Hari masih pagi dan tiba tiba terdengar suara anak mudah berumur 15 tahun terbangun dari tidurnya,
"ah......mimpi apa aku ini?, ini mimpi yang aneh"
Cowok tampan ini bicara sendiri ketika dia terkejut dan terbangun dari tidurnya karena bermimpi aneh.
"Baru jam berapa ini?, ya baru jam 2"
Cowok tampan ini melihat jam di dinding baru jam 2 dan kenapa ada rasa usilnya yang tiba-tiba datang
"Ah maunya angka 12-nya dibawah dan angka 6-nya diatas, ini baru asyik"
Cowok tampan ini tersenyum sendiri dengan ide usilnya yang ingin melihat jam dindingnya di posisi terbalik hingga dia sibuk merubahnya
"Nah kalau begini baru keren, aku bisa mudah melihat posisi jam ketika aku tidur"
Cowok tampan ini begitu bangga dengan ide usilnya
"Tampaknya asyik juga ya bila diposisi ini "
Cowok tampan yang imut-imut ini tersenyum senyum sendiri semangkin menambah ketampanannya.
"Loh.......apa yang kulakukan seperti ada dalam mimpi ya"
Cowok umur lima belas tahun ini berpikir ulang dan mengingat mimpinya
"Apa ini ya?, aku tadi terbangun dan menjerit karena aneh saja bila aku di SMA ini jadi cowok yang periang tapi suka usil kepada orang padahal aku kan laki-laki pendiam. Apa bisa ya?, kalau aku jadi periang"
Cowok berwajah tampan ini masih bicara sendiri hingga dia garuk-garuk kepala yang tidak gatal sambil bicara sendiri
"Mimpi yang aneh, Ah!"
Tanpa sadar cowok ini menjerit hingga tiba tiba ada suara ketukan dari depan pintunya dan terdengar suara wanita setengah baya yang bicara kepada dirinya dari depan pintu kamarnya
"Dika.....ada apa nak, kenapa kamu menjerit apa yang terjadi?"
Suara wanita setengah baya ini sangat familier buat cowok tampan ini yang ternyata bernama Dika
"Mama"
Dika bicara pelan karena dia tahu kalau yang bicara adalah mamanya yang cantik dan dia yakin pasti mamanya Dika bukan mamanya orang yang lain yang ngapain pula mama orang lain.yang sibuk banguni Dika.
"Apa sih otak ini?, mana mungkin orang lain"
Dika tertawa sendiri hingga dia menjawab kata-kata mamanya
"Tidak ada apa apa ma, tadi Dika mimpi enak, eh mimpi enak ngapain ya, mimpi lagi enak makan ma."
Dika bingung sendiri sambil tertawa kecil karena dirinya mulai berubah aneh dengan sikapnya sendiri pada malam ini hingga mamanya juga bingung dengan jawaban Dika anak satu-satunya ini.
"Mana ada mimpi lagi enak makan menjerit seperti minta tolong."
Mama Dika curiga dengan jawaban anaknya tapi dia tidak mau mempermasalahkannya
"Ya udah tidur lagi, besok cepat bangun karena besok hari pertamamu masuk sekolah di SMA,"
Mama Dika mengingatkan anak satu-satunya ini hingga akhirnya meninggalkan kamar Dika sedangkan Dika jadi bingung sendiri
"Kenapa ya, aku jadi aneh dan ngomong ngelantur sama mama sendiri, aku kan dulunya pendiam, kalau dulu, aku susah ngomongnya bahkan bicaranya harus diatur, hingga aku harus banyak diam karena takut salah bicara"
Dika heran kepada dirinya sendiri hingga dia terus bicara sendiri
"Apa karena mimpi aneh tadi ya, aku di marahi banyak orang karena sudah usil kepada mereka,"
Dika bicara sendiri lagi sambil memegang kepalanya dan mengingat-ingat dan tersenyum
"Tapi bisa juga ni bila aku jadi seperti ini.........."
Dika tersenyum sendiri seperti dia suka dengan dirinya yang baru hingga dia merebahkan dirinya untuk kembali tidur hingga dirinya tertidur nyenyak
Tepat jam 4.30 Dika sudah bangun untuk mandi dan menjalankan sholat subuh karena se-ngantuk apapun Dika tetap bangun untuk sholat subuh tepat waktu. ketika sudah selesai sholat, Dika langsung berpakaian sekolah yang baru, yang baru pertama dipakainya karena Dika baru saja di SMA dan semuanya jadi baru buatnya.
"Ternyata aku ganteng juga ya, Aliando lewat, lewat mana ya ......ya mungkin lewat depan juga boleh"
Dika tertawa sendiri sambil melihat senyum manisnya
"Boleh juga merubah sikap ku yang dulu pendiam sekarang jadi periang"
Tiba tiba terdengar langkah kaki mamanya yang pasti ingin membangunkannya, dan entah kenapa timbul sikap usil untuk nge-prank mama nya, segera Dika berlari dekat pintu dan ketika mamanya ya ingin mengetuk, pintu terbuka sendiri, dan mamanya Dika heran namun tidak terlihat Dika ditempat tidur.
"Dika kamu dimana nak?"
Mama Dika khawatir dan segerah masuk serta mencari anaknya, tiba tiba terdengar suara, "Mama sayang ini Dika mama,"
Terlihat Dika yang berdiri dibalik pintu yang membuat mamanya terkejut. karena mamanya tidak melihat Dika tapi setelah berbalik ternyata muncul wajah ganteng Dika yang gemesin "Dika.......hampir copot jantung mama ketika lihat kamu tidak ada tapi hanya dengar suara kamu." Mamanya Dika bicara sambil menjewer telinga anaknya.
"Aduh mama sakit ma, ampun ma"
Dika teriak sambil memegang kupingnya dan mohon ampun kepada mamanya,
"Makanya jangan usil sama mama ya"
Mama Dika terusnya bicara sambil menjewer kuping anaknya tapi tiba tiba Dika berkata,
" Ma, bentar, gantian telinga kiri ya ma karena telinga kanan sudah merah ma,"
Dika minta ganti posisi jeweran di kupingnya hingga mamanya heran melihat Dika bicara seperti itu namun membuat mamanya sadar kalau telinga Dika sudah merah sehingga menjadi kasihan.
"Maaf mamanya ya nak, telinga kamu jadi merah" Mama Dika merasa kasihan juga melihat kuping anaknya sudah memerah hingga melepaskan dan mengelus kuping anaknya
"Sakit ya nak?"
Dika tersenyum karena di elus sama mamanya
"Tidak apa-apa mama cantik"
"Benar ya sayang"
Mamanya Dika menghembus kuping anaknya sambil melihat Dika yang tersenyum kepada mamanya hingga perasaan mamanya tenang karena Dika tidak mempermasalahkannya hingga dia heran karena perubahan anaknya dan terus memperhatikannya
"Baguslah sayang kalau kamu..."
"Kenapa ma?"
Mamanya Dika melihat penampilan anaknya sudah memakai seragam SMA dan kelihatan sangat ganteng walau sedikit heran karena biasanya Dika kalau bangun malas malasan dan jarang ngomong.
"Dika kamu jadi berubah ya nak, makin ganteng, dan kamu jadi periang tapi sudah berani usil sama mama ya"
Mama Dika heran melihat anaknya namun tiba tiba Dika mencium tangan mamanya,
"Maafin Dika ya ma, karena sebenarnya Dika bosan jadi pendiam seperti waktu SMP dan sering disebut KUPER karena di anggap Kurang Pergaulan ma,"
Dika menjelaskan perubahannya sambil memegang tangan ibunya dengan manja.
"Boleh saja jadi periang dan mama suka bila kamu jadi periang tapi jangan usil gitu ya,"
Mamanya Dika mengingatkan seperti merasa perbedaan anak yang baik tapi merasakan ada yang tidak baik juga.
"Kamu sudah Sholat?"
Mama Dika bertanya sambil menatap tajam ke Dika.
"Sudah dong mama cantik yang baik budi sedunia."
Dika merayu mamanya yang membuat mamanya heran.
"Apa ini masa Puberitas ya"
Mama Dika mengambil kesimpulan dalam hati. "Sudah cepat ke bawah, papa sudah di meja makan untuk kita serapan pagi.
"Ok ma."
Dika bicara sambil memberi hormat kepada mamanya yang tersenyum melihat perubahan anak satu-satunya ini.
Mama Dika segera turun menyiapkan serapan pagi dimeja makan sementara lelaki yang duduk dikursi di depan meja makan adalah Papanya Dika dan bisa dipastikan benar benar Papanya Dika karena bisa saja kita disuruh main tebak tebakan bahwa yang duduk bukan papanya seperti pembantunya atau supirnya tapi tidak mungkin orang lain karena lelaki setengah baya ini berwajah sangat mirip dengan Dika dan memakai baju biru lengkap dengan dasi dan ada tag namanya yang sama mirip dengan Dika 'Andi Pratama' sementara nama Dika adalah Dika Pratama.
"Pa, Dika tampaknya berubah loh Pa, sekarang dia jadi periang loh Pa dan sudah berani usil sama Mama dengan mengejuti mama"
Mama Dika menceritakan apa yang terjadi pada Dika tapi Papanya Dika malah tertawa dan berkata "Seperti Papa dulu ya ma"
Papa Dika tertawa sambil mengingat hal yang pernah dilakukannya dulu bersama temannya dulu 'Darmawan' sambil tersenyum mengingat semua. "Jadi ketularan Papa ya?"
Mamanya Dika bicara sambil menggeleng kepala tapi tiba-tiba terdengar suara Dika.
"Pagi Papa ganteng"
Dika bicara sambil turun dari lantai 2 dengan gaya percaya dirinya sambil tersenyum dan segera mencium tangan Papanya.
"Tangan Papa wangi seperti baru memegang apa ya"
Dika bicara sambil berpikir pikir
"Baru memegang jempol kaki ya"
Dika mencium tangannya sambil pura pura kebaukan dan membuat Papa nya tersenyum dan melempar kertas yang kecil yang dipegang Papanya kearah Dika yang siap mengelak dan tertawa.
"Lihat tu Pa, sudah mulai Usil kan"
Mama Dika bicara kepada Suami tercinta yang tidak lain Papanya Dika. Papanya Dika tertawa karena melihat perbedaan Dika dulu dengan sekarang dan kini malah mirip dengan dirinya dulu hingga dia hanya tertawa saja sedangkan mamanya Dika mengajak serapan
"Ayok kita serapan pagi, nanti Papa terlambat ke kantor dan Dika bisa juga terlambat ke sekolah barunya"
Mamanya Dika mengingatkan Dika anaknya dan suaminya untuk segera serapan pagi karena sudah dari tadi disiapkan oleh dirinya. Sementara Papa Dika harus cepat karena harus memimpin rapat perusahaannya yang terkenal memiliki banyak cabang dan hari ini semua utusan dari cabang yang terdiri dari 34 propinsi diminta untuk hadir di perusahaan pada hari ini. Sementara Dika tetap akan diantar Papanya karena jalan menuju kantor perusahaan miliknya melalui sekolah Dika dan tidak terasa papanya Dika sudah menikmati serapan paginya
"Ayo Dika, Papa sudah siap serapanya jadi papa tunggu di depan ya"
"Iya pa, Dika juga sudah siap"
Papah Dika langsung mempersiapkan diri untuk berangkat kerja sedangkan Dika segera yang juga sudah selesai serapan langsung mengambil tas sandangnya mengikuti papanya menuju mobil namun Dika mengambil posisi duduk didepan dekat supir yang sudah kerja sama Papanya Dika sejak Dika masih TK sehingga Dika mau bicara sama supir pribadi papanya ini tanpa mengatur kata-katanya tapi kali ini pak Riza heran melihat perubahan Dika yang bicaranya sedikit berbeda
"Ayo pak Riza kita akan menuju masa depan Dika yang cerah"
Dika menunjuk kedepan seolah-olah panglima pasukan yang mengajak bertempur dengan cara yang berbeda dan terasa lucu dilihat pak Riza dan papanya yang membuat Supir Papanya ini heran melihat perubahan sikap dan tingkah Dika sedangkan Papanya Dika tersenyum.
"Sebentar pak Riza, cagaknya sudah diturunkan apa belum?"
Pak Riza bingung dengan kata-kata Dika yang minta menurunkan cagak
"Cagak apa Dika?, ini kan bukan motor Dik jadi tidak ada yang di turunkan ataupun di naikan"
"Oh iya ya. Ini kan mobil ya"
Dika pura-pura bingung tapi papanya tertawa saja melihat ke usilan Dika mengerjai Riza supir pribadi mereka
"Kau ini ya Dika"
Dika hanya tertawa saja melihat kekesalan pak Riza tapi tetap tersenyum kalau sudah di usilan sama anak majikannya hingga dia segera menyalahkan mesin mobil yang mereka naiki hingga akhirnya mereka meninggalkan kediaman mereka menuju sekolah idaman remaja di kota mereka
"Sampai pak"
Akhirnya mobil Papa Dika sampai didepan sekolah dan Dika segera turun dari Mobil dan menyalami Papa nya,
"Mohon doanya ya Pa"
Dika menyalami tangan papanya sambil tersenyum dan selanjutnya melihat pak Riza,
"Pak Riza, jangan lupa cagak nya,"
Dika tanpa merasa bersalah mengingatkan pak Riza tentang Cagak sehingga membuat Pak Riza geleng kepala,
"Dikaaa!"
Pak Riza tertawa mendengar ucapan Dika begitu juga Papanya Dika yang pura-pura melototkan matanya sementara orang yang sudah sengaja usil kepada mereka sudah kabur dan masuk kelingkungan sekolah tanpa berpikir kalau orang senang ataupun marah tapi mereka senang dengan perubahan Dika hingga akhirnya mereka meninggalkan lingkungan sekolah.
Sementara itu, di area sekolah, mendengar pengumuman melalui pengeras suara untuk seluruh siswa baru dikelas 10 untuk segera berbaris dilapangan tapi Dika segera menuju ke kantin sehingga membuat heran orang orang
"Hei mau kemana, kamu anak baru juga kan, kenapa kamu ke kantin bukan kelapangan untuk berbaris."
Anak mudah yang mungkin usianya sama dengan Dika mengingatkan Dika yang kelihatannya santai saja hingga dia terheran heran tapi Dika tetap cuek saja dan tetap jalan ke kantin. Sesampainya dikantin, Dika di ingatkan ibu kantin,
"Nak, cepat baris nanti kamu dimarahin,"
Bu kantin yang berbaik hati mengingatkan siswa yang tidak berbaris malah duduk dikantin.
"Bentar ya ibu yang cantik, , saya agak terasa pening ketika melihat ibu, kenapa bisa ada ibu bidadari disini ya,"
Dika bukan segera berbaris tapi justru mendekati bu kantin sambil memuji ibu kantin yang baru dikenalnya dengan gombalan mautnya yang baru saja dicoba coba nya untuk di ucapkan kepada semua wanita.
"Waduh, boca ganteng jangan buat ibu salah tingkah ya karena pujian kamu itu, dan ibu kasihan kalau kamu dihukum."
Ibu kantin menjadi tersipu malu karena dipuji siswa baru yang wajahnya sangat tampan namun dia merasa khawatir dan mengingatkan Dika yang menatapnya dengan senyuman manisnya
"waduh, cepat nak"
"Ya bu bidadari yang cantik, nanti saya kemari ya bu, kangen melihat ibu kantin yang cantik,"
Dika tetap memji bu Kantin yang mulai grogi karena terus di puji oleh Dika sedangkan Dika hanya tersenyum namun hal ini dilihati bapak setengah baya yang bisa jadi suaminya ibu kantin sehingga dia berdehem seperti tidak senang
"Emm!"
Pak kantin berdehem keras agar di dengar orang . khususnya Dika yang langsung tahu diri,
"Iya...., ternyata saya tidak tahu kalau kantin ini dilindungi seorang lelaki yang sangat tampan dan ganteng seperti bapak kantin yang perkasa yang pastinya pujaan wanita secantik ibu kantin ini, jadi maafkan pangeran yang tampan mengundurkan diiri"
Dika yang tahu diri langsung memuji pak Kantin agar jangan marah dan kelihatannnya mulai tersenyum dan hanya memandang Dika yang berlalu cepat seolah olah berada dikerajaan dan segera menuju ke lapangan sekolah. Sementara pak kantin yang di puji menjadi tersenyum dan menggelengkan kepala karena belum ada yang memujinya sebelum belumnya begitu juga ibu kantin yang sudah lama tidak memikirkan penampilan lebih kecuali tampak bersih dan rapi, akhirnya mereka berdua tersenyum.
"Ini anak usil tapi pandai memuji orang ya pa"
"Iya ma, papa juga baru kali ini di puji sama siswa di sekolah ini"
Mereka berdua tertawa sambil mempersiapkan hidangan yang biasanya di pesan banyak siswa-siswi di sekolah ini.
Dilapangan Dika memasuki barisan secara sembarangan dan yang penting Dika berbaris. Hal ini membuat Dika jadi bahan perhatian khususnya para cewek cewek yang cantik yang melihat senyuman sangat manis seperti punya daya pelet atau hipnotis sehingga membuat mereka ingin bertanya tapi takut jadi keributan dan yang diperhatikan cuek saja bahkan pura pura membetulkan sepatuhnya padahal dia sengaja untuk mengikat tali sepatu orang yang berbaris serius sehingga tidak memperhatikan kalau tali sepatu nya lepas dan diikat Dika bertemu dengan tali kanan dan kaki sehingga bisa dibayangkan kalau anak muda yang se usianya akan jatuh ketika dia mau jalan. Dika pun tersenyum dan berusah pindah barisan ke barisan lain.
"Siap deh korban pertama"
Dika tertawa sendiri namun tidak ada orang yang menyadarinya karena Dika sudah berpindah tempat ketempat lain sedangkan dari depan terdengar suara guru yang mulai mengingatkan seluruh siswa-siswi yang barisnya masih berantakan
"Saat nya kita akan bagi kelas sesuai nama dan jurusan yang kalian pilih ya"
Terdengar suara bapak guru yang memandu barisan di depan sambil memegang pengeras suara atau mikropon untuk memberitahukan kepada semua sambil memanggil nama-nama siswa-siswi
"Faturrahman, silahkan kedepan dan berbaris,"
Terdengar suara guru yang memanggil nama siswa satu persatu untuk pembagian kelas. Tapi tiba tiba Faturrahman yang namanya di panggil terjatuh dan menimpa orang yang ada didepannya sehingga membuat suasana ribut dan heran kenapa cowok ini terjatuh tapi ada juga yang merasa kasihan dan ada juga yang tertawa, "Pasti ada yang usil, siapa ya?"
Mereka saling berbisik dan bicara pelan melihat apa yang terjadu karena kasihan melihat siswa yang bernama Faturrahman mau terjatuh karena tali sepatuhnya diikat ke tali sepatu kiri dan kanan. Sehingga ada yang membantu melepaskan tali sepatu yang terikat tersebut. Sementara guru yang memanggil pun menghentikan pemanggilan hingga Faturrahman berada ditempat yang ditentukan
"Bagaimana Fatur?, tidak apa-apa kan nak"
"iya bu, aman pak"
"Baiklah kalau begitu, bapak akan lanjutkan kembali memanggil nama kalian satu persatu ya"
"Iya pak"
Semua siswa-siswi menyatakan siap untuk dipanggil sesuai nama untuk kelasnya
"Dengarkan ya, Faturrahman, Dika Pratama, Silvia salim, Zahera Ahmad, Taufik Hidayat........"
Pak guru terus memanggil mereka satu persatu hingga selesai.
"Ini adalah kelas 10 IPA 1 ya, kalau ditotal disini berjumlah 30 orang"
Pak guru menjelaskan kepada mereka sedangkan Dika tersenyum senyum karena dia sudah tahu berada dikelas yang mana dan Dika memperhatikan calon teman temannya satu kelas, "Lumayan juga ini kelas, yang cowok cowoknya ganteng dan cewek ceweknya cantik cantik,"
Dika bicara dalam hati karena baginya wajah tampan dan cantik dikelasnya bisa membuat dirinya tidak akan jadi bosan.
"Wow"
Dari depan masih terdengar suara pemanggilan nama siswa-siswi yang masih terus berlangsung sementara Dika mulai bosan dan mulai mengeluarkan kertas dan menulis kata 'Aku Bosan' dan mengambil lem yang sepertinya sudah disiapkan Dika dari rumah dan meletakan dibelakang kertas yang sudah ditulisnya sementara kawan kawan nya yang lain tidak ada yang memperhatikannya karena dia menempelkan kertas dibelakang badan kawannya tanpa diketahui yang lain. Karena ada saja cara Dika sehingga yang lain tidak ada menyadari. Tapi ketika Dika coba mundur kebelakang mulai ada yang mulai senyum melihat kertas menempel dibelakang teman cowok yang ada didepan tapi gak ada yang mau mencabutnya tapi menjadi hiburan bagi mereka sampai kelas mereka disuruh masuk ke kelas. Ada yang tertawa dan ada yang sengaja menyuruh jalan kedepan kelas. "Citra kamu kedepan ya bentar saja"
Siswa yang lain bicara sepertinya sengaja ikut usil sementara Dika pura pura menemui cowok yang tidak tahu kalau sudah dikerjai orang lain hingga Dika mendekati Citra yang sudah di usilin sama diri dan melepaskan kertas yang sudah ditempelnya.
"yaaaaa dicabut"
Para cowok bicara bersamaan sedangkan Citra baru sadar kalau ada yang usil kepada dirinya dan melihat Dika melepaskan kertas di punggungnya sambil mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih ya, pasti ada yang usil sama diriku" kata Citra kepada Dika sambil mengenalkan dirinya.
"Ok sudah aman dan tidak ada lagi, oh ya nama ku Dika"
Dika tersenyum kepada Citra seperti pahlawan buat Citra yang membersihkan baju Citra dan mengatakan sudah aman hingga Citra merasa berterimakasih sekali kepada Dika yang dirinya tidak tahu kalau yang mengerjai dirinya adalah Dika yang saat ini sudah jadi penolong buatnya dan mengenalkan dirinya kepada Citra sementara
suasana kelas mulai diam ketika ada seorang guru yang masuk dan memperkenalkan diri kepada mereka semua.
"Selamat pagi anak anak semua, nama saya Miss Sarah ya, ibu ini wali kelas kalian jadi mulai sekarang Miss akan minta kalian untuk kerjasama yang baik dan jangan buat ada masalah"
Miss Sarah menjelaskan kepada semua anak anak dan minta di adakan pemilihan pengurus kelas dari ketua, sekretaris dan bendahara kelas. Miss Sarah memimpin pemilihan kelas hingga terpilih pengurus kelas,
"Selamat ya buat Sangaji menjadi ketua kelas, Silvia menjadi sekretaris dan Farisa menjadi bendahara.
Semua orang bertepuk tangan dengan terpilihnya pengurus kelas sedangkan Miss Sarah melanjutkan kata-katanya
"Baik anak anak, Miss harap kalian menjadi kelas yang terbaik apalagi kita kelas IPA 1 artinya kita yang nomor satu, jadi semangat untuk merahi yang nomor satu."
Miss Sarah memotivasi kelasnya untuk tetap menjadi yang terbaik dan berusaha tetap saling menjaga kerukunan dalam kelas walaupun mereka baru kenal.
Tidak terasa pembelajaran pun berjalan dan anak anak sudah mulai belajar dengan roster atau jadwal pelajaran yang sudah dibagi kepada mereka hingga tiba-tiba terdengar suara
"Gdebak"
Semua siswa-siswi yang lagi serius belajar jadi terkejut ketika mendengar suara yang terjatuh
"Apa itu?"
Terdengar suara Miss Vina yang bertanya kepada siswa-siswi yang juga bingung ketika pelajaran IPA sedang berlangsung
"Tidak tahu miss"
"Iya miss, kami tidak tahu miss, biar saya cari miss"
Dika berjalan mencari sesuatu yang terjatuh padahal dirinya yang sengaja melemparkan botol minuman yang ada di laci mejanya yang tidak tahu milik siapa hingga datang usilnya untuk membuat sesuatu yang agak rileks buat dirinya dan bisa jadi buat kawan-kawannya yang lagi buyar konsentrasi mereka
"Tidak ada miss, kenapa aneh ya?"
Dika pura-pura.bingung dan mencari-cari dan pura-pura merasa aneh
"Iya ya aneh tapi kenapa tadi ada suara jatuh dari belakang ya, apa ada yang usil?"
"Iya juga tapi tidak mungkin atau jangan-jangan....."
Kelas jadi ribut karena mereka saling berbicara dan berpikir dengan apa yang terjadi hingga miss Vina menenangkannya
"Sudah jangan berpikir aneh-aneh kalian ya. Sekarang kita belajar lagi"
"Ya miss"
Semua Siswa-siswi menjawab serempat.untuk belajar kembali hingga akhirnya terdengar suara bell sekolah yang berdering
"Driiiiiiing, driiiiing, driniiiing
"Istirahat miss"
"iya kita istirahat ya, sampai jumpai minggu depan di pelajaran miss ya"
"iya miss, terimakasih ya miss"
Miss Vina langsung keluar dari kelas mereka untuk juga harus istirahat di ruang guru sedangkan anak-anak sibuk keluar menuju kantin sekolah begitu juga dengan Dika yang ikut ke kantin untuk sekedar menggodai bu Kantin dan pak Kantin yang lagi sibuk melayani siswa-siswi yang membeli
"Pantas kantin ini ramai, ini karena bu Kantinnya cantik sedangkan pak Kantinnya tampan"
Dika bertepuk tangan mengacungkan jempol kearah bu kantin dan pak Kantin hingga membuat mereka berdua jadi bersalahan karena salah tingkah di puji oleh Dika hingga siswa-siswi yang lain melihat Dika yang sudah berlari karena tahu kalau akan ada yang sebel tapi Dika sudah tidak ada di kantin
"Mana dia?"
"iya ya tapi lucu juga ya melihat pak Kantin dan bu Kantin jadi salah tingkah ya"
"iya ya"
Semua siswa-siswi yang ada di kantin jadi tertawa melihat apa yang dilakukan Dika hingga tidak terasah sudah seminggu Dika sekolah di SMA Pelajar dan tidak terasa sudah banyak tingkah usil yang sudah dilakukannya dari memukul bahu temannya yang sedang baris sehingga mencari siapa yang memukul dirinya tapi satu pun tidak ada yang mengaku sampai kejadian yang heboh satu kelas karena semua botol minuman yang ada di meja kawan kawannya dikumpulkan di meja guru sehingga ketika guru datang jadi terkejut karena dimeja guru penuh dengan botol minuman. "ini botol minumannya mau minta dinilai ya"
Pak guru yang baru masuk langsung bicara ketika melihat banyak botol minuman siswa-siswi kelas 10 IPA 1 ini ada di meja guru
"Loh kok di situ ya?"
Semua siswa-siswi bingung melihat botol minuman mereka ada di meja guru sambil melihat
Pak guru yang masih lajang dan tampan ini menyindir mereka hingga pak guru yang bernama Fajri Ramadhan ini atau pak Fajri yang bisa dipanggil mereka menjadi tertawa sedangkan semua siswa-siswi yang melihat botol minumannya ada dimeja guru jadi sibuk dan panik untuk segera mengambil botol minuman mereka hingga akhirnya meja guru tidak ada lagi botol minuman sementara banyak siswa-siswi yang mulai kesal
"Siapa si yang usil"
Farisa kesal dan bicara sendiri tapi tidak tahu kepada siapa dia harus marah namun tiba tiba Dika bicara
"Ayo mengaku siapa yang sudah usil?, kalau mengaku maka ku akan kasih jajan seminggu buat orang yang ngaku sudah memindahkan botol air minum saya"
Dika pura pura marah dan menunjukan jari telunjuknya ke atas sambil dalam hatinya berkata "Ya orangnya aku"
Dika bicara dalam hati sambil terus tunjukan jari telunjuknya keatas.
"Enak saja dikasih jajan, harusnya dijewer telinganya selama 1 minggu"
Tiba-tiba Silvia bicara sambil marah tidak terima kalau yang usil dikasih jajan namun dengan kemarahan Silvia ini membuat Dika jadi tercengang bukan karena takut tapi dia terkesima dengan kecantikan gadis ini
"Cantiknya ciptaan Yang Maha Kuasa ini"
Dika bicara sangat pelan namun didengar oleh Silvia membuat Silvia jadi salah tingkah melihat cowok ganteng ini memuji dirinya sementara para cowok yang tidak mendengar perkataan Dika dan hanya mendengar kata Silvia yang ngomel secara bersamaan memegang telinga nya masing masing.
"Nah.......cowok cowoknya ini pak yang usil"
Shopi langsung asal tuduh saja sambil teriak tidak senang kepada para laki laki yang ada dikelas, sementara para laki laki alias wajah cowok cowok yang masih terlihat imut imut ini jadi tidak terima,
"Enak saja, kami saja korban, kenapa kami jadi pihak yang tertuduh, siapa sih yang usil?, tapi bukan kami ya"
Sangaji tidak terima karena dituduh dan di iya kan oleh kawan kawannya.
"Sudah!........ semuanya diam dan duduk kembali ke kursinya masing masing"
Pak Fajri berusaha menenangkan kelas yang heboh karena kasus botol minuman yang berpindah kemeja guru.
"Anggap saja hari botol botol kalian yang sedang transmigrasi kemeja bapak."
Pak Fajri bicara sambil senyum-senyum membuat semua siswa jadi ikut tersenyum walau hatinya mereka kesal dan ada juga yang tertawa termasuk Dika karena sikap usilnya tidak ketahuan sedangkan pak Fajri mulai bicara
"Sekarang, kita mulai pelajaran matematika ya, sebelumnya meja Silvia dan Farisa mundur kan sedikit kebelakang ya"
Pak Fajri meminta Silvia dan Farisa untuk mundur kebelakang yang hal ini membuat Silvia dan Farisa yang duduk di kursi bersebelahan memundurkan mejanya sedikit tapi mereka heran dan bertanya
"Kenapa pak?"
Farisa heran dan bertanya kepada pak Fajri yang langsung dijawabnya
"Cantiknya kalian kelewatan"
Pak Fajri bicara sambil tersenyum yang membuat semua siswa jadi tertawa karena hari ini teman cewek satu kelas mereka yang terkenal cantik lagi di puji sama pak Fajri.
"cuit cuit"
Sekar langsung bicara kepada Farisa dan Sivia yang wajah mereka jadi merah karena tersipu malu.
Tiba tiba masuk seorang cowok ganteng bernama Bibi masuk kekelas.
"Maaf pak katanya saya dipanggil ke kelas ini ya pak"
Bibi bicara pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sementara kelas jadi bersorak karena Bibi dijodoh jodohkan oleh mereka dengan Farisa dan pak Fajri sendiri heran siapa yang manggil si Bibi karena se ingatnya pak Fajri tidak ada memanggil anak cowok satu ini.
"Siapa ya yang memanggil kamu?"
Pak Fajri jadi bertanya kepada Bibi
"Tadi pak dari informasi melalui pengeras suara sekolah pak,"
Bibi menjelaskan namun dirinya juga ikut heran sementara Dika tersenyum senyum karena sebelum masuk ke kelas Dika meminta miss Fitri untuk minta di panggilkan Bibi kekelas mereka. Sementara Bibi yakin ini karena diminta guru yang dikelas.
"Bentar, bentar mungkin bapak lupa, nanti bapak masuk kekelas kalian kan?"
Pak Fajri merasa seperti kebetulan karena ada yang mau disampaikan kekelas 10 IPA 5, "kalian ada PR kan, minta nanti dikumpulkan ketika bapak masuk nya,"
Pak Fajri bicara kepada Bibi yang tersenyum malu karena diperhatikan satu kelasnya Farisa sementara Farisa menutup wajahnya dengan buku karena malu.
"Malu tu....."
Tiba-tiba Nanda meledek Farisa yang tambah menutup wajahnya pakai tas.
"Udah keluar dia"
Zaheera memberitahu Farisa yang membuat Farisa jadi tenang dan membuka matanya hingga :+
"iya ya sudah pulang ya"
Farisa merasa tenang tapi sempat melihat wajahnya Bibi yang bersemu merah ketika keluar tapi saat ini dia merasa kehilangan sedangkan pak Fajri mulai bicara
"Ayo kita lanjutkan pelajaran kita ya, dan kumpulkan PR kalian dimeja guru ini ya"
Fajri memerintahkan seluruh siswa untuk mengumpulkan PR atau pekerjaan Rumah. Semua siswa sibuk mengumpulkan PR dan ada beberapa siswa yang tertawa karena dibelakang badan Indra ada tulisan 'PR ku jadi PS' dan hal ini terlihat oleh pak Fari sehingga dia memanggil Indra "Indra kamu kerjakan PR di sekolah ya"
Pak Fari bicara keras kepada Indra yang saat ini malu malu
"Iya pak, tadi malam gak sempat pak jadi sebelum bapak masuk saya kerjakan PR"
Indra menjelaskan kepada pak Fajri tapi dia heran kenapa pak Fajri tahu kalau dia kerjakan PR dikelas dan baru saja.
"Bagaimana bapak tahu pak, kalau saya mengerjakan PR dikelas?"
Indra jadi bertanya kepada pak Fajri dengan heran atau ada yang melaporkannya ya sehingga dia kesal tapi gak tahu siapa. Dan tiba tiba pak Fajri kebelakang badannya dan mengambil sesuatu "Saya tahu karena kertas ini"
Pak Fajri menunjukan kertas nyang menempel dibelakang badannya.
"Adu.......siapa yang usil sama diri ku ya,"
Indra bicara dalam hati dan sedikti malu karena khawatir akan dihukum oleh pak Fajri.
"Sudah, kamu boleh duduk sekarang ya lain kali kalau ada PR dikerjakan dirumah ya"
Pak Fajri bicara kepada Indra dan selanjutnya mengoreksi PR dan meminta salah satu anak untuk mengerjakan PR di papan tulis.
"Dika, silahkan kedepan dan kerjakan PR yang nomor 1 ya"
Pak Fajri menunjuk Dika untuk mengerjakan PR dan menyerahkan spidol atau board maker kepada Dika untuk mengerjakan PR di papan tulis yang terbuat dari kaca atau glass board. Dika pun mengambil spidol atau board maker dan mengerjakan PR dengan cepat sedangkan pak Fajri memperhatikan Dika dengan seksama dan salut karena jawabannya benar.
"Bagus Dika, kamu hebat dan kamu yang benar semua PR nya"
Pak Fajri bicara kepada Dika yang membuat Dika tersenyum sedangkan teman-teman Dika bertepuk tangan atas kemampuan Dika dalam mengerjakan PR hingga akhirnya Dika diminta untuk duduk kembali di kursinya yang ada di kelas.Sedangkan teman-teman Dika saling berbisik
"Hebat Dika ya, kenapa ya aku jadi bergetar bila melihat dirinya"
"Kenapa kita bisa sama ya Silvia?"
"Apa?"
"Tidak apa-apa"
Silvia dan Zaheera merasakan perasaan yang sama tapi akhirnya mereka diam dan tidak berani bicara karena takut di dengar orang lain hingga jadi berita dan gosip yang tidak enak buat mereka yang di sebarkan orang lain tentang diri mereka. Sementara mereka tidak tahu kalau ada beberapa wanita yang merasakan perasaan yang sama seperti mereka yang menyembunyikan perasaannya kepada Dika sedangkan Dika heran dengan kondisinya saat ini yang menjadi usil walaupun pintarnya tidak pernah hilang dari dirinya yang menuju kearah dewasa atau remaja yang enak dilihat oleh kaum hawa yang selalu memperhatikan diam diam hingga akhirnya pelajaran Matematika selesai dan pak Fajri meninggalkan ruangan tiba-tiba beberapa gadis mendekati Dika secara bersamaan tanpa disengaja hingga mereka saling bertanya
"Kalian mau ngapain mendekati Pangeranku?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!