NovelToon NovelToon

MATA BATIN (Keyla Arka)

Keyla Azalea Adhitama, Arka Arion Adhitama.

Duarrr.

"Aaakhhh."

Jerit seorang gadis ketika tiba-tiba ada petir yang menyambar dengan di iringi matinya listrik.

Jantung gadis itu berdetak kencang, nafasnya memburu, kedua tangannya menutupi telinga, dengan tubuhnya gemetar takut.

Tatapan gadis itu seketika mengedar, melihat ke sekeliling yang gelap gulita.

"Ya ampun, kenapa harus mati listrik." Gumamnya sambil menurunkan tangannya yang menutup telinga.

Nampaknya gadis itu tidak takut dengan ke gelapan, karena terlihat dari raut wajahnya yang bisa-bisa saja. Gadis itu hanya takut mendengar petir saling bersahutan di luar.

"Untungnya gue bawa ponsel!!"

Gadis itu bersyukur karena membawa ponselnya, jadi bisa menerangi jalannya.

Keyla Azalea Adhitama. Atau kerap kali di panggil Keyla oleh orang terdekatnya. Usianya baru 16 tahun, tapi sebentar lagi Keyla akan berulangtahun yang ke 17.

Memiliki wajah cantik berkulit putih dan hidung bangir, tinggi badan 156. Salah satu daya tarik Keyla selain wajah adalah matanya. Ya, gadis itu memiliki mata hazel dan pupil berwarna coklat di hiasi dengan bulu mata lentik. Siapapun yang menatap mata itu akan terpesona.

Keyla baru menjalankan sekolah menengah atasnya kelas 11. Dan sebentar lagi akan menjalankan ujian akhir semester.

Pintar dan juga bertalenta, Keyla ahli dalam bermain basket. Karena hobi Keyla adalah bermain basket, beberapa kali juga Keyla ikut lomba basket dan selalu memenangkannya.

Bukan hanya ahli dalam bermain basket. Keyla juga memiliki keahlian di luar nalar. Ya, bisa di bilang luar nalar, karena apa? Karena Gadis cantik itu bisa melihat sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh sembarang orang.

Anugrah dari tuhan? Apa keahlian seperti itu bisa di bilang anugrah?.

Menurut Keyla itu adalah anugrah dari Tuhan untuknya. Walaupun begitu, terkadang Keyla merasa kesal dengan keahliannya ini karena aktivitasnya sering sekali terganggu.

Bahkan dulu saat masuki sekolah dasarnya sampai sekolah menengah pertama, Keyla di jauhi oleh teman-temannya, tidak memiliki teman sama sekali. Bahkan mereka menjuluki Keyla sebagai gadis aneh.

Mereka menatap Keyla dengan tatapan aneh, seperti Keyla ini adalah anak Monster.

Karena Keyla sering sekali bicara sendiri atau tiba-tiba berteriak seperti orang ketakutan. Itu lah mengapa mereka menjuluki Keyla gadis aneh.

Tapi setelah beranjak remaja Keyla mulai bisa mengontrol dirinya, seperti tidak bicara sembarangan di hadapan banyak orang atau tiba-tiba berteriak. Jika terkejut dengan kedatangan sosok mengerikan yang tiba-tiba, sebisa mungkin Keyla menahan ketakutannya atau jeritannya.

Lambat laun Keyla mulai memiliki teman,

hanya waktu SD sampai SMP kelas 2 saja Keyla tidak memiliki teman sama sekali. Mereka tidak ingin berteman dengan Keyla karena merasa takut dengan tingkah anehnya.

....

Saat ini Keyla sedang berada di dapur rumahnya, karena merasa haus terpaksa Keyla pergi ke dapur untuk mengambil air.

Biasanya Keyla selalu membawa satu botol air ke dalam kamarnya, tapi kali ini Keyla lupa tidak membawanya.

Menyalakan baterai ponselnya guna untuk menerangi jalan. Setelah baterai ponsel menyala, Keyla pun kembali berjalan menuju dapur.

Malam ini hujan turun begitu derasnya di iringi petir. Jam baru menunjukan pukul 8 malam.

Membuka kulkas sambil mengarahkan baterai ponselnya kedalam kulkas guna untuk menerangi.

"Kenapa bisa mati lampu ya? Biasanya juga nggak." Gumam Keyla merasa heran. Karena memang baru kali ini rumahnya mengalami mati listrik.

"Aah, apa mungkin kakak lupa bayar tagihan listrik? Makanya listriknya di matiin secara otomatis?" Monolog Keyla, berfikir mungkin saja kakaknya belum membayar listrik.

Keyla menggeleng.

"Hmm tapi nggak mungkin juga kakak lupa bayar listrik" Grutuk Keyla merasa tidak mungkin sang kakak lupa bayar listrik.

Di rumah besar berlantai dua ini hanya di huni oleh Keyla bersama kakak laki-lakinya. Sementara sang mamah sudah tenang di alam sana. Ya, mamah Keyla sudah meninggal tepatnya tiga tahun yang lalu. Dan papah Keyla? Sudah memiliki istri dan tinggal bersama istri barunya di rumah yang lain.

Keyla meletakan ponselnya di atas kulkas walaupun begitu masih bisa meneranginya

Keyla mengambil satu botol air dingin, langsung di bukanya tutup botolnya dan di minumnya. Ya Keyla minum langsung dari botolnya, karena botol ini khusus hanya untuk Keyla. Botol Doraemon berwarna biru muda

Di luar hujan dan hawanya dingin, tapi entah mengapa Keyla begitu haus dan ingin minum air dingin.

Puk puk.

Keyla mengerjap dan hampir saja tersedak, ketika tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

Keyla terdiam tidak segera berbalik badan, gadis itu berfikir kira-kira siapa yang menepuk pundaknya? Sementara di dapur hanya ada dirinya seorang.

Puk puk.

Deg.

Tubuh Keyla seketika membeku wajahnya menegang, ketika kembali ada yang menepuk pundaknya.

'Siapa yang nepuk pundak gue?'

Batin Keyla raut wajahnya berubah pias.

'Mahluk halus, setan?'

Glek.

Keyla menelan ludahnya susah payah, tenggorokannya kembali terasa kering, mengingat mahluk halus membuat tubuh Keyla bergidik takut.

Mahluk yang menyebalkan selalu mengganggunya di setiap saat.

Kapanpun dan di manapun tanpa kenal waktu dan tempat.

'*Plisss jangan dulu muncul set*n, sekarang gue lagi takut banget, di rumah gelap soalnya. Pait pait pait, pergi lu mahluk*!!' Batin Keyla bar-bar.

Berharap yang menepuk pundaknya itu bukan mahluk halus seperti yang ada di pikirannya, karena saat ini keyla sedang merasa takut, rumahnya gelap, jadi Keyla tidak bisa membayangkan seberapa menyeramkannya mahluk halus itu.

Puk puk.

Kembali pundaknya di tepuk, Keyla mengeratkan cekalannya di botol jantungnya berdegup kencang.

Dengan perlahan dan tubuh kaku Keyla balik badan, sudah siap-siap akan teriak, tapi ternyata tidak ada siapapun. Kening Keyla mengerut. Lalu

tatapannya mengedar ke sekeliling.

"WAAHH!!!".

"Aaaaaakh".

Byurrr...

"ANJIEGGG KEYLA!!"

Brttt.

Dengan di barengi teriakan Keyla dan seseorang, tiba-tiba lampu menyala, membuat ruangan menjadi terang benderang.

Keyla membulatkan matanya terkejut dengan mulut menganga ketika melihat orang yang sedang berdiri di hadapannya. Orang itu menatapnya tajam dengan wajah yang basah.

Tak.

Tutup botol yang Keyla cekal pun terjatuh begitu saja. Matanya mengedip-ngedip.

"Astagaa Arka!!" Pekik Keyla setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Damt!!. Muka tampan gue, baju juga semuanya jadi basah kaya gini. Keyla Azalea Adhitama" Gram cowok itu yang Keyla panggil Arka.

Cowok itu mengusap wajahnya yang basah. Keyla menyiramnya begitu saja dengan air yang ada di dalam botol.

"Anjiiin dingin" Arka mulai merasakan dingin di badannya.

Keyla menghela nafas kasar, menaikan sudut bibir atasnya sinis sambil menatap Arka kesal, raut bersalah tadi seketika menghilang begitu saja. Gadis itu melipat tangannya di depan dada.

"Siapa suruh lu ngagetin gue?!!" Dengus Keyla tidak mau di salahkan.

Karena Keyla rasa dirinya tidak bersalah. Siapa suruh cowok ini mengejutkannya, jadi terima saja akibatnya seperti apa.

Bagiamana Keyla tidak kaget coba, cowok ini seperti setan saja yang tiba-tiba muncul.

Saat Keyla balik badan ternyata tidak ada siapapun, tapi dengan tiba-tiba Arka muncul begitu saja sambil mengejutkannya. Karena terkejut dan juga refleks Keyla teriak sambil menyiram Arka dengan air yang ada di dalam botolnya.

Arka berdengus sebal, mengibas-ibaskan bajunya yang basah. Arka kira kejadiannya tidak akan seperti ini.

Karena merasa haus Arka pun berniat mengambil minum di kulkas, tapi ketika hendak mendekati kulkas rupanya di sana ada Keyla, jadi dengan ide jahilnya Arka ingin membuat gadis itu terkejut.

"Dingin banget anjieer. Keyla jelek dasar"

Buk.

"Aduuh, sakit Keylaaa." Arka kembali memekik kesakitan karena Keyla meninju tangannya begitu saja. Cukup kuat dan itu terasa sakit.

"Lu yang jelek Arkaaa. Aaah nyebelin, pulang aja sana." Sungguh Keyla benar-benar di buat kesal oleh cowok satu ini.

Arka Arion Adhitama. Atau kerap kali di panggil Arka.

Cowok tinggi memiliki wajah rupawan, satu hal yang makin membuat Arka tambah tampan, yaitu lesung pipinya di sebelah kanan. Jika cowo itu tersenyum maka lesung pipinya akan tercetak jelas, siapapun yang melihatnya akan terpesona.

Arka merupakan sepupunya Keyla, mamah Keyla dan papahnya Arka adik kakak.

Keduanya memiliki kesamaan. Ya bukan hanya Keyla saja yang memiliki ke ahlian bisa melihat mahluk halus, namun Arka pun seperti itu.

Papahnya Arka bilang jika kemampuan mereka itu turunan dari sang kakek yaitu Kakek Adhitama yang sudah lama meninggal.

Keduanya kerap kali di datangi oleh arwah-arwah penasaran.

Arwah-arwah itu akan tiba-tiba datang kepada Keyla maupun kepada Arka, untuk meminta bantuan menyelesaikan urusan mereka di dunia yang masih belum selesai.

Dan sudah beberapa kali Keyla dan Arka membantu arwah-arwah penasaran itu agar mereka bisa tenang di alamnya.

Di keluarga besar Kakek Adhitama hanya Keyla dan Arka lah yang menuruni kemampuan sang kakek.

"Waah lu tega ya ngusir gue? Parah lu" Dengus Arka bisa-bisanya Keyla malah mengusirnya.

Malam ini Arka memang menginap karena kedua orangtuanya yang pergi ke luar negri.

"Nyenyenye" Balas Keyla kesal.

Seperti gadis-gadis pada umumnya, jika kalah berdebat Keyla akan mengeluarkan jurusnya yaitu. Nyenyenye. Ah, memang tidak masuk akal, tapi mampu membuat sang lawan bicara kesal.

Arka menggertakkan giginya kesal, bukannya minta maaf gadis itu malah meledeknya.

"Minggir lu gue hausss" Arka menyuruh Keyla untuk menyingkir di hadapan kulkas.

Dengan wajah cemberutnya Keyla pun menyingkir.

Setelah itu Arka segera mengambil sebotol air lalu di minumnya.

"Oh iya, Ka, lu hari ini di datangi gak?" Tanya Keyla sambil duduk di kursi meja makan.

Arka tidak menjawab karena cowok itu masih minum, setelah minum cowok itu meletakan botol kembali di dalam kulkas dan menutup pintu kulkas. Berbalik badan menatap Keyla yang juga menatapnya.

Arka menaikan sebelah alisnya. "Gue nggak dapat gangguan soalnya sepanjang hari ini gue pake kacamata" Jawab Arka santai.

Memang terdengar aneh, namun itulah kenyataannya. Jika Keyla dan Arka tidak ingin melihat sosok-sosok itu, maka keduanya harus menggunakan kacamata bening. Ya, kacamata mampu menutupi keberadaan makhluk-makhluk halus itu.

Pertama kali yang menyadari jika kacamata bisa menghalangi keberadaan makhluk halus itu adalah Arka. Cowok itu tidak sengaja menemukan hal ajaib ini. Sekarang kemanapun Arka pergi akan membawa kacamatanya, bahkan ke sekolah pun kerap kali Arka memakai kacamata.

"Lu di datangi?" Tanya balik Arka.

Dan Keyla menggeleng. Arka mengerutkan keningnya heran. "Kok bisa?"

Keyla mengangguk. "Ya, karena gue juga pake kacamata seharian ini, hahahah. Gue pen hidup tenang"

Tak.

"Isssh Arka nyebelin" Keyla mengusap-usap keningnya yang kena jitak Arka.

Sementara cowok itu hanya mengerlingkan matanya malas. Pantas saja Keyla tidak di datangi, ternyata gadis itu juga memakai kacamata seharian ini.

"Keyla, Arka, kalian di mana?" Teriak seseorang.

Keyla dan Arka seketika saling pandang, lalu keduanya segera berjalan menuju sumber suara.

"Kak ada apa?" Tanya Keyla kepada seorang pria jangkung yang sedang berdiri di dekat sofa ruang tengah.

Keyla dan Arka berjalan mendekatinya.

Pria yang Keyla panggil kakak itu lantas menatap keduanya.

"Kakak mau ke rumah sakit. Kalian jangan kemana-mana tetap di rumah" Ucap pria itu menatap Keyla dan Arka serius.

Abizar Reynard Adhitama.

Pria berparas rupawan itu adalah kakak kandungnya Keyla, mereka terpaut usia 9 tahun saat ini usia Abizar menginjak 25 tahun. Dia adalah seorang dokter muda, yang tepatnya dokter bedah. Keahliannya dalam dunia medis tidak bisa di ragukan lagi. Banyak operasi besar yang Abizar lakukan dan berhasil.

Pria itu sudah bertunangan, terlihat jelas dari jari manisnya ada sebuah cincin yang melingkar.

....

Ikuti terus ya ceritanya sampai tamat. Jangan lupa komen dan like. Cerita ini hanya fiksi belakang karangan author, jadi jika ada kesamaan nama atau ceritanya yang kurang masuk akal maka mohon maaf dan di maklum ya guys ya.

Makasih😊🙏💙

Pohon tumbang

"Yaudah kakak berangkat ya. Kalian baik-baik di rumah." Pamit Abizar sambil mengelus lembut kepala Keyla dan beralih mengacak rambut Arka.

Abizar begitu menyayangi dua adiknya ini. Walaupun Arka hanya sepupunya, tapi Abizar sudah menganggap Arka sebagai adiknya sendiri.

"Iya kak hati-hati di jalan" Ucap keduanya.

"Nanti kabari key, ya kalau udah sampe di rumah sakit."

Abizar tersenyum sambil mengangguk. "Iya nanti Kaka kabari."

Kini Abizar berjalan menuju pintu utama rumah. Sebenarnya Abizar merasa berat meninggalkan mereka di rumah, tapi Abizar juga tidak bisa meninggalkan tugasnya sebagai seorang dokter.

Saat Abizar sedang tidur tiba-tiba ada panggilan dari rumah sakit, menyuruh Abizar untuk segera datang ke rumah sakit.

Abizar tau watak kedua adiknya itu seperti apa selalu bertingkah bar-bar melakukan segala hal tanpa berfikir dulu.

Abizar juga tau keahlian di luar nalar Keyla dan Arka.

Tapi Abizar tidak pernah tau tentang sosok-sosok yang selalu minta pertolongan kepada Arka dan Keyla, pria itu hanya tau keahlian keduanya saja.

Arka tersenyum miring sambil menyugar rambutnya.

'Syukurlah kak Abi pergi, jadi gue bisa keluar, menghirup udara malam yang segar.' Batin Arka terlihat begitu senang.

Sebenarnya ini momen yang Arka tunggu-tunggu. Bisa keluar rumah dan berkumpul dengan teman-temannya di markas.

Keyla yang menyadari raut wajah Arka seperti sedang merencanakan sesuatu, seketika tersenyum miring.

Keyla melipat tangan di depan dada sambil menatap Arka.

"Awas aja kalau lu keluar rumah."

Peringat Keyla menatap Arka dengan penuh selidik. Keyla tau dari gelagat cowok ini, pasti Arka sedang merencanakan untuk keluar rumah.

Arka menaikan sebelah alisnya menatap Keyla.

"Emang mau. Kenapa? Lu mau ngadu? Silahkan gue nggak perduli. Daripada suntuk di rumah, mending kumpul sama teman-teman."

Arka tidak perduli dengan larangan Abizar. Sungguh Arka bosa sekali jika terus berada di dalam rumah.

Sebenarnya Arka itu paling malas menginap di rumah Abizar, karena kakak sepupunya itu pasti akan melarangnya ini dan itu, melarangnya untuk tidak keluar rumah. Emang Arka ini anak gadis? Di larang-larang segara.

Arka bisa saja tinggal di rumahnya sendirian, tapi karena sang papah yang menyuruhnya menginap di rumah Abizar, jadi Arka hanya bisa menurut.

Tidak, Arka bukan lah tipe anak penurut yang bisa di atur.

Arka terpaksa menuruti kemauan sang papah untuk tinggal bersama Abizar, karena pria paruh baya itu mengancamnya, tidak akan memberinya uang lagi bahkan akan memblokir kartu kreditnya.

Ah sangat menyebalkan, jika tidak dapat uang dari sang papah, maka Arka akan mendapatkan uang dari mana lagi coba? Karena dirinya belum bekerja.

Keyla mendelik kesal, sudah Keyla duga

Arka pasti keluar rumah walaupun sudah di larang oleh kakaknya.

"Udah gue duga. Tapi lu harus cepat pulang sebelum kak Abi pulang, kalau nggak motor lu akan kak Abi sita"

Memang benar ucapan Keyla. Abizar juga seperti papahnya, jika bertindak tidak pernah main-main, jadi Arka harus berhati-hati dengan Abizar kalau tidak mau motornya di sita.

Arka menghela nafas panjang di hembusannya secara kasat, tidak menanggapi ucapan Keyla lagi. Arka pun segera berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Keyla mengerucutkan bibirnya.

Sebenarnya Keyla juga merasa bosan di rumah ingin berkumpul bersama teman-temannya juga, tapi karena di luar hujan, jadi Keyla malas untuk keluar rumah.

.....

Saat ini Abizar berada di perjalanan menuju rumah sakit. Membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke rumah sakit.

Pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hujan masih turun tapi tidak se deras tadi.

Abizar menghela nafas berat, wajahnya terlihat lesu. Entah mengapa setelah bangun tidur tadi Abizar merasa gelisah, perasaannya tidak enak, seperti ada yang mengganjal di hatinya. Namun entah apa Abizar tidak tau.

Rasanya baru kali ini dirinya mengalami kegelisahan tanpa sebab.

Pria itu kembali menghela nafas berat. Tatapannya fokus ke depan.

Tiba-tiba kening Abizar mengerut matanya sedikit memicing menatap ke depan sana.

"Ada apa?" Gumam Abizar ketika melihat banyak kendaraan yang berhenti bahkan mobil yang melaju di depannya pun ikut berhenti.

Dengan segera Abizar menghentikan mobilnya.

Niu niu.

Terdengar bunyi sirene dari mobil polisi dan juga mobil ambulans.

Abizar juga melihat di depan sana terpasang tanda polisi. Selain itu banyak orang berseragam Oren, kelihatannya itu adalah petugas pemadam kebakaran, polisi juga tidak kalah banyak.

Abizar terus menatap ke depan.

"Pohon tumbang?" Gumam Abizar saat melihat ada sebuah pohon besar yang tumbang dan menghalangi jalan.

Mungkin ini alasan mengapa banyak kendaraan yang berhenti.

Tok tok.

Deg.

Abizar sedikit terkejut, ketika tiba-tiba pintu kaca mobilnya di ketuk dari luar.

Abizar langsung melihat ke arah pintu di sebelahnya dan di sana ada seseorang yang sedang berdiri.

Abizar segera menurunkan kaca mobil.

"Selamat malam pak." Ternyata itu adalah seorang polisi.

Abizar mengangguk. "Iya pak selamat malam"

"Maaf pak kami hentikan kendaraannya karena di depan sana ada kecelakaan. Bapak harus menunggu beberapa saat untuk bisa melewati jalan karena pohon tumbang menghalangi jalan" jelas polisi itu.

Abizar langsung terdiam. Jika begitu bagaimana Abizar bisa segera sampai ke rumah sakit?.

"Kira-kira berapa lama ya pak?" Tanya Abizar.

"Semoga saja tidak lama pak, karena petugas sudah menyingkirkan beberapa batang pohon yang menghalangi jalan"

Abizar mengangguk, berharap tidak akan menunggu lama.

"Kalau begitu saya permisi"

"Iya pak, terimakasih"

Kini polisi itu kembali pergi ke depan sana.

Abizar juga bisa melihat ada beberapa kendaraan roda empat yang tertimpa batang pohon. Entah bagaimana keadaan si korban.

Dengan perasaan yang masih gelisah Abizar menyenderkan kepalanya ke punggung kursi, memejamkan matanya, mendengarkan suara rintikan hujan yang membasahi bumi.

Tiba-tiba bayangan seseorang terlintas di benak Abizar, membuat pria itu membuka matanya.

"Natasha" Gumamnya sambil tersenyum hangat.

Menundukkan kepalanya menatap sebuah cincin yang terpasang indah di jari manisnya. Mengelus lembut cincin itu.

Itu adalah cincin tunangannya dengan seorang gadis cantik. Dan gadis itu sendiri yang memilih cincinnya, di cincin itu ada inisal A&N. Yang berarti, Abizar and Natasha.

Abizar menghela nafas berat. Seketika hatinya gelisah merasakan rindu yang teramat dalam kepada gadisnya.

"Aku merindukan kamu, ingin mendengar suara lembut mu"

Abizar terus terpikirkan dengan Natasha. Mereka bertunangan sudah cukup lama, yaitu satu tahun.

Sebenarnya dari awal Abizar tidak ingin bertunangan, Abizar hanya ingin segera menikah tanpa ada pertunangan.

Tapi karena Natasha tidak ingin menikah dulu sebelum lulus kuliah S1-nya, jadi mereka memutuskan untuk bertunangan saja.

Abizar merogok saku celana panjangnya, mengeluarkan benda pipih miliknya.

Mengutak-atiknya sebentar, lalu di tempelkan ke telinga.

"Angkat sayang, aku rindu." Gumam Abizar.

Rindu ini rasanya berbeda dengan sebelumnya. Abizar merasakan rindu yang se rindu-rindunya seperti mereka LDR saja dan tidak bertemu beberapa tahun.

Ya, walaupun mereka memang tidak sering bertemu karena kesibukan masing-masing. Abizar sibuk dengan jadual operasinya sementara Natasha sibuk dengan kuliahnya.

Nut nut.

Kening Abizar mengerut, menjauhkan ponselnya dari telinga menatap layar ponselnya.

"Kenapa nggak aktif?" Heran Abizar.

Nomor Natasha tidak aktif dan itu tidak biasanya. Walaupun begitu Abizar kembali menghubunginya.

Menghela nafas, sama seperti tadi, nomornya masih tidak aktif.

'Atau mungkin sudah tidur ya? Dan ponselnya mati saya?' Batin Abizar menerka-nerka mungkin saja kekasihnya itu sudah tidur.

"Yasudah, besok juga kita bertemu"

Besok adalah rencananya mereka untuk bertemu. Seperti sebelum-sebelumnya, menghabiskan waktu berdua.

Abizar kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Rasanya sudah tidak sabar untuk besok, ingin segera bertemu sang kekasihnya.

....

Sementara itu di dalam sebuah mobil yang rusak parah karena tertimpa dahan pohon besar, ada seseorang yang terjepit tidak sadarkan diri. Tubuhnya di penuhi oleh luka dan dar*h.

Bunyi sirene mobil polis dan ambulan saling bersahutan. Polisi dan pemadam kebakaran berusaha menyingkirkan dahan pohon yang menindih mobil itu.

"Hati-hati, kita harus segera mengeluarkan orangnya"

Suara orang saling bersahutan terdengar panik dan khawatir.

"Pintunya tidak bisa di buka"

"Kita tarik yang kuat sampai pintunya terbuka."

"Di dalam ada dua orang, supir laki-laki dan penumpang perempuan."

"Astaga orangnya sudah tidak sadarkan diri"

Mereka semua merasa panik karena pintu mobil yang terkunci tidak bisa di buka. Walaupun begitu mereka tidak menyerah terus berusaha membuka pintu mobil, mengarahkan alat-alat yang bisa membuka pintu mobil.

Setelah berusaha keras, akhirnya pintu mobil yang di belakang dan di depan bisa terbuka.

"CEPAT KELUARKAN ORANGNYA".

"SIAPKAN AMBULAN, KORBAN TERLUKA PARAH"

"SI SOPIR SUDAH TIDAK BERNYAWA."

.....

jangan lupa like, komen dan vote ya guys. Makasih!!!

Sosok mengerikan

Keyla sedang rebahan dengan posisi tengkurap di kasur empuknya sambil membaca sebuah buku novel.

Karena belum mengantuk jadi Keyla memutuskan membaca novel yang kemarin siang ia beli.

Sementara Arka cowok itu sudah pergi entah kemana dan Keyla tidak perduli, mau mencegah pun pasti akan sia-sia saja karena sepupunya itu keras kepala.

Sekali-kali Keyla akan tersenyum di depan buku, jika membaca bagian yang membuatnya tersipu atau salah tingkah.

Ya, terkadang Keyla akan heboh sendiri jika membaca bagian yang menurutnya sangat romantis. Novel yang Keyla baca saat ini bergenre romantis remaja anak sekolah.

"Ya ampuun!!. Ini cowoknya romantis bangeet, siih!!" Pekik Keyla heboh sendiri sambil guling-guling di atas kasur.

Mungkin jika ada yang melihat tingkah konyol Keyla akan mengatainya gadis gila.

Brak.

"AAAKH MAMA" Teriak Keyla terkejut, ketika dengan tiba-tiba terdengar benda jatuh.

Keyla segera bangun lalu duduk, jantungnya berdetak kencang pandangannya langsung mengedar ke sekeliling. Kira-kira benda apa yang jatuh? suaranya jelas sekali.

"A-apa yang jatuh?" Gumam Keyla dengan perasaannya yang tidak enak.

Sebenarnya Keyla itu gadis penakut. Jika di suguhi hal-hal ghaib Keyla akan ketakutan.

Walaupun memiliki ke ahlian bisa melihat mahluk halus sedari kecil, tapi Keyla akan tetap merasa takut jika di datangi mereka.

Hussss.

Brak.

"Astagfirullah" pekik Keyla kembali terkejut.

Tiba-tiba angin kencang masuk ke dalam kamar, di barengi dengan jendela terbuka lebar dan gorden-gorden berterbangan.

Keyla langsung melihat ke arah jendela, keningnya mengerut, Keyla rasa jendela kamarnya sudah di tutup dan di kunci, tapi kenapa bisa terbuka seperti itu?

Jendela itu mengarahkan ke balkon kamar.

"Kok bisa kebuka ya? Bukannya udah gue kunci waktu sore?" Monolog Keyla keheranan.

Masih dengan wajah heran Keyla turun dari kasur dan berjalan menuju jendela.

WUSSSH.

Prak, prang.

Deg.

Tubuh Keyla kaku di tempat dengan jantung berdetak kencang, wajahnya menegang berubah pias.

Glek.

Menelan ludahnya susah payah.

"A-apa i-itu?"

Keyla melihat ada bayangan hitam yang lewat begitu kencang sampai barang-barang di kamarnya berjatuhan. Dengan tubuh kaku dan wajah pucat, Keyla menolehkan kepalanya ke belakang. Melihat benda-benda yang berjatuhan.

Foto yang berada di atas meja dan tertempel di dinding berserakan di lantai, bukan hanya itu, gelas kaca bekas Keyla minum pun pecah di atas meja belajarnya.

Entah mahluk apa yang masuk ke dalam kamarnya, energinya begitu kuat hawa panas mulai Keyla rasakan.

Keyla tau itu adalah mahluk tak kasat mata.

"Keyla"

Deg.

Bulu kuduk Keyla meremang, tubuhnya gemetar.

"Si-siapa itu" gumam Keyla dengan wajahnya yang semakin pucat.

Keyla mendengar ada yang memanggil namanya dengan begitu lirih seperti berbisik terbawa angin.

Dengan raut wajah takut dan was-was Keyla mengedarkan pandangannya.

"Keylaaa".

"Keylaaa".

"Keylaaa".

Jelas sekali sosok itu memanggil- manggil namanya, dan Keyla tau suara itu berasal dari mana.

Menghela nafas berat berusaha menenangkan dirinya sendiri, tangannya terkepal kuat menyalurkan rasa takut yang luar biasa.

Dengan tubuh gemetar pandangan Keyla beralih ke suatu tempat, kepalanya mendongak.

Mata Keyla membulat sempurna, badannya semakin gemetar hebat kakinya terasa lemas dan jantungnya seperti ingin loncat dari tempatnya saja.

"AAAAAAKH, SETAAAAAAN." Teriak Keyla histeris sambil berlari keluar dari kamarnya.

"MAMAAA, KAKAK ADA SETAAAN." Keyla terus berlari menulusuri rumahnya menghindari sosok itu.

Tepatnya di atas lemari, Keyla melihat ada sosok yang hancur mukanya, sosok itu menyeringai ke arah Keyla, dari mulut dan hidungnya keluar darah, bukan hanya itu, seluruh tubuhnya pun di penuhi oleh darah sampai membasahi lemari turun mengenai bagian kacanya.

Keyla berlari menuruni anak tangga.

Walaupun sering melihat sosok seperti itu, Keyla akan tetap ketakutan, apa lagi di sekitarnya tidak ada siapapun.

Sudah di jelaskan dari awal, bahwa Keyla gadis penakut.

"HUUAA, KAKAK TOLONG KEY"

Keyla sudah sampai di lantai bawah.

"BIBI, BIBI DI MANA? KEYLA TAKUT" Jerit Keyla memanggil art di rumahnya, namun tidak ada sautan sama sekali, di rumah besar ini seperti tidak ada siapapun dan hanya ada Keyla.

Wussssh.

Buk.

"Aduuh"

Keyla terjatuh ketika tiba-tiba angin kencang menghantam tubuh kecilnya.

Keyla meringis kesakitan, lututnya terasa sakit akibat terbentur dengan lantai.

Prak, prak.

Deg.

Tubuh Keyla membeku, menelan ludahnya susah payah, Keyla mendengar benda-benda berjatuhan.

Prak.

Kembali terdengar benda jatuh.

Prtt prtt prtt.

Tiba-tiba lampu berkelap-kelip.

Dengan kaku kepala Keyla menoleh ke belakang. Mata gadis itu seketika membulat sempurna dengan mulut menganga.

"AAAKH"

Keyla menjerit sambil mundur ke belakang dengan posisi duduk di lantai.

Keyla melihat sosok mengerikan itu berjalan ke arahnya, dan benda-benda yang di lewati oleh sosok itu berjatuhan.

"PERGI JANGAN GANGGU GUE" Teriak Keyla.

Sosok itu terus mendekat dengan rambut panjangnya yang menutupi wajah.

Keyla pun terus mundur ke belakang, dengan air mata mengalir deras, tubuhnya gemetar hebat keringat dingin membasahi tubuh Keyla.

Sebenarnya baru kali ini Keyla melihat sosok yang sangat mengerikan seperti itu, karena selama ini Keyla tidak pernah melihat sosok se mengerikan itu.

Tangannya hancur dan darah menetes ke lantai, bukan hanya itu kakinya pun hancur. Sosok itu berjalan terseok-seok menyeret kakinya.

"Keylaaah"

Sosok itu menunjukkan wajah hancurnya menyeringai ke arah Keyla.

Seringaian yang sangat mengerikan, matanya merah menyala, hawa di sekitar pun sangat panas.

"Hiks hiks. GUE BILANG PERGI"

Buk.

Deg deg deg.

Keyla berhenti bergerak ketika punggungnya menyentuh tembok. Gadis itu langsung menolehkan kepalanya ke belakang menatap dinding. Keyla mentok di sudut ruangan dan tidak bisa bergerak mundur.

Kembali menatap sosok itu yang ternyata masih mendekatinya.

"Hiks hiks, gue bilang pergiii"

dengan tangan gemetar Keyla menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan, tidak ingin melihat sosok mengerikan itu.

"Hiks hiks, kakak mamah tolong key." Lirih Keyla yang begitu merasa takut.

Beberapa saat Keyla menutup wajahnya, berharap sosok itu segera pergi.

Suasana menjadi hening tidak terjadi apapun, benda-benda pun tidak saling berjatuhan lagi.

Mungkin kah sosok itu sudah pergi? Pikir Keyla. Dengan perlahan berusaha membenarkan diri Keyla menurunkan kedua tangannya yang menutupi wajah, lalu membuka matanya dan.

"Keyla"

Deg.

Mata Keyla membelalak dengan wajah pucat pasti bahkan gadis itu menahan nafasnya, jantungnya berdetak seperti ingin loncat dari tempatnya.

Sosok itu tepat berada di hadapan wajah Keyla.

Wajahnya sangat mengerikan di penuhi luka dan d*rah, menyeringai menatap Keyla matanya melotot merah menyala.

"AAAARG" Keyla menjerit dan pingsan di tempat.

.....

Jangan lupa like dan komen ya🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!