NovelToon NovelToon

Simfoni Cinta

Eps 1 : Sang Bintang

NovelToon
__________
Ini tentang mereka, delapan remaja yang melalui badai emosi yang bergemuruh dalam batin
Ini tentang mereka, delapan remaja yang berusaha menemukan ketenangan dan kedamaian
Ini tentang mereka, delapan remaja yang bersusah payah menyatukan keharmonisan layaknya orkes untuk membentuk sebuah simfoni
"Aku mau pulang, aku butuh rumah." -J.A "Dalam pelukanku? Rumah seharusnya hangat, kan?" -R.C
"Kisah kami hanya sekedar kenangan. 𝘐 𝘮𝘪𝘴𝘴 𝘩𝘦𝘳." -J.P "Terimakasih atas kenangan baru, dan terimakasih karena trauma itu perlahan lenyap." -J.N
"𝘐 𝘥𝘰𝘯'𝘵 𝘤𝘢𝘳𝘦, '𝘤𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘐 𝘫𝘶𝘴𝘵 𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘺𝘰𝘶." -H.W "Aku bingung, 𝘥𝘰 𝘐 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘺𝘰𝘶?" -W.J
"Aku punya telinga, aku di sini setia mendengarkan." -R.F "Tapi aku cuma punya banyak kalimat." -B.C
Kehangatan, kenangan, perasaan, dan kesetiaan. Bukankah itu semua harus kita hargai? Anggaplah...
Kehangatan cinta adalah nada awal yang dimainkan oleh biola, yang kemudian diiringi oleh kenangan-kenangan manis yang menjadi melodi yang indah
Kenangan-kenangan itu sendiri adalah harmoni yang diciptakan oleh berbagai instrumen, yang dipadukan dengan perasaan-perasaan yang mendalam untuk menciptakan simfoni cinta yang abadi
Perasaan-perasaan itu kemudian diikat oleh kesetiaan yang teguh, seperti irama yang stabil yang dimainkan oleh drum, yang membuat cinta tidak pernah goyah atau berubah
Tanpa salah satu dari elemen-elemen tersebut, simfoni cinta akan menjadi tidak lengkap, seperti orkes yang tidak memiliki konduktor atau musik yang tidak memiliki melodi
Lalu, bagaimana cara mereka menyatukan kepingan elemen-elemen tersebut?
__________
sᴍᴀ ʙᴜᴍᴀɴᴛᴀʀᴀ
ᴋᴇʟᴀs 𝟷𝟶 ɪᴘᴀ 𝟷
"Murid baru? Dua orang?"
"Mereka resmi belajar di SMA Bumantara semester depan, tahun baru."
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(memandang Bulan) Beneran nih? Murid baru?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(angguk yakin) Bocoran dari Kak Kenzo selaku mantan Ketua OSIS gak perlu diragukan lagi
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Cewek atau cowok?
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Gue denger cewek sih (mengusap dagu)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(merotasi mata malas) Kayaknya lo gak pernah ketinggalan berita, ya?
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(tersenyum) Maaf, ya, kalo Justin Prajaya ini gak pernah ketinggalan informasi
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Kelas berapa?
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(memandang Wiona) Kayaknya sekelas sama kita
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Kalian tau, kan? Ada dua murid yang pindah dari kelas kita
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Jadi pastinya dua cewek mubar itu masuk ke kelas kita
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Tumben lancar otak lo (mengernyit)
Sembari menaik-turunkan alis matanya, Justin melemparkan tatapannya pada seorang pemuda yang duduk di seberang mereka
Sedangkan sang pemuda yang ditatap malah mengabaikan dan sibuk mendengarkan apa yang sedang dikatakan oleh kedua sahabatnya
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Kayaknya kemah aja gak sih?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Udah lama kita gak kemah bareng
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Lo tau apa yang bakal terjadi kalo kita kemah, kan?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Om Bagas mati-matian ikut, lo takut sama masakan Bokap sendiri?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(merinding) Kalo diinget lagi, gue masih merinding sama sup ayam buatan Om Bagas
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Yang mana?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Yang dikasih kencur segenggam
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap heran Harun) Lo yakin Om Bagas itu Bapak lo?
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Yakin lah, ege! (ketus)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Kontras banget, sumpah
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Lo lebih ganteng jauh banget daripada Om Bagas
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Lo lebih bisa masak daripada Om Bagas juga
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Lo kalo mau bilang Harun anak pungut ya langsung aja, Jun
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Gak usah basa-basi, buang-buang waktu
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Gak! Bukan itu!
Junna memandang Harun dengan tatapan serius dan berusaha menelisik setiap sudut wajah Harun dengan teliti
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Lo gak mungut Om Bagas, kan?
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Gue laporin Om Fajar nanti
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Eee! (panik)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Bercanda aja, ih! Baperan amat lo! (nyengir)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Tapi Junna ada benernya, lho, Run
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Gue sepak lo berdua, mau?
_____
ʀᴜᴀɴɢ ɢᴜʀᴜ
Sudah terhitung hampir dua jam menunggu, dua gadis yang konon katanya akan mulai bersekolah di SMA Bumantara semester depan itu mulai bosan
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(bersandar malas) Kayaknya Emak lo curhat deh, Han
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(memandang malas Reyna) Bukannya Emak lo?
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Cih.. (mengalihkan pandangan)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Siapa yang nangis-nangis minta gue pindah sekolah, coba? (gumam)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menyinisi Jihan) Wah, maaf udah ngikutin lo pindah ke sini
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Tapi entah kenapa Mama lebih sayang sama lo daripada gue anak kandungnya (kesal)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(menyibak rambut kesal) Lo kira Mama lebih sayang gue?
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Bela-belain masak tumis bebek kesukaan lo padahal gue doyannya ayam goreng (memelototi Reyna)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(tersenyum) Tukeran Mama aja, yuk
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Ayo (angguk)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Lumayan, gue dapet Bokap lo juga
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(mendengus)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(mengalihkan pandangan)
__________
ᴋᴀɴᴛɪɴ sᴇᴋᴏʟᴀʜ
Di tengah keramaian kantin, ada seorang pemuda dan sang sahabatnya yang rela berdesak-desakan untuk membeli jajan untuk teman-teman mereka
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(cemberut) Rame banget..
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menarik Wiona)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(terkejut)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menatap Junna kaget) Ke-Kenapa..?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap Wiona) Gue bisa beli sendiri, tapi gak bisa bawa semuanya sendiri
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Lo bisa tenggelam di antara keramaian, jadi lo punya dua pilihan
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Pegang tangan gue, atau pegang baju gue
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(mengerjap-ngerjap)
___
Sembari berjalan menenteng jajan menuju kelas, Wiona sesekali melemparkan pandangannya pada Junna yang berjalan di depannya
"Gue bukan sengaja mau bilang, tapi lo yang lancang buka buku catatan gue."
Wiona merasakan kalimat itu terus berputar di kepalanya setiap kali ia hanya berduaan dengan Junna
Rasanya aneh, benar-benar aneh. Antara rasa nyaman yang selalu Junna berikan pada teman-temannya, dan rasa risih karena kalimat itu terus mengisi benaknya
ʟᴀᴘᴀɴɢᴀɴ ʙᴀsᴋᴇᴛ
Baru saja terlihat dari kejauhan, Junna dan Wiona dapat mendengar suara menggelegar dari Justin yang duduk di pinggir lapangan
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Lo keringetan padahal gak main basket, nyet? (melemparkan tisu)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(nyengir) Masalahnya gue nongkrong di tempat panas
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Bulan mana? (melihat sekitar)
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(memantulkan bola) Perutnya mendadak sakit, makanya ditemenin Ricky ke toilet
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Perutnya sakit? (membuka kantong)
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(melempar bola)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Mm, kayaknya lagi 'dapet' deh
Baru saja dibicarakan, kedua remaja tersebut malah melambai-lambai dari jauh dan dengan riangnya mendekati teman-teman mereka
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menghampiri Junna) Mana kola gue? Haus banget rasanya
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(memberikan air)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menatap malas Junna) Kola?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap Bulan) Gak ada kola buat lo hari ini
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(cemberut) Tau dari mana?
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(tertawa mengejek) Lo sejak pagi prengat-prengut, gak mungkin Junna gak tau
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Lho? Bukannya lo baru tau kalo lo lagi 'dapet', Lan? (memandang Bulan bingung)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(angguk)
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(mengambil kola) Junna punya kepekaan, bukan kayak kalian
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(merampas kola)
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(cemberut) 𝘙𝘦𝘢𝘭𝘭𝘺?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(menatap heran Junna) Gimana lo bisa tau? Padahal Bulan sendiri baru tau
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(terkekeh pelan) Kita udah temenan lama banget, kalik..
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Prengat-prengut, sinis, ngusap perut terus, nempel sama Ricky kalo enggak Wiona
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Gue jadi hafal gara-gara Junna (memandang malas Junna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tertawa)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Oh.. (membuka botol)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Gue baru tau lo seperhatian itu (menatap Junna)
___
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Apa sih, Han?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Sinis bener lo.. (menoyor Jihan)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(memandang jijik) Gak tau malu, ngomongin perihal haid sama lawan jenis
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Wajar, mereka keliatannya udah deket banget (merotasi mata malas)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Najis
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Semua cowok sama aja (tak nyaman)
__________
NovelToon

Eps 2 : Kegiatan Akhir Semester

NovelToon
__________
sᴍᴀ ʙᴜᴍᴀɴᴛᴀʀᴀ
ʟᴀᴘᴀɴɢᴀɴ ʙᴀsᴋᴇᴛ
Sorak-sorai di lapangan begitu ributnya hingga sangat sulit bagi seorang gadis untuk fokus pada pertandingan
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Permisi.. (terhimpit)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
[ Aduh.. Gue cuma mau liat pertandingan aja.. ]
'Takk!'
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Shh! (meringis terkejut)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menoleh)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Bodoh, ngapain di sini? (merangkul Bulan)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Apa? (kesulitan mendengar)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(merotasi mata malas)
Bukan masalah besar, Ricky dengan segera menarik Bulan menjauhi kerumunan di pinggir lapangan
Entah ke mana ia akan membawa Bulan, sang gadis pun tidak tau
Yang bisa gadis itu lakukan hanyalah mengumpat dan berusaha menarik tangannya dari genggaman Ricky agar bisa menonton pertandingan
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Apa sih, Ky? (merengek)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Tadi kelas kita yang main lo gak nonton sama sekali, sekarang sibuk banget elah
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(cemberut) Gue gak tau kalo tadi kelas kita yang tanding
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Tapi gue mau nonton, Iky! (merengek)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(menatap Bulan) Lo dukung kelasnya Junna?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menggeleng) Bukan gitu!
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Lo tau sendiri kalo permainan basketnya Harun bagus (memelas)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(tersenyum meledek) Naksir sama Harun, ya?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Enggak, Iky! (kesal)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Lagian Justin sama Junna gak kalah ganteng di tengah lapangan
Dengan kesabaran yang luar biasa, Ricky menyentil pelan kening Bulan yang kemudian disusul dengan ringisan dan tatapan tajam dari temannya itu
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Lo lupa? Lo ikut tanding bulutangkis ganda putri, kan?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(melotot) Alamak! Lupa!
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Gue takut digebukin Yolan (menatap takut Ricky)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Makanya bersyukur gue manggil lo
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Siap-siap sana
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(tersenyum konyol) Sebenarnya..
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Gue gak bawa kaos kelas kita.. (mengusap tengkuk)
Sembari menghela nafas kasar, Ricky mengusap wajahnya agar dapat mengontrol emosinya yang seakan hampir meledak berkat Bulan
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(menatap Bulan) Karena itu lo takut sama Yolan?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(angguk lucu)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(menoyor Bulan)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(cengengesan) Punya saran?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Pake baju gue? (tersenyum jahat)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Bukannya lo pake tanding basket?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Bodoh, itu kaos basket, bukan kaos kelas
___
sᴍᴀ ɴᴇɢᴇʀɪ ᴘᴇʟɪᴛᴀ
"Pindah? Mental kapas banget, sih!"
"Padahal udah empat tahun yang lalu, tapi sok trauma banget!"
"Dia ngehasut temennya yang kaya itu biar bisa bantuin dia pindah sekolah, ya?"
"Gak tau diri emang. Sejak kecil sok dewasa sih, wajarlah kalo ada yang tergoda.."
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(mengepalkan tangan)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Lambemu! (ketus)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Bodohnya natural banget, ya? (kesal)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Kalian cuma tau hanya karena rumor, belum ada klarifikasi yang jelas dari korban maupun pelaku!
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Sok suci tapi bodohnya luar biasa! Balita pun kayaknya lebih cerdas dari manusia minim toleransi kayak kalian!
"Dih? Faktanya emang si Jihan itu udah gak suci, kan?"
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Sok tau! Emangnya-
'Brukh!'
Reyna dan para siswa-siswi di sekitar sana seketika terdiam dan tercengang begitu melihat aksi Jihan
Dengan tatapannya yang menyorot penuh kebencian, kedua tangannya menarik kerah seragam seorang gadis yang sejak tadi bicara tanpa henti
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Lo tau? Hal paling busuk di muka bumi itu mulut manusia (tatapan benci)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Lo bukan hakim, gak usah sok menghakimi
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(mencengkram kuat) Lo bakal ngerasain apa yang gue rasain, gue yakin
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Karena ucapan adalah doa (mendorong kuat)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menarik Jihan) Jihan!
Gadis yang baru saja didorong oleh Jihan itu terkejut bukan main. Tatapannya tertanam lekat pada Jihan yang kini hampir menangis karena terlalu lama menahan diri
"Jalan*! Berani-beraninya lo nyentuh gue?!"
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(menunjuk kesal) Dengar, ya, anjin*!
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Gara-gara guru favorit lo itu, gue gak bisa sekolah dengan tenang!
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Lo yakin pacar lo yang bejibun itu beneran suka dan sayang sama lo? (tersenyum miring)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Gak, mereka tertarik sama uang dan badan lo
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menghalangi Jihan) Gue rasa Jihan gak salah
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(memandang sekitar) Dasar manusia-manusia minim literasi
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Jelas-jelas rumor yang beredar itu Jihan sebagai korban
"Gue kira Jihan itu anak yang manis baik meskipun tertimpa rumor, ternyata sadis, ya?"
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(memejamkan mata) [ Tahan, Jihan.. Tahan.. ]
_____
sᴍᴀ ʙᴜᴍᴀɴᴛᴀʀᴀ
ᴋᴇʟᴀs 𝟷𝟶 ɪᴘᴀ 𝟷
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Serius? (membuka kaos)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(angguk yakin) Lo Ketua Kelas, menurut lo gimana?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(memandang Justin) Gue harus liat kondisi mereka dulu
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Gue juga manusia, bisa termakan rumor
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(memakai jaket) Mereka pindah karena rumor, tapi rumornya udah beredar sampai ke sini
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menghampiri) Ada pengumuman dadakan, pertandingan futsal dibatalkan
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(melotot) HAH?!
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Serius lu, Na?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menyinisi Justin) Adakah tampang tipu muslihat?
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Mungkin karena yang ikut serta cuma dua puluh dari tiga puluh kelas?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menggeleng) Ada yang ngerusakin salah satu gawang pas istirahat tadi, butuh waktu untuk diperbaiki
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(cemberut) Jadi, gue ikut kegiatan apa?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Masukin paku ke dalam botol
_____
ᴀᴜʟᴀ
Teriakan yang begitu menggelegar dan nyaring terus bersahut-sahutan di dalam ruangan
Para peserta lomba sepertinya cukup terganggu dan sulit berkonsentrasi untuk melakukan kegiatan mereka
Dikarenakan lapangan yang digunakan untuk berbagai macam lomba, maka aula menjadi salah satu opsi agar kegiatan bisa tetap berlangsung dengan lancar
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
JUSTIN! LO KALAH GUE CEKIK LO!
'Plak!'
Wiona menoleh seketika begitu mulutnya ditampar pelan oleh teman di samping kanannya
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Apa sih, Li? (mengerjap-ngerjap)
Lidia Abigail
Lidia Abigail
Mulut lo minta dilakban?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(nyengir) Maap, kebiasaan
Lidia Abigail
Lidia Abigail
(berbisik) Lo cuma kasar ke Justin sama Ricky aja
Lidia Abigail
Lidia Abigail
(menatap curiga) Lo takut sama Harun juga Junna?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
He? (menelengkan kepala)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Ju-Justin emang mukanya nista𝘢𝘣𝘭𝘦 sih.. (tertawa kaku)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Ricky juga biasanya 𝘴𝘭𝘰𝘸 𝘢𝘯𝘥 𝘧𝘶𝘯𝘯𝘺, jadi nyaman aja kalo kasar sama dia (mengalihkan pandangan)
Lidia Abigail
Lidia Abigail
(mengusap dagu) Tapi-
"AAAA!!! JUSTIN GOBLOKKK!!"
Lidia 𝘢𝘶𝘵𝘰 menutup kedua telinganya dengan rapat begitu mendengar suara teriakan lain dari belakangnya
Dengan kedua mata membulat sempurna, Lidia lantas meneriaki sosok di belakangnya yang membuatnya terkejut bukan main
Lidia Abigail
Lidia Abigail
Bena Graselia! (kesal)
Bena Graselia
Bena Graselia
MASUKIN YANG BENER AELAH, TIN! (kesal)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
WEH, JUSTIN! APALAH SI YOLAN UDAH MENANG! (geram)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(melihat Wiona)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menunjukkan kepalan)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(mengacungkan jari tengah) Tau gitu lo aja yang ikutan lomba, kamfret
_
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
📞 : Eh? (terdiam)
📞 : Jangan dipikirin, kamu lanjut kegiatan kamu aja
📞 : Nanti minta yang lain mampir, Ayah dapat daging sapi segar dari Buk Ayu
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
📞 : Mm.. Nanti Junna bilangin
"APALAH JUSTIN! MASA KALAH SAMA CEWEK SIH, ANYING!!"
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(terkekeh) 📞 : Anak Ayah kalah dari cewek
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap langit) 📞 : 𝘉𝘶𝘵 𝘐'𝘮 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘴𝘰𝘯, 𝘳𝘪𝘨𝘩𝘵?
📞 : Mm? Maksud kamu apa?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(terkekeh) 📞 : Bukan apa-apa, Ayah
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
📞 : Udah, ya, Yah? Junna mau nyamperin Justin dulu
'Tutt..'
Tanpa menunggu balasan dari orang di seberang telepon, Junna segera memutuskan panggilan suara di antara mereka
Pandangannya terpaku pada ujung sepatunya, kedua manik indahnya menyiratkan kepedihan yang luar biasa
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menghela nafas) [ 𝘌𝘷𝘦𝘳𝘺𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 𝘸𝘪𝘭𝘭 𝘣𝘦 𝘰𝘬𝘢𝘺, 𝘑𝘶𝘯𝘯𝘢.. ]
'Bugh!'
Junna menoleh dengan kaget begitu mendengar suara pukulan yang begitu keras dan terdengar sakit
Bena Graselia
Bena Graselia
Bodoh banget lo, Tin! (mengusap wajah kasar)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(menciut) Apa sih? Gak usah mukul atuh, Ben..
Lidia Abigail
Lidia Abigail
Gue akui lo emang bodoh banget sih
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Kaku banget jadi cowok
Yolan Aryati
Yolan Aryati
(tertawa) KOK BISA KALAH SIH, TIN?! HAHAHA!!
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Anying lo, Yolan Aryati (mendengus)
__________
NovelToon

Eps 3 : Tetangga Baru

NovelToon
___________
ᴘᴇʀᴜᴍᴀʜᴀɴ ᴊɪᴋᴊɪɴ
Sejak kecil selalu bersama, bukan hal yang baru lagi jika dua gadis dan empat pemuda yang kian bersama itu berkumpul di rumah Keluarga Prajaya
Bahkan para tetangga pun akan memaklumi jika rumah mereka begitu ramai dan bising, lantaran memang keenam remaja tersebut sangat ramah dan sopan
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(mengambil pisau) Enaknya dipotong kayak gimana?
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(melirik Wiona) Tipis-tipis aja gak, sih?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Garam mana sih? Perasaan udah gue ambil tadi (mencari garam)
'Takk!'
Sebuah wadah kecil dengan tulisan "Garam" kini tertata begitu rapi disertai dengan bumbu dapur lainnya
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menoleh malas)
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Run! Tolong ambilin air panasnya dong! (berteriak dari luar)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(tersenyum lebar)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menyinisi Justin)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Gue cuma pake sedikit aja kalik, Lan
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Lo sendiri yang minta gue buatin sambal kecap
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Cih! (mengambil garam)
___
ᴋᴀᴍᴀʀ ᴊᴜɴɴᴀ
Dengan kedua mata terpejam erat, Junna berusaha keras agar tidak ada tetesan air mata yang membasahi pipinya
'Greph!'
Sang Ayah memeluk pemuda tampan itu dengan erat, memberikan kekuatan dan ketenangan yang tidak ada habisnya dalam hangatnya dekapan itu
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Ayah.. (mengusap pipi)
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Gapapa, Nak.. (menepuk punggung Junna)
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Semuanya memang harus diikhlaskan (memeluk erat Junna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(memeluk erat Fajar) Tapi..
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Kenapa? (tercekat)
Tangisan pemuda itu pecah. Air matanya tidak hanya membasahi pipinya yang lembut, namun baju pria yang mendekapnya basah berkat tangisannya
Tangisannya semakin sedih, menunjukkan betapa hancur hatinya meski pelukan hangat itu berusaha mengobati sedikit rasa sakitnya
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Kamu... (mengurai pelukan)
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
(menatap Junna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap Fajar)
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Mau jenguk mereka?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menggigit bibir)
_____
Sepuluh menit berlalu, para remaja belum merasakan kehadiran Fajar dan Junna di dalam ruangan
Meski begitu, kelimanya dengan senang hati menyiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk pesta malam nanti
Begitu banyak daging sapi dan daging ayam yang tersedia, mungkin para remaja akan menyimpannya untuk besok atau bahkan membaginya untuk para tetangga
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(mengupas bawang) Gue gak nyangka Ayah bohong
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menoleh sekilas) Bohong?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Bohong kenapa? (mencabut bulu ayam)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(bersandar malas) Daging sebanyak ini ternyata Ayah beli sendiri untuk dibagi ke tetangga baru kita
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Yaudah sih, bukannya lo juga biasanya gak masalah kalo berbagi?
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(menatap sengit Bulan) Masalahnya, pasti gue sama Junna yang kerepotan nganterin makanannya
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Ntar gue bantuin, Ayah pasti lagi sibuk banget di bengkel
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(memandang Harun) Kenapa lo gak manggil Om Bagas untuk gabung?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Enam keluarga makan bareng? Apa gak pecah?
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Ajakin Kak Kenzo, Lan
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Udah lama gak ngobrol sama Kak Kenzo
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Lama apanya, nyet? (mendelik)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Bukannya minggu lalu kalian berdua main basket sampe jam enam sore?
Harun Wiranata
Harun Wiranata
(terkekeh) Mana mainnya tiga jam
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
(tersenyum canggung) Masa sih?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Ya iya, lah!
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(tertawa)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Eh, 𝘣𝘺 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘢𝘺, kita jadi panggil orangtua kita gak, nih?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Enam keluarga kecil bersatu menjadi banyak gitu
"Ralat, lima keluarga."
Para remaja tersentak kaget bersamaan kemudian menoleh ke arah tangga dengan cepat
Mendapati Junna dan Fajar menuruni tangga bersama-sama dengan keadaan basah, para remaja kompak bertanya dengan heran
Main Character (8)
Main Character (8)
Kalian ngapain? {-Junna, Reyna, & Jihan}
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersenyum) Nangis bareng
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(menatap lekat Junna) Apa maksud lo dengan lima keluarga?
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
(menepuk bahu Junna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersenyum hambar) Kalian harus berbaik hati sama gue
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Gue anak yatim-piatu sekarang
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menelan kasar saliva) Ma-Maksud lo..
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Sejak kapan? (cemas)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(mengambil bawang) Minggu lalu, tapi Ayah baru dikabarin tadi siang
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(menatap Fajar)
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
(angguk pelan) Setelah tau, Ayah langsung kabarin Junna
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Fajar Prajaya [Ayah Justin]
Lebih baik Junna tau sekarang daripada terlambat
Seisi ruangan langsung senyap. Hanya bunyi kulit bawang berjatuhan saja yang mengisi suara dalam ruangan
Meski terlihat begitu hancur, Junna masih mempertahankan senyumnya agar tidak mengganggu dan mengusik kegiatan malam ini
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(berdiri) Iya, sekarang kita lima keluarga
Justin Prajaya
Justin Prajaya
(menatap sinis Junna) Mau gak mau, lo harus jadi Kakak gue
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap malas Justin) Itu yang gue lakuin sejak lo lahir
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Iya juga, ya.. (gumam)
Justin Prajaya
Justin Prajaya
Pokoknya sekarang lo Keluarga Prajaya, bukan Adiyaksa lagi! (menunjuk kesal Junna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(terkekeh pelan)
Dengan langkah tegap, Harun berjalan mendekati Junna lalu merangkul sahabatnya itu dengan senyum ceria
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Sekarang kita senasib
Ricky Fadhila
Ricky Fadhila
Nah! Yang kayak gini nih harus gue laporin ke Om Bagas! (menunjuk heboh Harun)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(angguk setuju) Ternyata Om Bagas gak dianggap, ya!
Harun Wiranata
Harun Wiranata
Eh? Bercanda aja! (panik)
Para remaja serta Fajar tertawa melihat Harun yang mendadak panik hanya karena candaan ringan yang ia mulai terlebih dahulu
Setelah puas tertawa, tentunya mereka semua harus melanjutkan kegiatan mereka untuk makan bersama nanti malam
_____
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Maksud Papa, rumah besar yang ada bengkel di sebelahnya?
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(menggaruk kepala) [ Kalo gak salah Om itu montir, ya? ]
Timmy Cashandra [Papa Reyna]
Timmy Cashandra [Papa Reyna]
(angguk semangat) Mereka udah baik banget karena sempat bantuin Papa
Timmy Cashandra [Papa Reyna]
Timmy Cashandra [Papa Reyna]
Walaupun belanjaan mereka tadi keliatan banyak, mereka masih berusaha untuk bantuin Papa mungut jeruk yang gak sengaja Papa jatuhin
Helaan nafas yang terdengar berat membuat Jihan melirik Reyna yang sibuk berpikir sembari menatap keranjang berisi jeruk
Sebenarnya Reyna bisa mengangkatnya sendiri, tapi sepertinya terlalu berat jika harus dibawa sendirian ke tempat yang cukup jauh
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menatap Jihan)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Apa? (bingung)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Bantuin (nyengir)
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(mengernyit) Lo tau-
Jelita Nadhifa [Mama Jihan]
Jelita Nadhifa [Mama Jihan]
(menghampiri) Gak ada salahnya, kan, Nak?
Jelita Nadhifa [Mama Jihan]
Jelita Nadhifa [Mama Jihan]
Kamu bisa bersosialisasi dengan tetangga baru kita
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(menatap Jelita) Ma?
Riana Cashandra [Mama Reyna]
Riana Cashandra [Mama Reyna]
(merangkul Jihan) Sekalian, atasi penyakit yang kamu sebut 𝘢𝘯𝘥𝘳𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢 itu
Jihan terdiam, merasa bahwa tidak ada satupun yang akan memihaknya di saat seperti ini
Berujung pasrah, akhirnya Jihan membantu Reyna membawa sekeranjang buah jeruk yang menurutnya tidak terlalu berat
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(menyinisi Reyna) Lo bohong?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(tersenyum lebar) Kalo gue gak bohong, pasti lo gak mau berinteraksi sama para tetangga
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Trauma lo itu harus diatasi, bukan dibiarin
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Lo lupa kenapa lo masuk sekolah campuran padahal lo bisa masuk sekolah khusus putri?
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(mengalihkan pandangan) Itu karena lo bilang ke Mama kalo gue takut sama cowok selain Om Timmy
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(tersenyum nakal) Gue denger dari para tetangga, katanya rumah yang kita tuju sekarang sering rame
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(melirik sekilas Reyna) Rame?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Ada enam remaja, seusia kita kayaknya
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Mereka udah temenan sejak SD dan selalu ngumpul di rumah Om Montir itu
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Para tetangga juga saranin ke gue buat temenan aja sama mereka
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Katanya mereka seru, baik, pinter pula
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Tapi, mereka sahabatan dua cewek empat cowok
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(mengernyit) Kalo lo mau temenan, temenan aja
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Temenan beda gender dan mainnya bareng, lo kira itu bener? (sinis)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Yang penting bukan penyimpangan
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Tapi dosa, Reyna Cashandra
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(menatap tajam Reyna) Dua cewek sama empat cowok? Lo sehat?
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
Lo seharusnya kalo mau temenan sama orang lain, dominan ceweknya, bukan cowok
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menatap malas Jihan) Lo yang punya trauma, kenapa gue yang harus pilih temen?
Jihan Nadhifa
Jihan Nadhifa
(berhenti berjalan) Gue cuma nyaranin yang baik
__________
NovelToon

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!