NovelToon NovelToon

Keluarga Gesrek (Belenggu Cinta Sang Penguasa)

Bab 1. Anak Kesayangan

Brugh...

Sky menghempaskan tubuhnya ke atas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumah utama keluarga Alexander. Rasanya dia benar-benar lelah menghadapi kehidupannya saat ini. Bagimana bisa dia memiliki anak-anak yang sikap yang di luar abnormal semua.

Satu-satunya yang normal hanya Acher saja. Selebihnya agak goyang. Bahkan empat anak kembarnya yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Itu benar-benar membuat kepalanya sakit.

Niatnya datang ke rumah ini untuk beristirahat. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Kedatangannya ke rumah ini hanya membuat huru-hara saja. Apalagi saat dia mencium aroma-aroma tidak sedap yang datang menghampirinya.

Sungguh, rasanya Sky ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini. Sayangnya, baru saja dia hendak meninggalkan rumah itu, tiba-tiba saja suara seorang pria yang sangat dikenalnya terdengar menggema di ruangan tamu rumah besar keluarga Alexander.

"Kenapa, kau membutuhkan obat sakit kepala?" pertanyaan dari Alex membuat Sky merasa muak.

Dia merutuki kebodohannya yang datang ke rumah ini. Seharusnya dia tidak datang ke tempat ini, dan mendapatkan celotehan yang tidak masuk akal seperti itu.

"Aku tidak membutuhkan itu!" jawabnya cuek.

Sky kembali hendak melangkahkan kakinya, tapi lagi-lagi suara pria itu mengejeknya saat ini.

"Beruntung aku hanya memiliki satu orang anak sepertimu. Jika lebih, mungkin kepalaku sudah meledak sejak dulu dan aku tidak berumur panjang seperti ini." mendengar apa yang papanya katakan membuat Sky hanya bisa memutar bola mata dengan malas.

Pria tua ini selalu saja mencari keributan di antara mereka. Astaga, rasanya Dia benar-benar tidak habis pikir dengan semuanya.

"Kenapa tidak di ledakkan saja sejak dulu? bukankah itu lebih bagus?" jawab Sky yang membuat Alex merasa kesal dengan putranya itu.

Apa-apaan Sky, ini? "Kau mendoakanku cepat mati ya?" seru Alex yang membuat Sky hanya menatap culas pada sang papa.

"Sky datang ke tempat ini hanya untuk beristirahat sejenak. Bukan untuk berdebat dengan pengangguran seperti papa. Lagi pula kenapa harus mewariskan perusahaan sebesar ini pada Sky? Kenapa tidak pada Thunder, Kak Matheo, atau anak kesayangan papa itu?" tunjuknya dengan ekor mata ketika melihat Jupiter yang baru saja masuk ke rumah besar mereka.

"Karena kau yang paling menyebalkan! Sudah, pergi sana. Melihat wajahmu itu membuat kepala ku sakit!" usirnya pada Sky yang membuat Jupiter hanya bisa menatap cengo pada kedua orang di depannya saat ini.

"Apa perlu bantuan Sky untuk meledakkannya? Jika iya, katakan dari mana Sky harus memulainya."

"Sial! Kau menang anak menyebalkan!" umpat Alex pada anaknya itu, karena menurutnya Sky memang sangat menyebalkan.

Bayi lontong kesayangannya itu memang sudah menyebalkan sejak kecil. Eh, tapi tunggu dulu. Apa katanya tadi? Bayi lontong kesayangannya?

Tidak! Jangan sampai putranya itu mengetahui isi hatinya saat ini. Sayangnya Alex salah. Dia melupakan satu hal bahwa seluruh gennya mengalir deras dalam tubuh putranya. Hanya wajah mereka saja yang tidak sama. Selebihnya semua sama, luar dalam.

"Kenapa? Baru menyadarinya?" gumam Sky yang membuat Alex kesal dan melemparkannya dengan sendal yang di pakainya saat ini.

"Pergi kau anak menyebalkan! Bayi lontong baju hijau mata sipit! Keturunan Cina!" umpat Alex pada Sky, membuat seorang wanita berkulit putih bermata sipit yang baru saja turun dari lantai 2 langsung menatap tajam pada suaminya.

"Apa kata kamu?" suara itu benar-benar menusuk hingga ke jantung Alex.

Bagaimana bisa wanita yang sama menyebalkannya dengan putra sulung yaitu tiba-tiba saja datang dan menimbrung dengan penuh pembicaraan mereka saat ini.

"Sudahlah! Kelian semua menyebalkan!" teriak Alex yang terlihat frustrasi menghadapi anak-anaknya saat ini.

Tidak! lebih tepatnya hanya Sky saja, karena musuh abadinya adalah Sky dan juga anak-anak Sky. Apalagi Rigel. Astaga, kepalanya bisa meledak menghadapi mereka semua.

Tapi ketika mengingat Leo cucunya yang satu lagi, kepalanya lebih sakit. Karena anaknya Thunder lebih menyukai yang namanya melukis karena dia seorang pelukis terkenal. Itu juga bermata sipit seperti besannya. Lisa, istrinya Markus asisten menyebalkan itu.

Hanya ada satu cucu yang menurutnya normal. Dia adalah Rosella, cucu perempuannya yang sangat anggun dan cantik.

***

Bab 2. Banyak Anak Sakit Kepala

Alex hanya bisa menghela nafasnya dengan kesal ketika melihat istrinya merajuk lagi. Wanita ini memang benar-benar menyebalkan. Selalu merajuk hanya karena hal seperti ini, dan itu membuatnya kesal.

"Risa ..."

"Apa?" sahutnya malas menanggapi suaminya.

Tapi dia tetap melakukan semua itu, karena menghindari peperangan jalur darat dengan suaminya.

"Kau ini menyebalkan sekali ya! Selalu saja kau membela anakmu itu. Dia itu menyebalkan Tarisa, dia menyebalkan!" sahut Alex karena menurutnya Sky itu memang menyebalkan. Apalagi dengan kehidupan mereka saat ini.

Note : Cerita ini sebelum Alex meninggoy ya gaes.

"Lalu kamu apa? Kalau Sky menyebalkan lalu kamu apa? Kamu itu papanya, kamu yang mengganti popoknya dulu saat aku-" Tarisa tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi karena dia tau seperti apa dirinya dulu saat putra sulungnya itu lahir.

"CK! Katakan saja kau ingin ku peluk. Sudah, sini ayo. Aku akan memelukmu sampai kau puas!" Alex datang memeluk istrinya.

Dia tau seperti apa beratnya hari-hari yang Tarisa lewati waktu itu. Dia mengerti dan paham betul apa yang terjadi.

"Kamu selalu saja seperti ini. Selalu membuatku menangis lalu memelukku lagi. Kamu selalu membuatku kesal, lalu membuatku kembali tersenyum." gerutu Tarisa dalam dekapan hangat sang suami.

Begitu juga dengan Alex yang terus memeluk tubuh istrinya dengan pelukan hangatnya. "Karena kau membutuhkannya. Aku tau bahwa kau selalu suka setiap kali aku memelukmu, jadi aku-"

Bugh...

"Kamu menyebalkan Alexander!!" umpat Risa setelah memukul dada bidang suaminya hingga membuat Alex mengasuh kesakitan.

Padahal Tarisa memukulnya dengan pelan.Tapi Alex berpura-pura merasa kesakitan. Padahal itu tidak sakit sama sekali. Di tembus peluru saja dia tidak merasa sakit bahkan bisa mengobati lukanya sendiri. Lalu bagaimana mungkin hanya dengan pukulan kecil begitu bisa membuatnya kesakitan. Itu seperti tidak masuk akal sekali menurutnya.

Tarisa pergi meninggalkan suaminya begitu saja. Alex hanya tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil membuat wanita itu merasa kesal padanya. Entah mengapa melihat Tarisa marah dan kesal padanya menjadi hiburan tersendiri baginya. Jika tidak membuat wanita itu kesal padanya, seperti ada sesuatu yang kurang dalam dirinya.

Di saat dia tersenyum, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan itu panggilan masuk dari Steve, sih dokter cabul.

"Jika kau menghubungiku hanya untuk membicarakan sesuatu yang tidak penting maka aku tidak berminat sama sekali. Lebih baik aku berenang dari pada harus mendengar ocehan tidak masuk akalmu itu!" ucap Alex yang membuat Steve hanya bisa pasrah dengan semua ini. Dia tau dan paham betul dengan sahabat baiknya ini.

"Marvin sudah membeli tiket pesawat untuk pergi ke China. Katanya kita bisa joging dan ikut semedi dengan Markus. Dia bilang -"

"Katakan padanya jika aku bukan orang susah yang harus naik pesawat komersial. Ke China katanya, mau apa kesana? menghadapi keluarga ku yang bermata sipit saja sudah membuat kepala ku pusing. Lalu apa kabar jika aku pergi kesana? Dimana aku akan berjumpa dengan sejenis keluargaku sendiri. Tidak! katakan padanya jika aku tidak berminat sama sekali. Jika dia ingin pergi, katakan padanya pergi sendiri!" ujar Alex begitu saja karena dia tidak berminat sama sekali untuk pergi bersama dengan Marvin.

Kemana tadi katanya? Ke China hanya untuk joging di tembok China? Yang benar saja.

"Tapi-"

"Diamlah, Steve. Apa kau ingin aku meledakkan kepalamu? Atau kau ingin aku memindahkan penthouse milikmu ke tembok China juga?" geramnya pada Steve yang terlalu banyak bicara padanya. Padahal dia sudah sakit kepala menghadapi keluarganya.

Tiba-tiba saja panggilan telepon berakhir dan Steve memutuskannya begitu saja karena tidak ingin membicarakan apapun lagi dengan Alex jika sudah marah seperti itu.

"Ckk! kenapa aku bisa hidup dengan manusia-manusia seperti mereka. Tapi, bagaimana kabar manusia sombong itu? Apa aku harus menghubunginya? Tidak! Mana mau aku menghubunginya lebih dulu. Dia itu asisten, jadi mana mungkin seorang bos menghubungi anak buahnya lebih dulu." gumam Alex yang masih menjunjung tinggi kesombongannya yang setinggi langit.

Tidak ada yang bisa menyayangi kesombongan seorang Alexander, jika bukan putranya sendiri, dan orang itu adalah Galaxy Sky Alexander Guero sendiri.

Tapi, tiba-tiba saja ponselnya kembali berdiri dengan itu panggilan masuk dari Markus. Alex menatap tidak percaya pada ponselnya saat ini yang berdering menampilkan sebuah nama yang baru saja dia pikirkan.

"Apa yang kau lakukan? Kau mengumpat ku bukan?" tuduh Markus pada Alex, karena dia yakin bahwa laki-laki itu yang sedang menceritakannya saat ini.

Dia sedang berkebun, di ladang kesukaannya. Lalu bagaimana bisa tiba-tiba saja kuping yang berdengung. Itu sudah pasti bawa ada yang menceritakannya, dan dia yakin yang melakukan hal itu adalah Alexander, sendiri.

"CK, berani sekali kau menuduhku. Atas dasar apa kau berani mendukung seperti itu hah?"

"Aku bukan menuduh mu. Aku bicara fakta saat ini. Makanya, jangan memiliki anak terlalu banyak jika akan membuat kepalamu sakit! Tapi dasarnya saja kau yang hobi, jadi nikmati saja kehidupanmu saat ini tanpa harus mengganggu kehidupan orang lain, sialan!"

Tut ..tut ... Tut ...

Ponselnya mati begitu saja setelah Markus mengatakan hal seperti itu. Dan apa yang di lakukan Markus berhasil membuat Alex mengumpat dengan kesal di tempatnya.

***

Bab 3. Kehidupan Normal

"Papa!!" teriak Rain menggema hingga membuat Alex yang berada di dalam kolam renang langsung menutup kedua telinganya saat itu juga.

Suara putrinya ini benar-benar sangat menggelegar. "Apalagi ini, Tuhan? kenapa kau tidak bisa membiarkan kehidupan tenang. Apa kesalahan ku, Tuhan?" gumam Alex yang merasa frustasi.

Dia ingin merasakan kehidupan yang tenang tanpa harus mendapatkan gangguan dari anak-anaknya seperti ini. Baru bisa jadi dia bertengkar dengan Jupiter, kini hujan badai siap menerjang.

Rain menatap sengit pada papanya ketika melihat kedatangannya. Terlihat sekali jika saat ini laki-laki itu tidak menyukai kehadirannya di sini. Apa dia datang pada waktu yang tidak tepat?

"Kenapa wajah papa seperti itu? apa papa tidak menyukai kedatanganu?" tanya Rain to the point.

Dia tidak ingin membuang-buang waktu hanya untuk sekedar basa-basi saja. Apalagi saat melihat wajah papa-nya yang tidak sedap dipandang seperti tiu membuat Rain semakin kesal dengan pria tua ini.

"Kenapa? memangnya kenapa dengan wajahku. Aku masih merasa wajahku tetap tampan seperti biasanya." jawab Alex penuh dengan percaya diri.

Seperti biasa, kesombongannya setinggi langit. Hanya ada satu langit yang bisa menandinginya, yaitu langit tertinggi di klan Alexander.

"CK! Rain serius Papa! Apa maksud papa mengirimkan Brandon ke China untuk menghadiri acara yang seharusnya papa datangi sendiri. Rain memiliki acara penting dengan Brandon, papa!" ucapnya dengan kesal karena papa-nya mengirimkan suaminya ke China hanya untuk menghadiri sebuah acara jalan santai di tembok raksasa China.

"Dia sudah mulai tua, jadi papa sengaja mengirimkannya ke sana untuk menghadiri acara tersebut." jawabnya dengan santai.

Padahal dia bisa saja menghadirinya sendiri. Tapi percuma saja jika dia memiliki menantu yang baik hati seperti buaya gondrong itu. Jadi dia bisa memanfaatkan semuanya dengan baik.

"What?!" pekik Rain ketika mendengar apa yang papa-nya katakan.

"Brandon mulai tua? Oh, Come on Papa! Brandon tidak tua! Dia masih sangat tampan di usianya yang matang seperti ini. Dia tampan, gagah, perkasa. Bahkan kami sering-" Raina sadar dengan apa yang dikatakannya.

Hampir saja dia mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dia katakan pada sang papa. Beruntung dia bisa mengerem mendadak ketika melihat tatapan mata dari pria itu yang memancarkan permusuhan di antara mereka saat ini.

"Pergi!" usirnya pada Raina karena kesal dengan putri satu-satunya ini.

Apalagi dengan warna rambutnya yang terang benderang itu membuat matanya sakit.

"Papa, Raina serius!" ucapnya yang masih berusaha untuk negosiasi dengan papa-nya.

"Lalu apa kau pikir papa bercanda? Mataku sakit setiap kali melihat warna rambut mu itu. Apalagi sekarang sedang terik! Silau sekali rasanya ketika melihat warna rambutmu yang terang benderang itu. Bahkan sinar mentari saja pun kalah di bandingkan warna rambutku itu!"

Gubrak!

Rasanya Raina benar-benar tidak habis pikir dengan papa-nya ini. Bagaimana bisa papanya mengatakan hal seperti itu dan menyalahkan warna rambutnya. Ini benar-benar tidak masuk akal. Sungguh, rasanya nanti kamu mukul orang tua tidak berdosa mungkin sudah dipukul yang sejak tadi pria tua itu.

"Ck! kenapa tidak ada satu orang pun yang normal di keluarga ini. Ah, jangan berharap Raina, karena pusatnya aja tidak normal!" gerutu Raina sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan papanya.

"Hey! Raina Queen Alexander Guero!" teriak Alex memanggil nama lengkap Putri satu-satunya itu.

Dia merasa tersinggung dengan apa yang putrinya katakan. Itu artinya Raina mengatakan dia tidak waras. "Raina"

"Sudahlah, Pa. Jangan terlalu sering berteriak. Umur paa sudah tua, jadi papa harus menghemat tenaga untuk bertemu dengan para cicit papa nantinya. Jangan terlalu sering berteriak, takut tenggorokan papa lepas nanti!" ucapnya sebelum pergi meninggalkan papanya di dalam kolam renang.

Alex hanya bisa mengumpat dengan kesal setelah mendengar apa yang putrinya katakan. Memang benar, bahwa dia yang mengirimkan menantu laki-laki satu-satunya itu ke China hanya untuk menghadiri sebuah acara para lansia. Tapi, dia ini masih kuat dan gagah. Lalu bagaimana dia bisa menghadiri acara seperti itu? Gengsi dong!

Apalagi dia masih sehat walafiat. Bahkan tenaganya saja masih sanggup bersaing dengan anak-anak muda zaman sekarang. Jadi mana mungkin dia menghadiri acara tersebut.

"Dasar!" umpatnya lagi setelah melihat putrinya itu pergi.

Namun, baru saja dia berbalik badan, Alex sudah kembali mendengar suara dalam langkah kaki yang akan membuatnya bertambah kesal.

Dia tau dan paham betul langkah kaki siapa ini. Thunder, putra keduanya. "Jika kedatanganmu ke sini hanya untuk menambah rasa kesal papa, Lebih baik pulang saja." usirnya begitu saja pada Thunder yang tidak tahu apa-apa.

Dia Baru saja datang, bahkan kedatangannya ke sini hanya untuk berkunjung. Tapi dia sudah mendapatkan kata-kata bombardir seperti itu.

Ini pasti berhubungan dengan Raina yang baru saja keluar dari rumah ini. "Jika papa kesal dengan Raina, jangan lampiaskan pada Thunder. Aku tidak tau kenapa mereka bisa membuat papa kesal!"

"Mereka membuat papa kesal, jadi jika kamu juga ingin melakukan hal yang sama. Maka lebih baik pulang saja. Atau kunjungi mertua mu di sana. Lama-lama dia menjadi Babi buntung nantinya!" balas Alex yang membuat Thunder semakin tidak habis pikir dengan papanya.

Entah apa maksud dan tujuan laki-laki ini. Yang jelas, Raina berhasil membuatnya kesal. Atau papa-nya yang membuat Raina kesal.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!