Shen Yue berumur dua puluh lima tahun, ia berparas cantik, tubuhnya begitu indah di pandang, rambut panjangnya yang indah dan sikap dewasanya sangat di sukai oleh pangeran.
Shen Yue tinggal di Kekaisaran timur, bersama dengan pangeran ke empat, yang sangat keras kepala, bahkan pangeran ke empat memiliki kediaman di luar istana, sang ayah atau kaisar Zhao hanya bisa mengalah, membiarkan putranya yang sangat keras kepala itu.
Di selatan, utara dan barat berbeda lagi Kaisarnya.
Di sini seorang kultivator sangat banyak, mudah di temui, hampir semua orang menjadi kultivator, tergantung bakat dan kemampuan, jika pondasi sudah kuat, maka akan sangat mudah menjadi seorang kultivator. Tapi dari pondasi ke tingkat dasar pun itu akan sangat melelahkan, butuh ketekunan dan sumber daya yang banyak.
Seperti Shen Yue, wanita itu begitu berbakat, hingga sudah mencapai kultivator tingkat menengah, di usia dua puluh lima tahun, bahkan Shen Yue mempelajari kultivasi hanya dalam waktu tiga tahun, atau selama menikah dengan Pangeran Han.
Sumber daya yang Pangeran Han berikan begitu banyak, hingga Shen Yue mudah menjadi seorang kultivasi, Pangeran Han juga merasa jika istrinya begitu berbakat, seperti pernah mempelajarinya sebelum ini.
umumnya yang berumur empat puluh tahun baru mencapai kultivasi tingkat menengah, karena butuh beberapa tahun untuk naik ke tingkat atas, hanya ada beberapa yang berbakat yang mampu mencapai tingkat Dewa, mudah di hitung dengan jari.
Di sini dari kultivator tingkat dasar, menengah dan dewa, mereka memiliki cincin batu, ruang penyimpanan, umumnya cincin batu merah delima, hijau dan lainnya, cincin ruang dimensi terbagi menjadi beberapa bagian, umumnya semakin tinggi ilmunya maka cincin dimensi juga lebih besar ruangannya.
Ada juga cincin dimensi yang bahkan pemiliknya bisa masuk ke dalam dunia dimensi. Tapi itu sulit karena itu seperti harta karun, yang hanya bisa di temukan oleh orang yang tepat, pusaka tersembunyi lainnya juga masih banyak, itu semua biasa di cari oleh sekelompok orang, bisa di miliki sediri atau di jual belikan dengan harga tinggi.
Kultivator tingkat dasar, ada tingkat awal, tengah dan akhir, bagitu juga tingkat menengah, ada tingkat awal tengah dan akhir.
Pedang memiliki tingkat satu hingga tujuh, jika tingkat satu maka kekuatan tak sehebat tingkat tujuh. Begitu juga alat pertarungan yang lainnya.
Sudah biasa mereka terbang menggunakan pedang. Di sini juga ada yang memiliki hewan kontrak. Setelah seorang kultivator meneteskan darah di kepala hewan yang di inginkan, maka hewan tersebut harus patuh pada tuannya.
Maka dari itu banyak hewan roh tingkat satu hingga tujuh, yang berontak dan menyerang orang yang mendekat karena tak mau menjadi budak, ya, hidup hewan yang di kontrak tak jauh beda dengan seorang budak, karena harus mematuhi perintah sang tuan.
Bahkan jika Tuannya terbunuh, maka hewan kontrak pun ikut mati, maka dari itu para hewan roh menjauh dari manusia karena tak ingin di perbudak.
Tapi kemampuan dan keperibadian seseorang akan di ketahui oleh hewan, jadi hewan-hewan roh yang memiliki kultivasi tersebut terkadang menawarkan diri untuk menjadi hewan kontraknya.
Shen Yue menikah tiga tahun yang lalu bersama pangeran Zhao Han, usia Shen Yue baru dua puluh lima tahun. Tapi terlihat masih delapan belas tahun, sedangkan Pangeran Zhao Han berumur tiga puluh lima tahun. Tapi karena kekuatan sangat tinggi, mempengaruhi penampilannya, wajah masih terlihat sangat muda, seperti berumur dua puluh lima tahun.
Shen Yue baru saja kembali membawa buah-buahan, yang di tanam di taman kediaman pangeran, wajah cantiknya mampu membuat pangeran tak berpaling darinya.
Shen Yue membawa keranjang kecil, yang berisi beberapa buah-buahan pilihnya, dan menghampiri pangeran Zhao Han yang masih duduk dengan pandangan masih ke arah Shen Yue.
"Jika pun berkedip, Aku tak akan pergi darimu," ujar Shen Yue sambil berjalan ke arah pangeran, ia menggoda pangeran Zhao Han.
Pangeran Han tersenyum dan menggerakkan tangannya, seperti ada magnet yang menarik tubuh Shen Yue, hingga ia tak akan mampu melawan, Shen Yue pun seperti melayang lalu duduk di pangkuan Pangeran Han.
"Suami ku curang," ujarnya sambil menunduk malu, di sana banyak pelayan dan penjaga. Tapi Pangeran Han bersikap seenaknya.
"Yue'er milik ku dan akan selalu menjadi milik ku," ujar Pangeran Han dan menarik lembut tangannya lalu mencium tangan Shen Yue.
"Tentu saja, dan pangeran tak akan pernah berpaling dari ku, bukan? " jawab Shen Yue, lalu mengambil buah anggur dan menyuapi pangeran Han.
"Tentu, tak akan pernah ada wanita yang mampu menandingi kecantikan dan kelembutan Shen Yue ku, " ujar pangeran Han sangat pandai berkata manis.
Hati Shen Yue selalu di buat berbunga-bunga oleh perkataan manis Pangeran Han.
Tubuh Shen Yue kembali melayang. Tapi kali ini karena di gendong oleh Pangeran Han, "Temani pangeran ini untuk beristirahat, " ujar Pangeran Han.
Shen Yue mengangguk patuh, berontak pun percuma hanya akan menghabiskan tenaganya saja, ia akan kalah karena kekuatan Pangeran Han berada jauh di atasnya. Shen Yue melingkarkan tangannya, ia hanya tinggal menikmati kebahagiaan ini saja.
Pangeran Han dan Shen Yue sudah menghilang, pelayan tersenyum malu melihat kemesraan tuan mereka.
Shen Yue tak keluar kamar hingga malam tiba, seperti itulah jika Pangeran Han sedang berada di kediaman, ia tak akan membiarkan Shen Yue berkeliaran dengan bebas. Tapi ada waktunya Shen Yue berkeliling dengan bebas bahkan hingga ke negara sebelah.
siang hari.
Shen Yue duduk di dalam kereta mewah milik pangeran Han menuju ke Istana, di temani satu pengawal wanita, wajah Shen Yue terlihat tenang, padahal Shen Yue akan bertemu dengan Kaisar Zhao, ayah mertuanya.
Kali ini Shen Yue mengenakan hanfu berwarna biru muda, hiasan rambut yang indah, membuat dirinya terlihat semakin cantik, hidung mancung, bibir tipisnya yang merah, begitu sempurna kecantikannya, membuat siapa saja yang melihat akan terpesona.
Beberapa saat kemudian kerata sampai di Istana, pengawal setianya turun lebih dulu dan membantu Shen Yue.
Para penjaga membungkuk hormat, Shen Yue tersenyum dan mengangguk, ia begitu ramah, seorang kasim datang membungkuk dengan hormat, "Salam Putri, Yang Mulia Kaisar sudah menunggu."
Shen Yue mengangguk, sebenarnya ia sangat tak menyukai panggilan itu. Tapi ia tak bisa protes, Shen Yue mengikuti kasim ke istana dan masuk ke aula di mana Kaisar Zhao sudah menunggu.
"Maaf Putri, Pengawal tidak di izinkan masuk ke dalam," ujar kasim.
Shen Yue berhenti melangkah dan menatap kasim, "Apa kau masih tak paham? " ujar Shen Yue.
"Ta... Tapi, Yang Mulia Kaisar tak suka ada orang asing ikut masuk," ujar kasim, meski Shen Yue tak marah. Tapi kasim merasa ter intimidasi oleh Shen Yue.
Pengawal sekaligus pelayan Shen Yue berdiri di hadapan kasim, "Masuk bersama ku? atau tidak sama sekali," ujar Zie Su pengawal Shen Yue, ia sangat patuh pada pangeran Han, siapa pun akan ia lawan meski itu Kaisar.
Pangeran Han melarang Zie Su meninggalkan atau membiarkan istrinya sendirian, meskipun itu bersama ayahnya sendiri, Pangeran Han benar-benar tak membiarkan istrinya sendirian, bahkan jika Shen Yue mandi, Zie Su harus menunggu, kecuali jika Shen Yue sedang bersama Pangeran Han, barulah Zie Su boleh pergi.
Pangeran Han begitu mengutamakan keselamatan sang istri. Tapi siapa juga yang akan menculik atau menyakiti Shen Yue, kekuatan lumayan tinggi, atau mungkin ada sesuatu yang di sembunyikan Pangeran Han.
Kasim menelan saliva, "Tuan dan pelayanan sama saja, " batin kasim.
Kasim pun mengalah dan mempersiapkan Shen Yue dan Zie Su masuk, hal ini sudah biasa. Tapi kasim selalu mencoba ingin mengintimidasi Zie Su. Tapi selalu gagal, karena Pangeran Han pun tak membiarkan orang-orang di sampingnya kalah oleh siapapun, jika bukan Pangeran Han itu sendiri, para pengawal di larangan untuk patuh pada orang-orang yang ada di Istana, kecuali pada Shen Yue.
Shen Yue masuk dan berlutut memberi hormat pada Kaisar Zhao, "Salam Yang Mulia Kaisar, semoga anda di beri umur yang panjang."
Zie Su pun ikut berlutut memberi hormat pada Kaisar Zhao.
"Sudah, bangun lah! Aku sudah katakan jangan terlalu sungkan, Aku Ayah dari suami mu berarti Ayah mertua mu, " ujar Kaisar Zhao.
Shen Yue pun perlahan berdiri lalu duduk di kursi, Zie Su seperti bayangan, ia berdiri di belakang Shen Yue, istri dari tuannya.
"Bagai mana kabar mu? " tanya Kaisar Zhao, laki-laki itu berumur tujuh puluh tahun. Tapi tubuhnya masih gagah berwibawa.
"Seperti Yang Mulia lihat, Aku baik-baik saja," jawab Shen Yue begitu tenang.
Kaisar Zhao mengangguk, Kaisar Zhao menyukai sikap tenang menantunya, "Aku sengaja mengundangmu, bagai mana dengan Zhao Han apa dia sudah berubah pikiran? "
"Maaf Yang Mulia, Aku tidak mampu membantu, Pangeran Han bagitu keras kepala, bahkan ia tak mau mendengarkan ucapan ku, ia ingin hidup bebas, bahkan Pangeran Han langsung paham sebelum Aku mengatakannya," ujar Shen Yue.
Kaisar Zhao menghembuskan napas kasar, "Baiklah, kamu tak perlu membahas soal ini lagi padanya, biarkan ia hidup sesuai dengan yang ia inginkan," ujar Kaisar Zhao, meski hatinya sangat berharap. Tapi ia juga tak bisa memaksakan kehendak.
Mereka berbincang beberapa saat, setelah itu Shen Yue berpamitan untuk pulang, saat di halaman Istana, sebelum Shen Yue naik ke kereta.
Seseorang menyapanya, "Buru-buru sekali? "
Shen Yue pun menoleh, "Salam yang mulia putra mahkota," Shen Yue membungkuk memberi hormat pada putra mahkota. Begitu juga Zie Su.
Putra mahkota mengangguk, "Apa Pangeran Han tidak ikut? " tanya putra mahkota berbasa basi, sebenarnya ia sudah tahu jika Zhao Han tak akan pernah datang ke istana jika bukan untuk membuat keributan.
"Pangeran Han sedang ada urusan lain," jawab Shen Yue.
Putra mahkota mengangguk paham, "Bagai mana jika kita makan siang bersama? tidak mungkin pulang dengan perut kosong?! " ujar putra mahkota tersenyum penuh arti.
"Maaf yang mulia putra mahkota, Pangeran Han mengajak ku untuk makan siang bersama. Aku permisi dulu sepertinya suami ku sudah menunggu," ujar Shen Yue.
"Oh baiklah, silahkan," ujarnya, terlihat jelas jika putra mahkota memiliki tujuan lain.
Kereta milik Pangeran Han keluar dari istana, setelah menjauh dari istana kereta itu berhenti di tempat yang sedikit sepi.
"Nyonya kita akan kemana? " tanya Zie Su, setahu dirinya Pangeran Han tak membuat janji untuk makan bersama dengan Shen Yue.
"Aku akan pergi ke negara Shenzhou, Aku sudah sangat merindukan makan di sana," ujar Shen Yue lalu turun dari kereta.
Pangeran Han meminta pada orang-orangnya untuk memanggil Shen Yue dengan panggilan Nyonya Han, sedikit aneh karena Shen Yue belum memiliki anak. Tapi Shen Yue tak bisa protes, Pangeran Han sangat keras kepala.
Zie Su mengangguk, ia pun ikut turun, ia tak pernah membantah selagi ia boleh ikut, kemana pun Shen Yue pergi. Apa lagi ke sana negara Shenzhou yang di pimpin oleh Kaisar Wu, Shen Yue sering bepergian ke sana, dan Pangeran Han tak melarang, asal bersama dengan Zie Su, pengawal wanita yang dapat di andalkan.
Shen Yue melemparkan pedang miliknya ke udara, pedang itu mengubah ukurannya menjadi sedikit lebih besar, Shen Yue pun melompat ke atas pedang dan terbang. Pedang itu ada di tingkat tujuh, selain membantunya untuk terbang tentu untuk bertarung juga, meski wajahnya selalu tenang. Tapi jika ia sudah marah maka ia akan berubah, ia tak akan segan menghabisi sang lawan.
Saran dan masukan Author persilahkan.
Terimakasih dukungannya 🤗😍🥰
Setelah beberapa saat Shen Yue terbang, ia menikmati indahnya pemandangan dari atas, Shen Yue memperlambat kecepatan, perlahan mulai turun, sebelum sampai tanah Shen Yue sudah melompat.
Pedang kembali ke ukuran awal dan terbang ke tangan Shen Yue, Shen Yue mengibaskan tangannya, pedang pun menghilang dari pandangan.
Zie Su mengikuti gerakan Shen Yue, ia menyimpan pedang di ruang dimensinya, sedangkan di punggung itu adalah ciri khas seorang pengawal.
Shen Yue tersenyum senang saat sudah datang ke negara Shenzhou, negara yang di pimpin oleh Kaisar Wu. Siapapun bebas keluar masuk negara ini, karena Kaisar timur dan kaisar selatan berteman baik. Tapi jika ingin masuk ke ibukota itu akan sangat sulit, harus jelas dulu apa tujuannya, setiap ibukota memiliki perisai agar tak mudah di masuki orang asing.
Entah lah sulit di jelaskan, hatinya begitu menyukai negara Shenzhou, apa lagi makan yang ada di negara ini, Shen Yue lebih menyukainya.
Tempat yang di tujuh tentu lah sebuah restoran, Shen Yue berjalan berdampingan dengan Zie Su, Shen Yue duduk di kursi yang menghadap ke taman, itu terlihat enak di pandang.
Setelah pesanan datang Shen Yue dan Zie Su pun bersiap makan, hem, Shen Yue yang begitu di istimewakan oleh Pangeran Han, ia tak memandang rendah Zie Su, ia seakan berteman dengan Zie Su. Tapi tentu Zie Su tahu batas.
Sedang menikmati lezatnya makan di restoran itu, Shen Yue merasa ada seseorang yang terus menatapnya, karena merasa tak nyaman, Shen Yue pun mengangkat wajahnya, dan mencari siapa yang terus menatapnya.
Tapi siapa sangka ternyata hanya seorang anak kecil yang sejak tadi menatapnya, Shen Yue tersenyum ke arah anak kecil yang sedang duduk, tak begitu jauh dari pandangan Shen Yue.
Shen Yue kembali fokus pada makanannya. Tapi ia masih merasa seseorang yang terus menatapnya, Shen Yue pun kembali mengangkat wajahnya Shen Yue tersenyum manis saat bertatap dengan anak laki-laki yang usianya sekitar tiga atau empat tahun itu.
Shen Yue melihat jika anak laki-laki itu mungkin bersama dengan kedua orang tuanya, karena mereka satu meja bersama.
"Zie Su? apa ada yang aneh di wajah ku? " tanya Shen Yue pada pengawalnya.
Zie Su menggelengkan kepala, "Tidak Nyonya, Nyonya terlihat cantik seperti biasa," jawab Zie Su.
Shen Yue mengangguk, "Kenapa anak itu terus menatap ku ?" batin Shen Yue.
Shen Yue tak memperdulikan anak itu lagi, ia fokus pada makanan favoritnya, bahkan Shen Yue memesan beberapa hidangan untuknya nanti.
Anak kecil itu pun turun dari kursi, bahkan tatapan masih pada Shen Yue, anak kecil itu berjalan di samping pelayan sedangkan yang di duga ayah dan ibunya berjalan lebih dulu, tanpa Shen Yue sadari, ia mengangkat tangannya sendiri dan melambaikan tangannya.
Anak kecil itu terus berjalan. Tapi masih terus menatap Shen Yue, anak kecil itu pun tersenyum saat Shen Yue melambaikan tangannya.
Zie Su pun menoleh ke arah yang di tatapan istri dari tuannya, "Apa ada yang Nyonya kenal? "
"Tidak, hanya seorang anak kecil, ia terlihat lucu," ujar Shen Yue.
Makan pun datang, Shen Yue mengibaskan tangannya hidangan yang memenuhi meja itu pun sudah ia simpan di ruang dimensi, Zie Su membayar makan itu.
Ruang dimensi begitu ajaib, jika makan yang kita simpan akan tetap sama seperti sebelumnya, jika kita menyimpan buah seger maka saat kita mengambilnya buah itu masih tetap seger.
Shen Yue dan Zie Su pun pergi berjalan-jalan, melihat keindahan kota di negara Shenzhou, hatinya begitu nyaman saat berada di negar ini. Tapi bayangan anak kecil yang ia temui di restoran tadi mengganggu pikirannya.
Hingga Shen Yue menggelengkan kepala berulang kali, menepis bayangan anak itu yang tiba-tiba saja mengganggu pikirannya.
"Zie Su, Aku ingin kembali," ujar Shen Yue, lalu mengambil pedang di dalam ruang di mensi dan melemparkannya ke udara, pedang itu mengubah ukurannya menjadi sedikit lebih besar, Shen Yue langsung melompat ke atas pedang.
Zie Su dengan gerakan cepat langsung menyusul Nyonya mudanya, Zie Su merasa jika suasana hati Nyonya mudanya sedang tak baik-baik saja. Tapi ia tak banyak bertanya, ia hanya mengikuti kemana pun Nyonya mudanya pergi.
Pedang membawa Shen Yue terbang dengan sangat cepat, itu juga karena Shen Yue ingin segera sampai, biasanya ia akan pulang saat matahari akan terbenam atau Pangeran Han datang menjemputnya. Tapi kali ini ia sangat buru-buru.
Beberapa saat kemudian ia pun sampai di kediaman Pangeran Han, Shen Yue berjalan langsung ke kamarnya.
Zie Su mengekor di belakang, karena hari sudah sore, Zie Su pun berkata, "Nyonya, Zie Su Siapakah air dulu."
"Hem," jawab Shen Yue singkat.
Zie Su menyiapkan air hangat, di bak besar, Zie Su mengulurkan tangannya cahaya berwarna biru keluar dari telapak tangannya, ia menggunakan kekuatannya agar air itu menghangat.
Shen Yue berendam di dalam air hangat, yang sudah di taburi bunga-bunga agar tubuhnya wangi, Shen Yue bersandar dan memejamkan matanya.
Pangeran Han pun masuk ke kamar di sana ada Zie Su, Zie Su langsung membungkuk, "Tuan."
"Di mana istri ku? " tanya Pangeran Han dengan suara datarnya.
"Nyonya sedang berendam, Nyonya terlihat lelah," ujar Zie Su memberi tahu dengan hormat.
Pangeran Han mengangguk, Pangeran Han mengibaskan tangannya, Zie Su langsung paham, itu tandanya tuannya mengusirnya, Zie Su pun membungkuk lalu pergi ke luar.
Udah ada yang ngasih Author Vote 🫰🤗
Love you guys.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!