" papah.. ?" tanya elsa kepada papahnya yg sedang mengetik kalkulator dan di mejanya ada sebuah buku.
"ia sayang.. Ada apa ?" ucap papahnya sambil melihat ke arah elsa yang berdiri dekat pintu.
Elsa duduk di hadapan papahnya.
"papah.. di sisa umur elsa, elsa ingin bahagia" ujarnya sambil memegang tangan papahnya.
"lah.. Memangnya selama ini anak papah tidak bahagiakah ?"
" tidak pah.. Bukan begitu.. Elsa sangat bahagia bersama papah, namun.. Elsa juga pingin berumah tangga" jawabnya sambil berdiri dan memeluk papahnya.
"walau elsa tau, sisa umur elsa tidak akan lama lagi" ucap elsa meneteskan air mata mengenai tangan papahnya.
"baik lah sayang.. Papah tidak menghalangimu untuk berumah tangga, siapa laki-laki yang kamu suka bawa kemari kenalkan kepada papah ?!" jawab papahnya sambil menghapus air mata elsa.
"Mmh.. Laki-laki itu.. Rangga papah.."
jawab elsa menunduk takut.
" rangga mana.. Dan anak siapa ?" jawab papahnya langsung berdiri
"Rangga.. Pegawai papah.." ucapnya pelan.
"Apa ? Tapi kenapa harus dia sayang.." jawab papahnya sambil memegang bahu elsa.
"memangnya kenapa pah.. Papah gengsi, punya menantu pegawai papah sendiri ?" ucapnya sambil menepis tangan papahnya yang menempel di bahu elsa.
"Bukan.. Bukan begitu sayang.. Kamu boleh nikah sama siapa saja, pegawai papah boleh.. asankan jangan rangga.."
" memangnya kenapa tidak boleh sama rangga pah.. Bukankah dia juga pegawai papah..?" ucap elsa yang semakin meninggi nadanya
"sayang.. Papah tidak melarang kamu sama rangga, hanya saja rangga ifu sudah bertunangan dan akan menikah beberapa hari lagi."
Deg jantung elsa, elsa pun menjatuhkan tubuhnya ke kursi, kemudian matanya mulai berkaca.
"jadi mas rangga sudah tunangan dan akan menikah pah.. ?" ucap elsa gemetar
"iya sayang.. Makanya papah tidak mengizinkan, karna dia calon suami orang"
Dasar elsa yang di manja papahnya apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan, sekalipun itu milik orang lain.
"papah merasa tidak enak, jika harus memisahkan mereka, rangga dan mawar saling mencintai, belum lagi orang tuanya pasti akan menanggung malu" ucap papahnya melanjutkan
"jadi papah lebih peduli dengan perasaan orang lain dari pada putri kandung papah sendiri ?" jawab elsa sinis
"bukan begitu sayang.. " jawab papahnya sambil menarik nafas panjang
"sudahlah.. Pokoknya elsa tidak mau tahu, ini sudah jadi tugas papah untuk menyatukan elsa sama mas rangga, bagaimanapun caranya. Ini permintaan terakhir elsa pah..!!!" ucap nya, lalu dia pergi ke dalam meninggalkan papahnya.
Sementara papahnya duduk melamun memikirkan ke inginan putrinya. Bagaimana bisa harus memisahkan orang yang akan menikah. Bahagia boleh tapi tidak di atas penderitaan orang lain.
Di tengah lamunnya, di kagetkan dengan kedatangan rangga.
"Asalamualaikum.. ?" ucap rangga sambil membungkukan badannya.
Juragan dito yang tengah melamun pun kaget.
"wa alaikum salam.. Eh rangga.. Mau kemana ni rapih banget ?" tanya juragan dito kepada rangga yang sedang membungkuk di hadapannya.
"Mmh.. Begini juragan.. Saya mau minta izin dulu sebentar mau belanja keperluan seserahan"
Deg jantung juragan dito kaget. Mengingat ucapan putrinya yang menginginkan rangga.
"memangnya sudah dekat tah pernikahannya ?" tanya juragan dito
"iya juragan satu mingguan lagi" jawab rangga dengan sopan.
"wah.. Tidak terasa ya rangga, sudah satu mingguan lagi ?" ujar juragan dito tersenyum
"iya juragan.. O ya juragan saya pamit" ucap rangga lalu ia berbalik badan dan melangkahkan kakinya, namun tiba-tiba juragan dito memanggil namanya. Niat hati mau membicarakan tentang perasaan elsa kepadanya, namun ia urungkan lagi niatnya.
"Rangga.. ?"
"iya juragan.. ada apa juragan ?" tanya rangga menghentikan langkahnya.
"ah.. Tidak apa-apa. silahkan lanjut !!!"
Dan rangga pun melanjutkan langkahnya pergi. Sementara elsa yang dari tadi mengintip di balik jendela dia kesal kepada papahnya, se akan-akan papahnya mendukung pernikahan mereka. ia mengibaskan hordeng jendela.
Ke esokan harinya, rangga bekerja di perkebunan sayuran milik juragan dito. Niat elsa ingin mengambil perhatian rangga, dia pergi ke perkebunan dengan membawa rantang berisikan makanan buat makan siang. Namun tidak di sangka disitu sudah ada mawar yang tengah menyuapi rangga, tidak jauh dari lokasi mawar dan rangga, karna di bakar api cemburu, elsa membanting rantang ke tanah begitu kerasnya sampai-sampai rangga dan mawar pun mendengarnya. lalu mereka menoleh ke arah suara ifu. Rangga beranjak dari duduknya begitu juga mawar.
"non elsa.." ucap rangga pelan.
Kemudian rangga menghampiri elsa yang masih berdiri di susul oleh mawar.
"non elsa.. Anda tidak apa-apa ?" tanya rangga sesampainya di hadapan elsa sambil melihat rantang yang berserakan.
" mmh.. Tidak mas.. Tidak.. Tadi saya kesandung jadi tumpah deh makanannya semua" ujar elsa gugup
"memangnya makanan buat siapa non elsa ?" tanya rangga penasaran
"mmh.. Anu.. Itu.. Mmh.. Buat papah.. Ya buat papah.. " jawabnya gugup
Sementara mawar tidak menaruh curiga sama sekali dia hanya memandang polos.
"memangnya non elsa tidak tahu, kalau juragan tidak ada di kebun. Juragan sedang pergi ?"
"tidak.. A.. Aku tidak tahu. Ya sudah aku pulang dulu ya ?!" jawab elsa masih gugup.
Dan elsa pun pergi meninggalkan mawar dan rangga juga membiarkan rantangnya tergeletak.
Sesampainya di rumah ia langsung masuk kamar dalam ke adaan menangis dan marah, dia membanting make up nya yang ada di meja rias. Sambil teriak-teriak. Kemudian dia merasakan kepalanya yang sakit luar biasa,Terdengar teriak kesakitan dan gubrak.. Suara benda terjatuh. pembantunya langsung berlari menghampiri kamar elsa, setelah sampai di kamar elsa sudah pingsan.
"Non.. non.. Non elsa..?" ucap pembantunya sambil menepuk-nepuk pelan pipinya.
"Ya Allah.. Ini bagaimana ?" ucap pembantunya lalu dia berlari menuju telpon dan menelpon juragan dito.
Tut... Tut.. Tut... Terdengar suara telpon. Kemudian telpon di angkat juragan.
"Hallo juragan.. Juragan.. Non elsa pingsan.." ujar pembantunya . Kemudian dia menutup telpon dan keluar meminta pertolongan.
Orang-orang berdatangan menuju kamar elsa dan membopong elsa lalu memindahkannya ke atas kasurnya.
"Elsa.. ?" tiba2 suara juragan dito masuk ke kamar elsa, dengan perasaan cemas.
Kemudian elsa pun sadar dari pingsan nya.
Juragan diti dan orang-di sana termasuk pembantunya, senang melihat non elsa telah sadar
"sayang.. Kamu tidak apa-apa ?" tanya papahnya juragan dito kepada elsa sambil merangkulnya.
"papah.. ?" ucap elsa pelan dan lemas
"iya sayang.." jawab papahnya sambil melepas pelukannya perlahan.
Elsa memandang orang-orang yang masih berada di dalam kamarnya. Kemudian juragan dito sadar
"oh iya bapak-bapak terimakasih bantuannya. Anak daya sudah tidak apa-apa.
"Baiklah juragan kami kembali" jawab salah satu dari orang-orang itu.
Kemudian orang-orang itu pun pergi meninggalkan kamar elsa begitupun dengan pembantunya.
Kemudian elsa memandang papahnya yang duduk di hadapannya. Lalu ia berkata
"pah.. Seperrinya umur elsa tidak akan lama lagi, minta elsa.. Elsa ingin menikah dengan mas rangga sebelum elsa mati pah..?!"
"Baiklah sayang.. Papah akan usahakan yang terpenting kamu bahagia" jawab papahnya sambil mengelus kepala elsa
Di perkebunan sayur mawar masih bersama rangga.
"mawar.. hari ini mas gajian, nanti abis isya kita jalan yuk kita nge baso ?!" ucap rangga yang masih duduk berdua kara masih istirahat.
"iya mas.." jawab mawar tersenyum.
Sore itupun tiba. Rangga sudah menerima gaji dari juragan dito.
Mawar setelah shalat isya ia bersolek siap-siap hendak pergi.
" Mawar kamu mau kemana sudah cantik begitu ?" goda ibu nya
"mmh.. Mawar mau pergi jalan-jalan bu, sama mas rangga" jawab mawar
"jalan kemana nak.. Hati-hati ya pulangnya jangan terlalu malam ?!" ucap ayah nya
"iya ayah.. Tenang saja.. Mawar cuma jalan ke depan kok cuma mau nge baso doang yah.."
Kemudian mawar pamitan kepada ayah dan ibunya dengan mencium tangan kedua orang tuanya.
Tak lama kemudian rangga pun datang dengan membawa motor. Mawar dan rangga pun melaju menuju tukang baso. Dan mereka masuk dan memsan dua mangkok baso.
"Mawar.. ?" ucap rangga sambil menghentikan makan baso nya.
"iya mas.. ?" jawab mawar
"maafin mas ya, belum bisa bahagiain kamu, mas hanya bisa membelikan baso tiap gajian, tidak bisa mengajakmu makan di restoran seperri orang-orang. Ucap rangga sedih
" tidak apa-apa mas.. Mawar gini aja udah bahagia kok mas.. Yang penting mas selalu ada untuk mawar.."
Rangga pun tersenyum.
"mas.. Tidak terasa ya tiga hari lagi kita akan menikah.."
"iya mawar mas gak sabar ni pingin cepet-cepet peluk kamu.."
"ye...y kok kesitu sih.."
Rangga dan mawar pun tertawa.
Ke esokan hari nya, Rangga bekerja ke kebun seperri biasa. Tiba-tiba juragan dito datang dan menghampiri rangga.
"Rangga.. ?" ucap juragan dito seraya menepuk bahu rangga yang sedang menaikan sayuran ke mobil pik up.
Rangga menoleh ke arah juragan dito dan menghentikan pekerjaan nya, kemudian ia membungkuk di hadapan juragan dito sambil menjawab.
"iya juragan.."
"Bisakah kita bicara empat mata rangga, tapi kita bicara di gubuk itu." Sambil menujuk ke gubuk yang ada di tengah-tengah perkebunan.
Kemudian mereka pun berjalan menuju gubuk yang di tuju, dan mereka pun duduk ber sebelahan.
"ada apa juragan.. Saya merasa tidak enak, apa saya melakukan kesalahan juragan ?" tanya rangga gugup
"Ah.. Tidak rangga.. Kamu itu pegawai yang paling rajin dan jujur. Saya mengajak bicara bukan masalah kebun sayuran tapi ada masalah lain, tapi saya bingung harus darimana memulainya"
"memangnya kenapa juragan ?" tanya rangga penasaran.
"begini rangga.. Elsa.. Elsa itu sakit, dan kata Dokter umurnya tidak akan lama lagi," ucap juragan dito tiba-tiba menangis. Lalu ia melanjutkan perkataannya.
"Di sisa umurnya dia ingin menikah.. Dia menyukaimu rangga.."
Deg jantung rangga berdebar kaget.
"sa, saya.. juragan ?" jawab rangga sambil membulatkan matanya
"ia rangga elsa suka sama kamu, dan dia hanya ingin menikah denganmu.."
"Tapi juragan.. Juragan kan tahu kalau saya akan menikah.."jawab rangga menahan bicaranya agar tetap sopan.
"iya saya sangat tahu, tapi bagaimana lagi rangga.." ucap juragan dito menangis hix hix hix..
Kemudian juragan dito berlutut di hadapan rangga memohon agar rangga mau menikahi putrinya.
"rangga saya mohon.. Menikahlah dengan anak saya..saya janji akan memberikan separuh harta saya kepadamu, abahmu yang sakit bisa segera di operasi, coba pikirkan bukan kah ini dangat menguntungkanmu ?!"
"juragan bangunlah jangan seperri ini saya mohon !" ucap rangga seraya membangunkan juragan dito agar berdiri.
"bukan saya menolak juragan akan tetapi bagaimana dengan mawar dan keluarganya ?" ucap rangga yang mulai meneteskan air mata
"jangan terlalu khawatir kepada mereka. Khawatirkan putriku dan abahmu. Mawar itu sehat dia bisa mendapatkan diapa saja yang dia cintai, dan kedua orang tuanya saya akan mengganti kerugian biaya pernikahan yang telah keluar." bujuk juragan dito seraya berdiri dan memegang bahu rangga.
"pikirkanlah baik-baik rangga, ini kesempatan kamu agar kamu bisa mengobati abahmu yang saki ?!"
Kemudian juragan pun pergi meninggalkan rangga yang sedang mematung.
Di kediaman mawar. Ibunya tengah sibuk mempersiapkan pernikahan putrinya, dia sedang mengatur dekorasi pelaminan yang di dirikan di depan rumahnya, karna halamannya luas.
Sementara mawar dia sedang di kamarnya melamun dan senyum-senyum sendiri.
Di kediaman rangga umi sedang membantu merias seserahan yang akan di bawa. sementara rangga sedang duduk di depan rumah sambil melamun, dan sesekali ia memandang abahnya yang sedang duduk memperhatikan yang sedang merias seserahan.
"Ya Allah.. Aku harus bagaimana, di sisi lain aku mencintai mawar, tapi aku juga sayang abah.. Aku ingin abah sembuh ?" ucapnya dalam hati
Terlintas wajah mawar yang tengah tersenyum di benaknya, terlintas lagi wajah abahnya yang pucat.
kemudian rangga pun beranjak dari duduknya, mengambil telpon genggam yang terletak di atas kasurnya. Dengan gemetar ia menelpon mawar.
Tut.. Tut.. Tut.. Bunyi suara telpon
"Hallo mawar.. Bisakah nanti sore kita ketemu, di tempat biasa, aku tunggu ya ?!" ucap rangga di telepon
"ada apa ya, mas rangga ngajak ketemuan di luar ?" ucap mawar tanda tanya.
Sore pun tiba, cuaca mendung se akan, akan turun hujan petir pun sudah mulai terdengar.
"mawar kamu mau kemana ?" tanya ibunya
"mawar mau ketemu mas rangga bu.." jawab mawar simple.
"kenapa ngajak ketemuan bentar lagi kalian nikah kamu itu harusnya di pingit malah keluyuran" ucap ibunya
"ya ibu mungkin mas rangga mau bicara, sudah ah.. Keburu hujan ni, mawar pergi ya.."
Mawar berlari keluar tanpa memperdulikan ibunya yang teriak-teriak memanggil.
"mawar.. Bawa payung.. ?!" ucap ibunya teriak. Tapi tidak di hiraukan
Di tempat yang di janjikan rangga. Rangga sudah berada disana dan ia sedang menangis. Tiba-tiba terdengar langkah kaki, ia adalah mawar.. Rangga pun segera menghapus air matanya.
"mas..?" Ucap mawar pelan, seraya menyentuh tangan rangga.
Rangga pun menoleh ke arah mawar yang kini sudah berada di hadapannya.
"mas.. Kenapa seperrinya habis nangis.. ?" tanya nya sambil mengusap air mata rangga yang tidak bisa di bendung lagi.
"Mawar.. ?" ucap rangga terhenti kemudian ia menarik nafas panjang.
Kemudian rangga meraih kedua tangan mawar.
"mawar.. Maafkan mas ya ?" ucap rangga sambil menangis
Mawar semakin heran kenapa rangga menangis.
"mas kenapa.. Maaf karna apa ?" tanya nya bingung
"maafkan mas mawar.. Mas tidak bisa menikahi kamu ?!"
Bersambung
"
"
Hancurnya hati mawar
Bab 2
"Mas jangan bercanda lho..?" jawab mawar tidak percaya
"Mas serius mawar, maafkan mas.. Kita putus.." ucapnya lalu dia pergi.
Duarrr.. Suara petir menyambar bersamaan dengan jantung mawar, hujan pun mulai turun, mawar yang masih mematung dan berderai air mata rasa tidak percaya apa yang barusan di dengar.
"mas.. Tunggu mas..?" ucap mawar mengejar rangga dan meraih tangan rangga yang belim jauh
"Apa maksud semua ini.. Kenapa mas bilang begitu, Mas.. Pernikahan kita tinggal dua hari lagi.. Kenapa mas putuskan aku secara tiba-tiba. Apa salah aku mas apa ?" tanya mawar dengan nada teriak sambil menangis.
"jika kamu memutuskan aku dari dulu sebelum kita merencanakan pernikahan, aku masih bisa terima mas.. begitu juga dengan keluargaku. Tapi.. Kamu memutuskan aku di saat kita mau menikah.." ucap mawar sambil menjatuhkan badannya berlutut di kaki rangga sambil menangis tersedu sedu.
Rangga berdiri dengan berderai air mata. Lalu ia berkata
"maaf kan aku.. Ucapnya pelan lalu dia berlalu pergi meninggalkan mawar
"Mas.. Mas.. ?" mawar teriak memanggil rangga, namun rangga tidak menolah atau memperdulikannya.
Di kediaman rangga umi dan abah cemas hujan lebat dan petir bersahutan, namun anaknya tidak kunjung pulang.
"Bah.. Rangga kemana sih ?" tanya umi nya rangga cemas
"Abah juga tidak tahu mi.. Tadi dia pergi tergesa-gesa tanpa pamit sama kita."
"mungkin dia ke rumah mawar kali ya bah.. ?" ucap umi nya ke pada abah.
"mungkin.." jawab abah simple.
Tiba-tiba pintu di ketuk dari luar rangga mengucapkan salam
"Assalamu alaikum..?" ujar rangga sambil membuka pintu rumahnya.
"wa alaikum salam.. " Umi dan abah menjawab.
"lho nak.. Kamu basah kuyup begini memangnya dari mana ?" tanya imi kepada rangga sambil menyentuh badannya yang basah
Rangga tidak menjawab pertanyaan umi nya dia malah langsung bilang
"Umi.. Abah.. Tolong nanti kalau sudah reda hujannya umi dan abah pergi ke rumah mawar dan putuskan kalau rangga tidak jadi menikah.. ?!"
"Apa ?" umi dan abah serentak kaget
"kamu itu kenapa.. Apa ada masalah sama mawar.. Kalian bertengkar.. ?"
tanya abahnya kepada rangga.
"Rangga.. Dalam sebuah hubungan ada pertengkaran itu hal yang biasa, kalian baru mau menikah." ucap abah nya sambil mengusap punggung rangga yang basah
"benar kata abahmu rangga. Dan jangan mengambil keputusan saat emosi.. Nanti kamu menyesal nak.. ?!" ucap umi nya
"Tidak abah.. Umi.. Rangga sudah bertekat tidak akan menikahi mawar.. Dan rangga pun sudah bicara sama mawar tadi.. ucap rangga pilu.
"Astaghfirullah.. Rangga, Kamu itu kenapa.. Memangnya ada masalah apa sampai-sampai kamu memutuskan tidak akan menikahinya, abah sudah bilang.. Kalau ada masalah selesaikan baik-baik ?!" ucap abah marah kepada rangga
"sudah lah.. Pokonya batal kan pernikahan ini !!!" ucap rangga sambil pergi meninggalkan abah dan umi.
"pak.. Ko mawar belum pulang ya.. Mana hujan deras lagi dia tidak bawa payung.. Ibu khawatir pak..?" tanya ibi mawar kepada suaminya yang tengah duduk santai.
"Paling juga di rumah rangga bu.."
Di saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba suara pintu di buka.
"Bapak.. Ibu.. Hix hix hix.. ?" mawar datang dengan tangis tersedu sedu
Ayah dan ibunya kaget, melihat anaknya sudah basah kuyup sambil menangis.
mawar berlari dan langsung memeluk ibunya. Ibu mawar tambah panik
"kamu kenapa nak.. ?" tanya ibu nya panik
"Rangga bu.. Hix hix hix.. ucapnya terhenti
"iya rangga kenapa.. ? Tanya ibunya
kemudian ayah nya pergi ke dapur membawa segelas air putih dan memberikan nya kepada mawar..
"Minum dulu nak.. Dan tenangkan dirimu, bicara perlahan lahan ua nak..
Mawar pun mengambil air yang di berikan bapaknya, dan meminum nya.
"Coba katakan pelan-pelan ada apa ?" tanya bapaknya kepada mawar.
mawar menarik nafas panjang dan menahan tangisnya.
"mas rangga.. Dia.. Memutuskan hubungan pak.. Bu.. Dan dia tidak mau menikahi mawar.. Hix.. Hix.. Hix.. Mawar menangis lagi
Mendengar ucapan mawar, ibu nya langsung melotot kaget begitu pun dengan bapak nya.
"Apa mawar.. Apa kamu tidak salah bicara ?" tanya ibunya tidak percaya
"iya ibu.. Itu benar.. Hix hix hix.." ucap mawar sambil menangis tersedu-sedu.
"Memang nya apa yang kamu lakukan sampai-sampai si rangga membatalkan pernikahan, hah.. ?" tanya ibu nya marah..
"Bu.. Bu, sudahlah jangan menyudutkan mawar ?!" ucap bapaknya.
"mawar tidak melakukan apa-apa bu.." jawab mawar yang masih menangis
"ini tidak bisa di biarkan. Tidak bisa begitu saja membatalkan, pernikahan dua hari lagi dekorasi sudah di pasang.. Undangan sudah di sebar.. Tidak tidak bisa begitu.
Kemudian ibu mawar beranjak dari duduknya dan melepaskan pelukan mawar, ia menyingsingkan lengan baju kebayanya dan kain jarik yang melilit di pinggangnya.
"aku akan kesana.. " ucap ibunya sambil berjalan menuju pintu keluar
"Bu.. bu, sudah lah.. Nanti saja tunggu hujan reda dulu.. ?!" cegah bapaknya mawar..
"Ibu tidak bisa menunggu lagi pak. Ini seperti penghinaan bagi ibu. Kalau mau membatalkan kenapa tidak ke rumah dengan sopan, malah memutuskan di tengah jalan. Katanya keluarga tau agama. Hhh.."
ucap ibunya mawar bener-benar marah.
"Bawa payung bu.. !!!" ucap bapak
"Tidak perlu." jawab ibunya seraya pergi meninggalkan tempat dan berjalan menuju rumah rangga
Kebetulan rangga dan mawar bertetangga hanya beda Rt saja.
"Bagaimana pah.. Apa papah sudah bicara kepada mas rangga, apa dia siap nikah sama elsa ?" tanya elsa ketika sedang duduk menikmati secangkir kopi di ruang keluarga.
"iya nak.. Papah sudah bicara. Dan rangga menyetujui nya." ucap juragan dito kepada putrinya seraya tersenyum.
"Mmh.. Syukurlah pah.. Terus nikahnya kapan pah, apakah kita nikah dua hari lagi. Jadi pengantin perempuannya itu aku."
"Oh.. Tidak tidak.. Nak.. Kalau kamu menikah di tanggal dan hari yang sama dan pengantin laki-laki nya pun sama. Papah khawatir tetangga akan membicarakan jelek tentangmu.. Nanti mereka akan mengataimu pelakor. Tidak papah tidak mau."
"mmh.. Terus kapan dong pah.. ?"
"pokonya secepatnya asal jangan di hari dan tanggal yang sama." ucap juragan dito menenangkan elsa.
"Tapi pah.. Elsa takut mas rangga berubah pikiran.." ucap nya menunduk
"tidak akan sayang.. Papah jamin. Rangga itu sayang sama abahnya dia ingin abahnya sembuh, jadi tenang saja ya sayang.. Jangan khawatir.." ucap papahnya meyakinkan elsa
Dor dor dor.. Suara pintu rumah rangga di gedor-gedor keras oleh ibunya mawar seraya teriak-teriak
"Rangga.. Rangga.. Buka ?!"
Umi dan abah yang berada di dalam pun kaget mendengar suara pintu di gedor-gedor kencang.
"Bah.. Itu ibu nya mawar.. Pasti dia mau mempertanyakan hal tadi." ucap umi ketakutan.
Bab 3
umi pun membuka pintunya, dengan gemetar.
"Eh.. Ibu.. Mari masuk bu ?!" ucap umi berbasa basi
"Tidak perlu. Saya datang kemari hanya ingin bertemu dengan anak kalian, di mana rangga ?" ucap ibu nya mawar marah
Rangga yang sedang di kamar menangis, mendengar suara ibunya mawar ia pun keluar.
"iya bu.. Saya disini." ucap rangga pelan dan tertunduk
Kemudian ibunya mawar masuk dan berjalan menghampiri rangga
"Rangga saya mau tanya sama kamu, salah anak saya sama kamu itu apa, dimana.. Sampai-sampai kamu tega membatalkan pernikahan yang sebentar lagi akan di laksanakan, apa kamu gak mikir.. Perasaan mawar.. Yang sudah setia menunggu kamu, tiba-tiba kamu putuskan di tengah jalan." tanya ibu nya mawar penuh amarah
"Dan apa kamu gak mikir.. saya akan menanggung malu dan menanggung kerugian hah ?"
"Bu.. Maaf kan saya.. Saya akan menanggung kerugian ibu." ucap rangga pelan
kedua orang tua rangga kaget begitu juga dengan ibu mawar.
"Rangga.. Kamu bicara apa nak.. Kita mana ada uang untuk mengganti kerugian ibu mawar ?" ucap uminya
"Oh.. Jadi sekarang kamu sudah banyak uang ya.." ucap ibu mawar sambil tertawa sinis laku ia melanjutkan perkataanya lagi
"Apa menurutmu, rasa malu keluarga kami akan bisa di ganti dengan uang ?" ucap ibu mawar mulai pelan
"Uang memang tidak bisa mengganti rasa malu mawar dan ibu, namun setidaknya ibu tidak merasa di rugikan dari pihak kami ." ucap rangga
Di kediaman mawar. Bapak mawar cemas dia mondar mandi seperti setrikaan. Sementara mawar sedang termenung ia mengingat ingat apa salah nya.
"mawar.. Kira-kira apa yang di lakukan ibumu di rumah rangga ya ?" tanya bapaknya.
"mawar tidak tahu pak.." jawab nya sambil menghapus air matanya
"Tapi tidak akan mungkin ya kalau ibumu macam-macam ?" tanya bapaknya lagi cemas
Mawar tidak menjawab dia hanya menggelengkan kepala.
"Sebenarnya saya datang kesini itu bukan minta ganti rugi, rangga.. Saya cuma ingn tahu alasan kamu membatalkan dan memutuskan hubungan kamu dan mawar itu karna apa, pernahkah mawar menyakitimu.. Atau menghianatimu hah.. ?" ucap ibu mawar seraya menunjuk nunjuk rangga
"Baiklah bu.. Saya akan katakan alasannya. Saya sudah tidak mencintai mawar.. Dan saya mencintai non elsa putri juragan dito." ucap nya dengan berat.
Apa.rangga apa yang kamu katakan nak.. ?" ucap umi nya kaget.
"ya umi.. Apa yang rangga ucapkan itu adalah yang sebenarnya. Rangga tertarik sama elsa cantik, putih, modis, berpendidikan dan juga kaya." ucap rangga lantang tapi dalam hati dia menangis, agar ibu mawar membenci dan tidak mempertanyakan alasan lagi.
"oh, jadi itu alasanmu rangga. Hhh.. Terimakasih kini saya sudah tahu yang sebenarnya. Permisi. Ucap ibu mawar lalu meninggalkan rumah rangga namun di cegah umi
"Tunggu bu.. Maafkan kata-kata anak saya jangan di ambil hati mungkin dia sedang emosi atau kilap biar nanti saya bujuk ya bu ?!" ucap umi kepada ibu mawar
"Tidak usah umi. Terimakasih.. Disini saya sadar bahwa saya memang bukan orang kaya dan anak saya juga tidak cantik juga berpendidikan." ucap ibu mawar lalu berlalu keluar.
Ke esokan harinya ibu nya mawar sakit meriang.. Dia istirahat.
"oalah.. bu.. Bapak kan sudah bilang jangan pergi masih hujan, tapi ibu kukuh aja pergi, kan jadinya meriang begini. Ucap bapak mawar sambil mengompres kening ibu mawar.
"Pak.. Ibu sakit begini tu bukan karna kena air hujan, ibu sudah biasa kena air hujan kemarin-kemarin tidak apa-apa. Ibu ini begini karna kepikiran putri kota pak.." ucap nya sambil di kompres
"ya harusnya bagaimana lagi bu.. Orang sudah tidak sudi tidak bisa di paksa" ucap bapak mawar.
Rangga semenjak kejadian semalam dia tidak keluar dari kamarnya, dia sedang menangis menatap photo mereka berdua saat tunangan dulu. Tiba-tiba pintu kamar di ketuk
Tok tok tok..
Rangga buru-buru menghapus air matanya dan meletakan potonya di meja yang berada di samping ranjangnya.
"Masuk saja tidak di kunci." ucap rangga
Kemudian masuklah umi dan abahnya
"Umi.. Abah.. Ada apa ?" tanya rangga
"apa kamu baik-baik saja nak.. ?" tanya umi kepada rangga lalu ia duduk di atas ranjang di susul abahnya yang berdiri di hadapan rangga.
"Aku tidak apa-apa umi.. Memangnya kenapa ?" jawab rangga se raya memalingkan wajahnya agar tidak terlihat kalau dirinya habis menangis
"Rangga.. umi dan abah ingin tahu pasti alasan kamu membatalkan pernikahan itu kenapa ?" tanya umi seraya mengelus kepala rangga
Rangga menarik nafas panjang lalu ia berkata.
"Aku sudah tidak cinta lagi sama maw
ar umi.." ucapnya sambil menunduk
"Kamu jangan bohong nak.. Umi tahu kamu, kamu itu anak umi darah daging umi, umi tahu kalau kamu sedang membohongi kita semua bahkan membohongi diri sendiri."
"aku tidak bohong umi.. " ucap rangga dengan nada berat
"pandang umi ?!" ucap umi sambil menarik wajah rangga pelan agar menatap uminya.
"Abah.. Rangga sangat sayang sama abah.. Rangga ingin abah sembuh total.." ucap rangga seraya memeluk tangan abahnya.
"abah juga sayang sama kamu nak.. Tapi apa hubungannya antara batalnya nikahmu dengan abah.. ?"
Di rumah juragan dito, terlihat juragan dito sedang membereskan uang yang begitu banyaknya. Tiba-tiba elsa datang dan duduk di sebelah papahnya.
"Pah.. besok kan pernikahan mawar dan mas rangga jika tidak batal, tapi kok elsa belum mendengar pernikahannya di batalkan, apa jangan-jangan mereka jadi juga menikah ?" ucap elsa
"Kamu tau ini apa ?" jawab papahnya sambil menunjukan ke gepokan uang, lalu tersenyum licik
"Uang.." jawab elsa simple
"hahaha... Papah tahu ini uang sayang.. Maksud papah.. Uang ini untuk siapa dan untuk apa ?" jawab juragan dito sambil tertawa.
"iya pah itu untuk apa dan siapa ?" tanya elsa sambil nunjuk ke gepokan uang itu.
"ini uang jumlahnya 100 juta. Untuk mengganti kerugian orang tuanya mawar." ucap papahnya.
"Apa pah.. Sebesar itu, tapi elsa lihat dekor yang di pasang tidak mewah dekor yang biasa aja, pasti gx nyampe 100, 50 juta juta juga rasanya kemahalan." ucap elsa
"Ya tidak apa-apalah sayang.. Uang ini.. Tidak bisa menggantikan rasa sakit dan malu mereka. Tapi setidaknya sedikit mengobati."
"Abah.. Rangga ingin abah segera di operasi. Dan juragan dito akan membiayai operasi abah sampai abah sembuh.. Dengan syarat rangga menikahi non elsa." ucap rangga kepada abahnya
Deg jantung abah dan umi kaget mendengar perkataan rangga anaknya
Bersambung
Mencari pengantin pengganti
Bab 3
"Apa rangga, jadi kamu memutuskan mawar demi abah.. tidak nak.. Tidak. Abah itu sudah tua, biarkan saja abah mati, abah tidak mau mengorbankan perasaanmu nak.. ?" ucap abahnya menangis.
Di kediaman mawar, ibu nua yang masih terbaring, dia memikirkan bagaimana nasib pernikahan putrinya yang batal, nanti bagaimana dengan tamu undangan, di saat menghadiri hanya pelaminan nua saja yang ada pengantin nya tidak ada.
"Bagaimana ini ya Allah.. Hamba benar-benar bingung.. ?" ucap ibu nya mawar sambil memijit kepalanya sendiri.
Kemudian ibu nya bangun dan keluar dari kamar, bu ratna ibu mawar melihat di sekeliling halaman rumahnya para tetangga dekat banyak yang membantu persiapan buat pesta pernikahan. Mereka tidak ada yang tahu bahwa pesta pernikahan di batalkan. Karna ibu ratna sendiri belum mengumumkannya karna malu.
"eh.. Ibu hajat.. Bagaimana sudah sembuh bu hajat ?" tanya salah satu tetangganya yang sedang memotong daging
"Alhamdulillah.. Ini sih bukan sakit hanya masuk angin.." ucap bu ratna tersenyum kecil
"Ya.. Tetap saja bu.. Itu namanya sakit, ibu hajat itu harus sehat, apa lagi besok menghadapi banyak tamu." ucap tetangga itu lagi,
"iya bu betul, semoga saja saya sehat." ucap bu ratna
"O ya bu ratna, ko tetangga mas rangga tidak ada satupun yang di ajak ngantar seserahan, pasti bawa seserahan kan ya bu, terus itu yang bawa seserahannya nanti siapa kalau tidak ada yang di undang atau di ajak, apa umi hanya ngajak saudara-saudaranya, atau tidak ada seserahan ?" Tanya tetangga nya
"Ah.. Kepala ku tiba-tiba pusing.. Aku masuk dulu ya ibu-ibu.." ucap bu ratna tidak menjawab pertanyaan tetangganya. Karna dia bingung mau jawab apa. Jadi dia pura-pura sakit kepala.
Di kediaman juragan dito. Juragan masih duduk di ruang keluarga bersama elsa, ia sedang mengantongi gepokan uang.
"yakin papah akan memberikan uang ini semua kepada keluarga mawar ?" tanya elsa kepada papahnya
"Ya.. Memangnya kenapa, kamu tidak setuju sayang.. ?" jawab juragan dito.
"ya.. Gimana ya, itu kebesaran papah.. Kasih saja 30 juta. Atau paling besar 50 juta ?!" ucap elsa serasa matanya mendelik. Lalu ia berkata lagi
"Tapi pah.. Kok elsa gak mendengar berita pembatalan dari para tetangga, dan dekornya tetap di pasang, elsa bener-bener takut pah.. ?"
"papah juga kurang tahu, tapi papah telpon rangga, rangga sudah memutuskan hubungannya dengan mawar." ucap juragan dito.
"papah pastikan lagi sama mas rangga, elsa takut mas rangga bohong." ucapnya manja.
"Tenang saja sayang.. Papah yakin.. Rangga tidak akan ingkar janji. Sekarang papah akan telpon dia suruh ambil uang ini, untuk di berikan kepada keluarga mawar."
Kemudian juragan dito menelpon rangga, menyuruh datang ke rumahnya.
"Baik juragan.. Saya akan segera kesana." kemudian rangga menutup telpon nya.
"Kamu bicara dengan siapa nak.. ?" tanya umi
"Juragan dito mi.." jawabnya seraya berdiri dan mengambil kunci motor.
"Kamu mau pergi nak.. ?" tanya umi lagi
"iya umi, saya di suruh ke rumah juragan, umi.. Rangga pamit dulu ya." rangga mencium tangan umi nya
Tak lama kemudian rangga sampai di rumah juragan dito dan masuk ke dalam
"Assalamu alaikum.. ?" ucap rangga mengetuk pintu yang sudah terbuka
"wa alaikum salam.. Masuk rangga.. ?!" jawab juragan dito
Rangga pun masuk dan duduk di hadapan juragan dito, sementara elsa mengintip di ruangan lain.
"Rangga.. saya menyuruhmu datang kemari, untuk memberikan uang ini, seperti yang saya janjikan tempo hari. Uang ganti rugi untuk keluarga mawar." ucap juragan dito seraya menyerahkan amplop coklat kepada rangga.
"Baik juragan.." ucap rangga seraya mengambil amplop coklat berisi 100 juta.
"ingat rangga.. Itu untuk keluarga mawar. Dan untu operasi abahmu nanti akan saya berikan setelah kamu menikah dengan elsa." ucap juragan
Rangga tidak menjawab dia hanya mengangguk.
Di kediaman mawar. Ibu ratna sedang kebingungan mondar mandir seperti setrikaan.
" saya harus mencari pengantin laki-laki sebagai pengganti si rangga, tapi siapa.. Dan kemana.. ?" ucap bu ratna
Kemudian dia keluar dan pergi dari rumah, niat hati mencari jodoh untuk mawar. Sementara mawar dia mengurung diri di kamar dan meratapi nasibnya.
"Mas.. kamu bener-bener tega sama aku mas.." ucapnya dalam hati sambil menangis tersedu-sedu.
Bu ratna pergi meninggalkan kampungnya dengan berjalan menyusuri perkebunan teh, kemudian bu ratna tidak sengaja melihat juragan Dadang laki-laki paling kaya di kampung sebelah namun semua orang mengenalnya sama hal nya juragan dito, kalau juragan dito paling kaya di kampung mawar.
"Juragan dadang ya.. ?" tanya bu ratna pura-pura
Juragan dadang yang sedang melihat kebun teh nya diapun menoleh ke arah bu ratna.
"iya. Siapa ya ?" tanya balik juragan dadang
"Saya ratna.. Juragan."
Juragan dadang sejenak berpikir dan mencari jawabannya ratna siapa.
"iya ranta siapa ?" tanya juragan dadang
"Ratna yang tinggal di kampung sebelah.. Istrinya yanto.. Dulu kan suami saya kerja di perkebunan juragan." jawab bu ratna sambil senyam senyum.
"oh.. Iya ya yanto.. Kena yanto tidak kerja lagi di kebun saya, apa sudah kaya dia ?" tanya juragan dadang sinis
"ah.. belum juragan.. Semoga saja kedepannya bisa kaya." ujar nya malu- malu
"saya pikir si yanto sudah kaya makanya tidak bekerja lagi di tempat saya." ucap juragan dadang."
"bukan begitu juragan.. Suami saya sekarang kerja di ladang sendiri, kami punya ladang kecil lumayan buat makan mah ada, o ya juragan.. Juragan mau nambah istri lagi tidak ?" ucap bu ratna merayu.
"eit.. Apa yang kamu tanyakan itu ratna ?" tanya juragan dadang heran.
"iya.. Hehe.. Kali aja juragan mau kawin lagi ?" ucap ibu ratna
"kenapa.. Kamu mau kawin sama saya ?" ucap juragan sambil nunjuk ke arah bu ratna.
"bukan saya juragan.. Saya kan punya suami..tapi anak saya.. Mawar.." ucap bu ratna sambil memainkan alisnya
"putrimu, ?" kenapa kamu jodohkan putrimu denganku.?" tanya juragan.
"Jadi begini juragan.. Anak saya.. dua hari mau nikah di putuskan pacarnya." ibu ratna menceritakan kejadian yang terjadi kepada mawar.
"kurang ajar tu anak. Bisa-bisa nya dia memutus kan di tengah jalan." ucap juragan dadang geram.
"Jadi saya menggantikan laki-laki itu ?" tanya juragan dadang
"iya juragan.. Saya mohon juragan terima ya.. Kasian mawar.. Bagaimana nasibnya jika para tetangga tahu, mawar akan di cemooh.." ucap bu ratna menangis
Juragan dadang pun tidak tega melihat bu ratna menangis dan memohon.
"ingin mahar bepa ?" juragan tiba-tiba bertanya mahar
Ucapan juragan membuat bu ratna tercengang..
"a.. Apa juragan.. Ma..har.. ?" ucapnya bu ratna terbata-bata
bersambung
"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!