Assalamualaikum hai ini selamat datang di novel terbaruku yang kali ini bergenre horor.
Beberapa belas tahun yang lalu di kota bilangan depok, telah hilang seorang anak kecil. beberapa orang sibuk membawa barang_barang yang bisa di pukul di dalam hutan bambu.
Seorang ibu yang juga ikut dalam pencarian, berusaha ditenangkan oleh rekan_rekan sebayanya. Sekitar dua puluh orang yang ikut masuk ke hutan bambu yang sangat gelap, karena hari memang baru saja memasuki senja rombongan itu di pimpin oleh seseorang yang memakai baju koko putih lengkap dengan kain sarung dan peci hitamnya.
Dia berjalan paling depan seakan sebagai penunjuk jalan, mulutnya tak henti_hentinya komat kamit sambil tangannya terus memutar tasbih. sisa rombongan yang lain mengekor tepat di belakang laki_laki itu, beberapa orang yang memegang obor berada di depan samping kiri dan kanan serta di belakang.
Sepertinya tugas pembawa obor adalah untuk melindungi rombongan yang ada ditengah_tengah mereka, cahaya obor yang berpendar cukup memberi terang tiap_tiap mata.
Orang_orang itu mendengar dengan jelas, pukulan panci penggorengan yang memekakan telinga. beberapa hewan malam yang ada di hutan bambu terbang, atau lari begitu cahaya obor atau suara itu mendekati sarang mereka.
"Tunggu, kata lelaki yang berjalan paling depan dengan tiba_tiba. semua orang seketka berhenti berjalan dan berhenti pula memukulkan benda yang mereka bawa, suasana yang tadinya hiruk pikuk sepontan menjadi sunyi senyap.
Laki_laki yang ditunjuk menjadi pimpinan rombongan nampak meneliti tiap sudut bambu, dengan pandangannya.
"Ada apa pak ustad? tanya seorang laki_laki berkaca mata yang persis ada di belakangnya, orang yang di panggilnya dengan sebutan ustad diam sesaat. lalu membalikan badan menatap rombongan yang dipimpinnya.
"Panggil bu sumi kesini, cepat.. perintah pak ustad.
Laki_laki yang tadi bertanya lalu mundur kebelakang, dan tak berselang lama telah kembali dengan membawa seorang wanita.
"Ada apa pak ustad? apa anak saya sudah ditemukan? tanyanya dengan wajah penuh harap.
"Insyaallah ibu yang harus memanggilnya sekarang, ibu bawa mainan anak ibu seperti yang tadi sudah saya pesan sebelumnya.
Wanita yang bernama bu sumi mengangguk dan menyodorkan pistol mainan, ini mainan kesayangan imam pak ustad. pak ustad tersenyum lalu membisikan sesuatu ketelinga bu sumi.
Beberapa orang yang ada dirombongan saling berpandangan, sepertinya akan ada yang dibisiki oleh pak ustad.
Raut wajah bu sumi berubah setelah mendengar bisikan itu, orang_orang yang tadinya saling berpandangan kini mulai ada yang kasak kusuk di belakang.
"Apa saya bisa pak ustad? tanya bu sumi.
"untuk anak ibu, maka ibu harus bisa. masih dengan perasaan kurang yakin bu sumi maju selangkah, lalu berhenti dan menoleh kebelakang ke rombongab orang_orang yang merupakan tetangganya. yang mau membantu mencarikan anaknya yang hilang..
"Bissmillah serahkan semuanya pada Allah swt bu, yakinlah dengan kekuasaannya kata pak ustad.
"Bissmillah.. dengan mantap wanita yang berusia 40 tahun itu, melangkahkan kakinya maju kedepan meninggalkan rombongannya di belakang.
"20 kaki, kata bu sumi dalam hati. lalu ia berhenti melangkah..
Sesuai dengan bisikan pak ustad bahwa ia harus maju melangkah ke depan, pandangan bu sumi mulai menjelajah keseluruh hutan bambu yang ada dihadapannya.
Dia ingat pak ustad tadi juga berbisik, bahwa jangan sesekali ia menoleh ke belakang atau kearah rombongannya. oleh karena itu pandangannya pun hanya tertuju kearah depan, dari tempatnya berdiri.
Sementara itu beberapa orang yang ada dirombongan merasa heran dengan perginya bu sumi, meski mereka masih bisa melihat tetangganya yang terkena musibah itu sudah berada jauh didepan. tapi rasa ingin tau terus terukir dibenak mereka.
Hingga seorang ibu yang berwajah bulat memberanikan diri untuk bertanya,
"Mengapa bu sumi berjalan sendirian ke depan pak ustad? orang yang ditanya tersenyum lalu menjawab sambil terus pokus memperhatikan bu sumi.
"Ibu akan tau sendiri nanti jawabannya, yang penting masing_masing bantu doa untuk keselamatan bu sumi dan anaknya. dan ingat jika ada yang lari saat melihat sesuatu yang datang di depan bu sumi nanti saya tidak akan menjamin keselamatannya. wajah ibu_ibu yang bertanya tadi langsung berubah pucat tanpa pikir panjang dia langsung mundur ke belakang dan menyampaikan kesemua rombongan, akan apa yang sudah ia dengar dari pak ustad.
Sebuah senyum kembali terlukis diwajah pak ustad sengaja dia berkata begitu karena ibu yang barusan bertanya adalah, salah satu sumber menyebarnya gosip yang hangat dilingkungannya.
"Imam anak ibu, sini pulang sama ibu nak.. terdengar suara bu sumi lirih memanggil anaknya yang sudah sejak tadi hilang, bu sumi masih menebarkan pandangannya ke setiap sudut hutan bambu di hadapannya.
Dia berharap ada setitik petunjuk akan kehadiran buah hatinya.
"Imam ini mainan kesayanganmu nak, ayo pulang sama ibu. ibu kangen imam..
greg greg greg
Bu sumi agak terkejut mendengar suara barusan, dia mempokuskan pandangannya pada beberapa batang bambu yang ada di depannya. persisnya disamping kiri, batang_batang bambu itu tampak bergerak_gerak seperti ada yang mencoba turun dari atasnya.
Pandangan bu sumi tidak berpindah dari batang_batang pohon bambu yang bergorang, sambil dia terus memanggil nama anaknya. di tangan kanannya terus ia genggam pistol mainan yang masih di genggam dengan erat..
Pak ustad yang juga melihat ada keanehan itu berbicara pada rombongan, yang ada di belakang untuk terus berdiam diri dan terus memantau bu sumi.
"Imam dimana kamu sekarang nak? ini ibu yang menjemputmu, kata bu sumi lirih beberapa kali wanita itu merasakan tengkuknya merinding. Terlebih saat bambu_bambu yang ada di depannya terus saja bergoyang, tapi demi buah hatinya ia mencoba terus menekan rasa takutnya yang mulai menjalar.
Tiba_tiba suasana berubah sunyi, jangkrik_jangkrik yang tadi bunyi untuk menyambut rombongan itu dikawasannya sepertinya takut untuk kembali mengerik.
Angin yang awalnya masih terasa hangat, berubah menjadi sejuk lalu berubah lagi menjadi dingin. cahaya obor yang di pegang oleh beberapa orang dirombongan mulai meredup, Pak ustad yang mulai lebih serius memutar tasbihnya yang ada di tangannya.
Sebagian beberapa orang yang ada dirombongan, mulai menunjukan wajah_wajah yang ketakutan beberapa orang bahkan ada yang saling berpelukan. Atau setidaknya merapatkan diri ke teman yang ada di dekatnya.
Bu sumi yang memang sudah siap lahir dan bathin untuk menemukan anaknya, terus melafalkan ayat_ayat suci al quran dalam hatinya. Suasana benar_benar hening semua tampak menunggu, ada apa gerangan yang akan terjadi selanjutnya.
Tiba_tiba terdengar suara seperti benda jatuh atau seseorang, atau sesuatu yang mendarat diatas tanah. Bu sumi yang memang sedari bersiaga berusaha mencari darimana datangnya suara tadi, lagi_lagi pandangannya bertumpu ke beberapa batang pohon bambu yang tadi sempat bergoyang dengan kencang.
Matanya nanar melihat ada dua bayangan yang sejak tadi ia perhatikan, bayangan itu seperti bayangan dua orang. Yang satu tinggi besar dan yang satu kecil.
"Imam ini ibu nak, lagi_lagi bu sumi mencoba memanggil anaknya. naluri keibuannya menuntunnya untuk terus memanggil anaknya, kedua bayangan yang masih ia perhatikan itu tetap berdiri mematung.
"Ibuuu..
Bersambung.....
👹 Happy reading👹
"Ibuuu... bu sumi terkejut saat mendengar ada suara yang memanggilnya, itu suara imam anaknya tidak salah lagi seorang ibu pasti sudah hafal betul dengan suara anaknya.
"Imam ini ibu nak ayo pulang sama ibu, kata bu sumi kali ini ia sudah tidak sanggup menahan air matanya untuk tidak keluar.
"Ibuuu.. tiba_tiba imam anaknya muncul dari balik bayangan tersebut, ibu sumi sudah hampir berlari saat melihat buah hatinya ada beberapa langkah disamping kirinya. Tapi niatnya untuk langsung mendekati imam harus ia tahan, karena ia melihat sebelah tangan imam masih ada dalam bayangan.
Seperti sedang dipegang oleh seseorang atau sesuatu.
"Ibuuu... teriak imam sambil mengulurkan tangan kanannya, anak itu setengah meronta seperti ingin melepaskan diri dari sesuatu yang memegangi tangan kirinya.
Jika bukan karena perintah pak ustad yang mewanti_wantinya untuk tidak langsung menghampiri anaknya, niscaya saat itu bu sumi langsung sudah berlari memeluknya.
Pak ustad sempat berpesan jika ingin ia harus menerima imam, bukan memberinya atau yang lebih mudahnya ia harus membiarkan imam yang mendatanginya bukan malah sebaliknya. karena hal itu akan berakibat fatal untuk imam, pak ustad dan semua orang yang ada dirombongan masih terdiam.
Nampaknya semua orang dalam keadaan mencekam seperti ini terlihat patuh untuk tetap diam, kontras sekali kondisinya pada saat mengumumkan tentang pengajian rutin di lingkungan.
Banyak warga yang tau malah berpura_pura tidak tau, yang mendengar juga pura_pura tidak mendengar.
"Hhaahh saat ini bukan waktu yang tepat untuk seorang ustad mengeluh, mudah_mudahan bu sumi ingat pesanku yang terakhir. gumam pak ustad dalam hati sambil kembali mempokuskan diri pada wanita yang akan menghadapi sesuatu yang ada diluar akal sehat.
Srruukkk..
Suara pistol mainan yang dilemparkan bu sumi ke depan anaknya itu, membuat pak ustad menganggukan wajahnya.
"Ternyata wanita itu masih ingat akan pesanku.. ucap pak ustad lirih.
"Imam itu mainan kesayangan kamu nak, ambillah berikan ke ibu.. suara bu sumi kembali menyadarkan orang_orang yang ada di dalam rombongan untuk kembali waspada. semua pandangan kembali berpusat pada bu sumi..
Setelah beberapa saat bu sumi melemparkan pistol mainan kesayangan anaknya tersebut, tiba_tiba bayangan yang sedari tadi memegang tangan kirinya imam menampakan diri. Bu sumi tercekat melihat sesosok makhluk yang sangat menyeramkan, keluar dari bayangannya sambil memegang tangan buah hatinya.
Beberapa orang dalam rombongan begitu terkejut, sebagian yang lain mengucap istighfar bahkan ada yang menutup mata karena tak mau melihat sosok seperti itu apa yang saat ini di dekat bu sumi.
Pak ustad langsung memasang kuda_kuda untuk lebih waspada, keselamatan ibu dan anak yang ada di depannya merupakan tanggung jawabnya. Makhluk yang berambut panjang dengan wajah menakutkan yang ternyata yang sedang memegangi tangan kiri imam.
Kedua bola matanya merah menyala melotot tak berkedip memandang bu sumi dan pistol mainan yang tergeletak ditanah, hidungnya hanya tersisa setengah bagian sisanya berupa rongga yang dipenuhi ulat. mulutnya yang lebar dipenuhi air liur yang berbau sangat busuk.
Tampak gigi_giginya yang runcing tertanam digusinya, kulitnya seperti karet berlepit karena keriput yang kalah aneh adalah dua buah dadanya yang besar dan panjang menggantung hampir menyentuh tanah.
Dari bawah pusar sampai setengah betisnya tertutup bulu_bulu panjang yang kasar.
"Kembalikan anak saya, saya mohon.. ucap bu sumi dengan terbata_bata. dari suara dan wajahnya jelas terlihat rasa takut mulai mengikis keberaniannya.
Makhluk yang orang sebut dengan panggilan kalong wewe itu, mendenguskan nafasnya yang berat sepertinya dia mengerti dengan ucapan bu sumi. Sesaat dia menoleh ke anak laki_laki yang masih dia pegangi tangannya, sorot matanya yang semula tajam dengan anehnya mulai melemah saat melihat imam.
Perlahan makhluk itu menggendong imam, lalu dia tatap anak yang baru beberapa jam bersamanya dengan tatapan yang sendu. bukan tatapan seorang pemburu pada mangsanya ada kasih sayang yang tersirat dimata kalong wewe itu, kepada anak yang ada di gendongannya.
Bu sumi yang awalnya merasa cemas, dengan keselamatan anak semata wayangnya merasa aneh melihatnya begitu pula dengan pak ustad. kewaspadaan yang semula ia tingkatkan, mulai di kendurkan kembali baru kali ini dia melihat sesosok mahluk gaib yang berprilaku layaknya seorang ibu. yang tak rela untuk melepaskan anaknya.
Setelah beberapa saat mahluk itu menatap imam dengan sendu, kejadian selanjutnya tak kalah mengejutkan dengan lembut mahluk itu memberi kecupan di kedua pipi imam.
Anak itu dengan polosnya malah menyentuh wajah menyeramkan yang ada di depannya, harusnya anak sekecil itu seharusnya setidaknya menjerit ataupun meronta. namun kenyataan berkata lain, dengan raut wajah yang menampakan kesedihan mahluk itu kembali menurunkan imam ketanah.
"Imam sini sama ibu nak, sini.. kata_kata bu sumi membuat imam menoleh kearahnya. perlahan anak kecil yang baru berusia 6 tahun itu mulai melangkah mendekati ibunya, bu sumi yang sudah siap menyambut merentangkan kedua tangannya dan airmata yang menumpuk di pelupuk matanya harus tertumpah saat imam kembali berada dalam pelukannya.
Berkali_kali wanita itu menghujani buah hatinya dengan ciuman.
"Alhamdulillah ya Allah, ucapnya berkali_kali sesaat bu sumi menatap mahluk yang telah menculik anaknya meski anak itu telah berada dalam pelukan ibu kandungnya.
"Aku akan tetap terus mengawasi anakmu, jaga ia baik_baik suatu saat aku akan kembali menemuinya...
Bu sumi tercekat saat mendengar suara seorang wanita di telinganya, tatapannya bertemu dengan kalong wewe yang saat itu juga menatapnya.
"Apa mungkin mahluk itu yang barusan berucap, tanyanya dalam hati. beberapa saat kemudian mahluk itu mengangkat telunjuk tangannya yang berkuku panjang nan hitam, dan pistol mainan imam yang tadi tergeletak ditanah sudah berpindah tangan kalong wewe itu. Sekali lagi mahluk itu menatap sepasang anak dan ibu yang ada di depannya, sebelum akhirnya ia melesat terbang meninggalkan mereka.
Bersambung.....
10 Tahun kemudian tidak terasa telah berlalu.
Perkenalkan nama saya Imam Al fattah, saya adalah anak pertama dari pasangan yang bernama idris dan sumiati. kami tinggal di depok salah satu kota penyanggah ibu kota, usia saya 16 tahun saat ini saya mempunyai adik perempuan yang bernama ayu. jarak usia kami terpaut 6 tahun ia seorang siswa kelas 6 SD.
Sedangkan saya baru memulai kelas, di kelas 11 baru dua minggu yang lalu sekolahku dan ayu ada dalam satu lingkungan yang sama. di yayasan tempat kami belajar memang memiliki lembaga pendidikan yang lengkap, mulai dari jenjang sekolah dasar, SMP hingga SMU bayangkan saat jam_jam masuk sekolah, saat jam istirahat dan jam pulang ratusan siswa akan menyemut memadati lingkungan sekolah kami.
Seperti saat sekarang ini, aku yang datang berboncengan dengan ayu hampir_hampir tidak di bukakan pintu gerbang.
"Mang tunggu mang, teriakku sambil menjegal pintu gerbang yang hampir tertutup dengan ban depan. Mang iip melotot seperti tidak suka dengan ketidak sopanan saya...
"Maaf mang tolong jangan ditutup dulu gerbangnya mang, tidak bisa sudah hampir jam 7 sudah harus di tutup gerbangnya. sambil menunjuk_nunjuk jam ditangannya, aku melihat jam tanganku.
"Masih kurang 15 menit..aku menyuruh ayu melihat jam tangannya juga, ternyata sama waktunya dengan jam milik aku.
"Mang maaf ya, kataku sambil mencoba melihat jam tangannya.
"Mang jam tangan mamang mati tuh, kata aku lagi ini baru jam 6 lebih 50 menit mang jadi belum jam 7 belum waktunya gerbang ditutup. beberapa orang siswa yang berada di belakang motorku juga mengiyakan aku, mang iip melirik jam tangannya lagi dan mendekatkannya ditelinga.
"Owalah pantes dari tadi jarumnya diem aja, ya sudah ya sudah cepet masuk perintah laki_laki yang katanya sudah bekerja menjadi satpam sejak bangunan sekolah kami berdiri.
Aku dan ayu yang berada paling depan langsung menyeruak masuk, ayu berlari menuju gedung sekolahnya yang ada di sebelah barat gedung SMA aku. sementara aku terus menuntun motor kearah tempat parkir. Di sekolahku ada peraturan khusus bagi siswa yang membawa motor, dengan knalpot yang sudah di modif harus di matkan mesinnya sebelum di bawa masuk ke area sekolah.
Dan menuntunnya ke tempat parkiran, tiba_tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Saat aku menoleh ada telunjuk tangan seseorang yang tepat menyentuh kening saya.
"Sial lu jon, hardik aku sambil menarik telunjuknya.
"Aduduh aduh mam ampun, ampun mam.. joni salah satu teman baik saya sejak SMP hingga sekarang meringis kesakitan. Aku tidak memperdulikan teriakannya dan terus menarik telunjuknya, dengan santai saya berjalan meninggalkan area parkir dan joni masih mengekor di belakang saya karena telunjuknya masih aku tarik.
"Ciieeee masih pagi udah pacaran aja lu berdua, datang lagi satu kampret yang tau_tau sudah menggandeng pundak aku.
Rio dia itu temanku dari kecil selain rumah kami yang berdekatan, dia juga merupakan sepupuku ayahnya adalah adik dari ayahku. Aku yang kasihan melihat joni akhirnya melepaskan telunjuknya, sambil masih meringis joni meniup_niupkan jarinya seperti orang yang kepanasan.
Teman baikku di sekolah ada 4 orang, joni, rio, rendy dan mail. geng kami tidak bernama namun siapapun pasti akan malas jika harus berurusan dengan salah satu dari kami, kami semua memang mengikuti seni beladiri.
Aku menekuni pencak silat, Rio dan Joni adalah karateka sedangkan rendy dan mail merupakan atlet judoka sekolah kami. Tidak heran jika berlima cukup disegani di sekolah, meski kami semua ahli bela diri tapi komitmen kami berlima sama. Yaitu tidak mengeluarkan keahlian kami kecuali untuk membela diri atau untuk kejuaraan.
"Rendy belum datang jon? tanya rio. joni menggelengkan kepalanya.
"Lu gak tau jon? kan rumah dia deket ama lu.. tanya rio lagi, lagi_lagi joni membalas dengan anggukan.
"Aahh ngehek lu jadi mahal amat tuh mulut buat jawab, kata rio sambil menoyor kepala joni.
Aku yang dari tadi melihat kelakuan mereka dari belakang, langsung menyalip langkah mereka untuk berada paling depan.
"Buru_buru amat mam, santai aja kali bu irma gak masuk kali ini.. kata rio singkat.
"Serius yo? tanya gue penasaran.
"Iya serius nyokap gue kan jadi guru piket hari ini, tadi pagi bu irma telfon nyokap gua buat minta izin karena anaknya sakit.. jelasnya lagi.
"Yess hari ini gue selamat, kata imam tiba_tiba.
"Lu seneng amat bu irma gak masuk mam, pasti lu belum ngerjain pr matematika nya yang kemarin ya.. tanya joni.
Imam mengangguk senang, "Hari ini kayaknya akan jadi hari yang hoki ni buat gua.. ucap imam dalam hati.
Aku, rio dan joni memang sekelas yaitu kelas 11_2, rio bahkan sejak kelas 10 duduk satu meja denganku. Kalau joni baru di kelas 11 ini bisa bergabung, sementara rendy dan mail ada di kelas 11_3 letak kelasnya persis berada di depan kelas aku.
Karena bu irma yang mengajar matematika berhalangan hadir, 99% siswa di kelasku bisa bernafas lega dia memang terkenal salah satu guru terkiller di sekolah kami.
Kenapa aku bisa bilang hanya 99% siswa yang lega, karena masih ada 1% lagi atau lebih tepatnya ada 1 orang siswa yang bertolak belakang reaksinya. Namanya riri siswi super cupu dan tidak populer di seantero sekolahku, diantara bidadari atau kembang sekolah yang berkumpul di sekolah kelas 11_2 ternyata riri juga masuk kedalam penjaringan siswi yang terpilih.
Disaat kelas 11_2 seharusnya berleha_leha karena ketidakhadiran guru, tiba_tiba bu septi alias nyokapnya rio yang merupakan guru piket hari ini memasuki kelas kami. Sialnya lagi aku dan rio yang sedang asik tidur_tiduran, di atas bangku_bangku yang sudah kami jejer sebelumnya terlonjak kaget saat mendengar suara yang menggelegar.
"Bangun kalian, bentak bu septi pada kami. Suara bu septi yang begitu kenceng bagaikan petir yang menyambar, sontak membuat aku dan rio langsung melompat bangun dan berdiri.
"Enak ya, pagi_pagi udah tiduran aja dikelas. bu septi menjewer daun telinga aku dan rio tapi kami berdua meringis, tapi tidak berani menatapnya.
"Ikut ibu keruangan BK sekarang, perintahnya dengan tegas.. Imam dan rio mengekor dari belakang wanita paruh baya itu.
"Yang lain kerjakan soal di LKS dari halaman 20 sampai 30, setelah itu buat contoh dan cerita dari setiap bab.
Mengingat kadatangan ibunya rio alias tanteku ke kelas ini ternyata kesialan bagiku, ternyata bukan hari keberuntungan bagiku setelah hampir dua jam bersenda gurau dengan guru bp diruangannya. kamipun diperbolehkan keluar dan kembali kekelas hanya hayalan saja, nyatanya kami disuruh pula membersihkan semua koridor area gedung sekolah.
Yang artinya dari gedung SD tempat sekolah ayu, Gedung SMP dan juga gedung sekolah aku sendiri. Tapi dengan proses tawar menawar yang alot dengan guru bp akhirnya beliau menyetujui, tugas lain kami dari itu cukup membersihkan koridor gedung SMU, dan mencuci motor butut miliknya selama sebulan.
Sebelum menjelma menjadi babu dadakan ini, aku menyempatkan diri dulu untuk menemui ayu yang memang saat ini sedang istirahat. cukup sulit menemukan sosok adikku itu diantara ratusan siswa,
yang berseragam putih merah setelah beberapa kali bertanya. Akhirnya aku bisa menemukan ayu yang sedang membaca buku di pojok kantin sana sambil menjilati es krim.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!