NovelToon NovelToon

Sepenggal Kisah Ary

1. Aryanti Wihardja

Kriiing... kriiing... Suara alarm di meja nakas samping tempat tidur. Seorang gadis cantik bernama Aryanti Wihardja, biasa disapa Ary itu masih terlelap dalam tidurnya.

"Ary bangun!!!"

"Bangun Aryyyy...!!!"

Bu Widya mengguncang tubuh Ary. Gadis berusia 15 th itupun mulai menggeliat dan meregangkan tubuhnya, karena merasa tidurnya terusik.

"Jam berapa bun? tanya Ary kepada bundanya.

"Sudah jam 05.30, cepat bangun kamu belum sholat subuh kan?"

" Cepat mandi, jangan lupa sholat!" kata bunda Widya

Ary bangun kemudian bergegas menuju kamar mandi. Sedangkan bunda Widya membereskan tempat tidur anaknya, kemudian membuka gorden dan jendela kamar. Ary anak yang manja karena dia anak paling kecil.

Orang tua dan kakak- kakaknya sangat menyayangi dan memanjakannya. Dia jarang membereskan tempat tidur nya, membuka gorden dan jendela pun dilakukan kalau dia libur sekolah saja.

Ary merupakan anak yang cerdas tapi tomboi, selalu mendapat juara di sekolahnya. banyak yang menyukai nya karena anaknya yang ramah, ceria, dan mudah bergaul. Ary sekolah di SMU Negeri favorit di kota ini. Hari ini adalah hari pertama masuk SMU sekolah barunya.

Setelah selesai mandi Ary, langsung turun menuju ruang makan yang gabung menjadi dengan dapur.

"Ayah mana bun?" tanya Ary sambil menggeser kursi, kemudian meletakkan tas sekolahnya.

Ary berjalan mendekati sang bunda yang mulai menghidangkan sarapan. Ary membantu mengangkat nasi goreng spesial buatan bunda, dan meletakkannya di meja.

"Ada apa nyari ayah?" tanya ayah Kemal sambil duduk di kursi meja makan.

Ary mendatangi sang ayah, kemudian duduk di sebelah ayahnya.

"Ary berangkat sekolah nanti ma Enno aja, ayah gak usah antar Ary." kata Ary.

"Kalian sudah janjian?" tanya ayah Kemal lagi.

"Iya yah. Tadi malam Enno sudah hubungi Ary, kalau mau berangkat sama. Dia yang kesini."

"Ya sudah, kalau gitu. hati-hati jangan kebut kebutan di jalan." pesan ayah.

" Iya ayah..." jawab Ary.

"Cepat habiskan sarapan mu, nanti terlambat pergi ke sekolah!" tegas bunda Widya.

Ary pun menghabiskan sarapannya dan minum susu putih kesukaannya, kemudian berdiri untuk pamitan sama orang tuanya. Diciumnya punggung tangan kedua orang tuanya.

"Ary berangkat sekolah ya yah, bun. Assalamualaikum" pamit Ary.

Ary menunggu kedatangan Enno di teras rumahnya sambil memainkan gawainya. Tak lama kemudian, Enno datang dengan motor matiknya.

" Lama banget sih lo, lihat dah jam berapa ini?" omel Ary.

" Sori, gue bangun kesiangan. Dah yuk cabut, takut terlambat!" jawab Enno sambil menyerahkan helm untuk Ary pakai.

Ary pun naik ke atas motor sambil memakai helmnya.

15 menit kemudian mereka telah sampai di sekolahan. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah mereka, karena sekolah mereka tidak terlalu jauh. Enno memarkirkan motornya, sedangkan Ary mengikuti di belakang Enno sambil membuka dan menyerahkan helmnya pada Enno.

" Hah... ku pikir kita akan terlambat. Selamat... Selamat..." kata Enno sambil mengelus dadanya.

" Tinggal 5 menit lagi, ayo buruan kita cari kelas kita!" jawab Ary.

Mereka pun berlari menyusuri lorong kelas, mencari tahu dimana kelas baru mereka.

Teeeet... teeeet... teeeet....

Suara bel sekolah berbunyi tiga kali, yang menandakan bahwa semua murid dan guru harus berkumpul di lapangan sekolah. Bel berbunyi saat bertepatan Ary dan Enno memasuki ruang kelas. Mereka meletakkan tas dan bergegas lari menuju lapangan. Ditengah jalan, Ary tidak sengaja menabrak seseorang. Seorang anak perempuan yang akhirnya mereka berteman. Anak itu bernama Candra Dewi.

" Maaf... maaf gak sengaja." kata Ary

" Iya gak apa-apa, aku yang salah. aku bingung mau ke toilet tapi bel sudah berbunyi." jawab Candra.

" Yukk, ku antar kamu ke toilet." ajak Ary.

" Lo juga temenin gue antar ni anak" kata Ary pada Enno.

" Nama Lo sapa?" tanya Enno pada Candra. "Perasaan kita belum kenalan deh."

"Aku Candra Dewi kelas 10 A." kata Candra sambil mengulurkan tangannya ke Enno

"Gue Enno, dan ini temen gue namanya Ary" balas Enno.

" Ternyata kita sekelas ya" Ary menimpali.

" Ayo buruan ke toiletnya, keburu baris semua!!!" kata Enno lagi.

Mereka pun berlari menuju toilet agar tidak terlambat masuk ke dalam barisan di lapangan nantinya.

" Hei, kalian dari mana saja?" tanya salah satu kakak senior dengan wajah garang.

" Dari toilet kak" jawab Ary

" Alasan!" kata kakak senior tadi.

"Cepat masuk ke dalam barisan! perintah kakak senior laki - laki yang memakai name tag Bayu Prakosa menyela.

" Tapi setelah usai upacara kalian harus berkumpul di sebelah kiri lapangan, bergabung dengan mereka!" sambung kakak senior yang berwajah garang tadi.

Ary beserta teman - temannya pun masuk ke dalam barisan.

"Gimana nih? kita pasti kena hukuman deh" kata Candra panik.

"Tenang aja, kalau kita tidak salah pasti tidak dihukum" kata Ary menenangkan Candra.

"Sssttt... diam upacara sudah dimulai!" Enno mengingatkan tema - temannya.

Mereka pun diam mengikuti upacara penerimaan siswa baru.

Ary akhirnya memiliki 2 teman dekat Enno Mundar dan Candra Dewi. Enno anak seorang pensiunan jenderal. rumahnya tidak jauh dari rumah Ary. Enno teman Ary baik di rumah maupun di sekolah. Enno dan Ary berteman sejak dari kecil.

Sedangkan Candra, dia yang paling pendiam diantara mereka bertiga. Memiliki otak lumayan cerdas, tidak seperti Enno yang tahunya makan, jalan-jalan, dan pacaran.

****

Upacara pagi itu akhirnya selesai. Ary, Enno dan Candra pun menuju sebelah kiri lapangan seperti yang dikatakan kakak senior tadi.

Di sana mereka diinterogasi oleh kakak - kakak senior yang tergabung dalam OSIS.

"Kalian bertiga tadi kenapa terlambat masuk barisan upacara?" tanya senior yang bernama Bayu, ternyata dia ketua OSIS di SMU ini.

"Tadi kami mau ke toilet tapi gak tau dimana toiletnya. Kami mencari letak toilet dulu, muter-muter lama baru dapat. Jadinya lama deh kami baru datang ke lapangan." jelas Ary mewakili tema - temannya. Karena diantara mereka Ary lah yang paling berani dan pintar.

"Alasan aja kalian! Kalian bertiga ke toilet ngapain? Ke toilet aja bertiga. Mau dandan kan kalian? Dasar gatel!" kakak senior yang bernama Rani memarahi mereka.

"Panggilan alam kak, kalau gak dikeluarkan nanti ngompol gimana?" jelas Enno.

"Kenapa bisa barengan?"

"Ya karena kita merasakannya bersamaan kak, mana bisa janjian!" jawab Ary lagi.

" Betul kalian ke toilet karena buang air bukan karena malas ikut upacara?" tanya Bayu.

"Iya kak, sumpah!" giliran Candra yang jawab.

" Ya sudah, kali ini kalian aku maafkan. Besok besok lagi jangan terlambat lagi mengikuti upacara!" kata Bayu si ketua OSIS.

"Sekarang kembali ke kelas kalian!" perintah Danar teman Bayu.

"Iya kak. Terima kasih kak." jawab mereka bertiga serempak sambil meninggalkan lapangan.

"Huuuh... Akhirnya selamat juga!" kata Enno.

"Aku tadi udah deg degan banget lho..." Candra menimpali.

"Ngapain takut kalau gak salah? Kita gak boleh takut ma siapapun selagi kita benar!" kata Ary.

Mereka bertiga tidak sadar sudah sampai di depan kelas 10A karena asyik ngobrol. Pas mau masuk kelas ternyata ada dua teman Ary dan Enno waktu SMP.

" Eeehh... Ada si Alex dicolek colek sekolah di sini. Ada si Ferguso Anton beton juga!" teriak Enno tiba- tiba.

" Hei! Enno Mundar penyanyi cilik gak laku, yang kerjanya mondar-mandir aja! Ini sekolah untuk umum, bukan milik bokap Lo! Siapa aja boleh sekolah di sini kali!" jawab Alex tidak mau kalah.

" Berantemnya dilanjut nanti, nih Bu guru sudah datang!" kata Ary melerai teman - temannya.

Mereka pun langsung menuju tempat duduk masing-masing.

Ary disukai dan diidolakan banyak cowok, tapi tidak ada satu pun yang dijadikan pacarnya. Dia ingin fokus belajar dan sekolah. Ingin menikmati masa muda katanya. selain itu orang tua Ary juga melarang anak-anaknya berpacaran. Ada seorang cowok yang mengejar cinta Ary sedari dia duduk di bangku SMP.

Cowok itu bernama Alexander Andi Kusumawijaya, keturunan China Jawa. Papanya China dan mamanya Jawa, pengusaha sukses di kota ini. Walaupun sering ditolak Ary, dia tidak menyerah malah semakin penasaran dengan Ary. Karena dia yakin suatu saat nanti Ary pasti akan menerima cintanya.

Ary anak bungsu dari tiga bersaudara, kakak pertama seorang laki-laki bernama Handika Wihardja, dia memiliki bengkel bubut di Jakarta. Sedangkan kakak keduanya seorang perempuan bernama Karina Wihardja, seorang akuntan di kota Surabaya. Ayah ary, kemal Wihardja seorang pensiunan guru SD dan memiliki toko kelontong di pasar. Sedangkan ibunya Widya lestari seorang guru SD di dekat rumah Ary.

Alex disukai oleh teman sekelas Ary di SMU ini, yang bernama Theresia Gloria putri, Tere sapaan akrabnya di sekolah. Dia anak pengusaha rekanan papanya Alex. Orang tua Tere dan Alex berteman, selain itu rumah nya tidak jauh dari rumah Alex.

Alex memiliki teman yang selalu setia sejak SMP, namanya Antonius Nugraha. Anton merupakan musuh bebuyutan Enno. Dimana mereka berjumpa selalu saja ada keributan diantara mereka. Perdebatan mereka selalu ada, tidak pernah ada habisnya. Anton selalu mengekor kemana Alex pergi, kecuali di rumah Alex tentunya.

Ary dan Alex berbeda keyakinan, Ary seorang muslim sedang Alex seorang Katholik taat. Tapi perbedaan itu tidak menghalangi mereka untuk menjadi teman dekat. Ary yang mudah bergaul tidak membatasi dirinya untuk berteman dengan siapa saja. Walaupun beda agama, walaupun beda usia bila dirasanya nyaman dia akan membuka dirinya untuk berteman. Hanya sekedar berteman, tidak lebih.

Ary, Enno, Alex dan Anton mereka dulu satu SMP. Walaupun beda kelas tetapi mereka ber teman akrab. dimana Ary sekolah pasti Enno akan ikut. begitu juga dengan Alex, dimana Alex sekolah Anton akan mengikuti nya. Enno sebenarnya tidak bisa masuk ke SMU favorit tersebut, tapi karena dia anak seorang pensiunan perwira dan juga pengusaha maka tidak susah dia masuk ke SMU tersebut. Begitu juga dengan Alex dengan kekuasaan papanya dia bisa sekolah dimana pun dia mau. Tapi dia masuk SMU ini karena hasil akademik nya memenuhi persyaratan masuk SMU tersebut.

2. I love you, Ary

Waktu berlalu, sudah saatnya mereka istirahat pertama.

" Kantin yuk!" ajak Enno pada teman - temannya.

"Cepetan udah laper banget nih!"

" Iya... iya... Ayuk Cand! Mogok nyanyi nanti penyanyi kita... hehehe.." Ary menyahut.

" Selak konser cacing - cacing di perutku! Tadi pagi belum sarapan akunya." Enno.

"Heh Mundar! Jangan mondar-mandir aja ngalangi jalan aja!" teriak Anton tiba-tiba.

"Huh dasar Anton beton! Ngejekin orang aja kerjanya." balas Enno.

" Jadi gak ke kantinnya nih?" Ary menengahi.

Akhirnya mereka berlima, Ary and gank serta Anton beserta si bos Alex pergi ke kantin bersama.

"Pesen apa kalian, biar gue yang pesenin tapi bos Alex colak colek yang bayarin?!" kata Enno tiba tiba.

" Yang bener aja lo En! Pemerasan ini namanya." jawab Anton yang gak terima temannya dipalak Enno.

" Iya, gue yang bayar! Kalian pesen aja, gue pesen es teh ma mie ayam." kata Alex.

" Asyik... ini baru bos Alex namanya! Masak bos minumnya es teh." kata Enno cekikikan. " Pesen apa Lo Ar, Can?" sambungnya.

" Jus jeruk aja, gue masih kenyang." Ary.

" Kalo gue gado- gado ma teh manis aja." kata Candra.

"Gue..." Anton belum selesai ngomong sudah disela Enno.

" Lo bantuin gue pesen ma bawa makanannya! Mana bisa gue bawa sendiri dodol!" sela Enno.

Mau tidak mau, akhirnya Anton mengikuti Enno untuk memesan makanan mereka.

" Gue kira Lo sekolah di pesantren Ar." kata Alex memulai percakapan mereka biar tidak canggung.

"Hah?"

Belum sempat Ary menjawab, tiba - tiba datang Tere sambil membawa semangkuk bakso dan segelas jus jeruk, Tere teman sekelas mereka juga.

" Gue gabung ya, boleh?" tanya Tere langsung duduk di kursi sebelah Alex tanpa menunggu jawaban dari mereka.

" Eeit... minggir minggir! Tempat duduk gue itu!" teriak Anton tiba-tiba datang sambil membawa pesanan teman - temannya.

" Terus gue duduk dimana dong?" tanya Tere.

" Udah situ aja, biar gue pindah di samping Candra ma Enno." Ary menengahi.

" Lo duduk sini aja Ton, gue pindah tempat duduk."

" Lo emang terbaik!" kata Anton sambil mengacungkan jempolnya.

Alex diam saja selama makan di kantin karena tidak suka ada Tere ikut gabung.

" Ar, pulangnya Lo minta jemput ayah aja ya? Gue mau ke rumah ibu, tadi ibu ngirim pesan kalo gue suruh pulang kerumahnya." kata Enno tiba-tiba memecah keheningan.

Ibu yang dimaksud Enno adalah istri pertama papanya. Papa Enno menikah 2 kali, mama Enno merupakan istri kedua sang Jenderal.

"Iya, nanti gue telpon ayah." jawab Ary.

Enno sudah biasa memanggil ayah Ary dengan ayah.

" Udahan yuk, balik ke kelas. Bentar lagi bel masuk bunyi, habis waktu istirahatnya." ajak Candra.

Mereka pun berdiri dan berjalan menuju ke kelas mereka.

Dalam perjalanan menuju kelas, Alex menjajari langkah Ary.

" Ar, nanti pulangnya gue anter Lo aja ya? Kan kasihan ayah kalo bolak balik jemput Lo. Lagian, ayah kan harus jaga kios." bujuk Alex mencoba merayu Ary, mana tahu Ary mau diantar.

" Iya Ar, dari pada nunggu ayah lama bagus Lo dianter Alex aja!" Enno menimpali karena mendengar kata Alex tadi.

Sedangkan Tere yang mendengar menjadi panas hatinya, lalu berkata, "Biarin Ary mau pulang sama siapa gak usah dibujuk dan dirayu!".

Ary yang sudah tahu dari SMP kalo Tere suka ma Alex mencoba menengahi.

" Gue pulangnya dijemput ayah aja, lagian kami tadi sudah janjian mau ke tempat budheku. Ada acara keluarga, hehehe.." kata Ary sambil cengar-cengir.

"Okelah kalo begitu, masalah klir." kata Anton.

" Gaya lo, Anton beton!!!" jerit Enno.

Mereka kemudian masuk ke kelas dan duduk di bangku masing-masing karena bel waktu istirahat telah berakhir.

***

"Makasih ya kak, udah anterin Ary." ucap Ary.

Ary akhirnya pulang bersama Bayu Prakosa, si ketua OSIS.

"Oke! Aku langsung pulang ya!" kata Bayu.

Bayu langsung menghidupkan motor kesayangannya. Ary pun berjalan memasuki rumah.

*Flash back on*

Tadi sewaktu pulang sekolah Ary berdiri di depan pintu gerbang sekolah.

" Beneran nih gue tinggal? Kenapa gak mau diantar Alex aja sih? Kan enak, Lo gak panas panasan nunggu ayah jemput." kata Enno.

" Iya, gue gak pa-pa kok. Bentar lagi ayah juga datang." jawab Ary.

" Gue duluan ya, daaahhh..." pamit Enno.

Tak berapa lama berselang kepergian Enno, ayah menelepon Ary kalo beliau gak bisa jemput Ary.

Tiba-tiba datang Bayu menawarkan bantuan untuk mengantar Ary pulang.

" Nunggu siapa, kok belum pulang? tanya Bayu.

" Tunggu ojek kak." jawab Ary.

" Emang rumah kamu dimana?" Bayu menanyakan alamat rumah ary.

Karena rumah mereka searah, Ary menerima ajakan kakak kelasnya tersebut.

Flash back off

Begitu Ary memasuki kamarnya, terdengar suara hp dari tas Ary. Ary langsung mengangkat telepon karena dilihatnya panggilan dari ayah.

" Assalamualaikum ayah..."

" .... "

" Iya, ini Ary baru nyampe."

".... ''

"Iya. Ayah ma bunda hati-hati ya!"

"... "

" Iya. Udah dulu ya yah. Assalamualaikum" Ary mengakhiri panggilan.

Ary kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dhuhur.

Setelah selesai sholat dhuhur Ary ketiduran di atas sajadahnya.

Tak terasa waktu sudah sore, Ary tertidur selama tiga jam. Ary terbangun karena perutnya protes minta diisi. Karena waktu sudah menunjukkan waktu sholat ashar maka Ary ke kamar mandi untuk wudhu kemudian sholat ashar.

Setelah selesai sholat, Ary pun turun ke dapur untuk mengambil makan. Ary menyantap makanannya dengan lahap, karena makan yang tertunda.

*****

Malam ini dikamar Ary. Ary dan Enno sedang asyik bertelepon.

" Lo tadi pulang sekolah ma siapa?" tanya Enno.

" Coba tebak gue tadi pulang ma siapa? Gue dianter ketua OSIS! Kebetulan rumahnya deket sini."

"Hah??? Sumpeh Lo? Cerita! Cepet ceritin ke gue gimana ceritanya Lo bisa dianterin ma kak Bayu!" cerocos Enno.

Berceritalah Ary bagaimana dia bisa diantar pulang oleh ketua OSIS ganteng itu. Disaat asyik bertelepon ria, ada pesan masuk di hp Ary.

"Berarti kak Bayu mulai pedekate ame Lo tuh!" kata Enno begitu selesai mendengar cerita Ary.

"Ngawur! Baru kenal tadi pagi, udah mau pedekate aja. Dengkulmu atos!"

"Heh, neng! Dengkul itu memang atos, empuk ya roti, dodol!" sahut Enno.

"Sek sek No, ada pesan masuk dari nyokap nih, tak baca sek yo!" kata Ary.

Sebuah pesan dari ibundanya yang mengatakan bahwa ayah dan bundanya akan menginap di rumah budhe. Dikarenakan oleh suatu hal mereka tidak bisa pulang malam ini.

"Udahan dulu ya No, udah malem! Besok mau bangun pagi gak ada yang bangunin. Ngantuk gue, mo bocan!" kata Ary.

" Ya udah kalo gitu, bye girl!" Enno mengakhiri panggilannya

Sementara itu, Alex dirumahnya sedang asyik bermain game sama Anton di kamar Alex.

" Yes! Menang juga akhirnya!" kata Anton.

" Puas kan Lo sekarang! Bisa kalahin gue. Gue lagi gak konsen nih!"

" Kenapa Lo? Mikirin Ary lagi?" kata Anton lagi.

" Dasar bucin kayak gak ada cewek lain aja! Ary itu seperti merpati. Berapa lama Lo deketin dia, eeh begitu tinggal tangkap, dianya malah terbang."

" Ini masalah hati, nyet! Mana bisa tau mau jatuh dimana pilihannya!" balas Alex.

" Lo liat gak tadi, gue mau anterin pulang dianya gak mau. Tapi pulangnya malah sama cowok lain!" kata Alex.

" Gak usah dipikirin, ada si Tere noh siap ngobatin luka di hati Lo!" nasehat Anton.

" Gue gak suka ma Tere! Dia terlalu agresif, anaknya manja dan gelamor! Bukan tipe gue banget!" jawab Alex.

" Ee, nyet! Lo tanya-tanya kek sama si Mundar mandir, gimana sih si Ary itu?" perintah Alex.

" Yang butuh siapa, nyuk? Enak di Lo, apes di gue!"

" Betul gak mau Lo, nyet? Gak ada uang jajan ma pulsa lagi ya!?" ancam Alex.

" Iya... Iyaa... Apes banget dah gue, nasib... nasib jadi kacung!" kata Anton memelas.

"Gue mesti ngomong apa ma Enno, Lo tau sendiri kan seperti apa si Enno itu. Mulutnya kalo ngomong nyablak gak bisa diem. Yang ada makin heboh!"

"Pinter - pinter lo, gimana baiknya nurut Lo. Biasanya kan Lo sering interaksi ma dia dibanding gue." kata Alex.

"Interaksi! Interaksi opo, gelut iyo (apa, berantem iya)."

"Itu namanya interaksi, saling komunikasi. Walaupun kayak anjing dan kucing, tapi kalian kompak!" sambung Alex sambil cengengesan.

"Kita lihat besok aja!" jawab Anton. "Ingsun kondur rumiyen, Siro ojo kakehan ngalamun! Udah malem! " pamit Anton cengengesan.

(Gue pulang dulu, Lo jangan kebanyakan melamun).

" Haseeemm! Wes gek ndang minggat kono! Sok tua Lo!" jawab Alex sambil melemparkan botol minuman bekas mereka tadi yang ada di dekatnya.

(Dah sana cepetan pergi)

Anton lari keluar dari kamar Alex sambil memiringkan tubuhnya untuk menghindari botol yang dilemparkan Alex tadi.

"Bocah gendeng, suka ma cewek sampai segitunya! Ndi Andi udah ganteng anak orang kaya lagi. Otak lumayan cerdas tapi gak bisa taklukkan cewek." gumam Anton sambil berjalan keluar dari rumah Alex.

Andi adalah nama panggilan untuk Alex di rumah, karena Alexander merupakan nama baptisnya.

Sepeninggalan Anton dari kamarnya, Alex merebahkan tubuhnya di kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya. Dia mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendekati Ary. Bukannya mendapatkan caranya, dia malah melamun, membayangkan Ary berada di depannya. Tangannya mulai menggapai-gapai bayangan Ary, tapi tak kunjung dia dapatkan juga.

Alex tersadar dari lamunannya karena dia terjatuh dari tempat tidurnya sewaktu dia menggapai-gapai bayangan Ary. Alex menghela napasnya dengan kuat, sambil garuk-garuk kepala. "Untung gue sendirian, coba ada si monyet satu itu, habis dia ngetawain gue! Kenapa sulit mendapatkan cintamu Ary. Jangankan hatinya, untuk berteman dekat aja susah!"

"Cantik, cerdas, humble, enerjik, ceria.... benar - benar sempurna! Tapi sayang susah untuk didapatkan. Gue diam, dia mencoba menarik perhatian. Begitu gue deketin, dia malah terbang. Betul-betul jinak jinak burung merpati. Ary... kamu betul-betul mengalihkan duniaku. Aku mencintaimu Aryanti Wihardja..."

3. Makrab

Tak terasa waktu pun berlalu, sudah hari ke enam mereka sekolah di SMU ini. Hari ini hari Sabtu, malam nanti akan diadakan acara makrab (malam keakraban) untuk siswa - siswa baru. Acara makrab bertujuan untuk memperkenalkan dan mengakrabkan antar siswa dan guru di lingkungan sekolah itu.

Acara makrab biasanya diikuti oleh para siswa baru, senior pengurus OSIS dan Dewan Ambalan (Pramuka), serta para guru di SMUN favorit itu. Acara itu biasanya diisi dengan makan bersama, permainan ringan, nyanyi bersama dan ditutup dengan api unggun.

"Lo nanti malam ikut acara makrab Ar?" tanya Enno.

"Kalo Lo ikut gue juga ikut." jawab Ary.

"Lo, gimana Candra?" tanya Enno ke Candra.

"Gue ngikut aja. Kalian pergi kan, gue ikut lah. Gue kan pengen sama sama kalian. Kita kan prend. Iya gak, iya gak?" jawab Candra panjang kali lebar.

"Tinggal bilang ikut aja susah, panjang bener ngomongnya!" kata Enno sambil menoyor kepala Candra.

" Ee... Sakit tau! Gegar otak nanti gue! Nyokap bokap gue aja kagak pernah pegang kepala gue apalagi mukul gue." marah Candra.

Enno hanya tertawa mendengar amarah Candra.

"Lebay Lo!" kata Ary. "Sok manja tau gak!"

Enno makin tertawa keras mendengar kata Ary yang malah membelanya.

"Seneng banget kalian kalo gue teraniaya. Huh... teman seperti apa kalian ini!" Candra merajuk.

"Cup...cup... sayang anak mama jangan nangis ya... hahaha..." Ary menenangkan Candra.

Mereka bertiga tertawa cukup keras sehingga mengundang perhatian teman - temannya yang kebetulan masih ada yang tinggal di dalam kelas pada jam istirahat pertama.

Hampir semua orang menoleh ke arah mereka.

"Asyik benar obrolannya sampai lupa tempat" sindir Tere yang kebetulan juga ada di kelas itu.

"Maaf ya teman - teman kalo terganggu!" balas Ary.

"Gak kok Ar, santai aja keles! Kita cuma penasaran aja, apa yang kalian bicarakan kok sampai segitunya." jawab salah satu teman sekelas Ary.

"Oh, kami bahas acara makrab nanti malam. Kami akan menghadirinya." kata Candra.

"Kalian ikut makrab nanti malam?" tanya Tere.

"Iya, Lo ikutan juga?" tanya Ary.

"Ikut apaan?" tanya Alex tiba - tiba, dia barusan masuk kelas karena waktu istirahat hampir habis.

"Ikut acara makrab nanti malam, kamu ikut kan Ndi?" tanya Tere dengan suara dibuat semanja mungkin. Tere memanggil Alex seperti keluarga Alex, Andi.

"Kamu ikut Ar?" Alex malah bertanya pada Ary, karena yang ditanya tadi Ary bukan Tere. Kata - kata Tere hanya dianggap angin lalu olehnya.

"Ikut, tadi pagi udah minta ijin ma ayah." jawab Ary.

Giliran Ary ditanya, aku yang nanya gak dijawab. Huh! Dasar! gumam Tere dalam hati.

Tiba tiba bel sekolah berbunyi panjang, yang menandakan kalau sekolah berakhir. Murid-murid hari ini pulang lebih awal karena para guru akan mempersiapkan acara untuk nanti malam. Para guru dibantu oleh pengurus OSIS dan para Dewan Ambalan sekolah.

Semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing, mereka ingin mempersiapkan diri mereka untuk mengikuti acara makrab nanti malam. Tidak ketinggalan juga Ary dan kawan-kawan.

Ary, Enno dan Candra berjalan menuju tempat parkir, mereka hari ini sekolah naik mobil Enno. Hari ini Enno membawa mobil ke sekolah karena mereka sudah ada janjian. Di dalam mobil Enno, mereka bertiga sedang membicarakan acara yang akan diadakan nanti malam.

"Ngemall yuk, beli cemilan buat persediaan nanti malam." ajak Enno yang memiliki hobi shopping.

"Kita nanti malam nginep kan?" tanya Ary.

"Iya, biar puas kita cerita-ceritanya." jawab Enno.

"Gue takut gak dikasih ijin ma mama, tadi gue belum bilang ke mama kalo mau nginep." kata Candra.

"Gini aja, habis dari mall kita ke rumah Candra duluan. Minta ijin ma mama sekalian berangkat ke sekolah lagi. Tapi sebelumnya singgah ke rumah gue, baru rumah Enno biar gak bolak-balik nanti. Gimana?" tanya Ary memberi usul jalan keluarnya.

"Oke, setuju!" jawab Enno.

"Lo gimana Can? Kok malah diem!

Tampak Candra masih menimbang pikiran, kemudian dia memutuskan mengikuti saran Ary.

"Oke, gue setuju! Tapi kalian bantu ngomong ke nyokap gue ya?" kata Candra.

Mereka bertiga pun pergi ke mall yang dekat dengan sekolah. Mereka belanja aneka cemilan dan minuman. Setelah itu mereka menuju rumah Candra guna meminta ijin untuk menginap di sekolah setelah acara makrab.

"Assalamualaikum ma! Ma... mama...!" teriak Candra sambil memasuki rumahnya.

"Wa'alaikum salam... kok teriak - teriak sih? Kayak di hutan aja kamu!" mama Candra menjawab salam Candra.

Mama saat itu sedang memasak di dapur bergegas ke depan karena mendengar teriakan Candra.

"Lho, ada temannya Candra. Ayo masuk!" kata mama Candra.

"Iya tante, maaf nih jadi merepotkan." kata Ary.

" Kenalan dulu dong, ini yang diikat rambutnya namanya siapa sayang?"

"Saya Ary tante." kata sambil mencium punggung tangan mama Candra.

"Kalo yang ini, gadis rambut pirang namamu siapa?" tanya mama Candra kepada Enno.

Karena rambut Enno dicat pirang bagian atasnya.

"Enno tante." jawab Enno, tak lupa juga untuk mencium punggung tangan mama Candra.

" Ajak teman-teman mu masuk, sekalian makan siang bersama kita." kata mama.

"Kita ke kamar dulu ya ma" pamit Candra ke mama.

"Ayuk Ar, En ke kamar ku! Atau kalian mau langsung ke ruang makan?" kata Candra ke teman-temannya.

"Kita ikut ke kamarmu aja! Segen gue ma nyokap lo." jawab Ary.

Mereka segera masuk ke kamar Candra.

"Gue mandi dulu ya, bentar kok gak lama!"

"Iya, buruan sono!" kata Ary.

"Yang bersih mandinya, jangan lupa digosok ketiak ma belakang telinganya disitu banyak daki... hahaha..." ledek si Ary.

"Haseeemm!!!" jawab Candra.

"Hahaha..." mereka bertiga pun tertawa.

Candra masuk ke kamar mandi setelah diledekin Ary.

Setelah Candra mandi dan dandan cantik, mereka bertiga pun turun ke ruang makan. Rumah Candra berlantai dua, kamar Candra ada di lantai dua. Candra dua bersaudara, kakaknya saat ini kelas 12 di SMU Kusuma Wijaya. SMU swasta milik keluarga Kusuma Wijaya, ayah Alex teman sekelas mereka.

"Mah, nanti malam Candra nginep di sekolah aja ya. Soalnya pulangnya kan belum ketahuan jam berapa. Takutnya sudah lewat jam dua belas malam." kata Candra meminta ijin pada mama.

"Iya tan, kita semua nginep kok." Ary menimpali agar mama memberi ijin Candra menginap.

"Boleh ya tan, tante cantik deh... " rayu Enno sambil mengusap-usap punggung tangan mama Candra.

"Nyokap gue emang cantik dari dulu keles!" kata Candra.

" Lo dibantuin biar dikasih ijin nginep malah salah paham. Gak ada gue bilang mama gak cantik. Mama emang udah cantik tapi makin cantik lagi kalo kasih ijin Lo buat nginep. Gitu maksudnya!" jelas Enno panjang kali lebar.

"Sudah... sudah... sekarang makan dulu" kata mama menengahi.

Setelah selesai makan, mereka bertiga pun pamit. Karena Candra sudah mendapatkan ijin dari mama, mereka berangkat kembali ke sekolah dengan hati berbunga-bunga. Sebelum ke sekolah mereka singgah ke rumah Ary dan Enno terlebih dulu.

***

Hari menjelang Maghrib, Ary dan kawan-kawan sampai di sekolah. Begitu sampai mereka langsung mengisi daftar absensi kehadiran siswa agar mereka nanti bisa mendapatkan makan malam dan juga snack.

"Kita ke mushola dulu yuk, bentar lagi adzan Maghrib!" ajak Ary.

"Iya, ayo cepat! Keburu adzan, nanti ramai gak dapet tempat yang nyaman." balas Candra.

"Let's go!!!" kata Enno.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!