NovelToon NovelToon

MATA BATIN (Keyla Arka)

Keyla Azalea Adhitama, Arka Arion Adhitama.

DUARRR.

"Aaakhhh."

Jerit seorang gadis ketika dengan tiba-tiba petir menyambar dan di iringi matinya listrik.

Jantung gadis itu berdetak kencang, nafasnya memburu, kedua tangannya menutupi telinga dan tubuhnya gemetar hebat.

Tatapan gadis itu mengedar melihat ke sekeliling yang gelap gulita.

"Ya ampun kenapa harus mati listrik." Gumamnya sambil menurunkan tangan yang menutup telinga.

Nampaknya gadis itu tidak takut dengan ke gelapan, terlihat dari raut wajahnya yang bisa-bisa saja. Gadis itu hanya takut mendengar petir saling bersahutan di luar.

"Untungnya gue bawa ponsel!!"

Bersyukur karena membawa ponsel jadi bisa menerangi jalannya.

Keyla Azalea Adhitama. Atau kerap di panggil Keyla oleh orang terdekatnya. Usianya baru 16 tahun.

Memiliki wajah cantik berkulit putih dan hidung bangir, tinggi badan 156.

Salah satu daya tarik Keyla selain wajah adalah matanya. Ya, gadis itu memiliki mata hazel dan bulu mata lentik, siapapun yang melihatnya akan terpesona.

Keyla menjalankan sekolah menengah atasnya kelas 11. Dan sebentar lagi akan menjalankan ujian akhir semester.

Pintar dan bertalenta, Keyla ahli dalam bermain basket, beberapa kali juga Keyla ikut lomba dan selalu memenangkannya.

Selain itu Keyla juga memiliki keahlian di luar nalar. Ya, di luar nalar, karena apa? Karena Gadis cantik itu bisa melihat sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh sembarang orang.

Anugrah dari tuhan? Apa keahlian seperti itu bisa di bilang anugrah? Menurut Keyla itu adalah anugrah dari Tuhan untuknya. Walaupun begitu, terkadang Keyla merasa kesal dengan keahliannya ini karena aktivitasnya sering kali terganggu.

Bahkan dulu saat sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama, Keyla tidak memiliki teman sama sekali.

Mereka menjuluki Keyla sebagai gadis aneh, karena Keyla sering sekali bicara sendiri atau tiba-tiba berteriak seperti orang ketakutan.

Tapi setelah beranjak remaja Keyla mulai bisa mengontrol dirinya, seperti tidak bicara sembarangan di depan banyak orang atau tiba-tiba berteriak. Jika terkejut dengan kedatangan sosok mengerikan, sebisa mungkin Keyla menahan ketakutannya dan jeritannya.

Lambat laun Keyla mulai memiliki teman, hanya waktu SD sampai SMP kelas 2 Keyla tidak memiliki teman sama sekali.

...............

Saat ini Keyla sedang berada di dapur rumahnya, karena merasa haus terpaksa gadis itu pergi ke dapur untuk mengambil air.

Biasanya Keyla selalu membawa botol air ke dalam kamarnya, tapi kali ini Keyla lupa tidak membawanya.

Menyalakan baterai ponsel guna untuk menerangi jalan. Setelah baterai ponsel menyala, Keyla pun kembali berjalan menuju dapur.

Malam ini hujan turun begitu deras di iringi petir. Jam baru menunjukan pukul 8 malam.

Membuka kulkas sambil mengarahkan baterai ponsel kedalam kulkas untuk menerangi.

"Kenapa mati lampu ya? Biasanya juga nggak." Gumam Keyla merasa heran. Karena memang baru kali ini rumahnya mengalami mati listrik.

"Ah, apa mungkin kakak lupa bayar listrik? Makanya listriknya di matiin secara otomatis?" Monolog Keyla, berfikir mungkin saja kakaknya belum membayar listrik.

"Hmm tapi nggak mungkin juga kakak lupa bayar listrik"

Setelah di pikir-pikir tidak mungkin juga kakaknya lupa bayar listrik.

Rumah besar berlantai dua ini hanya di huni oleh Keyla bersama kakak laki-lakinya.

Sementara sang mamah sudah tenang di alam sana. Ya, mamah Keyla sudah meninggal tepatnya tiga tahun yang lalu. Papah Keyla? Sudah memiliki istri lagi dan tinggal bersama istri barunya di rumah yang lain.

Keyla meletakan ponsel di atas kulkas walaupun begitu masih bisa meneranginya.

Mengambil satu botol air, langsung di buka tutup botol itu dan di minumnya. Ya Keyla minum langsung dari botolnya, karena botol ini khusus hanya untuk Keyla. Botol Doraemon berwarna biru muda

Sebenarnya hawanya sangat dingin, tapi entah mengapa Keyla begitu haus.

Puk puk.

Keyla mengerjap terkejut hampir saja tersedak, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

Terdiam tidak segera berbalik badan, berfikir kira-kira siapa yang menepuk pundaknya?Sementara di dapur hanya ada dirinya seorang.

Puk puk.

Deg.

Tubuh Keyla menegang wajahnya berubah pucat. Kembali ada yang menepuk-nepuk pundaknya.

'Siapa yang nepuk pundak gue?' Batin Keyla merasa heran sekaligus takut.

'Apa makhluk halus, setan?'

Glek.

Keyla menelan ludahnya susah payah, tenggorokannya kembali terasa kering, mengingat mahluk halus membuat tubuh Keyla merinding.

Mahluk yang menyebalkan selalu mengganggunya di setiap saat. Kapanpun dan di manapun tanpa kenal waktu dan tempat.

'*Plisss jangan dulu muncul set*n. Pait pait pait, pergi lu mahluk*!!'

Saat ini rumahnya sangat gelap, jadi Keyla tidak bisa membayangkan betapa menyeramkannya mahluk halus itu.

Puk puk.

Kembali pundaknya di tepuk, Keyla mengeratkan cekalannya di botol minum jantungnya terus berdegup tidak karuan.

Dengan perlahan dan berusaha memberanikan diri Keyla berbalik badan, sudah siap-siap ingin berteriak, tapi ternyata tidak ada siapapun. Kening Keyla mengerut, tatapannya mengedar ke sekeliling.

"WAAHH!!!".

"AAAAAAKH".

Byurrr...

"ANJIEGGG KEYLA!!"

Brttt.

Dengan di barengi teriakan seseorang, tiba-tiba lampu menyala, membuat ruangan menjadi terang benderang.

Mata Keyla membulat sempurna mulutnya menganga, terkejut melihat orang yang sedang berdiri di hadapannya.

Orang itu menatapnya datar wajahnya basah karena terkena air dari botol yang Keyla cekal.

"Astagaa Arka!!" Pekik Keyla setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Damt!! Muka tampan gue baju semuanya jadi basah kaya gini." Gram cowok itu tak terima.

Dengan kasar mengusap wajahnya.

Keyla menghela nafas kasar. Menatap Arka sinis.

"Siapa suruh lu ngagetin gue!!" Dengus Keyla tidak mau di salahkan.

Karena Keyla rasa dirinya tidak bersalah. Siapa suruh cowok ini mengejutkannya, jadi terima saja akibatnya.

Bagiamana Keyla tidak terkejut, cowok ini seperti setan saja tiba-tiba muncul.

Ketika Keyla balik badan ternyata tidak ada siapapun, tapi dengan tiba-tiba Arka muncul begitu saja sambil mengejutkannya. Karena terkejut dan juga refleks Keyla berteriak sambil menyiram Arka dengan air es yang ada di dalam botol.

Arka berdengus sebal, mengibas-ibaskan bajunya yang basah.

Karena merasa haus Arka pun berniat mengambil minum di kulkas, tapi ketika hendak mendekati kulkas rupanya ada Keyla, jadi dengan ide jahilnya Arka pun mengejutkan Keyla.

"Dingin banget anjir, dasar Keyla jelek!!"

Buk.

"Aduuh, sakit Keylaaa."

Cowok tinggi itu kembali memekik, Keyla meninju perutnya begitu saja cukup kuat dan itu terasa sakit.

"Lu yang jelek Arkaaa. Aaah nyebelin, pulang aja sana!!"

Sungguh Keyla benar-benar di buat kesal oleh cowok satu ini.

Arka Arion Adhitama.

Cowok dengan tinggi 180 itu memiliki wajah rupawan, satu hal yang semakin membuat Arka tambah tampan, yaitu lesung pipi sebelah kanan. Jika cowo itu tersenyum maka lesung pipinya akan tercetak jelas, siapapun yang melihatnya pasti terpesona.

Arka merupakan sepupunya Keyla, Ibunya Keyla dengan Ayahnya Arka adik kakak.

Keduanya memiliki kesamaan.

Ya bukan hanya Keyla saja yang memiliki ke ahlian bisa melihat mahluk halus, namun Arka pun seperti itu.

Papahnya Arka bilang, kemampuan mereka itu turunan dari sang kakek yaitu Kakek Adhitama yang sudah lama meninggal.

Keduanya kerap kali di datangi oleh arwah-arwah penasaran.

Arwah-arwah itu akan tiba-tiba muncul, untuk meminta bantuan menyelesaikan masalah mereka di dunia yang masih belum selesai.

Dan sudah beberapa kali Keyla dan Arka membantu arwah-arwah penasaran itu agar mereka bisa tenang di alam sana.

Di keluarga besar Kakek Adhitama hanya Keyla dan Arka lah yang menuruni kemampuan sang kakek.

"Waah lu tega ya ngusir gue, parah lu" Bisa-bisanya Keyla mengusirnya.

Malam ini Arka menginap di rumah Keyla karena kedua orangtuanya pergi ke luar negri untuk mengurus pekerjaan.

"Nyenyenye!!!" Balas Keyla tak perduli.

Seperti gadis-gadis pada umumnya, jika kalah berdebat Keyla akan mengeluarkan jurusnya yaitu. Nyenyenye. Ah, memang tidak masuk akal, tapi mampu membuat sang lawan bicara kesal.

Arka menggertakkan gigi menahan amarah, bukannya minta maaf gadis itu malah meledeknya.

"Minggir lu gue hausss"

Dengan wajah cemberut Keyla pun menyingkir dari hadapan kulkas.

Setelah itu Arka segera mengambil sebotol air lalu di minumnya.

"Oh iya, Ka, lu hari ini di datangi gak?" Tanya Keyla sambil duduk di kursi meja makan.

Arka tidak menjawab karena cowok itu masih minum, setelah minum meletakan botol kembali di dalam kulkas dan menutup pintu kulkas. Berbalik badan menatap Keyla yang juga menatapnya.

Arka menaikan sebelah alis. "Gue nggak dapat gangguan soalnya sepanjang hari ini gue pake kacamata" Jawab Arka santai.

Memang terdengar aneh, tapi itu kebenarannya

Jika Keyla dan Arka tidak ingin melihat sosok-sosok itu, maka keduanya harus memakai kacamata bening. Ya, kacamata mampu menutupi keberadaan makhluk-makhluk halus.

Pertama kali yang menyadari kacamata bisa menghalangi keberadaan makhluk halus adalah Arka. Cowok itu tidak sengaja menemukan hal ajaib ini.

Kemanapun Arka pergi selalu membawa kacamata, bahkan ke sekolah pun kerap kali Arka memakai kacamata.

"Lu di datangi?" Tanya balik Arka.

Dan Keyla menggeleng. Arka mengerutkan keningnya heran. "Kok bisa?"

Keyla mengangguk. "Ya, karena gue juga pake kacamata seharian ini, hahahah. Gue pen hidup tenang."

Tak.

"Isssh Arka nyebelin"

Keyla mengusap-usap keningnya yang terkena jitak Arka.

Sementara cowok itu hanya mengerlingkan mata malas. Pantas saja Keyla tidak di datangi, ternyata gadis itu juga memakai kacamata seharian ini.

"Keyla Arka, kalian di mana?" Teriak seseorang.

Keyla dan Arka seketika saling pandang.

"Kakak." Ucap Keyla dengan segera bangkit dari duduknya dan keduanya berjalan menuju sumber suara.

"Kak ada apa?" Tanya Keyla kepada seorang pria jangkung yang sedang berdiri di dekat sofa ruang tengah.

Keyla dan Arka berjalan mendekatinya.

Pria yang Keyla panggil kakak itu lantas menatap keduanya.

"Kakak mau ke rumah sakit. Kalian jangan kemana-mana tetap di rumah" Ucap pria itu.

Abizar Reynard Adhitama.

Pria berparas rupawan itu merupakan kakak kandung Keyla, mereka terpaut usia 9 tahun. Saat ini usia Abizar 25 tahun.

Abizar merupakan seorang dokter, yang tepatnya dokter bedah. Keahliannya dalam dunia medis tidak bisa di ragukan lagi. Banyak operasi besar yang Abizar lakukan dan berhasil.

Pria itu sudah bertunangan, terlihat jelas di jari manisnya ada cincin melingkar.

....

Pohon tumbang

"Yaudah kaka berangkat ya, kalian baik-baik di rumah." Pamit Abizar sambil mengelus lembut kepala Keyla dan beralih mengacak rambut Arka.

Abizar begitu menyayangi ke-dua adiknya ini walaupun Arka hanya sepupu, tapi Abizar sudah menganggapnya sebagai adik.

"Iya, kaka hati-hati di jalan." Ucap keduanya.

"Nanti kabari key ya kalau udah sampe di rumah sakit."

Abizar tersenyum sambil mengangguk.

"Iya nanti Kaka kabari."

Setelah itu Abizar berjalan menuju pintu utama. Sebenarnya Abizar merasa berat meninggalkan mereka, tapi juga tidak bisa abai dengan tugasnya sebagai seorang dokter.

Ketika sedang beristirahat, tiba-tiba ada panggilan darurat dari rumah sakit, menyuruhnya untuk segera datang ke rumah sakit.

Abizar tau bagaimana watak kedua adiknya itu selalu bertingkah bar-bar melakukan segala hal tanpa berfikir dulu, selain itu Abizar juga mengetahui kemampuan keduanya. Tapi tidak pernah mengetahui tentang sosok-sosok yang selalu minta pertolongan kepada Arka dan Keyla.

'Syukurlah kak Abi pergi, jadi gue bisa keluar menghirup udara malam yang segar.' Batin Arka tersenyum miring sambil menyugar rambutnya.

Sebenarnya ini momen yang Arka tunggu-tunggu. Bisa keluar rumah berkumpul dengan teman-temannya di markas.

Keyla menyadari raut wajah Arka sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Keyla melipat tangan di depan dada.

"Awas aja kalau lu keluar rumah."

Peringat Keyla menatap Arka penuh selidik.

Arka menaikan sebelah alis. "Gue emang mau keluar. Kenapa? Lu mau ngadu sama kak Abi? Silahkan gue nggak perduli. Daripada suntuk di rumah lebih baik gue kumpul sama teman-teman."

Arka tidak perduli, sungguh rasanya bosa sekali jika terus berada di rumah.

Sebenarnya Arka paling malas menginap di rumah Abizar. Kenapa? Karena kaka sepupunya itu selalu mengatur.

Arka bisa saja tinggal di rumahnya sendirian, tapi karena sang papah menyuruhnya menginap di rumah Abizar jadi cowok itu hanya bisa menurut, itupun terpaksa karena papahnya mengancam tidak akan memberinya uang bahkan akan memblokir kartu kreditnya.

"Yaudah, tapi sebelum kak Abi pulang lu harus ada di rumah, kalau nggak motor lu akan kak Abi sita."

Memang benar apa kata Keyla, Abizar seperti papahnya, jika bertindak tidak main-main.

Arka menghela nafas panjang di hembusannya secara kasar, tidak menanggapi ucapan Keyla lagi cowok itu pun segera berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Keyla mengerucutkan bibir.

Sebenarnya Keyla juga merasa bosan ingin berkumpul bersama teman-temannya, tapi karena di luar hujan, jadi Keyla malas untuk keluar rumah.

...........

Saat ini Abizar berada di perjalanan menuju rumah sakit, membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke rumah sakit.

Pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hujan masih turun tapi tidak se deras tadi.

Abizar menghela nafas berat, wajahnya terlihat lesu. Entah mengapa Abizar merasa gelisah perasaannya tidak enak seperti ada yang mengganjal di hatinya namun entah apa Abizar tidak tau.

Rasanya baru kali ini dirinya mengalami kegelisahan tanpa sebab.

Kening Abizar mengerut matanya sedikit memicing menatap ke depan sana.

"Ada apa?"

Di depan sana Abizar melihat banyak kendaraan berhenti, bahkan mobil yang melaju di depannya pun ikut berhenti.

Dengan segera Abizar menghentikan mobilnya.

Niu niu.

Terdengar bunyi sirene dari mobil polisi dan juga mobil ambulans.

Abizar juga melihat terpasang tanda polisi. Selain itu banyak orang berseragam Oren, kelihatannya itu adalah petugas pemadam kebakaran, polisi juga tidak kalah banyak.

"Pohon tumbang?" Gumam Abizar saat melihat ada sebuah pohon besar yang tumbang dan menghalangi jalan.

Mungkin itu alasannya mengapa banyak kendaraan yang berhenti.

Tok tok.

Deg.

Abizar sedikit terkejut tiba-tiba pintu mobilnya di ketuk dari luar.

Pria itu segera menurunkan kaca mobil.

"Selamat malam pak." Ucap orang yang mengetuk kaca pintu mobilnya, dia seorang polisi.

Abizar mengangguk. "Iya pak selamat malam"

"Maaf pak kami hentikan kendaraannya karena di depan sana ada kecelakaan. Bapak harus menunggu beberapa saat untuk bisa melewati jalan karena pohon tumbang menghalangi jalan" jelas polisi.

Abizar langsung terdiam. Jika begitu bagaimana dirinya bisa segera sampai ke rumah sakit?.

"Kira-kira berapa lama pak?"

"Semoga saja tidak lama pak, karena petugas sudah menyingkirkan beberapa batang pohon yang menghalangi jalan"

Abizar mengangguk, berharap tidak akan menunggu lama.

"Kalau begitu saya permisi"

"Iya pak, terimakasih"

Polisi kembali pergi ke depan sana.

Setelah di perhatikan ternyata ada beberapa kendaraan roda empat yang tertimpa batang pohon.

Dengan perasaan masih gelisah Abizar menyenderkan kepalanya ke punggung kursi, memejamkan mata, mendengarkan suara

rintikan-rintik hujan.

Tiba-tiba bayangan seseorang terlintas di benak Abizar, pria itu segera membuka matanya.

"Natasha" Gumam Abizar sambil tersenyum hangat.

Mengangkat tangannya menatap sebuah cincin yang terpasang indah di jari manisnya. Mengelus lembut cincin itu.

Itu adalah cincin tunangannya dengan seorang gadis cantik. Dan gadis itu sendiri yang memilih cincinnya, di cincin itu ada inisal kecil A&N yang berarti Abizar and Natasha.

Abizar kembali merasa gelisah bahkan rindu yang teramat dalam untuk tunangannya.

Pria itu tersenyum tipis. "Kenapa aku merindukanmu? Padahal tadi siang kita bertemu."

Mereka bertunangan sudah cukup lama, yaitu satu tahun.

Sebenarnya dari awal Abizar tidak ingin bertunangan, hanya ingin segera menikah tanpa ada pertunangan.

Tapi karena Natasha tidak ingin menikah dulu sebelum lulus kuliah S1 jadi mereka memutuskan untuk bertunangan saja.

Abizar merogok saku celana panjangnya, mengeluarkan benda pipih miliknya.

Mengutak-atik sebentar lalu di tempelkan ke telinga.

"Angkat sayang." Gumam Abizar.

Mereka memang tidak sering bertemu karena kesibukan masing-masing. Abizar sibuk dengan pekerjaannya sementara Natasha sibuk dengan kuliahnya.

Nut nut.

Kening Abizar mengerut, menjauhkan ponselnya dari telinga menatap layar ponsel.

"Kenapa nggak aktif?" Herannya.

Nomor Natasha tidak aktif, kembali menelponnya

Menghela nafas kasar, masih sama seperti tadi nomornya masih tidak aktif.

'Atau mungkin sudah tidur, dan ponselnya mati daya?' Batin Abizar mungkin saja kekasihnya sudah tidur.

"Yasudah, besok kita bisa bertemu lagi."

Besok adalah rencana mereka untuk bertemu kembali.

.......

Sementara itu di dalam sebuah mobil yang rusak parah karena tertimpa dahan pohon besar, ada seorang perempuan yang terjepit tidak sadarkan diri. Tubuhnya di penuhi oleh luka dan dar*h.

Bunyi sirene mobil polis dan ambulan saling bersahutan. Polisi dan pemadam kebakaran berusaha menyingkirkan dahan pohon yang menindih mobil itu.

"Hati-hati, kita harus segera mengeluarkan orangnya"

Suara orang saling bersahutan terdengar panik dan khawatir.

"Pintunya tidak bisa di buka"

"Kita tarik yang kuat sampai pintunya terbuka."

"Di dalam ada dua orang, supir laki-laki dan penumpang perempuan."

"Astaga orangnya sudah tidak sadarkan diri"

Mereka semua merasa panik karena pintu mobil terkunci tidak bisa di buka. Walaupun begitu mereka tidak menyerah terus berusaha, mengarahkan alat-alat yang bisa membuka pintu mobil.

Setelah berusaha keras, akhirnya pintu mobil terbuka juga.

"CEPAT KELUARKAN ORANGNYA".

"SIAPKAN AMBULAN, KORBAN TERLUKA PARAH"

"SI SOPIR SUDAH TIDAK BERNYAWA."

.....

jangan lupa like, komen dan vote ya guys. Makasih!!!

Sosok mengerikan

"Hahaha, lucu banget siih!!" Kekeuh Keyla.

Saat ini gadis itu sedang rebahan di kasur dengan posisi tengkurap sambil membaca buku novel.

Karena belum mengantuk dan merasa jenuh Keyla pun membaca buku novel. Sementara Arka sudah pergi entah kemana Keyla tidak perduli, mencegah pun akan sia-sia saja karena sepupunya itu keras kepala tidak mau di atur.

Sekali-kali Keyla tersenyum salting saat membaca bagian yang menurutnya lucu dan romantis. Terkadang Keyla juga heboh sendiri.

Seperti anak muda pada umumnya, Keyla sangat suka membaca novel bergenre romantis.

"Memangnya ada cowok se-romantis dan se-peka ini di dunia nyata? Kalau ada, aku mau satu aja!!!" Pekik Keyla sambil berguling-guling di atas kasur.

Mungkin jika ada yang melihat tingkah konyolnya akan mengatai Keyla gadis gila.

Brak.

"AAAKH MAMA!!" Pekik Keyla terkejut, tiba-tiba terdengar benda jatuh sangat keras.

Keyla bangun lalu duduk, meletakan buku novel di atas kasur. Pandangannya mengedar ke sekeliling mencari benda apa yang jatuh, karena jelas sekali suara itu berasal dari kamarnya.

"Apa yang jatuh?"

Keyla terlihat keheranan karena tidak ada benda apapun yang jatuh, semuanya rapih di tempat masing-masing.

"Apa mungkin tikus? Atau mungkin----"

Wajah Keyla berubah tegang terlihat jelas ketakutan di sana, mengelus tengkuknya yang terasa merinding.

"Apa mungkin mahluk halus?"

Keyla akan ketakutan jika di suguhi hal-hal ghaib. Ya, walaupun sedari kecil bisa melihat mahluk halus, tapi Keyla akan tetap ketakutan apa lagi sosok-sosok itu selalu menampakkan wujud mengerikan.

Hussss.

Brak.

"Astaga."

Keyla terlonjak kaget. Angin kencang masuk begitu saja ke dalam kamar di barengi dengan jendela terbuka lebar dan gorden-gorden berterbangan.

Keyla langsung melihat ke arah jendela, keningnya mengerut heran.

"Kenapa jendelanya bisa kebuka? Bukannya gue udah kunci dari sore?"

Keyla rasa jendela kamarnya sudah di kunci rapat tapi kenapa bisa terbuka seperti itu? Atau mungkin Keyla memang lupa menguncinya?

Jendela itu mengarahkan ke balkon kamar.

Masih sedikit keheranan Keyla pun turun dari kasur dan berjalan menuju jendela ingin menutupnya kembali.

WUSSSH.

Prak prak, prang.

Tak.

Deg.

Langkah Keyla terhenti seketika, tubuhnya kaku di tempat wajahnya berubah pucat.

Glek.

Menelan ludahnya susah payah tenggorokannya terasa kering, hawa di sekitar pun berubah panas.

"A-apa itu?"

Keyla melihat ada bayangan hitam melesat begitu kencang sampai barang-barang di kamarnya berjatuhan dan lampu kamar pun mati begitu saja.

Dengan tubuh kaku jantung berdetak tidak karuan, Keyla berbalik badan.

Prttt.

"Astaga."

Keyla kembali terkejut, tiba-tiba lampu tidurnya menyala. Melihat benda-benda berserakan di lantai.

Bingkai foto yang berada di atas meja dan di dinding berjatuhan, bukan hanya itu gelas kaca bekas Keyla pun pecah di atas meja belajar.

Entah mahluk apa yang baru saja masuk ke dalam kamarnya, energinya begitu kuat.

"Keyla."

Deg.

Belum sempat sembuh dari keterkejutannya, gadis itu kembali dibuat terkejut. Mata Keyla membulat sempurna, bulu kuduknya meremang.

Keyla mendengar ada yang memanggil namanya suaranya begitu lirih.

"S-siapa itu." Gumam Keyla, tubuhnya langsung gemetar karena rasa takut.

Pandangan Keyla mengedar ke sekeliling mencari sosok itu. Ya, Keyla tau itu mahluk tak kasat mata

"Keylaaa".

"Keylaaa".

"Keylaaa".

Sosok itu terus memanggil-manggil namanya.

Menghela nafas berat berusaha tenang tangannya terkepal kuat. Keyla tau suara itu berasal dari mana.

Pandangan Keyla beralih ke arah lemari, dengan perlahan kepalanya mendongak.

Degh.

Mata hazel Keyla membulat sempurna mulutnya menganga, badannya semakin gemetar dan kakinya terasa lemas.

Di atas lemari ada sosok yang hancur mukanya sosok itu menyeringai, darah mengalir keluar dari mulut dan hidungnya.

"AAAAAAKH SETAAAAAAN!!!!" Teriak Keyla histeris sambil berlari terbirit-birit keluar dari kamar.

"MAMA, KAKAK TOLONG KEY!!"

Keyla terus berlari menuruni anak tangga.

Sudah di jelaskan dari awal Keyla itu gadis penakut.

Memang salah besar kakeknya menuruni kemampuan itu kepada Keyla, beda lagi dengan Arka yang pemberani.

"HUUAA, KAKAK TOLONG KEY!!"

Keyla sudah sampai di lantai bawah, berhenti berlari melihat kesana kemari mencari seseorang yang bisa menolongnya.

"BIBI, BIBI DI MANA?" Teriak Keyla memanggil art, namun tidak ada sautan sama sekali, di rumah besar itu seperti tidak ada siapapun padahal ada art yang setiap hari bekerja dan menginap.

Wussssh.

Buk.

"Aduuh"

Keyla terjatuh, tiba-tiba angin kencang menghantam tubuh kecilnya.

Keyla meringis, lututnya terasa sakit akibat terbentur lantai.

Prak, prak.

Deg.

Tubuh Keyla membeku ketika mendengar benda-benda berjatuhan.

Prak.

Kembali terdengar benda jatuh.

Prtt prtt prtt.

Kepala Keyla mendongak menatap lampu yang berkedip-kedip entah kenapa. Keyla mengelus tengkuknya terasa merinding hawanya pun sangat panas.

Prak.

Tangan Keyla terkepal jantungnya berdetak tidak karuan. Dengan dikuasai rasa takut, Keyla menoleh ke belakang dan.

"AAAKH"

Keyla menjerit histeris sambil mundur ke belakang dengan posisi duduk di lantai.

Sosok di atas lemari tadi ternyata mengikutinya, sosok itu berjalan ke arahnya dan benda-benda yang di lewatinya berjatuhan.

"PERGI JANGAN GANGGU GUE. Hiks" Teriak Keyla sambil terisak.

Sosok itu terus mendekat, rambut panjangnya menjuntai menutupi wajah buruknya.

Tangan dan kaki sosok itu hancur berjalan terseok-seok menyeret kakinya lantai di penuhi darah, bau anyir menyeruak masuk kedalam indra penciuman Keyla.

"Keylaaah"

Sosok itu menunjukkan wajah hancurnya menyeringai ke arah Keyla, matanya merah.

"Hiks hiks. GUE BILANG PERGI."

Buk.

Deg deg deg.

Keyla berhenti bergerak ketika punggungnya menyentuh tembok, menoleh ke belakang menatap dinding. Tidak ada jalan lagi, tubuh Keyla mentok di tembok.

Kembali menatap mahluk itu yang terus berjalan menyeret kakinya.

"Hiks hiks, gue bilang pergiii." Ucap Keyla sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, tidak ingin melihat sosok mengerikan itu.

"Hiks hiks, kakak mamah tolong key." Lirih Keyla.

Berharap kakaknya segera kembali.

Beberapa saat Keyla menutupi wajahnya, berharap sosok itu segera pergi.

Hening tidak terjadi apapun. Mungkin sosok itu sudah pergi?

Dengan perlahan Keyla menurunkan tangannya yang menutupi wajah, lalu membuka matanya dan.

"Keyla!!"

Deg.

Mata Keyla membulat sempurna mulutnya menganga, jantungnya berdetak tidak karuan.

Sosok itu tepat berada di hadapanKeyla.

Wajahnya sangat mengerikan di penuhi luka dan darah, menyeringai menatap Keyla matanya melotot merah menyala.

"AAAARG" Keyla menjerit dan pingsan di tempat.

.....

Jangan lupa like dan komen ya🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!