Seorang gadis kecil berusia 7th sedang membersihkan rumah, ya jika tidak melakukan pekerjaan itu dia tak akan di beri makan, dan belum lagi pukulan yang akan dia terima.
"Kirana, mana sarapan kami," teriak Eka ibu tiri gadis itu.
"Maaf nyonya, Kirana belum masak," jawab kirana takut.
"Kau bodoh ya, kan aku sudah bilang kami bangun harus tersedia makanan," teriak Eka dengan marah.
"Maaf nyonya," kata Kirana ketakutan.
Eka mengambil kemoceng dan mulai memukul Kirana, gadis kecil itu hanya bisa menangis meminta ampun.
"Ampun nyonya, ayah.. Kirana minta maaf jangan pukul lagi," mohon Kirana sambil menangis.
"Dasar tak tau balas Budi, kami membesarkan mu bukan jadi pemalas, dan ayah mu tak Sudi melihatmu," bentak Eka.
"Ayah.." gumam Kirana.
Setelah puas menghajar Kirana, kini ibu Eka menyeret gadis itu dan menguncinya di dalam kamar mandi, Kirana sudah memohon tapi tak di gubris.
"Ibu.. Kirana mau ikut ibu.. kenapa ibu meninggal kan Kirana..." tangis Kirana pecah.
Kirana adalah putri dari pak Idan, dia putri dengan istri terdahulunya, ibu Kirana meninggal saat melahirkan Kirana.
Setelah kematian ibu Kirana, pak Idan menikahi sepupu dari istrinya, pak Idan pikir Bu Eka akan menyayangi Kirana seperti putrinya sendiri.
Tapi ternyata salah besar, pak Idan mengetahui tabiat buruk istrinya saat mereka mempunyai putri sendiri, Kirana di perlakukan dengan kasar.
Bahkan di usianya yg menginjak 7th, Kirana sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah, pak Idan tak bisa membela Kirana karena istrinya juga berkuasa atas segalanya di rumah itu.
Tapi ada sesuatu yg belum bisa di kuasai adl harta yg di tinggalkan sang istri, pak Idan menyembunyikan semua dan memberikan pada saudara jauhnya untuk di kembangkan, dan meminta saudaranya itu untuk memberikan harta itu jika Kirana sudah besar dan bisa hidup mandiri.
"Bu tolong keluarkan Kirana, dia masih kecil jangan kejam seperti ini padanya," pinta pak Idan.
"Bapak diem deh, ibu itu mau dia tuh tau diri udah di besarin tapi gak bisa bales Budi," kata Bu Eka.
"Bu, Kirana kan masih kecil," kata pak Idan.
"Bapak diem, sana berangkat kerja jangan males biar Kirana jadi urusanku," jawab Bu Eka.
Pak Idan pun berangkat dengan perasaan tak karuan, tapi jika ia terus berdebat, bisa bisa Bu Eka malah makin menyiksa Kirana putri kecilnya itu.
Tak lama Intan putri dari Bu Eka dan pak Idan bangun dari tidurnya, Intan memang tak secantik Kirana, maka dari itu Bu Eka makin membenci Kirana.
"Bu Intan lapar," kata Intan.
"Iya sayang, sebentar ibu nyuruh anak malas itu untuk masak," kata Bu Eka.
Kini Bu Eka membuka kamar mandi dan melihat Kirana tengah tidur, Bu Eka menguyur Kirana dengan air agar bangun.
"Dasar pemalas, di hukum malah tidur sana buat sarapan, adikmu sudah lapar sana cepetan," bentak Bu Eka.
"Iya nyonya," jawab Kirana.
Kirana menuju ke kamar nya, dia mengambil baju usang miliknya yg tersimpan di kardus, bahkan kamar tempat tidur Kirana lebih pantas di sebut gudang.
Kirana menuju dapur dan mulai memasak, tangan mungil nya begitu terbiasa memasak karena sejak usia 5th dia sudah mengerjakan semua urusan rumah tangga.
Satu jam kemudian Kirana sudah menyelesaikan masakannya, Intan dan Bu Eka makan dengan riang.
Kirana hanya bisa melihat karena tanpa di suruh Bu Eka dia tak bisa makan, gadis kecil itu bahkan tak mengerti kenapa dia begitu di benci oleh ibu tirinya itu.
Kini Bu Eka mengambil nasi dan satu tempe dan memberikan pada Kirana, gadis itu langsung memakan dengan lahap karena baginya asal bisa makan.
"Setelah makan beresin meja makan, cuci baju kotor dan pergi ke pasar belanja," kata Bu Eka.
"Iya nyonya," kata Kirana.
Bu Eka mengajak Intan untuk pergi untuk mendaftarkan ke sekolah, sedang Kirana juga ingin sekolah tapi apa daya dia tak di ijinkan.
Kini Kirana sedang mencuci baju setelah itu dia menuju ke pasar dengan berjalan kaki, kaki mungil nya itu terbiasa berjalan jauh karena gadis itu terbiasa hidup keras.
Saat akan menyebrang tak sengaja Kirana hampir tertabrak mobil yg melaju, untuk supir itu menghentikan kendaraan nya hingga tak jadi menabrak tubuh gadis kecil itu..
"Kenapa kau berhenti mendadak!" bentak bos dari supir itu.
"Maaf tuan muda, ada anak kecil yg menyebrang sembarangan," jawab supir itu takut.
"Cepat jalan aku tak ingin telat, karena ada rapat penting," katanya datar.
Supir itu melajukan mobilnya dan meninggalkan Kirana yg masih kaget, para pejalan kaki itu menolong Kirana dengan memberikan minum.
Setelah itu Kirana berbelanja dengan ceria, semua orang di pasar mengenal Kirana gadis kecil yg cantik meski tubuhnya kurang terawat.
"Kok siang neng?" tanya pak Ali penjual sayur.
"Tadi Kirana kesiangan pakde," kata Kirana memberikan tulisan dari Bu Eka.
"Ini neng, jadi 10ribu semuanya," kata pak Ali.
"Ini uangnya pakde," kata Kirana memberikan uang.
Kirana membayar kemudian berpindah tempat ke pedagang yg lain, seperti biasa para pedagang pasti mengenali gadis kecil itu, karena gadis itu begitu riang meski kadang para pedagang kasihan melihat Kirana kecil yg di perlakukan seperti itu oleh ibu tirinya.
Kirana membawa keranjang belanja yg begitu berat dengan susah payah, tubuhnya yg kecil tak sebanding dengan berat keranjang belanjaan nya.
Setelah 1jam berjalan kaki di bawah terik matahari, Kirana sampai di rumah dia langsung menata belanjaan nya di kulkas.
Kirana beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan pekerjaannya, tak di sangka dia tertidur karena lelah.
BYUR.. air itu di siram Bu Eka yg baru datang bersama Intan, Kirana kaget karena siraman air itu.
"Bagus ya malah enak enakan tidur, cepat buatkan makan siang dan mana kembalian belanja tadi," kaya Bu Eka.
"ini nyonya," jawab Kirana.
"Sana masak dan habis itu bersihin kebun belakang rumah," perintah Bu Eka.
gadis itu menurut karena tak mau mendapat pukulan, yg entah ke berapa kali, karena begitu sering tubuh mungil itu mendapat pukulan dari Bu Eka...
.
.
.
.
mohon dukungannya ya dengan cara vote like dan komen 😘😍😘😍 terima kasih
Hari ini Kirana sedang tak sehat, meski begitu dia tetap mengerjakan semua pekerjaan rumah dan memasak, tapi tubuh kecil nya akhirnya harus tumbang.
Pak Idan yg Bagun terlebih dahulu menemukan Kirana pingsan, pak Idan pun membawa Kirana ke kamar.
"Kirana bangun nak," panggil pak Idan panik.
Pak Idan mengecek suhu tubuh Kirana ternyata sangat panas, pak Idan pun mengompres Kirana.
Tak lama Bu Eka bangun dan tak mendapati suaminya, Bu Eka keluar dan mencari nya di kamar Kirana.
"Bapak ngapain di sini," tanya Bu Eka.
"Bu kita bawa Kirana ke rumah sakit, dia sakit Bu," kata pak Idan.
"Gak usah kasih obat warung nanti juga sembuh," jawab Bu Eka.
"Bu Kirana ini juga putriku, kenapa kau memperlakukan nya seperti ini," kata pak Idan.
"Karena aku membenci dia, kenapa dia tak ikut ibunya aja mati," bentak Bu Eka.
"Tutup mulut mu Bu, bagaimana pun Kiran juga putriku," kata pak Idan mengendong Kirana.
Pak Idan membawa Kirana ke rumah sakit, sesampainya di sana Kirana mendapat perawatan intensif, dokter mengatakan jika tubuh Kirana kekurangan gizi dan juga kelelahan, pak Idan menangis tak menyangka putri kecilnya bernasib seperti ini.
"Kirana di mana.." kata Kirana lemah.
"Ini di rumah sakit nak, maafkan ayah ya," kata pak Idan.
"Ayah jangan menangis Kirana kuat kok, Kirana cuma kangen ibu saja," kata Kirana menenangkan pak Idan.
"Kirana istirahat ya, biar ayah panggil dokter dulu,"kata pak Idan.
Kini Kiran di periksa oleh dokter, Kirana ingin pulang karena takut nanti ayah dan ibu nya akan bertengkar hebat jika Kirana terus di rumah sakit.
Dokter pun mengizinkan dan memberikan resep pada pak Idan untuk di tebus, kini Kirana di gendong pak Idan menuju rumah mereka.
Sedang Bu Eka sudah menantikannya dengan muka marah, Bu Eka ingin memukul Kirana tapi pak Idan menahannya.
Plak.. tamparan pak Idan mendarat di pipi Bu Eka, pak Idan sudah cukup bersabar melihat putrinya di aniaya oleh ibu sambungnya.
"Jika kau tak bisa bersikap baik pada putriku, mulai saat ini cari uang sendiri," kata pak Idan.
Bu Eka terdiam, dia tak mungkin bekerja karena selama ini dia hanya memanfaatkan pak Idan yg seorang pekerja kantoran.
"Sayang kamu istirahat ya, biar ayah mengambilkan makan untukmu," kata pak Idan.
Bu Eka kesal dan tak bisa berbuat banyak, karena Intan akan masuk ke sekolah elit jadilah dia menurut pada setiap kata pak Idan.
Pak Idan datang membawa makanan untuk Kirana, tadi pak Idan sudah izin karena putrinya sakit, jadilah hari ini pak Idan menemani Kirana.
Sore hari Kirana sudah merasa baikan dan juga merasa senang di perhatikan oleh pak Idan, malam itu bahkan Kirana tidur dengan pak Idan.
Tapi semua itu tak bertahan lama, keesokan harinya waktu pak Idan kerja, Bu Eka kembali menyiksa Kirana.
Kirana menuju pasar untuk belanja setiap hari, saat di jalan tak sengaja Kirana melihat seorang yg sedang membagikan buku bacaan pada anak jalanan.
Kirana menghampiri orang itu, Wulan tak sengaja melihat gadis cantik yg menarik gamisnya.
"Permisi apa aku boleh meminta satu," tanya Kirana.
"Tentu sayang apa kamu sudah bisa membaca?" tanya Wulan lembut.
Kirana mengeleng, Wulan pun tersenyum dan memberikan buku ABC untuk Kirana, dia juga membantu Kirana mengenal huruf, Kirana begitu cepat dalam belajar, baru 1jam Kirana sudah bisa menggeja dengan baik.
"Sayang ibu harus pergi, kamu terus belajar ya dan semoga lekas bisa membaca," kata Wulan.
"iya Bu, terima kasih mau mengajar Kirana membaca," kata Kirana.
"Ya Alloh kasihan anak ini, di usianya yg masih belia dia sudah harus bekerja seperti ini, semoga dia mendapat kebahagiaan suatu saat nanti," batin Wulan membelai kepala Kirana.
Wulan pun tersenyum dan pamit karena ada hal yg harus di lakukan, sedang Kirana senang mendapat dua buku, kemudian dia menuju ke rumah.
Bu Eka sudah melihat dengan amarah karena Kirana telat pulang, Bu Eka sudah berdiri sambil membawa kemoceng untuk memberikan Kirana pelajaran.
Bu Eka langsung menyeret Kirana ke dalam rumah, tanpa ampun Bu Eka memukuli Kirana dengan kemoceng.
Kirana hanya bisa minta ampun tapi bukan mereda Bu Eka makin menjadi, setelah puas Bu Eka meninggalkan Kirana yg masih menangis.
Tubuhnya sudah penuh luka memar bekas pukulan kemoceng, Kirana menuju dapur untuk membuat makanan, dia tak ingin kena pukul lagi.
Malam hari pak Idan pulang dari bekerja dan mengatakan jika dia harus ke luar kota, Bu Eka bersorak dalam hati karena dia akan bebas menyiksa Kirana.
🍁🍁🍁🍁🍁
di sebuah bar ada seorang pria dengan setelan jas mahal tengah menikmati minumannya.
tak lama datang asisten pribadi nya dengan seorang wanita cantik, wanita itu adl model majalah dewasa yg terkenal di ibu kota yang sangat terkenal.
"Tuan muda, saya sudah membawa Adelia," kata Kevin.
"Hem... apa kau sudah menerangkan cara kerjanya," tanya Ardi datar sambil menikmati Vodka di gelas miliknya.
"Sudah tuan muda," jawab Kevin.
kini Ardi keluar menuju ke arah hotel miliknya, dia masuk ke ruang president suite kamar khusus miliknya.
sebelum one night stand, Ardi tengah mandi sedang Adelia tak menyadari jika dia hanya akan menghangatkan ranjang seorang Ardinata Abraham as Shiddiq.
"cepat bersihkan dirimu dan ingat aku tak mau mendengar gosip atau akan ku akhiri semua tentang mu," kata Ardi begitu dingin.
"baik tuan," jawab Adelia.
malam ini Adelia menjadi wanita yg kesekian banyak yg menjadi penghangat ranjang Ardi, penghianatan cinta menjadi sebab itu Ardi tak berminat menikah.
ya luka masa lalu merubah Ardi yg menghormati wanita dan kini hanya melihat wanita sebagai pemuas nafsu karena uang, ya tentu kecuali mama dan kedua adik perempuannya.
setelah puas Ardi melempar dua gepok uang untuk Adelia dan mengusirnya, Adelia pun keluar dan tersenyum bisa tidur dengan CEO terkenal di dunia bisnis itu.
Ardi selalu mengunakan pengaman selama bercinta, dia tak ingin benihnya membuahi sembarang wanita.
.
.
.
.
mohon dukungannya ya dengan cara vote like dan komen 😘😍 terima kasih telah
Ardi tengah merokok setelah melakukan kegiatan panasnya, kini dia merasa hidupnya sepenuhnya berubah berkat penghianatan dari gadis yg ia cintai.
Tak lama ponselnya berdering dan tertera nama sang mama di layar, ya Wulan sedang berkunjung ke Jakarta bersama Sandi karena merindukan Ardi dan juga Sandi ada seminar tentang menjadi pebisnis handal.
"Assalamualaikum ma," salam Ardi dengan lembut.
"Waalaikum salam.. kamu pulang ke rumah kan Ardi," tanya Wulan memastikan.
"Seperti nya tapi aku sedang lembur," jawab Ardi.
"Suruh pulang jangan terus berkencan tanpa mau menikah," saut Sandi di sebrang telpon.
"Pulang Ardi mama kangen kamu, mama tunggu ya nak," kata Wulan.
"Iya ma salam buat papa, udah tua jangan cerewet, wassalamu'alaikum," kata Ardi mematikan telponnya.
Sedang Wulan tersenyum melihat kelakuan dari Sandi dan Ardi yg tak pernah akur, apalagi menyoal pernikahan Ardi pasti berujung dengan pertengkaran.
Ardi meninggalkan hotel nya dan menuju ke rumah, Kevin dengan senantiasa mendampingi tuan mudanya itu.
Ya Kevin akan selalu ada di samping Ardi, Kevin akan menjadi perisai bagi Ardi, karena bagi Kevin Ardi adl penolongnya dari kematian.
Kini mereka menuju ke mansion yg selama ini di tinggali Ardi, sebelum itu Ardi memerintah kan Kevin untuk berhenti di sebuah tukang martabak, setidaknya papanya tak akan mengomel jika Ardi membelikan martabak kesukaan Sandi dan Wulan.
Saat Kevin tengah membeli martabak tak sengaja Ardi melihat seorang gadis kecil tengah berjalan sendirian.
Gadis itu seperti membawa kotak jualan padahal jam menunjukkan pukul 9 malam, Ardi pun keluar dari dalam mobil dan menghampiri gadis kecil itu dan sudah melepas jas dan dasinya.
Kevin pun akan mendatangi Ardi tapi Ardi menyuruh Kevin untuk tetap di tempatnya, kini Ardi menghampiri gadis kecil itu.
"Jualan apa dek?" tanya Ardi.
"Jualan donat om," jawab Kirana polos.
Sejenak Ardi terpaku melihat mata indah Kirana, Ardi pun buru buru mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Berapa an donatnya?" tanya Ardi lagi.
"Dua ribu om," jawab Kirana.
"Itu tinggal berapa sini om beli semua," kata Ardi.
"Beneran om ini tinggal 15biji dan terima kasih, akhirnya Kirana bisa pulang," kata Kirana begitu gembira.
Ardi terenyuh melihat Kirana yg begitu bahagia saat donat ya ia jual di borong Ardi, bahkan bibir kecilnya terus tersenyum.
"Ini uangnya ya," kata Ardi memberikan dua lembar uang seratus ribu.
"Kebanyakan om," jawab Kirana.
"Itu buat kamu anggap saja rejeki dari Alloh lewat om, ya udah kamu pulang udah malem," kata Ardi.
"Terima kasih om," kata Kirana berjalan pulang dengan riang.
"gadis kecil yg hebat," batin Ardi.
kini Ardi masuk ke dalam mobil, dia juga mencoba makan donat yg di jual oleh gadis kecil itu dan menurut Ardi rasanya juga lumayan.
Kevin juga sudah selesai membeli martabak, Ardi menawar kan donat yg ia beli pada Kevin, kini mereka menuju ke rumah karena Sandi terus meneror Ardi agar cepat pulang.
Kirana begitu bahagia dagangannya habis apalagi saat donatnya di borong oleh om baik dan ganteng, sesampainya di rumah Bu Eka langsung meminta uang hasil jualan dari Kirana.
"Mana uang hasil jualan hari ini," kata Bu Eka.
"Ini nyonya dan tadi ada om baik yg membeli dan memberi uang lebih," jawab Kirana.
"Sekarang kamu cuci piring dan besok kamu keliling jualan lagi, dan jangan pulang kalau tak habis ya udah sana," kata Bu Eka mendorong Kirana.
Kirana mulai mencuci piring, dia melihat hanya tinggal nasi dan tempe dan lagi lagi Kirana makan dengan lahap.
Setelah itu Kirana mandi dan tidur, karena besok pagi dia harus berjuang lagi, ya selama ayahnya di luar kota Kirana harus berjualan keliling setelah menyelesaikan pekerjaan rumah.
Pagi hari Kirana mulai mempersiapkan dagangan dan juga bersih bersih rumah, hari ini Kirana kembali berjualan donat keliling, Kirana berkeliling di sekitar taman dan juga lampu merah.
Sudah siang tapi jualan Kirana masih banyak, Kirana tak akan berani pulang jika belum habis, tapi keberuntungan memang milik Kirana.
Tanpa di duga Wulan yg sedang bersama Sandi yg baru pulang dari seminar berhenti di sebuah taman.
Saat mereka menikmati suasana sore, Wulan melihat Kirana berjalan sambil menawarkan dagangan pada para pengunjung taman.
"Kirana,"panggil Wulan.
Kirana yg nanya di panggil pun menoleh, Kirana menghampiri Wulan dengan senang hati sedang Sandi binggung melihat istrinya begitu dekat dengan penjual asongan.
"Kamu tak sekolah nak?" tanya Wulan.
"Tidak nyonya saya tidak punya biaya, saya sekarang jualan demi membantu ayah," kata Kirana.
"Kamu jualan apa?" tanya Wulan.
"Donat nyonya Kirana bikin sendiri kok," kata Kirana.
Sandi mengeluarkan uang 1jt dan di berikan pada Kirana, gadis itu begitu senang karena dagangannya habis dan Sandi membagikan donat yg ia beli, tapi saat Wulan memakannya dia ingat donat yg kemarin di bawa Ardi.
Kini Kirana pulang meski masih sore tapi pekerjaan yg di rumah menunggu, saat di depan rumah Kirana kaget karena ada banyak orang dan ada ambulance.
Saat Kirana menerobos masuk dia menangis melihat sang ayah sudah meninggal dunia karena kecelakaan di proyek.
Gadis kecil itupun menangis di samping jenazah ayahnya, kini jenazah pak Idan di makamkan sedang Kirana masih menangis di atas kuburan sang ayah.
Kini Kirana benar benar sendiri tak ada yg akan membelanya, Bu Eka menyeret Kirana pulang, Bu Eka melampiaskan kekesalannya pada Kirana, Bu Eka menganggap Kirana yg membuat pak Idan mati, Bu Eka menghajar Kirana sampai babak belur bahkan luka itu begitu banyak.
"Dasar anak pembawa sial gara gara kamu ayah mu mati, sekarang rasakan ini," maki Bu Eka sambil memukuli tubuh kecil Kirana.
"Ampun nyonya maafkan Kirana... ampun.." mohon gadis itu.
"Sekarang kamu pergi dari sini, tak Sudi aku menampung bocah pembawa sial, pergi dari sini," usir Bu Eka.
Bu Eka mendorong Kirana pergi dari rumah itu Kirana berjalan tanpa arah tujuan, hujan mulai turun gadis kecil itu terus berjalan kaki tanpa alas terus menyusuri trotoar.
Kini Kirana berteduh di sebuah pohon besar, Kirana terus menangis tubuh kecilnya mulai menggigil kedinginan.
Saat ini Ardi tengah menuju pulang setelah menikmati malam, saat akan merokok ternyata rokok nya telah habis.
"Sial, Kevin kamu punya rokok?" tanya Ardi.
"Tidak tuan muda," jawab Kevin.
"Kita berhenti di supermarket dan belikan aku rokok," perintah Ardi.
Mobil yg di kemudikan Kevin pun berhenti di sebuah minimarket, Kevin yg turun karena sedang hujan lebat sedang di mobil Ardi tak sengaja melihat ada seorang gadis yg berteduh di bawah pohon besar.
Ardi mencari payung dan menemui gadis itu, Kirana melihat ada seorang pria yg berdiri di depannya.
"Mau ikut denganku?" tanya Ardi mengulurkan tangannya.
"Om orang jahat," tanya Kirana.
"Bukan om orang baik," jawab Ardi.
"Om malaikat yg di kirim Tuhan untuk Kirana," kata Kirana.
"Iya," jawab Ardi seraya meraih tangan.
Kirana tersenyum saat akan mengulurkan tangannya pada Ardi gadis kecil itu pingsan.
.
.
.
Mohon dukungannya ya dengan cara vote like dan komen 😘😍😘😍😘😍😘 terima kasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!