Menjadi Milyarder Dadakan Itu Mengerikan
Ch01 - Kejutan di pagi hari
Armand melangkah keluar kamar dengan langkah gontai, matanya masih berat karena kurang tidur.
Di dapur sempit rumah mereka, Maya, adiknya, sudah sibuk menyeduh kopi.
Aroma kopi panas dan wangi bakwan yang mulai mendingin menyelimuti ruangan sederhana itu.
Maya
Bangun siang lagi, Mas? Kayak enggak punya kerjaan aja
Arman
Push rank semalaman May. Tenang, aku kan shift malam
Arman
*menguap lebar sambil mengambil potongan bakwan*
Arman
Eh, bakwannya udah keras! Mana dingin pula
Maya
*mendengus*
Itu bikinan emak dari pagi.
Maya
Tinggal makan aja protes.
Arman
Emak udah pergi kerja?
Maya
Tadi pagi sempat nitip pesan, katanya kalau Mas susah bangun, aku boleh nyiram air seember.
Arman
*memainkan hp*
Weh, jangan gitu, basah dong nanti!
Arman berniat mengecek notifikasi WeYa, tapi sesuatu yang tak biasa langsung menarik perhatiannya.
Maya
*meneguk kopi*
Slurp.. Ahhh
Maya
Untung aja tadi bangun sendiri, kalau nggak mungkin aku lakuin beneran tuh, Mas
Armand tidak mendengarnya. Ekspresi wajahnya berubah drastis. Mata terbelalak, tangan gemetar, dan ponsel hampir terjatuh dari genggamannya.
Arman
Ya Tuhan... Ini nggak mungkin
Armand hanya diam sambil menunjuk layar ponselnya ke arah Maya.
Di sana, angka saldo rekeningnya terpampang jelas: Rp50.000.000.000.
Maya
Ini... ini duit di rekening mu Mas? pasti salah, kan?
Arman
*tergagap*
Engg...gak.. Gak tau...
Arman
Mungkin error? Atau aku lagi mimpi?
Arman mencoba mencubit pipinya sendiri
Arman
Auch... Sakit rupanya udah bangun
Arman
Kukira masih dalam mimpi
Maya
Ini seriusan Mas?? Editan kali....
Arman
Seriusan lah Maya ...
Arman
Mas juga kaget ini...
Maya
Coba kalau bukan editan, tolong checkout belanjaan Maya ini nih coba
Maya
*mengirimkan nomer VA untuk pembayaran belanja online*
Arman
Checkout apaan??? Total ampe 12 juta??
Maya
Nyobain aja, kan di rekening Mas ada 50 Milyar
Maya
Lagian ini semua barang yang ada di keranjang Maya jadi totalnya gede
Arman
Yaudah, coba dulu bentar
Maya
Jadi duitnya Real? No Fake?
Merekapun menjadi girang penuh bahagia
Maya
Mas... Top up in FF akun Maya
Arman
Lah...? Kau main FF???
Maya
Ish... kan sekarang akhirnya tau
Maya
Berisik ah... Mau isikan ga?
Arman
Yaudah gas... Mana ID nya...
Arman
Sekalian akun Emel Mas juga mau di isiin diamon... Apalagi ada skin baru 11.11 nih
Merekapun girang memenuhi hasrat mereka menggunakan uang yang tidak jelas asa usulnya tersebut.
Ch 02 - Saldo misterius
Mereka berdua masih kegirangan dan mengutarakan semua khayalannya karena kini bisa menjadi nyata.
Maya
Wah, kita jadi orang kaya Mas! Kita bisa beli rumah gede, mobil keren... liburan ke luar negeri!
Arman
Kita belum tahu ini uang apa. Jangan girang dulu.
Maya
Tapi uangnya kan nyata, bisa dibelanjakan juga... Yaudah...
Maya
Sebelum uangnya tiba-tiba lenyap sendiri
Arman
Masa iya uang bisa ilang gitu aja
Arman
Tapi bisa aja sih... Ini aja tiba-tiba masuk ke rekening
Armand kembali menatap layar ponselnya, kali ini dengan perasaan yang bercampur aduk antara ketakutan dan rasa ingin tahu. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?
Maya
kalau begitu maya pergi dulu ke rumah Echa ya Mas
Arman
Yaudah. Sore udah pulang tapi ya
Arman
Oh, dan juga jangan bilang-bilang ke siapapun ya, ini rahasia
Merekapun pergi untuk urusan masing-masing
Arman bersiap untuk pergi berangkat kerja, sementara Maya pergi main ke rumah temannya Eca.
..............................
Di Kantor tempat Arman bekerja
Arman seperti biasa mengerjakan pekerjaannya sebagai office boy menyapu, mengepel dan mengganti galon yang sudah habis. Lengkap dengan membuang sampah yang lumayan banyak
Ch03 - Di Kantor
Armand baru saja selesai mengepel lantai di ruang rapat.
Tiba-tiba terdengar suara lantang Bu Rini memanggilnya.
Bu Rini
Armand! Cepat ke ruanganku sekarang!
Arman
(menghela nafas)
Aduh, ada apa pula
Meletakkan pel mopnya dan melangkah ke arah asal suara panggilan.
Arman
(dengan sopan)
Iya, ada apa Bu Rini?
Bu Rini
(menatap tajam)
Ini kopinya kemanisan! Kamu sengaja mau bikin saya diabetes?
Arman
Maaf Bu. Saya sudah buat seperti biasa.
Arman
Mungkin takarannya kurang pas. Mau saya buatkan yang baru?
Bu Rini
Ya tentu saja buat ulang!
Bu Rini
Cepat sebelum saya tambah marah!
Arman
(Mengangguk dan bergegas ke pantry untuk membuat kopi baru)
Disaat menuangkan air panas, terdengar suara lain memanggilnya dari luar.
Pak Budi
Armand! Ke sini dulu, cepetan!
Arman
Iya pak, tunggu sebentar
Armand menoleh sebentar, bingung harus mendahulukan siapa.
Tapi karena kopi Bu Rini harus segera diselesaikan, ia memutuskan menyelesaikannya dulu. Setelah itu, ia membawa kopi baru ke ruangan Bu Rini.
Arman
(berhati-hati)
Ini Bu. Silakan dicek lagi
Bu Rini
Ah.. Ya, kali ini lumayan
Bu Rini
Tapi lain kali jangan sampai salah lagi!
Arman
(Lega)
Baik bu, kalau begitu saya tinggal ya bu.
Bu Rini
Ya, sana sana! Lanjutkan pekerjaan mu!
Di bilik kerja Pak Budi, terlihat beberapa dokumen berserakan di mejanya.
Pak Budi melirik Armand dengan ekspresi kesal.
Pak Budi
(dengan nada tinggi)
Armand!!
Pak Budi
Kenapa kamu lama banget? Saya udah panggil dari tadi!
Arman
(menunduk)
Maaf Pak. Tadi Bu Rini minta dibuatkan kopi dahulu.
Pak Budi
Selalu aja alasan!
Ini dokumen penting harus dikirim ke lantai tiga, sekarang juga.
Pak Budi
Kalau telat, gimana coba?
Arman
Iya Pak. Saya langsung kirim sekarang
Pak Budi
Coba kalau kamu kerja lebih cepat, hidup kamu mungkin enggak cuma jadi office boy di sini
Arman
(mengangguk sambil mengambil dokumen yang ada diatas meja)
Di tangga menuju lantai tiga, Armand bergumam pelan.
Arman
Pokoknya hari ini aku akan resign
Arman
Lagian saldo di rekening ada banyak.. Ngapain juga masih disini jadi budak korporat terus ya kan
setelah selesai mengirimkan dokumen, ia kembali ke ruangan Bu Rini.
ingin menyampaikan bahwa saat ini adalah hari terakhir dirinya bekerja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!