NovelToon NovelToon

Cantika Cellsia

Part 1

Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Akkhh!!
Cellsia menjerit kesakitan ketika Naomi menarik rambutnya.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Berani-beraninya lo ngirim surat cinta ke Arsenal!
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Lo nggak takut sama gue?!
Naomi semakin menarik rambut Cellsia. Rasanya rambut dan kulit kepala Cellsia akan ikut tercabut karena tarikan Naomi yang begitu kuat.
Cellsia semakin kesakitan, dia memohon kepada Naomi untuk menghentikan cengkraman gadis itu dari rambutnya.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Aku mohon Naomi... Pliss berhenti...
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Aku udah nggak tahan... Aku janji nggak bakal kirim surat lagi ke Arsenal... Aku janji
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Idih! Giliran diginiin lo baru sadar
Marsha memandang jijik Cellsia.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Dasar cewek miskin! Lo pikir Arsenal mau sama lo? Sadar diri dong!
Naraya dengan kesal menginjak tangan Cellsia hingga membuat Cellsia berteriak kesakitan.
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Lo nggak tau ya? Naomi sama Arsenal udah dijodohin dari kecil sama orang tua mereka. Jangan jadi pelakor deh, lo!
Naomi melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Cellsia. Kemudian mengambil tisu basah yang ada di saku seragamnya dan mengelap tangannya.
Naomi tersenyum sinis melihat Cellsia yang menangis sesenggukan.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Gue masih belum puas
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Pegang dia, kita masukin kepalanya ke dalam toilet
Cellsia yang mendengar itu langsung memegang kaki Naomi. Gadis itu bersujud meminta ampun.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Naomi aku mohon jangan masukin kepala aku ke dalam toilet. Aku janji nggak bakal ngelawan lagi... Aku nggak bakal berani kirim surat lagi ke Arsenal
Naomi berdecak, lalu menendang Cellsia membuat gadis itu meringis.
Cellsia memegang hidungnya yang terasa basah. Darah segar keluar dari hidung gadis itu.
Seolah tidak merasa bersalah, Naomi malah tertawa kecil melihat darah keluar dari hidung Cellsia.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Waduhh... Kayaknya hidung si miskin tambah pesek nih...
Naraya dan Marsha tertawa terbahak-bahak.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Cepat tarik dia ke dalam toilet!
Naraya dan Marsha mengangguk. Kedua gadis itu menyeret Cellsia dengan kasar masuk ke dalam salah satu bilik toilet.
Cellsia meronta-ronta, namun Naraya dengan kasar menampar pipinya.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Bisa diam nggak sih!
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Nggak tau nih, nyusahin aja! Lagipula tempat lo kan, emang di situ
Marsha menunjuk toilet, lalu tertawa diikuti dengan Naraya dan Naomi yang juga ikut tertawa.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Pliss... Jangan! Jangan!!
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Mampus lo!
Naomi tersenyum memegang kepala Cellsia, bersiap memasukkannya ke dalam toilet.
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Apa yang sedang kalian lakukan?
Ketiga gadis itu menoleh ke samping, tepat pada seorang gadis berdiri sambil memperhatikan mereka. Kecuali Cellsia dia tidak bisa menggerakkan kepalanya karena cengkraman tangan Naomi di kepalanya sangat kuat.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Cantika?
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Lo ngapain di sini?
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Gue butuh toilet itu
Cantika menunjuk bilik toilet tempat Marsha dan kedua temannya berdiri.
Naomi tersenyum manis. Dia melepaskan cengkraman tangannya dan menarik Cellsia keluar.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Silahkan dipake
Cantika tidak mengatakan apa-apa ketika melihat Cellsia yang tampak berantakan dengan hidung yang berdarah. Gadis berbandana merah muda itu hanya meliriknya sekilas lalu masuk ke dalam bilik toilet.
Naomi dan kedua temannya menunggu dengan sabar.
Tak lama kemudian Cantika keluar. Tanpa mengatakan apa-apa, dia berjalan mencuci tangannya dan keluar dari toilet.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Ayok seret dia lagi!
Naraya dan Marsha kembali menyeret Cellsia ke dalam bilik toilet bekas Cantika tadi.
Cellsia kembali meronta-ronta. Lagi-lagi dia ditampar oleh Naraya, namun kali ini Marsha juga ikut menamparnya.
Naomi tertawa terbahak-bahak bersiap memasukan kepala Cellsia ke dalam toilet.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Naomi hentikan!
Naomi diam membatu melihat Arsenal menatapnya dengan tajam.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Ikut gue sekarang!
***

Part 2

Arsenal Septian
Arsenal Septian
Apa yang lo lakuin ke cewek itu?
Arsenal menatap marah gadis di depannya.
Naomi menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Dia tidak berani menatap Arsenal.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Gu-gue cuman ngasih dia pelajaran
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Pelajaran?
Naomi hanya mengangguk.
Tubuh Naomi bergidik saat Arsenal mengangkat dagunya, lalu mendekatkan wajahnya agar pandangan mereka bertemu.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Gue kan, udah bilang Nao. Gue nggak suka kalau lo kasar sama orang
Naomi terdiam, dia tidak tahan dengan tatapan mata Arsenal yang marah. Rasanya cowok di depannya ini akan langsung melahapnya hidup-hidup.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Ngerti sekarang?
Naomi mengangguk cepat.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Iya Arsenal, gue ngerti kok
Arsenal melepaskan tangannya dari dagu Naomi. Cowok jangkung itu mundur selangkah.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Baiklah sekarang lo boleh keluar. Gue lagi banyak urusan.
Naomi pun berjalan menuju pintu keluar.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Ahh... soal makan malam nanti, kita batalin aja ya
Naomi langsung menghentikan langkahnya. Memutar tubuhnya ke belakang.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Kok gitu sih, sayang?
Naomi berjalan menuju Arsenal yang sedang duduk di meja yang dipenuhi tumpukan map.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Gue nggak mau! Pokoknya makan malamnya harus jadi!
Arsenal hanya menatap Naomi sekilas, lalu membuka laptopnya.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Arsen... Pliss jangan batalin makan malamnya
Sekarang Naomi merangkul lengan Arsenal dengan manja.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Gue udah booking restoran buat kita berdua. Pliss jangan batalin ya...
Arsenal mendengus pelan, menatap Naomi lalu mengangguk.
Naomi kegirangan, gadis itu langsung mencium pipi Arsenal.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Gue tambah cinta sama lo
Setelah mengatakan itu Naomi pun berjalan keluar ruangan OSIS.
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Tapi, kalau sekali lagi gue lihat lo bully cewek tadi, nggak ada kesempatan kedua buat lo Naomi
Naomi yang sudah memegang gagang pintu terdiam, lalu menoleh ke belakang dan tersenyum manis.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Gue nggak bakal ngulang kesalahan yang sama kok
Arsenal Septian
Arsenal Septian
Satu lagi, jangan cium gue tiba-tiba. Walau kita udah dijodohin tapi gue nggak suka disentuh-sentuh tanpa seizin gue
Naomi tidak menjawab, gadis itu langsung keluar ruangan OSIS dengan kesal.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Kenapa muka lo kusut gitu?
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Pasti habis dimarahin sama Arsenal
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Ini semua gara-gara cewek miskin itu!
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Enggak, bukan dia
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Lo belain si miskin?
Naomi menatap Marsha dengan tajam.
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Dengarin penjelasan gue dulu. Kita nggak bakal ketahuan kalau nggak ada yang lapor
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Emang siapa yang mau ngelaporin kita? Di sekolah ini nggak ada yang berani sama Naomi
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Heii... Kata siapa? Lo jangan lupain Cantika. Pasti dia yang laporin kita ke Arsenal
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Benar juga, tadi dia ada di toilet pas kita lagi ngasih pelajaran ke si miskin
Naomi berdecak kesal, lalu menarik lengan kedua temannya untuk mengikutinya.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Kita mau ke mana?
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Ketemu Cantika
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Eh, lo yang benar dong. Bisa tambah apes kita kalau nyari masalah sama dia
Naomi Buanari
Naomi Buanari
udah ikut aja
***
XII IPA 1
Suasana kelas sedang sepi, hanya ada beberapa orang di dalam termasuk Cantika.
Gadis cantik itu sedang mengulang pelajaran minggu lalu.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Cantika, gue mau bicara sama lo
Cantika menatap Naomi sekilas, lalu kembali melihat bukunya.
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Silahkan
Naomi mencoba menahan emosinya karena gadis yang sedang duduk di depannya ini seolah tidak memperdulikannya.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Lo yang ngasih tau Arsen kalau gue ngebully si miskin di toilet tadi?
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Iya
Naomi langsung menggebrak meja Cantika membuat si empunya terkejut.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Maksud lo apa ngasih tau Arsen hah?!
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Weehh... Naomi tenang dulu
Naraya memegang lengan Naomi. Takut-takut jangan sampai Naomi tiba-tiba menampar Cantika.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Lo ingat kan, kita nggak boleh nyari gara-gara sama Cantika
Marsha sudah gelisah. Sesekali gadis itu melihat ke pintu kelas, berjaga-jaga ketika cowok yang biasanya di dekat Cantika tiba-tiba datang.
Cantika berdiri dari kursinya, menatap Naomi dengan wajah angkuh.
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Emang kenapa? Lo nggak terima gue laporin?
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Sialan lo!
Naomi mendorong Naraya yang terus menghalanginya. Dia berniat memberikan pelajaran pada Cantika.
Sementara itu, Marsha terkejut melihat seorang cowok jangkung baru saja masuk ke dalam kelas. Cowok itu langsung memberi tatapan tajam pada mereka.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Minggir lo Nar!
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Lo harus diberi pelajaran, Cantika. Jangan pikir gue takut sama lo!
Naomi melayangkan tangannya ke wajah Cantika. Tiba-tiba tangannya berhenti di udara.
Sedetik kemudian Naomi meringis kesakitan karena cengkraman seorang cowok pada tangannya yang begitu kuat. Seakan cowok itu akan mematahkan tulangnya.
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Sial, Gevan muncul
Gevan menatap ketiga gadis yang berniat cari masalah pada Cantika.
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Ngapain kalian di sini? Cari mati?
***

Part 3

Gevan Narendra
Gevan Narendra
Ngapain kalian di sini? Cari mati?
Naomi menatap Gevan dengan geram. Dia berusaha melepaskan cengkraman tangan Gevan, namun sayangnya cengkraman tangan cowok itu semakin kuat seiring dengan Naomi berusaha melepasnya.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Aakhh!! Lo mau matahin tangan gue?!
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Iyaa
Gevan tersenyum tipis.
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Lo hampir nyelakain Cantika. Sekarang lo harus dapat hukuman dari gue
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Berani-beraninya lo sama gue!
Naomi hampir frustasi mencoba melepaskan tangannya dari tangan kekar Gevan.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
LEPASIN GEVANN!!!
Semakin Naomi meneriakinya, semakin kuat juga cengkraman tangan Gevan.
Cowok itu hanya tersenyum menikmati gadis di depannya yang tantrum.
Beberapa murid yang ada dalam kelas memperhatikan mereka, apalagi ketika Naomi berteriak.
Mereka penasaran apa yang membuat 'pacar' dari ketua OSIS itu tiba-tiba mendatangi Cantika.
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Lepasin aja Van
Cantika mulai kesal dengan Naomi yang tantrum.
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Okay
Gevan langsung melepaskan tangan Naomi.
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Pergi sekarang atau gue benaran patahin tulang lo
Naomi menatap sinis Gevan lalu keluar kelas diikuti dengan Naraya dan Marsha.
Setelah kepergian Naomi dan kedua temannya, Gevan duduk di samping Cantika.
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Lo baik-baik aja kan?
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Iya
Gevan memperhatikan Cantika yang sibuk belajar. Dia pun mengeluarkan sebungkus roti dan memberikannya pada Cantika.
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Ini buat lo
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Gue lagi diet Van
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Diet apanya, lo belum makan dari semalam
Gevan Narendra
Gevan Narendra
Daripada sakit, mending makan
Gevan membuka bungkus roti coklat itu dan langsung memasukkan ke dalam mulut Cantika.
Cantikan menatap Gevan dengan kesal. Dia mengigit roti itu sambil bergumam.
Cantika Angelita Nawangsari
Cantika Angelita Nawangsari
Sialan
Gevan tersenyum kecil menatap Cantika yang sedang mengunyah roti pemberiannya.
***
Cellsia baru saja keluar dari UKS. Dengan langkah pincang berjalan menuju kelasnya.
Saat melewati sebuah kaca dia terdiam menatap pantulan dirinya.
Sosok gadis dengan rambut kusut terurai dan poni yang hampir menutupi matanya. Kulit yang kering penuh banyak bekas luka, seragam sekolah yang kotor dan sepatu yang sudah robek. Itulah dia, Cellsia Radestin.
Cellsia menangis meratapi betapa buruknya hidupnya.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Hiks... Udah yatim piatu, miskin lagi... Hiks... Hiks... Emang nggak ada yang bisa dibanggain sama aku
Cellsia mengelap air matanya kasar.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Aku emang harusnya tau diri. Harusnya aku nggak coba-coba buat ngedekatin Arsenal
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Cewek miskin kayak aku nggak bakal bisa dapatin cowok yang sempurna
Cellsia kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
***
XII IPS 10
Baru saja memasuki kelasnya Cellsia terkejut karena teman-temannya melemparinya dengan kertas
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Wuuu... Dasar miskin!
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Berani-beraninya si miskin ngedekatin Ketua OSIS. Minimal ngaca!
Cellsia terkejut melihat Naraya dan Marsha yang ada di kelasnya.
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Ayok semua, lemparin dia dengan sampah!!
Teman-teman kelas Cellsia pun melemparinya dengan sampah, bahkan ada yang dengan sengaja melempari Cellsia dengan bola basket.
Bola basket itu sampai mengenai kepala Cellsia, membuat gadis itu langsung terjatuh.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Aduh!
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Semuanya! Ayo berdiri kita kelilingi si miskin sambil teriakin dia!
Teman-teman Cellsia berdiri, dan membentuk lingkaran dengan Cellsia di tengahnya.
Mereka mengolok-olok Cellsia dengan sebutan "miskin" dan "yatim piatu".
Naraya Rachella
Naraya Rachella
Miskin! Miskin!
Marsha Gitania
Marsha Gitania
Yatim piatu! Yatim piatu!
Cellsia hanya bisa pasrah dan mendengar teman-teman sekelasnya mengolok-oloknya.
Disudut ruangan Naomi tersenyum puas sambil memegang tangannya yang di perban.
Naomi Buanari
Naomi Buanari
Rasain lo! Ini hukuman karena lo udah berani buat rebut milik gue
***
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Aku mau mati aja!
Kini Cellsia sedang berdiri di ujung roof top sekolahnya. Dia merentangkan kedua tangannya dan menutup mata.
Cellsia Radestin
Cellsia Radestin
Aaaaa!!!
***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!