Manhattan, New york
Gadis cantik yang memiliki rambut kemerahan. Warna rambut yang dimiliki hanya dua persen dari manusia dibumi. Biasanya beberapa orang yang memiliki rambut seperti ini sering kali diwajah mereka terdapat freckles. Bagi sebagian wanita adanya freckles tersebut justru mengganggu penampilan mereka.
Tapi tidak untuk Hailey justru ia merasa bersyukur telah diciptakan dengan fisik yang seperti itu. Hailey memiliki mata berwarna hijau, freckles diwajahnya dan tentunya rambut berwarna merah yang sangat langka. Teman-temannya mengatakan jika ia terlihat seperti wanita Rusia. Tapi setelah dilihat-lihat dari namanya tidak ada nama Rusia tersemat disana. Entahlah setau Hailey ibunya menikah dengan pria berdarah Amerika lalu ayahnya memberikan nama Hailey Jhonson saat ia lahir. wajahnya memang sangat mirip dengan ibunya bahkan seringkali tetangga menyebut mereka saudara kembar.
Ibunya menikah muda dengan ayahnya. Mereka bertemu di sebuah cafe tempat ayahnya biasa memesan kopi bersama rekan kerja. sedangkan ibunya merupakan waitress disana. Mereka saling berkenalan hingga menjadi sepasang kekasih. hanya dalam waktu dua bulan ayah melamar ibunya untuk menjadi pasangan hidupnya. Kisah cinta mereka bak dongeng pengantar tidur sangat bahagia dan romantis
Namun ketika Hailey berusia delapan tahun ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Hari-hari yang Hailey jalani terasa berat tanpa sosok ibu. Hingga dua tahun kemudian ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita pekerja kantoran. Dari sinilah kisah hidup menyakitkan yang Hailey alami. Ibu tirinya menjadi sosok wanita yang sangat Hailey benci.Dia sering kali menyiksa, menghina dan memaki Hailey.
Tapi tak pernah Hailey sangka kali ini ibu tirinya melakukan perbuatan paling keji yang tak akan pernah Hailey lupakan. Ya, Ibu tirinya membayar pembunuh untuk melenyapkannya.
Tuhan maafkan aku karena detik ini juga wanita sialan itu akan menjadi orang yang paling aku benci didunia. Bahkan jika aku masih diberikan kesempatan untuk hidup. Aku berjanji akan membalaskan semua perbuatan wanita ular itu kepadaku selama ini.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut didalam hatinya. Hailey keluar dari apartemen yang sangat dicintainya. Apartemen yang dipenuhi dengan kenangan indah mereka, senda gurau, tawa bahagia yang bahkan masih sangat jelas terekam di kepalanya. Selamanya Hailey akan menyimpannya didalam hati ya selamanya.
Ia hanya menggunakan baju kaos abu-abu, jaket kulit hitam dan celana jeans berwarna senada. Membawa ransel dan sedikit uang tabungannya selama ini. Hailey terus berlari menyusuri jalanan hingga ia berhenti disalah satu departement store lalu memanggil taksi yang melintas disana.
" Taksi ! Taksi ! " teriak Hailey sembari melambaikan tangannya.
sebuah taksi pun berhenti tepat didepannya. Sang sopir pun menyapa Hailey dengan ramah namun Hailey justru mengabaikannya. Hailey buru-buru membuka pintu taksi tersebut dan masuk secepat mungkin berharap para pembunuh bayaran itu kehilangan jejaknya.
" Nona, apa kamu baik-baik saja ? tanya sang sopir dengan sopan sembari menatap gerak gerik Hailey yang tampak ketakutan.
" Yes, i'm okay. Las vegas sir " Hailey menoleh ke arah sopir yang juga tengah menatapnya.
Sang sopir tercenung beberapa detik melihat wanita muda yang tampak menarik dengan rambut kemerahannya itu.Hingga sebuah suara membuyarkan rasa kagumnya seketika.
" Bisakah kau jalankan mobil ini sekarang?" tanya Hailey tanpa sopan santun sambil melihat kebelakang melalui kaca spion disampingnya. Ia sedikit geram dengan sang sopir yang masih diam membisu tidak menyalakan mesin mobil segera.
" Te- tentu saja" jawab sang sopir tergagap lalu menyalakan cepat mesin mobilnya. Dan mereka berdua pun meninggalkan lokasi.
" Kamu ingin kemana nona? tanya sang sopir sambil tersenyum manis menatap Hailey
Hailey memutar bola mata jengah. Sumpah ia benar-benar kesal dengan sopir taksi ini yang tak menyimak perkataannya.
" LAS VE-GAS " Sahut Hailey dengan penuh penekanan disetiap katanya. Mata Hailey juga melotot marah ke arah sang sopir.
" Ba-baiklah" jawab sang sopir tergugu menahan tatapan membunuh yang Hailey layangkan untuknya
Ini tatapan tajam Hailey sama sopir taksi yang buat Hailey geram.
To be Continued....
Jangan lupa komen readers😍
Las Vegas 08.00 am
Edward Frans Scoot pria tampan pemilik perusahaan manufaktur yang tersebar di berbagai negara dengan penghasilan fantastis setiap bulannya. Ia juga masuk dalam daftar seratus orang terkaya didunia versi majalah Forbes. Edward juga dianugerahi tubuh atletis yang bisa membuat setiap wanita lupa dengan daratan. Para wanita rela melemparkan diri mereka hanya dengan satu kedipan mata dari Edward.
Bagi Edward sendiri ia tidak menolak jika para wanita itu menempel padanya seperti prangko. Bahkan setiap hari ia bisa pulang kerumahnya dengan membawa wanita yang berbeda.
Tolong jangan katakan jika ia brengsek karena itu semua merupakan kebutuhan pria dewasa sepertinya. Bagi Edward definisi pria brengsek itu adalah pria yang berjanji akan mencintai pasangannya selamanya tapi justru berselingkuh dengan wanita lain.
Sedangkan dirinya tidak pernah menjanjikan cinta kepada setiap wanita yang menjadi teman tidurnya. Jadi ia tidak masuk kategori pria brengsek.
Sebuah suara menyapa pria bersetelan armani yang tengah duduk dimeja sambil menandatangani beberapa dokumen.
" Maaf tuan Ed, saya ingin menyampaikan sesuatu," ucap si pria berkepala plontos yang baru saja masuk.
" Katakanlah John" balas Edward dengan nada dingin tanpa mendongak sedikit pun. Mata hitam pekatnya sibuk memandangi dokumen yang ada di meja nya.
" Perusahaan yang ada di Brazil mengalami kebakaran. Diperkirakan kebakaran tersebut menghanguskan setengah bagian dari perusahaan," jelas John
Edward tidak tampak terkejut sama sekali mendengar berita yang dibawa John pagi ini.
" Apakah ada pihak kepolisian yang turun di sana?" tanya Edward sembari menautkan jemarinya dan menumpukan kedua sikunya di meja.
" Ada tuan," balas John singkat.
" Katakan pada mereka bahwa kita tidak ingin kasus ini diperpanjang,"
" Aku tidak ingin pihak kepolisian ikut campur dalam masalah ini John. Sekarang kau kirim orang-orang kita untuk menemukan pelaku pembakaran ini dan tangkap mereka semua yang terlibat dengan masalah ini,"perintah Edward dengan nada tegas.
" Baik tuan," John mengangguk menerima perintah tersebut.
" Tangkap mereka segera dan bawa ke ruangan bawah tanah. Kuberi waktu hingga sore ini," tukas Edward seketika membuat mata John terbelalak kaget.
" Ba-baik tuan," jawab John gugup. Tugasnya kali ini benar- benar berat. John hanya diberi waktu beberapa jam untuk menemukan pelaku. Tuannya memang Luar biasa!
" Saya permisi tuan," pamit John sambil membungkuk hormat ke arah Edward.
Pintu tebal yang didesain anti peluru itu pun tertutup rapat. Sebenarnya tidak hanya pintu tersebut tapi semua ruangan yang ada disana didesain khusus anti peluru. Bahkan kaca yang menampakkan pemandangan Las Vegas dari atas gedung setinggi lima ratus kaki juga tidak bisa ditembus dengan peluru. Di dalam ruangan tersebut juga terdapat kamar pribadi Edward yang digunakannya untuk beristirahat. Karena banyaknya pekerjaan mengharuskan Edward untuk bermalam di kantornya tersebut.
Edward menghela nafas pelan sembari memijat pelan tengkuknya yang terasa kaku.
Tidak berapa lama interkom yang ada dimejanya berbunyi. Edward segera menekan tombol yang akan menyambungkannya dengan resepsionis di lantai bawah.
" Ada apa Jenny?" tanya Edward dengan sebelah alisnya terangkat.
" Pak, ada seorang wanita ingin bertemu dengan anda," jawab Jenny dengan nada yang sedikit genit. Ia sebenarnya sudah lama memendam rasa dengan bos nya itu. Setiap hari ia selalu tampil maksimal dengan pakaian seksi berusaha memikat bosnya yang dingin dan kejam.
" Siapa namanya?" tanya Edward lagi dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat. Ia tahu Jenny sedang berusaha menggodanya.
" Miss Helena pak," jawab Jenny sambil memandangi penampilan Helena dari ujung kaki hingga ujung rambut. Wanita itu cantik bak model ditambah barang branded yang dipakai nya semakin menambah nilai plus wanita itu. Helena merasa tersaingi lagi.
" Hmm," Edward bergumam sambil mengingat-ingat wanita yang bernama Helena ini.
" Suruh dia ke ruanganku," perintahnya setelah berhasil mengingat wanita tersebut. Ia ingat jika dua hari yang lalu dirinya memberikan kartu namanya pada Helena. Keduanya bertemu di sebuah bar di Las Vegas.
" Baik pak,"
Edward segera mematikan interkom lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sejenak Edward tampak berpikir keningnya mengerut lalu sedetik kemudian tersenyum tipis.
Ah, kebetulan Helena datang hari ini disaat ia butuh seseorang untuk menyenangkannya.
Berita yang dibawa John tadi membuat mood nya rusak dan ia butuh kesenangan hari ini. Helena memang orang yang dibutuhkannya saat ini
Tak lama wajah seorang wanita cantik tertangkap kamera kecil didepan pintu. wanita itu tengah menunggu Edward membukakan pintu untuknya.
Edward tentu saja sudah melihat Helena disana karena kamera tersebut telah tersambung dengan layar kecil yang telah didesain khusus untuk memantau siapa saja yang akan masuk ke ruangannya ini.
Dan layar kecil tersebut ada dalam sebuah frame berbentuk persegi panjang dan diletakkan di atas meja nya.Tanpa menunggu lebih lama Edward segera menekan tombol kecil disamping meja nya dan secara otomatis pintu didepannya terbuka.
Tampak sosok cantik didepan pintu dengan postur tubuh bak model dan wajah yang dipoles tipis sungguh manis sekali. Sejenak membuat Edward terpana menatap wanita yang sudah berjalan anggun ke arahnya. Helena sudah duduk manis dihadapannya sembari menampilkan senyum manisnya.
" Selamat pagi Mr. Scoot, senang bertemu dengan anda," sapa Helena dengan lembut.
" Selamat pagi Helena. Kau tampak cantik hari ini," puji Edward menghilangkan sikap formal diantara mereka berdua.
" Terima kasih Mr.Scoot," ucap Helena dengan formal mata indahnya terus memandangi Edward.
Edward tersenyum tipis mendengar Helena berbicara formal dengannya. Edward juga tak menyangkal jika Helena memang wanita yang sangat cantik.
She is perfect !
" Helena, panggil saja aku Edward," ucap Edward dengan lembut bahkan sangat lembut.
" Baiklah Edward. Jadi... apa rencana kita hari ini?" Helena tersenyum menggoda sembari menatap Edward lapar.
Beruntungnya aku bisa bertemu pria tampan sepertinya yang kaya dan sexy tentunya. Aku tidak akan menyiakan kesempatan emas ini. Edward Frans Scoot aku akan mendapatkanmu.
" Bagaimana jika kita sedikit bersenang-senang disini?" tanya Edward frontal tanpa basa-basi.
Suara Edward yang tiba-tiba membuat rencana yang ada di kepala nya Helena hilang seketika. Wajahnya merona mendengar perkataan Edward. Helena tersipu malu. Ia tahu apa yang Edward maksud kan. Helena bukanlah wanita polos yang tidak tahu keinginan pria dewasa seperti Edward.
" Bukankah ini terlalu pagi untuk bersenag-senang," goda Helena sembari terkekeh.
Edward tersenyum manis menatap intens Helena.
" Aku tidak punya banyak waktu, nona Helena," ucap Edward dingin.
Huh, pria ini tidak bisa diajak bercanda sama sekali !!
" Baiklah, apa kau memiliki kamar pribadi Edward tampan?" tanya Helena sembari memegang kedua tangan Edward.
" Tentu saja Helena sayang," sambung Edward lalu melepaskan satu tangannya untuk menekan tombol lain di meja nya.
Seketika dinding kaca tebal berwarna hitam disamping mereka pun bergeser sontak Helena menolehkan wajahnya. Di sana tampak sebuah ruangan bercat putih gading yang sangat luas. Didalamnya juga terdapat kasur berukuran besar, dua sofa berwarna hitam dan sebuah pintu lagi yang Helena yakini itu kamar mandi.
Helena terpukau dengan segala tekhnologi yang Edward miliki. Mulai dari pintu depan yang terbuka sendiri tanpa perlu repot Edward membukanya dan Edward sudah mengetahui jika dirinya datang. Dan sekarang dinding kaca hitam yang bisa bergeser dengan hanya menekan sebuah tombol.
Benar-benar mengagumkan!!
Edward berdiri dari duduknya sambil membuka jas yang menutupi tubuhnya menyisakan kemeja putih yang membentuk otot-otot tubuhnya.
Ia menghampiri Helena yang hanya terdiam memandangi segala kecanggihan yang ada didalam ruangannya.
" Helena, apa kau ingin aku menggendongmu?" tanya Edward pelan dengan suara yang berubah serak.
Sontak Helena mendongakkan kepalanya menatap Edward yang sudah berdiri menjulang tinggi di depannya. Helena tersenyum lalu menggeleng pelan.
" Tidak perlu Edward, aku bisa berjalan sendiri," Helena bangkit dari duduknya lalu memegang tangan Edward yang sudah terulur ke arahnya.
Edward tersenyum tipis lalu kemudian tangannya menyelinap dibalik punggung Helena dan memeluknya mesra. Mereka lalu berjalan menuju kamar pribadi Edward yang sudah terbuka lebar menanti keduanya datang bermain.
Sebelum Edward menekan tombol disamping dinding untuk menutup ruangan tersebut Helena tiba-tiba menghentikannya dan menatap Edward penuh tanya.
" Apa kamar ini kedap suara?" tanya Helena dengan wajah serius.
" Tentu saja Helena sayang," Edward mencoba meyakinkan Helena bahwa kamarnya itu tidak bisa dilihat dari luar dan pastinya kedap suara.
" Jadi, aku bisa menutup pintunya sekarang?" tanya Edward sedikit menggoda Helena.
Helena mengangguk dan tersenyum manis menatap Edward.
Sedetik kemudian dinding kaca itu pun bergeser perlahan dan mereka berdua telah berada didalam kamar pribadi Edward.
Kalian tentu tahu apa yang selanjutnya terjadi....
Babang Edward lewat 😊
Gimana pada meleleh gak liat tatapan babang Edward??? 😄
Neng Helena juga mau lewat 😊
Bersambung di episode selanjutnya....
Terima kasih sudah membaca😘
Las Vegas, 07.00 pm
Tubuh Hailey bergerak gelisah, keningnya berkeringat dingin. Sedetik kemudian mata hijau Hailey terbuka ia tersadar dari tidurnya dengan degub jantung yang memburu cepat. Tangan Hailey terangkat untuk mengusap keringat yang mengalir di dahinya.
Ia merasakan lemas di sekujur tubuhnya dan tenggorokannya juga sedikit kering. Hailey menyingkap selimut tipisnya lalu beranjak menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokannya. Ia menegak minuman tersebut hingga tandas.
Rasanya melegakan !
Lama Hailey termenung di dapur hingga ia tersadar setelah memandangi jendela di dapurnya menampilkan langit gelap menyelimuti Las Vegas. .Dengan cepat Hailey berlari menuju kamarnya dan melihat jam yang tertera di layar ponselnya.
07.05 pm
" what the **** ," Pekik Hailey dengan keras.
" Aku sudah tertidur selama lima jam," Hailey menggeleng pelan sembari mengusap kasar wajahnya.
Hailey memang melarikan diri ke Las Vegas lalu setelah turun dari taksi ia mencari penginapan murah dan membayar uang sewa penginapan tersebut untuk beberapa hari. Ia tiba di Las Vegas pukul dua siang. Saat pertama kali menginjakkan kakinya Hailey langsung mencari letak kamar mandi. Ia memang tidak tahan jika tubuhnya mengeluarkan keringat tapi tidak segera dibersihkan. Rasanya jadi lengket dan gatal-gatal.
Setelah menyelesaikan ritual bersih-bersih nya Hailey menuju kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Tapi Bukannya sejenak Hailey justru menghabiskan waktu selama lima jam untuk beristirahat.
" Aish!! menyebalkan sekali ! " Geram Hailey pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia kebablasan seperti ini. Padahal ia kan harus segera mencari kerja untuk membiayai hidupnya sendiri.
Hailey meletakkan ponselnya dengan kasar di atas kasur lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hailey keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang menampakkan kaki jenjangnya. Dalam hatinya Hailey berencana akan memakai kemeja malam ini biar terlihat lebih rapi saat melamar kerja. Tapi baru beberapa langkah Hailey menepuk keningnya pelan.
" Kemeja katamu Hailey ckck, kau hanya punya pakaian yang melekat di tubuhmu saja!" Gerutu Hailey sedikit kesal pada dirinya sendiri.
Ia baru sadar jika dirinya tidak sempat membawa pakaian lain saat melarikan diri. Dengan cepat Hailey mengambil baju dan celana jeans yang tergeletak diatas kasur. Pakaian itu sudah dipenuhi keringat dan aroma yang sedikit berbau masam.Hailey bergidik ngeri saat menatap baju yang sudah ia angkat didepan wajahnya sendiri.
Sudahlah pakai saja Hailey, pakaian itu tidak akan membuatmu mati !
Tak mau berpikir lagi Hailey segera memakai pakaian tersebut mengabaikan bau masam yang memenuhi rongga hidungnya. Ia kemudian menyambar jaket dan tas ransel yang tergeletak tak jauh dari pakaiannya lalu memasukkan ponsel ke dalam ranselnya. Tak lupa juga membawa sedikit uang yang berasal dari tabungannya yang ia simpan didalam kotak kayu yang merupakan hiasan di lemari yang ada di apartemennya dulu.
Hailey keluar dari penginapan dengan menaiki sebuah taksi. Rencananya malam ini ia akan mencari pekerjaan dibeberapa toko atau swalayan yang ada di Las Vegas.
Sekitar dua puluh menit Hailey didalam taksi akhirnya ia sampai juga disalah satu swalayan yang ada di Las vegas bernama Vilmart. Ia turun dari taksi lalu membayar ongkos kepada sang sopir sambil mengucapkan terima kasih.
Lama Hailey terdiam sambil menarik nafas dalam-dalam menetralkan rasa gugup yang tiba-tiba datang. Bagaimana tidak dulu saat ibunya masih hidup, Hailey tidak pernah bersusah payah mencari kerja. Semua kebutuhannya sudah terpenuhi saat itu. Apapun yang Hailey mau ia bisa mendapatkannya. Tapi sekarang berbeda, semua tak lagi sama. Dan ini pertama kalinya Hailey melamar pekerjaan.
Hailey menyemangati dirinya untuk tetap melangkah menuju Vilmart .Sambil mencengkram erat tali ransel yang melingkar dikedua pundaknya Hailey bergerak menuju tempat yang dipenuhi lampu-lampu terang. Disana juga terlihat beberapa pembeli yang berlalu lalang.Hailey akan mencoba melamar di Vilmart, ia tak peduli sekali pun tidak ada lowongan sama sekali di sana.
Tangan Hailey memegang pintu kaca swalayan lalu mendorongnya pelan. Matanya bergerak mencari posisi kasir di swalayan tersebut. Hingga matanya menemukan posisi dimana ada seorang wanita berpakaian seragam bertuliskan Vilmart sedang melayani beberapa pembeli yang mengantri untuk membayar belanjaan mereka.
Hailey bergerak menuju antrian tersebut. Ia juga ikutan masuk di antrian tersebut. Dan sekarang Hailey tengah berdiri dibelakang seorang ibu-ibu yang membeli banyak barang di dalam trolinya.
Tolong bersabarlah Hailey !
Kini giliran ibu tersebut mendorong trolinya mendekati meja kasir untuk membayar. Semua barang yang ada didalam troli si ibu di scan satu persatu oleh kasir Vilmart. Dan semua itu memerlukan waktu sekitar lima belas menit. Sekarang ibu di depan nya tadi sudah membayar lalu pergi meninggalkan Vilmart.
Hailey melangkah mendekati meja kasir sambil memasang senyum yang terlihat kaku. Kasir Vilmart menatap Hailey heran.
" Kau perlu sesuatu, nona?" Tanya si wanita kasir memandangi Hailey dengan tatapan menyelidik. Karena ia tidak melihat ada barang yang akan dibayar.
" Hm, tidak tidak. Aku sedang ingin melamar disini," jawab Hailey masih tersenyum kaku.
" Maksudmu..ingin melamar pekerjaan disini?" Ralat si wanita sembari meneliti Hailey dari kepala hingga kaki.
" i-iya," Hailey mengangguk pelan. Tubuhnya bergerak tak nyaman karena di pandangi oleh si wanita yang ada didepannya itu.
Bukannya menjawab si wanita justru mengeluarkan serentetan kalimat yang membuat hati Hailey mendidih .
" Bagaimana aku bisa percaya denganmu? kau tampak seperti gelandangan," sindir si wanita sambil menatap hina Hailey.
" Kau juga sedikit bau," Sambung si wanita kasir itu sembari menutup hidung dengan satu tangannya.
Hailey ternganga tidak percaya dengan respon yang diberikan si wanita kasir padanya.
Kurang ajar !! Dia berkata seperti itu didepan orang ramai. Ya Tuhan, rasanya aku ingin sekali merobek mulut sialannya itu sekarang.
" Apa kau di gaji untuk mengomentari penampilan seseorang?" Desis Hailey dengan wajah memerah menahan marah sekaligus malu.
" Cih! berani sekali kau!" wanita kasir itu menunjuk wajah Hailey dengan amarah yang berapi-api.
" Ckck, liatlah nyonya kelakuan wanita ini," Hailey berdecak sembari menggeleng. Kedua tangan Hailey saling menyilang didepan dada.
" Dia salah satu contoh pegawai yang buruk," Tukas Hailey sembari terkekeh.
Beberapa orang yang mengantri dibelakang Hailey mengangguk menyetujui perkataan Hailey.
" Benar. Sebagai seorang pegawai disini kamu seharusnya bersikap baik pada pelanggan," Timpal salah satu pria berusia hampir kepala empat yang sedang menggendong anaknya.
Rasakan!! tadi kau sudah menghinaku. Jadi sekarang giliranku yang menghinamu.
Hailey tersenyum miring sambil menatap wanita kasir yang menghinanya tadi.
" Iya benar, bersikaplah yang baik nona. Tugas kamu melayani pelanggan di tempat ini," Sambung seorang ibu bertubuh besar.
Hailey tersenyum lebar kearah wanita kasir yang telah menunduk tak berani memandang pelanggannya. Tampaknya wanita itu tengah menahan malu bercampur marah mendengar komentar dari beberapa pelanggan.
Sebelum keluar Hailey meminta maaf kepada pelanggan lain yang terpaksa harus tertunda antriannya gara-gara drama murahan yang sedang dimainkannya barusan. Hailey juga menyempatkan diri untuk membeli parfum yang beraroma mawar untuk di semprotkan pada pakaiannya nanti.
Hailey kembali menaiki taksi untuk mencari toko lain dan ia berharap tidak akan mendapatkan perlakuan seperti tadi.
" Berhenti disini sir," Perintah Hailey kepada sang sopir.
" Baik miss," sang sopir mengangguk.
Mobil berhenti di depan sebuah toko kecil yang menjual berbagai aksesoris untuk wanita.
" Sir, thank you," Ucap Hailey sembari menyerahkan ongkos taksi kemudian ia membuka pintu taksi dan keluar.
Sebelum kakinya melangkah masuk. Hailey menyempatkan diri untuk menyemprotkan pakaiannya dengan parfum beraroma mawar yang dibelinya barusan.Setelah semuanya selesai Hailey pun melangkah masuk kedalam toko aksesoris dan langsung menuju meja kasir.
" Hai, boleh aku bertanya sesuatu?" Sapa Hailey berusaha mengakrabkan diri dengan wanita yang Hailey yakini seorang kasir.
" Of course," sahut si wanita sembari tersenyum manis.
Sepertinya dia orang yang baik
Hailey tersenyum senang. Kali ini ia tidak akan bertemu seorang yang menyebalkan seperti di Vilmart tadi.
" Aku membutuhkan pekerjaan. Apa disini masih menerima pegawai?" Tanya Hailey dengan begitu antusias.
" Maaf, disini belum menerima pegawai baru," jawab si wanita sambil tersenyum tipis.
Hailey menghela nafas pelan. Air mukanya berubah sedih.
" Baiklah, terima kasih," Hailey menunduk memberi hormat kepada si wanita.
Hailey keluar dari toko aksesoris dengan langkah lesu. Baru dua tempat yang di datangi nya tapi ia sudah merasa putus asa. Ternyata mencari kerja itu berat bahkan hanya sebagai seorang pegawai toko.
Hailey duduk di pelataran toko sambil menundukkan kepalanya. Ia benar-benar sedih sekarang tak ada siapa pun yang bisa diajaknya untuk bertukar pikiran. Air mata mengalir begitu saja dari kedua bola matanya yang berwarna kehijauan.
Saat Hailey tengah menangis, tiba-tiba suara berat menyapanya dari arah belakang
" Kau butuh bantuan, nona?" Tanya seorang pria dibelakangnya
Mendengar suara tersebut sontak Hailey berdiri dan secepat mungkin mengusap bekas air mata di pipinya.
Hailey memutar tubuhnya hingga bisa melihat dengan jelas rupa seorang pria yang menyapanya
Tampak didepannya seorang pria yang berpakaian seperti berandalan. Dia memiliki rahang tegas dan bola matanya kecoklatan.Rambut brunette nya tampak berkilau terkena cahaya lampu.Satu kata untuknya dia tampan.
" Siapa kau?" Tanya Hailey tanpa menjawab pertanyaan pria depannya
" Jawab dulu pertanyaanku nona," desisnya sembari bersedekap
" A-aku tidak tau," jawab Hailey ketus. Ia bingung harus menjawab apa.
" Kau tidak tau," ulang si pria sembari tertawa geli menatap Hailey.
Hailey mendengus pelan sambil berkacak pinggang. Matanya melotot ke arah pria yang mencoba sok akrab dengannya.
" Sekalipun aku perlu bantuan, tetap saja aku tak bisa langsung percaya kepada orang asing sepertimu," Hailey menunjuk dengan dagunya.
Pria didepannya hanya mengangguk pelan dengan mulutnya membentuk huruf O
" Kau bisa memanggilku Samuel," Ucap si pria memperkenalkan dirinya pada Hailey
" Baik Samuel. Apa kau salah satu pria jahat?" Tanya Hailey terus terang dengan gaya yang menantang. Ia harus memastikannya terlebih dahulu.
Sontak Samuel langsung menyemburkan tawanya ketika mendengar pertanyaan Hailey yang kelewat polos.Baru pertama kali ia bertemu orang seperti Hailey yang diawal perkenalan langsung memberi pertanyaan layaknya seorang bocah berumur 8 tahun.
Samuel masih tertawa sembari memegangi perutnya. Sedangkan Hailey hanya menatap datar Samuel yang tampak seperti orang gila.
" Kau,berhentilah tertawa!" Seru Hailey kesal melihat Samuel yang tidak bisa berhenti menertawainya.
" Oke, aku berhenti," jawab Samuel sambil mengangkat kedua tangannya keatas sebatas telinga. Ia menyerah.
" Sekarang jawab pertanyaanku tadi," desak Hailey tak sabaran. Ia tak ingin berlama-lama dengan pria yang menyebalkan ini.
" Memangnya kau yakin jika orang jahat akan mau mengakui dirinya jahat," Ucap Samuel dengan santai
" Tapi kau tenang saja aku pria setengah," Samuel menaik turun kedua alisnya.
Kening Hailey mengerut dalam tanda jika ia kurang mengerti maksud ucapan Samuel barusan
" Jangan bingung. Aku setengah baik dan setengah nya lagi jahat," jelas Samuel kepada Hailey sembari menampakkan barisan gigi putihnya.
" Aku Hailey Jhonson," balas Hailey dengan cepat.
Tampaknya kau bisa percaya padanya Hailey !. Hailey bergumam dalam hatinya.
Samuel mengangguk menampilkan senyum manis yang sejenak membuat Hailey terpaku. Ia diam membatu melihat Samuel yang bertambah tampan hanya dalam waktu beberapa detik.
" Jangan sampai air liurmu menetes Hailey," peringat Samuel dengan nada yang sedikit menggoda.
Hailey tersentak kaget mendengar ucapan Samuel yang tahu jika Hailey terpesona dengannya.
" Ini your dream !! " Teriak Hailey dengan wajah yang merah merona menahan malu. Ia ketahuan tengah terpesona dengan senyuman Samuel.
" Omong-omong sedang apa kau disini?" Samuel mengalihkan topik supaya rasa malu Hailey padanya bisa perlahan menghilang.
Hailey berdehem pelan mencoba bersikap biasa saja. Walau nyatanya warna merah diwajahnya masih belum hilang.
" Aku sedang mencari pekerjaan." Jawab Hailey setelah berhasil menormalkan suaranya.
" Aku bisa memberikan pekerjaan untukmu." Tawar Samuel cepat.
" Benarkah??" Mata Hailey berbinar senang.
" Tentu saja," Samuel mengangguk penuh semangat
" Tapi sebelumnya kau harus mengabulkan satu permintaanku." Ucap Samuel dengan raut wajah berubah serius.
" Apa itu?" Tanya Hailey penasaran.
" Aku ingin kau menjadi my...." Samuel sengaja menggantungkan ucapannya.
Wajah Hailey berubah tegang menunggu kelanjutan ucapan Samuel. Degup jantung nya mulai berdetak lebih cepat.
" My what ???" Desak Hailey tak sabaran.
" Kau tak sabaran," kekeh Samuel. Membuat wajah Hailey berubah kesal.
" My.....best friend forever." Sambung Samuel sambil mengulurkan tangannya.
Hailey menghembuskan nafas lega. Hampir saja ia mengalami serangan jantung dadakan.
Kukira kau akan mengatakan my girlfriend , Sam
" Baiklah aku setuju," Hailey menjabat tangan Samuel yang sudah terulur didepannya.
bersambung......
Terima kasih sudah membaca😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!