NovelToon NovelToon

Cinta Dokter Al & Bee

Bab 1 Al Melihat Kebun

Al baru saja masuk ke area kebun obat yang berada di tanah yang ia beli 6 tahun yang lalu. Yang di rawat oleh kakek dan Goldi sepupunya. Yang kini sudah tumbuh dengan baik. Apalagi di sekelilingnya sudah di tutupi pohon apel lokal yang tumbuh lebat.

" Alhamdulilah, pasti anak anak akan senang jika melihat kebun obat ini," batin Al yang kini menjadi papi dari 4 anak. Yang mulai bersekolah di sekolah dasar. Dan si bungsu Albi , Sudah sekolah di TK kecil.

" Kau sudah melihatnya bro?" tanya Goldi mengejutkan Al.

" Kau ini, kenapa muncul tiba tiba. Dari mana saja?" kata Al menatap sepupunya itu Yang terlihat dengan baju yang kotor.

" Tuh habis menaruh para kelinci kakak ipar mu. Bikin susah saja mereka, Karna perkembang biakannya sangat cepat ," kata Goldi mendengus kesal.

" Hahaha....itu tugas mu bro, tapi otak kelinci itu bagus di makan untuk wanita mandul yang ingin cepat punya anak. Begitu juga dengan daging kelinci. Yang di masak jadi sop, untuk jadi penyubur kandungan," kata Al

" Ck teori ," jawab Goldi

" Tidak percaya coba saja suruh istrimu itu makan sop kelinci tiap hari. Aku yakin dia akan cepat hamil lagi," kata Al tersenyum.

" Tahu ah, ayo kesana !! Aku akan tunjukan pesanan daun kare yang sudah kau pesan. Sekarang mereka sudah tumbuh subur," kata Goldi berjalan lebih dulu kearah barat kebun milik Al

" Oh ya itu bagus, selain untuk bumbu masak daun kare juga bagus mengobati mata yang kena katarak," kata Al yang berjalan di belakang Goldi.

" Ya kita lihat nanti, kau harus buat penelitiannya dulu. Agar kita bisa menjual nya dan juga membudidayakannya. Karna daun kare itu juga sering di buat kripik oleh para karyawan kita," kata Goldi.

" Oh ya, itu cemilan sehat. Bagus untuk kesehatan. Apalagi di padu dengan daun murbei. Tapi sekarang di sini sangat langka tumbuhnya. Padahal di china. Daun Murbei sudah di budidayakan menjadi matcha. Bahkan buahnya mengandung antioksidan tinggi. Yang baik untuk kolagen dan bisa di jual. Kau tahu di australian. Banyak petani buah yang membudidayakan buah murbei," kata Al seraya melirik Goldi.

" Ya aku tahu, maklum orang indonesia masih miskin. Jadi belum ada petani, yang berani memakai cara modern. Karna tidak punya modal bro. Lihat saja petani kita di daerah sini. Jangankan di pinjami modal. Pemerintah saja tidak perduli," kata Goldi.

" Ya kapan kapan kita bikinkan bank kecil Gol, Biar bisa membantu mereka. Kita beri mereka bunga 2 persen. Bunganya nanti bisa di kumpulkan untuk kegiatan amal bagaimana?" kata Al.

" Kau yakin Al, mentang mentang banyak duit. Tapi, apa kau tidak takut. Jika uang mu itu akan habis nanti. Kadang masyarakat kita disini banyak yang susah di tagih. Saat waktu pengembalian uang.

" Itu sih tergantung cara kita memastikan jaminannya Gol, kalo mereka ngak mau bayar. Kita sita saja tanahnya. Karna harus ada jaminan dulu untuk meminjam uang kan?" kata Al tersenyum.

" Tahu ah, terserah kau saja. Susah memang bicara sama orang pintar. Terlalu banyak akal Beda sama aku, yang hanya bisa pake otot," kata Goldi balas tersenyum.

" Hei ...apa kau tersinggung, sorry bro " kata Al

" Tidak Al, aku hanya heran saja dengan pemikiran mu yang terlalu perduli dengan orang lain," kata Goldi. Yang tahu Al cukup dermawan pada keluarganya. Ditambah Al juga tidak pernah perhitungan dengan semua keperluan keluarganya. Walaupun Goldi dan kakeknya butuh banyak uang.

*************

Disisi lain, Bee sedang sibuk di meja kerjanya. Kini Bee sudah mulai sibuk kembali bekerja dirumah sakit. Setelah Bee bisa mengatur waktunya untuk anak anaknya.

" Bu ,saya pulang duluan ya," kata asisten Bee pamit.

" Ya hati hati, sebentar lagi aku juga akan pulang," kata Bee merapikan semua berkas di mejanya. Lalu bersiap siap untuk pulang ke rumah.

" Huh....pasti anak anak sudah menunggu ku di rumah," kata Bee. Lalu setelah semuanya rapi. Bee pun cepat meraih tasnya. Dan cepat keluar sambil mengunci pintu ruangannya. Lalu berjalan cepat menuju lorong rumah sakit, menuju parkiran mobil.

Sedangkan dirumah Bee. Terlihat gadis kecil cantik. Sedang sibuk menggambar di ruang tengah. Sampai seorang pelayan datang menghampirinya.

" Non Aura , ini susu dan cemilannya ya," kata pelayan yang datang membawa nampan.

" Ya bi terimakasih, nanti Aura minum. Kemana Bian dan Brian?" tanya Aura.

" Mungkin lagi di taman non, sama de Albi juga ," jawab si pelayan.

" Ya sudah non, kalo begitu bibi kembali kedapur dulu ya," kata pelayan.

" Ya bi," kata Aura. Yang masih mewarnai karyanya untuk di kumpulkan besok pagi. Karna ia sedang mengikuti lomba mewarnai di sekolahnya.

" Sore sayang, kok sendirian sih. Mana saudara Aura yang lain?" kata Bee yang baru saja masuk ruma

" Hai mi, mereka lagi di taman ," jawab Aura tersenyum pada Bee.

" Ya sudah, mami mandi dulu ya. Setelah itu kita ngumpul di sini," kata Bee melangkah bergegas masuk kamar. Untuk membersih kan dirinya. Agar bisa bermain bersama anak anak nya. Karena Al belum pulang dari jakarta.

" Ok mi, Ara tunggu," jawab Aura tanpa menoleh. Karna hanya fokus pada gambarnya.

*************

Selesai mandi dan berpakaian. Bee pun langsung menelpon suaminya. Karena sudah seharian ini. Al belum menghubunginya.

" Hallo Al, gimana kabar disana. Kapan pulang?" kata Bee. Saat Al sudah menerima panggilan. Lalu mengubah mode vidio call

" Hai....maafkan aku ya sayang, tadi aku lagi melihat lihat kebun. Mungkin besok lusa, aku sudah pulang." kata Al tersenyum pada istrinya. Yang terlihat sangat cantik setelah selesai mandi.

" Ya...tapi jangan lama lama disana. Tiga jagoan mu itu selalu menanyakan mu Al. Apalagi Albi, dia selalu merengek minta di ajak untuk menyusul kesana," kata Bee.

" Hehehe... ya, mana mereka. Biar aku bicara pada mereka.," kata Al.

" Ya bentar, aku akan cari mereka di taman belakang. Karna hanya putri kecil mu saja yang berada di ruang tengah," lapor Bee melangkah keluar, sambil bicara dengan Al

" Apa Albi rewel Bee?" kata Al.

" Tidak juga, di sana lagi musim apa? Apa kau akan membangun rumah sakit disana. Apa tidak bisa di tunda dulu. Karna yang di sini masih ada masalah di lab?" kata Bee.

" Untuk masalah itu, akan aku pikirkan dulu Bee. Tidak dalam waktu dekat juga Bee. Kita juga harus melihat situasinya, dulu" kata Al Yang lalu menjelaskan semua alasannya. Untuk membangun rumah sakit sendiri di Surabaya.

" Ya aku gerti, nanti ....

" Papi ....ini Albi...cepat pulang!!" teriak bocah kecil yang langsung menarik narik tangan Bee. Sehingga Bee hanya bisa tersenyum. Ketika putra bungsunya itu menarik narik tangannya. Karna mendengar suara Al di gawai Bee.

" Bentar sayang, ayo duduk di situ. Biar bisa bicara sama papi," kata Bee. Membawa Albi duduk di kursi taman.

" Mi...kapan papi pulang, Bian kangen sama papi. Kenapa tiap tahun papi harus pulang ke indonesia sih," kata Bian yang berlari mendekati Bee dan Albi.

" Sama Albi juga kak, kenapa papi ngak ajak kita kesana?" kata Albi bertanya.

" Papi bukan liburan. Tapi untuk bekerja, sekalian melihat kebun dan tanaman obat de ," Jelas Al menatap nanar. Wajah putra bungsunya itu. Yang terlihat jelas di layar gawainya.

" Hah.... ada kebun!!, Albi mau ikut pi. Albi mau tangkap kelinci ," kata Albi berteriak nyaring.

" Hush....ngak pake teriak de, Budek nih kuping abang," kata Brian yang tiba tiba muncul.

" Abang... bikin kaget saja !!" kata Albi Membuat Bee tersenyum. Karena Brian memang sengaja mengerjai adik bungsunya itu.

" Hahaha...kaget kan," kata Bian tertawa geli. Sebab ade bungsunya memang suka latah jika di kageti.

Bab 2 Bercanda

Sedangkan Bee hanya mengelengkan kepalanya. Ketika melihat kelakuan anak anaknya itu.

" Brian jangan suka ngerjain ade. Ayo masuk ngobrol sama papi di dalam saja," kata Bee

" Abang Brian ngak usah ngomong sama papi. Biar ade saja mi," kata Albi sambil manyun. Lalu berjalan cepat masuk kedalam rumah.

" Ade Albi pelit. Nanti malam juga abang bisa telp papi" jawab Brian santai. Yang ikut masuk di susul oleh Bian dan Bee.

" Sudah ngak pake ribut, bergantian ya de," kata Bee membujuk anak bungsunya itu.

Sedangkan Al yang mendengar perdebatan anak anaknya itu hanya tersenyum. Apalagi saat melihat raut wajah Albi yang sengaja di buat manyun.

" Itu mulut ade Albi kenapa? Kaya habis di gigit tawon ya?" tanya Al tersenyum.

" Bang Brian itu lho pi, suka jahil sama ade. Apalagi kalo lagi main," adu Albi.

" Dih ...mulut ember. Serasa jadi korban sendiri. Mana ada pi, ade juga usil kok," kata Brian tak mau kalah. Yang hanya tersenyum dan duduk di sofa. Sambil melipat kedua tangannya di dada.

" Papi harus cepat pulang, biar tuh para arjuna ngak pada ribut. Pusing Ara lihatnya. Mereka selalu tidak mau mengalah," kata Aura ikut bicara. Sembari merapikan buku bukunya di meja.

" Hehehe....tuh Al , lihat anak anak mu. Cepat pulang ya. Apa kamu tega lihat mereka bikin aku repot. Mereka selalu saja bikin ulah di rumah. Sampe putri kesayangan mu itu ikut pusing melihat ketiga jagoanmu itu. Ngak yang besar dan kecil sama saja, semua pada usil," kata Bee tersenyum.

" Ya...papi akan cepat pulang. Kalian bertiga jangan nakal sama mami ya. Besok lusa setelah papi pulang. Kita akan main ke time zona," kata Al

" Hore...., mau pi. Asyik ....Albi sayang papi" teriak Albi senang. Sedangkan Bian dan Brian hanya saling pandang. Tidak dengan Aura yang hanya mengelengkan kepalanya.

" Astaga, ya sudah telp nya nanti lagi ya de. Kita harus siap siap sholat. Ayo masuk kamar. Al sudah dulu ya, Nanti lagi kita sambung," kata Bee yang tersenyum pada Al, memberi kode untuknya menutup pembicaraan.

" Ya bee. anak anak, kalian sholat dulu ya sama mami. Papi juga mau mandi" kata Al. Yang selalu mengajarkan anak anaknya untuk taat beribadah.

" Ya pi dah, kiss dan hug for you," kata Albi memberikan tanda kiss pada sang papi.

" Lebay " kata Aura. Sambil melangkah pergi. Lalu meninggalkan ruang tengah menuju ruang sholat.

" Biasa, merasa dia yang paling kecil. Jadi dia selalu minta di perhatikan," kata Brian ikut menyindir

Sedangkan Bian hanya diam. Begitu juga dengan Bee. Yang sudah biasa mendengar kan sindiran dan ocehan sumbang dari anak anaknya. Namun ia bisa mengerti. Karena begitulah, jika menghadapi macam macam polah anak. Yang punya karakter berbeda

Bee sendiri tidak ambil pusing jika anak anaknya itu. Berbuat usil pada saudaranya. Karna itu mengembangkan sifat ingin tahu mereka. Karena itu juga baik untuk perkembangan motorik kecerdasan anak. Namun Bee tetap mengarahkan mereka. Agar tetap tidak berlebihan. Supaya tidak menjadi kebiasaan bagi anak anaknya. Untuk mengusili orang lain. Sehingga mereka tetap harus berhati hati dalam bercanda atau berbuat usil pada siapapun. Supaya tidak menyinggung orang lain Atau membuat orang lain marah pada mereka.

*************

Di tempat lain. Al tersenyum sambil duduk menatap teras rumah. Saat melihat Gala berlari pulang menuju ke arahnya.

" Om ....Gala dapat ikan" teriak Gala senang

" Gala dari mana?" tanya Al pada putra Goldi dan Ataya.

" Biasa main di sungai Al, tuh anak jika tidak di ingatkan. Pasti betah bermain di lumpur," kata Goldi yang naik ke teras.

" Gala kan hanya bermain pah," kata Gala

" Tapi tidak sampai main di sungai juga de, kalo tengelam dan hanyut. Emang ada yang lihat. Cukup bermain di kebun saja. Papah takut kalian pada hilang di makan ular," kata Goldi menakuti Gala.

" Ih papah, kan bisa di pukul pake kayu," kata Gala.

" Mana sempat de, jika sudah di patuk. Kamu lihat sendirikan. Kadang ular juga sering makan kelinci dan ayam mamah mu di kebun," kata Goldi mengingatkan Gala. Membuat Al yang mendengarnya. Hanya tersenyum tipis.

" Lagian papah sendiri jarang ngajak Gala pergi pergi. Masa main di kebun terus ksn Gala bosan," protes Gala

" Aish kau ini, apa tidak puas sudah bermain di sekolah. Ade itu harusnya bersyukur, karna masih bisa bermain. Kalo papah kurung bagaimana?" kata Goldi mengancam.

" Papah kok gitu," kata Gala langsung cemberut. Lalu melangkah mendekati Al yang duduk di sofa. Untuk mencari pembelaan.

" Jangan di bela Al, nanti kebiasaan," kata Goldi.

" Ngak....akan bro, oh ya kapan Gala libur sekolah?" tanya Al

" Dua bulan lagi om, apa om mau ajak Gala jalan jalan?" tanya Gala terlihat sedih.

" Tidak...tapi om mau ajak Gala ke Amerika mau ?" tanya Al. Yang membuat Gala membelalakkan matanya.

" Mau om, bertemu sama Bian dan Brian juga ade Aura kan?" kata Gala terlihat sangat senang.

" Ya tapi menunggu liburan ya, nanti om belikan tiket pp untuk Gala," kata Al

" Asyik ... kaya home alone dong om. Gala berani kok om berangkat sendiri. Biar seru petualangannya," kata Gala sumringah.

" Ck...gaya mu nak, umur baru 6 tahun sudah sok dewasa. Tetap akan diantar papah dan mamah," kata Goldi yang juga lama tidak ke Amerika. Karna hanya sibuk mengurus kebun Al.

" Ya itu juga ide bagus Gold, biar Gala bisa liburan sama papah dan mamahnya juga. Katanya bosan , jika liburan di rumah melulu. Liburan ke sana untuk menambah pengalaman Gala" kata Al tersenyum. Sambil mengusap kepala keponakannya itu

" Betul itu om, masalahnya papah orang nya kaku. Masa Gala harus tinggal dirumah terus. Gala kan anak laki laki, bukan anak perempuan. Perlu juga bertualang seperti bolang," kata Gala. Membuat sang papah mendelikkan matanya pada Gala.

" Hahaha......kau ini, papah mu itu. Tidak bermaksud mengurung dan membatasi mu Gal, papah mu itu hanya khawatir saja. Karna Gala itu masih kecil. Tapi papah mu lupa. Jika Gala itu sudah besar, dan juga perlu bereksplorasi. Bukan begitu Gold? Dulu papah mu itu seorang jagoan loe de" kata Al yang tahu Goldi seorang prajurit pilihan.

" Masa sih om?" kata Gala tak percaya.

" Iya lah, papah saja yang ngak mau pamer sama ade. Yang suka mewek kalo lihat ulat," sindir Goldi.

" Ih itu dulu pah, sekarang ngak lagi," kata Gala membela diri. Membuat Al langsung terkekeh mendengar perdebatan anak dan ayahnya itu.

" Sudah, Gala mandi sekarang nak. Mamah mau menyiapkan meja makan. Gold , tolong angkat buah Alpukat yang dibelakang sana. Itu untuk oleh oleh Bee," kata Ataya yang muncul. Sambil membawa jemuran kering keruang pakaian.

" Ya mah" kata Gala yang lalu cepat bangkit dan berlari ke ruang belakang.

" Siap nyonya," kata Goldi beranjak dari tempat duduknya

" Apa perlu di bantu?" kata Al

" Tidak Al, kau disini saja. Bakal ada tamu yang ingin datang bertemu dengan mu" kata Ataya sedikit keras, berteriak dari kamar.

" Hah siapa??" kata Al kaget. Karena tidak merasa punya janji dengan siapa pun.

Bab 3 Teman Lama.

Al yang bingung hanya diam duduk santai. Menunggu tamu yang akan datang. Karna Al berpikir, itu hanya pasien yang pastinya hanya ingin berobat padanya.

Sedangkan Goldi yang sudah selesai dari belakang. Langsung menemui Al yang masih betah duduk di ruang depan.

" Masih belum datang?" tanya Goldi

" Memang siapa?" tanya Al balik bertanya.

" Teman loe Al, Iwan dia tadi nelpon gue mau mampir. Mumpung loe disini. Karna dia ada urusan disini dua hari" kata Goldi

" Astaga, aku lupa. Harusnya aku yang ke hotelnya," kata Al menepuk jidatnya. Karna ia baru ingat. Dua hari yang lalu, sebelum ke Surabaya Iwan ingin bertemu Al. Karna sewaktu di jakarta. Al tidak sempat bertemu, karna memburu waktu. Ingin cepat menuju Surabaya. Untuk melihat kakeknya.

" Biasa Gold, dia sudah pikun. Sama iparnya saja lupa," kata Iwan yang muncul dari pintu depan. " Assalamualaikum" kata Iwan langsung masuk.

" Walaikumsalam, sorry banget bro aku lupa," kata Al beranjak untuk menyambut sahabatnya itu. Yang juga sekaligus iparnya.

" Biasa bos besar, banyak lupanya," kata Iwan sembari merangkul Al. Lalu mereka pun kembali duduk.

" Mana istri dan anak loe. Apa mereka ngak dibawa pulang kesini?" tanya Al

" Mereka tidak bisa ikut, karna Sandi lagi demam. Tapi sudah mendingan setelah dua hari ini " jelas Iwan.

" Yah mudahan saja Sandi cepat sehat. Biasa wan, Itu tandanya anak kita mau tambah pintar dan dewasa," kata Goldi yang ikutan duduk di sebelah Al.

" Ya , proses pendewasaan," kata Al.

Tanpa banyak tanya, Iwan pun langsung melaporkan urusan bisnis bengkel dan lahan perkebunan Al yang ada di kalimatan. Yang selama ini memang di tangani oleh Iwan dan Goldi. Karna Al selalu memantau semua perkembangan bisnisnya. Yang kini sudah mulai berjalan. Dan Iwan pun tidak lalai dengan tugasnya. Walau pun kini ia sudah menjadi bagian dari keluarga Al.

***********

Dua hari berlalu. Di rumah sakit Deni dan Lia baru saja selesai mengurusi para pasien. Setelah itu keduanya pun kembali keruangan istirahat. Untuk istirahat sebentar, sebelum jam kunjung belum di mulai.

" Apa Bee akan datang hari ini Den ?" tanya Billy. Saat melihat pasangan itu hendak masuk ruang Deni.

" Sepertinya begitu, tapi agak siangan Bill. tadi Bee bilang, dia mau mengantar anak anaknya dulu ke sekolah. Sebab pak Ali sedang sakit," Jawab Deni.

" Baiklah terimakasih infonya, lalu kapan bos kita pulang?" tanya Bill lagi.

" Nanti kau tanyakan saja pada Bee, dia kan istrinya. Pastinya dia tahu kapan Al pulang," kata Deni.

" Ok thanks," kata Bill, sembari melangkah meninggalkan Deni dan Lia. Sedangkan Deni dan Lia hanya saling pandang. Sambil membuka pintu dan masuk keruangan kerja mereka

Sedangkan di tempat lain Bee sedang menyetir mobilnya. Menuju sekolah anak anaknya. Di kursi belakang Bian dan Aura duduk tenang. Sedangkan Brian menemani maminya di sisi Bee.

" Mi...apa papi jadi pulang siang ini?" tanya Brian. Sembari menoleh pada Bee.

" Kita lihat nanti, mungkin papi kalian masih dalam perjalanan," jawab Bee yang tahu, jika penerbangan selalu tidak tepat waktu.

" Nanti jika mami belum sempat jemput kalian, saat pulang sekolah. Pulangnya ikut kak Alin saja ya. Biar paman Rasyid, yang mengantar kalian pulang. Atau istirahat dulu di rumah opa dan oma. Nanti jika mami sudah pulang, mami akan jemput kalian disana," kata Bee. Takut ia terlambat menjemput anak anaknya.

" Ya mi, berarti Ara boleh main sama kak Alin kan. Apa bibi Sasi bikin puding coklat hari ini ya?" kata Aura yang sangat suka puding buatan bibinya.

" Ya kan ade bisa nanya kak Alin," kata Bee. Sembari melihat wajah Aura dari kaca spion. Karna putrinya itu sangat hobby nyemil sambil belajar. Sehingga sampai lupa waktu.

" Dih, apa di otak ade hanya ada makanan. Sekali kali harusnya ade, ikut main game bersama kita," kata Bian.

" Malas, ngak asyik. Karna kalian main perang perangan. Mending main boneka sama kak Alin," kata Aura cuek.

" Biasa Bi, Ade kan anak perempuan. Hobby nya cuma makan dan belanja. Sama seperti kebanyakan teman kita di sekolah," kata Brian ikut menimpali.

" Biarin, kan ade tidak merugikan kalian kak. orang Ara juga tidak menganggu kalian. Lagi pula Ara belanja pake uang jajan Ara sendiri, ya kan mi" kata Aura protes.

" Iya, yang penting kalian tetap rukun. Saling menjaga satu sama lain. Kalo untuk masalah hobby. Itu terserah kalian saja.Tapi ingat Bian dan Brian harus ingat waktu, jika sudah bermain game. Lihat de Albi. Ade kalian itu, sudah bisa mengatur jam bermain dan tidur nya. Agar tidak lelah dan capek mata," kata Bee fokus pada jalan.

" Ya mi, nanti kami tidur di kamar mami saja ya," kata Aura lagi.

" Ya," kata Bee yang membiarkan kamar tidurnya. Menjadi markas anak anaknya saat kerumah orang tuanya. Karna itu tempat ternyaman bagi mereka berempat.

Sedangkan pagi ini Albi di antar pelayan nya ke sekolah TK. Karna memang sekolah Albi berbeda arah. Albi memilih sekolah yang dekat dengan komplek perumahan mereka. Karena tempat itu sekolah negeri dan sederhana. Bukan sekolah mahal, seperti sekolah trio kembar.

" Den, sudah ya mba tinggal pulang. Den Albi bilang Mrs Hellen jika mau di jemput pulang nanti ya," kata mba Tari.

" Ya mba, dah. hati hati," kata Albi yang berlari meninggalkan mba Tari untuk masuk ke kelasnya.

" Morning Albi tampan, kok ngak diantar mami " tegur seorang teman Albi. Saat ia akan masuk ke kelas.

" Mami ku sibuk, jadi tidak sempat," kata Albi santai. Melangkah gontai ke dalam kelas yang membuat teman temannya saling berbisik. Sambil memperhatikan pria tampan imut itu.

" Ih dia pede banget sih," bisik teman perempuan Albi pelan.

" Biasa, katanya mami dan papinya dokter. Tapi kenapa tidak sekolah di swasta saja. Kok malah sekolah disini," kata teman gadis Albi lainnya.

Sedangkan Albi yang tahu di bicarakan teman temannya. Hanya cuek dan diam. Karna ia memang berbeda dengan ketiga kakaknya. Albi cukup pendiam di sekolah dan terlihat sangat cuek. Namun di rumah Albi sangat aktif dan periang. Bahkan ia juga terbilang usil pada kakak kakaknya.

" Dasar gadis gadis tukang gosip," batin Albi melirik teman teman perempuannya itu. Membuat Mrs Hellen yang baru masuk kelas. Langsung tersenyum manis. Setiap kali memperhatikan murid terpintar di sekolahnya itu.

" Hei ayo semuanya masuk, tumben hari ini Albi sudah duduk duluan," sapa Mrs Hellen pada Albi. Sembari mengandeng murid murid perempuan.

" Morning miss, tugas Albi sudah selesai lebih cepat. Jadi Albi tidak datang terlambat hari ini," jawab Albi tersenyum.

" Bagus lah, ayo anak anak duduk yang rapi. Kita akan mulai belajar," kata Mrs Hellen yang mulai memeriksa murid muridnya.

Disisi lain seorang pria tersenyum. Saat memperhatikan putra bungsunya itu baik baik saja. Hari ini Al datang lebih cepat, dan saat tiba di depan rumah. Al melihat Albi sedang di antar oleh pelayannya ke sekolah Lalu Al pun langsung mengikuti Albi dari kejauhan.

" Tuan Al, apa sedang mengantar Albi ?" tanya kepala sekolah. Saat melihat Al berdiri di depan pagar.

" Oh Mrs Jane, ya saya sedang mengantar Albi," jawab Al tergagap, karna ia ketahuan memperhatikan putranya itu.

" Baiklah tuan, saya masuk dulu. Karena ini sudah jam belajar," kata Mrs Jane.

" Ya silahkan," kata Al tersenyum. Lalu berbalik badan untuk kembali pulang.

" Al ..."panggil seseorang.

" Hah...." kata Al menghentikan langkahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!