"Ya ampun!!! Bodoh banget sih jadi perempuan!!!" Suara Bu Ina, ibu mertua Alifa mengomeli wanita muda itu, karena tak bisa membuat es teh seperti yang di harapkan.
Dada Alifa sesak, jujur di rumah dia tak pernah sekalipun di kata-kata bodoh atau kasar oleh orang tuanya, sakit rasanya saat mendengar hal itu barusan.
"Alifa??? kamu paham gak sih es teh??? dimana-mana es teh tu dingin!!! kalau Es teh tapi airnya hangat begini namanya apa???" Omel lagi ibu mertuanya tak habis-habis.
"Maaf bu, tapi itu... "
"Sudah-sudah, banyak alasan kamunya aja yang gak becus!!! udah buat aja teh hangat buang aja tu minuman! bikin yang baru! keburu tamunya pergi!" Perintah ibu mertuanya lagi hanya mampu Alifa dengar dan lakukan.
Hari ini saudara Bu Ina yang dari bandung datang menjenguk Alifa yang baru saja lahiran dua bulan yang lalu, namun tidak seperti ibu yang barusan melahirkan Alifa terlihat seperti babu yang harus siap di suruh ini dan itu.
Suaminya kerja di luar kota hanya hari minggu pulangnya dan hari ini karena saudaranya datang suaminya pun sengaja menyempatkan diri pulang lebih awal, namun suaminya masih di perjalanan.
Teh sudah siap untuk Alifa hidangkan, namun tiba-tiba Shasa yang sedang di gendong kakak iparnya menangis histeris, sepertinya mencari Alifa, bundanya karena haus.
"Alifa!!!! kamu tu denger gak sih cucuku nangis kejer gitu??? " Ibu mertuanya datang lagi sambil ngomel-ngomel padahal Alifa juga sibuk karena dirinya.
"Dengar bu, lha ini baru mau bawa keluar minumannya. " Ucap Alifa pada akhirnya karena kesal di marah-marahi terus.
"Huuuus, dasar alasan terus, udah buruan!!! makanya jangan bodoh gitu jadi perempuan!!! kalau jadi istri dan mantu itu harus sat set gak malasan kaya gitu!!! " ucap ibu mertuanya lagi.
alifa hanya bisa mengusap dada, lalu keluar membawa nampan berisi minum itu. Kemudian Alifa kembali dan membawa makanan ringan untuk tamu itu.
"Silahkan kak di makan, bulek... Monggo. maaf saya masuk bayi saya baru rewel. " Ucap Alifa lalu permisi masuk ke kamar dan menyusui bayiku, semakin lama Shasa makin keras menangisnya padahal tidak panas dan asinya pun banyak yang di minum.
"Maaf ya nak, tadi Bunda di luar, cup cup anak bunda pinter. " Ucap Alifa sambil mengusap sudut matanya yang berair, begini kalau rasanya ikut mertua tapi suami tidak ada pikirnya.
"Udah Alifa, yang sabar ya." Kata Kak Cici kakak iparnya lalu keluar menemui tamu dan bergabung di sana sambil mengobrol.
Sembari mengusap pipi bayinya yang masih menyusu dan mulai tenang, sesekali Alifa usap air matanya yang mengalir deras, rindu ibu rasanya, begini kali ya saat aku dulu bayi, rewel dan menangis pastinya membuat ibuku kewalahan juga, apalagi saat hamil aku dulu ibu selalu di tinggal Ayah kerja, batin Alifa dalam hati
"Ibuk, Alifa kangen. " Batinnya lalu meraih ponsel dan mengirim pesan pada ibunya jika Alifa merindukannya.
\*
Malam hari.
"Mas Aby. " Panggil Alifa sambil menyusui Shaha yang masih belum tidur.
"Hmmm ya Dek?? Kenapa??? " Tanya Mas Aby tanpa menoleh pada istrinya, masih melihat ke layar ponselnya.
"Mas, bisa gak sih dengerin dulu." Ucap Alifa agar suaminya melihat ke arahnya saat di ajak mengobrol.
"Iya sayang??? Apa??? " Mas Aby meletakkan ponselnya di meja sebelah lalu menatap ke arah Alifa dan bersandar pada ranjang.
"Mas, tadi ibuk marah loh sama aku. Aku di kata-katai banyak-banyak gara-gara aku salah buat es tehnya. " Curhat Alifa pada Mas Aby.
"Hmmm, yang sabar ya Dek, kamu tau kan watak Ibuku bagaimana??? beliau memang keras tapi dia tidak membencimu kok. " Kata Mas Aby menasehati istrinya, namun sudut hati Alifa masih saja terasa sakit, apa iya kata tidak membenci itu bisa ringan saat memarahi dan mengomeli seenaknya sendiri, pikirnya.
"Mas, Tapi... " Lidah Alifa berhenti saat suara dengkuran halus suamiku terdengar, dan terlihat matanya sudah terpejam, mungkin Mas Aby sudah merangkai mimpi di sana.
"Ahh, aku belum selesai Mas, tapi kamu sudah ke Alam mimpi, baiklah, selamat tidur dan mimpi indah." Ucap Alifa lalu melepas Asi Shaha karena bayi kecilnya itu sudah tertidur.
Mata Alufa ingin terpejam namun rasanya kantuk itu entah pergi kemana, Alifa bereskan baju-baju bayinya juga sumainya yang belum sempat dia lipat hingga tengah malam.
Baru akan tidur Shaha terbangun dan mengompol, Alifa pun membersihkan dan bayi itu pun di ajak tidur kembali namun bayinya justru mengajak bermain.
"Ya Allah Nak... Bunda baru mau tidur loh. " Ucapku sambil menguap rasa kantukku semakin menjadi namun Shaha tak kunjung mau tidur hingga pukul tiga dini hari.
\*
Subuh.
Alifa terbangun saat jeritan Shasa menangis di gendongan Mas Aby. "Dek?? Tidur kamu nyenyak banget sih??? Shasa dari tadi rewel loh, nangis kenceng banget. " Kata Mas Aby.
Alifa mengusap mataku, rasanya masih mengantuk sekali, "Maaf Mas, aku baru tidur jam tiga tadi." Ucapnya lalu meraih Shasa dan menyusuinya.
Mas Aby keluar untuk shalat subuh ke masjid, Alifa meletakan Shasa setelah bayi kecilnya yang sudah tertidur pulas, lalu dia menuju kamar mandi untuk wudhu dan shalat subuh, namun baru sampai rakaat kedua bayinya sudah menangis lagi.
"Ya Allah gusti!!!! Cucuku nangis gak ada yang nolongin ya! " Suara ibu mertuanya dari belakang.
Alifa mengucap salam dan menyelesaikan shalat subuhnya, tak sempat berdoa lalu bangkit dan menghampiri Shasa dalam gendongan.
"Maaf, bu saya tadi nanggung soalnya. " Katanya lalu ingin meraih Shasa.
"Dimana-mana kalau ibu dengar anak nangis langsung di sambangi, bukan kaya gitu." Ucap Ibu mertuanya sambil menepis tangan Alifa pelan.
"Udah biar aku ajak, kalau kamu mau belanja sayur, keburu siang. " Ucap Ibu mertuanya lalu membawa Shasa pergi.
"Masak soto, Bapak baru pengen soto katanya!! " Teriak Ibu mertuanya dari jauh, Alifa menghela nafas lalu melipat mukena dan pergi keluar.
Di luar ada Mbak Cici, Kakak iparnya sedang menyapu halaman, masih pagi sekali bahkan nyaris belum ada cahaya namun semua orang di sini harus sudah beraktivitas tanpa terkecuali, karena Mbak Cici tidak pernah bisa masak jadi Alifa di sini yang memasak, karena suaminya tak memiliki pembantu semua orang berperan dalam rumah tangga, bahkan Bapak mertuanya pagi begini sepulang dari masjid sudah memandikan motor di halaman juga.
Mas Aby baru datang dari masjid, Alifa langsung pinjam motornya dan pergi ke tukang sayur, masih bagi begini biasanya masih lengkap dan belum ramai, Alifa tak ingin jadi bahan ghibah tetangga baru lahiran belum lama sudah pergi kemana-mana, pikirku.
Pulang dari sayur, Shasa sudah di gendong Bapak mertuanya dan di ajak jalan-jalan keliling halaman, padahal udara juga masih pagi, dalam hati kadang Alifa berpikir, kasian sekali bayi kecilku apa tidak kedinginan pagi-pagi begini jalan-jalan, setahuku jalan-jalan sekalian berjemur saat matahari mulai terbit jauh lebih baik.
\*
Wajib klik Like bagi siapapun yang mampir ya kak, Semoga yang meninggalkan jejak dapat kemudahan dan kelancaran rejeki. Aamiin.
Ini kisah awal ya, di luar novel-novel aku yang lain, semoga masih ada yang setia membaca. 🙏🙏
Hari ini hari libur, Alifa sedih karena tak punya banyak waktu berdua bersama suaminya, Mas Aby justru main game bersama Bang Yasa dan adiknya Dika.
Shasa bersama Bapak di ajak menonton TV di ruang keluarga bersama ponakanku Naya. Alifa berkutat dengan ibu mertuanya yang banyak bicara juga banyak memerintah dan yang pasti banyak nyakitin hatinya.
"Alifa bersihin tauge ijo nya, pastikan gak ada kulitnya!!! " Kata Bu Ina sambil memotong bawang merah.
"Gak bisa bersih bu, masa kecil begini harus di bersihkan satu-satu. Di cuci aja gimana bu di saring. " Tutur Alifa gak mau terlalu repot karena kulit pada biji kecambah kacang ijo alias tauge ijo itu kecil-kecil dan sulit, Alifa kasihan sama bayiku jika terlalu lama ku tinggal.
"Ckkk, kamu tu gitu aja gak becus!!! Udah sana buat bumbu sotonya! ingat kunyitnya jangan banyak-banyak Bapak gak suka! " Turut Ibu Mertua Alifa masih dengan kegiatannya.
Alifa pun masak sesuai pesanan mertuanya itu, setelah selesai dirinya pun mencuci segudang baju yang menumpuk. Alifa merasa lelah rasanya pengen pulang dan tidur sejenak melupakan kesehariannya yang memuakkan.
Usai mencuci rasanya lelah sekali Alifa menemui suaminya untuk meminta tolong, "Mad Aby, tolong dong. " Ucap Alifa sambil berbisik di sisi suaminya.
"Hmmm bentar nanggung. " Jawab Mas Aby membuat Alifa berdiri dan menjemur pakaiannya sendiri.
Tak lama kemudian Mas Aby datang dan membantu menjemur baju namun sambil celingak-celinguk takut ketahuan tetangga.
"Ngapain sih Mas??? " Tanya Alifa heran.
"Aku tu jagain nama baik kamu, kalau orang lihat gimana, masa laki-laki jemur baju. " Ucap Mas Aby lalu di sahut Ibunya dari belakang.
"Iya, mbok ya kamu tu jangan menghina laki-laki, masa laki-laki di beri pekerjaan perempuan! saru!" Kata Bu Ina menimpali membuat Alifa menghela nafas dan mengambil baju di tangan Aby suaminya.
"Udah Mas, orang nanti bisa berpikir kamu banci kalau pegang jemuran!! " Ucap Alifa kesal, jujur lelah rasanya, bayangannya menikah itu indah namun itu hanya setahun pertama saat dirinya masih bekerja dan belum punya anak seperti ini, semua terasa melelahkan tak ada yang memahami bagaimana lelahnya menjadi dirinya.
Alifa semakin kesal saat suaminya Mas Aby juga tak peduli pada dirinya justru pergi masuk kembali ke dalam rumah, mata Alifa mengembun Alifa hanya butuh di bantu saat lelah, saat raganya mulai tak mampu melewati hari demi hari di rumah yang nyaris tak memberi kenyamanan jiwanya.
***
Di Kamar.
Alifa menyusui bayinya sembari mengetik cerita di novelnya untuk menghilangkan penat dan mencurahkan isi hatinya, namun tiba-tiba suaminya datang dan mengejutkannya.
"Gak baik, pegang bayi sambil main handphone begitu dek!! " Tegur Mas Aby, namun karena nanggung dengan ide yang masih ada di kepalanya Alifa masih mengetik ceritanya, Aby pun jengkel dan meraih handphone Alifa dengan paksa, membuat Alifa merenggut dan memunggungi Aby.
"Ckkk, perempuan gitu aja ngambek, bijak dikit bisa gak sih??? kamu tu udah jadi ibu, main handphone mulu kaya remaja!! " Kata Mas Aby semakin membuat Alifa kesal dan pura-pura taken dengar apa yang di katakan suaminya.
"Dek, Suami libur tuh yang nyenengin gitu loh." Ucap Mas Aby sambil meraih tubuh Alifa dan memeluknya dari belakang, Aby ingin harinya tak di penuhi dengan wajah suram Alifa.
"Mas, Mas tau gak sih??? Aku tuh capek??? Mas Aby aja bisa loh main gemes bareng saudara, sementara aku dari semalam malah nyaris belum istirahat!! "
"Bayangin Mas jadi aku??? semalam Shasa rewel, Mas tidur nyenyak, aku kurang tidur paginya harus belanja sayur, masak, nyuci dan baru aja pegang handphone Mas bilang main-main???"
"Aku juga butuh hiburan Mas!!! Aku lelah dengan semua ini!!!" Alifa mengungkapkan semua keluh kesahnya pada suaminya, membuat Aby tertegun dan menarik nafas dalam.
"Ckkk, libur kerja bukannya happy malah pusing." Batin Mas Aby lalu bangkit dan pergi meninggalkan Alifa.
"Ckkk!! Gak peka banget!! " Kata Alifa membuat Aby berhenti lalu mengurungkan niatnya.
Susah sekali sih memahami wanita, ini salah itu salah, terus yang bener gimana, apa begini kalau wanita udah jadi ibu-ibu muda semua serba salah, pikir Aby lalu berbaring dan menatap Alifa dalam-dalam.
"Maaf, Mas salah, kamu pasti lelehkan? Sini mas pijitin. " Ucap Mas Aby mulai mengalah meski juga kesal namun dari pada makin panjang Aby mencoba mengalah.
"Gak usah, nanti ibu bilang aku istri durhaka. Aku cuma butuh di perhatian, di dengar dan di bantu pekerjaan rumah itu aja. Ya udah Aku juga minta maaf Mas. " Alifa merasa jika dirinya sudah mulai rewel dan melelahkan suaminya, akhirnya pun memilih mengakhiri perdebatan.
Keduanya pun akhirnya saling diam, dulu rasanya pernikahannya begitu indah namun semenjak tidak tinggal di kota dan memilih tinggal dengan orang tua semua terasa berbeda.
Apa perasaan kita makin berubah ya Mas?? batin Alifa menatap langit-langit.
***
Wajib Like dan komen ya yang mampir dan baca. 🙏🙏😍
Terima kasih 🙏🙏😍
Satu tahun kemudian.
"Alifa, kamu tuh banyak gerak gitu jangan diem aja di rumah! Badan kamu lama-lama kaya gajah! " Kata Bu Ina ibu mertua Alifa, rasanya suara yang keluar dari beliau tak pernah terdengar indah di pendengaran Alifa.
"Gimana gak gendut, makan, tidur main handphone terus tiap harinya! " Ucap Bu Ina lagi sambil pergi keluar rumah.
Alifa masuk ke kamar dan menaruh Shasa yang tengah tidur lalu menghubungi suaminya pumpung ini masih istirahat.
"Assalamualaikum Mas?? " Salam Alifa.
"Walaikumsalam, ada apa Dek?? "
"Mas??? Apa aku gendut??? " Tanya Alifa langsung.
"Ckkk, kamu telfon cuma buat tanya itu??? " Mas Aby menjawab dengan balik bertanya.
"Tadi ibu bilang aku harus banyak gerak katanya aku tu besar kaya gajah?? Aku tu udah banyak gerak loh Mas, masa iya sih aku kaya gajah??? " Alifa masih menyampaikan perasaan sedihnya.
"Ya udah sih Dek, Kamu diet aja, Emang tubuh kamu tu makin besar sekarang. " Jawab Mas Aby membuat hati Alifa semakin kesal.
"Jadi aku gendut??? " Alifa masih memperjelas kata-kata suaminya.
"Udah deh, gak usah di pikirin. Mas kerja lagi jangan hubungi aku baru sibuk ini. " Mas Aby mau menutup telfon namun belum sampai panggilan itu tertutup ada suara perempuan di sisinya berbicara dengan suaminya hingga terdengar di telinga Alifa.
"Ayo beb, berangkat! " lalu panggilan itu ditutup oleh Mas Aby tanpa salam.
Deggg
Dada Alifa sesak "Beb, Siapa??" Tangan Alifa lemas entah rasanya perasaannya dipenuhi pertanyaan dan rasa curiga.
"Kamu dimana? Sama siapa Mas??? " Mata Alifa mengembun lalu menatap bayinya yang masih kecil, tak mungkinkah aku akan menjadi janda di saat aku memiliki bayi, pikir Alifa semakin sesak.
***
Di kantor.
Aby berangkat bersama teman-temannya mau makan ke kantin depan tempat kerjanya.
"Kamu makan Apa Beb??" Tanya Elma teman kerjanya.
"Aku makan Bakso iga aja. " Sahut Aby.
"Kamu Radit?? " Tanya Elma pada Radit.
"Ckkk giliran aku aja di Radit, Beb gitu kaya aby! " Kata Radit mengejek Elma yang kebaca banget lebih perhatian sama Aby.
"Gak usah ngiri, mau makan apa?? " Kata Vani teman perempuan yang lain.
"Aku samaan aja sama yang lain. " Kata Radit lalu menatap Elma dan Aby.
"Apa sih natap kaya gitu??? " Tanya Aby merasa tak nyaman.
"Kalian ada sesuatu??? " Tanya Radit penasaran.
"Sesuatu apa?? aneh-aneh aja. " Jawab Aby dingin jujur tak nyaman di tanya semacam itu.
"Kamu ada masalah sama istri shalihah kamu?? Udah bosan??? " Tanya Radit tanpa rem.
"Eh kamu kok lama-lama pertanyaannya kemana-mana sih? " Tanya Vani heran sama Radit.
"Aku tuh heran aja, Aby baru aja punya beby malah justru sering lembur bareng kita, mana malam terus baliknya. " Ucap Radit
Makanan pun datang mereka pun makan bersama setelah itu kembali kerja. Mereka semua bekerja sebagai staf pemasaran di perusahaan garmen di kota Yogyakarta.
***
Pukul 10 malam Aby baru datang, Alifa terus bangun dan membuka pintu lalu meraih tangan Aby untuk di salami.
"Mas mau mandi? atau mau makan? biar aku angetin? " Tanya Alifa lalu mengikuti langkah Aby yang nampak lelah.
"Udah makan di luar tadi. Udah mandi juga. " Jawab Aby lalu masuk ke kamar dan ganti baju. Alifa memunguti baju yang berceceran itu dan menaruhnya di tempat kusus menaruh baju kotor.
Aby cuci tangan dan kaki setelah itu masuk kamar dan mencium Shasa yang tidur memeluk bonekanya, Alifa masuk lalu menyusul Aby di sisi suaminya itu.
"Mas, ehmm.. " Alifa ragu-ragu mau bertanya.
"Apa?? " Aby menoleh dan menatap Alifa yang nampak ragu-ragu ingin bicara.
"Ehmm, Mas capek?? Mau pijit?? " Tanya Alifa pada akhirnya.
"Boleh." Jawab Aby lalu tengkurap dan di pijat oleh Alifa dengan telaten, meski rasa penasarannya luar biasa.
Tak lama kemudian terlihat dengkuran halus Aby, Alifa melepas pijatan itu kemudian melihat handphone Aby tergeletak di atas meja, dengan ragu Alifa meraih Handphone itu takut Aby marah, namun rasa penasaran itu melebihi rasa takutnya.
Sandinya masih sama, Alifa membuka ponsel itu lalu membuka what up dan chatingan yang biasa di lakukan suaminya, tidak ada nama-nama sepesial hanya ada huruf-huruf yang mewakili nama, namun lama kelamaan Alifa semakin mencerna jika kebanyakan yang menghubungi di panggilan itu nomor-nomor yang sama.
📩"Beb besok jangan lupa kita ada janji. "
📨"Ya." Balasan dari Aby singkat namun kenapa tak ada penolakan dari panggilan itu.
📩"Enaknya besok mampir makan dimana ya??
📨"Ngikut aja, ama yang lain" Balasan dari Aby lagi.
📩"Bosen kita makan bakso terusss. "
📩"Eh Beb, ke tempat yang kemarin malam gimana, nila bakarnya enak bagetttt. "
📨"Idem."
Alifa merasa chatingan mereka tidak biasa, Alifa menyayangkan kenapa suaminya tak bisa bersikap lebih membatasi dengan teman perempuan.
Alifa ingin menyalin nomor itu ke ponselnya namun suara Aby mengejutkan dirinya. "Kamu nyari apa di handphone ku Dek?? " Tanya Aby sudah duduk di ranjangnya.
"Mas??? Siapa EL itu??" Tanya Alifa mendadak menjadi panas hatinya.
"Kamu ngapain tanya-tanya, emang ada apanya?? " Tanya Aby seolah tak merasa ada apa-apa.
"Mas, Kenapa dia panggil kamu Beb??? " Tanya Alifa sedikit sesak dan takut jika kekhawatirannya jadi kenyataan.
"Ckkk, lancang banget sih!! Mana ponselku???" Aby bangkit dan mengambil Ponselnya.
"Kamu belum jawab Mas, siapa dia? " Tanya Alifa masih berusaha lembut sembari menahan tangan Aby agar tak pergi.
"Teman kerja." Jawab Aby singkat.
"Laki-laki apa perempuan?? " Alifa masih bertanya lebih detail.
"Perempuan." Jawab Aby jujur.
"Kenapa dia manggil kamu Beb Mas?? " Alifa mulai berkaca pelupuk matanya.
"Dia ajakan, aku nggak gitu ke dia! " Aby merasa bahasanya tak ada yang aneh.
"Jadi yang tadi siang panggil kamu Beb juga dia?? Kalian sering pergi bareng??? bahkan sampai malam hari begini???" Alifa tak bisa jika tidak menuntaskan masalah ini, Aby hanya diam beku di tempatnya bingung harus menjelaskan bagaimana pada istrinya.
"Mas??? Tega kamu ya??? Aku di sini capek ngurus anak sama keluargamu kamu justru asik sama teman-teman kamu!!! " Alifa berkata sambil menahan isak tangisnya.
"Asik???? Aku kerja banting tulang baru pulang jam segini asik???? Kamu makan, tidur bisa belanja duit dari mana??? " Kata Aby datar tanpa teriak namun menusuk hingga ke ulu hati Alifa.
"Aku gak ada apa-apa sama El jadi gak usah aneh-aneh mikirnya! Fokus aja gimana jadi ibu dan istri yang baik! wanita itu tugasnya cuma dua ibadah sama taat sama suami! gak ada tugas tambahan buat curigai suami atur suami! " Kata Aby sukses membuat derai air mata Alifa mengalir tanpa suara.
"Lagi pula capek punya istri bawel, banyak ngeluh kamu pikir aku juga gak capek?? udah jangan ribut, biar nyaman rumah ini!! " Imbuh Aby lalu melepas tangan Alifa dari tangannya.
"Ok! Fine, Anggap aku mati rasa biar kamu tak akan pernah bisa dengar lagi kecerewetanku!" Kata terakhir Alifa saat Aby melangkah ingin keluar kamar.
"Terserah, suka-suka kamulah. " Aby seolah jengah dengan sikap Alifa dirinya ingin tidur di luar saja dari pada pusing dengar omongan Alifa pikirnya.
Sementara Alifa memegang dadanya yang terasa begitu sesak dan sakit, pernikahan macam apa seperti ini, tak ada saling menghargai dan terbuka pikirnya.
Alifa rasa hatinya sudah benar-benar terluka malam ini, suami yang dia kenal dulu sabar dan tak pernah berkata yang menyakitkan kini sudah menusukkan pisau tak terlihat di hatinya.
***
Baca wajib like dan komentar ya kak 🤗🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!