NovelToon NovelToon

Possesif CEO

Prolog

Dave Keenan Alexander. adalah seorang CEO muda perusahaan Alexander Company yang bergerak dibidang properti, perusahaan nya ini merupakan perusahaan terbesar di Asia.

Sebelum nya Dave tinggal diparis, berkuliah disana sambil menjalankan bisnis nya yang tidak diketahui oleh sang ayah dan dia kembali ketanah kelahiran nya karna paksaan dari kedua orang tua nya, Dave adalah anak tunggal dikeluarnya

Ia memilikk sekertaris yang bernama Serafina biasa dipanggil Sena, Sena bisa dibilang sangat cantik, mulus, body goals dan pintar. Sena sudah tidak memiliki kedua orang tua lagi, sejak kecil ia tinggal dipanti asuhan karna kemauan dan semangat belajar nya lah ia bisa bersekolah dan menyelesaikan kuliah nya dengan beasiswa.

Sena bekerja diperusahaan Dave sudah hampir tiga tahun dan sifat possesif Dave terhadap Sena muncul dari setahun belakangan ini, dulu sebelum Dave berubah seperti itu Sena bisa bertemu dan berkumpul dengan teman-teman nya sehabis jam bekerja berakhir, tapi tidak dengan sekarang setiap jam kantor berakhir Sena akan ikut ke apartemen Dave

Untuk apa Sena dibawa keapartemen Dave? tentu saja mengurung Sena dengan alasan tidak ada yang membersihkan apartemen nya tidak ada yang mengurs nya, ia itu lah alesan yang diberikan Dave saat Sena bertanya apa alasan dia tidak boleh pulang setelah jam kantor berakhir, bahkan seringkali Dave tidak mengijinkan nya untuk pulang dan menyuruh nya untuk menginap diapartemen laki-laki itu

"Kapan aku bisa berkumpul sama teman-teman aku lagi?" tanya Sena pada diri nya sendiri dengan tetap mengepel lantai apartemen Dave

Sedangkan Dave setelah menghantar Sena keapartemen nya, ia langsung keluar tidak tau kemana laki-laki itu pergi

"Aku ini sekertaris nya atau pembantu nya sih?" kesal Sena

Sena yang sudah biasa dengan pekerjaan seperti itu pun dengan cepat menyelesaikan nya

"Hah, akhirnya selesai juga." lalu menduduk kan bokong nya disofa ruang santai, apartemen Dave memiliki dua lantai yang pertama itu ada ruang santai dan ruang makan sedangkan kamar memiliki tiga kamar yang kamar dilantai atas kamar Dave dan satu nya digunakan untuk ruang kerja dan kamar yang berada dilantai bawah adalah kamar tamu, dan disitu lah Sena tidur jika disuruh menginap diapartemen nya

"Sudah sore rupa nya, lebih baik aku pulang saja" ucap Sena setelah melihat jam yang melekat pada tangan nya

Sena beranjak dari sofa tersebut dan mencari keberadaan tas nya, setelah menemukan tas nya ia melangkah kan kaki nya untuk keluar, tapi saat membuka pintu alangkah terkejut nya wajah Dave sudah berada disana

"Mau kemana?"

"Pulang pak, saya sudah menyelesaikan semua nya."

"Menginap disini saja, jangan pulang dulu"

"Tapi,." jawab Sena ragu

"Tidak ada tapi-tapian, sekarang masuk!" seru Dave dengan mendorong-dorong bahu Sena pelan

"Bapak ini kenapa sih? saya ingin pulang kenapa tidak boleh?" sungut Sena

"Saya terbiasa tengah malam laper, dan saya takut malam ini saya laper lagi dan saya tidak bisa memasak apapun"

"Itu alesan bapak saja kan? agar saya bisa menginap disini"

"Ya, anggap saja seperti itu."

"Kamu memasak apa hari ini?" tanya Dave lalu berjalan kearah meja makan

"Cumi asam manis dan sambal udang." jawab Sena lalu menyiapkan makanan nya, ini lah yang dilakukan Sena setiap hari, dari membersihkan apartemen dan menyiapkan makan pun harus dia, sudah seperti istri nya saja

"Makanan mu selalu enak." puji Dave setelah menyuapkan nasi kedalam mulut nya

Drrett..

Bunyi ponsel Sena pun mengalihkan atensi Dave

"Siapa?"

"Teman kuliah saya pak!" seru Sena

"Jangan panggil saya bapak, panggil saja Dave saat kita sedang diluar jam kerja."

"Baik pak-- eh Dave, apa kah boleh saya keluar sebentar untuk menemui teman-teman saya?"

"Jangan kemana-mana Sena, satu langkah kau keluar dari apartemen ku, aku pastikan besok kamu tidak bisa berjalan." Sena yang mendengarkan penuturan Dave pun langsung bergidik ngeri

"Baik pak, saya akan menemani bapak disini tidak akan kemana-mana"

"Masih bapak ternyata?"

"Eh iya maaf, saya belum terbiasa."

"Saya maklumi untuk sekarang, kalau besok-besok kamu lupa saya akan memberikan kamu sedikit hukuman."

"Baik pak."

Latihan menjadi istri

Pagi itu Sena bangun lebih dulu, dan dilihat nya jam diatas nakas menunjukan pukul lima pagi dia baru mengingat kalau dia sedang berada diapartemen bos nya.

Sena bergegas masuk kekamar mandi yang berada didalam kamar tersebut, dia akan mandi terlebih dahulu baru menyiapkan sarapan untuk sang bos

Tak butuh waktu lama bagi Sena membersihkan diri kini dia sudah terlihat segar dengan balutan kimono lembut yang bercorak yang dibelikan Dave untuk nya, mau bagaimana lagi pakaian nya yang kemarin sudah kotor tak mungkin kan dipakai lagi

"Lebih baik aku masakin pak Dave sarapan, baru aku pulang keapartemen ganti baju." ucap Sena lalu berjalan keluar menuju dapur

Dilihat nya semua lampu diruang santai mati, itu tanda nya pemilik apartemen belum bangun Sena pun melanjutkan langkah nya

Sena membuka lemari es untuk melihat bahan makanan apa saja yang bisa dimasak untuk si bos nya

"Ayam kecap manis dan tumis kangkung, itu saja sudah cukup seperti nya."

Sengaja Sena pilihkan menu itu karna Dave tidak bisa hanya sarapan dengan roti tawar dan susu saja, Dave memang terbiasa sarapan dengan yang berat-berat, karna lelaki itu memiliki penyakit maag jadi dokter menyarankan Dave harus mengisi perut nya dengan nasi saat pagi hari

Sena mencuci daging ayam yang sudah ia pindah kan kedalam wadah sampai bersih, setelah itu ia masukan kedalam wajan dan menuangkan air bersih tak lupa memberi beberapa macam bumbu untuk mengungkep agar daging nya lebih empuk

Sembari menunggu ayam nya, Sena menyiapkan bumbu untuk menumis kangkung.

****

Lain hal nya dengan Sena, Dave yang masih nyenyak tidur pun terbangun oleh bau harum masakan yang menyengat dihidung, sungguh ini membuat nya lapar

Dave langsung mengubah posisi nya menjadi duduk diatas kasur, memegang kepala nya sebentar yang pusing lalu menurun kan tungkai nya dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri

Butuh waktu sepuluh menit untuk Sean membersihkan diri, dan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk sepinggang, ia berjalan kearah ruangan kecil yang ada dikamar itu mengganti pakaian santai nya.

Dia akan memakai pakaian formal nya kalau Sena yang menyiapkan kalau tidak dia tidak akan mau, begitu lah keseharian Sena sudah capek membantu Dave dikantor sepulang kantor pun lebih capek bahkan dia mengatakan ingin refreshing Dave tidak membolehkan nya kalau tidak bersama nya

"Kamu masak apa?" tanya Dave yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Sena

"Oh ini, saya masak ayam kecap manis dan tumis kangkung." jawab Sena menoleh sebentar kearah Dave yang sudah duduk dikursi pantry

Dave memperhatikan Sena dari belakang, rambut panjang gadis itu seperti membuat nya risih saat sedang memasak, dapat Dave lihat beberapa kali Sena menyampingkan rambut nya ke telinga saat sedang mengaduk masakan nya

"Apa kamu tidak risih memasak dengan rambut tergerai seperti ini?" tanya Dave dengan mengumpulkan rambut Sena menjadi satu, awal nya Sena kaget atas perlakuan Dave tapi dengan cepat ia menetralkan nya

"Mana ikat rambut nya?"

"Tinggal dikamar pak, saya tidak membawa nya sehabis mandi, ups." Sena keceplosan memanggil Dave dengan panggilan 'pak'

"Lagi? sudah aku bilang bukan tidak perlu menggunakan bahasa formal saat diluar kantor." ucap Dave yang tetap menggenggam rambut Sena

"Saya hanya belum terbiasa Dave."

"Itu juga, kamu harus mmengganti dari saya menjadi aku, dan anda menjadi kamu, kita seperti orang asing saat kamu menggunakan kata saya dan anda."

"Dave tolong mengerti, anda bos saya jadi saya tidak bisa mengikuti semua keinginan anda." Sena membalikan tubih nya menghadap Dave

"Yang bos disini itu aku, masih mau membantah, hah?" tanya Dave menatap Sena tajam

"Iya, kenapa? saya tidak bisa seperti itu terhadap bos saya, saya tidak mau dianggap kurang ajar." jawab Sena menantang Dave

"Sena." geram Dave dengan menguatkan genggaman tangan nya yang berada dirambut Sena

"Dave, awhh." Sena berusaha melepaskan genggaman tangan Dave dirambut nya

"Kamu mau membantah aku hah?" tanya Dave dengan suara lantang

"Saya tidak bermaksud untuk membantah anda. anda bos saya, dan saya tidak bisa melakukan semua yang anda katakan." jawab Sena dengan tetap berusaha melepaskan tangan Dave

"Kamu harus aku beri hukuman, agar kamu tidak keras kepala seperti ini lagi."

Dave mendekatkan wajah nya kewajah Sena hingga tinggal berapa senti saja wajah kedua nya sudah menempel, dan itu berhasil membuat Sena kegalapan

"Anda mau ngapain?" tanya Sena gugup

"Masih mau membantah atau tidak?" tanya Dave balik

"Kalau masih mau membantah, silahkan. tapi aku akan memberi mu hukuman saat ini juga." ucap Dave menyeringai

"Oke, oke! aku tidak akan membantah lagi Dave."

"Anak pintar." Dave menjauhkan wajah nya dan melepas genggaman pada rambut Sena

"Cepat sajikan sarapan nya aku sudah lapar." Dave berjalan kearah meja makan, dan mendudukan tubuh nya disalah satu kursi

Sena yang melihat Dave seperti itu hanya mampu menggerutu didalam hati, ingin sekali rasanya ia mencakar wajah tampan bos nya itu yang selalu menindas nya

"Aku menyuruhmu menyiapkan sarapan nya, buka malah menggerutu sendiri disana." Sena pun dengan cepat menaruh hasil masakan nya dipiring dan menyiapkan dimeja makan

Selesai menaruh semua nya dimeja dan menambahkan nasi serta lauk pauk dipiring Dave, Sena pamit untuk pulang.

"Dave. aku izin pulang ya, untuk mengganti baju ku."

"Duduk, makan bersama ku"

"Tapi Dave ak--." Sena tak melanjutkan ucapan nya saat Dave menatap nya tajam

"Oke. aku makan, setelah itu baru aku pulang." Sena duduk dikursi sebelah kiri Dave

Kedua nya pun fokus dengan makanan yang ada didepan mereka, hanya suara dentingan sendok lah yang menemani suasana pagi itu

"Setelah kau selesai tolong siapkan baju ku, aku akan keruangan kerja ku dulu." Dave beranjak dari meja makan itu dan melangkah kan kaki nya menuju lantai dua

"Mentang-mentang dia bos dia jadi bisa seenak-enak nya sama aku, dia pikir aku istri nya apa." kesal Sena dengan memasukan makanan nya kedalam mulut

"Anggap saja kamu sedang latihan menjadi istri ku."

"Uhukk-uhukk." Sena tersedak oleh makanan yang berada didalam mulut nya, saat mendengar suara Dave berada tepat dibelakang nya, memang posisi Sena saat ini duduk membelakangi tangga jadi dia tidak tau kalau Dave akan kembali lagi

"Pelan-pelan saja, makanan nya tidak akan kemana-mana." ucap Dave lalu menyerahkan gelas yang berisi air putih

"Are you okey?" tanya Dave dengan membantu mengusap punggung Sena

"Sudah Dave aku tida papa." jawab Sena mencoba menjauhkan tangan Dave yang berada dipunggung nya

"Kamu keberatan dengan semua yang kamu lakukan?" tanya Dave serius

"Eughh. aku, aku tidak keberatan kok."

"Terus kenapa kamu berbicara seperti tadi?"

"Aku, Eee itu, aku---."

"Apa kamu mau menjadi istri ku?"

"Hah?" teriak Sena terkejut

"Kamu bicara apa sih Dave, aku akan membereskan ini dan menyiapkan pakaian mu." ucap Sena mencoba menutupi keterkejutan nya, sungguh bos nya ini jika bercanda tidak kira-kira

"Sena, dengar kan aku dulu!"

Sejujur nya Dave sudah lama menyukai Sena hanya saja dia terlalu gengsi untuk mengatakan nya, cara ini lah yang bisa membuat ia selalu dekat dengan Sena.

Dengan cara melarang Sena kemana-mana bertemu siapa pun itu akan Dave lakukan agar Sena tak jauh-jauh dari nya, agar tak ada kesempatan bagi Sena kenal laki-laki lain diluar sana selain dia

"Sena, tolong dengar kan aku dulu!" Dave mencekal lengan Sena saat gadis itu melewati nya

"Cepat katakan, ini sudah siang dan aku belum keapartemen ku."

"Aku sudah membelikan mu baju kemaren, dan itu berada dilemari ku."

"Memang nya kau tau ukuran pakaian ku?"

"Kenapa aku tidak tau, bahkan dengan ukuran dalaman mu aku tau."

"Mesum!" Sena pun berbalik badan untuk menuju lantai atas, tapi dicegah Dave kembali

"Apa lagi?" tanya Sena sarkas

"Menikahlah dengan ku." ucap Dave serius

"Hahaha, kamu ini terlalu banyak menonton drama Dave, sudah lah aku keatas dulu." Sena pun cepat melangkahkan kaki nya menuju atas

"Sial." umpat Dave

Sama hal nya dengan Dave sesampai nya didalam kamar Dave, Sena menyandarkan tubuh nya dipintu kamar itu memegang dada nya dan merasakan degup jantung nya yang tak beraturan

Sena pun beranjak menuju walk in closet dikamar itu menyiapkan kemeja putih, jas berwarna merah maroon dengan bawahan senada, dan dasi yang senada dengan jas tak lupa Sena juga menyiapkan sepatu dan kaos kaki.

Setelah selesai dengan itu Sena keluar kamar untu memanggil Dave

"Dave, pakain mu sudah selesai,"

"Iya."

Ungkapan

Dave pun menaiki tangga menuju kamar, untuk memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Sena

"Sudah menemukan baju yang aku belikan?" tanya Dave setelah masuk kedalam kamar

"Sudah, aku akan mengganti pakaian ku dulu." jawab Sena

"Hmm."

Sena keluar dari kamar Dave dan masuk kekamar tamu, ia membuka dua kantung paper bag yang dimana salah satu dari paper bag itu bertulis kan Victoria Secret, dan betapa terkejut nya saat tau apa isi paper bag itu.

Dua pasang pakaian dalam, Sena mencari dimana letak nomor penutup dada nya dan lagi-lagi Sena dibuat menganga, bagaimana bisa Dave tau ukuran nya.

Sena melihat satu paper bag yang belum ia lihat isi nya, blouse polos berwana biru laut dengan lengan panjang dan rok span pendek berwarna putih sebagai bawahan nya, Sena dengan cepat mengganti pakaian nya tak lupa memberi sedikit polesan diwajah nya dan menguncir rambut ala buntut kuda.

"Bisa pas gini ya semua nya?" tanya Sena dengan melihat pantulan nya dari kaca

"Sena!" panggil Dave dari atas

"Sena!"

"Iya Dave, tunggu sebentar." teriak Sena dari dalam kamar

Setelah dirasa cukup dengan penampilan nya Sena cepat keluar dari dalam kamar, dilihat nya Dave tidak ada dibawah Sena memutuskan langsung kekamar bos nya itu, dilihat nya Dave sedang duduk diatas kasur dengan dasi yang tersangkut dileher belum terpasang.

"Ada apa Dave?" tanya Sena

Dave menatap kearah Sena yang sedang berdiri diambang pintu cukup lama dan tersenyum melihat baju yang ia belikan sangat pas dibadan Sena, Sena yang mendapat tatapan seperti itu dari Dave seketika langsung gugup

"Pasangkan aku dasi." jawab Dave memalingkan wajah nya agar Sena tak janggung

Perlahan Sena mendekat kearah Dave, setelah sudah berada dekat dengan Dave tangan nya terulur mengambil sisi kiri kanan dasi tersebut dan mulai menyimpul nya, Dave yang tetap dengan posisi duduk menoleh kan kepala nya lagi dan menatap wajah Sena dengan mendongakkan kepala nya keatas sedikit

"Semua nya pas dibadan mu?"

"Seperti yang kamu lihat." jawab Sena tetap fokus pada dasi yang sedang ia pasang kan

"Berarti aku tidak salah pilih ukuran." ucap Dave menggoda Sena

"Dave," wajah Sena kini memerah mendengar kalimat ambigu Dave

"Ini sudah." Sena menjauh sedikit dari Dave

"Sepatu ku, pasang kan juga." Sena menghela nafas berat, sungguh ia tidak tahan lagi.

Tak mau berlama-lama Sena dengan telaten memasangkan Dave kaos kaki dan sepatu nya

"Apa lagi yang harus aku pasang kan?" tanya Sena setelah memasangkan sepatu

"Jas ku."

"Besok cari lah pembantu, agar bisa membantu mu menyiapkan semua nya."

"Masih ada kamu, kenapa harus mencari pembantu."

"Heyy, aku bukan pembantu aku sekertaris mu, perlu kamu ingat itu."

"Aku membayar mu lebih, lalu apa masalah nya?"

"Aku tidak perduli lebih atau tidak, yang aku tau aku hanya sekertaris mu dikantor, bukan pembantu." jawab Sena lalu menatap wajah Dave kesal

"Siapa yang mengatakan kalau kamu pembantu ku?"

"Kamu memang tidak mengatakan nya, tapi aku, kamu perlakukan seperti pembantu dan kamu selalu membatasi ku."

"Kamu tidak betah bekerja dengan ku?" tanya Dave serius

"Ya, aku tidak betah semenjak sifat mu berubah menjadi menjengkelkan seperti ini!"

"Coba ulangi perkataan mu barusan," pinta Dave lalu bangkit dari kasur dan mendekat kearah Sena, membuat Sena gugup dan berjalan memundur

"Ulangi sekali lagi, aku tidak dengar." ucap Dave sembari terus maju membuat Sena terpojok didinding

Sena yan mencoba membuka pintu pun langsung dihadang tangan Dave, kedua tangan Dave mengunci pergerakan Sena agar tak kabur, sedangkan Sena sudah gugup sedari tadi. ia tidak berani menatap wajah Dave yang begitu sangat dekat, bahkan ia bisa mencium aroma mint dari nafas Dave

"Apa aku sangat menjengkelkan?" tanya Dave sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Sena

"Angkat kepala mu, lihat aku dan jawab pertanyaan ku." Sena yang mendengar nada bicara Dave berubah menjadi datar itu, dengan perlahan mengankat kepala nya dan seketika wajah nya langsung memerah bagaimana tidak jika saat ini hidung kedua nya saling menyentuh, Sena pun kembali menundukan kepala nya

"Kenapa?" tanya Dave mengangkat dagu Sena dengan tangan kiri nya

"Aku malu," jawab Sena memalingkan wajah nya, Dave pun menahan tawa ketika melihat wajah Sena yang merona.

"Kamu sangat pintar mengalihkan topik."

"Aku tidak seperti itu!" seru Sena

"Kalau begitu jawab pertanyaan ku."

"Ya, kamu memang sangat menjengkelkan, itu bukan yang ingin kamu dengar?"

"Jadilah istri ku kalau begitu." ucap Dave tak nyambung

"Apa hubungan nya dengan itu?"

"Kamu tidak suka bukan melayani aku seperti pembantu, maka begitu jadilah istri ku"

"Kamu pikir pernikahan itu main-main, hah?"

"Apa aku terlihat main-main?" tanya Dave

"Jelas, dan aku tidak ingin menikah tanpa dasar cinta."

"Apa kamu akan percaya jika aku mengatakan aku mencintaimu?"

"Mimpi apa sih aku? ini pasti mimpi, aww." teriak Sena saat merasakan tangan nya sakit oleh cubitan nya sendiri

"Tatap mata aku Sena, aku berbicara yang sebenarnya, aku mencintaimu sangat mencintaimu." Sena menatap lekat mata Dave, tak ada sama sekali pancaran kebohongan dimata Dave.

"Sejak kapan? sejak kapan kamu mencintaiku?" tanya Sena

"Satu tahun belakangan ini." jawab Dave jujur

Sena menghela nafas nya berat saat tiba-tiba dada nya berdetak begitu kencang, jadi selama ini Dave mencintainya pantas saja sikap bos nya ini berubah sangat drastis, ternyata.

"Pantas saja sikap mu menjadi aneh seperti ini"

"Itu tidak aneh Sena, tapi itu cara ku agar aku bisa selalu dekat dengan kamu."

"Kenapa tidak jujur saja! kamu tau tidak kalau aku tersiksa oleh mu, kamu memperlakukan aku seperti pembantu mu bahkan aku ingin bersenang-senang dengan teman ku kamu melarang nya."

"Maaf, maaf jika selama ini membuat mu tertekan, aku janji aku tidak akan melarang mu untuk bertemu dengan teman-teman mu."

"Benarkah? kamu akan mengijinkan aku bertemu dengan teman-teman ku, tidak akan melarang aku lagi?" tanya Sena dengan berbinar

"Hemm." hanya deheman sebagai jawaban Dave

"Terima kasih." Sena memeluk leher Dave karna terlewat senang Dave mengijinkan nya bertemu dengan teman-teman nya lagi, dengan Senang hati Dave membalas pelukan Sena dengan memeluk pinggang Sena, cukup lama posisi kedua nya sampai Sena tersadar dan melepaskan tangan nya dari leher Dave dan menjauh.

Dave terlihat kesal pada Sena karna menyudahi pelukan nya, ia masih ingin seperti tadi tapi Sena dengan cepat menyudahi nya

"Maaf sudah memeluk mu, aku kelewat senang."

"Tidak papa, kalau bisa setiap hari kamu memeluk ku." jawab Dave tersenyum manis kearah Sena

"Apa?"

"Ahh tidak ada, sudah jangan pikirkan."

"Sena!" panggil Dave lembut

"Iya Dave, ada yang bisa aku bantu?" tanya Sena dengan membalas tatapan Dave

"Dave," panggil Sena karna laki-laki itu tak kunjung buka suara

"Will you be my girlfriend?"

"Hah?" tanya Sena terkejut dengan mulut yang berubah bentuk menjadi huruf 'O'

"your kidding is not funny, sir."

"no sir outside the office, you forget?"

"Maksud ku Dave, are you kidding me?"

"no, I'm serious at this point." jawab Dave serius

Sena pun menjadi bingung harus menjawab apa, disatu sisi ia tidak mencintai Dave dan disatu sisi ia tidak enak dengan Dave, bagaimana pun dia tetap bos Sena dikantor dan pewaris tunggal keluarga Alexander, siapa dirinya yang sangat begitu sombong menolak pemuda tampan, gagah, dan kaya raya ini.

"Dave. Maaf, bukan maksud aku untuk menolak tapi aku tidak bisa." jawab Sena takut, dapat Sena lihat wajah kecewa Dave

"Kenapa? apa yang membuat mu tidak bisa menerima ku, apa ada pria lain?"

"Bukan, bukan begitu," jawab Sena cepat

"Lalu apa?"

"Aku tidak mencintaimu Dave, maafkan aku." jawab Sena pelan, ia melihat Dave menggertakan rahang nya kuat dan itu membuat Sena semakin takut

"Lihat aku," Dave mencengkram dagu Sena kuat, membuat sang empu meringis

"Akan ku pastikan kamu mencintai ku, dan tak akan kubiarkan pria lain memiliki mu selain aku." ucap Dave dengan tegas dan sorot mata yang tajam, Sungguh baru kali ini Sena melihat Dave semengerikan sekarang

"Aku tunggu dimobil." ucap Dave, lalu menjauh dari Sena dan merapihkan jas nya

Setelah Dave keluar, Sena mengatur nafas nya agar kembali normal, dia tidak tau kalau penolakan nya akan membuat Dave berubah menjadi monster

"Aku baru tau kalau dia seorang monster" gumam Sena, lalu cepat keluar dari kamar itu mengambil tas dan memakai sepatu nya, dan berlari masuk kedalam lift menuju basment takut Dave akan marah menunggu nya lama

_

_

_

_

Semoga kalian suka ya, jangan lupa untuk vote nya. Salam hangat dari aku.

Terima kasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!