Dokter 4 Rusun Incaranku
Ada Getaran di UGD Rating -5
Di tengah keriuhan tenaga medis mengobati pasien, seorang wanita cantik berusia 25 tahun tengah menahan rasa nyeri yang melanda pergelangan tangannya. Bibir mungilnya meringis kesakitan saat dia membersihkan darah yang mengalir deras di sekitar lukanya.
Tepat setelah pulang kerja, ada kecelakaan kecil yang menimpa tangan keberuntungannya. Tanpa tangannya, dia tidak bisa bekerja karena tangan indahnya itu adalah aset berharga yang dia miliki.
Aneska Balqis
Pada ke mana sih dokter yang jaga UGD? Lambat banget menangani pasien! Kalau ada bintang -5 udah aku kasih sekarang!
Aneska mengedarkan pandangan, matanya terkunci setelah seorang dokter lewat di depannya juga meliriknya.
Aneska Balqis
Dokter! Tolong obati lukaku! Aku nggak tahan lagi, perih banget!
Tunjuk Aneska menyodorkan luka goresan penuh darah di depannya. Lantas, pria berjas putih itu menghampirinya untuk melihat luka itu.
Pria itu menggeleng sambil mengembuskan napas yang mengkhawatirkan Aneska.
Adelio Mahadri
Kalau aku yang menangani ini, pasti aku bedah, diamputasi. Ganti pakai tangan dari besi biar nggak gini lagi!
Tubuh Safira bergetar membayangkan betapa mengerikannya ruang operasi itu.
Aneska Balqis
Be--beneran, Dok?
Dokter itu hanya menahan senyum lalu pergi meninggalkan Aneska yang ketakutan.
Secepatnya, Aneska berdiri memanggil dokter itu yang kian jauh dari bilik ruangannya. Aneska tidak tahan lagi menahan luka di tangannya.
Aneska Balqis
Dok! Ini ... nasib aku gimana?
Dokter berlesung pipi itu menghentikan perawat yang lewat. Telunjuknya mengarah padanya sehingga dia langsung bersembunyi, duduk di tempat semula.
Adelio Mahadri
Tangani pasien di ujung sana itu, aku ada jadwal operasi habis ini.
Amukan Hari Libur
Gadis berusia 25 tahun itu masih bergulat dengan tablet dan stylus pen di jari lentiknya. Berada di ruangan penuh buku tersusun rapi, hanya bermodal penerangan dari lampu belajar.
Pintu kamar terbuka, muncul ibunya yang membawa spatula di tangannya. Kedua alisnya menyatu seolah ingin menghabisi anaknya menggunakan spatula dari plastik itu.
Aneska Balqis
Kenapa sih, Bu? Kalau masuk tinggal masuk aja, nggak usah drama!
Jihan Fahira
Mau gini-gini terus selama kamu libur? Buruan bantu Ibu masak!
Aneska berdecak kesal. Dia balik badan melempar stylus pen sembarang arah. Dirinya memakai jaket dan mengambil dompet.
Jihan Fahira
Mau kabur ke mana, tuh?!
Gadis itu menatap ibunya sangat malas.
Aneska Balqis
Katanya suruh beli kuas sama cat lukis!!!
Jihan Fahira
Ya, ampun, Aneska! Ibu udah suruh kamu dari 4 jam lalu baru mau berangkat? Kalau gini terus, gimana kamu mau bantu Ibu di rumah, hah?!
Aneska kembali berdecak kesal.
Aneska Balqis
Aku di rumah nggak nganggur, Bu! Aku kerja cari uang sama pengalaman. Kalau Ibu mau minta bantuan, kan, ada si Esti! Dia nganggur hobinya cuma gatel sama cowok orang!!!
Jihan Fahira
Esti kakak kamu, Aneska! Yang sopan sama orang yang lebih tua dari kamu!
Setelah mematikan alat elektronik di depannya, Aneska memandang ibunya sengit.
Aneska Balqis
Dia bukan kakak kandungku!
Aneska Balqis
Sebenarnya, anak Ibu itu aku atau dia, sih? Hobi banget ganggu anaknya yang lagi proses jadi orang kaya!
Wanita paruh baya itu tertawa terbahak-bahak.
Jihan Fahira
Orang kaya monyet maksud kamu?
Aneska Balqis
Aku pastikan nikah secepatnya dan keluar dari rumah ini yang menyesakkan! Apa-apa aku, giliran hal-hal santai Esti!
Tangan ibunya merentang ke sampingnya dengan wajah yang meremehkan anaknya sendiri.
Jihan Fahira
Silakan ... kalau ada cowok yang mau sama kamu langsung nikah aja. Memang sekarang ada yang naksir kamu?
Jaga Image
Hari ini, tepatnya Rabu siang, matahari tidak secerah biasanya. Aneska menikmati hari mendung saat mengendari motor matic, dia bersenandung musik yang didengar lewat earphone.
Ketika sudah sampai tujuan, dia melepas helm dan merapikan rambutnya yang berantakan. Dia melihat sekeliling yang tampak cerah karena matahari bimbang akan kilaunya.
Aneska Balqis
Lebih indah lagi kalau hujan.
Secepatnya, Aneska menyingkirkan motornya yang parkir sembarangan dekat gerbang toko bangunan. Dia tertawa kecil meminta maaf walaupun pemilik mobil itu menghiraukannya.
Aneska Balqis
Huh! Berisik banget jadi orang!
Pengemudi mobil keluar, diam-diam Aneska melirik siapa pelakunya. Ketika mereka masuk bersamaan, dia dikejutkan dengan hal yang menggetarkan hati.
Pria itu melirik sekilas, tidak ada niatan untuk membalas sapaan Aneska. Walaupun didiami begitu saja, Aneska tidak menyerah.
Dia jalan di samping dokter tampan yang jutek satu ini.
Aneska Balqis
Katanya, dokter harus ramah sama pasien, loh.
Adelio Mahadri
Memangnya, kita lagi di rumah sakit?
Wanita berjaket abu-abu itu menggeleng sambil tertawa kecil. Lantas, dia menoleh kencang menyebabkan rambut panjangnya terkibas bak iklan sampo.
Aneska Balqis
Dokter udah punya pacar?
Adelio Mahadri
Belum. Nggak niat nikah juga, buang jauh-jauh pikiran yang mau deketin aku!
Belum ada pendekatan yang pasti, dirinya sudah ditolak mentah-mentah. Aneska meneguk saliva kasar.
Namun, dia lurus pada misinya yang ingin usil.
Aneska Balqis
Iya, sih, tau. Keliat kok dari wajahnya!
Aneska langsung lari masuk ke dalam sambil tertawa terbahak-bahak takut ada sandal yang mengenai kepalanya.
Dokter muda itu mengumpat dalam hati menunjukkan kekesalan lewat senyum yang tertahan.
Adelio Mahadri
Nggak jelas!
Sementara, Aneska duduk menghadap pemilik toko bangunan secara langsung. Tiba-tiba saja kepalanya dipukul pakai penggaris sehingga Aneska berteriak kesal.
Aneska Balqis
KENAPA, SIH?!
Pemilik toko
Nggak usah lupa, kemarin kamu ke sini kembaliannya kelebihan! Mau diam-diam korupsi?!
Aneska Balqis
Mana aku tau kalau kelebihan. Sebentar, soalnya aku nggak pernah lihat kembaliannya, Pak. Langsung masukin dompet aja.
Penjual itu geleng-geleng kepala melihat Aneska yang merogoh dompetnya. Dirinya tidak habis pikir dengan kepercayaan yang bisa saja rugi di pihaknya suatu saat nanti.
Pemilik toko
Lain kali dicek, Nes! Kalau kamu yang rugi, 'kan aku untung.
Aneska Balqis
Nah, ketemu!
Aneska mengecek kembalikan yang dia lipat bersama struk belanja. Dia hitung, benar ada uang 50-an dua lembar saat itu dirinya membayar pakai uang 100 ribu.
Aneska Balqis
Maaf, Pak. Aku sama sekali nggak tau.
Aneska melirik dokter tampan di ujung sana yang kemungkinan mendengar ucapan mereka.
Perlahan, bahu Aneska menurun sehingga rambut panjangnya menutupi wajah cantiknya.
Pemilik toko
Malu sama siapa, sih? Udah biasa kayak gini tuh!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!