Wanita itu hanya menggelengkan kepala tanda dia tidak menyetujuinya, tapi karena lelaki itu orangnya tidak mau menerima penolakan dengan langkah cepat dia menarik cadar wanita yang di depannya.
"Astagfirullah." wanita itu terkejut karena cadarnya dibuka secara paksa. Dia bahkan refleks menundukkan kepala nya. Dan terbuka lah cadarnya yang selama ini dipertahankannya.
Lelaki itu pun memegang dagu wanita cantik di depan nya agar mendongak ke arahnya. Dengan cahaya remang-remang.
Dia meneguk Saliva nya, tanpa pikir panjang ia mengecup bibir kecil itu. Wanita itu segera memberontak ia merasa dilecehkan oleh seseorang yang bukan suami nya, dengan beraninya ia membuka cadarnya bahkan dengan lancangnya mengecup bibirnya. Sungguh biadab.
"Kamu siapa?" teriak Wanita itu.
"Jangan sentuh aku, aku mohon. Menjauh lah dari ku.." pinta wanita sambil menangis lelaki itu bahkan sekarang sudah menangkap kedua tangan yang memukul dadanya berulang kali.
"Ahh..." tanpa sengaja suara wanita itu keluar malah membangkitkan jiwa lelakinya.
Kedua tangan wanita itu ia ikat tiang samping ranjang, hanya kaki yang terbebas sesekali ia menendang seprei hingga lepas dari kasurnya. Ia memberontak bergerak kesana-kemari. Wanita itu menangis meraung meminta tolong agar menyuruh lelaki itu melepaskannya.
"Hiks... Aku kotor, hiks ampuni hamba Ya Allah.."
.
.
.
Kisah Cadar Yang Ternodai di mulai, ambil hikmah nya buang yang buruknya. Semoga bermanfaat. Salam sayang dari author betty^^.
.
.
.
.
.
.
.
Terlihat seorang wanita berjalan sambil bersalawat memegang buku, baju gamis serta cadar warna pink senada yang melambai tertiup angin. Ia Mauren Putri Khadijah berusia 21 tahun mahasiswa jurusan bisnis salah satu Universitas di Indonesia.
Ia anak seorang anak pengusaha yang disegani di Indonesia, walau ia anak orang kaya tetapi ia tidak bergantung pada kedua orang tuanya. Ia mempunyai bisnis sendiri tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Restoran Delisha salah satu restoran yang terkenal di Indonesia dengan berbagai jenis makanan dari berbagai daerah seperti soto banjar, ayam taliwang, ayam betutu, nasi gudeg, pempek, mie aceh, gulai belacan dan masih banyak lagi.
Dengan dekorasi yang sedemikian rupa, ruang khusus wanita dan lelaki yang bukan makhrom nya dibuat terpisah. Untuk yang membawa pasangan hanya untuk yang sudah menikah dengan menunjukkan kartu identitas pada pegawai restoran.
Walau aturan seperti itu tidak mengurangi pendapatan bahkan malah semakin naik omzetnya. Dengan keunikan yang tersendiri mampu menarik minat para masyarakat dengan fasilitas yang juga mendukung.
Mempunyai anak yang sholehah, mandiri, tutur kata yang lemah lembut membuat kedua orang tuanya sangat bersyukur. Banyak para anak kiyai dan para kolega orang tuanya meminang Mauren.
Tapi, selalu di tolak Mauren, bagi Mauren jodoh sudah ada yang mengaturnya. Ia hanya menjalani apa yang dimilikinya saat ini walau bagaimana pun hati kecil nya berkeinginan membina rumah tangga, mengurus suami serta anak.
"Mauren." sapa salah satu mahasiswa melambaikan tangan. Ya hanya Mauren yang menggunakan cadar di kampusnya.
Karena Mauren yang terkenal akan tindakan yang tegas bila ada ketidakadilan terhadap para kaum hawa. Bahkan ia membela kaum sesama wanita bila sudah menyangkut hal-hal yang tidak bermoral.
"Assalamu'alaikum." salam dari Mauren sambil menyipitkan matanya, tandanya ia tersenyum dibalik cadarnya.
"Wa'alaikumussalam." mahasiswa itu samping menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Mauren, bagaimana apakah kamu ikut dalam tour yang di adakan kampus?" tanya mahasiswa itu dengan antusias.
"Insya Allah, aku bisa Ta." jawab Mauren masih dengan tersenyum.
"Yes, kamu memang terbaik Ren." Mita kesenangan sampai memeluk Mauren karena Mita hanya seorang gadis yang beruntung bisa masuk Universitas itu dari beasiswanya. Bertubuh gembul dengan kacamata bertengger di hidungnya rambut yang di kepang dua.
Menunjukan gadis kutu buku bahkan dia selalu di bully oleh yang lain, tidak ada yang mau berteman dengannya.
Hanya Mauren yang menerima dia apa adanya, bagi Maureen Mita salah satu temannya yang berharga. Dia bahkan tak jarang membantu Mita kalau lagi kesusahan dalam keuangan.
Mauren bahkan memperkerjakan dia sebagai salah satu karyawannya direstoran yang di kelolanya.
Masyarakat di luar sana tidak tau bahwa Mauren lah pemilik restoran Delisha itu, mereka hanya tau pemilik itu seorang wanita muslim.
"Ke kelas yuk Ren, bel sudah bunyi." Mita pun mengajak Mauren ke kelas yang langsung mendapat anggukan Mauren.
Selesai mata kuliah hari ini Mauren pun pulang berniat meminta izin kepada kedua orang tuanya mengenai tour wisata dari kampus.
Mauren yang saat ini berkendara menggunakan kendaraan maticnya padahal ia mempunyai mobil pemberian orang tuanya tapi Mauren hanya sesekali menggunakan mobil itu terlalu mencolok ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Mauren terlalu risih kalau orang lain memperhatikannya.
Maka dari itu ia memakai kendaraannya sambil menyenandungkan shalawat, sesekali Mauren bicara entah apa yang diucapkannya.
Mauren berhenti disalah satu mesjid karena sebentar lagi memasuki waktu sholat ashar.
Ia mengambil wudhu setelah itu melanjutkan sholat dan mengaji.
Mauren tidak pernah meninggalkan kedua itu, bagi Mauren itu sudah rutinitasnya setiap hari agar menjadi penyejuk dan pedoman dalam hidupnya.
Hanya kepada Allah kita berserah diri, dan kepada-Nya lah kita kembali. Semoga Allah melindungi kita dari bahaya di sekitar.
Mauren pun melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah.
Pada saat persimpangan Mauren melihat kerumunan orang Mauren pun memberhentikan kendaraannya.
Ia turun dan mendekat, ia melihat seorang lelaki yang tergeletak tak sadarkan diri didekat halte bis dengan pelipis yang berdarah.
Padahal hari masih sore tapi tak ada satu pun dari mereka yang menolongnya.
Mereka hanya mengambil gambar lewat ponselnya. Sesekali terdengar suara kamera, miris memang. Masyarakat sekarang hatinya tidak tergerak menolong orang yang saat ini melawan kematian. Yang mereka pikirkan hanya update status agar viral.
Mereka tak sadar korban yang saat ini membutuhkan pertolongan. Ayolah mengapa orang sekarang malah mementingkan media sosialnya.
Tanpa pikir panjang Mauren pun menerobos kerumunan itu.
Ia mengambil ponselnya dan menelpon supir pribadinya.
"Halo Assalamu'alaikum Pak Diman, tolong Bapak ke persimpangan jalan menuju rumah kita. Segera pak. Urgent." Mauren pun langsung memerintahkan agar supirnya segera ke tempat yang diberitahukannya.
"Wa'alaikumussalam, baik Non sebentar lagi Bapak otw." sahut yang di panggilan itu. Mauren pun mematikan ponselnya.
Mauren tidak berani mendekat ke arah lelaki itu karena ia bukan makhrom nya. Hampir sekitar 5 menit baru pak Diman sampai menggunakan mobil fortuner keluaran terbaru.
Pak Diman pun keluar dan menuju Mauren, Mauren pun memerintahkan membawa lelaki itu ke rumah sakit.
Tanpa Mauren sadari salah satu kerumunan itu pun memotret dirinya pada saat ia mendekat ke arah lelaki itu sampai ia menaiki mobilnya.
Entah apa yang terjadi yang pasti hanya Author yang tau.
Beberapa orang lelaki pun membantu pak Diman mengangkat lelaki tersebut. Diletakkannya lelaki itu di kursi belakang kemudi.
"Pak tolong ya, Bapak di belakang. Biar Mauren yang nyetir." ucap Mauren sambil berjalan ke samping kemudi.
"Baik Non." sahut pak Diman yang sudah duduk memangku kepala lelaki itu.
Mauren pun mengendarai mobilnya menuju rumah sakit, kendaraan yang di tinggalkannya pun sudah dibawa oleh orang suruhan papanya.
Setelah hampir 15 menit baru mobil sampai di loby rumah sakit. Para suster pun membawa brangkar itu menuju keruang UGD.
Mauren dan pak Diman pun menunggu di kursi. Di lihatnya waktu sudah memasuki sholat magrib.
"Pak Diman, aku ke mushola dulu ya." Mauren pun segera berdiri.
"Baik Non." sahut pak Diman.
Ditinggalkannya pak Diman seorang diri, terlihat dari kejauhan seorang lelaki berlari ke arah pak Diman. Usia nya tidak jauh dari lelaki yang sedang di tangani dokter saat ini.
"Maaf, apakah Bapak yang membawa Tuan saya kemari?" tanya nya dengan napas yang tersengal.
"Bukan, saya hanya supir saja. Nona saya yang meminta saya membantu dia membawa ke rumah sakit." jawab pak Diman dengan sopan.
"Syukur lah, terimakasih pak." lelaki itu pun berterimakasih dan mengucap syukur.
"Sama-sama pak."
Pak Diman merasakan ponsel nya berdering, segera diraihnya terlihat Nona nya yang menelpon.
"Sebentar ya pak, saya mengangkat telpon dulu," izin pak Diman. Lelaki itu merespon dengan anggukan kepala.
"Halo Assalamu'alaikum Non Mauren." pak Diman pun mengangkat panggilan itu. Sayup-sayup lelaki itu mendengar suara seorang wanita yang begitu lembut.
"Baik Non, wa'alaikumussalam." pak Diman pun menutup telponnya.
"Maaf pak, saya izin pulang ya. Soalnya Nona saya sudah menunggu dilobi karena Tuan dan Nyonya besar sudah dirumah mencari dia." ucap pak Diman.
"Baik lah, untuk itu terimakasih sekali lagi pak. Sampaikan pada Nona Bapak kalau saya ucapkan terimakasih banyak. Mungkin kalau dia tidak menolong, entah apa yang akan terjadi." Sekali lagi lelaki itu mengucapkan terimakasih sama pak Diman. Pak Diman pun mengucap salam dan berlalu meninggalkan lelaki itu seorang diri. Entah apa yang dipikirkannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc*
Mauren sampai di Mansion orang tua nya, dia masuk ke dalam sudah di sambut oleh papa dan mama nya. Mereka mengkhawatirkan Mauren akibat mendengar berita seorang wanita bercadar membantu orang yang kecelakaan.
"Sayang kamu gak papa, ada yang luka atau bagaimana?" mama pun membolak-balikkan badan anak nya. Di lihat anak nya tidak kekurangan satu pun bernapas lega.
Memang orang tua itu selalu mengkhawatirkan anak nya. Contoh nya seperti mama nya ini yang selalu cerewet nya minta ampun sampai Mauren pun bingung di buat nya. Apa kah ini naluri seorang ibu atau memang sikap mama nya ini yang bertolak belakang sama nya.
"Alhamdulillah Mauren gak papa mama, mama jangan khawatirkan Mauren. Mauren bisa jaga diri. Kan papa sudah nyiapin pengawal tersembunyi buat jaga Mauren." Mauren sekilas melihat ke arah papa nya. Papa nya yang mendengar pun terkejut tidak menyangka anak nya tau kalau diri nya yang mengirim pengawal itu. Lihat lah Mauren malah menahan tawa nya melihat ekspresi papa nya yang seperti itu.
Papa pun memerintahkan Mauren untuk duduk karena ada sesuatu yang ingin di bicarakan orang tua nya.
"Nak, papa ingin kamu segera menikah. Banyak para anak kiyai dan anak kolega papa yang ingin meminang diri mu." papa menjelaskan apa yang ada di pikiran nya.
"Tapi..."
"Gak ada penolakan sayang, kamu sudah dewasa dan kamu saat nya membina rumah tangga. Orang tua mu ini sudah semakin tua, siapa yang bakal nerusin perusahaan papa kalau bukan diri mu sayang." mama menggenggam telapak tangan Mauren untuk memberikan pengertian pada anak nya.
Mauren pun menimbang dan memikirkan permintaan orang tua nya, apa pun kehendak Allah pasti itu yang terbaik.
Dengan penuh keyakinan Mauren pun berucap "Bismillah.., Insya Allah Mauren akan menikah. Tapi sebelum itu, Mauren izin mau ikut tour yang di adakan kampus selama seminggu."
Senyum papa dan mama pun merekah mendengar persetujuan anak nya. Tanpa pikir panjang papa nya pun menyetujui keinginan anak nya.
Tanpa mereka semua sadari musibah yang tak di inginkan pun akan terjadi. Entah kapan itu.
Hanya berserah diri kepada Allah sang pencipta semesta alam, apa pun yang di kehendaki Nya maka akan terjadi.
Di Rumah sakit, terbaring lelaki dengan wajah yang begitu tampan, sangat menarik perhatian para kaum hawa, diri nya yang dingin tak tersentuh bahkan seujung kuku pun jika ada yang berani menyentuh nya maka di pastikan mereka tidak akan melihat hari esok.
Beberapa saat terbuka lah mata hitam legam dengan bulu mata lentik, menyesuaikan cahaya yang masuk sambil memegang kepala nya yang terasa sakit.
Di sofa terdapat seorang lelaki yang tak kalah tampan nya sambil memainkan ponsel nya. Mengalihkan pandang ke asal suara yang meringis. Tanpa pikir panjang dia pun bergerak menyusul duduk di dekat kasur itu.
"Bagaimana bisa lo sampai kaya gini Leo?" Sahabat sekaligus orang kepercayaan nya itu pun langsung mengintrogerasi.
"Gue juga nggak tau." sambil masih memegang kepala nya yang berdenyut sakit.
"Nanti gue cari tau. Asal lo tau ya seorang cewek bercadar yang bantuin lo kemari, sampai dia aja langsung masuk trending topik no 1 di negara ini. Hanya bantuin lo, seorang pengusaha yang di segani di negara ini. Tapi tenang aja, media masa yang nyebutin nama lo sudah gue bungkam semua. Tapi ya cuman itu cewek bercadar doang yang masuk berita." jelas Alfa panjang lebar.
Leonardo Ar - Rizzi umur 27 tahun, keturunan darah campuran Amerika dan Indonesia. Seorang muslim hanya di kartu identitas saja, tidak ada yang mengajarinya tentang baik dan buruknya pergaulan dalam agama islam.
Orang tua nya hanya sibuk memikirkan bisnis, tapi untuk masalah kasih sayang selalu diberikan pada nya. Hanya saja Leo yang risih karena mama nya terlalu berlebihan dalam hal apapun.
"Menarik." Leo bergumam karena penasaran dengan seorang wanita bercadar.
Padahal dia di kelilingi wanita yang cantik dan seksi tapi dia selalu tidak tertarik. Malah mengapa tertarik sama seorang wanita yang tertutup wajah nya pun dia tidak tau cantik atau kah tidak. Entah lah mengapa hati Leo merasa begitu bergetar.
"Aku ingin identitas wanita bercadar pink itu." perintah Leo pada Alfa, tanpa diketahui Leo Alfa sudah mencarikan info tentang wanita yang menolong sahabat nya itu.
"Dia Mauren Putri Khadijah anak seorang salah satu pengusaha terkenal di Indonesia, berusia 21 tahun mahasiswa bisnis di salah satu kampus ternama.
Mendapatkan beasiswa karena kecerdasan nya, idaman para kaum adam. Banyak para lelaki baik itu dari anak kiyai mau pun kolega papa nya yang melamar nya baik dari kedua orang tua nya mau pun dari nya secara langsung tapi dia menolak, karena umur nya masih sangat muda." jelas Alfa sambil memperhatikan raut wajah sahabat nya yang terlihat kesal karena banyak yang memperebutkan pujaan hati nya.
Bisa kah dia beranggapan seperti itu. Dia bahkan berniat menjadikan Mauren milik nya seutuh nya walau banyak lelaki yang harus di singkirkan nya.
"Gue ingin menjadikan nya istriku." Leo bebicara pada Alfa dengan serius.
"Kalau dia gak mau bagaimana?" tanya Alfa.
"Dengan cara apa pun dia harus jadi istri gue, walau menekan perusahaan orang tua nya." Leo mulai terobsesi dengan segala cara apa pun pasti akan di lakukan nya untuk mendapatkan Mauren.
"Telpon papa nya, kalau kita akan bekerja sama dengan perusahaan dia. Terus ajukan lamaran, kalau dia menolak lihat apa yang akan gue lakukan." perintah Leo. Alfa yang mendengar pun langsung menelpon bawahan nya agar mengirimkan nomor pribadi papa Mauren. Tanpa menunggu waktu lama papa nya pun mengangkat panggilan dari Alfa, menjelaskan secara detail dan mengajukan lamaran itu.
Setelah itu papa nya Mauren pun mendatangi anak nya bertanya apakah dia mau menerima lamaran seorang pengusaha ternama di Indonesia siapa yang tidak berbahagia akan hal itu usaha papa nya akan lancar.
Tapi tanpa di sangka Mauren malah menolak lamaran itu karena sudah ada yang di pilih nya sebagai calon imam nya kelak, papa nya Mauren telah menunjukkan foto calon yang mengajukan lamaran pada Mauren.
Dengan berat hati papa nya pun menelpon Alfa lagi memberitahukan kalau anak nya tidak bersedia menerima lamaran itu. Karena sudah ada yang di pilih nya. Leo yang mendengar itu pun marah besar. Entah apa yang akan di lakukan nya.
Dia belum melihat bagaimana tampan nya Leo sudah berani sekali dia menolak, banyak wanita yang dengan suka rela menyerahkan tubuh nya kepada nya. Tapi dia malah menolak mentah - mentah.
Malah dia semakin tertantang agar mendapatkan Mauren.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc*
Suara alarm yang berbunyi pukul 3 pagi membangunkan seorang gadis dari tidur lelap nya, dengan langkah gontai dia berjalan membasuh wajah nya dan mengambil air wudhu.
Dia melakukan sholat tahajut dan mengaji sambil menunggu waktu subuh, setelah subuh di packing baju yang akan di bawa nya pergi tour.
Senyum nya merekah mengingat dia akan berwisata. Jarang - jarang dia bersantai seperti ini.
Masalah restoran nya sudah orang kepercayaan nya yang menghandel. Setiap kali dia bepergian, apa lagi dia akan menikmati kesendirian nya sebelum menjadi istri orang.
Dia berharap semoga yang di inginkan nya tercapai. Dengan bersenandung shalawat dengan suara yang begitu merdu mampu menghipnotis orang yang mendengar nya, sambil membersihkan diri nya.
Setelah itu dia ke bawah membantu menyiapkan makanan buat orang tua nya. Sesekali dia bercanda dengan para pelayan di rumah nya.
Tanpa ada rasa malu dan sungkan dia bahkan kadang makan lesehan bersama para pelayan nya. Terkadang kalau orang tua nya pergi menjalankan bisnis keluar negeri dia akan membawa pelayan makan di meja makan yang begiti besar.
Para pelayan merasa sangat beruntung memiliki seorang majikan yang begitu baik hati, kadang Mauren membantu mereka membiayai sekolah para anak pelayan sampai lulus kuliah dengan hasil jerih payah yang di dapatkan nya dari restoran nya. Tak jarang dia memberikan kepada orang lain yang membutuhkan.
Manusia dilahirkan dalam kondisi tak memiliki apa-apa. Sehelai kain pun ia tak punya. Sehingga, semua yang nanti nya dia miliki berupa harta dan lain nya adalah milik Allah semata. Seperti Firman-Nya:
"Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang Dikaruniakan-Nya kepadamu." (An-Nur 33)
Seluruh harta yang ada pada mereka hanyalah titipan dari Allah. Sesuai dengan Firman-Nya:
"Dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah Menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah)." (Al-Hadid 7)
Setelah Allah meyakinkan bahwa harta itu milik-Nya dan dititipkan kepada manusia, Allah memintanya untuk membagikan harta titipan itu kepada orang lain. Itupun, Allah tidak meminta untuk membagikan semua harta yang ia miliki, hanya sebagian saja yang perlu untuk dibagikan kepada orang lain.
Bahkan dalam ayat lain, Allah menyebutkan bahwa siapa yang mau menghutangi Allah dengan membagikan hartanya kepada orang lain akan diganti dengan tambahan yang lebih dari Allah.
"Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah Melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak."(Al-Baqarah 245)
Lalu, berapa banyak Allah akan melipat gandakan gantinya? Didalam Alquran disebutkan bahwa ganti yang Allah berikan atas mereka yang mau ber-infaq adalah 10 x lipat paling sedikitnya.
"Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya."(Al-Anam 160)
Bahkan didalam surat Al-Baqarah, Allah swt bukan hanya melipat gandakan 10x, namun sampai 700x lipat setiap seorang menginfakkan hartanya dijalan Allah.
Jadi marilah kita memberikan harta atau yang lain kepada orang yang membutuhkan. Insya Allah apa yang kita berikan akan dilipat gandakan Allah, jangan hanya karena di pandang oleh banyak orang karena memberikan harta kita pada orang lain. Lebih baik tangan kiri jangan tau apa yang kita lakukan. Hanya minta keikhlasan dan semata-mata karena Allah Swt.
Selesai membantui para pelayan dia ke atas mengambil tas yang akan di bawa nya. Dan turun ke bawah menghampiri meja makan. Di lihat nya orang tua nya sudah menunggu diri nya.
"Assalamu'alaikum papa dan mama." Mauren mengucap salam dengan senyum merekah tertutup cadar nya.
"Wa'alaikumussalam." mereka pun menjawab salam Mauren, segera mereka berdoa dan makan tanpa bersuara sedikit pun hanya bunyi sendok dan garpu yang terdengar.
Setelah sarapan mereka duduk di ruang tamu sambil menunggu waktu Mauren berangkat ke kampus, karena hari ini dia ada kelas sampai jam 2 siang. Setelah sholat ashar dia akan berangkat tour bersama teman kampus nya.
"Papa, Mauren minta hari ini sampai tour wisata gak usah pakai pengawal ya." pinta Mauren sambil menampilkan mata kucing sesekali berkedip.
Dengan berat hati papa nya pun mengiyakan dengan 1 syarat harus selalu waspada. Mauren yang terkenal akan kebaikan hati nya mudah luluh dengan orang di sekitar nya yang membuat kesalahan.
Tapi pasti setiap manusia mempunyai sisi batas kesabaran nya. Karena kesempurnaan hanya milik Allah.
_____________________________________
Leo sudah berada di Mansion nya yang begitu besar, dengan taman di halaman depan nya. Memasuk Mansion di suguhkan dengan warna emas dan putih yang dominan.
Setiap ruang yang di masuki akan selalu berwarna emas dan putih. Mungkin dia suka dengan gaya seperti itu.
Kadang lelaki suka warna yang gelap, tapi ini malah suka warna emas dan putih. Memang unik.
Leo yang saat ini duduk di sofa sambil mendengarkan informasi yang di dapat Alfa, tentang aktifitas yang di lakulan Mauren.
"Jadi hari ini dia akan tour wisata?" Leo memperjelas apa yang di dengar nya.
"Benar, dia akan wisata selama 1 minggu." Alfa membenarkan apa yang Leo katakan.
"Laksanakan tugas, bawa dia ke sini dengan cara apa pun. Dan ingat tutup mata nya." perintah Leo.
"Baik Tuan."
Duh, apa yang akan di lakulan Leo. Jangan yang aneh-aneh. Bakal ada masalah baru lagi .
Segera Alfa memerintahkan kepada anak buah nya menjemput Mauren pada saat dia akan pergi tour nanti pada jam 5 sore.
Mereka pun memantau dari mulai Mansion Mauren, di lihat Mauren mengendarai mobil nya sendiri.
Mereka pun mengikuti Mauren dari belakang agar tidak ketahuan. Sesekali mereka akan menjaga jarak, dan sampai lah Mauren di kampus nya.
Mauren turun dari mobil nya, menggunakan gamis biru tosca yang senada dengan cadar nya. Menambah kesan yang begitu feminim bagi seorang Mauren.
Dia ke bagasi mobil nya mengambil tas yang akan di bawa nya tour nanti.
Dengan sesekali dia mengucap salam kepada teman yang dilalui nya.
Orang suruhan itu pun masih menunggu hingga waktu kelas Mauren selesai.
Mauren yang berbincang-bincang dengan teman nya. Sesekali mereka tertawa dan kadang Mauren hanya menjadi pendengar, dia hanya tertawa kecil karena suara tawa seorang wanita juga aurat.
Tak terasa waktu hampir memasuki sholat ashar dengan langkah yang cepat dia ke mushola dekat kampus.
Dia mengambil wudhu dan sholat, dia mengaji sampai mendengar suara toa agar segera berkumpul.
Mauren bergegas ke lapangan sambil berbincang-bincang dengan Mita sahabat nya itu yang berdiri di samping nya.
Mereka di perintahkan masuk ke dalam bus nya. Mereka menurut sampai di depan pintu bus, Mauren tepuk jidat.
"Aduh Ta, ada yang ketinggalan. Kamu duluan aja ya, nanti aku nyusul pakai mobil." perintah Mauren. Mita pun hanya menganggukkan kepala nya.
Dengan langkah yang cepat Mauren mengambil kunci mobil nya dan pergi ke rumah sakit menjenguk seorang anak penderita kanker yang di temui nya di salah satu panti asuhan. Mauren berjanji akan menjenguk dan membawakan boneka bear yang besar untuk anak itu.
Mauren pun sampai dengan membawa boneka di tangan nya. Dengan langkah yang cepat, takut ketinggalan karena tour nya ke luar kota. Jadi dia harus cepat.
Di lihat nya seorang anak yang terbaring dengan rambut yang sudah botak, Mauren pun sampai dan meminta maaf atas keterlambatan nya. Dan dia berjanji akan datang lagi setelah dia datang dari tour nya.
Untung anak itu mengerti, mereka bagaikan seorang anak dan ibu yang terlihat saling menyayangi.
Salah satu anak buah suruhan Alfa pun mengikuti dari belakang, terkadang dia memberitahukan informasi apa saja yang di lakukan Mauren.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!