NovelToon NovelToon

Istri Sabar Sang CEO

berjualan keliling

Pukul 03:00 dini hari aira sudah bangun dari tidurnya, dan siap-siap untuk membuat kue yang harus ia jual keliling kampung di pagi hari.kehidupan yang  kurang dari kata baik itu, dan ekonomi yang pas-pasan harus membuat ia bisa memutar otaknya agar bisa memenuhi kehidupan sehari-hari.

Aira adalah anak pertama dari 3 bersaudara,ia memiliki seorang adik laki-laki yang bernama adnan yang duduk di bangku sekolah SMP,dan seorang adik perempuan bernama riska yang duduk di bangku sekolah SMA .ayahnya pergi meninggalkan mereka pada ia berusia 10 tahun,dan ibunya bernama ambar,ibunya mulai sakit-sakitan karena memiliki riwayat penyakit asma yang sering kambuh.

Dia harus rela bekerja siang dan malam,untuk bisa memenuhi kebutuhan adik dan ibunya.

Ketika ia pulang berjualan ia harus kembali bekerja paruh waktu,di sebuah rumah makan bu widuri yang tidak jauh dari rumahnya.

"Uhukkk,uhukkk.."suara batuk sang ibu mengagetkan aira.

"Ya allah,ibu mau ngapain masuk ke dalam dapur,ibukan harus istirahat."

"Ibu hanya ingin membantu mu untuk membuat kue Nak,ibu merasa bosan berbaring terus di dalam kamar."

"Ya ampun,ibu tidak perlu repot-repot,aira bisa kok ,lagi pula aira kan sudah terbiasa melakukannya sendiri.

Mata bu ambar ber'embun,ia sangat terharu dengan sikap aira,tapi ia juga merasa kasihan pada anak sulungnya,ia selalu bekerja keras tanpa di bantu olehnya dan juga adik-adik aira.

"Nak kalau tubuhmu merasa lelah bekerja maka ber'istirahatlah.kamu tidak boleh memaksakan dirimu.ibu lihat tubuhmu semakin hari semakin kurus saja."

Apa yang di katakan ibu aira sangat benar,karena tubuh aira semakin kurus,berat badannya semakin berkurang.ia terlalu memforsir tubuhnya untuk selalu bekerja. walau ia kadang merasa tidak enak badan,ia tetap pergi bekerja.

"Aku nggk apa-apa kok bu,nanti aku akan istirahat."

Selalu saja aira berkata seperti itu,tapi ujung-ujungnya ia hanya akan beristrihat ketika ia pulang dari bekerja pada pukul 12 malam.

"Ibu sekarang kembali ya ke kamar,aku mau membersihkan peralatan kue ini dulu."

Bu ambar mengangguk lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Mentari pagi sudah mulai memunculkan cahayanya.suara burung berkicau di pagi hari menadakan para warga kampung,sudah memulai dengan aktivitas masing-masing.

Aira sudah mulai berjalan,berjualan kue keliling kampung,ia menjajakan kue-kuenya ke rumah -rumah tetangga.

"Kue....,kuee....,kue...."Aira berteriak sambil membawa kue yang berada di atas kepalanya.

"Aira...,sini aku mau belli kuenya dong".Seorang ibu-ibu berteriak sambil melambaikan tangan memanggil aira.

Dia lalu berjalan mendekati ibu-ibu itu."Iya bu, apa ibu ingin membeli kue.?"

"Iya saya mau belli kuenya 10 biji.!" jawab ibu itu dengan ketus.

"Ibu mau kue yang mana.?"

"Saya mau kue itu,itu dan itu." tunjuk ibu itu pada kue yang ada di pangkuan aira.

Aira lalu membungkusnya lalu memberikan pada ibu itu.

"Ini bu kuenya,harganya 10 ribu."

"Ini uangnya,sudah pas ya."

Aira mengangguk dan berterima kasih."Makasih bu."

Waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi,jualan aira sudah habis.ia lalu kembali pulang untuk menyimpan terlebih dahulu nampan yang ia bawa.karena ia harus pergi bekerja di tempat warung makan yang tak jauh dari rumahnya.

Pukul 12 malam ia sudah pulang bekerja dan sudah sampai rumah.

"Assalamualaikum."ucap aira memberi salam.

"Waalaikum salam,kamu sudah pulang Nak.?"

Aira meraih tangan ibunya lalu mencium dengam takzim.bukannya menjawab aira malah balik bertanya pada sang ibu.

"Ibu kenapa belum tidur.?"

"Ibu tadi sudah tidur kok,tapi ibu terbangun mendergarmu suaramu Nak.!"

"Hehehe,maaf ya sudah membuat ibu terbangun."

Bu ambar mengangguk mendengar ucapan aira.

"Kamu sudah makan Nak"?

"Iya bu,tadi aira sudah makan sebelum pulang.oh iya ini ada sedikit lauk sisa di warung tadi untuk besok pagi."

"Kalau begitu aku ke kemar dulu ya bu,soalnya pengen bersih-bersih dulu lalu tidur."

Bu ambar mengangguk,lalu aira melangkah masuk menuju kamarnya.

Pagi harinya aira memulai kembali aktivitasnya seperti biasa.ia mulai berjalan sambil membawa nampan kue di kepalanya.

Seperti biasa ia mulai berteriak menjajakan dagangannya.

"Kueee....kueee...".keringat mulai membasahi keningnya.ia terus berjalan keliling kampung.

Hari ini kue aira masih banyak yang tersisa.ia lalu pulang ke rumahnya karena ia harus pergi bekerja di warung makan bu widuri.

Sesampainya di rumah.ia melihat ibunya dan adik-adiknya berlutut sambil menangis di depan seorang wanita.

"Hikkssss..hiksss...,tolong jangan usir kami bu,kami akan segera membayar kontrakan ini."

Bu ambar menangis sambil berlutut di depan wanita paruh baya itu.

Aira segera berlari menuju depan rumah,ia tidak tega melihat sang ibu terus menangis sambil memohon pada wanita itu.

"Ada apa ini bu,ayo berdiri bu!" Aira merangkul sang ibu lalu membantunya untuk berdiri.

"Maaf ini ada apa ya bu.?" tanya aira pada wanita yang ada di hadapannya.

"Cepat bayar kontrakan rumah ini,beserta tunggakan bulan lalu." jawab ibu itu dengan nada ketusnya sambil berkacak pinggang.

"Maaf bu kami belum punya uangnya,tolong berikan kami lagi waktu untuk membayarnya."

"Elehhhh..waktu kamu bilang !,kamu tuh selalu saja ngomong minta waktu terus tapi apa, sampai sekarang saja kalian tidak membayarnya."

"Lebih baik kalian semua keluar dari rumah ini,karena akan ada orang lain yang ingin mengotraknya."

Aira dan ibunya tidak bisa berbuat apa-apa lagi mereka semua harus keluar dari rumah itu dan mencari kontrakan yang baru.

"Saya beri kalian waktu untuk membereskan pakaian kalian,ingat jangan membawa barang apapun dari rumah ini selain pakaian kalian."

Wanita itu lalu pergi meninggalkan aira dan keluarganya.

"Kita akan pergi ke mana kak.?" ucap riska, adik aira.

"Aku juga nggk tau dek kita harus ke mana.ayo kita harus segera berkemas lalu pergi dari sini."

"Ayo bu kita masuk dulu."aira merangkul sang ibu lalu membawanya masuk ke dalam rumah.

Setelah semuanya selesai berkemas,mereka semua keluar dari rumah itu.terlalu banyak kenangan yang ada di dalam rumah yang selama ini mereka huni.

Mereka semua berjalan menyusuri jalan setapak menuju keluar kampung.

Aira bingung harus membawa keluarganya ke mana,mereka singgah untuk beristirahat dulu di pinggir jalan.

"Ibu duduk di sini dulu yah,aku ingin beli minum dulu untuk ibu.!"

"Dek tolong jaga ibu dulu."

"Baik kak".

Aira berjalan menuju warung terdekat untuk membeli air mineral.

"Assalamualaikum bu,saya ingin beli 3 botol air mineralnya."

"Wa'alaikum salam neng,oh ia tunggu bentar ya neng."

Aira mengangguk sambil duduk di kursi.

" Ini neng,semuanya 15 ribu."

"Ini bu uangnya." aira lalu memberikan 3 lembar uang 5 ribuan.

"Makasih ya bu,assalamualaikum."

"Iya sama-sama,wa'alikum salam neng."

Aira lalu kembali ke tempat ibu dan adiknya.ia sudah membawa air minum untuk ibu dan adiknya.

"Assalamualikum,ini bu minum dulu yah."

Aira membantu sang ibu untuk minum.

"Ini air minum untuk kalian juga." aira memberikan sang adik kantong kresek berisi botol air minum.

"Makasih kak"

"Minum untuk kakak mana.?" tanya adnan pada aira.

"Sudah kalian minum saja,tadi kakak sudah minum kok di jalan.!"

Aira sengaja berbohong,ia hanya membeli 3 botol air meneral,karena uangnya tinggal sedikit.

"Maafkan aira ya allah, karena harus berbohong pada mereka."ujar aira dalam hati

Riska dan adnan mengangguk lalu kembali meneguk minuman itu.

"Maafkan ibu ya Nak,karena ibu yang sedang sakit ini hanya bisa menambah beban kalian."

"Astagfirullah,ushhh...ibu ini bicara apa sih kami ini anak-anak ibu,sudah sepantasnya kalau kami merawat ibu.ibu itu bukan beban bagi kami.melainkan ibu adalah surga bagi kami bertiga."

"Iyakan dek."tanya aira pada sang adik

"iya bu kami semuakan sayang sama ibu"..riska dan adnan mengangguk membenarkan ucapan aira.

mencari kontrakan baru

Mereka semua mulai melanjutkan perjalanan untuk mencari kontrakan baru.

Dan tiba Mereka semua berhenti di sebuah toko,mata aira menatap ibu-ibu yang sedang berjualan di tokonya.

"Kalian jaga ibu dulu,aku mau ke sana bertanya pada orang dulu." perintah aira pada adik-adiknya.

Aira berjalan menuju toko itu."Assalamualaikum bu."

"Iya wa'alaikum salam,ada apa yah." ucap ibu pemilik toko.

"Maaf bu saya mau numpang tanya,apa di sini ada ada kontrakan yang masih bisa di sewakan.?"

"Oh...kontrakan ya neng,iya di sebelah sana beberapa meter dari sini ada rumah yang biasanya di kontrakan.kalau neng mau tanya-tanya sama pemilik kontarakan,rumahnya ada di sebelah sana." ucap ibu-ibu itu,sambil mengarahkan telunjuknya.

"Ohh ya udah makasih ya bu,kalau begitu saya permisi dulu,assalamualaikum."

"Waalikum salam.!"

Aira kembali berjalan menuju tempat ibu dan adiknya.

"Bagaimana kak,apa sudah ketemu kontrakannya."tanya adnan pada aira.

"Iya dek,tidak jauh dari sini ada rumah pemilik kontrakan,kita bisa ke sana untuk bertanya lebih jelas."

"Ya sudah ayo kita ke sana." Ucap ibu aira sambil berdiri dari duduknya.

"Iya bu,sini aira bantu."

Beberapa menit kemudian mereka semua sudah sampai di depan rumah pemilik kontrakan.

Tokkk..tokkkkk.tokkk.. Aira mulai mengetuk pintu

"Assalamualaikum".

Selang beberapa detik pintu terbuka,seseorang muncul di balik pintu.

"waalaikum salam."ucap seorang pria paruh baya.

"Permisi pak,kami ke sini mau tanya tentang rumah kontrakan,apa masih ada yang kosong nggak pak.?"  Tanya aira

"Oh kalian pengen ngontrak ya.?"

"Iya pak,kami ke sini ingin menyewa kontrakan bapak yang masih kosong".

"Yaaa.yaa..kebetulan masih ada yang kosong,mari saya antar."

"Baik,makasih pak."

Mereka semua berjalan menuju rumah kontrakan yang baru.

"Ini bu rumahnya,tapi memang ini agak kecil,bagaimana apa kalian mau tinggal d sini.?"

"Biaya sewanya berapa pak.?"

Karena rumah ini agak kecil jadi saya kasih harga sewa 500 ribu aja.

Aira dan adik-adik tersenyum senang.

"Ya udah kami ambil yang ini saja pak,ini uang sewa untuk bulan ini."

"Ya sudah makasih ya neng,kalau begitu ini kuncinya,saya pamit dulu."

"Iya pak sama-sama."

Mereka semua masuk ke dalam rumah itu,mereka mengedarkan pandangan meneliti rumah itu.

"Alhamdulillah,akhirnya kita bisa istirahat juga malam ini."

"Iya Nak,kita harus bersyukur dengan apa yang kita dapatkan,walaupun rumahnya agak kecil tapi kita bisa istirahat di sini agar terlindung dari hujan dan panas matahari.

Mereka bertiga mengangguk membenarkan perkataan sang ibu.

Keluarga aira mulai merapikan dan membagi tugas masing -masing untuk membersihkan rumah kontrakan yang baru.

"Riska,kamu dan adnan bertugas bersihin kamar dan ruang tamu." ucap aira pada adik-adiknya.

Mereka berdua mengangguk."Baik kak."

Aira melirik sang ibu lalu tersenyum memegang pundaknya,lalu menggiring menuju kursi yang ada di ruang tamu.

"Kalau ibu duduk di sini dulu,aira mau ke warung beli bahan makanan,buat masak untuk makan malam kita semua."

Bu ambar mengangguk,

"ia nak kamu hati-hati ya di jalan."

"Iya bu aku pergi dulu,Assalamu alaikum." aira meraih tangan sang ibu lalu menciumnya

"Wa'alaikum salam."

Aira berjalan menuju warung terdekat sambil menyapa para tetangga,yang sedang lewat.

Akhirnya beberapa menit kemudian aira sudah sampai ia lalu mengucapkan salam.

"Assalamualaikum bu."

"Wa'alaikum salam neng,mau beli apa.?"

"Saya mau beli minyak goreng seperempat,beras 2 liter,telur setengah kilo,dan juga mie goreng biasa 2 bungkus."

"Oh iya tunggu sebentar ya neng,saya ambilkan." Aira mengangguk.

Para tetangga yang sedang berbelanja di warung itu melirik sinis aira.aira hanya tersenyum menanggapi tatapan para ibu-ibu itu.

Aira sudah sampai di depan rumah kontrakannya.ia lalu masuk dan mengucapkan salam."Assalamu alaikum,aku pulang."

"Waalaikum salam,kamu sudah pulang kenapa kamu lama sekali Nak.?" bu ambar menatap Aira dengan cemas.

"Maafkan aku bu,tadi warungnya lumayan agak jauh dari sini."

Bu ambar lalu mengangguk." ya sudah ayo ibu bantuin kamu masak.adik-adik kamu katanya sudah lapar dari tadi."

"Ibu nggak usah bantu aku,biar aku aja sendiri.ibu lebih baik masuk ke kamar dan beristirahat."

"Nggak Nak ibu nggak apa-apa kok,ibu sudah berbaring terus dari tadi,ibu sangat bosan Nak,ibu juga harus selalu melatih tubuh ibu agar selalu bergerak,biar nggak kaku."

"Ya sudah,tapi ibu nggak boleh capek-capek ya,kerjain yang ringan saja."

Bu ambar mengangguk,lalu mereka berdua masuk dapur dan mulai memasak.

Beberapa menit kemudian,masakan aira dan sang ibu sudah jadi.

"Aira,tolong panggilkan adik-adikmu untuk malam malam bersama."

"Iya bu,aira akan panggil mereka."

Tokkk.tokkk.tokkk...

Ceklekkk.pintu terbuka menampilkan wajah pria yang masih mengantuk

"Hoammmm,ada apa kak."

"Kalian berdua di panggil ibu untuk makan malam."

"Ya udah tunggu bentar aku bangunin riska dulu."

" Ya udah,Kakak tunggu di ruang makan aja,kamu cuci muka aja dulu."

Adnan mengangguk lalu masuk kembali ke kamar untuk membangunkan riska.

Mereka semua sudah berkumpul di meja makan.hanya ada makanan sederhana yang tersaji di atas meja.

Mereka mulai berdoa,lalu mulai makan bersama,walau hanya ada lauk telur dadar,dan mie goreng mereka sangat bersyukur masih bisa menikmati makan malam ini.

"Alhamdulillah,akhirnya kenyang juga ini perut." ucap adnan sambil mengelus perutnya.

"Alhamdulillah Nak, kita bisa harus bersyukur karena allah masih memberi kita rezki buat malam ini walaupun dengan menu yang sederhana."

Mereka bertiga mengangguk mengiyakan perkataan sang ibu.

Hari-hari aira dan keluarga mulai berjalan seperti biasa.Aira juga sudah mulai berjualan kue kembali.ia saat ini sedang membuat kue di dapur.

Pranggg...suara barang jatuh mengagetkan aira.

"Astagfirullah al'azim,ibu...!" teriak aira sambil berlari menuju kamar sang ibu.

"Astagfirullah ibu kenapa,apa yang terjadi.?"tanya Aira,ketika melihat sang ibu yang duduk di samping kasur

"Dada ibu sesak Nak." ucap bu ambar dengan nafas yang putus-putus.

"Ayo bu,kita ke rumah sakit sekarang.!" Aira lalu membawa sang ibu menuju rumah sakit dengan naik angkutan umum.

Beberapa menit kemudian aira dan bu ambar sudah sampai di rumah sakit.mereka berdua lalu menuju ruang UGD.

"Dokterrrr."

Suara teriakan aira menggema di lorong rumah sakit.Tak lama kemudian seorang suster datang membawa berangkar.ibu aira di baringkan lalu segera di larikan masuk ke ruang UGD.

"Maaf mba anda tidak boleh ikut masuk ke dalam ruangan,biarkan dokter terlebih dahulu menangani pasien."

"Tapi sus... ,ya sudah saya tunggu di sini saja."

pergi untuk selama-selamanya

Aira begitu cemas dan khawatir pada sang ibu.ia sangat takut terjadi apa-apa pada ibunya.suara dering telpon yang ada di tangannya, mengangetkan aira.

Dringgggg,dringggg. 

aira melihat panggilan telpon yang ada di ponselnya.ternyata yang sedang menghunginya adalah riska sang adik,ia lalu segera menekan tombol hijau pada ponsel.

"Assalamualaikum,dek."

"Wa,alaikum salam kak,kak aira di mana dan ibu juga kemana,kenapa rumah kosong kak.?" tanya riska di balik telpon.

"Aku sekarang berada di rumah sakit,penyakit asma ibu lagi kambuh dek." ujar Aira dengan suara tercekat.

"Astagfirullah,jadi sekarang keadaan ibu gimana kak,aku ke sana sekarang ya.?"

" ibu masih di tangani sama dokter.udah kamu nggak usah ke sini,kamu jaga rumah aja sama adnan,biar aku yang jaga ibu."

"Ya sudah kakak tutup dulu telponnya."

Aira lalu menutup panggilan pada ponselnya.tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang rawat sang ibu.

Ceklekk. suara pintu terbuka.

" bagaimana keadaan ibu saya dok.?" tanya Aira sangat khawatir pada sang ibu.

"Penyakit asma pada pasien semakin parah. kami menyarankan agar pasien harus menjalankan perawatan intensif di rumah sakit."

Hati aira sangat hancur mendengar ucapan dokter.hidupnya selalu saja mendapat ujian dari yang maha kuasa.dari kecil ia sudah kehilangan sosok peran seorang ayah,ia tidak mau kalau harus kehilangan sang ibu.

***

Aira sedang duduk di kursi tanam yang ada di rumah sakit.ia termenung memikirkan bagaimana nasibnya suatu saat nanti.

Aira adalah wanita yang pekerja keras,walaupun ia terlihat tenang dengan hidupnya, tapi pikirannya sedang berperang.dirinya adalah ruang lelah.terlalu banyak tuntutan, padahal dirinya juga butuh tuntunan.dirinya adalah ruang sepi.terlalu sering di minta untuk memahami,padahal ia juga butuh di mengerti.di tengah hidupnya yang berat,ia selalu berusaha kuat.walaupun tak jarang ia merasa ingin menyerah.

Aira menangis,ia menyembunyikan wajahnya dengan telapak tangannya.Hikssss..hiksss....

Bingung!.ya aira merasa bingung.ekonomi yang pas-pasan membuat ia merasa jahat pada sang ibu karena tidak bisa memberikan pengobatan yang terbaik.

Beberapa menit kemudian,setelah ia menenangkan fikirannya,ia lalu kembali menuju ruangan sang ibu.

Aira masuk dan melihat sang ibu yang susah mengatur nafasnya.

"Astagfirullah,ya allah ibu kenapa.?".aira mendekati sang ibu lalu menggenggam tangannya.

"Ibu bertahan ya,aku akan segera panggilkan dokter."

Bu ambar menahan tangan aira dan menggelengkan kepalanya.air mata aira sudah berderai memenuhi pipi,bu ambar sudah tidak sanggup lagi bertahan dengan penyakitnya yang hanya membebankan anak-anaknya.

Nafasnya sudah mulai naik turun.aira memandang sang ibu dengan air mata.

"Aira mohon,jangan tinggalkan kami semua bu." ucap aira dengan nada bergetar.

"Ai..ra..,to...long jaga adik...adikmu sam...pai mere...ka bi...sa man...di..ri." ucap bu ambar dengan nafas yang sudah putus-putus.selang beberapa saat,mata bu ambar sudah tertutup nafasnya sudah berhenti dan akhirnya bu ambar telah meninggal dunia.

"Ibu tolong bertahanlah." aira sangat panik,ia lalu menangis meraung raung ,lalu ia menekan tombol emergency yang ada di ruangan itu.

Tak lama kemudian seorang dokter dan suster masuk ke ruangan bu ambar.Aira langsung mundur beberapa langkah menjauh dari sang ibu,ia membiarkan dokter dan suster memeriksa sang ibu.dokter menggelengkan kepala menandakan kalau pasien sudah meninggal dunia.

"Innalillahi wainna ilahi rojiun...maafkan kami pasien sudah meninggal beberapa detik yang lalu." dokter dan suster lalu menutup tubuh ibu ambar dan mulai melangkah meninggalkan aira.

Aira lalu sedikit berlari mendekati sang ibu yang sudah tidak bernafas.

"Tidakkkk,ibu tolong jangan tinggalkan aira."

Hikksssss,hikssss...hiksss. tangis aira pecah di ruangan yang serba putih.hanya ada suara tangisan pilu yang menyayat hati.

Tak berselang lama pintu ruangan terbuka kembali,di sana sudah ada riska dan juga adnan yang berdiri di ambang pintu.mereka berdua bingung melihat aira yang sedang menangis.

"Tolong bangun bu jangan tinggalkan kami,bagaimana nanti dengan nasib kami tanpa ibu".

hikksss..hiksss. aira terus memeluk sang ibu sambil menangis.

"Kak,apa kita nggak salah dengar.?" Ucap riska,yang berusaha untuk menyakinkan diri.

Aira langsung membalik badan melihat adik-adiknya sudah berada di ambang pintu.

Riska dan adnan berlari pelan mendekati sang ibu,lalu memeluk tubuh ibunya yang sudah tidak bernyawa lagi.

Hiksss...hiksss,"ibu kenapa ninggalin kita."

"Ibu tolong bangunlah,kami berdua janji sama ibu kalau ibu bangun kita berdua akan jadi anak yang berbakti,kami berdua nggak akan membuat ibu dan kak aira repot lagi."

Dada aira begitu sesak melihat kedua adiknya yang sedang menangisi jenazah sang ibu.

Aira mengusap bahu kedua adiknya."Sudah dek,kita harus segera memakamkan ibu."

Kedua adiknya mengangguk lalu sedikit menjauh.

Beberapa jam kemudian hari sudah mulai petang. mereka semua telah sampai di

Pemakaman.

Para warga bergotong royong membantu pemakaman jenazah bu ambar sampai selesai, dan sebagaian warga yang tidak ikut ke pemakaman,sedang berada di rumah duka untuk menyiapkan tahlilan untuk nanti malam.

Liang lahat yang berisi jenazah bu ambar,perlahan lahan mulai di tutup dengan tanah,bunga sudah di mulai di taburkan di atas nisan bu ambar.

Beberapa menit kemudian pemakaman sudah selesai.para warga sudah bubar satu persatu,tinggalah aira dan adik-adiknya di depan makam sang ibu.

"Ibu yang tenang ya di sana,aira janji akan menjaga mereka berdua." isak tangis aira

Kedua Sang adik memeluk aira menumpahkan tangisnya.

Hiksss.hiksss,kak maafkan kami berdua yang selama ini tidak mau perduli dengan kak aira."

"Iya dek kakak sudah memafkan kalian,wajar kalau kalian dulu tidak pernah mau membantu kakak,soalnyakan kalian dulu harus fokus dengan pendidikan kalian."

"Kalian berdua harus sekolah yang tinggi,jangan seperti kakak yang harus putus sekolah di tengahan jalan." sambung aira.

"Engga kak, setelah tamat SMA aku mau kerja dulu.kita berdua nggak mau nyusahin kakak trus,biar adnan aja yang lanjut sekolah."

"Ya sudah nanti kita pikirkan lagi,sekarang ayo kita pulang, kayanya sebentar lagi akan turun hujan."

Mereka berdua mengangguk,lalu aira mulai berpamitan pada makam sang ibu.

"Ibu kita pamit pulang dulu ya,nanti kita bertiga ke sini lagi jengukin makam ibu." ucap aira lalu mencium nisan sang ibu.

Mereka bertiga lalu melangkah meninggalkan pemakaman.

***

Matahari di langit sudah mulai tenggelam. menggantikan langit dengan bulan dan bintang.malam yang penuh dengan suara lantunan ayat-ayat suci al'quran memenuhi rumah almarhum bu ambar.

Malam tahlilan di rumah almarhum bu ambar begitu ramai.para warga mulai berdatangan untuk sama-sama mengirim doa.

Almarhum di kenal baik,ramah kepada para tetangga.Para warga merasa sangat kehilangan sosok almarhum.

Aira dan adik-adiknya juga duduk seraya membaca alquran dan mengirim doa untuk almarhum sang ibu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!