Natalia seorang anak perempuan yang baru lulus SD. Memiliki wajah cantik yang masih tersembunyi di balik kepolosan nya. Tinggal di desa Mulya Sari.
Ayah nya bernama Mujito bekerja sebagai pegawai kecamatan,,ibu nya bernama Mega sebagai ibu rumah tangga.
Dulu nya Bu Mega berjualan di kantin sekolah tempat Natalia sekolah. Namun saat Natalia menginjak kelas 5, Bu Mega mengalami stroke sehingga membuat nya berhenti berjualan. Untung nya stroke yang di derita Bu Mega termasuk stroke ringan yang dimana hanya menyerang sebagian badan nya yaitu bagian kiri, meskipun begitu tapi Bu Mega masih bisa berjalan perlahan. Mengerjakan pekerjaan rumah perlahan seperti menyapu dan mengeringkan baju di mesin cuci.
Selain itu, Natalia lah yang mengerjakan. Kakak Natalia sudah berumah tangga dan tinggal di pulau seberang. Bernama Andi
Dan kakak kedua bernama Yudi, sudah berumah tangga dan tinggal di desa sebelah. Meski begitu tapi kasih sayang yang dj dapat dari kedua orang tuanya tidak pernah kurang. Bahkan ayah nya rutin mengajak nya ke pusat kota setiap akhir pekan untuk sekedar membeli makanan dan mencari suasana ramai. Kegiatan itu yang membuat Natalia semakin dekat sang ayah, karna sejujur nya Natalia memang sering di juluki anak ayah. Karna dirinya memang sangat dekat dengan ayah nya.
Malam itu dirumah Natalia ramai, karena Kakak nya Yudi datang berkunjung bersama istri nya Santi dan kedua anak nya Fajar dan Farhan. Suasana ramai yang membuat bahagia dan kebetulan malam itu Natalia baru saja pulang membeli makanan kaki lima di pusat kota bersama ayah nya.
"Fajar, ambil piring di dapur. Aku beli sate padang dan martabak manis" ujar Natalia kepada keponakan nya itu.
"gak mau, aku gak berani kedapur sendiri bik" Tolak Fajar karna memang diri nya sangat penakut, terutama dimalam hari.
"Ayo mas, aku sekalian mau buang air kecil" Ajak Farhan kepada kakak nya. Karena memang Farhan terkenal lebih berani ketimbang kakak nya.
"Nah bik," Ucap Fajar menyerahkan piring kepada Natalia.
Fajar dan Farhan memang memanggil Natalia bibik. Bukan berarti pembantu, tapi memang itu panggilan untuk kata lain tante.
"Yok makan bareng bareng" Ucap Natalia kepada semua orang yang ada disana.
Dan mereka semua makan bersama di ruang tamu depan tv, menghabiskan semua makanan yang sudah di beli Natalia dan Ayah nya.
...****************...
*
*
*
Pagi hari nya tepat hari senin, dan hari ini lah hari pertama Natalia menjadi siswi SMP.
Pak Mujito sudah bersiap dengan sepeda motor nya untuk mengantar Natalia kesekolah baru nya.
"Bu, aku berangkat." ucap Natalia keoada ibu nya kemudian bersalaman.
"Iya hati hati disekolah jangan nakal, semoga kamu betah sekolah disana" ucap Bu Mega kepada Natalia.
"Iya bu" ucap natalia kemudian menaiki sepeda motor bersama Ayah nya.
Natalia adalah anak yang sangat penurut, dia tidak pernah menuntut apa apa meski orang tua nya menawarkan sesuatu.
Seperti baju misalnya, Natalia tidak pernah meminta model dan warna apa. Ketika di tanya pun dia akan menjawab "terserah ibu saja". Dan apapun yang di belikan ibu nya dia selalu memakai nya.
Seperti saat ini, dirinya bahkan tidak memilih sekolah yang akan di tempuh nya. Semua keputusan ayah nya, dan Natalia akan mengikuti saja bagi Natalia pilihan orang tua nya adalah yang terbaik.
Sampai nya di sekolah, semua murid kakak kelas terpana dengan kecantikan Natalia yang tertutup wajah polos nya. Terutama para laki laki, dan itu sukses membuat para siswi disana melihat tak suka pada Natalia.
Karena mereka merasa tersaingi dengan adanya Natalia.
Natalia duduk di aula sekolah dengan tenang, meskipun begitu sebenar nya dia menahan rasa deg degan yang luar biasa.
Bagaimana tidak, disini dirinya sendiri karena semua teman SD mendaftar di SMP Negeri, sedangkan Natalia di daftarkan di yayasan oleh ayah nya. Karena Natalia seorang katolik, sehingga ayahnya memilih mendaftarkan Natalia ke yayasan tersebut.
Natalia hanya mengenal seorang siswa bernama Putra, dulunya mereka satu kelas di bangku sekolah dasar. Dulu Natalia dan Putra sangat dekat bahkan seperti saudara, namun karena kesalah pahaman membuat Natalia dan Putra tidak saling sapa hingga saat ini.
Natalia duduk tenang mengikuti rangkaian acara sebagai murid baru. Mulai dari sambutan, perkenalan, hingga kegiatan apa saja yang di adakan di sekolah tersebut.
Dan disinilah Natalia saat ini, duduk di bawah pohon mangga di tepi kolam yang tak jauh dari kantin sekolah. Memakan bakso dan cemilan nya dengan tenang sambil memperhatikan banyak nya murid yang sedang beristirahat juga.
"hay, sendirian aja. Boleh aku duduk di sini" ucap seorang siswi yang merupakan siswi baru juga.
"iya boleh duduk aja" ucap Natalia sambil tersenyum.
"Hmm, nama kamu siapa?" tanya Natalia karena siswi tersebut seperti nya masih malu untuk membuka percakapan, padahal dirinya lah yang lebih dulu mendekati Natalia.
"Nama ku Sisil, Kamu sendiri?" ucap Sisil kepada Natalia.
"Aku Natalia kamu bisa panggil aku Lia saja". Ucap Natalia.
"Apa kamu tidak punya teman siapa pun yang kamu kenal disini, sehingga kamu benar benar sendiri Lia?" ucap Sisil.
Natalia menggeleng dan tersenyum lesu " Tidak. Aku kenal beberapa siswa dan siswi disini karena kami tetangga, tapi mereka kakak kelas sehingga membuat kami tak saling kenal". Jawab Natalia.
"Kamu sendiri?" tanya Natalia pada Sisil
"Aku ada teman, satu kelas tapi entah kenapa ketika sampai disini mereka seolah tidak mengenal ku. Mungkin karena kakak nya sekolah disini jadi dia merasa kenal dengan semua murid disini. Itu nama nya Karin, dia teman satu bangku denganku dulu. Kakak nya nama nya Fredi, dia kelas 8 kakak kelas kita" ucap Sesil menunjuk salah satu siswi yang sedang berjalan dengan beberapa orang teman nya.
"Mereka yang berjalan bersama Karin dulu semua kami satu kelas, tapi entah kenapa sekarang seperti orang asing" ucap Sisil
"Udah gak usah sedih, kan sekarang udah ada aku. Kita bisa jadi teman yang baik" ucap Natalia menenangkan hati Sisil
"Ehh kita disuruh masuk tuh," ucap Sisil menunjuk guru yang menyuruh murid baru masuk ke kelas.
Mereka pun berjalan bersama memasuki kelas yang sudah di sediakan. Awal nya Natalia melihat semua teman baru nya duduk tenang dengan teman yang saling kenal. Karena Natalia dan Sisil masuk paling akhir, sehingga Natalia dan Sisil duduk sebangku di paling pojok belakang.
*
*
*
Hingga seorang guru wanita masuk ke kelas tersebut dan memperkenalkan diri sebagai wali kelas disana. Dan disesi ini hanya ada perkenalan saja antara guru dengan murid yang ada, Guru tersebut bernama Ana. Wali kelas sekaligus guru matematika disekolah itu.
Setelah perkenalan tersebut, Bu Ana mengatur kembali tempat duduk para murid nya karena semua duduk sebangku dengan teman yang berasal dari sekolah yang sama. Dan itu akan menghambat perkenalan siswa siswi baru tersebut untuk mengenal teman nya yang berasal dari sekolah lain
Hanya Natalia dan Sisil dan tidak berubah tempat duduk. Karena guru tahu jika mereka berasal dari sekolah yang berbeda.
Tidak ada pembelajaran apa pun dihari pertama Natalia sekolah, semua seolah hanya perkenalan saja. Hingga bell berbunyi, semua murid di izinkan untuk pulang. Dan Natalia sudah di jemput ayah nya yang menunggu di depan gerbang sekolah.
Sampai nya di rumah Natalia menghempaskan diri nya di kasur. Kasur kapuk yang sangat nyaman bagi Natalia karena masih empuk, meski tidak senyaman kasur mahal tapi mampu membuat Natalia sangat nyaman dan sangat terjaga kebersihan nya.
Natalia terlelap hingga jam 3 sore kemudian dirinya beranjak dari kasur untuk menuju dapur, dimana dirinya akan di sibuk kan dengan pekerjaan rumah yang sudah menunggu. Natalia melihat ke meja makan dan membuka tudung saji, hanya ada ikan asin goreng dan sambel terasi. Kemudian dia menutup nya kembali dan mengambil mie instan di rak yang memang selalu disediakan jika Natalia tidak suka dengan lauk seadanya itu. Kemudian Natalia memasak mie dan setelah nya memakan mie nya dengan tenang di dapur di temani segelas es teh yang di buat nya tadi sambil memasak mie.
Selesai masak, Natalia mencuci piring yang sudah menumpuk. Kadang jika Natalia merasa sangat lelah maka sang ayah lah yang akan mencuci piring. Ya semenjak Bu Mega terkena stroke, Natalia berbagi tugas dengan Ayah nya untuk mengurus rumah. Meski terkadang Ibu Mega membatu menyapu lantai dengan satu tangan nya dan berjalan perlahan, Natalia tidak pernah melarang Bu Mega melakukan apapun, karena jika di larang Bu Mega justru akan marah karena dirinya merasa bosan jika tidak melakukan kegiatan apa pun. Terkadang Bu Mega juga memberi makan ayam yang di pelihara di kandang belakang rumah, ada juga beberapa ekor bebek.
Selesai mencuci piring, Natalia duduk santai di teras bersama Ibu nya. Bercerita banyak hal terutama tentang sekolah Natalia, apa saja yang di alami Natalia di sekolah.
Tak lama Pak Mujito pulang membawa tentengan plastik dan memberikan kepada Natalia.
"Bersihkan Natalia, ini ada ikan mas tadi Ayah beli" ucap pak Mujito menyerahkan tentengan plastik kepada Natalia.
"Wah besar sekali yah" ucap Natalia melihat ikan mas yang berukuran besar, mungkin sekitar 1kg satu ekor nya. Dan ada tiga ekor di dalam plastik itu.
"Ya, bersihkan nanti mau Ayah bakar. Telfon mas mu Yudi supaya kesini. Kita makan bersama" ucap pak Mujito.
Karena memang setiap pak Mujito ada rezeki maka pak Mujito akan memanggil anak mantu dan cucu nya untuk makan bersama sama.
"Halo Mas," ucap Natalia ketika telfon nya sudah tersambung dengan kakak nya
" Apa bik?" jawab Fajar diseberang telfon
"Bilang Ayah mu nanti sore kesini ajak ibu dan adik mu," ucap Natalia
"Ada apa bik?" ucap Fajar bertanya
"Udah datang aja, kakung yang suruh. Oke dadah" ucap Natalia tanpa memberi tahu niat nya, dan langsung mematikan sambungan telfon nya.
Kakung adalah sebutan dari para cucu pak Mujito untuknya. (orang jawa pasti familiar dengan sebutan kakung, terutama orang desa).
Dan Uti sebutan untuk Bu Mega dari para cucu nya.
Setelah membersihkan ikan mas, Natalia melihat pak Mujito sudah menyiapkan tungku untuk membakar ikan.
"Lah bakar nya gak nunggu mas Yudi datang tho yah?" ucap Natalia yang melihat ayah nya mulai menata arang disana.
"Kelamaan kalau nanti harus bakar dulu, nanti kalau mereka datang tinggal makan" ucap pak Mujito menjawab Natalia.
*
*
*
Natalia kemudian beranjak meracik bumbu untuk membakar ikan. Natalia melihat Ibu Mega berjalan kebelakang rumah.
Karena khawatir Natalia setengah berlari mengejar Ibu Mega.
"Bu, mau kemana?" tanya Natalia mengejar Ibunya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!