NovelToon NovelToon

Wanita Lucu Itu Istriku

Prolog.

Alea Marwah, seorang wanita cantik berkulit putih bersih berusiaku 23 tahun. perawakannya yang lucu dan culun menyebabkan dia kadang-kadang di anggap aneh oleh teman-temannya. Tinggi badannya yang mencapai 176 cm sebenarnya mampu menghantarkan dia untuk menjadi seorang model, namun dia sangat alergi bersentuhan dengan berbagai macam alat kecantikan, meskipun ibunya seorang fashionable namun itu tidak berpengaruh bagi Alea. sebenarnya Alea berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh di kotanya. Papanya bernama Indra Pratama Kusumo, seorang pendiri perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

Alea seorang anak tunggal. sebenarnya dia memiliki saudara laki-laki, namun ketika di usia 5 tahun kakaknya meninggal dunia akibat sakit radang paru-paru.

Alea adalah seorang wanita mandiri, dia tidak ingin bergantung pada papanya. bahkan dia tidak ingin kerja di perusahaan papanya. dia justru melamar pekerjaan di perusahaan lain sebagai seorang sekretaris.

Javier Alexander, seorang CEO di perusahaan besar di kota X, perusahaannya bergerak di bidang properti, hotel, bahkan rumah sakit. di usianya yang masih terbilang mudah dia cukup sukses, bahkan dia telah berhasil membangun cabang perusahaannya di kota lain dan akan merambah ke luar negeri. begitu besar ambisi seorang Javier Alexander terhadap dunia bisnis, hingga dia lupa akan suatu hal, yaitu pernikahan. maminya sangat menginginkan Javier menikah, tapi selalu saja alasan yang di beri oleh Javier, katanya dia masih terlalu mudah untuk menikahlah, dia belum memenuhi pencapaian dari bisnisnya lah, sampai ibunya merasa lelah dengan sikap anak lelakinya ini.

Suatu ketika mami dan papinya ingin menjodohkan Javier dengan rekan bisni papinya, tapi sebelum Javier bertemu dengan wanita itu, dia terlebih dulu pergi menghabiskan waktu di bar. dia memang sering ke bar, tapi dia tidak pernah bermain-main dengan seorang wanita perkerja malam. bahkan untuk sekedar minum dia cuma memesan minuman bersoda, bukan alkohol seperti teman-temannya.

Bab 1. melamar kerja.

pagi-pagi sekali Alea bersiap untuk melakukan aktivitasnya. schedule hari ini adalah melamar kerja dan bertemu dengan sahabatnya Dina. Dina adalah sahabat semasa kuliah Alea. semalam dia sudah melihat informasi yang tersebar dalam sosial media jika ada salah satu perusahaan yang bergerak di bidang properti sedang membuka lowongan kerja,

'DI CARI SEORANG SEKRETARIS,

SYARAT:

UMUR MAKSIMAL 25 THN.

PENDIDIKAN TERAKHIR S1 MANAGEMENT BISNIS.

SIAP BEKERJA DI BAWAH TEKANAN'.

begitulah salah satu isi dari info yang di baca oleh Alea.

"pagi ma.. pagi pa".

"pagi juga sayang".

Alea menyapa kedua orang tuanya dengan mengecup pipi kiri dan kanan mereka serta meraih kursi untuk sarapan bersama.

"kok tumben pagi-pagi sudah cantik? mau kemana neng?"

mama Alea bertanya karena tidak biasanya Alea sudah bangun dan telah rapi, biasanya Alea akan susah bangun pagi.

"Alea mau melamar kerja ma".

"bbbyuurrrrrr....."

papa Alea tak sengaja menyemburkan air yang sedang di minumnya, merasa kaget dengan anak satu-satunya itu melamar kerja, mengingat dia belum punya pengalaman kerja sebelumnya.

"serius kamu mau melamar kerja Al?"

papa Alea menyangsikan keinginan Alea, dan Alea menganggukan kepalanya dengan mantap.

"kenapa tidak magang saja di Perusahaan papa sih Al? nanti papa akan memberikan kamu jabatan yang tinggi".

"oh no.. no.. pa, Alea gak mau. Alea mau belajar mandiri pa, ma".

"ha?"

mama Alea cuma bisa melongo tak percaya dengan keinginan anak semata wayangnya itu.

"tapi kamu belum pernah kerja sebelumnya Al, apa tidak sebaiknya kamu magang dulu di perusahaan papa?"

"itu dia yang aku gak suka pa, aku gak mau hidup dengan bayang-bayang papa".

Alea benar-benar keras kepala, dia tetap kekeuh dengan keinginannya bekerja di luar dari perusahaan papanya.

"maksud kamu apa Al? bukannya akan menguntungkannu nanti jika kamu magang di kantor papa?"

papa Alea terus marayu anak yang telah di besarkannya selama 23 tahun itu dengan lembut,

"pa, Alea gak mau sukses secara instan pa. Alea mau membuktikan pada diri sendiri kalo Alea tu mampu meski tanpa bantuan dari koneksi papa. dan ya, tolong jangan beritahu pada siapapun mengenai identitas Alea jika nanti papa bertemu Alea bersama bos Alea nanti".

Alea terus bicara sambil memasukan sepotong roti yang telah di olesi slei kacang kesukaannya.

"hedew...., kamu ngomong kaya gitu seolah kamu sudah dapat kerja saja, Al... Al...".

"hehe 😁".

mama Alea berbicara sambil menggelengkan kepalanya dan Alea cuma membalas dengar senyum nyengir kuda menunjukan gigi rapi putih nan bersih miliknya.

"ya sudah Alea berangkat duluan ya ma, pa".

alea meminta izin sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"gak mau bareng sama papa Al? atau kamu bawa saja salah satu mobil di garasi itu".

tawar papa Alea.

"gak, Alea udah mesen taxi online tadi. tuh mungkin udah ada di depan. da pa, ma".

akhirnya Alea pergi dan kedua orangtuanya pun cuma bisa tersenyum.

"mungkin sudah saatnya Alea Mandiri pa, biarkan dia memanfaatkan ilmu yang di pelajarinya semasa kuliah pa".

mama Alea membuka percakapan dengan suaminya itu, merasa anak semata wayangnya sudah dewasa, maka mereka sebagai orang tua hanya bisa mendukung keputusan anaknya.

"mama benar".

kata papa Alea, singkat.

*****

Tibalah Alea di sebuah gedung yang cukup tinggi untuk melamar pekerjaan, gedung itu memiliki 20 lantai. Alea menarik nafas dan mengeluarkan dengan perlahan.

"hufffff... kamu pasti bisa Alea Marwah, semangat!".

Alea menyemangati dirinya sendiri, dan dia berjalan dengan langkah yang antusias. kini tibalah dia dalam gedung yang memiliki 20 lantai itu, lebih tepatnya berada di resepsionis.

"maaf bu, dimana ruang HRD?"

Alea bertanya pada bagian resepsionis kantor itu.

"maaf, apakah anda salah satu yang ingin mengajukan lamaran untuk menjadi sekretaris?"

tanya wanita yang sangat cantik dan seksi itu pada Alea.

"ia".

"baiklah, silahkan anda naik ke lantai lima, nanti anda akan melihat tulisan ruang HRD". jawab wanita yang memiliki tulisan nama Winda pada id card nya.

"ah, terimakasih Bu, permisi".

alea pamit dengan tersenyum ramah pada wanita itu dan di balas dengan senyuman hangat.

Alea menaiki lift dan memencet tombol lantai lima. tak butuh waktu lama, kini Alea sudah berada di depan ruang HRD.

Tok... tok... tok...

"masuk".

jawab seseorang yang berada dalam ruangan itu,

CEKLEK...

Alea memasuki ruangan yang di rasanya akan mengadakan sidang. tubuhnya terasa kaku, badannya sedikit berkeringat, Karena ini adalah pengalaman pertamanya melamar pekerjaan. Alea masih diam dan berdiri, menunggu arahan dari orang yang berada di depannya saat ini.

"silahkan duduk nona....??

"Alea"

"ah, ya nona Alea'.

Alea meraih kursi di depannya dan mendaratkan tubuhnya di kursi itu.

"baiklah nona Alea, silahkan anda letakan berkas anda di meja, saya akan mempelajari data diri anda, dan akan menghubungi anda jika anda di terima untuk mengikuti tes selanjutnya".

terang Andre sang HRD.

"baik pak. terimakasih, permisi".

Alea beranjak pergi dengan perasan bercampur aduk. ada rasa tidak percaya diri untuk diterima, dan ada rasa optimis pula. kedua rasa itu muncul secara bersamaan, hingga Alea melamun sepanjang jalan menuju lift. karena dia berjalan sambil menundukkan kepalanya Alea tidak sadar menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

bug...

PRANK...

handphone milik orang yang di tabrak itu seketika jatuh ke lantai.

"hei,, punya mata gak?!"

"ha?"

Alea merasa kaget dengan suara keras orang itu, dia adalah Javier Alexander CEO perusahaan itu.

"sudah empat mata Masi juga gak bisa lihat jalan!"

gerutu Javier dengan pelan tapi masih bisa di dengar oleh Alea,

"excusemi, saya Masi bisa mendengar tuan dua mata!"

jawab sarkatis Alea.

"baguslah kalau kamu bisa mendengar, setidaknya organ pendengaranmu masih berfungsi, tidak seperti matamu itu!"

jawab Javier dengan santainya membuat Alea meradang,

"kau..."

"sudahlah, aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu nona mata empat".

Alea belum menyelesaikan ucapannya tetapi Javier sudah memotong ucapannya itu dan berlalu pergi begitu saja membuat Alea benar-benar merasa terpojok.

"hu! dasar cowok dingin, ubur-ubur, ikan lele, belut, dan.... apa lagi ya??"

Alea tampak berpikir untuk istilah apa lagi yang akan di berikan pada pria yang baru saja menghinanya itu.

"es batu, ya es batu. sebaiknya dia hidup saja di samudra Antartika supaya dia berteman sama pinguin saja, huh".

Alea menghentakkan kakinya dan berlalu pergi memasuki lift.

******

sedangkan di ruangan lain tepatnya di ruangan HRD Javier masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat sang empunya ruangan merasa kaget.

"astaga! bikin kaget saja!".

"emang Lo pikir gebetan Lo yang sesuka hati yang datang?"

jawab Javier dengan santai namun penuh makna ejekan buat Andre.

"sialan Lo, dia punya nama vir, Naura namanya N..A..U..R..A.."

Andre mengeja nama dari kekasihnya itu agar Javier tidak selalu menyebutnya 'gebetan' atau 'wanitamu'.

"terserah, mana data sekretaris baru gue? gue lagi banyak kerjaan ni, Meli sebentar lagi akan menikah dan berhenti kerja, jadi gue butuh sekretaris baru paling tidak besok"

terang Javier,

"ia tuan pemaksa... nih data sekretaris Lo. karna cuma dia saja yang melamar saat ini, mungkin para wanita gak tertarik sama Lo, mengingat sikapmu yang kaku seperti papan itu".

"sialan Lo!".

Javier melempar kan pena ke wajah Andre, dia tau bahwa Andre sedang mengejeknya.

Javier pun mengambil map berwarna biru di atas meja Andre dan membuka map itu. Javier membuka satu persatu lembaran isi map itu dan betapa terkejutnya dia melihat gambar yang tertera pada lembar terakhir dari isi map itu, seperti tidak asing. Javier tampak berfikir sejenak, menimbang-nimbang dimana dia pernah bertemu dengan wanita yang ada di gambar itu, seketika matanya membulat karena mengingat dengan jelas siapa wanita itu.

"DIA.....!"

begitulah kesan pertama Javier bertemu dengan Alea. kesan yang sangat buruk. Javier menutup map itu dengan senyum penuh kemenangan. entah apa yang di pikirakannya, hanya dia dan Tuhan yang tau.

.

.

.

.

.

TBC....

jangan lupa vote dan likenya ya... tinggalkan komentar dan kritik yang membangun.

* Dede....

Bab 2. Bekerja.

Dalam perjalanan menuju cave tempat Alea dan sahabatnya Dina janjian, Alea di buat kaget dengan panggilan pada handphone nya yang bergetar. Alea meraih benda pipih itu dan melihat nomor baru yang tampak menghubungi dirinya.

"nomor siapa ini?"

Alea mengerutkan keningnya merasa tidak mengenali nomor itu jadi Alea mengabaikan begitu saja panggilan itu hingga berkali-kali, dan sudah pada panggilan yang ke tujuh akhirnya Alea menyerah dan mengangkat panggilan itu.

"hal..."

"kenapa lama sekali angkat telponnya?!"

"ha?"

terdengar suara bentakan dari tempat lain yang sedang memarahi Alea karena mengabaikan panggilan tadi.

"kamu niat kerja gak? datang ke kantor saya sekarang juga. pelajari semua berkas yang ada, saya tunggu sepuluh menit. kalo kamu terlambat satu menit saja lamaran kamu saya tolak!".

Ancam seseorang itu pada Alea.

"ha?"

Tut...Tut...Tut...

tiba-tiba saja panggilan itu di matikan secara sepihak tanpa adanya jawaban dari Alea.

"kantor? lamaran?"

Alea bergumam sendiri sembari berpikir apa maksud dari orang yang menelponnya tadi. dan Alea seketika membulatkan matanya pertanda mulai memahami maksud dari orang tadi.

"oh shit! matilah kamu Alea,, sepertinya kamu di terima kerja dan ini hari pertama kerja tapi sudah mulai lambat loading".

Alea mengutuk dirinya sendiri karena terlalu lalod berpikir.

"pak,, tolong putar balik ke kantor tadi ya"

titah Alea dengan perasaan cemas, takut lamarannya akan di tolak.

"baik nona". jawab sang supir paru baya itu.

*****

sepanjang jalan Alea m*rem*s tangannya untuk berusaha menguatkan dirinya sendiri. dan sekarang tibalah Alea di kantor tempat ia melamar kerja tadi. Alea membayar ongkos taxi dan menutup pintu taxi itu dengan keras membuat sang supir keheranan.

"nona kembaliannya"

"ambil saja pak".

Alea berjalan dengan tergesa-gesa bahkan uang kembalian dari ongkos taxinya tidak lagi di hiraukan.

******

Alea memasuki lift dan memencet tombol lima,, dia mau kembali ke ruangan HRD karena dalam pikirannya kepala HRD tadi yang menghubunginya, mengingat dalam surat lamarannya dia menulis nomor HP-nya dan berkas lamaran itu hanya di baca oleh kepala HRD.

kini Alea telah sampai di lantai lima dan mengetuk pintu ruang HRD.

Tok... Tok... Tok...

"masuk" jawab orang dalam ruangan HRD.

"ah, nona Alea. Anda sudah datang rupanya".

tanya Andre selaku kepala HRD.

"ia pak, maaf tadi bapak menelpon saya jika saya akan mempelajari berkas, itu artinya saya di terima kerja disini sebagai sekretaris pak?"

tanya Alea antusias.

"ia, selamat ya nona anda di terima kerja disini. dan yang menelpon anda barusan adalah CEO perusahaan ini. mari saya akan mengantar anda pada ruangan anda".

titah Andre.

ya, yang menelpon Alea tadi adalah Javier Alexander sang CEO dingin dan angkuh yang selama satu jam yang lalu tanpa sengaja di tabrak oleh Alea.

"baik pak". jawab Alea sambil tersenyum bahagia.

"yes, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan".

Alea berbicara dalam hati sambil senyum-senyum sendiri dalam lift membuat Andre mengernyitkan dahinya, merasa aneh dengan sikap Alea.

"apa ini pengalaman pertamamu bekerja?"

"ha?, ah, ia pak, hehe".

jawab Alea gugup tapi Masi menampakan senyuman bahagianya hingga gigi putih nan rata miliknya kelihatan.

"pantas saja, sepertinya kamu sangat bahagia sekali".

jawab Andre sambil tersenyum simpul,

"kok bapak bisa tau? dukun ya??"

Alea bertanya dengan mengacungkan jari telunjuknya pada Andre seolah-olah mereka sudah berteman lama.

"hahahaha,, kentara sekali dari wajahmu yang tidak bisa berhenti tersenyum dari tadi".

Andre menjawab sambil menggelengkan kepalanya.

"hehe".

Alea merasa malu dengan tingkah konyolnya. dan akhirnya mereka tiba di lantai 20 dimana ruangan CEO berada. di lantai 20 hanya terdapat empat ruangan. yaitu ruangan CEO, direktur utama, direktur eksekutif, dan ruang khusus miting untuk CEO apa bila itu rapat secara pribadi dan hanya boleh di masuki oleh orang-orang kepercayaan CEO saja.

CEKLEK...

Andre membuka pintu ruang CEO, tampak seseorang duduk di kursi kebesarannya dan dengan posisi membelakangi pintu masuk menghadap jendela. dari jendela orang bisa melihat pemandangan kota Jakarta yang indah dari dalam ruangan itu.

"pak, sekretaris baru bapak sudah datang".

Andre memberitahu orang yang berada di hadapannya itu dan masih dalam posisi membelakangi mereka. orang itu memutar kursi kebesarannya membuat seketika senyum manis yang sedari tadi menghiasi wajah Alea seketika sirna. dia tampak sangat terkejut dengan orang yang berada di depannya saat ini.

"kamu?!"

"yang sopan jika berbicara pada atasanmu nona, saya adalah atasan anda sekarang. Javier Alexander CEO perusahaan ini".

ya, seseorang itu adalah Javier Alexander sang CEO perusahaan properti yang saat ini menjadi tempat kerja Alea.

Javier menyebut dirinya atasan Alea dengan tegas dan angkuh serta dengan memasang wajah yang sangat dingin membuat Alea menelan slavinya dengan susah payah.

"oh sial, mimpi apa aku semalam harus punya bos dari teman burung pinguin Antartika?"

Alea berbicara dalam hati sambil mengutuk dirinya sendiri.

"kenapa masih saja diam?

"ha?"

Javier mengagetkan Alea dari lamunannya.

"Andre, Terimakasih sudah merekomendasikan saya sekretaris yang sepertinya sangat pandai berbicara".

Javier berucap pada Andre dan menekan Kalimat 'pandai berbicara' tapi matanya tertuju pada Alea hingga membuat Alea menelan slavinya berulang kali, merasa aneh dengan tatapan Javier, Alea merasa akan ada pertanda tidak baik pada dirinya.

"baik pak, saya permisi".

Andre meninggalkan ruangan Javier, dan sekarang tinggalah Alea dan Javier dalam ruangan itu. ruangan yang di anggap Alea sebagai ruang penjara mafia.😁

"baiklah nona empat mata, silahkan pelajari berkas ini pada sekretaris saya yang lama, dia berada di luar ruangan ini, namanya nona meli. pelajari baik-baik berkasnya dan dengarkan arahan dari nona meli kalau saja matamu tidak bisa melihat"

Javier berbicara dengan nada datar namun terkesan mengejek Alea.

"baik pak".

Alea menjawab Javier sambil mengeratkan giginya pertanda dia sangat kesal akan ucapan Javier barusan. namun Alea belum beranjak pergi juga hingga Javier mengeluarkan suaranya lagi.

"tunggu apa lagi? kamu mau saya usir baru pergi?!"

tanya Javier dengan suara tinggi kali ini.

"baik pak. dasar bos kura-kura!"

jawab Alea pelan namun Masi bisa di dengar oleh Javier.

"apa kamu bilang?! kamu sebut saya apa tadi?"

Javier berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan menuju Alea hingga jarak di antara mereka sangatlah dekat.

DEG... DEG... DEG...

'oh astaga, kenapa dia sedekat ini?' jantungku'

Alea berbicara dalam hati, tubuhnya sangat gugup karena jarak antara dirinya dan si bos kura-kuranya sangat dekat, jika di lihat dari arah belakang Mereka akan tampak seperti berc*uman.

Javier mendekatkan wajahnya pada Alea hingga Alea menutup matanya rapat-rapat merasa takut dengan sikap bosnya itu. Javier sejenak melihat wajah Alea, lalu berpindah pada bibir Alea yang berwarna pink itu. Javier menarik sudut bibirnya menampakan senyuman kecil disana, lalu Javier mengarahkan wajahnya ke telinga Alea,

"kancing kemeja mu terbuka, apa kamu sedang menggodaku?"

bisik Javier ke telinga Alea,

"apa?!"

mata Alea seketika terbuka dan membulat dengan sempurna lalu melihat kemeja yang di kenakan, betapa malunya Alea karena salah satu kancing kemejanya terbuka. entah mungkin tadi dia sangat terburu-buru hingga tidak memperhatikan penampilannya saat membuka pintu taxi online yang di tumpanginya tadi.

'astaga,, memalukan'

Alea mengumpat dalam hati, wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus. dia sangat malu..Alea memegang kancing kemejanya lalu membalikkan badan guna memperbaiki kancing kemeja yang sempat terbuka tadi.

"dasar pria mesum!"

Alea mengatai Javier dengan sambil menghentakkan kakinya dan berlalu pergi meninggalkan Javier yang tersenyum penuh kemenangan. Alea membanting pintu ruangan Javier dengan sangat keras.

BRAK....!!!

Javier tidak merasa marah di katakan sebagai pria mesum oleh Alea, dia justru merasa lucu dengan tingkah konyol Alea.

"hahahaha"

Javier tertawa terbahak-bahak dalam ruangannya.

"sepertinya akan seru. baiklah Javier, show time".

Javier berkata dengan sangat angkuh sambil tersenyum seperti sedang merencanakan sesuatu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.TBC...

happy reading...

happy weekend...

*Dede...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!