Li Mei wanita 25 tahun belum menikah berasal dari dunia abad 21, mempunyai pekerjaan sebagai dokter modern, dokter tradisional, ahli beladiri, hobi masak dan mempunyai beberapa bisnis yang ia rintis sejak masih sekolah menengah pertama. Li Mei adalah wanita karir yang baik hati, kaya dan terkenal. Sejak usia 10 tahun, Li Mei menjadi yatim piatu karena ditinggal kedua orang tuanya yang kecelakaan pesawat terbang. Saat itu, Li Mei di asuh oleh Pamannya Li Hao.
Li Mei disibukkan dengan operasi yang membutuhkan waktu hingga 5 jam dan selesai pada pukul 11 malam. Li Mei ingin segera beristirahat, akhirnya pulang dengan mengendarai mobil kesayangannya. Namun naas, di perjalanan ia mulai mengantuk mulai melawan arah, dan di arah lain ada truk yang berbunyi keras mengagetkan Li Mei sehingga ia banting setir dan menabrak pohon besar sehingga ia terluka dan kaki nya terjepit. Li Mei yang saat ini merasakan sakit di sekujur tubuhnya, akhirnya menutup mata.
Li Mei terbangun mendengar suara tangis anak kecil dan wanita memanggil nama nya. Li Mei membuka matanya dan melihat dua orang anak, laki-laki usia 10 tahun dan anak perempuan usia 8 tahun serta ibu paruh baya kira-kira usia 30an.
"Mei'er kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu? Maafkan Ibu nak, tidak dapat menjagamu sehingga kamu jatuh dari gunung dan kepala mu terbentur batu nak. Hiks Hiks"
Suara tangis terdengar di dalam ruangan tersebut, hingga akhirnya ada kilasan film memenuhi kepala Li Mei yang dibalut kain sehingga ia berteriak kesakitan dan akhirnya pingsan kembali.
Ibu dan saudara Li Mei panik, sehingga ia memanggil suami nya berlari ke ladang untuk memanggil tabib. Tuan Li yang melihat wajah panik istri nya, segera menghampiri nya dan setelah tau, ia berlari memanggil tabib. Setengah jam kemudian, tabib yang dipanggil datang dan memeriksa Li Mei.
"Ia tak apa, hanya lelah baru sadar. Sebentar lagi pasti bangun, ini resep pemulihan silahkan di beli, rebus dan nanti diberikan pada Li Mei setelah sadar" ucap Tabib Hong sambil memberikan kertas resep obat.
"Terimakasih Tabib Hong" ucap Tuan Li sambil menyodorkan uang 1 perak nya dan mengantarkan nya kembali.
Beberapa jam kemudian, Li Mei bangun dengan linglung. Ia akhirnya sadar kalau telah melintasi waktu di zaman kuno dan menempati tubuh Li Mei. Akhirnya ia tau keluarga Li
Tuan Li Sheng merupakan Ayah Li Mei usia 39 tahun bekerja di ladang yang disewakan. Nyonya Mei Yin merupakan Ibu Li Mei usia 36 tahun. Mereka mempunyai 3 orang anak laki-laki, 2 orang anak perempuan.
Li Ming anak laki-laki pertama usia 20 tahun sudah menikah dengan Yuwen mempunyai anak kembar laki dan perempuan usia 3 tahun Li Zhen dan Li Zhi saat ini sedang ada di tentara yang di rekrut oleh kekaisaran sejak umur 17 tahun ketika terjadi peperangan hingga saat ini belum pulang.
Li Fang anak laki-laki kedua usia 18 tahun bekerja jadi pelayan di Restoran sudah menikah dengan wanita desa tetangga bernama YinHua mempunyai anak 1 laki-laki bernama Li Min usia 1 tahun.
Li Mei anak perempuan pertama usia 16 tahun membantu ayah dan ibu di ladang, mencari sayuran liar di gunung.
Li Ping Anak ketiga laki-laki usia 10 tahun dan Li Zhing anak kedua perempuan usia 8 tahun.
"Mei'er bagaimana keadaanmu? Ini obat, minumlah" ucap Ibu Mei Yin khawatir dengan membawa mangkuk berisi obat.
"Sudah baik Bu, jangan khawatir hm" Li Mei menjawab dan mengambil obat yang disodorkan Ibu nya lalu meminumnya. Li Mei yang sudah terbiasa meminum ramuan tradisional dan obat modern tidak merasakan pahit nya obat.
"Baiklah, istirahat kembali agar kesehatanmu kembali pulih lebih cepat"
"Iya Ibu, terima kasih" sambil menutup mata kembali.
Di suatu tempat, Li Mei berada di sebuah tanah lapang yang luas, 1 pohon kehidupan, air sungai, sumur spiritual, ada juga tanaman obat-obat langka dan sebuah rumah bergaya modern 2 tingkat.
Li Mei membuka pintu itu dan terkejut dengan isi nya. Banyak barang-barang di kehidupan pertama nya.
Lantai pertama ada dapur dengan perlengkapan dan peralatan lengkap, ruang tamu, ruang keluarga dan 3 kamar. Li Mei membuka kamar pertama berisi tempat obat-obatan kering dan siap pakai, peralatan membuat obat dll. Kamar kedua berisi tempat pengujian obat modern dan berbagai pil yang siap pakai, infus, kantong darah dll. Kamar ke tiga berisi tempat operasi, perlengkapan dan peralatan dokter nya yang ternyata masih berfungsi.
Setelah memeriksa lantai dasar, Li Mei naik tangga menuju lantai 2. Disana hanya ada 1 kamar namun sangat luas seperti 3 kamar jika dihitung luas nya. Ada kamar mandi dengan peralatan modern, Walk in Kloset berbagai baju moderen maupun hanfu, tas, sepatu, jam tangan dll. Ada satu ranjang besar ukuran 250x200 yang sangat nyaman. Pemanas ruangan dan pendingin ruangan juga ada. Sungguh lengkap pikirnya. Lalu ia berjalan menuju balkon melihat pemandangan di luar.
Setelah itu ia berfikir, mungkinkah ini ruang dimensi yang sering didapatkan para transmigrasi di dalam dunia novel? Bisa jadi. Kalau aku masuk disini, pasti bisa keluar juga kan? "Keluar". Akhirnya Li Mei kembali di tempat tidur kayu nya. Lalu ia mencoba masuk kembali "Masuk".
"Eh, beneran. Ternyata ini adalah ruang dimensi. Hahahahaha. Mari kita keliling melihat sekitar lagi. Disini pasti tempat gudang penyimpanan panen" ucap Li Mei sambil membuka pintu nya. Benar saja, itu merupakan gudang penyimpanan yang tak pernah membuat bahan makanan rusak tanpa waktu. Kemudian ia juga berkeliling, ada tanah 10 hektar siap tanam, ada satu pohon dengan buah yang lebat. Li Mei menghampiri pohon tersebut, dan mengambil satu buah dan menggigitnya.
"Wow, ini pasti buah kehidupan kan. Buah nya besar, manis, renyah dan membuat perut dan seluruh tubuhku menjadi ringan dan membuat luka kepala ku perlahan sembuh. Dan ini sumur pasti sumur spiritual, coba aku akan meminumnya" Li Mei makan buah kehidupan sambil berjalan menuju sumur yang diyakini nya sumur spiritual. Setelah Li Mei meminum air sumur, ia merasa luka di kepala nya sembuh sempurna dan seluruh badannya penuh dengan energi semangat yang menyala.
"Hahahaa Aku beruntung di kehidupan kedua ini, dapat keluarga yang saling menyayangi dan mendapatkan jari emas dengan ruang dimensi ini, akan aku buat semua keluarga ku hidup sejahtera dan tanpa kelaparan lagi. Terima kasih Dewi reinkarnasi, Dewa keberuntungan, dan Dewa kehidupan" ucap Li Mei tertawa senang.
Sambil lesehan di rumput dekat sumur, ia melihat gunung, air terjun yang indah dan sungai yang mengalir entah kemana ujungnya. Li Mei tak ambil pusing dengan itu semua, dia bersyukur dengan apa yang di peroleh nya.
Puas dengan isi ruang dimensinya, Li Mei segera keluar dan meneruskan acara tidurnya hingga pagi hari menyapa. Li Mei di bangunkan dengan suara ketukan pintu "Mei'er bangun, ayo makan dulu. Setelah ini Ibu, Ayah dan Kakak Ipar mu akan ke Ladang".
"Baik Ibu" Li Mei keluar menuju kamar mandi untuk cuci muka dan kumur-kumur, karena disini sikat menggunakan beberapa ranting kayu. Setelahnya, ia menuju ke tempat makan bersama keluarga nya.
"Bagaimana keadaanmu adik ipar?" ucap kakak ipar pertama bertanya.
"Sudah baik dan sehat kakak ipar, terima kasih perhatiannya" jawab Li Mei dengan sopan dan menatap kakak iparnya.
Keluarga nya yang mendengar ucapan Li Mei kaget, biasanya ia malu dan menunduk jika ditanya. Tapi ternyata, Mei'er menjawab dengan suara lembut dan menatap kakak iparnya. Li Mei yang di tatap oleh semua keluarga nya menggaruk belakang kepala nya yang tidak gatal. "Apa itu Li Mei yang kita kenal? Setelah mengalami kecelakaan, ia berubah. Tapi, kita bersyukur ia sudah tidak malu seperti dulu" ucap dalam hati semua keluarga.
"hm, baiklah mari makan semua" ucap Ayah Li kepada istri, anak, cucu dan menantu nya. Setelah itu, mereka mengangkat sumpit dan makan dengan diam. Li Mei yang baru masuk zaman ini, merasa sarapan ini hambar. Tak ada nasi, gandum, telur apalagi daging. Hanya ada sup bening dengan beberapa sayur liar yang terasa hambar, dan satu roti yang agak keras. Mereka memakan roti tersebut dengan mencelupkan ke sup sayur. Namun, ia tetap memakannya karena ia merasa lapar belum mengisi perutnya.
"Ibu, Ayah, nanti Mei boleh jalan-jalan?"
"Boleh, tapi jangan jauh-jauh ya. Mei'er baru sembuh, Adik dan keponakanmu biasanya bermain di bawah kaki gunung mencari sayuran liar bersama temannya atau ikut kami ke ladang" Ayah Li menjawab sambil terus makan.
"Baik Ayah"
Sekeluarga berbincang sambil makan, bercanda tawa dengan keponakan, Ibu, Ayah, Adik dan kakak iparnya. Hati Li Mei merasa hangat mendapatkan kasih sayang yang besar dari keluarga baru nya. Meskipun dengan rumah yang sudah bobrok, dan keterbatasan makanan dan minuman. Li Mei sadar, saat ini masih musim kekeringan dan kelaparan di mana-mana.
Setelah acara makan, keluarga Li menuju ke Ladang membawa cangkul dan peralatan lainnya bersama mantu dan keponakannya. Sedangkan Adik laki-laki dan perempuannya membawa keranjang menuju kaki gunung mencari sayuran liar.
Li Mei segera menuju ruang dimensi nya untuk mandi di bathup dengan meneteskan beberapa essenss mawar. Setelah 20 menit kemudian, ia selesai mandi dan menggunakan baju yang telah ia ambil di lemari bobrok nya penuh dengan tembelan namun cukup bersih.
"Haahhhh" Li Mei mendesah tak berdaya dengan baju yang dipakai nya. Ia bertekad untuk merubah kehidupan keluarganya yang serba kekurangan ini, membawa pulang kakak-kakak nya dan hanya bekerja di rumah ongkang-ongkang kaki. Tapi ia sadar, perlu beberapa bulan hingga tahun untuk mencapai itu. Tapi, ia tetap semangat dan keluar dari ruang dimensi dengan tubuh dan rambut yang wangi.
Li Mei berjalan menuju arah Gunung Wuli dan menyapa beberapa warga Desa Dong yang akan menuju ladang dan gunung. Desa Dong merupakan Desa tempat tinggal Li Mei saat ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!