Pagi hari yang sangat cerah ini, ternyata tidak secerah wajah yelse. gadis SMA ini sedang bergelut dengan pekerjaan rumahnya. padahal waktu sudah menunjukkan kalau dirinya harus segera berangkat sekolah.
Dia sangat terburu-buru dan tergesa untuk berangkat ke sekolahnya. " aduhhh,,, gimana ini! " ocehan yelse dalam perjalanan panjangnya menuju ke sekolahnya.
Dia berlari kencang agar segera tiba di sekolah dengan tepat waktu. hingga dia sama sekali tidak memperhatikan jalan. setelah melihat gerbang akan di tutup segera yelse berteriak memanggil seorang security yang akan menutupnya.
"PAAAKK! " panggil yelse.
Penjaga itu langsung berhenti dan menunggu yelse masuk, " apa kamu tidak pernah bisa bangun pagi, setiap hari kamu pasti yang terakhir masuk!" marah penjaga itu.
" Iyya,,, maaf! " ucap yelse sambil menunduk untuk menghormati penjaga itu. namun sedetik kemudian dirinya kembali berlari kencang. karena memang jarak gedung sekolah dan pagar itu sangatlah jauh.
SMA itu adalah sekolah ternama di daerah itu. baju putih bervariasi kotak yang sama dengan bawahannya. juga berdasi kecil di lehernya, membuat siapa saja yang memakainya merasa baru memulai petualangan keremajaannya.
Masa kebebasan dan berteman adalah hal yang paling di prioritaskan , namun yelse tidak mempunyai semua itu.
Dia adalah gadis cantik yang polos namun cerdas. dia sangat mandiri dan tidak pernah manja. tentu saja itu karena pengaruh dari keluarganya. dia tetap fokus dengan sekolahnya. karena itu memang menjadi fokusnya . dia tidak mempedulikan kalau dirinya yang sama sekali tidak punya teman dan selalu di kucilkan.
Jalur beasiswa yang membawanya sampai ke sekolah itu. benar-benar membuat dirinya menjadi bahan bullyan oleh teman-temannya. walau terkadang menyakitkan, namun dia tidak pernah patah semangat untuk menjadi lulusan terbaik di sekolah itu.
" Brughh...! "
" Akh,,, maaf,,, maaff,,,! " ucap yelse yang tidak sengaja menabrak seseorang. yelse menatap sekilas pada siswa berseragam yang tampak santai berjalan.
Tatapan keduanya saling bertubrukan sebentar. namun karena yelse yang memang terburu langsung berlari lagi ke kelasnya. dan siswa itu hanya menatap yelse yang berlari kencang itu.
Di kelas yelse duduk sendiri, kursi sebelahnya kosong, karena memang tidak ada murid yang mau duduk dengannya. sekali lagi, yelse sama sekali tidak masalah soal itu.
Dengan nafas memburu dan penampakan akan yang sangat berantakan yelse duduk di kursinya. tampak beberapa murid lain melihat ke arahnya. dan juga menatap sinis ke arahnya. namun yelse tidak menghiraukan itu.
Kini Yelse tampak sibuk merapikan rambut dan bajunya. setelah di rasa rapi barulah dia mengeluarkan buku dan perlengkapan belajar lainnya.
Guru datang dan menyapa semua siswanya. semua siswa langsung riuh menjawab salam dari sang guru. namun tak lama setelah itu guru itu memperkenalkan siswa baru.
" Selamat pagi semua, perkenalkan ini adalah teman baru kalian! " kata guru tersebut pada muridnya.
Semua yang di sana melihat ke arah bakal teman baru mereka itu. hanya yelse yang tidak mengangkat kepalanya. dia hanya fokus pada bukunya.
Namun pemuda itu malah menatap tajam ke sosok yang seakan tidak mempedulikan sekitar itu. padahal semua siswi sudah riuh bergemuruh memuji ketampanan dan pesona siswa baru itu.
" waahh,,, tampan sekali! "
" apa kita sedang bermimpi! "
" apa dia adalah pangeran yang tertunda untukku!"
Pujian lantang dari semua siswi kelas itu sama sekali tidak menggoyahkan yelse untuk melihatnya. bahkan dirinya seakan tidak merasa penasaran sama sekali. walau dia jelas mendengar keriuhan itu.
" Perkenalkan dirimu? " kata guru pada siswa baru itu.
" Iyya,, Terima kasih! " jawab siswa itu pada sang guru.
Kemudian siswa baru itu melihat ke semua teman barunya. " selamat pagi semua, nama saya Nathan Carlson, saya pindahan dari SMA_____! " siswa baru itu menjelaskan panjang lebar asal usul dirinya dan alasan dia pindah ke sekolah itu.
" Semoga kita bisa bekerja sama nantinya,, sekian dan Terima kasih! " pungkas pemuda itu.
Setelah itu sang guru tampak melihat-lihat untuk memberikan bangku pada Nathan. setelah melihat hanya ada kursi kosong di samping yelse. sang guru langsung melihat lagi ke arah Nathan.
" Kamu duduklah di sana! " kata guru sambil menunjuk bangku yang di maksud.
Nathan langsung berjalan ke arah bangku paling belakang itu. setelah di dekatnya, dia sempat melihat ke yelse sekilas sebelum dirinya benar-benar duduk.
Yelse sangat fokus dengan buku di tangannya. bahkan kehadiran Nathan di sampingnya sama sekali tidak di hiraukannya.
Semua siswi cantik yang ada di sana merasa sangat iri dengan keberuntungan Yelse yang di sandingkan dengan Nathan. dan setelah itu pelajaran berjalan normal.
Sepanjang pelajaran berlangsung, yelse sama sekali tidak menghiraukan Nathan yang berada di samping dia.
Sampai-sampai Nathan yang merasa belum punya catatan tentang pelajaran itu merasa sangat sungkan untuk meminjam buku dari Yelse .
Namun yelse yang menyadari langsung memberikan catatannya tanpa berucap " he'hm,,,! " yelse menyodorkan buku di tangannya.
Nathan melihat yelse sekilas ketika ingin mengambil buku itu. dan yelse langsung kembali ke mode serius menghadap guru. sungguh membuat Nathan yang di sampingnya merasa sangat sungkan.
Sebenarnya Nathan adalah pria yang juga pendiam , namun untuk pergaulan, dia termasuk pemuda yang brandal. dia adalah pemuda yang sangat liar ketika di luar jam sekolah. kemewahan dan harta yang selalu bergelimang dari sang mama. membuat Nathan menjadi sangat bebas.
Walau pada kenyataannya, Nathan adalah pemuda yang sangat kesepian. dia anak tunggal dari wanita yang single parent, ibunya yang selalau sibuk dengan urusannya, selalu menggantikan kasih sayang dan perhatiannya pada Nathan melalui uang. sehingga membuat Nathan sangat bebas dan liar seperti sekarang.
Setelah jam istirahat tiba, seperti biasa, yelse tidak langsung beranjak seperti teman-temannya. dia selalu makan ketika semuanya sudah selesai. karena dia yang terlalu malas untuk menanggapi mereka.
" Bruk..! "
Hentakan meja langsung terdengar keras ketika di angkat lalu di lepaskan , oleh segerombolan gengnya Berly yang datang . tampak ke empat sekawan itu sedang berdiri mengelilingi yelse yang masih terlihat tenang. dan hanya terlihat memejamkan mata saja .
Nathan yang awalnya akan keluar dari kelas langsung berhenti dan berbalik badan melihat ke arah Yelse dan Berly. Nathan juga melihat Berly yang sok-sokan itu.
Dan dia hanya melihat sekilas. kemudian dia berniat melangkah lagi. dan baru beberapa langkah dia berjalan , kakinya kembali berhenti. karena Berly yang kembali menghentakkan meja itu dan malah semakin kuat dari yang tadi. itupun hanya untuk beberapa saat saja untuk Nathan berhenti dan mendengarkan.
Seakan tidak ingin ikut campur, akhirnya Nathan benar-benar pergi. padahal di dalam kelas yelse sedang di amuk oleh gengnya Berly. hingga tangan dan kakinya memar. bahkan pipinya tampak bengkak dan bibirnya sedikit robek. namun yelse tetap diam.
Yelse sangat tidak leluasa untuk membalasnya. karena kalau dirinya berulah dengan Berly. sudah di pastikan kalau dirinya yang akan di keluarkan dari sekolahan. walaupun dirinya adalah anak dari pemilik sekolahan besar dan ternama itu.
Yelse memang anak dari pemilik sekolahan ternama itu. namun tidak ada seorangpun yang tahu. sejak ibunya tiada, hidup yelse dan kakaknya berubah sangat drastis .
Kepergian ibunya waktu itu ketika dirinya masih sangat kecil. dirinya masih berumur tiga tahun, sedang kakaknya berumur delapan tahun.
Kakaknya pergi dari rumah ketika baru masuk sekolah menengah pertama. namun yelse tetap harus tinggal di rumah itu. karena menurut sang kakak hanya di rumah itu yelse bisa tetap makan dan hidup. Sedangkan kakaknya terpaksa bekerja untuk membiayai sekolah adiknya itu.
Kedua kakak beradik itu masih sering bertemu, yaitu di markas kakaknya yang sekarang menjadi ketua gengster di wilayahnya. walau hanya seminggu sekali. namun saat itu tiba adalah momen paling di tunggu oleh seorang yelse.
Walau dirinya tidak bisa mengadu untuk segala yang di alaminya. namun dirinya tetap semangat dan ceria ketika bertemu dengan sang kakak.
Yelse tidak berani mengadu karena dirinya yang tidak Ingin kakanya sedih jika tahu yang sebenarnya.dan terpaksa yelse harus sabar dengan semua yang di terimanya.
Setelah sampai kantin yelse sudah tidak kebagian makanan apapun, hanya sebuah roti tawar yang masih tersisa. seperti biasa , yelse hanya mengambil roti itu dan langsung melangkah pergi.
Nathan melihat yelse yang tampak sangat lesu ketika dirinya berjalan pergi. namun Nathan tetap fokus makan hanya matanya saja yang mengarah pada gadis itu.
Dan setelah masuk ke kelasnya. Nathan sangat kaget melihat keadaan yang sangat jelas itu. dia berhenti sejenak untuk melihat tas dan buku yang berserakan. bahkan bangku yelse yang tampak terlempar. Nathan tahu benda itu adalah milik gadis di sampingnya.
Setelah itu tatapan Nathan beralih pada Berly yang sudah duduk di samping tempat duduknya. bahkan Berly tampak tersenyum genit ke arahnya. namun Nathan melihatnya tanpa ekspresi.
Dan sebelum Nathan kembali berjalan , Tiba-tiba yelse masuk, dan diapun sempat berhenti sejenak tepat di samping belakang Nathan. namun itu hanya untuk beberapa saat saja.
Setelah itu tanpa berucap, yelse langsung berjalan maju memunguti buku dan tasnya. kemudian dia mengambil bangkunya, lalu di bawanya ke pojokan paling belakang. tanpa berucap atau marah yelse langsung duduk dengan tenangnya.
Sewaktu yelse jongkok untuk memunguti barangnya. tanpa sengaja tadi Nathan melihat luka lebam di atas lutut gadis itu. karena memang seragam yang di pakai adalah rok pisket yang sangat mini.
" Hai Nathan cepat duduk! " kata Berly memanggil Nathan yang masih diam dan berdiri melihat yelse, untuk segera duduk di bangkunya. yaitu di sebelahnya saat ini.
Nathan yang seperti tersadar langsung berjalan ke bangkunya , setelah itu dia duduk. Berly sangat senang karena dia bisa duduk di samping pria yang sangat tampan di kelasnya. bahkan mungkin tertampan di sekolah itu.
" Kalau kamu mau sesuatu jangan sungkan bilang padaku ya? " kata Berly sok akrab. " sekarang kenalkan namaku Berly! " kata berly sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Nathan . namun Nathan hanya merlihatnya sinis.
" Hmm! " jawab Nathan dengan gumaman.
Pelajaran kembali di mulai. namun mata Nathan terus mencuri pandang dari yelse. yelse terlihat sangat fokus dengan pelajaran yang di terangkan oleh guru . walau dengan tangan yang selalu dia gerakkan di bagian bahunya. seperti seorang yang sedang merasakan pegal atau sakit.
Mata Nathan memang terlihat sangat tenang. namun kedalamannya tidak ada yang tahu. dia sedikit terkaget ketika tanpa sengaja yelse menyingkap baju lengan pendeknya. dan dia melihat memar di sana. seperti yang tadi dilihatnya di bagian atas lututnya sewaktu dirinya jongkok.
" Nathan nanti pulang sekolah kita sama-sama ya!" ajak Berly yang memulai aksi pendekatannya.
" Tidak,,! aku sudah ada janji! " jawab Nathan tegas tanpa melihat ke Berly.
Kringggg,,,
bel pulang sekolah berbunyi, dengan cepat yelse menjinjing tasnya dan langsung berlari pergi.
Semua teman di kelas tidak ada yang mempedulikan kepergian yelse yang sangat tergesa itu. karena mereka sudah terbiasa dengan itu. namun tidak dengan Nathan yang sedikit terkaget dengan kepergian yelse yang begitu cepat.
Yelse harus segera pergi ke tempat kerjanya yang tidak jauh dari rumahnya itu. semua teman kerja yelse tahu kalau yelse tinggal di hunian mewah di tempat itu. akan tetapi tidak dengan teman sekolahnya. karena mereka tahunya yelse adalah anak orang miskin.
Padahal itu adalah rumahnya sendiri. rumah yang di bangun oleh kakek dari mamanya. namun karena mamanya yang sudah tiada membuat rumah itu seketika berubah menjadi neraka.
Sebenarnya yelse sangat penasaran dengan cerita hidupnya sendiri. bagaimana ayahnya bisa setega itu dengan dirinya dan kakaknya. padahal di dokumen kelahirannya. dia adalah anak sah dari ayahnya itu.
Di rumah yelse tidak ubahnya seperti seorang anak pembantu. bahkan dia hanya di berikan kamar yang sangat sempit seperti para pelayan yang tinggal di sana.
Selain itu, yelse juga di berikan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. dia juga harus membersihkan kamar dan merawat kebutuhannya sendiri. seperti mencuci baju dan menyetrikanya.
Bahkan ayahnya tidak pernah memberikan uang jajan padanya. kebutuhan sekolah selain beasiswanya , dia harus memikirkan itu sendiri.
" Sudahlah,, kamu istirahat saja, biar saya yang akan menyapu nanti! " kata pelayan baik hati di sana. seorang pelayan yang selalu membela dan memberikan kasih sayang padanya.
" Tidak usah bik,, biar aku saja. aku tidak mau kamu dalam masalah nanti! " jawab yelse yang tidak ingin membuat orang baik itu dalam masalah karenanya.
" Baiklah,, kalau begitu aku pergi dulu! " kata pelayan itu.
Tengah malam Yelse masih mencuci piring-piring kotor itu. padahal matanya sudah sangat berat. di tambah lagi badannya yang terasa sangat sakit karena ulah Berly dan teman-temannya di kelas tadi.
Di tengah malam badan yelse tiba-tiba menggigil hebat. tubuhnya demam. dengan tertatih dirinya mengambil obat di kotak obat. dia mengambil obat penurun panas. setelah itu dirinya bisa tidur dengan nyenyak.
Di sekolah yelse kembali datang sangat mepet dengan jam pelajaran seperti biasanya. Namun yang terlihat aneh adalah langkahnya yang terlihat berat dan lesu.
Dan setelah dirinya duduk di bangkunya. tidak lama pelajaran pun di mulai. yelse tampak sangat fokus dengan pelajaran itu. walau matanya terlihat sangat sayu.
Nathan menyadari kalau wajah yelse sangat pucat. bahkan dirinya juga melihat keringat yang sangat basah membasahi dahi gadis itu.
Lama mengamati yelse. membuat Nathan menyadari kalau yelse sangatlah cantik. gadis tanpa riasan itu sangatlah cantik. walau dalam keadaan pucat pun dia masih terlihat sangat cantik.
Waktu istirahat tiba semua siswa di kelasnya makan siang. namun yelse malah tidur sambil berbantalkan lengannya. dan Nathan melihat itu.
" Ayo Nathan kita keluar! " ajak Berly pada Nathan. bahkan Berly dengan lancangnya menggandeng tangan pemuda itu.
Nathan yang merasa tidak suka langsung menatap tajam pada Berly. dan setelah Berly menyadari tatapan mengerikan dari Nathan. dirinya pun merasa sedikit menciut , apalagi Nathan juga melihat ke tangan Berly yang memegang tangannya. membuat Berly yang paham langsung melepaskannya.
" Maaf! " kata Berly walau sedikit merasa tanpa dosa.
Setelah itu Nathan kembali diam. dan ternyata Berly tidak menyerah, dirinya masih di bangkunya dan seolah menunggu Nathan. " apa kamu tidak makan? " tanya Berly sangat lembut. dan Nathan hanya menjawab dengan tatapan saja.
" Baiklah,,, kalau begitu aku keluar dulu! " kata Berly dengan genitnya.
Brakk..
Nathan langsung terlonjak dan seketika melihat ke arah yelse. yang dimana baru saja Berly menggebrak mejanya untuk mengganggu tidurnya.
Saat ini yelse sedang duduk tegak. tentu saja karena dirinya yang kaget atas kelakuan Berly barusan. namun dia tetap diam dan melihat kepuasan Berly saja.
Sebelum yelse kembali meletakkan kepalanya di meja. tanpa sengaja matanya melihat Nathan yang ternyata menatap penuh padanya, tatapan keduanya sempat bertubrukan untuk beberapa saat. namun setelah sadar yelse langsung mengganti posisi, dia memutar kepalanya untuk menghindari tatap muka dengan Nathan. kemudian melanjutkan tidurnya.
Namun Nathan masih menatapnya penuh walau dari belakang , Nathan tahu kalau gadis itu sedang sakit . karena biasanya gadis itu akan langsung belajar lagi setelah semua anak-anak pergi.
Di kantin Berly ternyata sudah menunggu Nathan "Hai ,,, Nathan,,, sini! " panggil Berly sambil melambaikan tangan. dan setelah Nathan melihat ke arahnya dia langsung mengangkat piring makanan untuk Nathan yang di siapkan untuknya.
Dan ternyata reaksi Nathan hanya diam dan melihat saja. setelah itu dia mengambil apa saja yang tersisa. Nathan makan dengan sangat cepat . dan setelah itu dia kembali ke kelas, dirinya membeli sebuah roti dan air putih untuk di bawa masuk ke kelas itu.
Tok,,, tok
Nathan mengetuk pelan meja yelse dengan kedua jarinya yang di tekuk. yelse langsung terbangun. dan melihat Nathan yang sudah berdiri di sampingnya.
" Makanlah, setelah itu minum obat Ini! " kata Nathan perhatian. Yelse sempat kaget dengan sikap Nathan padanya.Matanya tampak berembun, dan Nathan melihat itu.
"Terimakasih! " ucap yelse sangat lirih. setelah roti dan air minum di terimanya, Nathan langsung kembali duduk di bangkunya. tampak yelse yang masih menatap Nathan.
Yelse merasa sangat terharu. ternyata ada orang lain selain kakaknya yang perhatian padanya. dan dia pelan-pelan memakan roti itu. tampak dengan mata basah yelse terus mengunyah. bahkan tangannya mengusap air matanya beberapa kali.
Nathan melihat yelse yang menangis ketika dirinya makan. rasa penasaran tentang sosok gadis cantik itu semakin kuat , " apa kamu sangat kesakitan sekarang? " tanya Nathan memecahkan keheningan.
Mendengar pertanyaan Nathan yang di tujukan padanya, sontak yelse langsung melihat ke arahnya " tidak,,, Terima kasih. nanti akan aku ganti ini! " jawab yelse sambil menunjukkan roti di tangannya. Nathan masih menatapnya dan diam tidak menjawab janji yelse padanya.
Sepulang kelas tampak yelse yang menunggu semuanya keluar dulu. padahal biasanya dia selalu berlari nomor satu. karena dirinya yang harus bekerja. dan kali ini dia tidak ingin memaksakan diri.
Berly yang sudah beranjak melihat yelse yang masih memasukkan bukunya. dia sedikit terheran melihat yelse yang masih di sana. kemudian dengan keisengannya dia membawa langkahnya mendekati yelse.
" Tumben-tumbenan kamu masih di sini. apa tidak bekerja lagi kamu. sudah kaya sekarang?! " olok berly. namun yelse diam seolah tidak mendengar itu. bahkan tangannya masih sibuk dengan apa yang dia lakukan.
" Ahk,,,! " yelse langsung meringis, bahkan kepalanya langsung mendongak. karena berly yang menjambak rambutnya dan menariknya ke belakang. tentu saja karena Berly yang tidak suka di abaikan.
" Ayo! " ucap Nathan sambil menarik tangan yelse. membuat Berly yang masih memegang rambut yelse langsung melongo sambil menatap Nathan.
" Lepaskan tanganmu! " kata Nathan sambil menatap tajam pada Berly. sontak berly pun langsung melepaskan tangannya. dan terlihat pasrah.
Setelah yelse selesai merapikan buku kedalam tasnya, Nathan langsung menyambar tas yelse, dan yelse langsung berdiri dan mengikuti langkah Nathan pergi dari sana. meninggalkan Berly dengan rasa tidak percayanya.
Langkah Nathan ternyata terlalu cepat dan lebar. membuat yelse yang dalam keadaan tak berdaya, menjadi sulit untuk mengimbanginya. sehingga dirinya memutuskan untuk jauh tertinggal dari Nathan. dan berjalan dengan kekuatan yang di punyanya saat ini.
Merasa kalau dirinya tidak lagi mendengar langkah kaki lagi, Nathan pun menoleh kebelakang. ternyata yelse memang jauh tertinggal di belakang. Nathan berhenti dan melihat pada yelse yang seperti terseok.
Awalnya Nathan berpikir untuk tidak menghiraukan yelse. karena mereka yang memang tidak terlalu akrab. namun karena matanya semakin melihat yelse yang hampir terhuyung. diapun memutuskan untuk kembali pada yelse.
Yelse melihat Nathan yang berjalan ke arahnya. dan berhenti di depannya saat ini. kemudian dirinya membungkuk dengan tangan yang tiba-tiba bergerak untuk menggendongnya.
Tanpa berucap apapun Nathan melakukan itu. membuat yelse yang di gendongannya menatap cengoh. bahkan matanya berkedip beberapa kali untuk memastikan apa yang terjadi saat ini.
" Ah,, turunkan aku, biarkan aku jalan sendiri. tidak enak jika ada orang melihatnya! " ucap yelse sambil memberontak untuk turun.
Nathan langsung berhenti namun tidak untuk menurunkan yelse. " apa kamu bisa diam! " katanya terlihat dingin.
" Maaf, tolong turunkan aku! aku takut ada yang melihatnya! "
" Biarkan saja! " jawab Nathan.
" Jangan begitu aku benar-benar tid___! "
" Aku akan membawamu sampai ke klinik! " sahut Nathan cepat .
" Aku mohon turunkan aku,,,,! aku tidak mau berurusan dengan Berly lagi! " kali ini yelse benar-benar memohon pada Nathan, dengan suara yang sangat lirih dan bergetar menahan tangis.
Dan barulah Nathan berhenti dan melihat pada yelse yang seperti ketakutan. kemudian pelan-pelan dia menurunkan yelse.
Wajah gadis itu menunduk sambil membungkuk "Terima kasih! " ucap yelse tanpa melihat wajah Nathan. padahal yelse sedang menahan tangis sekarang.
Kemudian yelse kembali berjalan, namun Nathan tampak masih berdiri dan melihat pada yelse yang berjalan duluan , selang beberapa langkah yelse berjalan.
Brukh....
Yelse langsung terjatuh tidak sadarkan diri . Nathan langsung berlari mendekat dan langsung kembali menggendong yelse yang tidak berdaya.
Tanpa Nathan sadari ada sepasang mata Berly yang melihat itu. dan saat ini dia sedang menatap bengis dengan apa yang di lihatnya.
Di sinilah saat ini yelse berada, di sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari tempat sekolahnya. Nathan yang membawanya sampai ke sana. setelah di tangani oleh dokter akhirnya diapun tertidur.
Nathan yang masih di sana mendengar ponsel yelse berbunyi , tangannya terulur untuk mengambilnya. dia melihat ada panggilan masuk dari adelle , Nathan menatap lama karena dia ragu untuk menjawab panggilan itu.
Dan ternyata panggilan itu terjadi beberapa kali, sehingga Nathan yang mulai risih terpaksa mengangkat panggilan itu. dan membawanya ke telinganya.
" Hai,,, yelse, cepat datang nanti bos akan ke sini, kamu harus cepat. aku tidak ingin terjadi masalah lagi denganmu. ! kamu sudah sampai mana. aku benar-benar panas dingin karena menunggumu saat ini! " Nathan belum bersuara namun yang di sana sudah menjejal dengan suara lantangnya.
Merasa yang di seberang tidak menyahut adelle pun kembali bersuara " halo,,, yel,,, kenapa hanya diam saja, kamu sudah sampai mana?__ "
" Dia di rumah sakit! " Nathan akhirnya bersuara. dan seketika yang di sebrang sana terdiam. namun hanya untuk beberapa detik.
" Maaf, apa aku tidak salah dengar? " tanya adelle yang sedikit shock.
" Hmm! " jawab Nathan.
" Maaf apa saya bisa meminta bantuan anda! tolong jaga dia ya,,, sampai aku ke sana. aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu. apa anda bisa.?" adelle terdengar sangat panik dan juga memohon.
" Maaf tapi aku har__! "
" Tolong aku tuan. dia tidak punya siapapun. aku akan langsung ke sana setelah pekerjaanku selesai! " di sinilah Nathan terdiam. setelah itu dia mendengar adelle yang sepertinya menangis memohon padanya agar menjaga gadis yang sedang tertidur di ranjangnya itu.
" Baiklah! "
" Terima kasih tuan, sudah ya,,, saya harus kembali bekerja. Terima kasih banyak! " sahut adel yang terdengar sangat tergesa. dan panggilan itupun terputus.
Nathan benar-benar di sana menjaga yelse. sambil bermain ponselnya tanpa terasa sudah tiga jam lamanya dia di sana. sampai akhirnya yang menyuruhnya untuk menunggu itu datang juga.
Ceklek...
Pintu terbuka, adelle langsung berjalan ke arah ranjang dengan menangis. padahal saat ini Nathan sedang melihatnya. namun adelle masih tidak menghiraukan pemuda tampan yang di mintai bantuan olehnya itu.
Nathan melihat tangisan iba dari airmata adelle atas yelse saat ini. sehingga membuat Nathan yang tidak begitu tahu dengan sosok yelse menjadi ingin tahu.
" Kenapa kamu menangisi dia sampai seperti itu.!" tanya Nathan pada adelle. wanita yang baru saja datang langsung tersadar kalau masih ada seseorang di sana. dan Nathan masih menatapnya sangat dalam.dan itu membuat adelle merasa malu dan bersalah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!