"Tolong lepaskan aku Sadam, aku mohon jangan lakukan ini aku mohon..."ucap seorang gadis dengan lirih saat dia sudah kehabisan tenaga dan suaranya saat dirinya tengah di per*osa oleh pria yang selama ini begitu mencintainya.
Gadis berusia 20 tahun itu benar-benar hancur berantakan sesaat setelah itu terjadi.
Dia adalah Valeria Aguilera Gael seorang pelajar cantik adik dari pria yang paling disegani dan ditakuti di kota tersebut.
Gadis cantik itu pulang dalam keadaan hancur berantakan dengan beberapa robekan pada dress yang ia gunakan saat ini.
Valeria bahkan tidak berteriak seperti biasanya saat dia turun dari mobil sport miliknya melainkan jatuh tergeletak begitu saja di depan lobi Mansion termegah milik keluarga Gael.
Jeritan dari para maid di rumah yang hampir sebagian besar rumah itu full kaca anti peluru tersebut membuat semua orang bodyguard menghampiri sumber suara teriakan itu.
Valeria kembali di pagi hari setelah kemarin dia pamit pada keluarganya untuk menghadiri party di sebuah villa milik teman baiknya.
"Nona muda!!"Jerit salah seorang pelayan yang berada tak jauh dari tempat Valeria datang.
Semua orang berburu menghampiri gadis cantik dengan penampilan yang super berantakan tersebut.
Sementara kedua tuan rumah yang berada di dalam rumah tersebut tidak langsung menghampiri sumber keributan tersebut, mereka sedang berada di dalam kolam renang lebih tepatnya tengah bercinta di sana.
Pasangan paruh baya yang tidak kenal waktu itu pun seakan tak peduli dengan keadaan sekitar yang memang sebelumnya sudah dikosongkan oleh asisten pribadi tuan Gael dan nyonya Gael tersebut.
Gael langsung menghentikan pergerakannya yang tengah memporak porandakan gawang lawannya itu saat seseorang memberitahu nya lewat telfon yang ada di tepi kolam renang tersebut yang hampir jatuh ke air karena getaran disertai dering ponsel yang begitu nyaring tersebut.
"Apah?!"pekik pria tampan yang sudah tidak muda lagi.
Dia langsung bergegas naik keatas bahkan tidak menggunakan tangga darurat dan jangan lupakan burung beo dan pisang tanduknya yang kini hampir tidak tertutup oleh sehelai benang pun, jika saja sang istri tidak mengejar nya dan memberikan bathrobe yang akhirnya mampu menutupi seluruh bagian tubuhnya itu meskipun tidak sampai lutut nya.
Sesampainya di dalam sana dia melihat keadaan putrinya yang begitu mengenaskan dan dokter keluarga tengah memeriksa kondisi putrinya itu.
Sampai saat Valeria dibawa ke rumah sakit karena tidak kunjung sadarkan diri.
Sementara itu seseorang yang baru saja keluar dari ruang meeting bersama dengan puluhan klien penting nya itu pun langsung bergegas pergi tanpa menunggu lama bersama dengan para bodyguard yang berjumlah sepuluh orang yang setia mengikuti langkahnya kemanapun ia pergi.
Betapa murkanya dia saat mengetahui fakta, bahwa saat ini adik tercintanya telah mengalami rudapaksa dan entah siapa orang yang berani melakukan hal itu pada adik seorang Arthur Gael yang sangat ditakuti dan disegani di seluruh kota tersebut.
Arthur mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, hingga urat-urat tangan kekarnya itu terlihat menonjol, rahang kokohnya terlihat mengeras, pria berusia 27 tahun itu langsung bergegas mencari keberadaan pria yang disebut namanya oleh sang adik di alam bawah sadarnya itu.
Dan tidak butuh waktu lama untuk dia tau tentang pemuda yang telah merusak masa depan adik kesayangannya itu.
Beberapa mobil berwarna hitam pekat, dan satu mobil sport yang harganya mencapai ratusan milyar itu pun terparkir acak di depan pertokoan yang kini menjadi target nya.
Seorang wanita dewasa keluar dari dalam toko menyambut kedatangan pria yang sudah tidak asing lagi baginya karena hampir semua orang tau siapa pria gagah yang kini berdiri di hadapannya.
"Ada yang bisa saya bantu tuan muda."ucap wanita itu.
"Hancurkan semua barang yang ada di sini tanpa terkecuali sampai kecoak busuk itu keluar dari persembunyiannya."ucap pria itu dengan tegas.
"Jangan tuan sebenarnya ada apa ini saya tidak mengerti?."tanya wanita itu.
"Adikmu telah menghancurkan masa depan adik kesayanganku dan aku tidak akan pernah melepaskan nya termasuk menghancurkan semuanya yang ia miliki."ucap nya yang kini duduk di sofa toko perabotan tersebut.
"Aku menunggu dia datang kemari dan aku akan menghancurkan semua ini dalam waktu sekejap jika adik mu tak datang ke sini."ucap nya penuh penekanan.
"Hancurkan semuanya hingga tak bersisa sedikit pun!"ucap pria yang kini duduk dengan angkuhnya di kursi yang dikelilingi oleh beberapa orang bodyguard.
"Tidak tuan jangan hancurkan semua ini saya akan bertanggung jawab atas perbuatan yang adik saya lakukan saya mohon jangan hancurkan semua ini saya tidak punya apa-apa lagi jika ini dihancurkan."ucap wanita yang kini berlutut dan memohon di hadapan pria yang kini tengah menatap tajam kearahnya.
"Aku bilang hancurkan sekarang juga.
"Jangan!! kenapa kalian tega menghancurkan semua itu memangnya berapa hutang nyonya ini hingga kalian tega ingin menghancurkan perabotan ini."ucap seorang gadis yang datang seperti biasanya untuk membeli beberapa perabotan di toko tersebut.
Tapi tidak ada satupun yang mendengarkan gadis itu hingga kemudian seseorang bangkit dari duduknya dan menatap datar kearahnya.
"Siapa kau berani ikut campur dalam urusan kami."ucap seseorang yang ada di samping pria yang masih menatap datar kearahnya.
"Saya bukan siapa-siapa tapi saya tidak suka melihat kalian semua menindas nyonya ini. Ditambah lagi kalian bukan lawan yang seimbang tidakkah kalian malu dengan diri kalian masing-masing."ucap gadis kini tak terlihat takut sedikitpun.
"Baiklah kalian semua keluar sesuai apa yang dia bicarakan harus seimbang bukan biar aku sendiri yang menghancurkan semuanya ini."ucap pria yang sedari tadi menatap lekat wajah gadis cantik yang kini ada di hadapannya.
"Kau masih tidak tau malu mau melawan perempuan, sebaiknya sekarang ganti kostum mu dengan bikini tuan daripada mempermalukan martabat seorang lelaki."ucap gadis itu lagi.
"Kau berani melawan tuan kami rasakan akibatnya."ucap salah seorang bodyguard yang kini mengangkat tangannya hendak menampar gadis itu, tapi seketika hanya dalam beberapa detik saja pria bertubuh tinggi besar itu ambruk di lantai tepat di hadapan kakinya.
"Sungguh memalukan."ucap gadis cantik itu sambil menggeleng pelan dengan santainya dia membantu pemilik toko itu berdiri.
"Jika dia tidak memiliki hutang pada kalian, sekarang juga bayar kerugian dari barang yang kalian hancurkan."ucap nya lagi.
"Nona cukup jangan lakukan itu, saya tidak apa-apa biarkan saja mereka yang terpenting kamu selamat."ucap wanita dewasa tersebut.
"Tapi nyonya mereka adalah tikus-tikus tak bertanggung jawab."ucap gadis itu, sementara pria yang sedari tadi terdiam itu pun kembali berkata.
"Aku akan datang lagi jika adik mu tidak datang menemui ku."ucap pria itu dengan angkuhnya.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Sudah hampir satu minggu lamanya Arthur menunggu pemuda bernama Sadam itu datang untuk bertanggung jawab atas perbuatannya tapi sampai saat Arthur datang kembali ke toko perabotan tersebut sudah tutup dan rumahnya pun kosong.
Arthur benar-benar sangat marah dan sekarang dia menyalahkan gadis yang waktu itu telah menyelamatkan kakak dari pemuda bernama Sadam tersebut.
"Aku tidak mau tau sekarang kalian cari gadis itu sampai ketemu dan bawa dia kehadapan ku."ucap pria yang kini terlihat sangat murka itu.
Sementara itu kedua orang tua Valeria sedang berusaha untuk mengembalikan kepercayaan diri putrinya yang kini lebih banyak mengurung diri di dalam kamar.
Valeria bahkan sudah tidak ingin lagi pergi ke luar untuk sekedar shoping ataupun hangout bareng teman-temannya.
Sementara kini Arthur tengah berada di sebuah club malam tempat dimana gadis yang ia cari berada, ternyata dia bekerja sebagai bartender di sebuah club yang ternama di negara bagian tersebut.
Gadis bernama Emilia tersebut tengah sibuk meracik minuman sesuai yang pelanggan pesan.
Gerakan tangan nya yang begitu lincah saat mengoplos minuman tersebut membuat kagum seseorang yang sedari lama menjadi bos dari club malam tersebut.
"Setelah jam kerja Emilia selesai minta dia untuk menemui ku di ruangan ku."ucap Eldorado si bos berparas tampan tapi sayang dia pisiknya tak sempurna sejak kecelakaan yang ia alami tersebut dia harus rela duduk di kursi roda sejak beberapa tahun yang lalu.
"Baik boss, tapi anak buah dari Arthur Gael bilang bahwa saat ini dia akan berkunjung ke club ini."ucap sang manager.
"Kenapa tidak bilang dari awal aku mungkin akan melakukan penyambutan yang meriah sekarang katakan padaku berapa menit lagi dia sampai."ucap pria berasal dari Amerika latin tersebut.
"Mungkin"
"Kosongkan tempat ini sekarang juga!"ucap salah satu pengawal Arthur yang kini berjalan dengan cepat.
"Hi...santai kawan kita bisa bicara dulu dengan santai."ucap manager club tersebut mewakili boss nya yang kini tengah mencerna apa yang terjadi di dalam club yang selama ini ia besarkan tadi.
"Tidak sekarang juga bubarkan mereka atau aku buat tempat ini rata dengan tanah."ucap Austin yang merupakan tangan kanan Arthur.
"Baik-baik tolong tunggu sebentar."ucap sang manager yang kini terlihat sangat ketakutan tersebut.
pria itu langsung meraih mikropon yang ada di tangan DJ tersebut dan langsung berbicara meminta semua orang untuk bubar, dan juga menghentikan alunan musik tersebut hingga semua orang yang tengah asik bergoyang di lantai Dans tersebut langsung protes tapi tidak beberapa detik kemudian mereka langsung bubar ketika melihat pasukan Arthur datang dengan menodongkan pistol kearah mereka semua.
Sementara di depan meja bar seseorang yang merupakan sosok yang telah membuat keributan disana tengah menatap lekat wajah cantik dari gadis yang kini menggunakan t-shirt kedodoran tidak lupa topi yang senada dengan t-shirt tersebut.
Gadis cantik dengan tindik di hidung dan lidahnya itu membuat Arthur terus menatap datar kearah gadis itu dan kemudian berkata."Rumput Liar."Dengan datarnya dia menyebut gadis cantik itu sebagai rumput liar.
"Oh anda sedang mencari rumput liar, sayang sekali disini bukan padang rumput tempat si penggembala kerbau seperti anda."ucap gadis itu yang kini berhasil membuat seorang Arthur tersenyum devil karena keberanian dari gadis itu telah merendahkan nya dengan menyebut pengembala.
"Hmm...Aku ingin tau bagaiman cara mu menghentikan para kerbau yang sebentar lagi akan menghancurkan tempat ini rata dengan tanah sampai kau memberitahu ku dimana keberadaan wanita yang kau bela saat itu."ucapnya tegas.
"Wanita! Maksudnya wanita."ucap Emilia yang kini terlihat bingung.
"Ya wanita pemilik toko tersebut? Jika kau lupa."ucap Arthur pelan tapi penuh penekanan.
"Aku tidak tahu dimana wanita itu, sebaiknya kau cari sendiri. Bukankah kau punya banyak kerbau yang setia padamu."tunjuk Emilia pada mereka yang kini sudah kembali berdiri di belakang Arthur.
"Ada apa ini tolong jelaskan?"ucap Eldorado yang kini mendekat pada kerumunan bodyguard yang ada di depan meja bar tersebut.
"Aku sedang ada urusan penting dengan rumput liar ini."ucap Arthur yang kini menatap kearah Eldorado.
"Apa dia telah membuat masalah?"tanya Eldorado yang terlihat sangat khawatir pada Emilia.
"Aku bukan rumput liar."ucap Emilia .
"Tapi itu nama mu mulai detik ini."ucap Arthur yang kini meletakkan pistol yang ia keluarkan dari balik jas yang ia kenakan.
"Sekarang katakan padaku dimana wanita itu?"ucap Arthur pelan tapi penuh penekanan.
"Tuan Arthur siapa wanita yang anda cari biar saya bantu untuk mencari keberadaan wanita itu, karena setahu saya Emilia tidak mengenal siapapun di negara ini."ucap Eldorado memotong pembicaraan mereka.
"Aku tidak bertanya padamu jadi sebaiknya diam dan mulai pikirkan tentang usaha baru mu setelah gedung ini dihancurkan."ucap Arthur dengan dinginnya.
Seketika Eldorado pun tidak bisa berkutik.
"Serahkan wanita itu pada saya biar saya yang urus."ucap Austin .
Emilia pun tersenyum kecil sambil mendekatkan wajahnya ke hadapan wajah Arthur.
"Ternyata kerbau yang kau gembala itu sudah sangat kelaparan tuan penggembala."ucap Emilia yang kini tengah waspada terhadap mereka semua.
"Sekarang kalian bisa mengkonsumsi rumput liar ini wahai para kerbau yang setia."ucap Arthur yang kini mempersilahkan mereka untuk mengurus Emilia.
Saat itu juga mereka mendekat ke arah gadis yang kini mulai bergerak menghajar mereka dengan beberapa botol yang ada di hadapannya.
"Tidak sedikit dari mereka yang terluka saat ini dan roboh di hadapan Arthur, hingga Austin mulai bergerak untuk mengurus rumput liar yang kini tengah bergerak dengan lincah berkelahi dengan para bodyguard yang sudah sangat terlatih itu.
Arthur masih setia menonton semua adegan tersebut, dan Emilia masih berdiri kokoh tak tersentuh sedikit pun hingga dia mengeluarkan samurai yang ia gunakan sebagai sabuk selama ini.
"Wow ternyata aku salah mengira rumput liar ini benar-benar tidak sesederhana yang aku pikirkan."ucap Arthur yang kini meminta Austin dan anak buah lainnya untuk mundur.
"Aku tidak pernah mencari masalah dengan kalian, tapi jika kalian tidak puas baiklah."ucap Emilia yang kini hendak menyabetkan samurai miliknya itu.
"Cukup, bukankah sudah kubilang juga bahwa aku hanya meminta mu untuk berkata jujur dimana mereka berdua."ucap Arthur yang kini maju ke hadapan Emilia tanpa takut sedikitpun akan samurai yang kini terlihat sangat mengkilat itu.
"Aku tidak pernah menyembunyikan siapapun lagipula mereka bukan barang sejak aku datang lagi toko itu sudah tutup, dan bukankah kau adalah orang hebat lalu kenapa tidak mencarinya secara langsung."ucap Emilia yang kembali mengubah samurai tersebut menjadi sabuk.
Arthur pun meninggalkan gadis itu karena dia mencoba untuk percaya terhadap gadis yang sudah seperti rumput liar dan tumbuh dimana pun saat ia ada di tempat tersebut.
"Saya tak pernah menyangka bahwa gadis itu ternyata memiliki ilmu bela diri yang cukup tinggi."ucap Austin yang kini fokus pada jalanan yang kosong melompong tersebut.
Sebenarnya bukan baru kali ini jalanan itu kosong melompong atau kendaraan lain akan segera menepi jika mereka lewat di jalan raya manapun di kota itu disaat rombongan Arthur melintas dan tidak akan ada yang berani berkendara bersamaan dengan mereka yang dikenal sangat kejam itu.
"Kau masih memiliki tugas untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang gadis itu."ujar Arthur.
Sementara itu di tempat lain tepatnya di kediaman Emilia, gadis berparas cantik yang memiliki tanda lahir kemerahan berbentuk bulan sabit di bagian dada kanannya itu tengah mengurus sang Oma yang selama ini mengalami stroke dan butuh perhatian khusus darinya sejak sang nenek jatuh di dalam kamar mandi.
Saat itu usia Emilia baru delapan belas tahun, dan dia baru lulus dari sekolah menengah atas.
Sejenak saat itu Emilia pun tidak melanjutkan pendidikannya, dan hal yang pertama kali ia lakukan adalah bekerja sebagai penjual bunga di pinggir jalan.
Dia bergelut dengan terik matahari, dan juga orang-orang yang tidak ramah yang tidak pernah peduli dengan keadaan nya yang sudah bersusah payah berjualan.
Dan gadis cantik itu harus bekerja keras dari pagi sampai malam hari di beberapa tempat kerja yang selama ini mempekerjakan dirinya.
Jangan tanya darimana dia memiliki ilmu bela diri, karena sejak kecil ia tidak pernah bisa bersekolah di sekolahan yang jauh lebih baik, yang ada di kota tersebut.
Dia hanya harus puas dengan apa yang ia dapatkan sejak dia ditinggalkan oleh ibunya di rumah sang nenek lima belas tahun yang lalu.
Dia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk hidup bahagia dan berleha-leha seperti gadis seusia nya.
Waktunya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja, dan jika pun ada kesempatan dia akan menghabiskan waktu istirahatnya di rumah yang teramat sederhana jika mengingat era moderen yang serba canggih ini.
Dan yang mengajarkan ilmu bela diri padanya adalah lingkungan sekitar dan masalah demi masalah yang sering ia hadapi saat berada di jalanan, kala dirinya harus berjuang di malam hari di saat gadis seusia nya terlelap dalam tidurnya di tempat super nyaman maka tidak dengan Emilia yang harus bergelut dengan waktu yang menguras tenaga.
Dia bahkan masih harus bekerja sampai pagi di tempat yang penuh dengan bahaya seperti club malam dan juga masih banyak lainnya.
Untuk sekedar mencari uang yang tidak seberapa jika mengingat semua kebutuhan hidup di jaman modern seperti saat ini, dan uang pengobatan sang nenek yang tidak memiliki asuransi kesehatan sama sekali karena sejak dulu neneknya adalah orang yang tidak memiliki apa-apa.
Dari situlah dia harus belajar ilmu beladiri yang ia pelajari dari sebuah perkelahian yang selama ini sering terjadi di lingkungan tersebut.
Dan mengenai samurai itu, dia mendapatkan benda langka di negaranya itu dari seorang kakek berasal dari Japan yang dulu pernah ia tolong hingga membuat dirinya terluka parah.
Pria itu memberikan samurai tersebut untuk berjaga-jaga agar gadis itu tidak sampai dihabisi oleh gengster yang dulu pernah ia lawan untuk menolong dirinya.
Emilia bahkan dilatih untuk menggunakan benda itu, tapi Emilia harus berjanji untuk menggunakan samurai tersebut jika dia sudah kepepet saat melawan lawannya.
Kakek yang ia tolong juga mengajarkan dirinya ilmu karate.
Sejenak saat itu dia juga mendalami ilmu bela diri secara otodidak dan berlanjut terus menerus hingga akhirnya ia menguasai semua itu tanpa harus sekolah mahal-mahal.
Gadis yang kini berusia 25 tahun tersebut hanya berharap akan ada keajaiban dalam hidupnya tentang kesehatan sang nenek.
Emilia tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini dan sang nenek adalah satu-satunya tempat ia pulang.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Sementara itu di kediaman Arthur pria itu tengah bermain dengan bayi perempuan berusia lima bulan setelah ditinggal oleh ibunya yang meninggal dunia saat Arthur sedang tidak ada di negara tersebut.
Dia adalah Zabella putrinya dari almarhum sang istri yang ia nikahi satu bulan sebelum kematiannya saat melahirkan putrinya.
Zabella adalah putri dari wanita yang ia kenal di club malam saat Arthur tengah dalam pengaruh alkohol.
Dan saat itu seseorang melempar Azura ke dalam kamar yang ditempati oleh Arthur, dan gayung pun bersambut, Arthur yang tengah dalam pengaruh obat perangsang tersebut pun seakan mendapatkan penawar racun yang tengah menggerogoti tubuhnya.
Azura adalah model yang kerap kali dilanda masalah dengan berbagai scandal yang ia alami, dan dia menggunakan minuman keras untuk menghilangkan semua masalah yang tengah ia hadapi.
Keduanya dalam pengaruh alkohol hingga one night stand itu terjadi di malam itu, tapi saat Arthur bangun dari tidurnya dia tidak menemukan siapapun disampingnya.
Semua seperti mimpi yang begitu nyata, bahkan semua itu masih sangat terasa.
Sejak saat itu ingga berbulan-bulan lamanya baik Arthur atau Azura terus mencari tahu satu sama lainnya.
Terutama Azura yang tengah mencari pria yang menjadi ayah dari bayi yang ia kandung saat itu.
Hingga saat usia kehamilan menginjak usia sembilan bulan, Azura pun berhasil menemukan Arthur dan Arthur tidak menyangkal hal itu karena dia sendiri pun menyadari kesalahannya itu.
Mereka menikah tanpa adanya cinta dan saat itu Arthur menikahi gadis itu hanya atas dasar sebuah tanggung jawab semata.
Hingga bayi itu lahir dan Arthur yang sedang melakukan perjalanan bisnis pun tidak pernah tau bahwa Azura telah meninggal dunia.
Bahkan Arthur tidak tau jenis kelamin dari anaknya itu, dia tahu hal itu setelah kepulangannya dari luar negeri dan Arthur tidak bersedih seperti kebanyakan suami yang kehilangan istrinya.
Zabella pun tumbuh di asuh oleh beberapa orang baby sitter dan itu sudah berlangsung selama lima bulan.
Sementara ayah Arthur hanya peduli dengan istri mudanya yang merupakan pengganti dari almarhum ibunya.
Dia bahkan tidak pernah mencari tahu tentang pria yang sudah merenggut kesucian putri satu-satunya selain sibuk bercinta dan bercinta dengan wanita yang ia nikahi lima belas tahun yang lalu.
Jangankan peduli terhadap cucunya, bahkan Valeria pun hanya akan dia pedulikan saat gadis itu mengeluh dan memiliki masalah, selebihnya dia akan membiarkan gadis cantik itu hidup dengan sesuka hatinya.
Namun tidak bagi Arthur yang sudah seperti ayah bagi adiknya itu, dia tidak akan membiarkan adik kesayangannya itu menderita atau mendapatkan masalah sedikit pun.
Seperti saat ini, saat gadis itu dinyatakan hamil dengan usia kehamilan satu bulan.
Ya, sudah satu bulan berlalu Arthur mencari keberadaan pria yang telah memper*osa adiknya itu hingga menyebabkan gadis itu mengalami depresi dan sekarang dia tengah hamil.
Sementara sikap ibu tirinya tidak benar-benar mencerminkan seorang ibu yang diperlukan oleh Valeria seperti janjinya dulu saat akan menikah dengan sang ayah.
Wanita itu akan bersikap manis dan lembut saat Arthur ataupun sang ayah ada di hadapannya, selebihnya dia tidak sedikitpun peduli pada gadis cantik yang kini dalam perawatan dokter jiwa itu.
Sementara itu Sadam yang selama ini menghilang bak ditelan bumi, sampai saat ini dia masih berada di sebuah tempat dimana dia terjebak dengan beberapa orang anak buah dari musuh Arthur yang menjadikan dirinya sebagai pemuas nafsu.
Seorang wanita dari masalalu Arthur yang memiliki dendam kesumat karena dia mendapatkan penolakan dari pria tampan yang dulu sangat ia cintai di kampus tempat mereka menuntut ilmu.
Tapi bukannya diterima justru Arthur malah membuat wanita itu dihina dan dilecehkan oleh banyak teman laki-laki Arthur yang kala itu dalam keadaan mabuk di sebuah club malam.
Dia adalah Irena primadona kampus yang selalu mengidolakan Arthur yang begitu tampan dan didambakan oleh setiap orang, tapi sayang pemuda tampan itu tidak tertarik pada gadis manapun yang ada di kampus tersebut karena terlalu fokus pada dunia yang sudah membelenggu kebebasan nya.
Dia menjadi pewaris Kerajaan bisnis hingga urusan organisasi dunia bawah yang selama ini ia ketuai .
Dunia gelap dengan berbagai jenis manusia yang saat ini mengelilingi Sadam sejak dia pulang dari villa tempat dimana mereka mengadakan pesta.
Sadam yang kala itu sangat mencintai Valeria pun dimanfaatkan oleh lawan Arthur untuk menyakiti orang terdekatnya, dan setelah itu dia sendiri menjadikan Sadam sebagai pemuas nafsu nya.
Irena adalah wanita yang memiliki hiper s*x sejak pertama kali dia mendapatkan pelecehan tersebut membuat dia tidak bisa puas hanya dengan satu laki-laki saja.
Dan yang membuat Valeria mengalami depresi bukan Sadam yang telah merenggut mahkota nya untuk pertama kali.
Setelah kepergian sadam sepuluh orang pria yang tidak ia kenal pun melakukan rudapaksa pada dirinya hingga dia tidak sadarkan diri dan Valeria tersadar di pagi hari.
Sadam memang memperkosa Valeria, tapi dia tidak melakukan kekerasan ataupun merobek dress yang Valeria gunakan.
Dia juga melakukan hal itu dengan kelembutan meskipun Sadam yang dalam pengaruh alkohol itu memaksa Valeria untuk menuntaskan hasratnya yang begitu menggebu-gebu karena obat perangsang yang diberikan oleh salah seorang pelayan lewat wine yang ia minum saat itu.
Dan saat itu Valeria masih terlihat baik-baik saja seperti orang yang kelelahan setelah percintaan panas itu, gadis cantik itu terlelap dalam tidurnya dibalik selimut tebal di sebuah kamar yang ada di villa tersebut.
Namun saat Valeria terbangun dia langsung menggunakan dress dan hendak pergi dari kamar itu tapi sepuluh laki-laki itu datang dan kembali memaksa Valeria untuk berhubungan badan dengan mereka.
Valeria menjerit berontak dan berteriak kencang tapi mereka tidak peduli dengan itu, layaknya saat Irena dilecehkan saat itu.
Semua itu sudah benar-benar direncanakan dengan sebegitu detail nya.
Valeria pun hampir mati karena dicekik oleh salah satu dari mereka saat Valeria berhasil menendang salah satu belalai gajah milik pria yang hampir membunuhnya itu.
Beruntung Valeria hanya pingsan hingga saat pagi hari dia tersadar dia sudah berada di dalam mobil tersebut.
Kini Arthur kembali memastikan bahwa gadis itu tidak terlibat dengan pemuda yang ia cari selama satu bulan terakhir.
Namun menurut pengakuan pemilik club gadis itu sudah tidak lagi bekerja di sana dan mereka tidak tahu keberadaan Emilia yang mereka kira sudah Arthur habisi.
Arthur pun kembali mencurigai gadis itu yang kini entah dimana, Arthur pun pulang dengan tanda tanya besar.
Sampai saat ini bahkan anak buah Arthur tidak bisa menemukan keberadaannya mereka seakan hilang di telan bumi bahkan setelah Arthur mengetahui tempat tinggal gadis itu selama ini.
Dan rumah tanpa penghuni itu pun tidak memberinya petunjuk apapun tentang gadis yang kini masuk kedalam daftar pencarian Arthur tersebut.
Arthur pun pergi meninggalkan tempat tersebut karena harus buru-buru menghadiri pesta yang diadakan di sebuah kapal pesiar tersebut.
Dia datang bersama dengan Austin, dan seperti biasa dengan pengawalan ketat dari para bodyguard yang kini jauh lebih tangguh dari sebelumnya setelah Arthur kembali memastikan kemampuan mereka.
Sesampainya di sebuah kapal pesiar yang kini tengah berlayar di lautan yang tenang karena hanya ada ombak kecil saat ini dengan cahaya bulan yang terang benderang.
Pesta yang diadakan di kapal pesiar tersebut adalah pesta ulang tahun perusahan rekan bisnis Arthur sekaligus juga sahabat semasa kuliahnya dulu.
Arthur datang disambut dengan hangat oleh pemilik pesta bersama dengan para wanita malam yang berasal dari rumah bordir yang dikenal sangat berkelas itu, karena para wanita itu tidak hanya dari kalangan wanita sederhana yang tidak memiliki pekerjaan, mereka banyak yang berprofesi sebagai model dan juga artis meskipun tidak semua artis dan model bekerja sebagai wanita penghibur.
Mereka seakan tak pernah puas dengan penghasilan nya dari pekerjaannya itu hingga memutuskan untuk gabung di rumah bordir yang dikenal banyak memiliki klien penting dari mulai pengusaha sukses dan para pejabat negara.
Arthur sendiri tidak sedikitpun tertarik pada mereka yang terlihat sangat cantik yang kini bersikap agresif dan berusaha untuk bisa bersama dengan Arthur yang merupakan pria tertampan dan tergagah yang hadir di pesta tersebut, dan jangan lupakan tentang kekuasaan yang ia miliki.
Namun pria yang sedari tadi berusaha mereka goda itu justru malah fokus pada seseorang yang kini tengah melayani tamu dengan memberikan mereka gelas yang ada di atas nampan yang ia bawa.
Gadis yang selama ini ia cari, dan dia menggunakan pakaian pelayan di tengah-tengah pesta tersebut bersama dengan pelayan lainnya.
Arthur masih mengobrol sambil memperhatikan gadis yang kini diikuti oleh Austin secara diam-diam atas perintah Arthur yang memberikan nya isyarat seperti biasanya.
Hingga saat seorang gadis berteriak sekencang sebelum sebuah bekapan di wajah yang kini membuat dirinya tidak sadarkan diri dan jatuh dalam pelukan Arthur yang berada di belakang nya.
"Segera bawa dia ke tempat ku, dan pastikan tidak ada orang rumah yang tau."
Emilia terus berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan yang saat ini mengikat tangan dan kakinya yang disatukan, namun setelah lama mencoba ikatan itu bukanya terlepas justru malah semakin erat mengunci pergerakannya.
"Sialan kenapa beraninya main keroyokan dasar lemah!!."teriak Emilia yang kini terus bergerak sembarangan untuk melepaskan ikatan tersebut.
Pok...
Pok...
Suara tepuk tangan yang kini terdengar nyaring di sana, Emilia pun melirik ke arah suara tersebut dan tampak pria yang sama yang ia temui satu bulan yang lalu.
"Ternyata benar penggembala yang suka bermain keroyokan bersama dengan domba yang setia mengerubuti nya."ucap Emilia.
"Apa perlu bantuan untuk melepaskan tali itu."ucap Arthur yang kini duduk di sofa single yang kini menghadap ke ranjang.
"Aku tidak suka meminta bantuan pada orang lain apalagi pada pria penakut seperti mu."ucap nya.
Sementara Arthur hanya tersenyum kecil kemudian kembali berkata."Baiklah jika seperti itu, aku pun akan meminta domba-domba ku untuk memakan mu sekarang juga, dengan posisi mu seperti ini justru memudahkan mereka."ucap Arthur yang hendak bangkit dari duduknya.
"Dasar pengembala sialan jika berani lawan aku jangan bisanya hanya main keroyokan."ucap Emilia yang saat ini mencoba menyentuh pinggang nya, dan betapa terkejutnya ternyata samurai miliknya sudah tidak ada lagi di sana.
"Aku sudah membuang benda yang kau cari dilautan."ucap Arthur berbohong karena benda yang bisa memisahkan kepala manusia dengan satu kali sabetan itu dia simpan di tempat yang bahkan tidak diketahui oleh siapapun termasuk anak buahnya.
"Kau!!!"teriak Emilia yang terlihat sangat menggemaskan bagi Arthur yang kini tengah memperhatikan Emilia dari cara dia bersikap saat ini.
"Aku hanya meminta mu untuk berkata jujur tentang wanita itu dan adik laki-laki nya yang telah menyakiti adikku, tapi kau justru malah ikut melarikan diri dan bersembunyi dariku."ucap Arthur dengan nada rendah tapi penuh penekanan.
"Aku sudah katakan aku tidak tahu dimana mereka! dan aku tidak bersembunyi darimu! Aku pindah tempat karena nenek ku sudah tiada."ujar gadis itu.
"Apa kau pikir aku percaya dengan itu?"ucap Arthur yang kini berubah sikap menjadi begitu dingin.
"Terserah kau percaya ataupun tidak tidak akan ada untungnya bagiku."ucap Emilia.
"Kau memang rumput liar yang masih bisa berdiri tegak meskipun orang lain menginjak-injak, tapi kali ini aku akan benar-benar membasmi mu jika terbukti kau bersekongkol dengan mereka."ucap Arthur.
"Dasar penggembala bodoh! aku tidak tau otak mu diletakkan dimana?"ucap Emilia.
"Sebentar lagi tali itu akan menghabisi mu jika kamu terus bergerak dan tetap tidak mau berkata jujur."ucap Arthur.
"Tidak masalah, yang terpenting aku tidak berbuat dosa dengan membohongi orang lain, justru kau yang akan berdosa karena kau selalu melakukan pengeroyokan pada ku."ucap Emilia dengan santainya.
Arthur tidak lagi bicara, dia langsung beranjak pergi dan meminta anak buahnya untuk tidak melepaskan tali itu dan tidak memberikan gadis tawanannya makan dan minum.
Arthur benar-benar pergi dari kamar pribadinya tersebut, gadis itu pun memejamkan matanya dan tertidur kembali.
Dia akan memanfaatkan waktunya untuk istirahat sejenak sebelum dia kembali bisa berfikir jernih.
Sampai saat dia terlelap dalam tidurnya dan tak tau apa yang terjadi pada dirinya karena setelah dia bangun, dia sudah terlepas dari tali yang membelenggu dirinya.
Dia pun bangkit dan berjalan mengelilingi ruangan yang cukup luas bernuansa abu-abu dengan wangi maskulin tersebut.
Dia melirik kesana kemari seakan tengah mencari celah untuk bisa kabur dari tempat tersebut, hingga saat ia melihat pintu itu terbuka dan seseorang masuk kedalam.
"Kau masih bisa bernafas lega karena tuan muda masih memberikan mu kesempatan untuk bicara jujur, dan untuk sementara waktu kau masih akan tinggal di sini sambil bekerja sebagai perawat bayi."ucap Austin yang kini melemparkan seragam pelayan kearah Emilia.
"Aku tidak pernah berbohong tapi kalian tidak pernah percaya, tapi baiklah aku ingin lihat para idiot bodoh seperti kalian menunggu hingga kiamat nanti"ucap Emilia.
"Jangan terlalu percaya diri nona kau bahkan tidak akan pernah melihat dunia lagi jika terus bungkam."ucap Austin yang kini menatap tajam kearah Emilia yang tidak gentar sedikitpun.
Bahkan Austin tidak habis pikir dengan gadis yang tidak punya rasa takut sedikitpun yang kini justru tersenyum sinis padanya.
Sementara itu jeritan seorang gadis yang kini terlihat sangat memprihatikan itu membuat perhatian semua orang teralihkan perhatiannya, semua pelayan terlihat bersedih karena nona muda nya yang begitu dicintai dan disayangi oleh tuan mudanya itu kini mengalami depresi berat karena mengalami pelecehan seksual yang tidak hanya dilakukan oleh satu orang, tapi hampir sebelas orang meskipun dia tidak melihat orang-orang itu karena langsung tidak sadarkan diri.
"Sayang kemarilah kakak disini jangan takut, kakak berjanji akan menghabisi orang yang telah membuat mu seperti ini."ucap Arthur yang kini mendekap sang adik dengan sangat erat.
Gadis cantik itu mulai terlihat tenang karena reaksi obat yang disuntikkan oleh dokter itu mulai bereaksi, dan Valeria pun mulai memejamkan matanya.
Arthur pun masih mendekap erat gadis kecil yang selama ini ia jaga dengan baik, baik itu saat dirumah ataupun saat di luar karena dia akan mendapatkan pengawalan ketat saat berada di luar.
Tapi hari itu entah siapa yang memberikan dia izin pergi tanpa adanya pengawalan ketat.
Arthur pun kembali menidurkan Valeria di atas ranjang empuk nya itu, lalu menyelimuti Valeria kemudian mengusap lembut puncak kepalanya dan pergi meninggalkan kamar tersebut.
Arthur berjalan menuju lantai bawah dimana putri kecilnya itu berada yang tengah dijaga oleh kelima baby sitter nya.
"Siang sweetie, sudah makan?"ucap Arthur yang kini langsung menggendong putri dan mendaratkan kecupan sayang di pipi gembul Zabella yang kini tertawa karena senang bisa bersama dengan sang daddy.
Sementara itu seseorang kini tengah berdiri di depan pembatas lantai tersebut melihat interaksi keduanya.
"Turun dan segera lakukan tugas mu."ucap Arthur yang kini terlihat melirik kearah Emilia.
Emilia pun hanya mendelik dengan seragam baby sitter yang ia kenakan saat ini, dia awalnya mengira itu adalah pakaian pelayan yang akan mengurus kebersihan rumah, tapi ternyata seragam pengasuh anak.
Emilia masih terlihat cocok menggunakan pakaian apapun karena tubuh moleknya dan tidak lupa dengan tubuh ramping tapi padat berisi tersebut.
Emilia memiliki tinggi badan yang ideal dengan paras cantik sempurna meskipun tidak memiliki harta kekayaan apapun, tapi tidak akan ada yang mengira bahwa ia adalah orang susah.
Semua itu karena parasnya yang cantik dan selalu terlihat sexy dengan baju model apapun.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Sudah satu jam lebih Zabella terlelap dalam tidurnya setelah Emilia meninabobokan balita yang sangat cantik dan menggemaskan itu.
Semua orang menatap kearahnya Emilia yang dengan mudahnya menidurkan tuan putri mereka yang tidak mudah beradaptasi dengan orang baru, ditambah Zabella tidak pernah tidur secepat itu.
Pasti akan banyak drama yang dilakukan oleh baby sitter nya yang berjumlah lima orang setiap kali mereka harus menidurkan gadis kecil itu.
"Kenapa menatap ku, apa kalian sudah bosan menggunakan mata kalian sehingga harus ku congkel satu persatu dan memindahkan nya di kaki kalian."ucap Emilia yang kini melirik tajam kearah mereka.
Sontak saja mereka mundur dari lari terbirit-birit karena Emilia mengambil pisau buah yang ada di atas meja tempat kini Arthur duduk sambil fokus pada laptopnya.
"Mulai sekarang kau gantikan mereka mengasuh Zabella, karena kau sudah membuat mereka lari ketakutan."ucap Arthur dengan entengnya.
"Aku tidak dengar apapun."ucap Emilia yang kini duduk di sofa single yang tidak jauh dari Arthur.
Semua pelayan yang tengah bekerja di area tersebut menatap horor kearah gadis yang telah berani duduk di tempat duduk majikan mereka.
"Aku tidak suka mengulang perkataan ku, kau bertanggung jawab atas semua kebutuhan, kesehatan dan menjaga Zabella dengan baik. Karena jika tidak nyawa mu adalah taruhannya."ucap Arthur tegas.
"Ow takut."ucap gadis itu.
"Rumput liar."ucap Arthur.
"Aku bukan pelayan mu, lagipula aku belum menandatangani kontrak kerja dengan mu, dan satu lagi aku tidak suka bekerja mengurus bayi."ucap Emilia tegas.
"Kau cukup lakukan pekerjaan mu suka ataupun tidak karena aku tidak menerima penolakan."ucap Arthur tegas.
"Dasar tidak jelas, siapa juga yang akan meminta izin padamu."ucap Emilia.
Arthur pun kembali menatap tajam kearah Emilia yang kini tidak mau mengalah.
"Boy bagaimana keadaan adik mu."ucap seorang pria lanjut usia yang kini berjalan menghampiri mereka.
"Masih sama seperti itu, apa daddy sudah mencoba mencari orang itu?"ujar Arthur.
"Daddy menemukan ini, siapa tau bisa jadi petunjuk."ucap pria tua yang kini melirik kearah Emilia dengan lirikan mata yang tidak bisa diartikan.
"Apa semua orang-orang kita sudah benar-benar selemah ini hingga tidak bisa menemukan satu kecoa yang bersembunyi di bumi ini."ucap Arthur yang kini meletakkan beberapa foto dari rekaman Cctv jalanan .
"Boy yang daddy tau selama ini musuh yang kita hadapi ini bukan orang sembarangan, itulah kenapa orang kita tidak bisa langsung mencari keberadaan bocah tengil itu.
"Dad boleh pinjamkan hacker yang selama ini daddy pegang."ucap Arthur.
"Baiklah apapun itu."ucap pria tua itu .
Arthur pun mengangguk angguk kan kepalanya, tidak lama pria itu kembali pamit pada Arthur untuk menemui putrinya di kamar.
Sementara Emilia setelah kepergian pria tua itu dia pun bangkit dan hendak pergi meninggalkan Arthur berserta bayi yang kini terlelap didalam boks bayi tersebut.
"Tugasmu belum selesai kau mau kemana?"ucap Arthur.
"Tentu saja pulang ke rumah ku, untuk apa lama-lama disini."ucap Emilia.
"Kau tau ini dimana? bahkan lalat pun tidak akan pernah berfikir untuk pergi karena tidak akan berani menyebrang lautan."ucap Arthur.
Sontak mata gadis itu membulat dan dia pun berlari ke arah luar dan benar saja tempat itu berada di sebuah pulau entah bagaimana mereka datang dan pergi karena tidak ada satupun kendaraan yang terlihat di sana.
"Sudah puas melihat semua nya, sekarang kau kembali ke dalam atau aku akan melempar mu kelautan."ucap Arthur yang tiba-tiba sudah berada di belakang Emilia yang sedari tadi berkeliling melihat sekeliling rumah tersebut.
"Aku mau pulang"ucap Emilia.
"Tidak bisa sebelum kau mengatakan semuanya."ucap Arthur.
"Aku sudah mengatakan semuanya tapi kau tidak pernah percaya, apa aku harus mengarang cerita bahwa aku menyembunyikan mereka, aku bahkan tidak tau siapa mereka dan apa hubungannya dengan mu."ucap Emilia.
"Jangan menguji kesabaran ku rumput liar, aku sudah mencari semuanya dan dihari yang sama kau juga menghilang bersama mereka."ucap Arthur tegas.
"Aku sudah katakan aku pergi setelah nenek ku meninggal."ucapnya.
"Tidak akan ada yang percaya padamu disini karena seluruh bukti mengacu padamu jadi katakan yang sejujurnya."ucap Arthur lagi.
"Aku tidak akan pernah mengakui kesalahan yang tidak pernah aku buat sekalipun aku harus mati."ucap Emilia yang kini menatap tajam kearah Arthur yang masih menatap kearahnya.
Arthur pun pergi meninggalkan gadis yang kini tengah berteriak memanggil nya dengan sebutan gembala bodoh idiot tidak punya otak.
Seakan tak pernah ada rasa takut sedikitpun saat melihat anak buah Arthur yang kini masing-masing memegang senjata.
"Apa kau lihat-lihat mau ku congkel mata mu dan aku pindahkan ke atas jidat mu."ucap gadis cantik itu sambil berjalan mengikuti arah kemana Arthur pergi tadi.
Sesampainya di sebuah ruangan yang pintunya terbuka, langkahnya terhenti kala melihat Arthur sedang membuka baju dan Arthur melihat gadis itu dari cermin, gadis yang sedari tadi memakinya itu kini terlihat berbalik karena malu.
"Kenapa berhenti kemarilah sekarang kau juga akan melayani segala kebutuhan ku, termasuk memandikan ku."ucap Arthur dengan senyum jahat nya.
"Aku akan ikut memandikan mu setelah kau menjadi mayat nanti, bahkan aku akan menabur bunga sebanyak satu truk penuh diatas pemakaman mu nanti."ucapnya.
Arthur pun berbalik dan berjalan menghampiri gadis yang kini tengah memalingkan pandangannya, dan pria itu dengan sengaja memeluk gadis itu dari belakang dan Emilia langsung memejamkan mata saat merasakan tubuh polos dari pria yang memeluk nya saat ini.
"Kenapa menutup mata bukankah tadi kau bilang akan memandikan ku."ucap Arthur.
"Lepas."ucap Emilia yang hampir gila karena merasakan sesuatu yang mengeras di belakang nya dan Emilia tau itu benda apa karena dia bukan gadis polos meskipun tidak pernah mencoba benda yang bisa membuat wanita mengalami bengkak di bagian perut selama sembilan bulan jika tertusuk benda tersebut.
"Kenapa? aku yakin bahwa ini bukan pertama kalinya untuk mu."ucap Arthur yang kini terus menggoda lawan bicaranya.
"Kau gila! aku tidak seperti yang kau pikirkan."ucap Emilia yang kini berhasil melepaskan pelukan Arthur dan bergegas pergi tanpa melirik pada pria yang kini tersenyum manis dan hal itu menambah ketampanannya.
"Sekarang aku tau cara menjinakkan mu gadis nakal."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!