil-kecil. Ia melihat kepribadian aneh Ruy kamra itu. " Ruy apa yang kau lakukan." gumam Aden kamra.
Ruy kamra tertawa sejadi jadinya, ia sempoyongan. Nyi lasna berkata di hatinya. " ini adalah kepribadian bahagia Ruy, kepribadian bahagia ini sebagai wadah siluman raja kera."
Nyi lasna berlari menyeret Ruy yang tertawa seperti orang mabuk itu, ia membawa Ruy kamra ke hutan yang lebat, Jauh dari jalan tanah setapak mereka lalui.
Nyi lasna menaruh Ruy yang malang itu di sebuah bawah pohon besar. Ia meninggalkan Ruy kamra sendirian, Nyi lasna berlari sekencang-kencangnya.
"maafkan aku pengeran Ruy kamra." gumam di hati Nyi lasna.
Nyi lasna menuju ayu kamra dan Aden kamra.
dan berkata.
"sudah selsai." ucap Nyi lasna menunduk.
Aden dan ayu bersedih meninggalkan Ruy kamra yang tak bersalah itu. Tetapi, ia lebih memilih kerajaan itu ketimbang keponakan nya.
ia tak mau kerajaan itu hancur, akibat kepribadian ganda Ruy kamra.
mereka berdua bergegas pergi pulang ke kerajaan, pada saat sampai di kerajaan Aden kamra dan Ayu kamra, mereka bedua mengadu kepada sang raja.
Bala kamra keheranan, melihat mereka berdua terluka dan menanyakan kepada Aden kamra "kalian kenapa ?"
Aden kamra dan ayu kamra menunduk di depan bala kamra. " maafkan aku kakak, kami di serang harimau buas."
bala kamra seketika terdiam, Ia teringat Ruy kamra anaknya. " dimana putra ku ?"
Mereka berdua menangis dan menyesal. Lalu, Aden kamra membalas pertanyaan bala kamra. "kakak, maafkan aku. Ruy kamra di seret harimau buas itu."
sontak, bala kamra marah besar kepada mereka berdua. Tetapi, bala kamra tak mau menghukumnya. ini semua bukan kesalahan mereka, mereka sudah melindungi Ruy kamra. Namun, nasib baik tak berpihak kepada mereka berdua.
"anak ku.." teriak bala kamra.
Dwi kamra pun segera berlari dan menanyakan kepada bala kamra " ada apa sayangku ?"
bala kamra terdiam. Ia menangis sejadi-jadinya, dan memeluk Dwi kamra. " anak kita hilang di bawa harimau buas." ucap bala kamra terbata-bata.
Sontak, Dwi kamra berteriak." anaku.."
bala kamra dan Dwi kamra berpelukan menangis, ia menyuruh semua prajurit kerajaan kamra pergi ke hutan mencari Ruy kamra hidup atau mati.
di sisi lain, Ruy kamra tertidur. ia kelelahan akibat tertawa lepas. Tak lama kemudian, Seorang wanita paruh baya melihat ruy kamra yang tertidur di bawah pohon besar itu, ia sedang mencari kayu di hutan itu.
wanita paruh baya itu, memastikan jika Ruy kamra masih hidup, Ia menaruh jarinya di lobang hidung Ruy kamra.
"anak ini masih hidup."
Ia segera mengendong Ruy kamra untuk dibawakan ke gubuknya. Wanita paruh baya itu hidup sendirian di hutan, saat tiba di gubuknya. Wanita itu membaringkan tubuh Ruy kamra di kasurnya.
tak lama kemudian, Ruy kamra tersadar, Ia menangis. " aku dimana ?" tanya Ruy kamra
Wanita paruh baya itu memeluk Ruy yang menangis. "jangan takut nak, ini nenek."
Ruy kamra terheran melihat wanita paruh baya itu. " nenek siapa ? kenapa aku bisa di sini ?" ucap Ruy yang polos.
"Panggil saja aku nek Yuni." ucap nenek Yuni tersenyum.
tiba-tiba perut Ruy yang malang itu terdengar meriuh, ia lapar. mendengar itu nek Yuni segera mengambil beras, menghidupkan kayu bakar dan pancinya.
"tunggu ya, nenek masak bubur buat kamu." ucap nenek Yuni.
ia lalu menyuapi Ruy yang kelaparan itu, dengan lahap. Ruy menghabiskan makanan itu, lalu nenek Yuni bertanya kepada Ruy kamra.
"kenapa kamu bisa tersesat ke hutan ini ?" tanya nenek Yuni.
Ruy kamra terdiam, dan menceritakan kejadian itu.
"pamanku dan bibiku mereka di serang harimau buas. yang besar sekali, aku di bawa harimau itu ke hutan ini." ucap Ruy kamra yang polos.
yon raja siluman kera.
para prajurit kerajaan kamra. mencari Ruy kamra, mereka membagi tim, untuk menelusuri hutan lebat itu, mereka lalu berpencar. Saat mereka mencari Ruy kamra. tiba-tiba, mereka melihat goa kecil, yang di atasnya terdapat pohon besar, goa itu di tutupi oleh akar pohon.
"ayo masuklah." ucap pemimpin tim itu.
betapa terkejutnya, mereka melihat sosok yang besar, berbulu lebat dan bertaring ia adalah siluman kera yang menjaga wilayah hutan barat.
"mau apa kalian datang kemari." ucap siluman kera itu.
"maaf. kami di sini, mencari anak kecil yang menghilang." ucap prajurit itu.
"aku tak tau, anak kecil yang mana yang kalian cari, lebih baik kalian pulang." ucap siluman kera itu bingung.
"jangan-jangan Anda yang menculik anak raja kami." ucap salah satu pasukan.
Seketika kera itu marah. "jaga bicaramu ! "
Ia mengamuk kepada pasukan kerajaan itu, pertarungan itupun sengit. pasukan itu menebaskan pedangnya kepada siluman kera. Namun sia-sia, siluman itu kebal dari senjata tajam.
siluman kera itu tertawa." jangan bercanda ini hanyalah mainan anak kecil."
siluman kera itu menangkap pedang dan mematahkan nya dengan mudah. ia tertawa bahagia, ia lalu memukul satu persatu prajurit itu, mereka lalu terpental keluar goa.
"kurang ajar, lihatlah siluman ini, ia tertawa puas bagaikan manusia yang mabuk." ucap pasukan itu.
Mereka lalu membidik anak panah dan menembakan nya kepada siluman kera itu, dengan cepat, siluman kera menghembuskan nafasnya. angin yang kencang membuat anak panah itu terlempar jauh.
"pergilah atau kalian akan ku bunuh. Ini adalah wilayahku." ucap siluman kera dengan lantang.
mereka lalu lari terbirit-birit meninggalkan goa itu. Saat mereka kembali ke kerajaan kamra, mereka menceritakan kejadian itu kepada raja bala kamra.
prajurit tergesa-gesa menghadap raja, mereka menunduk kepada sang raja." maafkan kami tuanku, kami di serang siluman kera hutan itu." ucap prajurit.
Raja bala kamra melemparkan gelasnya ke lantai. " bodoh kalian semua, kalian tidak bisa mengalahkan kera itu."
Mereka terdiam sejenak. lalu, prajurit itu melanjutkan perkataanya. "tuan, maafkan kami, siluman kera itu terlalu kuat." ucap prajurit itu.
raja bala kamra mengutus adiknya untuk mengalahkan siluman kera itu. karena, Aden kamra adalah kesatria kerajaan, ia adalah seorang ahli seni beladiri dan cukup sakti.
bala kamra menyuruh pengawalnya untuk memanggilkan Aden kamra. Saat tiba, Aden kamra menundukkan kepalanya kepada kakaknya sang raja bala kamra.
"kakak, ada apa ?" ucap Aden kamra.
"kalahkan siluman kera yang ada di hutan itu." ucap raja bala kamra.
Aden kamra bersiap-siap, ia meminta izin kepada ayu kamra istrinya. Untuk mengalahkan siluman kera dan berangkat ke hutan itu bersama prajurit.
Di sisi lain. Semenjak kepergian Ruy kamra, Dwi kamra selalu sakit-sakitan. akibat memikirkan Ruy, yang malang itu, ia merindukan Ruy kamra. tabib menyarankan agar Dwi kamra jangan terlalu memikirkan anaknya. agar, kesehatan Dwi kamra tak terganggu.
"Aku tak tau harus bagaimana, ia adalah salah satu putraku dan akan mewarisi suamiku bala kamra." ucap Dwi kamra sedih.
sementara itu, Aden kamra pergi menaiki kuda dan di ikuti puluhan prajurit kerajaan mereka pergi ke tempat siluman itu berada.
perjalanan panjang itu menempuh waktu yang cukup lama. Dan pada akhirnya mereka tiba di kediaman siluman kera itu.
Aden kamra menuruni kudanya dan ingin memasuki goa. Tetapi, pada saat ingin melangkah suara yang menggema di hutan itu muncul.
"mau apa lagi kalian datang kemari." ucap siluman kera itu dengan lantang.
Aden kamra memainkan dramanya, seolah-olah kera ini lah yang menculik Ruy kamra, siluman kera itu yang menjelma menjadi harimau hutan yang buas.
siluman kera itu tertawa, ia memegang sebuah kendi yang berisi minuman keras yang memabukkan, Salah satu kebiasaan buruk siluman kera itu adalah mabukan.
"jangan bodoh, aku tak tahu soal anak kecil yang kau ucapkan itu." ucap siluman kera itu tertawa tanpa henti.
Aden kamra terdiam sejenak, ia mengingat Ruy kamra yang memiliki sifat 3 kepribadian. Salah satunya adalah tertawa bahagia seperti orang yang mabuk.
"oh jadi dia, yang akan menjadikan Ruy kamra sebagai wadahnya." gumam Aden kamra.
siluman kera itu tertawa terbahak-bahak dengan tingkahnya yang tak jelas.
"aku adalah Yon raja siluman kera hutan ini." ucap Yon sang raja siluman kera itu."
Aden kamra menyerangnya, menggunakan pedang, Yon hanya tertawa melihat Aden kamra, dengan cepat yon menghilang bagaikan angin.
"di mana kera itu." ucap Aden kamra melihat kesana kemari.
tiba-tiba yon menyerang Aden kamra dengan pukulannya. Aden kamra dapat merasakan serangan itu ia melompat ke belakang menghindari pukulan Yon.
"oh.. Boleh juga." ucap Yon tertawa.
Yon menghirup nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkan dari mulut, ia menembakan angin yang kencang kepada Aden kamra.
Aden kamra dengan cepat menghindarinya, ia melompat dari batu ke batu.
Aden kamra sudah menguasai ilmu meringankan badan. ini adalah teknik rahasia bela diri silat yang ia pelajari waktu berguru dulu. Dengan cepat melesat Aden Kamara berada di belakang Yon.
"kena kau." ucap Aden kamra menebaskan pedangnya.
Seketika, pedang Aden kamra patah. ternyata yon memiliki ilmu kebal, ia tahan terhadap senjata tajam.
Yon tertawa lepas." haha. Hanya itu kemampuanmu ?" ucap Yon
Yon memukul Aden kamra, Aden kamra dapat mengimbanginya. ia menangkis serangan Yon dengan kedua tangannya. Namun, itu membuat Aden kamra mundur jauh.
Yon lalu menghentakkan kakinya ke tanah, tanah itu seketika bergetar seperti terjadi gempa kecil, Burung-burung dan hewan menjauh dari lokasi mereka duel. semua pasukan seketika tersungkur akibat getaran tanah itu.
Aden kamra melompat, baku hatam pun terjadi, mereka duel dengan tangan kosong. saling pukul tangkis. yon menjauh dan mengeluarkan ilmu menghilangnya.
Aden kamra Tidak dapat melihat Yon, ia hanya berdiri di tanah. Aden kamra memejamkan matanya, ia mengandalkan ilmu pendengaran, ia lalu mengambil sebuah kain hitam di sakunya dan menutup matanya.
dengan lantang Yon berbicara dengan suara menggema di hutan." bagus, bagus, keluarkan semua jurus yang kamu miliki." ucap Yon tertawa.
"Yon melempar kan batu besar dari arah yang Tak menentu, Aden kamra tersenyum. Ia dapat mengelaknya dengan mudah. yon terus melemparkan batu besar ke arah Aden kamra dari semua arah. Tetapi, semuanya Aden kamra bisa mengelaknya dengan mudah.
yon menggaruk kepalanya. "sudah cukup." ucap Yon.
Yon melesat menuju Aden kamra, Aden kamra melihat kecepatan Yon semakin meningkat.
"teknik ini ? " ucap Aden kamra.
Yon mengeluarkan jurus bela diri mabuknya. Ia dengan cepat memukul Aden kamra, Aden kamar dengan tenang mengkis serangan Yon. mereka saling beradu pukulan dan membuat keduanya mundur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!