Jeon Kookie , Remaja yang selama ini menjalani kehidupanya dengan rasa sepi . Ia tinggal bersama ibunya .Ia hidup bahagia dengan Ayah dan ibunya di masalalu , namun semenjak kejadian itu , Kookie harus berjuang lebih keras lagi untuk bertahan hidup bersama ibunya .
Diusianya yang menginjak belasan tahun itu , Lebih tepatnya 19 tahun . Ia harus berjuang keras untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya . Bukan hal yang mudah untuk mempertahankan semuanya .
Hari ini adalah hari kelulusan Jeon Kookie dari bangku SMA nya . Ia sangat senang karena hari ini ia bisa menyelesaikan sekolahnya dengan baik . Namun , Lagi-lagi ibunya tidak pernah datang untuk acara penting dalam hidupnya ini.
" Ibu , apa ibu tidak bisa libur sehari? Kita bisa berfoto bersama . " ucap Kookie.
" Siapa yang memberimu makan kalau aku tidak bekerja?!! Berangkat sendiri ssja !! Aku sibuk." ucap Yumi ( Ibu Kookie )
" Tapi buuu .... "
" Aah udah sana !! Ibu sibuk!!" gertak Yumi .
Yumi meninggalkan anak semata wayangnya itu dan langsung pergi untuk berangkat bekerja . Kookie hanya bisa menangis dan ia sebisa mungkin menahan airmatanya karena pagi ini ia harus segera bermakeup dan bersiap untuk acara kelulusannya .
Kookie duduk didepan meja rias sederhananya . Ia berusaha menahan tangisnya dan mulai merias wajahnya dengan make up yang ia punya .
" Ayo kookie , tidak ada yang perlu kamu tangisi . " Ucapnya menguatkan diri .

Air matanya terus mengalir , mengingat betapa bahagianya semua temannya hari ini . Diacara kelulusan yang harusnya menjadi momen bahagia , kini ia harus merayakannya tanpa seorang ibu .
" Kenapa ibu seperti ini? Apa salahku ibuu?" gumamnya .
ia tak banyak waktu untuk terus menangisi keadaan ini , ia bergegas mengambi tas dan beberapa barang lainya yang ia butuhkan untuk acara hari ini .
" Oke kookie , Hari ini akan terlewati dengan baik , jadi jangan khawatir . " Gumamnya lagi .
Banyak sekali keresahan yang ada didalam hatinya , Ia bukan wanita yang berani , ia juga sama seperti remaja seusianya yang masih ingin ditemani oleh orang tuanya . Namun keadaan selalu memaksanya untuk mengerti .
Semua rangkaian acara berjalan dengan baik . Hingga namanya dipanggil sebagai siswa berprestasi dan mendapat peringkat satu hari itu . Harusnya ia bahagia . Namun lagi-lagi ia menangis . Kookie menaiki panggung megah yang ada didepannya . Ia banyak memberi salam kepada semua guru yang ada disana .
" Selamat kepada Jeon Kookie , " ucap pembawa acara yang bertugas pada hari itu .
Kookie menerima piala dan sebuah medali atas keberhasilannya sebagai lulusan terbaik tahun ini . Kookie tidak bisa mengucapkan apapun . Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya selain terimakasih kepada semua gurunya .
Setelah semua selebrasi itu selesai , Kookie turun dari panggung dan kembali duduk ketempat duduk yang sudah disediaakan . Ia menatap semua yang ia dapat hari ini .
" Ibu harusnya datang hari ini , Dan ibu bangga padaku . "gumam Kookie .
Sampai selesai acara pun , Ia hanya bisa melihat semua temannya berswafoto bersama keluarganya . Ia hanya melihat dari kejauhan . Duduk termenung betapa sangat sedihnya ia hari ini .
Ia duduk di bangku taman kecil yang ada disekolah itu . Tersenyum dan menatap teman sebayanya mengabadikan momen berharga hari ini .
Ditengah lamunan nya , Tiba-tiba Minhwa datang menghampirinya , Minhwa adalah salah satu sahabatnya yang selalu ada selama tiga tahun terakhir ini .
" Kookiee !! Waaahhh daebakk !!! Lo hebat kookieee !!" Ucap Jimin .
" Hmm .. Terimakasih ."
" Yakk !! Jangan bersedih . Ayo kita pergi dari sini , disini sangat membosankan !"
Minhwa pun menarik tangan Kookie dan mengajaknya pergi dari lingkungan sekolah itu . Didepan gerbang sekolah , sudah ada satu
mobil yang menunggu mereka . Minhwa pun mengajak Kookie untuk memasuki mobil tersebut .
" Ibu lo ga mau dateng lagi hari ini?" tanya Minhwa .
Kookie hanya bisa menganggukan kepalanya .
" Lo tenang aja . Mommy gue juga ga dateng hari ini . Kita rayain dirumah gue . Oke ?"
" Emm aku dengar tidak semua orang bisa masuk kedalam rumahmu . Kenapa kamu mengajakku?" tanya Kookie .
" Karna Lo sahabat gue . Lo bisa masuk kerumah gue kapanpun sekarang . Kita rayakan kesuksesan lo ." ucap Minhwa .
" Hmm .. " jawab Kookie Singkat .
Kookie sebenarnya adalah anak yang ceria , ketika ia menemukan tempat yang nyaman , ia akan benyak berbicara dengan temannya . termasuk ke Minhwa .
15 menit berlalu , mereka pun sampai didepan rumah mewah serba putih dan dihiasi beberapa tumbuhan didepannya . Kookie pun menatap kagum rumah itu . Sejak bertemu dan berteman dengan Minhwa , ini lah pertama kali Kookie mendatangi rumah Minhwa .
Minhwa pun mengajaknya masuk dan bertemu dengan kedua orangtuanya .
" Daddy , mommy , im home.." teriak Minhwa .
Minhwa adalah Putri tunggal dari seorang pengusaha terkaya di Korea . Hidup ditengah kemewahan namun ia tak bisa bebas melakukan apapun . Ia harus selalu menjaga nama baik kedua orang tuanya . Sering kali ia merasa iri dengan Kookie yang selalu bebas melakukan apapun .
Minhwa dan Kookie memasuki ruangan yang berisikan banyak tumpukan berkas didalamnya . Beberapa detik kemudian seorang pria dewasa memutar kursi kerjanya dan menyambut kedatangan mereka .
" Daddy ... Lihatlah siapa yang datang ..." ucap Minhwa .
" My prety , Kamu sudah pulang? "
Minhwa menghampiri daddy nya dan memeluknya .
" Daddy lihatlah , Ini Kookie , Temanku ah tidak dia sahabatku disekolah . " jelas Minhwa .
" Woww , she looks so prety ."
" No daddy ! , cuma Minhwa yang Prety disini!"
Kookie tersenyum melihat kedekatan mereka . Tapi tidak ada rasa iri didalam hatinya . Ia senang melihat Minhwa bahagia berssma keluarganya .
" Ya . Daddy tau itu . Temui mommy , mommy pasti senang dengan kedatangan kalian . Have fun ya .. Daddy harus lanjut kerja ."
Minhwa pun tersenyum dan menganggukan kepalanya . Ia pun langsung mengajak Kookie bertemu dengan mommynya .
Ditempat lain, Tepatnya di sebuah rumah makan berdirilah Yumi dengan lamunanya . Hari ini ia merasa gelisah karena mengabaikan anak semata wayangnya .
" Maafin ibu ... " gumamnya .
Yumi harus bekerja dan mencukupi semua kebutuhan untuk menghidupi Kookie . Selama ini Yumi harus berjuang sendiri menghidupi anaknya .
5 tahun berlalu dengan sangat berat setelah perceraiannya . Yumi harus menelan pil pahit didalam pernikahannya karena pria yang ia cintai dengan tulus itu nengkhianatinya . Sejak saat itu , Yumi memutuskan untuk berpisah dan membesarkan Kookie seorang diri .
Namun semua yang terjadi menjadikan Yumi sebagai ibu yang egois . Ia menuntut Kookie untuk selalu sempurna agar Kookie tidak mengalami hal serupa dengannya .
" Yumi !!! Ayo bekerja !!" ucap salah satu rekan kerjanya.
" Ahh iya maaf .. Maaf .." ucap Yumi .
Yumi melanjutkan pekerjaannya dan mengabaikan semua keresahannya .
.
.
.
Kookie duduk ditepi tempat tidur dan matanya menelisik sudut ruangan yang sangat luas itu . Terdapat satu meja rias yang berisikan banyak skincare dan make up yang tertata rapi disana .
" Ini lo pakai baju ini aja , Lo hapus make up dulu , " ucap Minhwa .
Kookie menganggukan kepala dan beranjak dari duduknya untuk mengganti baju dan membersihkan makeupnya .
Minhwa memesan banyak makanan kepada pelayan yang ada dirumahnya . Ia menyiapkannya di balkon kamarnya dengan pemandangan langit sore yang indah disana .
" Bibii.. Ditata disini aja yaa . Semuanya aja nanti biar aku sendiri yang memasaknya . " Ucap Minhwa .
" Baik Non ."
Kookie keluar dari Bathroom dan memperlihatkan kecantikannya dengan rambut di gerai dan dress putih cantik Selutut yang membalut tubuhnya .
Minhwa terkejut dengan kecantikan Kookie .
" Waahhh daebakk , Lo cantik pakai dress ini . Dress nya buat lo aja . Gue belum pernah pakai juga " ucap enteng Minhwa .
" Tapi ini baju sangat mahal . Aku akan mengembalikannya Minhwa ." ucap Kookie .
" Nggak , Buat lo aja ." kekeh Minhwa .
" Nggak aku nggak mau."
" Kookie!! Jangan bandel . " ucap Minhwa .
" Tapi..."
" Udah gausah banyak tapi . Bersihin dulu makeup lo . duduk disini bisar gue bantu ." ucap Minhwa .
Kookie pun duduk didepan meja rias yang ada diruangan itu . Minhwa membantu Kookie membersihkan wajahnya . Mengambil selembar kapas dan membubuhkan beberapa tetes micelar water disana . Dengan perlahan Minhwa mengusap wajah Kookie .
" Aku bisa sendiri Minhwa ." ucap Kookie
" Lo jadi tuan putri sehari ini , jadi biar gue aja yang bantu lo ." jawan Minhwa .
Lagi-lagi Kookie tidak bisa membantah permintaan Minhwa . Minhwa mengusap perlahan dan menghapus makeup yang ada diwajah Kookie .
" Kulit wajahmu sangat sehat . Apa rahasiannya ? Bahkan tidak ada noda sama sekali kecuali tahi lalat ini ." tanya Minhwa.
" Aku sudah terlahir seperti ini . Kamu juga cantik Minhwa ." Ucap lembut Kookie .
" Bohong , Buktinya tidak ada laki-laki yang mendekatiku ." keluh Minhwa .
" Siapa yang berani mendekatimu? Kalau kamu selalu marah-marah ke semua laki-laki. Tolong berkacalah ! Bahkan kakak kelas kita saja kamu patahkan lengannya hanya karna menyentuh wajahmu !!" kesal Kookie .
" Hehe karna dia menyebalkan , beraninya menyentuh pipiku begitu saja ."
" Haishh ada-ada saja kelakuan mu itu ."
Minhwa pun terkekeh mendengar ocehan Kookie . Minhwa menyelesaikan pekerjaannya , ia memberi Kookie skincare dan lipbalm pada bibir mungil Kookie .
" tinggal Lipbalm sedikiiiiitttt ... Nahh cantik sekalii uri Kookie ."
" Terimakasih Minhwa."
Minhwa dan Kookie pun duduk dibalkon kamar Minhwa . Tempat itu cukup luas untuk hanya sekedar duduk dan makan berdua disana .
Minhwa selalu menatap Kookie yang terlihat sedih dan gelisah .
" Lo sedih hari ini?" tanya Minhwa .
Kookie pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya .
" Jangan bohong kookie . Gue bisa liat kesedihan lo ." ucap Minhwa .
" Aku banyak berfikir tentang ibu . Tapi setelah ini aku harus banyak bekerja dan membantu ibu ." ucap Kookie .
" Gue bisa bantu , Lo anak yang berbakat . Mungkin daddy bisa bantu gue bisa bilang ke daddy ."
" Tidak minhwa , Aku akan berusaha sendiri . Aku tidak mau merepotkan keluargamu ." ucap Kookie .
" Daddy pasti mau membantumu . Mau ya ?"
" Tidak! Kali ini aku tidak mau ."
" Baiklah , Kalau butuh bantuan lo bisa kesini cari gue oke ?"
" Iya minhwa . Terimakasih."
Minhwa menganggukan kepalanya. Ia pun Memanggang beberapa daging dan makanan pendamping lainya untuk mereka berdua .
" Lo harus makan yang banyak . Ini dagingnya , sosisnya , semua lo harus makan . Hari ini lo harus bahagia oke ? " ucap Minhwa .
Lagi- lagi kookie hanya bisa menggelengkan kepalanya .
" Cukup Minhwa. Ini sudah cukup untuk kita makan berdua ." ucap Kookie .
" Nggak , Ini harus habis . Lo harus bahagia dan makan yang banyak untuk perayaan kelulusan kita " ucap Minhwa .
" Sebenarnua apa yang kamu sembunyikan minhwa ? Kamu sangat aneh hari ini . "
Kookie melihat banyak nya keanehan Minhwa akhir-akhir ini . Minhwa sering ijin pergi dan selalu bilang untuk mengurus hal penting namun ia tidak pernah menceritakan apa yang sedang ia lakukan .
" Emm .. Sebenarnya gue mau ngomong sama lo hari ini . Tapi . Gue sedih ." ucap Minhwa .
Kookie mengerutkan dahinya . Kookie tidak pernah melihat Minhwa seserius ini . Didepannya Minhwa selalu menjadi anak yang ceria dan selalu mengusik hidupnya . Minhwa memang se berisik itu , namun Kookie tidak pernah terganggu dengan kehadirannya .
" Emm mungkin kita akan membahasnya nanti aja . Gue ga mau merusak suasananya . Mending kita bersenang-senang kan?" ucap Minhwa .
" Ceritakan apapun yang mau kamu ceritakan . Aku akan mendengarkan semuanya . Sebelumnya terimakasih sudah menjadi teman yang baik selama ini ." ucap Kookie .
" Haha dari sekian banyaknya manusia yang deketin gue , cuma lo yang selalu tulus dan tidak pernah memanfaatkan kekayaan gue . Terimakasih ."
Kookie tersenyum dan menganggukan kepalanya . Memang benar , Kookie tidak pernah memanfaatkan kesempatsn itu .
Mereka pun banyak bercerita dan memikirkan banyak hal setelah kelulusan mereka .
.
.
.
Sore hari pun tiba . Matahari mulai pergi dan menghilang dari intensitasnya . Yumi pun pulang menaiki angkutan umum yang tersedia disana . Dengan tubuhnya yang kelelahan ia berjalan memasuki rumahnya .
" Kookie ? Kookie ??" teriaknya .
Namun tak ada jawaban dari Kookie , karena memang Kookie masih sibuk bersama Minhwa merayakan kelulusannya .
" Sialan kemana anak itu ?! " kesal Yumi .
" Awas kalau nanti kau pulang!! "
Yumi dengan kesal membanting tasnya dan langsung bergegas mencari keberadaan handuk yang ada dikamarnya . Ia pun mandi dan mengganti pakaiannya .
Yumi duduk dan menyeruput secangkir teh yang ia buat . Yumi sering kali marah dengan kesalahan kecil Kookie . Sepeeti hari ini , Yumi sangat muak dengan tingkah Kookie , menurutnya kookie melakukan kesaahan besar karena ia tak langsung pulang setelah acara kelulusan itu .
" Dasar anak bodoh!! Sekolah pun tak bisa membuatmu berfikir !!" umpat Yumi .
.
.
Ditengah perbincangannya , Kookie terlihat sangat gelisah . Ia memikirkan banyak hal yang akan terjadi setelah ini dirumahnya .
" Emm Minhwa ... "
" Yaa kookie ? Kenapa ?"
" Aku harus pulang sekarang , ini sudah larut malam ."
" lo ga tidur disini aja ? Kita lagi seru loh ."
" Maaf Minhwa tapi ga bisa .Aku harus pulang ."
Minhwa masih berusaha membujuk Kookie agar mau menginap dirumahnya ..
" Biar gue yang bicara sama ibu lo .." ucap Minhwa .
" Emm gausah , aku pulang aja ya ."
" Haishh baiklah , Tapi besok lo harus kesini lagi ya . Janji ?"
" Iya minhwa ."
" Yaudah ayo gue antar pulang ."
Minhwa bersama Kookie pun diantar oleh seorang supir pribadi keluarga Park sampai didepan rumahnya . Minhwa melihat rumah usang yang terlihat sempit dan tidak nyaman itu .
" Kalau ibu lo marah , lo keluar dan temui gue disini oke ? Gue tunggu sampe lo masuk ."
" Nggak , kamu pulang aja minhwa . Aku gapapa ."
" nggak Kookie , Kamu masuk dulu ."
Kookie pun menghela nafasnya , Ia pun turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumahnya . Terdapat Yumi yang sedang duduk diruang tamu rumah itu .
Yumi beranjak dari duduknya dan menghampiri Kookie .
Plakk!!!
sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Kookie . Kookie pun menahan perih yang ia rasakan pada wajahnya .
" Ibu!!"
" Dasar anak bodoh!! Kenapa baru pulang?"
" Sssttt ibu ibuu ... stop Diluar masih ada teman Kookie , tolong tenang setelah dia pergi aku akan menjelaskan semuanya ."
Yumi masih bersama kemarahannya . Ia mengintip dari jendela yang ada diruangan itu , terdapat satu mobil yang berjalan pergi meninggalkan halaman rumahnya .
Yumi menatap tajam Kookie . Sebuah tamparan kembali mendarat diwajah Kookie .
Plakk!!!
Ahh!!!! Ibu stop !!
"
3 Hari setelah kejadian itu , kookie tidak pernah menemui Minhwa lagi . Kini ia dipaksa untuk mengerjakan semua pekerjaan rumahnya . Sebelum ibunya bangun dan berangkat bekerja , Kookie sudah terlebih dahulu bangun dan mengerjakan semua pekerjaan rumahnya .
Pagi ini , Kookie bangun dan membuka jendela kamarnya . Terlihat diluar masih gelap dan tidak ada kehidupan disana.
" Ayo bangun Kookie , jangan buat ibu marah dan semakin menyiksamu ." Gumamnya .
Kookie beranjak dari tidurnya dan langsung membasuh mukanya . Setelah itu ia merendam semua baju kotor yang menumpuk didalam keranjang cuciannya. Sambil menunggu semua cucian itu direndam , Kookie mencuci semua piring kotor dan memasak nasi untuk sarapan bersama ibunya .
" Hanya ada nasi , apa ibu lupa belanja ?" gumamnya .
Yumi terbangun ketika mendengar Kookie yang berisik didapur .
" Masak apa kau hari ini?" tanya Yumi .
" Emm aku hanya memasak nasi bu . Tidak ada sayur didalam kulkas apa ibu lupa belanja ?"
" Bodoh! Kenapa tidak belanja pakai uangmu ? Aku tidak punya uang ."
" Tapi bu .."
" Tidak usah makan hari ini . Dan kau cari makan saja sendiri . Ibu tidak punya uang ."
Yumi meninggalkan kookie dan tidak mempedulikan anaknya itu. Kookie pun hanya bisa menghela nafasnya . Kookie memanfaatkan sisa bahan makanan yang ada untuk sarapan . Ia membuat satu porsi nasi goreng sederhana yang ternyata enak ketika ia memasaknya .
" Hmm tidak buruk , aku bisa memakannya . " ucap Kookie .
Yumi tak menghiraukan anaknya , ia tak peduli dengan Kookie yang hanya makan nasi goreng pagi ini . Yumi berangkat bekerja dan memilih untuk membeli sarapan dengan menu yang berbeda .
" Dasar anak tidak tau diuntung , harusnya dia tau diri dan bekerja ." gumamnya sambil memakan satu porsi nasi dan ayam goreng yang ada ditangannya .
" Terserah lah , ayahnya saja tidak pernah peduli , kenapa aku harus berjuang sendiri mencukupi kebutuhan anak itu ?"
Dan benar saja Yumi sampai detik ini tidak mempedulikan kehadiran Kookie disampingnya , ia selalu menganggap kookie adalah beban dalam hidupnya .
...----------------...
Selesai sarapan , Kookie memilih untuk melanjutkan pekerjaan rumahnya , ia menyapu ,mengepel lantai dan mencuci baju manual menggunakam tangan lentiknya . Hal ini sudah biasa terjadi, dan ia sudah terbiasa melakukan hal ini .
Setelah menyelesaikan semua pekerjaanya , Kookie pun mandi dan memilih untuk beristirahat dikamarnya yang nyaman itu . Kamar sederhana namun ia bisa meluapkan semua emosinya disini .
Kookie merebahkan tubuhnya ditengah ranjang yang ada diruangan itu . Tangan kananya menutupi kedua matanya dan airmata mengalir deras membasahi pipinya .
" Kenapa hal ini terjadi padaku? Apa aku bisa menjalani semuanya?" gumam kookie .
" Apa menurut ayah aku bisa berjalan sendirian? Bagaimana ibu? Kenapa ?"
Banyak pertanyaan dalam pikiranya , namun ia tidak pernah mendapatkan jawaban apapun dari semua pertanyaan itu . Kookie semakin menangis ketika ia mengingat betapa malang hidupnya . Ayahnya pergi meninggalkan mereka 5 tahun yang lalu , tepatnya ketika Kookie asih duduk di bangku SD .
setelah kejadian itu , kehidupan kookie berubah . Yumi yang selalu marah setiap harinya , ia juga yang harus mengerti semua posisi Yumi . Namun hal itu terlewati dengan baik hingga detik ini . Sesekali ia merasa lelah dan ingin sekali menyerah . Namun ia selalu menaruh Yumi sebagai alasannya untuk bertahan hidup .
" Ibuu ... Ayo sembuh sama-sama , aku janji akan sembuh dan bisa bahagiain ibu . Aku janji bu " Gumamnya .
Kookie menulis semua keresahannya itu disebuah buku diary yang tidak diketahui semua orang termasuk Yumi . Semua kesedihannya , sakitnya , dan semua yang tejadi dalam hidupnya , ia tuangkan dalam tulisan indah didalam diary itu .
Setelah puas menangis , Kookie pun tertidur dengan mata sembabnya .
" Bu aku tidak pernah membencimu !"
Kalimat itu yang terakhir ia tulis didalam buku diarynya .
...----------------...
Ditempat lain, Minhwa banyak mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu. Ia sangat tau kondisi rumah Kookie . Namun ia juga tidak bisa berbuat apa- apa tanpa persetujuan dari Kookie .
Minhwa berusaha menghubungi Kookie namun tidak ada jawaban sama sekali . Minhwa dengan semua kekhawatirannya pun langsung bersiap dan pergi menuju kerumah Kookie .
Sampailah Minhwa didepan rumah Kookie . Ia berdiri sangat lama didepan pintu . Melihat dari suasana rumahnya , didalam rumah itu sunyi seperti tidak berpenghuni . Minhwa mencoba memanggil Kookie .
" Kookie ??!! Kookie annyeong? Kookie ." Teriak Minhwa .
Tak ada jawaban apapun dari sana . Namun Minhwa tidak menyerah . Ia masih berusaha memanggil nama sshabatnya itu .
" Kookie ??!! Apa kamu ada didalam ?? Kookieee ???!!" Teriaknya lagi .
Kookie yang sedang nyenyak tertidur itu pun sedikit terganggu dengan suara Minhwa . Kookie mengerjapkan matanya dan memastikan suara teriakan itu .
" Ibu ?apa ibu sudah pulang ? Tidak mungkin ." gumam Kookie .
Kookie pun langsung beranjak dari tidurnya , ia berjalan untuk melihat siapa yang datang kerumahnya .
"!Minhwa?? " ucap kookie setelah melihat keberadaan sahabatnya itu .
" Kookie ??!! Ahh aigoo syukurlah lo masih hidup . Gue kira lo dibunuh ibu lo, atau bahkan lo bunuh diri ." celoteh Minhwa .
" Haishh mana mungkin seperti ituu ??! Ngapain kamu disini ?? mengganggu saja ." ucap Kookie .
" Yakk!! Gue kesini jauh-jauh karna khawatir sama lo ! Untung lo masih hidup ."
" Udah jangan banyak bicara , ayo masuk !!"
Minhwa pun terkekeh dan mereka pun masuk kedalam rumah . Mata Minhwa menelisik seluruh ruangan yang ada dirumah itu , terlihat sangat rapi dan tertata . Ya ... Ini pasti semua Kookie yang membereskannya .
" Maaf kalau rumahnya ga nyaman . Ini minumnya , aku hanya punya teh ini untuk mu ." ucap kookie .
Minhwa menatap secangkir teh itu , bahkan gelas disini tidak sebanding dengan gelas yang ada dirumahnya .
" Lo . Emm mata lo sembab , lo habis nangis ?" tanya Minhwa .
Kookie yang terkejut mendengar penuturan itu pun langsung berusaha sekuat tenaga untuk menutupi matanya .
" ehh engga , engga kok ." ucap Kookie gugup.
" Jangan bohong , apa ibumu memarahimu lagi ? Lo ngelakuin kesalahan lagi ?" tanya Minhwa .
" Cuma masalah kecil jangan dipikirin aku gapapa ." ucap Kookie .
Minhwa pun hanya bisa menganggukan kepalanya dan berusaha percaya dengan semua yang dikatakan oleh Kookie .
...----------------...
Tak berselang lama , Yumi pun pulang dari tempat kerjanya . Sebelum ia memasuki rumah , ia berhenti sejenak mengamati alas kaki yang asing berada didepan rumahnya .
" Sepatu laki-laki? Apa yang kau lakukan didalam Kookie?" geram Yumi .
Yumi membuka paksa pint yang ada didepannya ,dan terlihat Minhwa yang sedang duduk bersama Kookie disana . Minhwa mengenakan pakaian serba hitamnya. Ia terbiasa melakukan ini ketika ia tidak ingin diikuti oleh orang suruhan daddynya .
" Ibu?? Sudah pulang ?" ucap Kookie
Kookie dan Minhwa beranjak dari duduknya dan mencium tangan Yumi .
" Siapa dia ?" ketus Yumi .
" Halo tante saya Minhwa , teman sekolah Kookie . " ucap Minhwa sambil mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan .
Namun Yumi mengabaikannya dan melenggang pergi tak peduli terhadap Minhwa .
" sialan beraninya dia bersikap seperti ini ke gue " gumam Minhwa dalam Hati . Minhwa hanya menatap tajam Yumi dan memikirkan balasan apa yang setimpal untuk Yumi agar dia tidak seenaknya seperti itu .
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!