...Paviliun Bunga Suci...
...Bagian 1...
Pada zaman dahulu kala hidup berbagai sekte yang hidup rukun dan saling berdampingan. Sekte tersebut hidup dengan damai dan penuh kebahagiaan.
Sekte-sekte tersebut beraliran hitam, putih, netral. Mereka memiliki aturan adat yang sangat berbeda di setiap sekte. Terutama sekte yang beraliran putih sangat kontras sekali dengan sekte aliran hitam.
Sebenarnya kedamaian dan kesejahraan antara kedua aliran tersebut bukanlah tanpa sebab. Sejak dari dulu sebenarnya terus menerus terjadi berbagai konflik yang memicu peperangan antara sekte aliran putih dan sekte aliran hitam.
Penyebabnya kadang masalah sepele dan sederhana namun dari sebab itulah peperangan kedua aliran tidak dapat di hindarkan.
Peperangan antar sekte aliran hitam dan putih terus menerus terjadi dan kedamaian tidak pernah tercapai dalam sejarah benua dataran tengah ini. Namun itu tidaklah menjadi sejarah dari benua dataran tengah ini. Sejarah benua dataran tengah ini di mulai saat munculnya pendekar Dewa yang berada di aliran netral.
Pendekar dewa tersebut menjadi pilar dan simbol perdamaian di benua dataran tengah. Kehadiran pendekar dewa ini menciptakan perdamaian yang menjadi harapan dari seluruh pendekar di aliran putih.
Kedamaian tersebut terus menerus berlanjut sampai benua dataran tengah menjadi sebuah benua yang menjadi pusat pendidikan pendekar terbaik.
Nama benua tengah ini menjadi pusat perhatian seluruh benua di dunia ini. Itu terbukti dari banyak kalangan para bangsawan dari luar benua yang menyekolahkan putra-putri mereka di benua dataran tengah.
Namun sayang, dari berbagai benua yang ada di dunia ini hanya benua tengah saja yang belum menjadi sebuah kerajaan. Benua dataran tengah terkenal akan sekte-sektenya yang kuat.
Namun sebab, setiap sekte yang memiliki aturan adat yang ketat, menyebabkan benua dataran tengah ini menjadi benua tanpa kerajaan dan seluruh dunia menjuluki benua dataran tengah ini sebagai benua Seribu Sekte.
Seluruh sekte di benua tengah baik itu aliran putih dan hitam, begitu segan dan hormat kepada sekte aliran netral. Sekte aliran netral ini adalah Paviliun Bunga Suci.
Sekte Paviliun Bunga Suci adalah sekte yang memiliki idelogi yang berbeda dengan aliran hitam dan putih. Sekte ini sangat menginginkan perdamaian dan kebahagian, dengan keberagaman sekte di dataran benua tengah ini.
Ideologi merekapun dapat menjadi kenyataan lantaran mereka menjadi pilar dan simbol perdamain kedua aliran. Keberhasilan mereka mewujudkan ideologi mereka lantaran ketua sekte beserta tetua sekte mereka telah sampai pada puncak tingkatan pendekar.
Pendekar dewa, benar sekali. Puncak dari tingkatan pendekar adalah pendekar tingkatan dewa. Mereka yang memiliki tingkatan dewa mampu meratakan satu wilayah dengan mudah dan kengerian akan kekuatan pendekar dewa ini hanya sedikit yang tahu.
Mereka yang tahu tidak lain adalah sekte aliran putih dan aliran hitam yang menyaksikan sendiri kekuatan pendekar dewa. Berawal dari itulah, kedua aliran ini hidup rukun dan damai tanpa ada peperangan.
Kedamain dan ketentraman dapat berjalan untuk waktu yang cukup lama. Segala konflik di sekte aliran putih dan hitam dikontrol langsung oleh sekte aliran netral. Segala misi baik di sekte aliran putih dan hitam harus memiliki persetujuan langsung dari sekte aliran netral, terutama misi yang bersangkutan dengan sekte yang berbeda aliran.
Puluhan tahun berganti dan ini hampir menginjak seratus tahun. Paviliun Bunga Suci semakin menancapkan giginya di dataran benua tengah. Semula sekte ini adalah sekte kecil lataran sekte kecil ini memiliki pendekar dewa dalam puluhan tahun sekte ini sanggup menjadi sekte menengah.
Sebuah kota besar hampir memenuhi sebuah gunung di dataran benua tengah. Sekte aliran netral ini sekarang memiliki puluhan ribu anggota. Bisa dibilang sekte menengah, mengingat sebuah sekte besar memiliki anggota sebanyak ratusan ribu.
**************
...Di sebuah tempat tersembunyi...
Beberapa kelompok sedang terlihat berdiskusi. Mereka terlihat marah dan menunjukan ekspresi yang tidak baik. Mereka sedang membahas pemusnahan sebuah sekte yang mereka benci.
“Bagaimana persiapan kita selama ini. Apa sudah waktunya?" seru pria sepuh dengan rambut dan jenggot putihnya.
“Tunggu sebentar lagi! Selama kita belum benar-benar matang, rencana ini akan menjadi misi bunuh diri saja" balas seorang pria paruh-baya dengan mantel hitamnya.
“Benar sekali, kekuatan pendekar dewa sungguh sangat mengerikan.
Bila kita tidak mempersiapkan dengan matang. Bukan hanya kelompok kita yang akan musnah melainkan seluruh kota ini bisa hilang dari peta" seorang wanita dewasa menambahkan.
Perkumpulan orang ini memang sedang membahas sebuah misi pembantaian sebuah sekte. Sekte tersebut telah menyulut dendam terhadap kelompok ini. Namun kelompok ini, tidak bertindak gegabah dalam menghancurkan satu sekte ini. Mengingat dalam sekte itu terdapat banyak sekali pendekar dewa.
Yang lebih mengejutkannya lagi, perkumpulan ini adalah aliansi sekte aliran putih dan hitam. Tidak ada yang tahu apa-sebab mereka mencoba membumi-hanguskan sebuah simbol per-damaian mereka. Pihak aliran putihpun ikut mendukung misi pemusnahan sekte ini, padahal memiliki simbol perdamian adalah impian mereka sejak dulu.
***********
“Sebentar lagi akan terjadi pertempuran besar. Ramalan tetua Yang pasti tidak akan salah. Cepat segera siapkan ritual pembangkitan dan segera persiapkan
peperangan!" pria paruh baya yang menjabat sebagai tetua sekte memberikan tugas kepada bawahannya.
Pria itu menghela nafas panjang, ketika mengingat segala perjuangannya puluhan tahun silam.
“Dasar manusia bodoh! Kebodohan kalianlah yang akan menyebabkan kehancuran dunia ini!"
Pria paruh baya ini memejamkan matanya, dirinya menyadari akan segala hal yang akan terjadi kedepannya. Wajahnya terlihat sedikit sedih saat membayangkan apa-apa yang akan terjadi beberapa saat lagi.
Satu demi satu, memori kenangan akan segala hal yang terjadi di kenangnya. Melihat dunia yang begitu damai dan sejahtera terbayangakan dalam pikirannya namun itu sesaat, pikirannya teralihkan lagi oleh berbagai kejadian yang menyakitkan yang akan ia lihat di depan matanya.
“Semoga kau dapat meneruskan impian dan perjuangaan-ku ini!" batin pria paruh baya ini, yang sesaat melihat seorang bayi tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Satu tahun berlalu.
“Ketua persiapan kita sudah matang. Ratusan ribu pasukan aliansi telah disatukan dengan rata-rata tingkatan pendekar di tingkat atas" ucap seorang prajurit yang berpakaian seperti assasin tengah melaporkan tugasnya.
“Bagus, sekarang kirim beberapa pengirim pesan untuk mengirimkan informasi ini kepada seluruh ketua sekte!" jawab pria sepuh dengan jenggot putihnya.
“Beberapa hari lagi akan di mulai. Pastikan siap-siaga pasukan penjaga dan persiapkan peperangan! Ritual untuk tuan muda harus segera di laksanakan!" salah seorang tetua memberikan komando.
“Sepertinya ini akan menjadi tempat pemakaman-ku. Semoga tujuan ketua sekte dan para tetua dapat tercapai" salah seorang tetua mengungkapkan isi-hatinya.
“Pasti berhasil, ketua sekte dan para tetua sudah mempersiakannya dengan matang. Kita tidak boleh gentar! jika tetua sekte tidak melakukan ini, keseimbangan dunia ini akan hilang" seorang tetua memberikan semangat.
Sebuah lonceng berbunyi sangat keras.
Tringgg-triiinggg tringgg
“Sepertinya ada rapat dadakan."
“Para tetua sepertinya akan menyiapkan strategi peperangan."
“Aku pasti akan memberikan sekte ini kemenangan, akan aku ***** habis siapapun yang berani mengusik keluarga ku ini!"
Berbagai ungkapan para anggota sekte memenuhi seluruh wilayah. Mereka telah diberitahu-kan bahwa sebentar lagi akan terjadi peperangan. Tidak sedikit dari mereka, yang tidak memiliki rasa takut akan-akan kematian, sebab rumah mereka disini lebih berharga dari nyawa yang mereka punyai.
Di tempat berbeda.
“Kita akan bergerak di malam hari. Setiap regu siapkan posisi dan para tetua diharapkan bergerak sesuai strategi!"
“Ingat untuk bergerak sesuai rencana jangan gegabah dan jangan meremehkan! Jumlah bukan faktor penentu kemenangan" pria paruh baya dengan mantel hitam serta berkerudung hitam ini memberikan arahan.
Peperangan sebentar lagi akan di mulai. Tidak ada yang tahu apa-sebab peperangan ini. Mengapa kedua aliran mencoba membumi-hanguskan sekte yang menciptakan perdamaian.
Halllooo
Para readers.
Jangan lupa yahh.
Klik tombol like yaaa.
Kalo bisa kasih aku kritik dan saran nya di kolom komentar.
...Bagian 2. Paviliun bunga suci abadi...
Pemimpin sekte paviliun Bunga suci mempercepat proses ritual yang seharusnya dilakukan tahuan depan. Mereka sudah memperkirakan peperangan tidak dapat di hindarkan, mengingat mereka mengetahui pergerakan yang mencurigakan dari beberapa sekte yang mereka mata matai.
...Di sebuah temapat rahasia...
Di dalam suatu ruang rahasia dengan pintu masuk yang hanya para tetua dan orang orang petinggi sekte yang tahu. Sekelompok orang sepuh mengelilingi anak bayi yang tergolong batita.
Mereka seperti merapalkan sebuah mantra rahasia. Dengan tangan yang menyatu sejajar dengan dada. Perlahan darah mereka mengalir deras turun kebawah dan berjalan membuat sebuah tato pada seorang bayi tersebut.
Kemunculan tato pada bayi tersebut membawa cahaya yang sangat menyilaukan di ruangan tersebut. Cahaya tersebut begitu kuat menyebar ke seluruh sisi ruangan.
Dengan cepat cahya itu menjulang tinggi ke atas langit serta menjebol atap ruangan bawah tersebut sampai memberikan lingkaran yang cukup besar.
Para sesepuh yang mengelilingi bayi masih tetap berdiri saat cahaya memenuhi ruangan. Cahaya itu tidak lain dan tidak bukan adalah energi Qi dari mereka. Darah yang mereka keluarkan bersama cahaya yang menyebar menyimpan energi yang luar biasa.
Mereka bukan hanya mentransfer energi mereka shaja. Mereka juga membuat segel dan tato beserta berbagai hal misterius yang hanya di ketahui para petinggi sakte .
Seiringan dengan cahaya yang keluar dan darah yang terus mengucur beserta lukisan tato yang terbentuk. Para sespuh yang mengelilingi bayi tersebut perlahan mulai kehilangan daging mereka. Mereka terlihat seperti makhluk tanpa daging dengan tulang yang hanya terbungkuskan kulit.
Beberapa menit waktu berganti, para sepuh itu berubah menjadi abu bersaman dengan selesainya lukisan tato beserta lingkaran segel pada tubuh bayi tersebut. Lukisan tato beserta lingakaran segel pada bayi tersebut memicu sebuah gelombang maha dahsyat yang menggetarkan seluruh dataran benua tegah.
Gelombang tersebut memberikan cahaya yang serupa saat awal ritual dimulai. Namun berbeda dari yang awal. Cahya sekarang jauh lebih kuat dan besar. Cahaya tersebut menghancurkan seisi ruangan tersebut bersamaan dengan cahaya yang menjulang tinggi ke atas langit.
Cahaya dan gelombang ini sangat menghebohkan seluruh pedekar yang melihatnya.
Ketua sakte Paviliun Bunga Suci memandangi bayi tersebut. Terlukiskan kesedihan yang amat dalam terpatrikan dalam senyum sedihnya. Ini mungkin akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan darah dagingnya.
“ Anak ku suatu saat pasti kau akan tahu, apa sahaja yang ayah mu ini lakukan. Pasti banyak yang menceritakan segala ketidak baikan ku. Namun pasti ayahmu ini tahu. Jika kau tahu kenyataan yang sebenarnya, ayah mu pastikan dengan kekuatan mu pasti kau akan bertindak sama seperti ayah mu ini”. Ucap ketua sekte dengan mata yang menetesakan sedikit air mata.
...Di benua yang berbeda Kehebohan terjadi...
“ Ada apalagi ini. Apa ada pendekar tingkat dewa yang mengamuk lagi di benua tengah”. Seorang pendekar berkomentar saat melihat cahaya yang begitu dahsyat menjulang ke langit.
“Apa mungkin ada peperangan lagi di benua dataran tengah”.
“Mungkinkah ada pendekar dewa yang mengamuk”.
“Apa ini pertanda baik atau buruk bagi pendekar di dataran tengah”.
Begitu banyak komentar komentar atas penampakan yang mereka lihat di atas langit. Mereka tahu betul asal cahaya itu. Sebab ini bukan kali pertamanya bagi mereka melihat penampakan energi Qi yang menjulang ke atas langit. Mereka sadar dan paham akan kondisi saat tercipta sebab pendekar dewa mengeluarkan energi puncak nya.
Di berbagi daerah terutama di daratan benua lain, banyak sekali yang menanggapi kejadian tersebut. Begitu banyak sekali komentar komentar mengenai penampakan tersebut. Tidak sedikit yang kagum dan berbagi kalangan yang pernah menyaksikan kekuatan pendekar dewa hanya bergidik takut.
...Di benua dataran tengah....
Pasukan aliansi sudah menyiapkan pasukanya. Mereka berisikan pendekar pendekar tingkat lanjut. Pendekar tingat lanjut memang masih di bawah tingkat dengan pendekar dewa namun pendekar tingkat lanjut yang berada di tahap puncak dapat mengimbangi beberapa serangan pendekar tingkat dewa di tahap awal.
Jumlah pendekar tingakat lanjut kurang lebih ratusan itu pun diisi oleh ketua sakte di kedua aliran. Untuk pasukan yang di bawahnya berada di tingkatan pendekar tingakat atas.
Ratusan ribu pasukan aliansi mengepung sakte Paviliun Bunga Suci. Setiap seratus ribu pasuka di pimpin oleh sepuluh ketua dengan tingakatan pendekar tingkat lanjut. Mereka membagi pasukan menjadi empat arah mata angin.
Mereka mencoba mengepung dan meyempitkan ruang gerak pendekar tingakat dewa. Mereka tahu dari pertempuran dahulu, bahwa pendekar tingkat dewa sanggup mengambil energi Qi dari alam. Dengan menyempitkan ruang gerak mereka kemungkinan untuk pengambilan energi Qi dari alam akan sulit terlaksanakan.
Dua ratus ribu pasuka menyerbu di setiap arah mata angin. Kota yang ramai akan penduduk atau anggota sekte terlihat sepi bahkan nyala lampu malam pun tidak terlihat pada malam ini. Pasukan aliansi kebingungan akan penampakan ini.
...Di sisi barat ...
“ Ketua, bagaimana ini. Ini terlihat sangat mencurigakan. Apa mungkin mereka tahu akan penyergapan ini”. Salah satu pemimpin pasukan menyuarakan kegelisahannya.
Ketua sekte mengerutkan dahinya. Pikirannya sekarang campur aduk. Ia memang pempimpin pasukan, tapi untuk masalah pergantian rencana itu bukan termasuk salah satu tugasnya.
“ Sampaikan keadaan ini kepada pimpinan pusat, tunggu komando dari pusat. Jangan gegabah”.
Pemimpin pasukan tidak mengambil inisiatif untuk menyerbu sediri sebab ia salah satu orang yang tahu betapa mengerikannya pendekar tingkat dewa.
Kejadian ini terjadi pula di sisi yang lainnya. Dari timur dan selatan pun mersakan kejadian yang sama. Pemimpin pasukan pusat yang memimpin pasukan di timur pun mengalami kejadian serupa.
Setelah mendapat laporan dari perwakilan pasukan di selatan dan barat. Pimpinan pasukan aliansi membentuk sebuah rapat dadakan.
...Pasukan di sisi utara...
Pasukan di sisi ini tidak mewakilkan sama sekali perwakilannya untuk melapor kepada pimpinan pusat. Dikarenakan pada sisi utara mereka sedang berperang dengan sangat sengit melawan anggota sekte .
Ratusan ribu pasukan menyerang melawan puluhan ribu anggota sekte tidak dapat dihindarkan. Sama sekali tidak berat sebelah dalam peperangan ini. Mengingat dalam puluhan ribu anggota sekte terdapat ribuan pendekar tingkat dewa dan sisanya berada pada tingkatan pendekar tingkat lanjut tahap puncak.
Baku hantam antara senjata dengan senjata serta pukulan dengan pukulan terjadi. Para pendekar tingkatan dewa mengeluarkan aura Qi mereka. Aura tersebut memenuhi sekujur tubuh mereka dan dari aura tersebut seperti tercipta perlindungan tenaga dalam.
Mereka yang tahu atau pernah melihat kehebatan pendekar tingkat dewa hanya berdecak kesal dan mengumpat dalam hati. Mereka sangat kesal sebab aura tersebut seperti perisai bila di serang dan seperti mesin saat jadi senjata.
Terdengar sebuah seruan dari pasukan aliansi di sisi utara ini. Pemimpin pasukan memekikan imbalan kusus atas peperangan ini.
“ Siapa saja yang bisa membunuh anggota sakte Paviliun Bunga suci kami hargai 100 keping per kepala”.
Para pasukan aliansi yang melihat kekuatan pendekar dewa saling menatap. Nafas mereka berhenti melihat kehebatan pendekar tingakat dewa. Nafas mereka semakin berat saat suara imbalan di naikan.
“ Bisa bertahan hidup hidup sahaja itu sebuah ke ajaiban, ini sperti misi bunuh diri”. Gumamnya pelan.
Selesai mengumandangkan motivasi pemimpin pasukan menenangkan pikirannya sebelum maju membantu para pasukannya.
“Kini kematian pasti di akan menjemput ku.
JANGAN TAKUT AYO SERRRRRRRRAAANNGGGG”.
Halllooo
Para readers.
Jangan lupa yahh.
Klik tombol like yaaa.
Kalo bisa kasih aku kritik dan saran nya di kolom komentar.
...Paviliun Bunga suci ...
Pendekar dewa degan mudahnya memukul pasukan aliansi. Tidak ada yang mampu bertahan lebih dari tiga jurus dan serangan. Berbagai panah dan senjata yang menghantam tubuh mereka pun terpental lantaran aura Qi yang mereka pancarkan.
Para pendekar tingkat lanjut memang sangup membuat aura seperti itu namun Qi mereka belum cukup tinggi untuk menyalurkannya keseluruh tubuh mereka. Wal hasil hanya sebagian tangan dan senjata mereka sahaja yang sanggup di aliri tenaga dalam.
Walaupun itu cukup untuk menahan sepuluh serangan saat berhadapan dengan pendekar tingkat dewa namun untuk seterusnya itu akan sulit sebab perbedaan Qi yang terlalu jauh.
Dalam beberapa menit saja anggota pasukan aliansi dapat disapu dengan mudah dengan dalam pertarungan. Ribuan mayat tergeletak dalam tanah dan belum ada tanda tanda ada korban dari pihak lawan.
Para pimpinan pasukan aliansi merapatkan giginya. Mereka sangat geram mengingat korban yang berjatuhan dan serangan mereka seperti tidak memberikan tekanan sedikit pun bagi pihak lawan.
...Rapat dadakan...
Rapat dadakan memang berlangsung di tengah pertempuran. Mereka masih heran dengan kota ini. Kota yang berisikan orang orang dari sakte Paviliun bunga suci tidak tampak seperti kota. Tidak ada tanda tanda keberadaan orang yang mendiami kota ini.
Tidak ada yang menyangka akan terjadi seperti ini. Informasi rahasia mereka sepertinya telah bocor. Pemimpin pusat mulai menyusun strategi ulang dan memerintahkan pasukan mereka di setiap bagian untuk menyisir, tapi mereka harus bergerak diam diam .
Tanpa mereka sadari dari arah utara telah terjadi pertempuran sengit yang berat sebelah dan jumlah pasukan mereka seperti tidak memberikan jaminan kemenangan untuk mereka.
Ketakutan mereka akan kekutan pendekar tingakat dewa membutakan mereka akan kejernihan pikiran. Mereka sama sekali tidak sadar akan pasukan aliansi di bagian utara.
Kehati hatian merek pun terkesan amat berlebihan. Mereka sangat berpikir panjang dengan mengambil keputusan. Hasil rapat pun sangat jauh dari kebenaran jiwa kesatria. Pada akhirnya mereka hanya sekumpulan orang yang berusaha membalas dendam tapi takut kematian.
...Kembali ke utara...
Pendekar tingkat dewa dengan mudahnya membunuh pasukan aliansi. Itu terbukti dari satu kali pukulannya sahaja mampu membunuh pendekar tingkat atas. Tidak heran lagi dalam beberapa menit sudah hampir separuh pasukan aliansi tergeletak jatuh di tanah tanpa bernyawa.
Kebal senjata kebal pukulan. Panah dan senjata pisau kecil seperti gigitan semut bagi mereka. Belum lagi serangan mereka yang amat mengerikan. Dalam pukulan yang di aliri Qi sanggup membunuh pendekar tingkat atas dengan sekali pukulan.
Sedangkan pedang yang mereka aliri energi Qi sanggup melibaskan tenaga dalam yang mampu membunuh ratusan pendekar tingkat atas dengan mudah dan untuk pendekar tingkat lanjut itu akan memberikan luka yang fatal.
Para pemimpin pasukan aliansi yang beberapa kali adu jurus dengan pendekar dewa sangat kelabakan. Memang mereka berada di tingkat pendekar lanjut tahap puncak namun itu belum cukup untuk mengimbangi puluhan jurus dari lawan mereka. Pasukan hanya menggerutu mengingat rencana ketua sakte mereka yang tidak merelakan dendam mereka .
“ Hmph, jika sahaja ketua tidak bodoh dan merelakan dendam mereka tentu kejadian ini takan terjadi”.
Pandanganya sedikit teralihkan saat melihat lautan manusia yang mati sia sia. Dia sedang kabur dari kejaran pendekar dewa.
Melihat para pemimpin mereka kabur moral pasukan turun dan mencoba mengikuti nya. Ratusan ribu kini tinggal puluhan ribu sahaja. Terlihat penampakan lautan manusia yang mencoba berlari menyelamatkan diri. Mereka tidak sadar dengan siapa mereka hadapi.
Wusssss
Wussss
Wussss
Sebuah cahaya terbang di atas sebuah pasukan. Benar sekali, mereka adalah pendekar tingkat dewa yang mampu terbang layak nya burung, terlebih lagi saat mereka terbang kecepatan mereka di bilang sangat cepat.
Dalam beberapa helaan nafas mereka sudah menghadang pasukan aliansi, mereka adalah ribuan pasukan tingkat dewa yang menghadang di depan. Mereka hendak berbalik namun sayang tidak ada jalan lagi. Di depan ada pendekar tingkat dewa di belakang ada pendekar tingkat lanjut tahap puncak.
“ Sial sial sial”.
“ Apa gunanya uang banyak bila tiada ada kehidupan”.
“Brengsek semua uang ku sahaja belum ku nikmati tpi sekarng kamatian harus aku temui”.
“Jika aku berhasil selamat dari peperangan ini aku akan berhenti jadi pendekar, menjadi tani atau pedagang mungkin lebih baik”.
Banyak yang mengumpat , banyak yang menggerutu dan banyak yang mengungkapkan doa doa mereka. Namun sayang mereka bertemu dewa kematian yang tidak pandang bulu.
Mau maju kedepan atau mundur ke belakang hanya kematian shaja yang mereka tuju. Banyak penyesalan bagi mereka yang mengikuti misi ini, tidak sedikit yang mengutuk pimpinan pasukan dan ketua sekte mereka yang bodoh.
“ Dasar ketua ba*bi, kau beri aku 10.000 koin emas pun jika tahu misinya akan seperti ini tentu aku akan menolaknya”.
“ Ketua sekte brengsek ini bukan lagi misi, ini bunuh diri”.
Berbagai celaan dan kekesalan mereka ungkapkan, walaupun di samping mereka ada pimpinan mereka. Para prajurit ini tidak lagi menunjukan rasa hormat dan takut sedikit pun. Pimpinan pasukan pun menanggapinya dengan tersenyum kecut dan mencoba berlari menyelamatkan diri.
Kurang dari setengah jam pasukan aliansi telah habis di bantai dengan mudahnya oleh anggot sakte Paviliun Bunga suci dengan cepat. Penampakan yang terlihat sekarang bukan lagi tanah hijau dengan rumput melainkan darah segar dengan mayat tidak bernyawa.
Di sisi yang lain anggota sekte Paviliun Bunga Suci tidak ada korban di pihak mereka. Hanya beberapa dari mereka yang mengalami luka ringan yang membutuhkan sedikit pengobatan.
Seseorang yang seperti assasin menghampiri tetua sakte Paviliun Bunga Suci.
“ Lapor tetua, pasukan aliansi sedang melacak keberadaan kita. Mereka meniyisiri setiap kota untuk menemuka kita. Tidak ada pergerakan mencurigakan menurut ku, tapi mereka memiliki kurang lebih enam ratus ribu pasukan dengan dua ratusan pasukan di timur, barat dan selatan”. Ucap peria muda ini dengan menekukan sebelah kakinya.
“ Hahahahah ahahhahah hahahh, tenang sahaja mereka ini bukan tandingan kita. Mereka kesini hanya menghantarkan nyawa sahaja, kau terus awasi dan berikan laporan selalu. Selidiki apa mereka memiliki senjata rahasia” balas seorang tetua yang berpawakan gemuk dengan kepala botaknya.
“Siap laksanakan”.
Perlahan pria pengintai yang seperti assasin itu menghilang dalam gelapnya malam. Para tetua sakte Paviliun Bunga Suci dan pasukannya kembali ke tempat persembunyian mereka.
Sakte Paviliun Bunga suci sejak dari awal sudah mempersiapkan ruang bawah tanah yang tidak akan seorang pun tahu. Lantaran impian mereka akan ideologi mereka membuat sejak dari dulu ruang bawah tanah sudah ada dan bahkan tiap tahun nya selalu mengalami renovasi serta perbaikan. Kini ruangan bawah tanah tersebut pun sanggup menampung seluruh orang di kota kecil ini.
...Kembali ke pasukan aliansi pusat...
Setelah hampir setengah jam menyisiri kota, para pasukan kusus di bawah naungan pasukan alisansi kembali dengan tangan kosong. Tiada ada yang bisa mereka laporkan. Mereka tidak menemukan apa pun di dalam kota. Semua kosong tidak berpenghuni, barang barang berharga pun tidak mereka temui.
Tapi ada sebuah laporan kusus yang mencengangkan seluruh pimpinan aliansi.
“ Apa, bagaiman ini terjadi, sialan aku lupa keberadaan pasukan di utara”. Ucap peria paruh baya yang bermantel hitam menepuk jidatnya dan memperjelek mukanya dengan mencakar mukanya sendiri.
Halllooo
Para readers.
Jangan lupa yahh.
Klik tombol like yaaa.
Kalo bisa kasih aku kritik dan saran nya di kolom komentar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!