NovelToon NovelToon

Kekasih Misterius

Pria tampan Seperti Dewa Yunani

Anstasya lausia wanita cantik, memiliki sifat yang baik dan ramah pada sesamanya. Dia hidup sebatang kara semenjak ayahnya meninggal karena kecelakaan di saat pulang bekerja. Semenjak ayahnya kecelakaan anstasya lausia atau kerap di panggil Tasya itu harus putus sekolah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Ibunya telah meninggal dunia di saat Tasya baru lahir jadi semenjak masih bayi ayahnya lah yang merawat dan membesarkannya penuh kasih sayang.

Di saat ayahnya pergi Tasya sangat terpukul, dia bahkan hampir melakukan hal yang bodoh apabila tidak ada anggun yang selalu menyemangatinya. Anggun Sabina wanita berumur sama dengan Tasya, dia adalah sahabat Tasya dan juga merupakan tetangga baik Tasya.

Rumah Tasya tidak besar namun cukup bagi Tasya dan ayahnya semasa masih hidup. Rumah kecil ini terasa sangat besar bagi Tasya yang menempatinya sendiri sekarang.

Karena putus sekolah Tasya dengan keahlian memasak akhirnya membuat rumah makan kecil kecilan di depan rumahnya. Tasya biasanya bekerja bersama anggun namun itu di saat sore hari saat anggun pulang sekolah.

Hari ini Tasya sangat lelah karena cukup banyak pelanggan yang mampir di rumah makannya, apalagi anggun hari ini tidak masuk karena sakit membuat Tasya berencana mencari pegawai yang dapat membantunya.

" Ya ampun aku lupa lagi membeli kebutuhan untuk besok. " Tasya yang baru selesai mandi langsung bertepuk jidat saat dia melupakan hal yang penting, yaitu berbelanja, kalau sampai di belum belajar maka besok dia tidak bisa membuka warung kecilnya.

Tasya menghela nafasnya, beginilah demi melanjutkan kehidupannya Tasya harus bisa mandiri. Karena hanya diri sendiri yang Tasya punya. Walaupun capek Tasya tetap bersiap-siap keluar dari rumah untuk belanja. Walaupun tinggal di pinggiran kota Tasya tetap memiliki pelanggan yang cukup banyak. Mungkin itu salah satu keberuntungan Tasya.

Tasya berjalan santai di malam hari. Pukul masih menunjukkan sepuluh malam, jadi di sekitar cukup sunyi hanya beberapa pengendara yang lewat. Di saat berjalan Tasya tidak sengaja melihat seseorang yang tergeletak di pinggir jalan.

" Siapa itu? Bukan hantu kan? " Tatapan Tasya langsung takut, selain takut ada orang yang jahat Tasya juga takut dengan jenis makhluk halus.

Walaupun jantungnya berdebar-debar tapi kakinya tetap melangkah pelan ke arah pria itu, yang sedang berbaring telungkup hingga tasya tidak dapat melihat bagimana rupanya.

" Mas mas, kenapa tidur di sini. " Tasya mencolek pria berbaju aneh itu dengan sebuah ranting. Tatapan Tasya mengarah ke sekitar yang sunyi walaupun masih ada yang lewat tapi sepertinya mereka acuh dan seolah tidak melihat.

" Aduh bagaimana ini. " Khawatir Tasya. Dia takut pria ini akan menjadi Masalah baginya tapi hati nurani meronta ronta agar membantu pria ini. Tasya menghela nafas panjang lalu menghembuskan dengan perlahan. Melihat tidak ada pergerakan dari pria aneh itu terpaksa Tasya memegang bahunya untuk membalikkan badannya.

Mata indah itu membulat dan mulut kecil itu menganga. Tanpa sadar dia melangkah mundur. " Itu itu..." Tasya meneguk salivanya dengan cepat, ekspresi terkejut tidak dapat bohong. " Dewa dari mana ini. "

........

Nafas Tasya hampir habis Karena membawa pria tampan spek dewa Yunani ini, Tasya wanita baik hati itu tidak tega meninggalkannya sendiri di pinggir jalan. Dari kecil ayahnya telah mengajarkan dirinya untuk saling membantu siapapun membuat tasya menjadi kepribadian yang baik dan saling menolong. Walaupun dia memiliki niat baik tapi Tasya hampir saja mati kehabisan nafas karena membawa pria tampan spek dewa Yunani ini bagaimana gajah beratnya. Padahal Tubuhnya ramping dan ideal seperti lelaki yang tangguh tapi beratnya...., jangan tanya Tasya yakin ini kebanyakan dosa.

Brak!

Tasya yang tidak sanggup lagi, langsung menjatuhkan pria tampan itu ke lantai. Dada Tasya naik turun, dia bahkan menghirup udara sebanyak-banyaknya seakan dia tidak ingin mati kehabisan nafas karena membawa pria aneh itu.

" Pria tampan sungguh banyak dosa. " Tasya kini berbaring di sofa, wajah putih nan lembut itu berkeringat dengan wajah merah. Padahal dia baru mandi dan kini kembali panas, dalam hati Tasya kesel karena keringatan.

Setelah tenang bahkan hampir tertidur barulah tiba-tiba Tasya ingat sesuatu. " Pria tampan itu..." Matanya mantap pria bak dewa itu masih anteng di lantai. " Astaga, betapa kejamnya Kamu Tasya, apa kata ayah kalau dia melihat kamu menolong orang tapi seperti ini. " Gumam Tasya Memukul kepalanya sendiri.

Tasya dengan sudah payah akhirnya berhasil membawa pria asing itu ke kamar ayahnya dulu. Tasya menelisik pria asing itu. Wajahnya tampan seperti pahatan, putih pucat bahkan visualnya seperti tidak nyata menurut tasya. Mungkin kalau pria itu tidak memiliki darah berwarna merah mungkin Tasya menduga-duga pria ini adalah mahluk dari dunia lain. Lihat lah bajunya saja sudah terlihat berbeda.

" Baju zaman berapa ini. " Tangan kecil tasya memegang baju atau jubah berwarna emas itu. " Apa dia lagi syuting di hutan? " Tebak Tasya. Matanya memperhatikan benang berwarna emas yang seperti asli.

" Syuting dengan jubah berbenang emas? " Mata Tasya membelalak memikirkan berapa gaji pria ini.

" Orang kaya. " Tasya menghentikan pikirannya yang entah kemana mana. Tasya membuka baju pria asing itu dengan tatapan takjub sekaligus ngeri. " Tubuhnya bagus tapi sayang banyak luka. " Komentar tasya.

" Syuting tapi kok terlihat asli seperti ini. Huaam! " Mata Tasya berair dia mengantuk sekarang. Jadi dia buru-buru mengobati pria itu, setelah selesai Tasya langsung masuk ke kamarnya dan tidur. Tubuhnya sangat capek karena berkerja seharian dan kini dia harus membawa beban yang berat di pundaknya membuatnya langsung tertidur saat bertemu dengan kasur lembutnya.

Boleh tukar otak gak sih?

Tasya merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku, matanya melirik pada jam di dinding.

" Jam lima. " Gumamnya. Walaupun masih mengantuk dan ingin kembali tidur tapi Tasya tau itu tidak akan bisa karena dia akan membuka warung. Dengan wajah bantal Tasya menuju ke kamar mandi. Setelah keluar dia terlihat lebih segar dan cerah dari sebelumnya. Sebelum Tasya menuju ke rumah makannya. Tasya ke dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Tidak butuh lama Tasya selesai masak dan memakannya seorang diri. Selesai makan Tasya membuka pintu dan langsung bertemu dengan dinding belakang tempat warung nya. Bisa di bilang tidak jauh hanya dari rumah Tasya. Hari masih terlalu gelap tapi Tasya telah berada di rumah makan yang dia dirikan dengan usahanya sendiri, mungkin ada beberapa bantuan dari orang tua anggun atau tetangganya itu.

Saat Tasya ingin melihat bahan makanan tiba-tiba baru teringat.

" Bisa bisanya aku lupa. " Tasya keluar dan berlari ke rumahnya. Tasya benar-benar lupa bahwa dia tidak jadi belanja dan berakhir membawa seorang pria asing. Saat masuk rumah Tasya langsung menuju ke kamar mendiang ayahnya.

Tasya menghirup nafasnya banyak banyak, kenapa juga dia harus berlari untuk melihat pria yang di bawanya pulang, membuat capek saja. Tasya mendengus melihat kelakuan sendiri yang aneh.

Tasya mengecek suhu pria tampan ini, dia mengernyit dahinya.

" Tubuhnya sangat aneh. Dingin seperti di dalam kulkas. Apa perlu aku bawa ke dokter? " Monolog taysa. Tapi beberapa detik kemudian tatapan langsung ragu. " Uang ku tidak akan cukup, ini untuk belanja kebutuhan warung. " Bimbang Tasya. Dia ingin membantu tapi dia sendiri tau bagaimana ekonominya. Akhirnya tasya hanya memberikan metode alami tanpa memanggil dokter.

Melihat pria berwajah tampan pucat yang sedang tertidur tenang membuat Tasya perlahan keluar setelah merapikan selimut pria tampan itu.

" Sebaiknya aku belanja dulu. Mungkin hari aku tidak buka warung." Karena hari ini Tasya ingin merawat pria di dalam rumahnya, jadi di berencana hanya akan berbelanja kebutuhan warung. Mungkin besok dia akan kembali membuka warung setelah memastikan pria asing itu tidak kenapa kenapa.

" Pagi neng Tasya. "

" Pagi pak. " Sapa balik Tasya saat pak Maman menyapanya.

" Hari ini enggak buka neng. " Pak Maman adalah langganan setia Tasya. Dia duda yng di tinggal mati oleh istrinya. Memiliki tiga anak yang sudah besar. Karena tidak ada yang memasak di rumah jadi pak Maman lebih sering ke warung Tasya, selain karena masakan enak pak Maman juga doyan yang bening.

" Enggak pak. Tasya lupa belanja semalam." Tasya tersenyum tipis melihat wajah lesu pak Maman. " Yah puasa deh saya. " Ujarnya lebay.

" Ani kan ada pak, minta masakan aja sama anak bapak. "

Pak Maman mendengus. " Bocah itu taunya berdandan. Mana tau dia masak. Jangan kan masak neng. Bedain garam dan gula aja belum lulus. " Keluh pak Maman pada anak gadisnya.

" HM! Tasya pamit dulu ya pak, keburu siang."

" Hati-hati neng. "

Tasya pamit dan kembali berjalan ke arah pasar. Sesampai di pasar Tasya masuk di dalam kerumunan orang. Suara pekikan terdengar jelas.

Satu jam Tasya berkeliling dan akhirnya telah membawa satu kating penuh dengan belanjaannya. Sebelum pulang Tasya membeli beberapa apel yang terlihat segar.

Jarak pasar dan rumah hanya lima belas menit. Itu karena Tasya berjalan kaki, kalau menaiki sepeda motor mungkin hanya beberapa menit saja. Tasya lebih senang berjalan kaki dari pada menaiki angkot apalagi taksi. Menurut Tasya lebih sehat dan menghemat keuangan.

Sesampai di rumah Tasya kembali masuk ke kamar pria asing itu berada, ternyata masih sama tertidur dengan tenang. " Kenapa dia tidak bangun bangun. " Tangan lembutnya kembali memegang kening pria tampan itu. Masih sama dingin.

" Aneh sekali. " Gumamnya sebelum keluar saat ada seseorang yang mengetuk pintunya.

" Loh kamu gak sekolah gun? "

Melihat anggun berdiri dengan tas di belakangnya membuat Tasya mengernyitkan dahinya.

Anggun cengengesan. " Kamu lagi tutup warung kan? Jadi..."

" Jadi tolong bantu aku kerjakan tugas ya! " Potong Tasya memperagakan ekspresi anggun yang selalu seperti itu saat ingin meminta bantu mengerjakan tugas sekolah.

Tasya termasuk memiliki otak cerdas. Namun sayang dia harus putus sekolah demi melanjutkan hidupnya. Anggun saja merasa kasihan dengan Tasya, sangat di sayangkan memiliki otak yang cerdas namun di sia siakan, anggun sendiri yang selalu rengking 1 kebelakang sekolah walaupun seringkali kenal semprot ibunya yang mengatakan dirinya bodoh. Padahal kan gen kepintaran orang tuanya aja yang gak ada jadi jangan lah salahkan anak yang bodoh. Seketika anggun kena pukul sapu.

Skip!

" Bukanya ini sudah ku jelaskan bagaimana jalannya? Rumusnya juga salah. "

Anggun kembali cengengesan, dia sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Tasya mengajarinya. Jujur saja anggun paling malas kalau masalah hitung menghitung.

" Jujur tas, aku gak punya bakat soal hitung menghitung. " Keluh anggun memukul buku penuh angka yang membuatnya pusing. Dari banyak mata pelajaran, matematika adalah hal yang paling anggun hindari, bahkan dia rela bolos sekolah demi tidak ingin melihat ibu mate itu. Julukan anggun untuk guru matematika.

" Tapi soal menghitung uang saja langsung benar. " Sindir Tasya tanpa melihat ke arah anggun.

Anggun langsung tersenyum malu. " Ahh, Tasya tau aja deh. "

" Cepet kerjakan, ini rumusnya dan cara jalannya, kerjakan aku mau membuat makan siang dulu. " Tasya meninggalkan anggun yang merengut kesel. " Kenapa harus aku juga yang mengerjakannya, kenapa tidak menggunakan otaknya saja. Otak ku terlalu bodoh untuk menghitung ini semua. " Keluh anggun. " Boleh tukar otak gak sih? "

Wanita Istimewa

Tasya memiringkan kepala, tangannya menyangga kepalanya yang mengarah pada pria asing yang masih tenang tertidur.

" Kapan dia bangun? " Tasya menghela nafasnya. Dia benar-benar tidak tau apa yang harus dia lakukan, bahkan memanggil dokter pun sudah Tasya lakukan namun hasilnya tidak memiliki penyakit apapun selain luka goresan.

" Dia hanya tertidur. " Hanya itu yang dokter ucapkan. Tasya merasa aneh kalau hanya tertidur.

" Lima hari loh. " Celatuk Tasya, kalau hanya sehari mungkin masih bisa Tasya maklumi tapi ini sudah lima hari saat dokter datang, berarti sama saja sudah tujuh hari pria asing ini berbaring di kasur tanpa bergerak.

" Dia koma? Tapi dokter sendiri yang bilang bahwa dia hanya tertidur. " Gumam Tasya yang bingung. Dia menatap saksama pria tampan itu dengan mengupas buah apel segar di tangannya.

" Tampan sekali. " Matanya Tasya meneliti setiap pahatan di depannya. Jujur Tasya baru kali ini melihat pria tampan yang hampir terlihat tidak nyata. " Sayang sekali wajahnya pucat. " Ujar Tasya.

" Tasya!!! "

Tasya yang lagi mengomentari pria di depannya ini langsung tersentak kaget saat teriakan melengking terdengar di luar.

Tasya mendesis tanpa sadar melukai tangannya. Darahnya menetes tanpa sadarnya. " Anggun apalagi maunya malam malam begini. "

Di berjalan keluar dengan mengisap jarinya yang terluka. Saat membuka pintu terlihat anggun sudah memegang boneka beruang dengan baju piyamanya. " Ada apa? Malam loh ini. " ujar Tasya.

" Ya tau malam, yang bilang siang siapa." Ketus anggun kesel karena di di gigit nyamuk. " Lihat kulit cantik ku harus merah karena nyamuk. " Ujar anggun langsung masuk. " Aku nginep sini ya, ibu sama bapak lagi enggak di rumah. "

Tasya yang sudah biasa dengan kelakuan anggun tidak mempermasalahkan. " Besok Minggu, kamu kerja kan. "

" Ya. " Anggun mengangguk mengiyakan. Langkahnya berhenti dan langsung berbalik. " eh tapi bukannya kamu nyari pekerja ya? Gimana dapat? " Anggun merasa mencari pekerja cukup bagus, apalagi dirinya masih sekolah dan belum bisa membantu Tasya setiap hari. Paling paling saat pulang sekolah saja.

Sebenarnya anggun merasa kasihan dengan Tasya yang hidup sebatang kara, tidak memiliki keluarga lagi, jadi anggun dan kedua orangtuanya membantu sebisa mungkin agar Tasya hidup berkecukupan.

Tasya hanya bisa menghela nafas panjang saat di tanya. Dia menggelengkan kepalanya dengan lemah. Kakinya melangkah ke arah kamarnya. " Belum ada, susah sudah mencari gadis atau wanita tua yang ingin berkerja di warung kecil ku. "

Anggun tidak tau mau berbicara apalagi, selain karena bingung mencari topik pembicaraan dia juga mengantuk.

" Sudahlah ayo kita tidur. "

Baik Tasya maupun anggun telah tidur dengan tenang. Di saat mereka tidur mereka sama sekali tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke kamar.

Tatapan sangat tajam sekarang bisa membunuh siapa pun yang melihatnya. Bibir pucat nya menyeringai lebar, tangan ramping dan dinginnya menyentuh pipi halus Tasya.

" Ehemmm! " Tangan Tasya menggaruk pipinya yang terasa gatal.

" Wanita istimewa. " Bisiknya di telinga Tasya.

Tasya membuka matanya dengan mendadak, bahkan dia terduduk dan menatap sekitar. " Siapa tadi? Seperti ada seseorang. " Matanya menelusuri kamar yang masih tetap sama saja tidak ada yang berubah. Tanpa sadar Tasya memegang pipinya. " Seperti aku bermimpi. Huaam! " Tasya kembali berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut hingga hanya menyisakan rambutnya. Di samping Tasya terlihat anggun yang sedang tertidur dengan pulas bahkan sama sekali tidak terganggu oleh apapun.

Sepasang mata tajam itu menatapnya dengan tatapan buas. Badannya berbalik dan melesat pergi dari sana.

........

" Tasya!!! "

Uhuk! Huk!

Tasya yang lagi minum di dapur langsung tersedak karena teriakan anggun yang sudah menggema di rumah. Dengan ekspresi khawatir Tasya Langsung menuju anggun berada.

" Ada apa gun! " Tasya menatap anggun yang terdiam di depan pintu. " Anggun." Panggil Tasya menggoyangkan tubuh anggun yang malah terlihat aneh.

" Omo omo , itu itu. " Anggun menunjuk ke dalam pintu dengan ekspresi terkejut dan kagum sekaligus.

" Apa! " Tasya menoleh ke dalam, tanpa sebagai matanya langsung bertemu dengan sepasang mata lemah itu.

" Kamu sudah bangun. " Dia langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikan anggun yang telah bersandar di ambang pintu.

" Astaga! Pria tampan! Kamu kamu membawa pria tampan tanpa memberitahu ku. " Marah anggun pada Tasya tapi langsung berubah saat melihat pria tampan itu.

" Astaga tampan nya. " Anggun sampai terduduk di lantai karena terpesonanya. Tangannya memegangi hidungnya yang tiba-tiba mengeluarkan cairan merah.

" Darah? Haha, Tasya aku berdarah." Ujar anggun tertawa kecil sebelum pandangan gelap.

" Anggun!! "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!