Sebuah taman di halaman samping sebuah rumah nampak terhias begitu indah dan apik.
Balon balon dan juga bunga bunga hias terpasang di sana sini.
Lampu warna warni turut mewarnai taman itu.
Taman yang terletak di samping rumah itu telah berubah menjadi begitu indah dan nampak meriah.
Berbagai jenis makanan dan minuman, kue kue mewah juga buah buahan tersaji lengkap dan tertata rapi di atas meja prasmanan yang juga telah di sediakan di sana.
Gegap gempita suara musik mengiringi tepuk tangan serta ucapan selamat ulang tahun dari para peserta pesta yang merupakan tamu tamu undangan pesta yang di adakan di taman utama sebuah rumah besar berlantai tiga yang terletak di sebuah kompleks perumahan elit itu.
Sebuah kompleks perumahan di mana rata rata pemiliknya dan yang tinggal di sana adalah para pengusaha pengusaha sukses.
Riuh tawa penuh kegembiraan nampak jelas terlukis pada wajah wajah para peserta yang hadir pada acara pesta itu.
Di atas sana,
Tepatnya di sebuah balkon kamar di lantai dua,
Nampak seorang gadis cantik dengan rambut panjang lurus tergerai.
Rambutnya yang panjang sepertinya memang sengaja ia biarkan tergerai dan ia biarkan berkibar tertiup angin.
Sebagian helaian rambut itu bahkan menutupi wajahnya karena hembusan angin yang cukup kencang di balkon itu.
Gadis itu nampak tenang duduk di atas balkon kamarnya yang terletak di lantai dua di dalam rumah mewah itu.
Wajahnya begitu datar tanpa ekspresi, dan tatapan matanya begitu tajam namun juga sendu.
Seolah ia tengah menyimpan bagitu banyak luka di hatinya.
Tatapan mata gadis itu tak lepas dari meriahnya acara pesta ulang tahun itu.
Terutama pada sosok dua orang gadis kembar yang menjadi sosok putri dalam acara pesta ulang tahun itu.
Juga seorang pria paruh baya yang masih nampak begitu tampan dan gagah di usianya yang tak lagi muda.
Pria paruh baya itu juga nampak tertawa penuh kebahagiaan di bawah sana.
Wajah gadis itu tiba tiba berubah sendu saat ia menatap cukup lama wajah pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu tak lain adalah Tuan Ricky Mahendra Setiawan Ananta.
Sedangkan dua orang gadis kembar yang nampak menjadi putri dalam acara pesta itu adalah Kayla Starlet Putri Setiawan Ananta dan Keyla Starlet Putri Setiawan Ananta.
Putri kembar tuan Ricky Setiawan Ananta dan istrinya Natasya Masayu Jordy.
Dua gadis kembar itu telah genap berusia 20 tahun saat ini.
Dan pesta meriah ini adalah acara ulang tahun yang kesekian kalinya yang di buat oleh tuan Ananta untuk putri kembarnya itu.
Tatapan mata tak terbaca gadis yang duduk di atas balkon kamar itu seolah tak bisa lagi teralihkan kemanapun selain kepada meriahnya acara pesta di bawah sana.
Di mana dirinya tak menjadi bagian dari pesta itu.
Ya...
Dirinya memang tak pernah sekalipun menjadi bagian dari pesta yang sering di adakan di rumah bak istana ini.
Walau dirinya adalah salah satu penghuni rumah ini.
Gadis cantik berambut panjang lurus tergerai itu adalah Maurelia Agastya Pramesti.
Sebenarnga Maurelia adalah putri bungsu tuan Rycky Setiawan Ananta.
Akan tetapi,
Meski ia adalah putri bungsu sang pengusaha tajir itu.
Namun nasibnya sungguh berbeda dengan nasib dua orang kakak kembarnya.
Keberadaan gadis cantik yang biasa di panggil dengan panggilan Maura itu sama sekali tak pernah diharapkan apalagi di inginkan oleh keluarga Ananta.
kehadirannya di anggap sebuah bencana, khususnya oleh tuan Ananta sang ayah sendiri.
Karena kelahirannya.
Laki laki itu kehilangan istri tercintanya.
Istri pertama tuan Ananta mati bunuh diri.
Kabarnya wanita yang merupakan ibu dari si kembar Kayla dan Keyla itu tak bisa menerima kehadiran Maura yang merupakan putri tuan Ananta bersama seorang wanita panggilan.
Ya...
Maura lahir dari rahim seorang wanita panggilan. Seorang wanita malam yang sengaja di pesan oleh seseorang untuk menghancurkan image baik sang pengusaha.
Mata gadis cantik bernama Maura itu masih setia hanya tertuju kearah pesta itu.
Hingga ingatannya melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu hingga membuatnya berakhir di balkon ini sendirian.
Flass on
Seorang gadis cantik berambut panjang lurus tergerai nampak baru saja turun dari sebuah taxi di depan sebuah rumah berlantai tiga di sebuah kawasan perumahan elit.
Baru saja ia akan masuk kedalam pintu pagar besi rumah itu, ia sudah di suguhkan dengan pemandangan banyaknya mobil mobil mewah yang berjajar rapi di halaman rumah mewah itu.
Gadis itu terus melangkah melalui pinggiran tempat di adakannya acara menuju pintu utama untuk masuk ke dalam rumah.
Ia memilih melalui pintu yang ada di samping lain rumah itu agar ia tak bersinggungan langsung dengan keramaian pesta.
Namun langkahnya terhenti ketika matanya bertemu pandang dengan sepasang mata tajam bak elang milik seorang pria paruh baya yang nampak berdiri dengan beberapa para tamu undangan di depan sana.
" siapa dia tuan Ananta ?! " tanya salah seorang pria yang ada di sana.
Seseorang yang di tanya dan saat ini sedang bertatapan dengan gadis itu diam tak menjawab.
" bukan siapa siapa.....
Hanya putri dari salah satu pelayan kami " jawab seorang wanita yang tiba tiba telah berada di antara mereka.
Wanita itu adalah Natalia Masayu Jordy,
Adik ipar tuan Ananta. Atau lebih jelasnya....wanita itu adalah adik kandung mendiang istri tuan Ananta.
Mendengar jawaban dari wanita itu, gadis itu hanya menghela nafas.
Ini bukan yang pertama kali keberadaannya sama sekali tidak di akui.
Selama ini, bukan hanya keberadaannya yang tak pernah di akui di rumah ini.
Tapi ia juga sering kali menerima perlakuan buruk dan tidak adil khususnya dari laki laki yang nampak hanya diam menatapnya itu.
Kemudian tak lama,
Gadis itu memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu.
ia kembali melanjutkan langkahnya.
Hanya saja ia tak lagi melangkah maju ke depan. Tapi ia membelok ke lain arah.
" maaf tuan, aku pikir dia salah satu putrimu. Wajahnya sangat mirip dengan anda.
Dia seperti dirimu versi perempuan " kata pria yang bertanya itu lagi.
Tuan Ananta menoleh menatap laki laki itu dengan mengerutkan keningnya.
" jaga bicara anda Tuna Waris....bagaimana mungkin putri seorang pelayan anda samakan dengan kakak ipar saya.
Apa sebenarnya anda ingin berkata jika...." kata kata Natalia tak berlanjut karena keburu di jawab olah laki laki lawan bicara tuan Ananta itu.
" tidak..tidak...tidak nona Natalia, saya tidak seberani itu.
Maaf tuan Ananta, mungkin penglihatan saya yang salah "
cepat cepat laki laki itu meralat kata katanya dan segera meminta maaf.
Ia tak punya cukup nyali dan keberanian untuk bersinggungan dengan laki laki berwajah dingin dan datar di hadapannya itu.
Siapa yang tak mengenal seorang Ricky Setiawan Ananta.
Seorang pengusaha kelas kakap yang usahanya telah menjangkau berbagi lini pemenuhan kebutuhan masyakarat.
Ia tahu persis bagaimana dan siapa laki laki di hadapannya itu.
" sudahlah...silahkan nikmati pestanya " kata kata tuan Ananta lagi kemudian ia pun berlalu meninggalkan orang orang itu.
Sementara sosok gadis yang sedang mereka bicarakan, hanya diam dengan raut wajah datar tanpa ekpresi dan tetap melanjutkan langkahnya kembali.
Ia bukan tak mendengar kata kata orang orang itu. Ia masih bisa mendengarnya dengan jelas.
tapi ia lebih memilih untuk abai.
Hal ini sudan sering ia dengar.
Jika dulu ia selalu merasa sakit hati bahkan akan menangis jika mendapat perlakuan seperti itu.
Tapi tidak dengan sekarang.
Usianya sudah 18 tahun bulan depan. Ia merasa sudah dewasa.
Dan ia tak perlu lagi repot repot menyiksa hati dan pikirannya hanya untuk memikirkan hal hal yang baginya tak penting itu.
Tujuannya kini hanya satu,
Keluar dari rumah ini secepatnya.
Sebenarnya ia ingin secepat mungkin keluar dari rumah ini.
Tapi ia tidak bodoh, ia tak punya apapun untuk di jadikan bekal hidup di luar sana.
Tunggu satu tahun lagi,
Ia akan menyelesaikan kuliahnya.
Dan berbekal dengan ijazah kuliahnya.
Ia berharap ia bisa mencari kerja untuk biaya hidupnya kelak.
Ketika Maura tengah di sibukkan dengan langkah dan pikirannya sendiri.
Tiba tiba,
Srek....!!
Seseorang menarik lengannya dengan kuat kemudian memeluknya dengan erat.
" apa yang kau lakukan....?! Lepaskan aku brengsek.....!!! "
Maura sangat terkejut ketika ia mengenali siapa orang yang telah berani menyentuhnya bahkan kini telah memeluknya dengan erat.
Kedua lengan seseorang itu telah melingkar erat di tubuhnya sedangkan kepalanya menyusup pada ceruk lehernya.
" lepaskan aku brengsek...." sentak Maura dengan wajah yang sudah merah padam dan pias seraya mengumpat pada laki laki dengan raut wajah tampan dan postur tubuh yang tegap dan tinggi menjulang itu.
" tidak...aku merindukanmu Maura, kenapa kau menghindar dan menghilang begitu saja.
kau tahu...aku mencarimu kemana kemana " bisik pria itu di telinga Maura yang semakin mengeratkan dekapannya pada gadis cantik itu.
Pria itu mencoba menghirup dalam dalam aroma wangi yang menguar dari rambut dan tubuh gadis yang telah ia cintai sejak setahun yang lalu itu.
Aroma wangi yang selalu ia cium manakala ia berada dekat dengan gadis itu.
Aroma wangi yang membuatnya rindu setelah hampir tiga bulan ini ia tak melihat gadis itu.
Maura tak tinggal diam,
Gadis itu yang sebenarnya memiliki jiwa yang amat bar bar karena begitu besarnya tekanan hidup yang menghimpit jiwanya.
Menginjak kaki laki laki itu dengan sangat sarkas kemudian ia menyikut laki laki itu juga dengan sangat kuat.
Sontak laki laki yang bernama Crist itu melepaskan dekapannya.
Sikutan siku Maura pada perutnya pun terasa cukup kuat hingga membuatnya mengerang kesakitan.
" Maura kau..." laki laki itu menatap Maura dengan meringis menahan nyeri.
Ia tahu gadis di hadapannya itu memanglah sosok gadis yang sedikit bar bar dan liar,
meski begitu, ia pun tahu....Maura adalah sosok yang juga jarang sekali terlihat banyak bicara.
Maura yang ia kenal lebih cenderung banyak diam dan menyendiri.
Wajah gadis itu bahkan kerap terlihat datar dan tanpa ekspresi.
Sorot matanya tajam tak terbaca.
Maura adalah adik tingkatnya di kampus sebelum gadis itu tiba tiba menghilang dari peredaran beberapa bulan yang lalu setelah pertengkaran hebat antara dirinya dengan seorang teman setingkatnya karena dirinya.
Maura mundur beberapa langkah kebelakang setelah terlepas dari pelukan Crist,
untuk membuat jarak dengan laki laki itu tentunya.
" jangan pernah lagi mencariku, kita sudah tidak ada lagi urusan..." sentak Maura dengan kasar dan bersiap hendak berlalu.
Namun Crist menghentikan langkahnya dengan mencekal lengannya.
" tidak...kita harus bicara Maura " kata laki laki itu dengan tatapan penuh harap kepada Maura sambil menggelengkan kepalanya.
" tidak ada yang perlu di bicarakan di antara kita Crist..." sentak Maura lagi sambil mengibas lengannya yang di cekal oleh Crist.
Namun nampaknya pemuda itu memegang lengannya dengan sangat kuat, hingga ia telah mengibaskan lengannya.
Cekalan itu tak kunjung terlepas.
" tidak Maura...kau harus mendengarkan aku. Aku mencintaimu sungguh... " kata Crist penuh keyakinan dan penekanan.
berharap gadis itu akan bersikap sedikit lunak kepadanya seperti sebelum sebelumnya.
Namun nyatanya.....
" cinta kau bilang...?! hah....bullshit...!! " ucap Maura dengan senyuman miring penuh dengan cibiran kepada sosok pemuda di hadapannya itu.
Jika saja kata kata Crist itu ia dengar beberapa bulan sebelum ia melihat dan mendengar dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pemuda itu juga menyatakan cintanya kepada salah satu kakak kembarnya yakni Keyla.
Pasti ia sudah akan menerima pernyataan cinta pemuda itu.
Mengingat pemuda itu telah begitu gigih mengejarnya selama hampir satu tahun ini.
Ya...
selama hampir satu tahun lebih ini, mereka berempat berada di universitas yang sama sebelum akhirnya Maura di DO dari kampus akibat ulahnya yang telah menghajar salah satu temannya satu tingkat hingga masuk rumah sakit.
" apa yang sedang kau lakukan anak haram...?! " sebuah suara dengan kalimat yang bernada begitu sarkas membuat Maura dan Crist menoleh.
Melihat siapa sosok yang sedang berbicara, Crist sontak melepas pegangan tangannya pada lengan Maura.
Sementara Maura berdecih melihat reaksi pemuda di sisinya itu.
Senyum miring tersungging di bibirnya untuk pemuda yang baru saja menyatakan perasaannya kepadanya itu.
" dasar pecundang..." umpat Maura di dalam hati.
Seseorang dengan wajah pias dan merah padam nampak melangkah mendekat kepada kedua orang itu dan kemudian berhenti di hadapan Maura,
Dan..
plak....!!
Sebuah tamparan keras mendarat dengan telak di pipi kiri seorang Maurelia Agastya Prameswari.
Darah segar keluar dari sudut bibirnya.
Apakah gadis itu menangis ?!
Jawabannya tentu tidak.
Gadis itu hanya mengusap pipinya yang tiba tiba terasa kebas akibat tamparan itu.
Kemudian ia menyeka darah di sudut bibirnya sendiri.
Lidahnya ia tonjolkan di balik pipinya yang tertampar hingga menunjukkan sebuah tonjolan di sana.
Maura mendesis lirih dan menatap sosok di hadapannya tanpa ekspresi.
Natalia yang adalah sosok itu merasa amat jengkel dengan kelakuan gadis di hadapannya itu.
Maura jelas terkesan sangat meremehkannya.
" kau memang tak tahu diri, gadis liar... dasar anak haram...apa kau berniat merebut Crist dari tangan Keyla hah ?!
Tak tahu malu...dasar benalu tak tahu diri. Lihat dirimu.
Kau bukan apa apa bila di bandingkan dengan Keylaku " sentak Natalia lagi.
Tapi Maura tetap tak menjawab sedikitpun.
Hanya mata gadis itu yang terus menatapnya tak berkedip.
Sementara Crist hanya diam tak bergerak di tempatnya berdiri.
Matanya tak lepas menatap sosok Maura di hadapannya.
" anak haram....?! apa maksudnya....?! Apa benar kabar yang ia dengar tentang latar belakang seorang Maura dari mulut kedua orang tuanya ?! " bisik Crist di dalam hati.
Namun demikian.
Terlepas dari itu, tetap saja sebenarnya ia ingin berontak dan membawa Maura pergi dari tempat ini.
Tapi apa daya,
lagi lagi langkahnya tertahan oleh pesan kedua orang tuanya...
Pesan kedua orang tuanya menghentikan langkahnya.
( ingat Crist, dapatkan salah satu dari si kembar....jika kau tak ingin melihat keluarga kita hancur karena kita jatuh miskin.
Perihal cintamu,
Itu mudah....setelah kau dapatkan salah satu dari si kembar kau bisa melanjutkan lagi cintamu.
Dady mohon mengertilah...kau satu satunya putra dady, harapan dady.
Harus kepada siapa lagi dady menggantungkan harapan dady jika tidak kepadamu.
Clara perempuan, dady tak bisa berharap banyak kepadanya.
Walau dady tahu saat ini ia juga tengah berjuang untuk mendapatkan hati tuan muda Badsah demi keberlangsungan bisnis keluarga kita )
Kata kata sang ayah beberapa waktu yang laluasih terngiang di telinga pemuda tampan itu berdarah asing itu.
Sebuah pesan yang cukup membuat langkah seorang Crist benar benar terhenti seketika.
Clara adalah saudara kembar Crist yang berkuliah di tempat yang berbeda dengan Crist.
Sementara Natalia,
Wanita itu masih mengoceh dan mengumpat serta memojokkan seorang Maura.
Namun tak sepatah katapun keluar dari bibir gadis cantik berambut panjang lurus tergerai itu.
" lihat dirimu...penampilanmu sudah seperti wanita jalang saja.
Dan lihat ini, pakaian apa yang kau pakai itu, cih...menjijikkan.
penampilanmu sudah seperti gembel saja....memalukan.
Wanita baik baik mana yang mau memakai pakaian model seperti ini " ocehan Natalia masih terus berlanjut.
Sementara Maura hanya menatapnya tanpa ekspresi. Tak jarang gadis itu nampak melemparkan senyum miring seperti mengejek.
Dan itu cukup membuat Natalia semakin tersulut emosi.
" kau....kau memang gadis liar yang tak punya aturan " umpat Natalia lagi,
Ia sangat kesal bukan main menghadapi Maura walau gadis itu tak menjawabnya sama sekali,
hingga dirinya seperti kehabisan kata kata menghadapi gadis itu.
" Kau sengajakan memamerkan pahamu itu untuk menggoda Crist hah....?! " oceh Natalia lagi yang mengomentari penampilannya saat ini.
Celana jeans sobek sobek di area paha dan kakinya,
Kaos oblong yang ia tutupi dengan kemeja kebesaran.
Kemudian rambut panjang lurusnya yang ia biarkan tergerai tanpa ia ikat bahkan ia tutupi dengan kerudung seperti si kembar Kayla dan Keyla.
Penampilan Maura memang sangat berbeda dengan penampilan Kayla dan Keyla si kembar.
Penampilan Maura nampak berbanding terbalik dengan penampilan si kembar.
Jika Kayla dan Keyla cenderung berpenampilan tertutup dan sopan serta feminim.
Sementara Maura,
Gadis itu cenderung berpenampilan terbuka bahkan cenderung liar dan urakan, meski tak vulgar dan buka bukaan.
" ada apa ini ?! " satu suara lagi yang membuat atensi orang orang yang ada di tempat itu teralih kepada sumber suara.
Membuat Crist sedikit bergeser semakin menjauh dari Maura.
Seorang pria paruh baya dengan tubuhnya yang masih terlihat tegap dan wajahnya yang tampan,
Kini berdiri tegak tak jauh dari tempat itu.
Bibir Maura semakin mengatup melihat kehadiran seseorang yang tak lain adalah tuan Ricky Mahendra Setiawan Ananta itu.
Seorang pria yang seharusnya ia jadikan sebagai tempat untuk mengadu dan bermanja manja ria karena hanya ada laki laki itu satu satunya orang tuanya yang masih ada.
Sementara tentang sang ibu,
Ia tak tahu sama sekali.
Tapi apa daya,
Hal itu tak akan pernah bisa di lakukan oleh seorang Maurelia Agastya Prameswari kepada sosok laki laki itu meski sebenarnya ia sangat ingin melakukannya.
Jangankan untuk memeluk, untuk mendekat saja rasanya itu tak mungkin.
Ia tahu....
laki laki itu sangat membencinya dan enggan untuk sekedar berdekatan dengannya.
Rasa enggan laki laki itu kepadanya sangat kentara dan dapat dengan jelas ia rasakan.
Jangankan untuk berdekatan, untuk bertegur sapa ketika keduanya tak sengaja bertemu saja sangat jarang di lakukan laki laki itu.
Hanya jika ada hal penting saja, laki laki itu terpaksa bicara dengannya.
Seperti saat ini contohnya.
Sejak kecil,
Sejak ingatannya mulai bisa merekam jejak jejak kenangannya di masa kecil.
Tak ada secuil kenangan yang melekat di hati Maura tentang laki laki itu.
Sepanjang ingatannya,
Laki laki itu hanya ada, hanya bicara dan hanya memperhatikan Kayla dan Keyla saja.
tak pernah sekalipun laki laki itu menganggap keberadaannya meski ia juga berada di tempat yang sama dengan kedua kakak kembarnya itu.
Tuan Ricky selalu menjaga jarak dengannya sejak dulu.
Bahkan Maura sendiri pun tak pernah memanggil laki laki itu dengan panggilan seperti yang di pakai si kembar untuk memanggil laki laki itu.
Yakni
Papi....
Ya....
Tak pernah sekalipun Maura pernah memanggil papi kepada Ricky Setiawan Ananta.
" kenapa kalian hanya diam....?! Tidak adakah yang bisa menjelaskan kepadaku kenapa kalian berkumpul di sini sementara pestanya di adakan di sebelah ?! " tanya pria baya itu dengan tatapan menatap lurus kepada sosok gadis berambut panjang tergerai di hadapannya itu.
" kakak ipar...
Anak haram ini mencoba menggoda kekasih Keyla.
Sepertinya,
Dia benar benar mewarisi watak ibunya.
Dasar murahan...." Natalia akhirnya yang menjawab pertanyaan tuan Ricky dengan nada berapi api sambil menunjuk nunjuk wajah Maura dengan ujung jarinya.
Ricky menoleh dan menatap sejenak kepada Natalia.
" itu tidak benar....aku...." kata kata Maura yang mencoba membela diri tak bisa berlanjut ketika mata tajam seorang Ricky kembali teralih kepadanya.
Niatnya yang ingin membela dirinya sendiri agaknya sia sia.
Seperti sebelum sebelumnya, pria baya itu tak akan pernah memberi kesempatan kepada dirinya untuk membela diri.
Apalagi membela dirinya.
" kau selalu saja membuat keributan dan permasalahan dimanapun kau berada.
Tidakkah kau lihat ini adalah pesta ulang tahun anak anakku ?! " sentak tuan Ricky memotong begitu saja kalimat Maura.
( anak anakku....?! ) cicit Maura di dalam hati.
Sungguh sakit rasanya hati gadis itu. Bagai teriris sembilu rasanya.
Wajah Maura seketika berubah pias dan memucat.
Rasa sakit yang ia rasakan seolah menguar pada wajahnya.
Matanya menyipit menatap laki laki itu.
" cepat kembali ke kamarmu, jangan pernah menunjukkan batang hidungmu sebelum acara ini selesai....kau mengerti ?! " sentak tuan Ricky sekali lagi dengan suara yang cukup menggelegar kepada gadis yang menatapnya dengan wajah pias dan memucat itu.
Natalia tersenyum puas melihat respon sang kakak ipar kepada Maura.
Ya....
Selama ini, hanya tuan Rickylah satu satunya orang yang mampu membuat seorang Maura bereaksi.
Dan juga hanya tuan Rickylah, satu satunya orang yang bisa mengendalikan kegilaan seorang Maura meski tanpa perbincangan sekalipun.
Ya....
Dua orang itu memang sangat jarang dan hampir tak pernah berinteraksi.
Apalagi saling berbincang.
Tak lama,
Maura nampak memutar tubuhnya dan segera melangkah pergi dengan langkah lebar meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata dan dengan diringi oleh tatapan mata orang orang yang ia tinggalkan di tempat itu.
Crist menghela nafas pelan dan samar,
kepergian Maura dari tempat itu seakan meninggalkan adanya ruang kosong di sudut hatinya.
Cintanya kepada Maura sebenarnya memang tak main main.
pemuda itu memang sungguh sungguh mencintai gadis itu setengah mati.
" Crist....kau di sini ?! Aku mencarimu sejak tadi " Seorang gadis cantik berhijab tiba tiba telah nampak berada di tempat itu dan berkata dengan suara lembut kepada Crist.
Crist menjadi salah tingkah.
" kembalilah kepestamu Keyla, masih ada banyak tamu yang harus kau temui....
dan kau tuan muda Lewis.
Pestanya ada di taman samping, bukan di sini " kata Tuan Ricky bernada dingin kepada sosok pemuda yang ia tahu adalah teman dekat salah satu putri kembarnya, sekaligus putra salah satu rekan bisnisnya.
" baik tuan,
maaf...tadi saya tersesat...." jawab Crist dengan tergagap.
Kemudian ia mengikuti langkah Keyla yang telah meraih tangannya lebih dulu dan meninggalkan tempat itu.
" kakak ipar...." Natalia mendekat kepada tuan Ricky.
" pergilah Natalia, di sini bukan tempat di adakannya pesta " kata tuan Ricky sembari pergi meninggalkan Natalia begitu saja.
" tapi kakak ipar..."
" aku lelah....aku tak ingin berdebat saat ini " potong tuan Ricky kemudian melanjutkan langkahnya meningggalkan tempat itu.
Meninggalkan Natalia yang menatapnya dengan tatapan tajam.
Bertahun tahun ia berada di sisi laki laki itu semenjak sang kakak tiada.
Hingga tanpa sadar, ia bahkan telah mengorbankan masa mudanya demi laki laki itu dan si kembar.
Tapi...
Tak pernah sekalipun laki laki itu menoleh kepadanya.
Natalia meremas kuat kuat ujung hijabnya.
" kau harus menghargai pengorbananku ini kakak ipar " desis Natalia.
Flass off
Cklek....
Pintu kamar Maura terbuka dari luar dan menampilkan sosok seorang wanita berwajah lembut meski tak begitu cantik yang hampir seusia dengan Ricky juga Natalia tapi mungkin lebih muda beberapa tahun.
namun penampilannya terlihat sangat sederhan sekali.
Dress gamis dan hijab instan saja yang melengkapi penampilannya.
Wanita itu masuk dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.
" nona Maura..." sapa wanita itu kepada Maura yang sepertinya tak menyadari kehadirannya.
tak mendapat respon bahkan jawaban.
Wanita paruh baya itu meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja yang ada di kamar itu.
kemudian ia melangkah ke arah balkon dan mendekat ke arah Maura.
" nona Maura.... " wanita itu kembali mengulang sapaannya.
Kali ini Maura merespon.
Gadis itu menolehkan kepalanya dan menatap wanita berwajah lembut itu.
" kau mengejutkanku saja bibi Atika...." sungut Maura.
" aku sudah memanggilmu sejak tadi, tapi sepertinya kau sedang sangat sibuk memperhatikan pesta itu " jawab wanita yang di panggil bibi Atika itu sambil melongok sejenak ke bawah.
Melihat sumber perhatian yang menjadi pusat perhatian Maura.
" pestanya meriah juga ya....nona Maura iri atau...nona ingin bergabung dan menjadi bagian dari pesta itu ?! " goda wanita baya itu kepada Maura.
" ckk....!! " Maura hanya berdecak kesal.
" ada apa bibi Atika kemari, hanya mau meledekku ?! " sungut Maura lagi.
" ha ha ha....meledek ?! " bi Atik tertawa sejenak.
" memangnya anda akan mempan dengan sebuah ledekan dariku ?! " goda bi Atik lagi.
wanita itu sangat tahu dengan persis bagaimana selama ini nonanya itu menghadapi ejekan dan bulian di luar sana, bahkan di rumah ini juga.
Ejekan atau hinaan tak akan cukup membuat seorang Maurelia Agastya Prameswari menangis apalagi memohon di hadapan orang orang itu.
Sepertinya hati gadis itu telah kebal dan membeku dengan berbagai hinaan dan ejekan yang telah ia terima sejak kecil dari mereka.
Khususnya keluarga besar tuan Ananta sendir, yakni kedua orang tua laki laki itu yang notabene adalah kakek dan neneknya sendiri.
Tuan Akil Setiawan Ananta dan nonya Laura Setiawan Ananta.
Terlebih lebih tante si kembar dari pihak sang mami.
Nona Natalia Masayu Jordy.
Adik kandung mendiang nyonya Natasya Masayu Jordy.
Momi si kembar dan istri tuan Ricky.
Namun,
Satu satunya hal yang membuat gadis itu rapuh adalah sikap dingin dan pilih kasih tuan Ricky kepadanya.
Tak jarang,
Maura menangis terisak dan menjerit dalam diam karena perlakuan laki laki itu.
Dan jika sudah seperti itu, Maura akan mengurung diri di dalam kamar hingga berjam jam.
Sementara Atika.
Tak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu gadis cantik asuhannya itu di depan pintu kamarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!