Nama nya Adinda Ariana Marley sosok ceria yang di sayangi oleh orang sekitar nya. Ia pun terkenal di sekolah nya dengan senyum dan sikap random nya.
"Adee turun kata bunda makan dulu" perkenalkan itu Marvel Putra Pangrestu kakak yang sangat Marley sayangi. Marvel bersekolah yang sama dengan Marley tentu Marvel takut Marley kenapa napa di sekolah nya.
Dengan rusuh di kedua tangan nya ada beberapa barang Marley menuruni tangga "a a a kaa toolong" ucap Marley yang sedang kesusahan.
Marvel menggeleng kan kepala nya "maka nya jangan segala di bawa ke sekolah, wangi banget kaya yang mau nge date aja" setelah mengucapkan itu Marvel membawa beberapa barang di tangan sang adik.
"apasi, cuma wangi doang. Kalo ada yang mau sama aku juga takut sama ayah sama kakak cih" cerocos Marley sembari menduduki kursi yang sudah di sediakan.
Bunda nya berdecak "masi pagi kalian ini, dek bunda suka wangi parfum kamu" ucap Nadira Anandia tersenyum manis sembari memberikan nasi goreng buatan nya untuk Marley.
Marley melipatkan tangan nya di dada dan memasang wajah sombong "of course orang cantik mah wajib, harus, wangi everytime"
Daniel Pangrestu menggelengkan kepala nya "kamu mah dek, tapi wangi kamu beda. Inget kalo ada yang deketin lapor dulu ke ayah" tegas nya mendapat wajah cibiran dari Marley.
Makan dengan hidmat, melempar candaan walau tidak lucu.
"kak ayok berangkat" ajak Marley setelah ia memakan habis nasi goreng buatan bunda nya.
Marvel mengangguk "iya ayok, kamu bawa jaket kan?" ucap lembut Marvel mengusap rambut Marley. Pertanyaan nya di angguki oleh sang adik.
Terlihat Marvel sudah siap berada di motor ninja kesayangan nya "naik dek" suruh nya.
Hampir saja jatuh karena Marvel tiba tiba menggas kendaraan nya membuat Marley kesal dan memukul pundak lebar milik Marvel. "KAKAA konyol ah gimana kalo jatuh" ucap Marley ia memukul helm Marvel.
Marvel tertawa di susuli pukulan di kepala nya. "haha aduh iya maaf, beneran ini mah naik keburu siang"
Karena ia kesal Marley memasang wajah cemberut dengan tangan tak memeluk pinggang Marvel. Menandakan bahwa ia sangat kesal.
Ketika sampai di parkiran sudah ada teman-teman Marvel. "hahaha muka lu ley mirip bebek gitu"
Marley dengan kesadaran penuh ia memberi jari tengah nya kesal pada Fadil.
Marley sudah turun dari motor Marvel, ia tidak memberi salam perpisahan tidak seperti biasanya.
Marvel menepuk bahu Fadil "adek gw makin bete gegara lu dil"
"yeuu elu sih, kasian marley gelis bete" ucap Malik memukul pelan kepala Fadil
Angkasa menggelengkan kepala nya "udah lah masuk aja, nanti lo minta maaf aja ke marley. Lu juga vel" tegas Angkasa membuat semuanya mengangguk.
Dengan Angkasa yang berjalan di depan dari pada teman teman nya. Geng ini di sebut geng Red Flag karena ada Fadil yang suka mengejek, ada Malik dengan banyak perempuan nya, ada Marvel yang mendekati perempuan sesuka hati nya, dan Angkasa yang jomblo dari lahir bisa di bilang ia paling tidak red flag dari teman teman nya.
Marley memasuki kelas nya dengan di sambut oleh Clara sahabat nya yang mempunyai kenalan dimana mana "ley tau ga Elang? dia nyalonin jadi Ketos anjir gw mah bakal bayar semua orang sekolah ini untuk milih dia" ucap Clara excited bahkan sembari loncat loncat.
Marley mendengar itu ia menggeleng "ga tau elang siapa emang?" tanya nya polos sembari duduk di kursi nya.
Clara mengikuti duduk di kursi sebelah Marley "nolep sih, kerjaan lo belajar doang. Elang itu cowo ter green flag yang pernah gw temuin"
"semua aja lu panggil green flag ra" Ucap Marley sembari mengeluarkan buku nya. Karena hari ini ada pelajaran matematika di jam pertama.
Clara membuang muka nya kesal "tapi ya kata gw, Elang itu cocok tau sama lo ley. Deketin coba"
Marley yang tadi berfokus pada buku nya sekarang menatap Clara "ga suka orang terkenal"
Clara menahan tawa nya "haha yaudah sama si Denis aja mau?"
"Kampret"
Kelas X Mipa 2 baru saja di beri tahu bahwa keadaan belajar mengajar di tunda untuk 3 jam lama nya untuk kandidat Calon Ketos kampanye pada semua kelas.
Ia menjadi penasaran siapa itu Elang sebenarnya. Namun lamunan nya buyar ketika tiba tiba Elang sudah berada di pintu bersiap siap masuk.
"Assalamualaikum..."
...****************...
HAII HAII
Kenalin aku Syaa untuk karakter aku kasih kalian untuk menentukan visual nya. Mohon bimbingan nyaa ini tulisan pertama aku hwhaha 🙋🏻♀️
"Assalamualaikum..."
Salam dari lelaki di depan pintu. Seluruh murid X Mipa 2 itu menjawab salam dari lelaki bernama Elang itu.
"kurang semangat Assalamualaikum teman teman semua" ucap Elang sembari menebarkan senyum manis nya.
"waalaikumsalam.." ucap kencang dari kelas X Mipa 2 membuat Elang tersenyum.
"izin memperkenalkan diri saya Elangga Atmadewa dan.." terlihat tangan nya menunjuk ke arah wakil nya di samping nya.
Yang di tunjuk juga tersenyum "dan saya Wildan Samudra"
Perempuan di X Mipa 2 berbisik bisik yang masi terdengar oleh Elang dan Wildan.
"mundur lang ganteng nya kelewatan"
"wildann kok manis banget sihh"
"lang jadi pacar aku plis"
Dan masi banyak lagi, membuat Sagara si ketua kelas X Mipa 2 menggebrakan meja menyuruh teman-teman nya diam.
"sebagian disini pasti punya keunggulan tapi malu untuk ngomong ke guru? Visi Misi saya sebagai caketos di sini adalah 'Menyediakan platform bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat'." ucap nya menggerakan tangan nya. Dan entah kenapa lagi lagi pandangan Elang terus menatap perempuan di baris ke 2.
Wildan mengangguk "benar kata teman saya. Kami menyediakan platform untuk kalian yang malu malu kucing nih. Cara kerja platform ini bot di aplikasi WhatsApp dimana seperti teknik ai. Kita juga ingin bahwa High School Nusantara ini menjadi ajang banyak perlombaan yang bisa kalian ikuti nih man teman...."
Kampanye Calon Ketua Osis dan Wakil Ketua Osis di kelas X Mipa 2 ni benar benar serius. Dimana Elang dan Wildan juga tau murid di sini rata rata pintar.
"hmm sangat berat ya saya kampanye di Mipa 2 ini. Tapi ada yang di tanyakan tentang visi misi saya?" tanya Elang menatap seluruh murid Mipa 2 satu persatu.
Barisan ke 2 perempuan itu angkat tangan "bagaimana jika pihak sekolah masih tidak akan mengakui minat dan bakat kita sebagai murid. Apa yang kamu lakukan kak?"
Ruangan kelas X Mipa 2 ini mendadak sepi dan pertanyaan dari Marley. Ada juga yang menyoraki Marley bahwa itu sangat keren.
Elang tersenyum lalu langkah kaki nya menghampiri perempuan bernama Marley itu. Tangan nya ia simpan di ujung meja Marley. "saya dan wildan berada di ekskul olimpiade. Kita juga pasti akan menguji si pengajuan bakat mereka. Jika sekiranya serius maka saya akan membuktikan pada staf sekolah minat dan bakat mereka harus di acc.." Terjadinya beradu tatap dengan Marley Elang menerbitkan senyum simpul nya.
"apa sekarang kau paham Marley?" masi senyum nya di balas tatapan datar dari Marley dan mengangguk.
Elang menghampiri Wildan kembali "terimakasih atas pertanyaan nya Marley. Mohon dukungan nya untuk saya dan Wildan. Saya dan Wildan pamit undur diri, terimakasih atas perhatian nya. Assalamualaikum" Salam perpisahan dari Elang dan Wildan. Sembari berdadah dadah ria kepada ciwi ciwi Mipa 2.
Setelah keluar dari kelas X Mipa 2 Elang dan Elang duduk di kursi yang di sediakan di sana.
"wkkw capek juga mau istirahat dulu ga lang" tanya Wildan pada Elang. di dahi Elang terdapat keringat. Elang dan Wildan juga sudah kampanye ke 10 kelas dengan pasti suara yang sedikit tinggi agar terdengar. Mereka sisa kampanye ke 5 kelas lagi untuk hari ini.
Elang mengangguk "iya deh lo juga capek pasti dan. Gw mau beli minum dulu di kantin, lo tunggu dulu dan" suruh Elang berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah kantin.
Banyak yang menyapa Wildan sendari ia menunggu Elang. Tanpa lama Elang datang membawa 2 botol minum di tangan nya.
Setelah beristirahat mereka melanjutkan kampanye ke 5 kelas sisa nya itu.
Bell istirahat berbunyi dimana semua kelas langsung berhamburan ke arah kantin. Dengan alasan malas untuk mengantre dan panas panas an di kantin. Marley ia membekal makanan dari rumah nya.
Baru saja Marley membuka tutup wadah bekal nya telihat Angkasa teman kaka nya menghampiri nya. Keadaan kelas X Mipa 2 terlihat sepi, hanya sebagian yang berada di kelas termasuk Marley.
"ada perlu ka kasa?" tanya Marley to the point karena ia sangat ingin memakan bekalnya.
Angkasa tersenyum simpul "ikut gw ley, udah ada Clara nunggu lo disana"
Menatap aneh pada Angkasa Marley memukul kencang lengan Angkasa "awas kalo boong muka lu yang gw tonjok kak" ucap nya lalu menutup kembali bekal nya dan berjalan mendahului Angkasa.
"siap cantik, ga usah marah marah gitu jepit nya jadi ga lucu nanti" ucao lembut Angkasa meredakan amarah Marley padanya.
Marley tak menggubris omongan Angkasa dan terus berjalan. Walau ia sebenarnya sudah ingin menyombongkan jepit nya.
Setelah sampai di kantin bagian belakang dimana geng red flag suka berkumpul disana entah membahas apa.
Perkataan Angkasa benar disana sudah ada Clara yang sedang bercanda ria dengan Fadil.
"ada apa?" tanya nya masi degan ekspresi datar.
Marvel berdiri dari duduk nya. Merapikan rambut milik adik nya "jangan marah dong ley, kaka kan bercanda tadi"
"maafin gw juga ley, gw ga tau mood lo lagi buruk tadi pagi" ucap Fadil langsung menyeruput minuman nya.
Marley menyilang kan tangan nya di dada "ada syaratnya"
"apa?" tanya kedua nya berbarengan.
Tersenyum tengil terpancar di wajah Marley "beliin gw pc Seventeen samaa beliin gw buku gimana?" tawaran nya membuat Marvel dan Fadil terpaksa menganggukan kepala.
Terdengar tertawa dari mulut Clara "hahaha modus banget anj. Kalo ga buku ya k pop, ya ga ley?" dukung Clara memainkan alis nya untuk Marley.
Marvel menepuk kursi di sebelahnya agar Marley duduk "iya gw beliin, pesen apa gw traktir"
Fadil mengangguk setuju "gw juga nanti beliin, sekarang lu gw traktir minuman deh ley."
Marley dengan bahagia nya ia tersenyum dan pesan kepada bibi kanting dan yang membayar hanya Marvel dan Fadil.
Mie ayam dan es jeruk miliknya sudah berada di meja. Baru saja ia akan menyuapkan sesuap mie ayam nya
"si marley suka kak elang" celetuk Clara membuat dirinya tersedak dan menatap Clara tajam.
"stop fitnah gw felish"
Marvel langsung menatap Marley " kamu suka elang?"
Marley langsung menggelengkan kepala nya "engga kak, lagi ga mau suka sama siapa siapa ah. Itu mah si clara yang suka"
"kalo lu nelen ludah lu sendiri gw ketawa paling kenceng, gimana?" tawaran Clara membuat Marley menunjukan garpu nya ke wajah Clara.
"iya dah iya, elu juga kalo lo jadian sama si kak wildan yang kata lu bukan type lu gw ketawa paling kenceng" balas Marley tanpa takut pada Clara.
"wait wait garpu lo turunin, psikoplok banget liatnya" ujar Malik pada Marley yang masih memegang garpu.
"psikopat lik, jangan di improv terlalu jauh deh" balas Fadil memukul belakang kepala Malik.
Tawa Marley terdengar "wkww psikoplok cenah. Btw ka mal lo jangan deketin cewe ngasih mixed signal. Temen gw udah suka banget sama lo"
"lah? Gw kan mau temenan doang, emang gw salah" jawab polos Malik sembari mengangkat pundak nya.
"nanya lagi anjir"
"lah gw mah bener ra, gw mah mau banyak temen" ucap Malik masi menjawab perkataan Clara.
Angkasa memukul pundak Malik "mana ada temen lo cewe semua kah? Ya lo panggil sayang lagi." balas Angkasa sembari memasukan batagor besar ke arah mulut Malik.
Malik mengunyah batagor yang di berikan Angkasa sembari memasang mata kesal nya "mangap ajwa dweh sa. Gw nantwi tobwat"
"makan lo kunyah dulu kunyuk" ucap Fadil menatap jijik pada Malik karena makanan dari mulut Malik muncrat di dekat meja.
Marley menggeleng "ini kata tobat keberapa kali si ka mal. Insap kata gw kak"
"si Malik mah ga main di sekolah main nya nanti di club" cerocos Marvel sembari menyeruput minuman coklat nya.
"sembarangan lo vel. Gw anak sholeh gini" jawab Malik menepuk dada nya.
Clara mencibir "sholeh dari mana anjir"
Malik berdiri dari duduk nya "dari mata mu mata mu ku mulai jatuh cintaa~" Malik bernyanyi membuat semua nya menutup telinga sebagian juga memukul Malik untuk berhenti bernyanyi.
Bell pulang sekolah telah berbunyi. Marley dan Marvel sudah dalam perjalanan untuk pulang ke rumah.
"kak gw mau ke swalayan" ucap nya menepuk pundak Marvel.
Marvel mengangguk dan berhenti di suatu swalayan. " mau nitip ga?" tanya Marley karena ia tau kaka nya males untuk memasuki swalayan.
"nitip susu sama sereal" jawab Marvel sembari merogoh saku nya mengambil atm.
Marley memancarkan senyum bahagia nya "okee penyuka sereal"
Pertama masuk swalayan Marley membeli eskrim, lalu minuman, lalu ciki, lalu ia membeli pesanan sang kakak. Sayang nya rak sereal terlalu tinggi untuk nya.
Marley melihat kesana kemari ingin meminta bantuan tapi swalayan sedang sepi dan pegawai seperti nya sedang tidak ada.
Seseorang mengambil sereal untuk Marley secara tiba tiba "ingin sereal yang ini atau yang mana?" tanya lelaki tinggi yang seperti Marley pernah temui.
Sedikit mengadah kan kepala nya karena lelaki tinggi itu. "iya yang itu kak"
Ketika ia ingat ia langsung kembali melihat paras tampan lelaki tinggi di hadapan nya "kak Elang?"
Lelaki yang merasa terpanggil melihat ke arah Marley sembari memberi sereal "iya saya elang" ucap nya sembari tersenyum hangat.
Sempat terdiam sebentar Marley lalu mengambil sereal yang di beri oleh Elang "trimakasih kak sebelum nya" ucap nya menunduk lalu berjalan ke arah kasir.
Tak di sangka Elang sekarang sedang keadaan tersenyum. Entah apa maksud ia tersenyum seperti itu.
Selesai membayar di kasih dari kartu atm milik Marvel. Marley langsung keluar dari swalayan.
"tumben cepet" ujar Marvel yang sendari tadi memainkan ponsel nya.
Marley langsung menaiki motor milik Marvel "lama salah sebentar juga salah. Ayok kak jalan aku mau rebahan sebelum bimbel"
Jam menunjukan pukul 19.05 malam. Dimana Marley baru saja sampai di kamar nya setelah bimbel.
Meregangkan otot-otot nya ia akan bersih bersih. Setelah itu ia memakai skincare milik nya.
Sebuah kebiasaan Marley ia selalu membaca buku pelajaran untuk hari esok. Ia tahu ia seorang pelupa jadi ia harus lebih giat membaca, itu kata nya dulu.
Tok .. Tok... Tok..
Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar nya. Membuat Marley beranjak dari duduk di kursi belajar nya.
"makan dulu dek, bunda tau kamu belum makan dari tadi" ucap lembut Nadira menyelipkan rambut Marley ke belakang telinga.
Marley tersenyum "oke bunda"
Sebuah kebetulan Daniel sedang di rumah malam ini. Biasanya Daniel jam segini masih di kantor untuk mengurus berkas.
"ayah tumben ga lembur" tanya Marley dengan pipi penuh dengan makanan nya.
"huft pulang cepet salah lembur salah" dramatis Daniel dengan berpura pura menunduk.
Marvel langsung melihat ke arah ayah nya "uda ini mah beneran ayah anak. Tau ga bun tadi marley juga bilang gitu ke kakak"
Daniel dan Marley beradu tatap dan ber tos ria "kita wajib lolos ke pencari ajang karena kita se kompak ini ya yah?"
Nadira menggeleng kan kepala nya "di liat merinding ga di liat penasaran"
"bunda mah gitu, itu ciri ciri orang iri bun" cerocos Marley tak mau kalah.
Terlihat masing masing piring sudah bersih, tanda nya mereka sudah selesai makan.
"bun , yah, kak, besok ade mau bawa motor ah. Ka marvel nya eskul kan besok" izin Marley pada Nadira dan Daniel.
Daniel menatap Marley dengan seksama "motor kamu yang mana? Si black atau si ello?" tanya Daniel. Karena Marley mempunyai dua motor yang satu motor ninja seperti Marvel yang ia beri nama black dan motor Scoopy pink milik nya yang ia kasih nama Ello.
Marley melihat mata Nadira, Daniel dan Marvel "pake si ello aja, nanti kalo ade milih si black kalian ga boleh. Huft dede lelah di kekang seperti enih" dtamatis Marley membuat Marvel membuang muka.
"dramatis banget turunan siapa sih?" tanya Daniel mengusap lembut rambut Marley.
"ade boleh pake si ello, bunda juga ngebolehin ade pake si black" ucap Nadira membuat atensi semua kepada nya "tapi si black keliatan nya ga baik apalagi ade pake rok ke sekulah nya" tutur kata dan nada lembut nya berhasil membuat pendengar nyaman.
Daniel mengangguk kan kepala nya sembari menunjuk pada Nadira "ayah juga setuju dek, mau ayah suruh bodyguard buat nemenin kamu ga besok?"
"ayah ih ade berangkat nya tetep bareng ka marvell, ga usah bodyguard ngeselin bodyguard ayah tuh"
" hahhaa iya deh iyaa putri bungsu ayah" Daniel tertawa sesaat lalu ia melihat ke arah jam di lengan nya yang menunjukan pukul 20.35 "udah jam segini, besok masi sekolah. Good night anak anak ayahh" ucap Daniel bangun dari duduk nya lalu mencium kening Marvel, Marley dan terakhir Nadira lalu ia berjalan ke arah kamar nya.
Nadia tersenyum "siapa yang mau bantuin bunda beres beres meja?"
"mauu tapi aku ada tugas bun, sleep well bundaa" Ucap Marley lalu memeluk tubuh sang bunda.
Marvel tersenyum melihat Marley berjalan ke arah tangga. "bun how's your day?" tanya Marvel sembari memindahkan piring kotor ke wastafel.
"my day? Emm not bad because bunda hari ini ga kemana mana si, cuma jaga toko aja. Lebih suka lagi soalnya malam ini bunda di temani oleh pangeran bunda" ucap Nadira sembari mengusap dagu Marvel lembut, membuat Marvel nyaman atas sentuhan sang bunda.
"how's your day son? Bad or good?" tanya Nadira sembari melihat Marvel mencuci piring.
Marvel melihat sekilas ke arah Nadira "bad bun, tadi kakak kan main basket di lapangan iseng aja banyak yang ikut juga. Tiba tiba ada kaka kelas yang ngerendahin kakak untung nya kaka ga langsung pukul bun" cerita Marvel.
"bagus kak, bunda suka. Nanti bilang ke kaka kelas itu kenapa dia ngerendahin kakak ya? Tapi bunda ga mau nanti wajah tampan kakak ada yang luka" ucap Nadira masi manatap putra sulung nya.
Marvel sudah selesai menyuci piring kotor itu ia juga sudah mencuci tangan nya agar bebas dari sabun. "bun kakak mau peluk" pinta nya dengan mata berbinar.
Nadira tersenyum hangat membuka tangan nya untuk Marvel masuk ke dala pelukan nya. "kak bunda bangga sama kakak udah mengurungkan niat kaka buat ga mukul, terimakasih udah bisa ngatur emosi kaka yaa. Gapapa kak, kakak masi punya bunda" elusan hangat Marvel rasakan di punggung nya. Membuat beban di pundak nya sedikit mengurang, rasa nyaman yang Nadira berikan sungguh membuat Marvel semakin menyayangi Nadira.
Marvel beruntung ia mempunyai keluarga yang sayang padanya. Ia berharap semoga keluarga nya terus seperti ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!