...----------------...
Garbatella, 15'November'2030....
KRING!
KRING!
Terdengar suara handphone berdering sangat kencang pada jam 8:00 waktu Roma.
Sedangkan yang punya handphone sedang berada di kamar mandi untuk bersiap pergi ke Laboratorium, tempat dia bekerja saat ini.
Damarius Argus Eugene (22 tahun), adalah seorang pemuda tampan dengan tinggi 182cm dan tubuh atletis. Terlahir dari keluarga besar Eugene di Roma-Italia.
Kedua orangtuanya baru saja meninggal akibat sebuah kecelakaan beruntun di jalan tol dekat tempat tinggal mereka. Orangtua Damarius mewariskan sejumlah aset serta dua buah perusahaan besar dengan nama "ALGATS CORP" yang bergerak dalam bidang tekhnologi dan property.
Damarius tidak berminat untuk mengelola kedua perusahaan tersebut. Dia memberikan semua wewenang kepada tangan kanan ayahnya yang bernama Helios Forbes.
Sedangkan Damarius sendiri bekerja untuk sebuah organisasi kemiliteran rahasia di Roma sebagai seorang ilmuwan. Dia memang seorang jenius dalam bidang itu, dan selalu mengeluarkan ciptaan-ciptaannya yang sangat berguna untuk organisasi tersebut.
TAP...
TAP...
TAP...
KLIK!
📱: "Halo...."
📱: "Morning, Damarius... Apakah kamu masih berada di mansion? Kalau iya, cepatlah berangkat ke Lab! Ada sesuatu yang salah dengan bahan-bahan yang kamu instruksikan kemarin!" ujar seseorang di sana dengan nada panik.
📱: "Salah....bagaimana maksudnya?" tanya Damarius sambil mengeryitkan keningnya.
📱: "Bahan-bahan ini terlihat saling menolak, ketika di satukan! Kami tidak berbuat lebih jauh, karena takut terjadi sesuatu yang fatal!" jawab seseorang disana.
📱: "Baiklah! Kalian tunggu diluar saja sampai aku datang! Aku akan bersiap sekarang... Tunggu aku sekitar dua puluh menit!" titah Damarius dengan nada serius.
📱: "Oke! Kami tunggu kedatangan kamu! Datanglah sesegera mungkin, Damy!" jawab seseorang di sana.
📱: "Oke...."
KLIK!
Damarius segera memutuskan pembicaraan dengan sepihak. Lalu dia bergegas memakai pakaiannya sambil memakan sarapannya dengan cepat.
Setelah itu, dia bergegas keluar dari mansionnya setengah berlari untuk menuju ke arah garasi mobilnya.
TAP!
TAP!
TAP!
TULIT!
TULIT!
CEKLEK!
BRAAK!
Damarius langsung masuk dan menstarter mobil sportnya dengan gerakan yang secepat kilat.
Tanpa menghiraukan sapaan para pekerja yang ada di rumahnya, dia langsung melesatkan mobilnya ke luar mansion milik orangtuanya.
BRUUUM!
BRUUUM!
...💨💨💨...
Kurang dari dua puluh menit, Damarius sudah sampai di sebuah laboratorium milik pemerintah Roma yang berada di Colonna. Kedatangannya langsung disambut oleh teman-teman seprofesinya.
"Damy....Damy...!"
HOSH!
HOSH!
HOSH!
Seorang wanita berlari kencang ke arahnya. Dia adalah asisten pribadinya dalam mengembangkan barang-barang yang dia ciptakan selama dua tahun belakangan ini. Wanita tersebut bernama Helcia Eissa.
"Kenapa kamu berlarian begitu, Helcia?" tanya Damarius heran.
"Aku takut.... Bahan-bahan yang akan kamu pergunakan untuk membuat bom itu, ternyata saling menolak ketika di satukan!" jawab Helcia drngan nada suara bergetar.
"Bagaimana bisa??? Apakah kalian membeli bahan-bahan yang sudah aku tuliskan kemarin dan mencampurnya sesuai takaran yang aku berikan? Jika iya, bahan-bahan itu seharusnya tidak akan menolak ketika di satukan!" ujar Damarius curiga.
"Aku tidak tahu..." jawab Helcia lugas.
"Kemarin aku tidak ikut, ibuku dalam keadaan kritis di rumah sakit. Jadi aku kesana untuk melihatnya..." tambah Helcia.
"Lalu, ketika aku datang pagi ini, aku segera mencampur bahan-bahan tersebut sesuai dengan apa yang kamu instruksikan. Dan bahan-bahan itu....menolak!" ujar Helcia kembali.
"Ayo, kita melihatnya sekarang!" ajak Damarius pada Helcia.
DRAP!
DRAP!
DRAP!
Suara langkah kaki rombongan itu berjalan dengan cepat menuju ke arah ruangan khusus penelitian.
Ketika Damarius ingin membuka pintunya, tiba-tiba handphonenya berbunyi kembali.
KRING!
KRING!
KLIK!
📱: "Halo...."
📱: "Damarius! Apakah percobaan kamu untuk membuat sebuah 'Bom Nano' sudah ada hasilnya?" tanya seseorang di seberang sana.
📱: "Belum, Sir! Ada sedikit masalah di sini, mungkin besok aku akan melaporkan hasilnya..." jawab Damarius lugas.
📱: "Baiklah! Saya tunggu kabar baiknya! Bom itu akan kami uji coba pada sebuah kelompok penghianat yang berada di daerah Colle Mattia. Saya harap bom itu akan selesai besok!" titah seseorang di seberang sana dengan nada tegas.
📱: "Laksanakan, Sir!" jawab tegas Damarius.
KLIK!
Ketika Damarius menutup teleponnya, teman sekelompoknya hanya bisa menatap khawatir ke arahnya.
"Ada apa?... Apakah kalian meragukan kemampuanku, heh?!" tanya Damarius angkuh.
"Bu...bukan begitu...." jawab mereka serempak.
"Lalu apa?" tanya Damarius.
"Kami hanya khawatir.... Jika kamu memaksakan penggabungan itu, maka akan terjadi ledakan yang dahsyat!" ujar salah satu teman sekerjanya.
"Diamlah! Aku akan mencobanya... Kalian lebih baik membeli lagi bahan-bahan yang aku tulis kemarin. Biar aku sendiri saja yang bekerja, agar bisa konsentrasi!" ujar Ignatius kesal.
"Baiklah! Berhati-hatilah sampai kami kembali..." ujar Helcia dengan nada pasrah.
"Ya...terima kasih! Sekarang, pergilah...!" ujar Damarius mengusir mereka semua keluar dari bangunan itu.
...💨💨💨...
Setelah kepergian mereka, Damarius bergegas membuka pintu ruangan tersebut.
TULIT!
CEKLEK!
Damarius segera mengganti pakaiannya dengan pakaian Lab, dan langsung berjalan ke arah bahan-bahan yang tergeletak di meja percobaan.
TAP!
TAP!
TAP!
"Hmmm...."
"Bahan-bahan ini semuanya benar.... Tapi, kenapa...menolak?"
Damarius bermonolog sambil memeriksa bahan-bahan yang dibeli rekan-rekannya kemarin.
"Sepertinya harus dipaksakan dalam mencampurnya dan menambah timbangan dari setiap bahan yang ada.... Hmmm, sepertinya begitu...."
SREET!
SREET!
SREET!
Tangan Damarius dengan lihai menimbang dan mencampur bahan-bahan tersebut, sambil matanya sesekali melihat ke arah sebuah komputer yang ada di depannya.
"Aaaah, benar! Ternyata begitu cara kerjanya... Hahahahaha... Aku adalah jenius!"
Wajah Damarius terlihat sumringah, ketika dia melihat data yang ada di dalam komputer di depannya.
Campurannya....berhasil!
Damarius sangat senang melihat hal itu. Satu lagi penemuan hebatnya akan menjadi barang yang istimewa untuk organisasi pemerintah itu. Dan tentu saja, dia akan mendapat bonus yang besar dari atasannya.
"HAHAHAHAHAHAHAHA....!"
Damarius tertawa bahagia.
Akan tetapi....tiba-tiba....
TREEET!
TREEET!
WIU...WIU...WIU...!
Suara komputer yang mendeteksi adanya bahaya berbunyi.
WUING!
WUING!
WUING!
"BAHAYA TERDETEKSI...!"
BAHAYA TERDETEKSI...!"
"WHAAAAT....?"
Damarius membeliakkan matanya, ketika mendengar suara tersebut.
Lalu dia bergegas untuk segera berlati keluar dari dalam ruangan itu.
Akan tetapi....
KLEEK!
KLEEK!
"KENAPA PINTUNYA TERKUNCI???!!!!" teriak Damarius panik.
CEKLEK!
CEKLEK!
CEKLEK!
Dengan brutalnya, tangan Damarius menggerakkan gagang pintu otomatis tersebut ke atas dan ke bawah dengan wajah panik.
"SISTEM MENDETEKSI BAHAYA.... PENGUNCIAN OTOMATIS DILAKUKAN SAMPAI KEADAAN AMAN!!!"
Terdengar suara sistem komputer menginformasikan dengan lantang.
"SISTEM MENDETEKSI BAHAYA YANG TINGGI... PELEDAKAN OTOMATIS AKAN DI LAKUKAN DALAM....5...4...3...2...1....!"
"Apaaaaa???!!!!"
"TIDAAAAAAAKKKK!!!!"
"ARRRGHHHH!"
BOOOOM....!
DHUAAARRRRR...!
...****************...
Note:
Hai....hai....Para Reader's yang baik hati dan tidak sombong.
Ketemu lagi kita di novel receh milik Author. Seperti biasanya, Author meminta kerendahan hati kalian untuk KRISANNYA, Subscribe, Like, dan komen, oke? 😁
Dan Author harap, jangan berikan Author ini RATING BURUK ya, gaess...😊
Menulis dan mencari ide itu tidak gampang, jadi tolong kerja-samanya untuk mencari PAHALA KEBAIKAN di dunia per-NOVEL-an ini...😁✌
Yang tidak suka dengan Novel perhaluan Author, silahkan kalian SKIP aja....❤❤❤
Yang mau kasih GIFT, dipersilahkan...🤗
Author hanya bisa mengucapkan "Jazakummullah Khairan" untuk para Reader's yang mampir di Novel ini.
Visual pemeran dalam cerita ini....menyusul yach! Tenang aja, visual hasil "HALU" Author gak akan jelek-jelek amat kok...😁😁😁
Terima kasih,
Aurora79
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
WUNG!
WUNG!
WUNG!
Sesosok jiwa melayang-layang diantara pintu kehidupan dan kematian.
Jiwa itu masih terlihat menutup matanya dengan tenang. Tiba-tiba datang seberkas cahaya yang menyilaukan dan bisa mengeluarkan suara.
"Selamat datang di dunia reinkarnasi, Damarius!" ujar cahaya itu menyapa.
Ternyata sesosok jiwa itu adalah Damarius Argus Eugene yang mati akibat ledakan di laboratorium tempat dirinya bekerja.
SLAAP!
Damarius membuka matanya perlahan...
Mata yang terlihat kosong, tanpa adanya kehidupan di dalamnya.
"Di mana ini? Apakah aku sudah berada di dunia, di mana kedua orangtuaku berada? Duania....jiwa?" tanya Damarius pelan.
"Hahahahaha!... Benar, ini adalah Dunia Jiwa... Dunia di mana jiwa-jiwa berbudi luhur di tempatkan untuk diberi pilihan!" jawab cahaya tersebut.
"Siapa Anda?" tanya Damarius.
"Saya yang bertanggung-jawab di dunia ini, wahai jiwa baru..." jawab cahaya itu.
"Tadi Anda bilang akan memberikan pilihan terhadap jiwa-jiwa yang datang ke sini, pilihan apakah itu? Dan bagaimana?" tanya Damarius.
"Benar....benar! Saya akan memberi kamu dua pilihan. Yang pertama masuk ke dalam Alam Neraca, di mana Alam itu menentukan kamu akan masuk ke dalam Surga atau Neraka dengan menimbang semua kebaikan yang pernah kamu lakukan. Dan yang kedua adalah Alam Reinkarnasi, yang mana kamu akan kembali hidup di dunia dengan tubuh yang berbeda dan memasuki masa yang berbeda. Entah itu masa depan, ataukah masa lampau di ratusan tahun sebelumnya!" ujar cahaya itu menjelaskan.
"Jika aku memilih Alam Neraca, apakah aku bisa bertemu dengan orangtuaku?" tanya Damarius.
"Mereka yang berada di Alam Neraca, tidak mempunyai ingatan lagi. Karena setelah memilih, ingatan akan dihapuskan dan mereka hanya menjadi sebuah jiwa tanpa ingatan di sana...." jawab cahaya tersebut.
"Bagaimana jika aku memilih untuk berinkarnasi? Apakah aku masih tetap memiliki ingatanku sebelumnya?" tanya Damarius kembali.
"Tentu saja! Kamu akan tetap memiliki ingatanmu sebelumnya, tapi bercampur dengan ingatan si pemilik tubuh nanti..." jawab cahaya itu sambil melayang berputar-putar.
"Apakah ada syarat tertentu setelah aku bereinkarnasi nanti? Misalnya...seperti sebuah....misi?" tanya Damarius.
"Ya... Kamu akan menjalani misi untuk membantu pihak baik untuk menang. Dan membunuh pihak jahat tanpa pengampunan. Apakah kamu menyanggupinya?" ujar cahaya tersebut.
"Aku sanggup!" jawab Damarius tegas.
"Baiklah! Sudah ditentukan! Kamu akan di dampingi oleh sebuah sistem yang akan memandu kamu di dunia barumu nanti. Ikuti semua pengaturan sistem, maka hidup yang akan kamu jalani nanti akan berjalan lancar..." ujar cahaya iti pada jiwa Damarius.
"Sistem?" tanya Damarius.
"Ya... Sistem ini akan menjadi pendampingmu di kehidupan nanti. Dia akan menghilang, jika misi yang saya tentukan sudah terpenuhi. Jadilah kuat dan rajin bersosialisasi di dunia barumu. Dan rubah sifat si pemilik tubuh yang sebelumnya...." jawab cahaya itu menjelaskan.
"Baiklah.... Aku siap!" jawab Damarius tanpa ragu.
"Nah, bersiaplah!" ujar cahaya itu tegas.
Damarius memejamkan matanya dengan tenang, walau banyak pertanyaan di dalam benak transparannya. Mungkin semua itu akan terjawab nanti...
SYUUUNG!
SYUUUNG!
SLAAAAB!
Sebelum jiwanya melayang jauh, Damarius masih bisa mendengar kata-kata si cahaya yang lantang untuknya.
"Damarius Argus! Kamu akan menjadi seorang prajurit tangguh di masa lampau! Saya akan memberi kamu sebuah sistem pendamping yang bernama "THE KILL SYSTEM", yang mana sistem ini bekerja dengan cara membunuh manusia-manusia jahat agar kamu dapat menikmati fasilitas di dalamnya! Jangan sampai bertemu lagi drngan saya dalam waktu dekat! Hiduplah dengan banyak-banyak berbuat kebaikan di dunia....hahahahahahaha!"
WUSSSSHHHH!
...****************...
Note....
Untuk visualnya MC dan pemeran sampingan, akan ada BAB tersendiri ya gaess... 😊🤗🌺
...----------------...
Roma, 317 sebelum masehi....
"Ughhhh..."
DING!
SISTEM TER-INSTAL KE TUBUH BARU HOST.
PEMINDAIAN TUBUH BARU....
PENYESUAIAN MATA UANG ANTAR ZAMAN...
PEMASANGAN KETAJAMAN 5 INDERA TUBUH...
5...4...3...2...1... SELESAI.
"SELAMAT DATANG KE DUNIA MASA LALU, HOST... SAYA ADALAH SISTEM "THE KILL" YANG AKAN MEMANDU ANDA DI DUNIA INI."
"Suara itu.... Hey! Di mana kamu?!" seru Damarius tertahan.
DING!
"Saya berada di dalam pikiran kamu, Host...! Anda bisa berkomunikasi dengan saya melalui pikiran, jangan mengeluarkan suara! Nanti orang lain pikir Anda gila, karena berbicara sendiri..."
Damarius kembali merebahkan dirinya di atas sebuah tempat tidur ala tentara zaman dulu. Lalu dia bertanya kepada sistemnya.
"Sistem... Siapakah nama pemilik raga ini dan apa pekerjaannya?" tanya Damarius dalam hati.
DING!
"Nama pemilik raga sebelumnya adalah Damarius Argus, usia 20 tahun, dan pekerjaannya adalah prajurit dengan tugas sebagai TIM MEDIS KETENTARAAN ROMA. Dia sempat celaka dan menyerah untuk hidup kembali. Sepertinya dia tidak kuat menahan lapar dan pukulan teman-teman seangkatannya, karena dia terlalu lemah..."
"Jadi begitu... Namanya sama dengan namaku dulu di dunia modern. Hanya saja...tubuh ini memang terlihat lemah...." gumam Damarius pelan.
"Sistem... Apakah ada skill khusus untuk meningkatkan daya ingat, kemampuan bela diri, dan kemampuan untuk meracik obat-obatan? Karena tugas tubuh ini adalah Tim Medis Kemiliteran..." tanya Damarius.
DING!
"Ada Host... Saat ini Anda memiliki seribu poin selamat datang. Apakah Anda ingin menukarkan lima ratus poin untuk semua skill tersebut?"
"Ya, tukarkan lima ratus poin untuk semua skill yang aku inginkan sekarang dan langsung install!" jawab Damarius tegas.
DING!
"Di mengerti....!"
"Pembelian berhasil...."
"Pemasangan semua skill ke dalam tubuh Host dimulai dalam 5...4...3...2...1..."
"Harap tahan sebentar, Host! Pemasangan akan terasa sedikit menyakitkan... Jangan sampai Host pingsan..."
"Baik...Ughhhh... Arrrghhhh!"
Damarius berteriak dan menahan rasa sakit yang dahsyat di seluruh tubuhnya. Tubuhnya terasa seperti disayat-sayat secara perlahan dengan sebuah pisau operasi yang sangat tajam.
Sakit....tapi tidak mengeluarkan d4r4h!
"Arrrghhhh!.... S14l!!!... Sakit sekali...!" gumam Damarius sambil menggigit bibirnya.
Hingga tidak lama kemudian, rasa sakit itu berangsur-angsur hilang. Berganti dengan rasa nyaman di sekujur tubuhnya.
DING!
"Pemasangan berhasil!"
"Untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan mata uang Lira, Host diharuskan mengerjakan misi. Misinya yaitu dengan membunuh tanpa pengampunan ke semua manusia yang berbuat atau berniat jahat. 1 poin\=5 Lira uang asli."
"Kenapa mata uangnya Lira, Sistem? Bukannya Euro?" tanya Damarius heran.
DING!
"Di zaman ini, Roma masih memakai mata uang Lira Host... Belum pakai Euro!"
"Oh... Maaf, aku tidak tahu...." ujar Damarius dengan nada menyesal.
Saat ingin menanyakan sesuatu kembali pada sistem-nya, tiba-tiba terdengar suara menggelegar yang memanggilnya dari luar tenda.
"DAMARIUUUS...!"
TAP...
TAP...
TAP...
Terdengar langkah kaki yang memasuki tendanya, membuat Damarius membuka matanya drngan terpaksa.
"Bagus! Ternyata kamu pura-pura pingsan, ya? Buktinya, kamu terlihat baik-baik saja sekarang!" ujar seseorang dengan nada sinis.
"Ada apa?" tanya Damarius datar.
"Cepat bangun! Temui Komandan di dalam tendanya! Dia memanggil kamu sekarang!" seru orang itu pada Damarius.
"Baiklah! Sebentar..."
...💨💨💨...
TAP!
TAP!
TAP!
Damarius berjalan tegap dan santai menuju tenda Komandan pasukannya.
"Damarius menghadap Komandan!" teriak Damarius di depan tenda Komandan itu.
"Masuk!" jawab suara tegas dari arah dalam.
"Apakah Anda memanggil saya, Komandan?" tanya Damarius dengan posisi badan tegap.
"Ya.... Saya ingin menanyakan sesuatu..." jawab si Komandan datar.
"Apa itu?" tanya Damarius.
"Apa benar kamu tidak mengenal wilayah Inggris?" tanya Dandre Drusilla, sang Komandan.
"Benar, Komandan! Kakek saya lahir dan dibesarkan di sana, tapi dia bermukim di Fraccati ketika dia meninggalkan pasukan Elang..." jawab Damarius lugas.
Damarius sudah mendapatkan ingatan pemilik tubuh yang dia tempati sekarang, jadi dia bisa menjawab dengan benar apa yang ditanyakan oleh pria yang menjabat sebagai Komandan Pasukannya ini.
"Hmm... Jadi, kamu ingin sekali pergi dan melihat Wilayah itu?" tanya Dandre Drusilla kembali.
"Ya, Komandan! Walaupun...saya tidak menduga akan dikirim kesana bersama dengan Pasukan Elang..." jawab Damarius tegas.
"Dan....apakah kamu tahu? Kita tidak begitu ramah terhadap Inggris, atau....lebih tepatnya...terhadap lelaki yang mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Inggris itu?" tanya Dandre pada Damarius.
"Ini....terlihat....ganjil...." gumam Damarius pelan.
"Apa maksudmu?" tanya Dandre penasaran.
"........"
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!