NovelToon NovelToon

Dikhianati Lelaki Mokondo,Dinikahi CEO Bucin

Bab 1

Laura terdiam di depan pusara sang ayah,ia memandang sendu gundukan tanah yang masih basah.

Laura membelai lembut batu nisan yang bertuliskan nama sang ayah,dan tepat disamping makam sang ayah,ada makam sang ibu yang lebih dulu pergi,meninggalkan keduanya.

"Laura...ayo kita pulang nak,langit udah mulai mendung,sebentar lagi mungkin akan turun hujan."Ucap ibu tiri Laura.

"Kasihan ayah,kita gak boleh terlalu larut bersedih,kamu gak sendiri,ibu ada disini."Ucap ibu tiri Laura lagi,sambil memegang kedua pundak Laura.Membantu Laura agar berdiri.

Disebelah Laura berdiri seorang lelaki yang selama ini juga selalu ada untuk Laura,dia adalah kekasih Laura.

Keduanya berpacaran sudah lebih dari 4 tahun,dan sebentar lagi mereka akan menikah.

Laura merasa sangat sedih,karena ayahnya pergi lebih dulu,dan belum sempat melihat Laura bersanding dengan kekasihnya.

Laura di bantu sang ibu tiri berjalan hingga sampai ke mobil mereka,sementara kekasih Laura yang mengendarai mobil milik Laura.

Beberapa menit kemudian,ketiganya sudah sampai di depan sebuah rumah.

Rumah yang tidak kecil dan juga tidak besar,Laura berasal dari keluarga yang cukup berada.

Ayah dan ibu kandungnya pun masing-masing berasal dari keluarga yang cukup kaya.

Mendiang ibu Laura,meninggalkan sebuah butik dan juga klinik kecantikan,sebagai warisan untuk putri satu-satu nya tersebut.

Sementara sang ayah,ia pensiunan karyawan BUMN.

Ibu Laura meninggal saat Laura berusia 5 tahun,ayah Laura memutuskan untuk menikah lagi.

Agar ada yang merawat dirinya dan juga putrinya,syukurnya Laura memiliki ibu tiri yang sangat baik,dan juga sayang terhadap dirinya.

Meskipun usia ibu tirinya sangat jauh dengan sang ayah,tapi ibu tiri Laura merawat ayah dan juga Laura dengan baik.

Ibu tiri Laura tidak pernah berbuat kasar terhadap Laura.

"Sabar yaa Laura...aku kan ada disini,aku yang akan lanjutkan tugas ayah kamu,menjaga,menyayangi dan juga melindungi kamu."Ucap kekasih Laura,sambil membelai lembut pucuk kepala Laura.

Laura menatap sendu wajah kekasihnya,kemudian kekasihnya langsung membawa Laura kedalam dekapannya dan membiarkan Laura menumpahkan semua tangisannya di dalam dekapan sang kekasih.

Setelah merasa jauh lebih baik,Laura menghapus sisa-sisa air mata di pipi nya.

"Makasih mas Dika...mas selalu ada buat aku,aku bersyukur banget,karena Tuhan mempertemukan kita."Ucap Laura menggenggam tangan Dika.

"Aku yang beruntung Laura,kamu udah banyak membantu keluarga aku,aku beruntung karena dicintai oleh wanita sebaik kamu."Balas Dika.

"Kamu baik-baik yaa...aku pulang dulu,nanti aku kesini lagi."Ucap Dika.

Laura mengangguk sebagai tanda setuju,setelah itu Dika berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.

Laura menatap punggung Dika sampai ia hilang di balik pintu.

4 tahun yang lalu,Laura tidak sengaja bertemu dengan Dika di sebuah rumah sakit umum.

Waktu itu,Laura sedang mengantar sang ayah kerumah sakit,untuk mengontrol kesehatannya.

Keduanya bertemu saat akan menyelesaikan pembayaran rumah sakit,waktu itu,Dika tidak bisa membayar biaya operasi untuk sang ibu.

Laura yang tidak tega melihat hal tersebut pun,langsung menawarkan bantuan.

Dika sangat berterimakasih dengan kebaikan hati Laura,sejak saat itu keduanya semakin dekat,dan akhirnya,memutuskan untuk menjalin kasih.

Laura tidak mempermasalahkan profesi atau pun pekerjaan Dika,yang hanya sebagai buruh di sebuah pabrik.

Yang terpenting bagi Laura adalah,Dika seorang yang pekerja keras,dan ia juga tidak malu dengan profesinya.Ia bekerja untuk menghidupi orang tuanya dan juga kedua adiknya yang masih bersekolah di bangku SMP.

"Raa...ibu udah siapin makanan,ayo kita makan dulu,ayah juga pasti sedih kalo liat kamu kaya gitu."Ucap ibu tiri Laura.

Laura berdiri dari duduknya,dan berjalan menuju ruang makan,keduanya makan bersama-sama.

Meskipun rasanya sangat sulit untuk menelan makanan,tapi Laura tetap memaksakan diri.

Ia harus mengikhlaskan kepergian sang ayah untuk selama-lamanya,karena setiap jiwa yang hidup,pasti akan mati.

"Raa...apa gak sebaiknya,kamu resign dari pekerjaan kamu,dan fokus mengelola butik juga klinik mendiang ibu kamu?"Tanya ibu tiri Laura.

"Kenapa bu?,apa ada masalah di butik dan juga klinik?"Laura bertanya balik.

"Gak ada kok,gak ada masalah,cuma kan,lebih enak kalo kita mengelola usaha sendiri,daripada kerja sama orang."Jawab ibu tiri Laura.

"Syukurlah...aku pikir ada masalah,apa ibu udah cape kelola keduanya?"Tanya Laura lagi.

"Gak,Ra...ibu gak capek,cuma ibu ngerasa kaya gimana gitu,disini kan ibu hanya seorang ibu tiri,sementara usaha itu kan punya mendiang ibu kandung kamu".

"Kalo dulu kan ibu kelola bareng ayah kamu,jadi gak ada yang ngomong aneh-aneh ke ibu".

"Sekarang ayah udah gak ada,ibu cuma gak mau,ada omongan orang yang bilang ibu menguasai harta warisan kamu,Ra..."Ucap ibu tiri Laura.

"Hmmm ibu...gak usah dengerin omongan orang yaa,Laura kenal ibu bukan 1,2 tahun,kita udah sama-sama belasan tahun bu".

"Meskipun ibu bukan ibu kandung Laura,tapi Laura sayang sama ibu,dan sekarang,hanya ibu yang Laura punya."Balas Laura sambil memberikan senyuman manisnya kepada sang ibu tiri.

...****************...

2 hari kemudian...

"Bu...Laura berangkat kerja dulu yaa,hari ini udah mulai masuk,Laura cuma minta cuti 3 hari aja."Ucap Laura.

"Iya Ra...kamu hati-hati yaa di jalan,jangan ngebut-ngebut loh."Jawab sang ibu tiri.

Laura mencium tangan ibu nya,setelah itu dirinya berjalan keluar dari dalam rumah,menuju garasi mobil.

Laura memanaskan terlebih dahulu mesin mobilnya selama beberapa saat.

Baru saja akan jalan,ponselnya berdering,Laura pun tidak jadi menjalankan mobilnya,karena ia harus mengangkat telpon terlebih dahulu.

"Iya halo mas Dika."Sapa Laura,di telpon.

"Raaa...kamu hari ini udah mulai ngantor?"Tanya Dika.

"Udah mas...ini aku udah mau jalan,tapi tiba-tiba telpon kamu masuk,jadi aku belum jalan."Jawab Laura.

"Oh gitu...yaudah hati-hati yaa di jalan,gak usah ngebut-ngebut."Balas Dika.

"Iya mas,makasih yaa udah perhatian sama aku."Ucap Laura lagi.

"Sama-sama Ra...harus dong perhatian,kan kamu calon istri aku,sebentar lagi kita udah mau nikah."Balas Dika lagi.

"Ya ampun...aku sampe lupa,mau bicara soal pernikahan kita mas,siang nanti kita ketemu di luar yaa,sekalian makan siang."Ucap Laura.

"Tapi Ra-...kenapa gak ketemuan di rumah aja?,aku belum ada uang untuk bayar makan diluar."Balas Dika.

"Aku malu banget,selalu kamu yang bayarin,bahkan untuk pernikahan kita juga,pake uang kamu dulu."Ucap Dika lagi.

"Gak papa mas...kita harus saling melengkapi dan juga mendukung,aku yakin suatu saat nanti,kehidupan kamu akan jadi lebih baik,dan kamu akan jadi orang yang sukses."Jawab Laura,memberikan semangat kepada Dika.

"Yaudah yaa mas...nanti aku telat ke kantor,siang nanti kita ketemu di restauran yang biasa yaa."Ucap Laura lagi.

Setelah itu,Laura memutuskan obrolannya bersama Dika di telpon.

Mobil Laura pun berjalan,meninggalkan rumah Laura...

Bab 2

Siang hari nya...Laura memanfaatkan waktu istirahat makan siangnya,untuk bertemu dengan Dika.

Ia tiba lebih dulu,di restauran biasa tempat dirinya makan siang bersama Dika.

"Mas..."Laura sedikit berteriak sambil melambaikan tangan,karena melihat Dika yang sedang melihat kesana-kemari di dalam restauran mencari dirinya.

"Maaf Ra...aku bikin kamu nunggu."Ucap Dika.

"Gak papa mas,santai aja,lagian kan agak jauh juga dari tempat kerja kamu."Balas Laura.

"Kita makan dulu yaa,setelah itu baru bicara,mas mau pesan apa,ini buku menunya."Laura menyerahkan buku menu kepada Dika.

Dika menerimanya sambil memberikan senyuman manis kepada Laura.

"Hmm...aku samain aja sama pesanan kamu,Ra..."Ucap Dika.

"Loh...kok gitu?,kenapa mas?,mas gak suka makan seafood,kan?".

"Aku kan pesannya seafood mas,aku pesenin kesukaan mas aja yaa."Ucap Laura.

"Iya terserah kamu aja,Raa..."Jawab Dika.

Laura memanggil pelayan di restauran tersebut,untuk memberitahukan makanan yang akan mereka pesan.

Sambil menunggu makanan datang,keduanya berbincang ringan seputar pekerjaan masing-masing.

Setelah beberapa menit menunggu,makanan keduanya pun datang.

Laura dan Dika menikmati makan siang dengan khidmat,tidak ada obrolan apapun di sela-sela mereka makan.

Untuk menghemat waktu,karena keduanya masih harus kembali bekerja.

"Kamu mau bicara soal apa,Raa?"Tanya Dika,saat dirinya sudah selesai makan,dan membersihkan mulutnya dengan tissue.

Laura pun melakukan hal yang sama,membersihkan mulutnya dengan tissue,dan meminum jus nya menggunakan sedotan.

"Menurut kamu gimana mas,kalo kita tunda pernikahan kita?"Tanya Laura.

"Lohhh...kenapa di tunda?,apa kamu gak yakin sama aku?"Dika bertanya balik.

"Gak mas,bukan gitu,dikantor aku lagi banyak banget kerjaan,deadline nya 2 bulan".

"Jadi aku pikir,biar aku selesai semuanya dulu,kita tunda 2 bulan kedepan pernikahan kita."Ucap Laura lagi.

"Oh gitu...aku pikir karena kenapa,kalo memang seperti itu sih,terserah kamu aja,lagian juga,yang membiayai semua biaya pernikahan kita kan kamu."Balas Dika.

"Mas kok ngomongnya gitu sih...aku minta maaf kalo sikap aku bikin mas tersinggung,tapi aku beneran lagi sibuk banget dikantor mas."Balas Laura lagi.

"Iya gak papa sayang...aku ngerti kok,aku gak tersinggung kok,yaudah yaa,kita balik ke tempat kerja,masing-masing yuukk."Ajak Dika,ia juga membelai lembut pipi Laura.

Setelah itu keduanya pun berpisah,Laura kembali ke kantornya dengan mengendarai mobil.

Sementara Dika,kembali ke pabrik dengan mengendarai motor miliknya.

...****************...

"Laura...di panggil pak Bagas tuh ke ruangannya..."Ucap salah satu teman kerja Laura.

"Tumben pak Bagas manggil aku,Cit...ada apa yaa?"Balas Laura.

"Aku juga gak tau,Ra...tadi aku antar laporanku ke ruangan pak Bagas,terus beliau suruh aku manggil kamu".

"Buruan gih...sebelum doi ngomel-ngomel,Ra."Ucap Citra.

Laura pun bergegas ke ruangan Bos nya tersebut.

Sebelum masuk ke dalam ruangan bos nya,Laura terlebih dahulu mengetuk pintu.

"Maaf pak Bagas...bapak memanggil saya?"Tanya Laura.

"Duduk."Jawab bos Laura.

Laura pun duduk dihadapan bosnya,yang sedang fokus memeriksa beberapa berkas diatas meja kerjanya.

"Saya minta kamu yang menangani proyek kerjasama kita dengan perusahaan Arya group."Ucap bos Laura.

"Maaf pak sebelumnya,tapi saya juga masih punya deadline lain pak."Jawab Laura dengan hati-hati.

Ia khawatir bosnya tersebut akan marah.

"Tugas kamu yang itu,biar si citra yang lanjutin,kamu tangani proyek ini".

"Tidak ada penolakan!,kamu harus berhasil meyakinkan pihak Arya group untuk menandatangani berkas kerjasama dengan perusahaan kita".

"Kamu paham?!"Tanya bos Laura.

"Paham pak."Jawab Laura sambil mengangguk pelan.

"Ini berkasnya,silahkan kamu pelajari terlebih dahulu".

"Kamu boleh kembali keruangan kamu."Ucap bos Laura lagi.

Laura berdiri dan sedikit menunduk sebagai tanda menghormati bosnya,setelah itu dirinya keluar dari ruangan bosnya.

"Kusut amat tuh muka,ada apa sih?"Tanya Citra,menghampiri Laura di meja kerjanya.

Meja kerja Laura dan Citra berjarak sekitar 5 meter,di batasi oleh 2 meja kerja rekan mereka yang lainnya.

"Hmmm...aku disuruh pak Bagas menangani proyek kerjasama dengan perusahaan Arya group".

"Padahal aku udah bilang,kalo aku masih punya deadline lain".

"Tapi pak Bagas bilang,deadline aku biar kamu yang lanjutin".

"Kamu aja yaa,yang menangani proyek ini,Cit..."Ucap Laura.

"No way...aku gak mau yaa,Ra...mendingan aku lanjutin kerjaan kamu,daripada aku harus berurusan dengan Arya group".

"Ogahh yaaa."Balas Citra.

"Huuuffttt...kamu mah Cit...bantu aku lah,Cit".

"Kalo kaya gini mah,pernikahan aku bakalan ditunda lagi,karena deadline yang sebelumnya aja,aku nunda 2 bulan kedepan,Cit".

"Apalagi kita tau,gimana susahnya dapetin tandatangan kerjasama dengan perusahaan Arya group,kan?".

"Perusahaan mereka tuh,yang paling sulit untuk diajak kerjasama".

"Mana CEO nya dingin banget kaya kulkas 1000 pintu katanya,Cit."Celoteh Laura.

"Tapi katanya ganteng loh,banget lagi,aku jadi penasaran deh."Balas Citra.

"Nah...kalo kamu penasaran,yaudah kamu aja yang ngerjain proyek ini,yaaa."Ucap Laura,sambil memperlihatkan wajah memelas kepada Citra.

"Ogah..aku gak mau,kalo aku gak berhasil pasti pak Bagas bakalan mencak-mencak sampe sepekan sama aku".

"Ooohh tidaaak."Ucap Citra,sambil berlalu pergi begitu saja,kembali ke meja kerjanya.

Laura hanya bisa membuang nafasnya kasar,melihat kelakuan Citra.

Tidak ada yang bisa menolong dirinya,ia harus menangani semuanya sendiri.

Ia harus menjalankan tugas yang telah diberikan bosnya tersebut.

Laura pun mulai sibuk,menghubungi perwakilan dari pihak Arya group,untuk membuat janji temu dengan CEO dari perusahaan Arya group itu sendiri.

Setelah berhasil menelpon dan berbicara dengan perwakilan dari perusahaan Arya group,Laura langsung berkemas,karena ia akan pergi ke perusahaan Arya group.

Ia harus tepat waktu,jangan sampai mendapatkan nilai minus hanya karena terlambat.

...****************...

"Selamat siang mbak...saya Laura dari perusahaan Bagaskara group".

"Sebelumnya saya sudah menelpon dengan sekretaris pak Arya,selaku CEO disini,untuk membuat janji temu."Ucap Laura.

"Baik mbak Laura...jika seperti itu,silahkan langsung naik saja ke lantai 5 yaa,nanti disana,mbak bisa konfirmasi lagi dengan sekretaris pak Arya."Jawab salah satu karyawan dari perusahaan Arya group.

Laura pun segera naik ke lift,ia menekan tombol angka 5,setelah menunggu beberapa saat,lift berhenti,dan pintu lift pun terbuka,di lantai 5.

Laura berjalan perlahan,dan memperhatikan keadaan sekitarnya.

Sejak tadi Laura merasa kagum di dalam hatinya,melihat keindahan interior kantor dari Arya group.

Salah satu perusahaan terbesar dan juga terkenal di kota,tempat tinggal Laura...

Bab 3

"Selamat siang pak Rangga...saya Laura,yang tadi menelpon bapak."Ucap Laura,saat sudah sampai di ruangan Rangga.

"Oh ibu Laura dari perusahaan Bagaskara group yaa,,,langsung masuk saja ke dalam ruangan pak Arya,bu".

"Beliau sudah menunggu anda,saya sudah menyampaikan maksud kedatangan anda kepada Beliau".

"Baik pak Rangga...terimakasih."Balas Laura.

Laura pun keluar dari ruangan Rangga,dan berjalan perlahan ke ruangan milik CEO perusahaan Arya group.

Sebelum masuk,Laura mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

Laura masuk perlahan,saat seseorang di dalam mengizinkannya untuk masuk.

"Silahkan duduk bu Laura."Ucap pria yang sedang duduk sambil memeriksa berkas,ia sama sekali tidak melihat ke arah Laura.

Laura merasa gugup,dada nya juga berdebar-debar,dengan perlahan,ia menarik kursi dan duduk di hadapan pria tersebut.

"Saya selesaikan dulu,memeriksa berkas ini,tolong tunggu sebentar."Ucap Pria tersebut lagi,tanpa melihat ke arah Laura.

"Baik pak,silahkan."Jawab Laura dengan hati-hati.

Beberapa menit kemudian...

"Bagaimana ibu Laura,ada yang bisa saya bantu?"Tanya pria tersebut.

Keduanya pun saling berpandangan selama beberapa detik,Laura langsung menundukkan wajahnya dan merasa kikuk.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf,jika sudah mengganggu waktu kerja bapak,saya juga ingin mengucapkan terimakasih,karena sudah memberikan saya kesempatan,untuk menemui bapak dan berbicara."Ucap Laura.

Laura pun menjelaskan kembali maksud kedatangannya,Laura juga menyampaikan proposal nya kepada pria tersebut.

Meskipun Laura merasa risih,karena pria tersebut terus saja memandangi Laura,tapi ia tetap berbicara dengan hati-hati.

Ia harus meninggalkan kesan yang baik,agar perusahaan Arya group mau bekerjasama dengan perusahaan tempat Laura bekerja.

"Baik bu Laura...saya sudah paham,apa yang ibu sampaikan kepada saya".

"Tapi saya memohon maaf,karena belum bisa memberikan jawabannya sekarang".

"Saya harap,perusahaan ibu Laura mau menunggu,untuk keputusan selanjutnya dari saya".

"Karena saya masih harus mempertimbangkan baik-baik segalanya."Ucap pria tersebut.

"Baik pak jika memang seperti itu,saya permisi dulu,selamat siang."Ucap Laura,berdiri dan mengajak pria tersebut untuk berjabat tangan.

Setelah itu dirinya keluar dari dalam ruangan CEO perusahaan Arya group.

"Huuufttt...lega banget rasanya ini dada."Celoteh Laura sambil memegangi dada nya sendiri.

...****************...

"Ga...ke ruangan saya sekarang."Arya berbicara melalui telpon kantor dengan sekretaris pribadinya,bernama Rangga.

Setelah menunggu beberapa saat,Rangga pun sudah ada di dalam ruangan Arya,ia berdiri di depan meja kerja Arya.

"Tolong cari tau tentang wanita yang tadi."Ucap Arya.

"Maksud bapak,ibu Laura?"Tanya Rangga.

"Iya,dia."Jawab Arya singkat.

"Maaf pak,apa ada yang salah dengan ibu Laura?"Tanya Rangga lagi,ia merasa heran dengan tingkah bos nya tersebut.

Baru kali ini,ia disuruh mencari tau identitas seorang gadis,karena yang ia tau,bos nya tersebut sangat anti dengan gadis.

Secantik apapun gadis tersebut,bos nya tidak pernah terpikat dengan kecantikan mereka.

Rangga sempat berfikir,mungkin bosnya memiliki kelainan seksual,tapi ternyata tidak.

"Gak ada,Ga...dia temen sekolah saya waktu di SMA,tapi sepertinya dia lupa sama saya".

"Karena memang,saat saya SMA dulu,saya tidak seperti sekarang."Jawab Arya.

"Oh seperti itu,saya pikir ibu Laura membuat kesalahan pak."Balas Rangga.

"Jika seperti itu,saya akan melaksanakan tugas bapak."Ucap Rangga lagi.

Rangga pun pamit keluar dari ruangan Arya.

Sementara itu,Arya langsung mengambil ponsel yang ada di balik saku jas kerjanya.

Ia melihat foto yang ada di galery ponselnya,dan tersenyum sambil memandangi foto tersebut.

...****************...

"Gimana,Ra?,sukses gak?"Tanya Citra,ia langsung menghampiri Laura di meja kerjanya,saat melihat Laura sudah ada.

"Huufftt...ak deg-degan banget tau,tadi".

"Mana si pak Arya itu,natap aku terus,lagi,aku kan jadi grogi,Cit."Celoteh Laura.

"Jangan-jangan dia naksir kamu,Ra."Balas Citra.

"Mana ada...kayanya dia cuma lagi mengamati dan menilai klien nya aja,Cit."Balas Laura juga.

"Yaa kali aja,kan.Love at first sight gitu."Ucap Citra lagi.

"Tau diri Cit...aku bentar lagi udah mau merid,lagian gak mungkin,seorang CEO terkenal kaya dia,mau sama perempuan biasa kaya aku".

"Dari segi kekayaan aja,aku masih kalah jauh,Cit."Ucap Laura.

"Udahlah...ngapain sih kita jadi bahas dia."Ucap Laura lagi.

"Laura,ke ruangan saya sekarang".

"Dan kamu,Citra,kembali ke meja kerja kamu."Sela pak Bagas,bos mereka.

Keduanya terkejut,karena tiba-tiba saja sudah ada pak Bagas di hadapan mereka.

Citra langsung kembali ke meja kerjanya,sementara Laura berjalan di belakang pak bagas.

Laura melihat kebelakang,ke arah Citra,dan Citra memberikan semangatnya dengan gerakan tangan untuk Laura.

"Gimana hasilnya,Laura?"Tanya pak Bagas.

"Tadi saya sudah berbicara langsung dengan pak Arya,selaku CEO Arya group pak,beliau bilang,beliau masih perlu waktu untuk memutuskan mau apa tidak bekerjasama dengan perusahaan kita pak."Jawab Laura.

"Apa kamu sudah melakukannya dengan baik,Laura?"Tanya pak Bagas lagi.

"Sudah pak,saya sudah melakukannya dengan baik,saya juga sangat berhati-hati ketika menjelaskan isi dari proposal perusahaan kita."Jawab Laura lagi.

"Baiklah...kita tunggu saja,semoga hasilnya baik".

"Jika proyek ini berhasil,saya akan kasih kamu bonus yang cukup besar,karena suatu kebanggaan untuk perusahaan ini,bisa bekerjasama dengan perusahaan Arya group."Balas pak Bagas.

"Kamu boleh kembali bekerja."Ucap pak Bagas lagi.

Laura pun permisi untuk keluar dari ruangan bosnya tersebut,baru saja Laura akan membuka pintu ruangan sang bos,namanya sudah dipanggil lagi.

Membuat jantung Laura berdebar-debar.

"Laura...sampaikan sama Citra,kurangi mengobrol saat jam kerja."Ucap pak Bagas tanpa melihat ke arah Laura.

Laura menjawab iya dan kemudian dirinya pun segera keluar dari ruangan bosnya tersebut.

"Dapet pesan cinta dari pak Bagas,katanya kamu disuruh kurangi mengobrol saat jam kerja."Bisik Laura di telinga Citra.

Setelah itu Laura duduk di bilik kerja miliknya,sambil tersenyum karena membayangkan,pasti saat ini wajah Citra sangat lucu.

Sore harinya...

Jam kerja pun telah usai,semua teman-teman kerja Laura,bersiap untuk pulang kerumah masing-masing.

"Aku duluan yaa,Cit..."Ucap Laura saat melewati meja kerja Citra.

"Iya...hati-hati,Ra...."Jawab Citra.

...****************...

"Gimana hari ini,Raa...?"Tanya ibu tiri Laura,menghampiri Laura yang baru saja pulang dari kantor.

"Yaaa gitu deh bu,seperti biasa,gak ada yang istimewa."Jawab Laura.

"Kamu mandi dulu gih,terus kita makan malam sama-sama yaa."Balas ibu tiri Laura.

"Iya...badanku juga udah lengket banget,aku ke kamar dulu yaa bu."Ucap Laura lagi.

Ibu tiri Laura pun mengangguk,sebagai tanda setuju,ia tersenyum,memandangi Laura yang berjalan ke arah kamarnya.

Setelah itu,dirinya berjalan ke arah dapur,untuk menyiapkan makan malam...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!