Lily Herlambang putri satu-satunya bapak Ivan Herlambang. Lily sekarang tengah menuntut ilmu jenjang SMA. Lily anak yang manis dan feminim. Dia juga cukup baik kepada semua orang.
Kekurangan Lily hanya satu yaitu sifat badas yang kelewatan kalau moodnya lagi buruk. Lily anaknya serba bisa karena IQ nya di atas rata-rata. Hari ini hari pertama Lily masuk ke sekolah barunya. Lily di pindahkan dari sekolah lamanya karena berantem dengan Siswi lain.
"Pagi Ma Pa" Mengecup pipi Mama Papanya.
"Kok cuman Mama Papa? Mas kan juga Mau? " Pintah Angga pada adiknya.
"iiihhh Mas iri nih" Mengecup pipi Masnya.
"Kamu sekolah nya di antar Mas mu ya! Papa sibuk banget! Mama juga sibuk ngurusin pernikahan Mas mu sama Mbak Dita! " Kata Papa membelai rambut Lily.
"Iya pa" Masih asyik makan.
"Udah yok dek, Entar Mas telat meeting nya! " Mas Angga.
"Adek masih laper Mas" Keluh Lily.
"Entar jajan aja di sekolah" Memberikan kartu ATM.
"Kalau gini kan enak" Lily nyengir kuda.
"Kamu ini kalau di kasih uang aja langsung seneng coba kalau kagak? " Sindir Mas Angga.
"Udah berangkat sana kalian, Masak dari dulu selalu berantem aja" Pak Ivan melihat kelakuan anak-anaknya.
"Ya, udah pa kita berangkat" Lily main nyelonong aja.
"Pa Ma Angga berangkat ya" Menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Adek mu itu jangan lupa di ajarin sopan santun ya! " Pesan Pak Ivan pada putranya.
"InsyaAllah pa" Jawab Angga.
Di Mobil
"Dek kamu itu yang sopan dikit dong sama Papa Mama" Angga memulai percakapan dengan adek bandelnya.
"Emangnya adek kurang sopan gimana Mas? " Tanya Lily tak mengerti kesalahan nya.
"Kamu itu kalau di bilangin pasti Mas harus jelasin sampai ke titik akarnya" Keluh Angga.
"Hehee" Nyengir.
"Kamu itu kalau mau berangkat sekolah salam dulu sama Mama Papa jangan asal nyelonong aja! Masak nanti di sekolah lewat depan guru nyelonong aja kayak gak di ajarin sopan santun! Papa Mama sama Mas nanti yang malu dek! Bukan kamu aja! " Jelas Mas Angga.
"Iya deh Mas lain kali adek inget-inget kalau inget sih! " Jawab Lily.
"Harus inget pokoknya! " Paksa Mas Angga.
"Iya, Mas. aku pergi ke sekolah dulu ya! Makasih Mas! " Menyalami tangan Mas Angga dan keluar dari Mobil.
Lily langsung berlari ke dalam gedung sekolah karena dia tidak sabar untuk belajar. Ternyata Lily sekarang satu sekolah dengan sahabat lamanya Rina. Kebetulan juga mereka satu kelas sekarang. Lily dan Rina duduk di bangku yang bersebelahan di paling depan barisan ketiga.
Mas Angga yang baru ingin melajukan mobilnya bertemu dengan Sahabat karib nya Handi Angkasa. Angga biasanya memanggil Handi dengan sebutan Abang dikarenakan Handi lebih tua Lima tahun dari nya.
"Heii ngga" Sapa Handi.
"Eehh Abang, Apa kabar bang? udah seminggu kita gak temu bang! Kapan ngegame bareng bang? " Sapa Angga.
"Baik, Loh Apa kabar ngga? Ngegame nya nanti kalau loh sama gue gak sibuk! " Jawab Handi.
"Oke.kalau gitu! Bang datang ya ke acara nikahan gue! " Mengingatkan Handi agar datang ke acara Nikahan nya.
"Mau nyindir gue nih ceritanya? " Sahut Handi dengan gurauan.
"Enggak lah bang! Maksud gue biar tambah rame! Ada calonnya Abang loh nanti! " Mengedipkan matanya.
"Omong-omong loh ngapain kesini? Kalau gue kan ngajar disini! " Tanya Handi.
"Ya nganter Calon Istri loh lah Bang, siapa lagi? " Menggoda Handi.
"Di pindahin kesini tuh bocah? Asyik deh hari-hari gue jadi berwarna dong! " Handi antusias.
"Ehhh Hati-hati bang! Jangan sampai adek gue luh macem-macem sebelum waktunya! Haram Bang! " Sahut Angga.
"Aman ngga, Titipan gue udah loh kasihkan! " Mengedipkan matanya.
"Udah bang! Awas duit loh abis! " Angga bercanda soalnya Lily bukan cewek yang boros. Kadang-kadang Lily tidak menggunakan Uang sakunya sama sekali.
"Loh nih bisa aja! " Handi.
"Bang gue cabut dulu ya! Jagain adek gue ya! " Melajukan mobilnya dengan perlahan.
Di sekolah/Di lorong
"Lily.......! " Teriak Rina.
"Rina...... Udah lama ya kita udah gak ketemu aku rindu banget! " Lily langsung memeluk erat Rina.
"Lepas dong sesak gue nih! " Kata Rina.
"Iya deh"
"Loh kelas apa ly? " Tanya Rina Antusias.
"Gue kelas x kimia a" Jawab Lily.
"Berarti sama dong" Kata Rina.
"Horeyyyyyy" Teriak mereka berdua sambil loncat-loncat.
Banyak orang memperhatikan mereka berdua bukan karena mereka teriak-teriak karena Rina dulu tidak punya teman di SMA ini. Dan sekarang dia langsung akrab dengan anak baru yang terkenal badas dan judes.
Penyebab mereka di perhatikan adalah cantik ketemu cantik. Apalagi Lily yang punya kulit seputih susu dan glowing. Rambut Lily yang panjang, hitam dan lebat jadi semua orang semakin kagum saja.
Seorang guru lewat disana dengan gaya cool nya dan menatap Lily dengan tatapan yang tak biasa.
Ini Lily adik Angga ya! yang gue naksir sejak dia baru lahir! Cantik banget ya? Gak nyesel gue kasih kartu ATM Limited Edition! Tapi kata Angga badas, biar deh. Namanya juga cinta gak pandang bulu! Walaupun badas tetap imut kayak baru lahir dulu! Nih cewek kan jarang nongol kalau gue ke rumah nya pasti dia gak tahu siapa gue! Kerjain dah nanti! " Batin Handi.
Ketika Handi lewat semua siswa langsung menyingkir dan pura-pura tidak tahu. Karena Handi terkenal sangat Killer. Lily yang melihat ada sepasang mata menatap nya dengan tatapan aneh langsung menghampiri orang tersebut tanpa pikir panjang.
"Heyy loh berani-beraninya natap gue kayak gitu! Gue bilangin bokap gue baru tahu rasa loh! " Ucap Lily Kasar dan menatap pergi.
"Loh akan menyesal setelah loh tahu siapa gue! " Bisik Handi sebelum Lily pergi. Rina yang menatap kejadian itu langsung menepok jidatnya.
Badas bener adik loh Ngga! " Batin Handi.
Semua orang sangat terkejut melihat apa yang di lakukan Lily. Karena baru kali ini ada orang yang berani melakukan hal tidak sopan itu pada guru yang terkenal killer. Ketika Lily dan Rina sampai ke kelas. Rina langsung panik sendiri gak karuan.
"Lily.... Lily loh tuh ***** ya! " Loncat-loncat.
"Emangnya gue kenapa Rin sampai loh sampai kayak cacing kepanasan? " Tanya Lily santai.
"Emangnya loh gak tahu kalau cowok tadi guru olahraga kita? " Makin panik.
"Terus kenapa? " Tanya Lily santai.
"Dia itu guru paling killer di sekolah ini! " Jawab Rina dengan panik.
"Cuman gitu aja ya" Lily masih santai.
"Kok loh gak panik sih? " Tanya Rina.
"Kalau gurunya Killer kita harus jadi murid yang lebih killer dari guru itu sendiri! " Jawab Lily semangat 45.
Bell masuk berbunyi semua murid mulai berhamburan ke dalam kelas. Tapi lain hal nya dengan Lily dia hanya duduk santai mengeluarkan bukunya. Karena dari tadi Lily hanya di dalam kelas saja.
Sesuai jadwal pelajaran yang telah dia baca jam pertama adalah Pelajaran Olahraga. Lily langsung mengeluarkan buku-buku yang bersangkutan. Baru saja bell masuk berbunyi sang guru pengajar langsung masuk.
Lily sangat terkejut karena guru olahraga nya adalah pria yang dia ajak ribut tadi. Lily pikir Rina bercanda dengan nya ternyata beneran.
"Selamat pagi anak-anak" Sapa Handi dingin.
"Pagi pak" Semua murid kecuali Lily karena masih termenung.
Mati gue! Pagi-pagi udah ajak ribut guru! semoga aja gue gak di keluarin dari sekolah! Kalau gue di keluarin lagi kan gak asyik hidup gue! " Menggigit jari telunjuknya.
"Heyy kamu anak baru kan? Perkenalkan dirimu di depan! " Menunjuk Lily dengan tangannya dari jauh.
"Lily...... Lily" Rina berusaha menyadarkan temannya.
"Lily...... Lily...... Lily...... Pak Handi suruh kamu perkenalan diri di depan! " Mencubit perut temannya. Tetapi Lily tetap belum sadar dari lamunannya.
Brraaakkk suara meja di pukul
"Hei kamu anak baru kan? Maju sana perkenalkan diri kamu! " Bentak Handi setelah memukul meja Lily.
Lantas semua siswa takut bukan main karena mereka tahu kalau Handi sudah begitu berarti Handi sudah marah besar. Lily yang terkejut langsung maju ke depan dengan raut wajah yang ketakutan.
"Perkenalkan diri kamu cepat! " Ucap Handi sinis dengan tatapan mematikan bagi musuh-musuhnya.
"Hai, Perkenalkan Nama Saya Lily Herlambang! Usia saya 15 tahun! " Ucap Lily dalam ketakutan.
"Hanya itu saja? " Tanya Handi dingin pada anak gadis yang berada di dekatnya.
"Iya, pak"
"Kalau begitu silahkan kamu duduk kembali! " Ucap Handi dingin.
Untung nih anak gak pakai kasih tahu nomor wa nya ke anak-anak yang lain! Kalau ginikan gak ada saingan! " Batin Handi.
"Ooh ternyata dia anak perempuan pak Herlambang" Kata seorang siswa bernama Rengga.
"Cantik ya reng" Ucap Riko yang duduk di sebelah Rengga.
"Ooh baru tahu gue kalau dia anak pak Herlambang! Pantesan cantik! " Puji Ajeng.
"Eitt gue denger-denger ya Angga Herlambang sama Pak Handi Angkasa itu sahabatan ya? " Melisa ikutan maklum tukang gosip.
"Iya, gue denger Pak Handi itu menantu idaman pak Herlambang loh? " Tambah Ririn maklum aja dia seorang stalker.
"Gak usah hallu loh! Gue ini menantu idaman pak Herlambang! " Sahut Rengga.
"Loh yang gak usah Hallu! Gue menantu idaman pak Herlambang! " Sahut Riko tak kalah saing.
Lily yang di jadikan diam saja karena dari tadi setelah dia memperkenalkan diri. Lily terus membaca buku pelajaran. Lily juga tak tahu kalau gurunya itu sahabatan sama Mas Angga.
Lily juga tak tahu kalau pak gurunya itu sering ke rumahnya untuk main game. Soalnya karena ada orang datang ke rumah nya dia hanya duduk atau tidur di kamar nya. Walaupun gak ada tamu juga dia tetap di kamar.
"DIAMM........! " Teriak Pak Ivan.
"Kalian ini berani-beraninya ngobrol saat saya berdiri di sini? Apakah kalian tidak punya sopan santun? Atau memang kalian tidak di ajarin sopan santun sama orang tua kalian? Oo atau kalian sudah tidak membutuhkan saya lagi di sini? " Ucap Handi dengan nada kasar dan dingin.
Semua murid diam seribu bahasa karena ketakutan. Lily tidak peduli dengan pak gurunya yang sedang ngomel itu dan asyik baca buku . Lantas hal itu membuat Handi tambah marah karena pujaan hatinya tidak memperhatikan dirinya.
"Lily Herlambang apa kamu sudah selesai membaca bukunya? " Menatap Lily tepat di depan muka Lily hanya berjarak 5 cm. Hak tersebut membuat Lily sangat terkejut.
"Bapak? " Lirih.
"Anak-anak dia adalah contoh kutu buku yang tidak boleh di contoh! Karena dia tidak menghargai saya yang sedang berbicara di depan ini! Kalian tahu membaca itu ada waktunya! Jika kalian ada yang berani melakukan apa yang di lakukan oleh Lily saya hukum kalian lari keliling sekolah 20× ! Untuk kali ini saya maafkan kesalahan kalian semua tapi tidak untuk ke depan nya! " Tegas Handi.
"Baik pak" Semua murid menunduk.
"Sekarang kalian semua letakkan tugas kalian di atas meja! " Perintah Handi.
"Mati gue" Gumam Rengga.
"Gue belum sama sekali nih Rin" Keluh Melisa pada Ririn teman sebangkunya.
"Gue juga belum" Kata Ririn ketakutan sambil berbisik.
Semua murid di kelas tidak ada satu pun yang mengerjakan tugas dari Handi. Handi mulai meneliti setiap meja murid yang tidak membuat pr langsung di jewer.
"Rina beneran ada pr? Nyontek? " Kata Lily.
"Gue juga belum" Rina nyengir.
"Gimana dong? gue gak mau kena hukum di hari pertama gue sekolah! " Lily Mulai sewot.
Akhirnya Handi sampai di bangku Lily dan Rina.
kayaknya nih bocah gak buat pr juga! Gue kerjain aja dah! " Batin Handi.
"Kayaknya Lily kamu juga gak buat pr juga ya! " Menarik telinga Lily.
"Iya, pak. Maaf ya pak! Tolong pak jauhkan tangan anda dari telinga saya?! " Lily gugup karena baru kali ini dia gak buat pr.
"Oke.Tapi kamu harus ingat urusan tadi pagi di lorong belum selesai Lily! " Handi berbisik di telinga Lily. Lily tertegun mendengar ucapan Handi.
Mati gue kalau nih guru ngungkit terus kejadian tadi pagi! Bisa-bisa gue di keluarin lagi! " Batin Lily.
Handi terus melanjutkan misinya memeriksa tugas murid-muridnya. Ternyata satu kelas tidak membuat pr. Handi memberikan hukuman yang berat agar mereka semua jerah. Handi bukan tipe orang kejam tapi agar di segani oleh siswa dan guru lainnya maka dia bersikap sangat tegas.
"Baru saja saya memaafkan kalian! Kalian sudah membuat masalah lagi! Saya benar-benar tidak suka dengan sifat kalian yang tidak layak ini! Hari ini saya tidak akan memberikan pelajaran baru hari ini melainkan saya akan menghukum kalian lari 100× lapangan basket! Dan saya mau dua hari lagi kalian kumpul kan tugas kalian! Jika tidak kalian akan kasih nilai E semuanya! " Tegas Handi.
Lily pikir dia tidak akan kena hukum juga karena dia anak baru. Ehh ternyata dia di hukum lebih parah.
"Hukuman khusus buat anak baru sok kita ini Lily Herlambang lari 150× lapangan basket! " Melirik ke arah Lily.
"Tapi pak, Aku kan anak baru! " Bantah Lily.
"Walaupun kamu anak baru kamu harus tetap di hukum karena kamu gak buat pr dan kamu tidak menghargai saya sebagai guru disini! " Tegas Handi.
"Tapi pak aku gak tahu kalau ada pr! " Masih mencoba tapi sia-sia.
"Seharusnya kamu tanya sama salah satu temanmu! Apa kamu mau bilang gak punya teman disini? Saya Lihat kamu sangat akrab dengan Rina! " Sinis Handi.
Mendapatkan jawaban Handi yang seperti itu Lily sudah tidak bisa membantah lagi. Karena apa daya daripada waktunya habis untuk menebat guru killer tersebut lebih baik dia lari saja.
****** loh Lily Herlambang! Rasain emang enak gue kerjain! Macem-macem sama Handi Angkasa! Mati loh! " Batin Handi senang karena kalau Lily pingsan dia bisa nganterin Lily pulang.
Tapi ternyata Fisik Lily lumayan kuat walaupun di hukum lari 150× lapangan basket gak pingsan cuman ngos-ngosan aja. Bahkan Lily bisa lebih cepat menyelesaikan hukuman nya. Daripada anak laki-laki.
Beberapa anak Laki-laki udah ada ya K A O tapi Lily masih fit aja. Handi yang melihat itu sangat kagum dan menghampiri Lily. Dia tak heran jika Lily mempunyai fisik yang kuat karena Angga juga punya fisik yang kuat karena diturunkan dari kedua orang tuanya.
"Mau minum? " Handi menyodorkan air mineral.
"Enggak" Judes.
"Kamu gak haus? " Tanya Handi.
"Aku bisa beli sendiri! " Mengeluarkan kartu ATM dari sakunya. Bermaksud pamer agar gurunya gak genit-genit sama dia.
Dia gak tahu aja! kalau itu gue yang ngasih! kalau tahu gimana ekspresi nya ya? pasti langsung di muntahin makanan yang di makan! " Handi dalam Hati.
"Kamu gak capek? " Handi masih mencoba mendekati calon istri nya.
"Ya capek lah! Bapak pikir gak capek apa? Capek banget malah! Bapak gak lihat keringat gue bercucuran? " Memaki sang guru.
Lily pergi meninggalkan gurunya dan pergi ke kantin. Dan Handi tetap berkhayal tentang Lily yang sangat menyukai nya.Setelah Rina menyelesaikan Hukuman nya ia ke kelas untuk minum dan menemui sahabat nya.
"Rin tugas dari guru killer itu yang mana? " Tanya Lily begitu melihat Rina.
"LKS bab 1 di kerjain semua" Rina ngos-ngosan.
"Cuman itu ternyata! Tuh guru pakai nge hukum kita gak manusia wi ! " Mulai mengerjakan tugas yang tepatnya mengerjakan semua tugas yang ada di LKS. Tujuan Lily adalah untuk membantai sang guru.
"Gila loh ya! Gak ada capek-capeknya? " Tanya Rina yang melihat temannya mengerjakan tugas.
"Masalah capek ya gue capek pakai banget malah! Gue mau santai-santai dirumah jadi gue kerjain pr pas istirahat gini! " Jawab Lily. Lily memang mengerjakan tugas di sekolah tapi bulan berarti pas mau di kumpul baru di kerjain. Ketika guru selesai ngasih tugas langsung ia kerjain biar gak numpuk.
Siang harinya Lily telah selesai mengerjakan tugas dari guru Killer jadi dia langsung pergi keruangan sang guru.
"Nih pak tugas saya udah beres! Bahkan satu LKS udah gue kerjain semua! Lebih baik bapak langsung koreksi semua daripada bertele-tele! " Ucap Lily dingin.
"Terimakasih ya! Kalau gak ada urusan lagi silahkan keluar dari ruangan saya Lily Herlambang! Pesan saya jaga sikap kamu itu! " Ucap Handi tak kalah dingin.
"Sikap saya urusan saya bukan urusan bapak! " Lily sinis dan pergi meninggalkan guru Killer nya.
Badas amat tuh bocah! gak nyangka gue, dulu bayinya imut dab lucu! Gedenya badas banget! " Batin Handi
Akhirnya waktu pulang tiba Lily dan Rina segera pergi ke parkiran. Di karenakan Rina mau main ke rumah Lily terlebih dahulu. Lily selalu di antar jemput kalau enggak Mas Angga ya Papa Ivan dong yang jemput.
Terlihat dua mobil yang sangat Lily kenali yaitu mobil Mas Angga dan Papa Ivan. Lily segera menghampiri keduanya.
kenapa papa dan mas jemput aku barengan? gak mungkin papa gak tahu mas mau jemput? Gak mungkin juga Mas gak tahu kalau papa mau jemput? " Batin Lily.
"Mas sama papa kok barengan? " Lari dan terlihat ngos-ngosan.
"Kamu pulang sama papa ya! " Pak Ivan.
"Mas mau ngapain? " Tanya Lily.
"Mau ketemu teman Mas dong! " Mengedipkan mata ke arah Papa Ivan.
"Iya pa? " Tanya Lily pada pak Ivan.
"Iya"
"Pa Rina ikut kita ya? " Memegang tangan Papa nya.
"Iya" Pak Ivan.
"Oh, iya. Rin bilang sama kak Dita buat cepetan pulang Hari H pernikahan kita dua hari lagi loh! " Menyuruh Rina.
"Iya Mas. Nanti Rina telepon Kak Dita" Angguk Rina.
"Jadi beneran calonnya Mas Angga kak Dita kakak nya Rina? " Tanya Lily kaget.
"Ya bener kamu aja yang gak percaya sama papa dan masmu! " Kata Papa.
"Ya, kalian kan sering bohongin Lily dari mana Lily mau percaya? " Jawab Lily.
"Udah pulang sana! Jangan kepo urusan mas! " Angga Ngusir adiknya. Karena Handi akan segera sampai.
"Iya, ahh. Capek gue di hukum sama guru killer! " Sahut Lily.
Angga yang melihat raut wajah adiknya yang terlihat sangat lesuh. Hanya bisa menahan tawa karena dia sudah mendengar cerita dari Handi.
"Kok kamu bilang gitu? " Tanya pak Ivan pada putrinya.
"Masak kita di hukum lari lapangan basket 150× keliling! " Ketus Lily.
"Kenapa? " Tanya Pak Ivan ingin melihat kejujuran putrinya.
"Ya, biasa. Gak buat pr padahal aku kan anak baru! Huhh jijik sama tuh guru! " Gerutu Lily sambil membuka pintu mobil.
"Cuman loh aja kali yang 150× keliling gue sama yang lainnya cuman 100× keliling loh! " Rina menggoda Lily.
"Dasar guru gak adil! " Membanting pintu mobil.
"Lah gue mau masuk? " Protes Rina.
"Lewat sebelah sana! Buka sendiri Kenapa? " Gerutu Lily dengan wajah kusut.
"Udah jangan cemberut gitu putri Papa" Mencubit Pipi Lily.
"Awas tuh guru! " Lanjut Ngomel.
Rina telah masuk ke mobil dan telah mengencangkan sabuk pengaman milik Lily dan dirinya. Pak Ivan mulai mengemudi kan mobilnya. Handi dan Angga masih asyik ngobrol di parkiran.
"Jadi bang ke rumah? " Sapa Angga.
"Jadi dong bro, kita kan mau bicarain bisnis yang di Busan! " Menepuk bahu Angga.
"Mau bicarain bisnis atau abang belum puas ngeliat adek gue? " Angga menggoda Handi.
"Dua-dua nya deh! Tuh bocah Badas banget ya? " Handi antusias.
"Baru tahu loh! Ya gitu lah mungkin dia rindu sama loh! Jadi Badas gitu! " Masih menggoda Handi.
"Udah, yuk. Cabut kita! Semakin cepat selesai urusan bisnis cepat juga main ps! " Handi membuka pintu mobil milik nya.
Kejadian itu terlihat oleh mata Lily dari balik jendela mobil papa nya karena mobil belum melaju terlalu jauh.
"Rin.... rin.... Lihat deh Mas Angga akrab banget sama guru killer! " Lily menunjuk keluar jendela.
"Haaahh seriuss loh? " Mengintip.
"Iya Mas Angga sama Pak Handi akrab banget ya? Ada hubungan apa mereka? " Sambung Rina.
"Ooh Mas Angga Sama Handi kan udah sahabatan dari kecil! " Jawab Pak Ivan.
"Hukkk ............ Hukkkk............. " Lily terbatuk-batuk mendengar ucapan pak Ivan.
"Papa ini air minum nya muncrat kan! " Protes karena tadi Lily sedang minum air mineral .
"Papa tadi serius atau becanda? " Tanya Lily sambil membersihkan ceceran air.
"Beneran! Katanya Om Handi mau main ke rumah kita hari ini! " Jawab pak Handi.
"Seriously? " Lily kaget.
"Beneran Om, kalau gitu anterin Rina pulang aja ya! " Pintah Rina karena dia gak mau berurusan sama Handi.
"Jangan takut gitu dong! Tenang aja Handi gak makan manusia! Lagi pula ini kita udah Sampai! " Kata Ivan karena dia tahu Rina takut sama Handi.
Lily langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Karena capek Lily langsung membaringkan badannya di atas sofa ruang tamu. Mira yang melihat kejadian itu langsung menghampiri putrinya.
"Lily bangun jangan tidur di situ! Ganti dulu sana! Bau keringat Lily teman Mas mu mau main ke rumah malu ahh! Kamu itu cewek gak sopan gitu! " Berusaha menarik tangan putrinya.
"Halah palingan Handi Handi itu kan Ma? " Jawab Lily.
"Lily kamu gak ganti dulu! bau keringat tahu! " Rina baru selesai ganti dari kamar Lily. Rina memang mempunyai baju yang tertinggal di rumah Lily. Karena semasa SMP dia sering menginap.
"Gak ! Capek! " Jawab Lily sambil kipasan.
"Lily ganti dulu sana! " Pak Ivan.
"Gak mau pa! Capek tahu di hukum lari tadi! Masak sekarang harus naik turun tangga pa! " Jawab Lily.
"Ganti dulu sayang! "Mira menarik tangan Lily.
" Lily mau ganti di sini aja! " Kata Lily.
"Gila loh ganti di sini nanti kalau ada yang tiba-tiba masuk gimana? " Tanya Rina.
"Gak kok" Jawab Lily santai.
"Bik ambilin baju di kamar ku ya! Yang di bawah Mas Angga dari Paris Dua hari yang lalu! " Perintah Mira.
"Pa tumben Mas Angga baik! " Lily mengingat Blackcard yang di berikan Angga.
"Kok bilang gitu? Mas mu kan memang baik! " Kata Mira tak Terima mendengar ucapan putrinya.
"Iss Mama marah ya? Mentang-mentang anak kesayangan? Memang Mas baik tapi tumben gue di kasih Kartu ATM Lemitide Ediotion! " Masih mikir.
"Itu, bukan dari Mas Angga dek tapi dari Om.....! " Pak Ivan tidak menyelesaikan ucapan nya. Karena dia takut putrinya ngamuk gak karuan.
"Dari siapa pa? " Lily penasaran.
"Ahh enggak nanti kamu tahu sendiri! " Mencari alasan.
"Udah ahhh gak penting! " Lanjut main Hp lagi.
Pak Ivan dan Bu Mira mengajak Rina makan siang duluan karena kalau nunggu Lily bisa kelaparan mereka. Lily langsung copot baju ketika Bik menik bawa baju yang ada di kamar Mama.
"Bik tolong beresin ya! Lily capek banget tadi di hukum lari sama guru killer bik! " Keluh Lily.
"Haaa..... tumben Non kena hukum? Kenapa emangnya? " Bik menik terkejut.
"Lily gak buat pr bik ! padahal kan anak baru tuh guru kejam banget! " Menggerutu saja dari tadi.
"Non.. non... ya gitu gak pernah kena hukum, kalau kena hukum sekali gurunya langsung di cap kejam! " Bik menik menasehati secara tidak langsung.
"Bik Earphone sama Laptopnya jangan di bawah dong bik! " Melihat bik menik membereskan laptop nya.
"Non bibik lanjut kerja dulu ya nanti dimarahin sama tuan lagi! " Meletakkan Earphone dan Laptop. Lalu langsung pergi
Angga dan Handi yang sampai di kediaman keluarga pak Herlambang itu langsung saja membuka pintu dan masuk. Mereka tak tahu kalau Lily ganti di ruang tamu. Lagi pula siapa yang akan memberi tahu itu. Mereka sangat terkejut ketika Lily dengan santai nya masih melanjutkan ganti di sana.
"LILYYYYYY NGAPAIN KAMU DI SITU? " Teriak Angga dan Handi serempak sambil menutup mata.
Lily tetap melanjutkan memakai dress warna pink tersebut tanpa peduli. Pak Herlambang dan istrinya serta Rina langsung bergegas ke ruang tamu mendengar teriakan tersebut. Padahal mereka masih kekenyangan karena hari ini yang masak Mama Mira Herlambang.
"Kenapa kalian ini teriak-teriak? " Tanya Ivan dengan rasa ngos-ngosan.
"itu Lily gak tahu sopan santun masak ganti di ruang tamu! " Ucap Angga.
"Iya, Om! Kami yang baru masuk syok banget Om! " Ucap Handi.
"Anak Mama kenapa kamu ganti di sini sayang? " Omel Mira.
"Tuh tanya sama teman Mas Angga! " Menunjuk ke arah Handi.
"Kamu ini! Selalu aja nyalahin orang kalau di omongin! " Kata Mas Angga.
"Memang salah teman Mas Angga! Kenapa teman Mas tuh di bawah kesini? Suruh Pak Handi pulang aja! " Ketus Lily
"Udah deh ngomong sama kamu bikin stres! " Ucap Mama Mira.
"Siapa suruh ngomong sama gue? " Lily dingin.
"Lily jaga sopan santun kamu sama Mama dan Mas Angga! " Bentak pak Ivan.
"Iya Pa, Maaf khilaf! " Sinis.
Lily tetap duduk di sofa dengan kaki menjulur walaupun ada gurunya itu. Ya yang bikin salut ada pak Herlambang dia tetap gak takut sama Papanya itu walaupun udah di jelid berkali-kali.
"Pak Handi kenapa ke rumah saya? " Tanya Lily dingin.
"Ini saya kembaliin LKS kamu sudah saya koreksi" Ucap Handi dingin sambil nyodorkan sebuah LKS.
"Sini LKS gue! Pulang sana kalau udah gak ada urusan lagi! " Sinis Lily.
"Lily kamu itu gak ada sopan santun apa? Ingat ini ya kamu harus sopan sama Handi kalau di rumah jangan panggil Handi dengan sebutan bapak tapi Om atau Mas aja! " Jelas Pak Ivan.
"Iya pa! Kalau, bisa sopan sama nih Om Handi! Kalau Om Handi gak ngeselin juga bisa kok! " Jawab Lily.
"Rin kamar yuk! Bad mood gue disini ada Om Om! " Kata Lily sambil narik tangan Lily.
Ya kalian pasti bertanya. Apakah hati Handi tidak sakit dengan kelakuan Lily? Jelas sakit tapi cinta dan kasih sayang butuh pengorbanan untuk mendapatkan balasan. Handi juga mengerti Lily masih bocah dan labil. Jadi dia tidak akan mempermasalahkan kelakuan wanita pujaan hatinya itu.
Seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, Jika batu terus di kikis air hujan akan hancur juga. Begitu juga hati Lily hatinya akan melemah jika Handi terus memberi perhatian. Lily juga wanita biasa yang akan lulu jika di perhatikan. Lily juga akan berubah.
"Ly gue nyontek boleh gak? " Tanya Rina sambil menunjuk LKS penjas milik Lily.
"Boleh, pakai aja" Sahut Lily.
"Makasih ya" Ucap Rina
Pukul 17:00 Rina pulang dengan naik gojek dan Lily pergi mandi setelah mengantar Rina nunggu gojek. Setelah mandi Lily pergi ke dapur mencari setumpuk camilan. Lily melihat kue brownies kesukaannya dan langsung memotong nya.
Dengan santai nya Lily duduk di sofa ruang tamu makan brownies kesukaannya itu. Tanpa peduli kalau Mas Angga sama Om Handinya itu juga kepengen nyicipin. Entah suka entah gimana Lily masih memakai dress warna pink nya tadi.
"Dek bagi dong kue nya? " Pintah Angga.
"Gak mau kalau Mas mau ambil aja sono di kulkas! " Gak peduli padahal Mas nya kerja demi dia juga.
"Ya tolong dek! Mas masih sibuk! Ambil juga buat Bang Handi kasihan! " Pintah Angga sekali.
"Gak mau acara tv nya masih seru nih! " Tolak Lily.
"Adek kamu nih makan kue kok di makan sendiri! Mas sama Om kamu itu juga di kasih dek! Kan Mama bikin nya banyak dek! Kamu ini gak berubah-berubah ya dari dulu?! " Mira yang baru pulang lari sore langsung ngomel.
"Biar Mas sama Om! Ambil sendiri napa Ma?Jadi orang malas amat! cuman ngambil kek gituan! " Ucap Lily dingin.
"Adek, Mas sama Om Handi itu lagi sibuk ngurusin bisnis mereka bukan males dek! yang males itu kamu! Cepetan ambil brownies nya palangan buatin Mas Angga sama Om Handi minuman! Awass ya jangan kamu kerjain! " Mira udah tahu kalau putrinya ini jahil.
Akhirnya Lily pergi ke dapur untuk ngambil kue dan buat minuman. Lily memutuskan untuk membuat jus jeruk. Tak berselang lama Lily kembali ke ruang tamu dan memberikannya pada Angga dan Handi.
"Ini Mas dan Om, Camilan nya! " Meletakkan di atas meja.
Setelah itu Lily melanjutkan nonton drama nya tapi remote tv nya langsung di rebut sama Mama Mira. Katanya Mama Mira mau nonton Drakor nya Lee Min Hoo.
Dress warna pink milik Lily :
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!