Seorang pria tampan baru keluar dari bandara, ia menyeret satu koper besar, pakaian kasual warna biru malam menambah ketampanannya, ia berdiri didepan menunggu jemputan, hujan turun deras malam ini, hari sudah larut. Ia mengulurkan tangannya menyentuh hujan lalu tersenyum.
" Kata orang hujan malam bisa menutupi kejahatan." gumamnya, lalu sebuah taksi berhenti didepannya.
" Mau diantar?" Pria itu berfikir sejenak akhirnya ia menaiki taksi. Hp nya kehabisan baterai sehingga ia tidak bisa menghubungi siapapun.
" Darimana?" tanya supir taksi.
" Aku dari Italia, aku kemari untuk bertemu ibuku "
" Negara yang jauh." Pria itu tersenyum mendengar komentar supir taksi." jika haus, air ada disana." Kenzo melihat air mineral yang masih bersegel di tengah kursi penumpang.
" Jam sekarang sulit mencari taksi, karna itu aku menawarkanmu."
" Baterai hp ku habis, karena itu aku tidak bisa menghubungi ibuku."
" Apa kau disini khusus liburan bertemu ibumu."
" Iya."
" Sekarang banyak terjadi kasus orang hilang."
" Hilang? Diculik?"
" Iya, sudah 3 orang gadis di kota yang hilang, 2 ditemukan tewas dan tinggal 1 gadis lagi belum ditemukan."
" Apa sudah ditangkap pelakunya?"
" Berita dimana-mana, banyak yang menjadi kambing hitam oleh polisi dengan dalih sudah ditangkap tetapi gadis tetap hilang, kurasa pelakunya lebih dari satu." Kenzo melihat kesisi jendela melihat hujan yang sudah reda menyisakan rintiknya.
Supir taksi orang yang senang bercerita, ia bercerita tentang berita yang terjadi dikota, menceritakan tentang keluarganya dan seorang putri yang sangat ia sayangi, Kenzo mendengar sesekali menjawab jika diajukan pertanyaan.
" Berhenti..." teriak Kenzo, ia melihat cahaya kecil dari tepi hutan yang gelap, seseorang seperti dikejar.
" Ada apa?" tanya sopir itu. Kenzo langsung keluar mobil saat supir berhenti mendadak, ia melihat seseorang membawa pisau mengejar seorang gadis.
Ditengah hujan deras, gadis itu sudah ditusuk hingga isi perutnya keluar, Kenzo hanya melihat pria yang memakai jas hujan dan menutup kepala berlari setelah membunuh gadis itu, Kenzo langsung mengejar pembunuh yang belum jauh itu. Mereka berduel.
Kenzo tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria itu karena menggunakan masker, pria itu begitu agresif dan terlihat bahwa ia terlatih, Kenzo terkejut tiba-tiba pria itu menebas pisaunya yang hampir mengenai wajahnya, ia langsung menendang pisau tetapi tendangan juga mendarat padanya sehingga memberi celah pria itu untuk kabur.
Kenzo berlari menghampiri gadis itu untuk menolongnya, tetapi ia mendengar teriakkan lain lagi di jalan, supir taksi sudah terkapar disisi mobil dengan lumuran darah yang mengalir disertai hujan rintik . tubuhnya penuh lumpur, Hpny mati, ia berlari ke mobil mencari hp supir taksi tetapi hp itu sudah hancur dinjak, Kenzo memeriksa kondisi supir taksi, naas dia sudah tidak terselamatkan karena lehernya digorok.
Kenzo melihat kiri kanan mencari pelaku, ia melihat seseorang di kegelapan malam berdiri dibawah pohon, orang yang sama yang ia cari, orang itu tersenyum dengan wajah yang ia tutup menggunakan tudung sehingga tidak jelas wajahnya, masker orang itu sudah terbuka dan ia terang-terangan tersenyum.
" Bajingan sialan." Kenzo ingin mengejar tetapi ia terkejut tiba-tiba mobil polisi patroli sudah dekat, jika ia berlari mengejar pelaku dia akan dituduh melakukan pembunuh dan melarikan diri dan dia tidak akan bisa membela diri. Kenzo langsung menendang mobil saat polisi mengacungkan senjata padanya dan orang itu sudah menghilang di kegelapan malam.
" Angkat tangan." Kenzo mengangkat tangan dan langsung diborgol oleh polisi wanita, seorang polisi lainnya memeriksa kondisi supir taksi.
" Dia sudah tewas." ucap polisi itu, polisi wanita langsung menekan lengan Kenzo dan hampir memelintirnya karena marah.
" Bukan aku, orang lain pelakunya, sudah melarikan diri dihutan." Tangannya hampir dipatahkan oleh polisi wanita, Kenzo langsung berteriak kesakitan.
" Bukan aku, aku seorang turis yang sedang ber..akhhhhhhhh sakit." Kenzo takut jika ia bicara lagi tangannya akan patah, lebih baik dia menunggu diintrogasi untuk membela diri.
" Han, panggil bantuan kesini."
" Baik kapten." Polisi Han langsung menekan nomor dan memanggil bantuan.
" Polisi Han mayat wanita ada disana, 300 meter dari sini arah timur." ucap Kenzo, polisi wanita itu memberi kode agar memeriksa. tak lama Polisi Han datang dengan mengangguk setelah memeriksa lokasi yang diberitahukan oleh Kenzo.
" Katakan bagaimana kau membunuh mereka berdua?" tanya polisi wanita.
" Apa kau bodoh? Apa...akhhhhhhhh tanganku akan patah."
" Jawab saja pertanyaanku." ucap Polisi wanita itu marah.
" Aku tidak membunuh mereka, aku turis yang baru datang, kalau kau tidak percaya kau bisa memeriksa identitasku, semuanya ada didalam mobil taksi itu, bahkan barangku ada disana." polisi Han segera mengecek mobil dan menemukan tas ransel dan koper, dompet dan lainnya dalam mobil lalu memeriksanya.
" Pegangin dia." Polisi wanita langsung melempar Kenzo pada polisi Han, tak lama ambulans datang bersama satu mobil polisi patroli Lainnya.
" Dia adalah polisi yang pemarah." celetuk Kenzo melihat Polisi wanita itu memeriksa identitasnya. Polisi yang baru datang memberi hormat Setelah itu membantu perawat mengangkut mayat untuk dimasukkan kedalam ambulans untuk diperiksa.
" Bawa dia." perintah kapten Setelah mayat diangkut mereka kembali kekantor polisi.
Kenzo dibawa keruang interogasi, satu tangannya diborgol di kursi, polisi wanita itu duduk dihadapannya yang dibatasi meja dengan berkas, barang bukti pisau yang sudah hilang sidik jarinya karena lumpur yang dibungkus dalam plastik bukti, dan sebuah laptop diatas meja.
" Kenzo Abriano warga negara Italia, ayah berkewarganegaraan Italia, putra Harry Abriano..."
" Sebelum kau mengajukan pertanyaan, lebih baik kau beri aku makan, aku sangat lapar dan terlambat pulang untuk makan malam bersama ibuku, jadi bisakah aku makan lebih dulu." Potong Kenzo yang benar-benar merasa sangat lapar, Polisi itu tersenyum mengejek.
" Kau kira ini restoran? Tahan saja lagipula kau tidak akan mati jika tidak makan sekarang."
" Apa seperti ini polisi melayani saksi pembunuhan?"
" Saksi?"
" Tentu saja, kau sudah melihat identitasku dan aku masih memiliki tiket pesawat hari ini sebagai bukti, kau sudah menyelidiki nya, tidak ada motif, bukti juga aku tidak mengenal korban, jadi tidak ada satupun yang memberatkanku menjadi pelaku, aku adalah saksi yang melihat kejadiannya."
Tiba-tiba seorang polisi lain masuk, menyerahkan selembar kertas, setelah membaca kapten itu langsung memukul meja. Korban wanita yang ditemukan adalah wanita hilang 2 bulan ini yang sudah mereka cari kemana-mana tetapi tidak ketemu, ia tidak mengenali korban saat dievakuasi karena wajahnya sudah dirusak.
" Sialan...." umpatnya, Kenzo melihat isi surat adalah riwayat dan identitas wanita itu, ia teringat kasus yang diceritakan oleh supir taksi tentang gadis yang hilang, dia bisa menebak bahwa gadis hilang yang belum ditemukan adalah gadis yang hari ini Kapten menatap marah lalu menarik kerah baju Kenzo.
" Kau pasti berkomplot dengannya, katakan dimana kompolotanmu yang lain, KATAKAN..."
" Kapten" polisi itu mencoba menahan kaptennya agar tidak memukul seorang saksi. polisi wanita itu melepaskannya dengan kasar.
" Kau sudah gila." balas Kenzo.
" Kapten diminta untuk menemui komisaris diruangannya." Wanita itu mengebrak meja lalu keluar ruangan diikuti oleh polisi itu.
Ruangan yang didesain dengan banyak foto prestasi dan penghargaan, kalung piagam yang dipajang menandakan bahwa pria paruh baya itu sudah banyak mengalami pasang surut dunia.
" Komisaris." gadis itu memberi hormat, pria paruh baya itu duduk diujung sofa yang berada ditengah ruangan.
" Adriana Marqueen, aku baru saja mendengar bahwa kau menangkap saksi tetapi kau menjadikannya tersangka."
" Kita tidak bisa mengabaikan apapun, bisa saja dia adalah pelaku yang sedang menyamar memakai identitas orang lain, dia..." tapi kata-katanya segera dipotong komisaris
" Cukup, identitasnya jelas dan kau juga sudah melihat cctv bandara bahwa dia memang baru datang kenegara ini, segera bebaskan dia..."
" Tapi..."
" Tidak ada tawar menawar, kita tidak bisa menahan orang yang tidak bersalah, setelah dia memberi kesaksian dia harus dibebaskan, ini perintah."
" Baik." Adriana mengundurkan diri setelah memberi hormat, Polisi Han menunggu Adriana keluar.
" Kapten, apakah kita harus membebaskan nya begitu saja?" Han juga mendengar apa yang dibicarakan komisaris dan atasannya itu, mereka berdua sudah berkerja sama dan saling mengenal. Polisi Han berada satu pangkat dibawah Adriana.
" Buat surat perjanjian, dia adalah orang yang melihat pelaku, buat dia menandatangani surat bahwa dia akan berkerja sama bersama polisi untuk menangkap pelaku jika menolak ia akan ditahan selama 1 tahun."
" Baik."
Kenzo duduk dengan tenang, ia teringat saat perkataan ayahnya sebelum berangkat.
" Kenzo, saat disini kau adalah mafia tetapi saat ditempat ibumu kau adalah putranya, anak yang baik, jadi jaga sikap saat disana, Jika ia mengeluh perilakumu padaku aku akan menghukummu." Kenzo menghela nafas, ini adalah hari pertama dia datang tetapi masalah sudah datang.
" Ha bajingan sinting itu, jangan biarkan aku bertemu dengannya kalau tidak aku akan..."
" Kau akan apa?" kata Adriana tiba-tiba masuk, ia duduk didepan Kenzo lalu menyodorkan sebuah kertas, Kenzo melihat lalu membaca isinya.
" Aku Kenzo Abriano berjanji bekerja sama dengan polisi untuk menangkap pelaku karena aku adalah saksi, jika menolak bersedia ditahan selama setahun, Kau gila...?"
" Tanda tangan dibawah."
" Tidak mungkin, mana ada saksi dijadikan anjing pelacak, kalau kau tidak mampu menangkap pelaku jangan dilemparkan pada rakyat biasa."
" Rakyat biasa? Penjahat berani mengatakan dirinya rakyat biasa."
" Siapa yang kau katakan penjahat? Apa kalian polisi bisa bersikap semena-mena kepada rakyat biasa, memaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan, kalian..." Adriana langsung memotong karena risih mendengar pria didepannya banyak bicara
" Bekerja sama atau kau di tahan." Adriana menghidupkan ponsel Kenzo yang sudah diisi baterai untuk melihat isinya, banyak pesan masuk dan telepon dari sang ibu.
ponsel langsung berdering saat ponsel menyala.
" Berikan ponsel ku." Kenzo tidak ingin ibunya khawatir karena ia sangat menyayangi ibunya, apalagi dia ada dikantor polisi dengan tuduhan pembunuhan akan membuat ibunya terkena serangan jantung dan ayahnya pasti akan membunuhnya. Adriana menangkap ekspresi khawatir diwajah Kenzo.
" Kalau begitu biar aku bicara pada ibumu."
" Tidak."
" Tanda tangan."
" Kau akan kutuntut."
" Halo selamat malam." Adriana langsung menjawab telpon itu, menatap Kenzo dengan kode mata memaksanya tanda tangan, Kenzo mengepalkan tinju menahan amarah, dia dengan enggan tanda tangan. Kenzo langsung merebut ponsel saat Adriana menyerahkannya dan Adriana langsung mengambil kertas perjanjian mereka.
" Halo ma."
" Kau dimana?" tanya sang ibu khawatir diujung telepon.
" Aku sedang dijalan, ponselku mati karena habis baterai, maaf membuat mama khawatir."
" Kenapa aku tadi mendengar suara wanita, kau bersama siapa?"
" Dia adalah supir taksi, ponsel ku baru diisi baterai." Adriana mengerang marah saat dikatakan supir taksi tetapi ia tetap tidak bisa mengatakan apapun.
" Jangan khawatir, sebentar lagi aku sampai, sudah larut malam, mama tidurlah dulu." Kenzo langsung mematikan panggilan lalu meletakkan ponselnya diatas meja.
" Sudah selesai? Mari bicara bisnis." ucap Adriana
" Kau tidak berniat melepaskan borgol ini?"
" Aku lupa." Adriana langsung melempar kunci borgol pada Kenzo agar ia buka sendiri, lalu mereka berbicara tentang rencana dan apa yang harus dilakukan untuk menjebak pelaku.
Saat ini diberlakukan bahwa wanita dilarang keluar rumah diatas jam 11 karena kasus orang hilang dan kebanyakan korban adalah wanita berusia 19-23 tahun, saat ini korban adalah anak kuliah, tidak ada petunjuk apapun dan pelaku melakukannya dengan bersih seolah korban dengan sukarela untuk diculik.
" Jadi apa rencanamu?" tanya Kenzo.
" Kau pulang dulu, ibumu sudah menunggu, aku Sudah mengambil nomor kontakmu, besok ku hubungi lagi." Kenzo langsung pegi, didepan kantor polisi semua barangnya sudah dikemas dan sudah ada taksi menunggu, ia segera meninggalkan kantor polisi.
" Kapten, kenapa memaksanya untuk terlibat, aku lihat ia tidak tau apapun." tanya Han yang bersama Adriana melihat Kenzo yang pergi.
" Apa kau ingat 5 tahun yang lalu seorang detektif legenda yang hilang, tidak ada kasus yang tidak dapat dia selesaikan, sampai tiba-tiba dia ditemukan tewas karena kecelakaan dan mayatnya tidak ditemukan, tidak ada catatan apapun tentangnya bahkan fotonya tidak ada dikantor polisi manapun, seolah dia telah dihapus, saat aku pertama kali mendaftar sebagai detektif aku pernah melihat fotonya, kata ayah dia adalah legenda yang hilang dan wajahnya sangat mirip."
Han mengangguk mengerti, dia sangat percaya dengan atasannya itu. Kenzo melihat kearah jendela yang terbuka, fikiran kembali kemasa lalu, 5 tahun yang lalu saudara kembarnya hilang, saat itu Ayah dan ibunya sudah bercerai saat mereka berusia 17 tahun, ia ikut ayahnya dan saudaranya ikut ibunya
Kedua orangtuanya bercerai karena saat ibunya mengetahui bahwa ayahnya seorang mafia, ia tidak setuju dan langsung menceraikan ayahnya, pernikahan mereka penuh kebohongan itulah menurut ibunya, karena itu Ayah yang masih mencintai ibunya tidak menikah dan ibunya pun tidak menikah lagi tetapi mereka tetap tidak ingin bersama, karena itu ayahnya tau sang ibu benci mafia ia selalu menasehati bahwa ia hanya anak ibunya.
Kenza Dwitama mengambil belakang nama ibunya, seorang polisi legenda, semua penjahat takut padanya, semua kasus dapat selesai tetapi tiba-tiba 5 tahun yang lalu ia hilang dan mobil yang ia kendarai jatuh ke jurang dan meledak tetapi tidak ditemukan mayat, Ibunya hampir gila karena berita itu, Kenzo membujuk ayahnya agar ia bisa tinggal bersama Ibunya tetapi dengan syarat ia menguasai pasar gelap mafia, setiap hari Kenzo menghibur ibunya dan mengatakan bahwa dia masih memiliki putra lain dan beruntung masih memiliki adik perempuannya, lambat laun ibunya bersedia menerima kematian Kenza.
5 tahun usaha Kenzo tidak sia-sia, Akhirnya ia diijinkan pulang bertemu ibunya, bukan tanpa alasan ayahnya tidak mengizinkan Kenzo pulang dan ia pun mengerti hal itu, ibunya masih ditemani adik perempuannya yang baru berusia 19 tahun.
Ia sampai diperkarangan sebuah rumah sederhana, ibunya berkerja sebagai dokter, adiknya masih duduk dibangku kuliah, sang ibu sudah menunggu didepan rumah, ia tersenyum hangat saat melihat putranya yang sudah lama ia rindukan datang.
" Mama." Sang ibu langsung memeluk melepas rindu, sudah 8 tahun mereka tidak bertemu sejak perceraian, meskipun Anggraini bercerai ia tidak putus kontak dengan putra yang ikut suaminya.
" Kakak." Teriak gadis yang sudah beranjak dewasa itu, setelah melepas pelukan ibu ia memeluk adiknya. Supir taksi membantu mengeluarkan barangnya, setelah selesai mereka masuk kerumah.
Kenzo tinggal dikamar Kenza, walaupun mereka berpikir mereka selalu menceritakan keseharian, bahkan dulu mereka suka bermain detektif itu adalah cita-cita Kenza, jadi Kenzo tau seperti apa detektif ia bahkan tau hukum-hukum pengadilan karena Kenza selalu mengajarinya, kini ia merindukan hari-hari itu.
Kenzo bahkan tidak bisa datang saat pemakaman Kenza, dia menyesali hal itu. Kenzo menarik nafas dalam melihat kamarnya yang bersih, kamar yang dulu mereka tinggal bersama Kenza.
Ia mulai membongkar barangnya, sebuah bola salju kecil kesayangan jatuh dan menggelinding dibawah lemari, ia ingin menggapai barangnya, saat mengintip dibawah lemari, ia melihat kotak kecil. ia membuka kotak yang sudah berdebu itu, beberapa foto dan tulisan tangan Kenza, hanya foto hutan, dan beberapa rumah dan nomor bangunan, Kenzo merasa aneh dengan semua foto tidak ia mengerti.
Beberapa lembar tulisan tangan dan alamat tercatat disana.
Kenzo membaca catatan tangan" Malam disertai hujan deras, pria berbaju hitam bertopi menutupi setengah wajah, bekas luka bakar ditangan kiri tercetak jelas, tanggal 1 Desember 2017." Kenzo melihat kertas lain
" Dia mempunyai banyak penggemar, tidak sedikit meniru tindakannya, dia bagai api secepat membakar kayu, tanggal 1 Desember 2018."
" Tahun ketiga, dia semakin licin seperti belut, hari ini dia menantang jika aku tidak bisa menangkapnya dia yang akan menangkap ku, sungguh konyol dia menyebut dirinya dewa kegelapan yang memakan siang, tanggal 1 Desember 2019." setiap kertas yang ditulis memiliki tanda lingkaran dan ditengah lingkaran ada bentuk bintang, Kenzo memeriksa dalam kotak, tidak ada apapun lagi, ia juga melihat bawah lemari tetapi hanya kotak itu.
" 2019 adalah tahun terakhir sebelum Kenza meninggal yang hanya ditemukan potong tangannya dilokasi kecelakaan, 20 Desember Kenza meninggal, sedangkan yang ia tulis dibulan yang sama, apa sebenarnya yang sedang ia selidiki selama 3 tahun terakhir? dan siapa yang ia sebut sebagai Dia? Apa maksud dari tanda lingkaran bintang? Setiap tulisan ditulis tanggal yang sama setiap tahunnya." Berbagai fikiran dan tebakan tetapi ia tetap tidak mengerti semua yang dia temukan.
Kenza langsung membuka laptop miliknya dan melihat berita 2017-2019, kasus-kasus yang terjadi dikota Sampai kasus terakhir adiknya meninggal, tetapi tidak ada satupun kasus yang membuat gempar kota ini, hanya berita adiknya meninggal jatuh ke jurang karena rem blong yang membuat orang banyak merasa kehilangan polisi teladan. Kenzo mengusap wajahnya lalu menutup laptopnya.
Akhirnya ia meletakkan kembali semua barang dan surat dikotak lalu meletakkannya diatas meja, dia mulai berkemas tak lama adiknya mengetuk untuk mengajak makan.
Beberapa lauk yang dipanaskan disiapkan diatas meja, ibunya sudah menunggu dimeja makan, mereka hanya mengobrol biasa setelah makan mereka kembali beristirahat karena sudah hampir subuh.
Saat pagi hari, ia mendengar bunyi sirine mobil polisi, ia mengintip dibalik jendela dengan mata masih mengantuk karena terganggu suara.
" Jam berapa ini? Wanita gila ini." Kenzo merasa frustasi melihat jam Weker baru pukul 6 pagi, terlihat ibunya sudah keluar menemui Adriana karena sirine yang membuat orang bertanya-tanya kenapa polisi datang sepagi ini.
Kenzo melihat ponsel ketika pesan masuk. " Keluar sekarang." Kenzo hampir membanting ponsel itu karena kesal, ia masih sangat mengantuk dan Adriana sudah datang didepan pintu, dia takut jika ia tidak keluar Adriana akan mengarang cerita pada ibunya.
Akhirnya ia keluar dengan wajah mengantuk dan rambut masih acak-acakan, ibunya menoleh saat melihat Kenzo datang." polisi mencarimu?" Tanya ibunya, Kenzo tersenyum lembut pada sang ibu.
" Dia temanku, mama masuk saja biar aku bicara dengannya." dengan wajah enggan sang ibu tetap pergi meninggalkan mereka berdua, Kenzo tetap tersenyum sampai ibunya masuk kerumah, ia langsung menatap tajam pada Adriana.
" Apa kau tidak bisa membiarkan aku tidur sebentar? Aku pulang subuh dan kau datang sepagi ini, benar-benar polisi teladan." sindir Kenzo kesal.
" 5 menit, atau aku akan menceritakan pada ibumu..."
" Kau berani?..." potong Kenzo.
" kenapa tidak berani?"
" 30 menit, terserah kau setuju atau tidak." Kenzo langsung meninggalkan Adriana yang menunggu, Adriana tidak mengatakan apa-apa lagi. Ibunya ingin keluar saat Kenzo masuk tetapi ditahan Kenzo untuk membiarkan polisi itu menunggu diluar saja.
Kenzo mengendarai mobil polisi dengan santai, Adriana mengarahkan agar menuju tempat sebuah bangunan pemukiman.
" Kita akan kemana?"tanya Kenzo.
" Melihat lokasi orang hilang, Amora Zira gadis berusia 20 tahun, sudah 2 hari tidak pulang, terakhir ia mengirim pesan pada ibunya bahwa ia menginap ditempat kerja karena pulang larut, setelah dua hari ibunya khawatir karena ia tidak mengirim pesan lagi, ibunya mencari ditempat kerja dan ternyata ia tidak masuk kerja selama 2 hari, kemungkinan dia diculik oleh DG ,ayo mungkin ada petunjuk disini." ucap Adriana membuka pintu mobil.
" DG? ck tapi Untuk apa mengajakku, aku bukan polisi, lagipula apa kantor polisi kurang orang sampai harus mengajakku." Adriana menatap tajam padanya.
" Tutup mulutmu dan ikut saja." Adriana langsung membanting pintu mobil, Kenzo mendengus kesal lalu keluar mobil mengikuti Adriana. Tak lama satu mobil patroli datang, dua orang polisi satu adalah Han dan satunya Kenzo tidak mengenalnya. Mereka berdua langsung memberi hormat menyapa Adriana.
Kenzo melihat fitur bangunan sekitar dan melihat sekelilingnya, tidak ada cctv, tetapi banyak ruko bangunan lantai 2 dan bangunan itu bertingkat seperti rumah susun.
" Apa ada perkembangan?" tanya Adriana pada Han, Han langsung menyerahkan laporan yang ia dapatkan pada Adriana, Kenzo melirik mereka berdua.
" Han apa itu DG?"
" Dark Ghost, kami menjulukinya mereka yang menculik para gadis dengan sebutan DG." jawab Han bersemangat. Kenzo masih memperhatikan sekitar. Adriana melihat seorang wanita paruh baya, ia langsung menghampirinya.
" Permisi, apa anda tinggal disekitar sini?" wanita paruh baya itu mengangguk.
" Kami dari kepolisian, apa disekitar sini sering terjadi sesuatu seperti pencurian atau hal lain?"
" Ah, beberapa hari yang lalu ada seseorang yang mencurigakan, dia bukan dari pemukiman disini tetapi dia terus menatap tempat ini, aku merasa ketakutan karena dia seperti orang jahat." jelas ibu itu dengan antusias.
" Jangan dengarkan dia, semua orang akan dituduhnya penjahat." seorang pria berusia sekitar 25 dari sisi gedung lain datang. " Ayo bibi masuklah, itu bukan penjahat itu putramu." pria itu membantu wanita paruh baya itu masuk kedalam rumah, tak lama ia keluar dari rumah.
" Bibi Sun sakit, kadang-kadang ia ingat putranya kadang-kadang dia lupa, putranya tidak bisa menjaganya karena jika melihat putranya ia akan mengamuk jika sakit pikunnya kambuh, jadi putranya hanya bisa menjaganya dari jauh, setiap sore sampai malam ia akan melihat ibunya dari depan gang." Adriana mengangguk.
" Kalau begitu, boleh saya bertanya?" tanya Adriana, Han juga sudah menghilang mencari informasi gadis yang hilang meninggalkan Kenzo yang hanya berdiri disamping mobil memperhatikan para polisi bekerja.
" Silahkan."
" Apa disekitar sini sering terjadi hal aneh, atau kejahatan?"
" Maksud anda gadis yang hilang kemarin, dia tinggal diatas ruko 2 rumah susun 4, aku mendengar beritanya, aku merasa tidak ada yang aneh dan disini baik-baik saja, hanya saja tidak menyangka dia hilang padahal dia gadis yang baik." Ia sesekali mengusap belakang lehernya seolah merasa tidak nyaman.
" Apa anda mengenalnya?"
" Kenal, aku tinggal disini ruko 2 rumah susun 2, setiap hari biasa aku melihatnya pulang malam setelah bekerja."
" Baiklah, terima kasih informasinya."
" Sama-sama. " setelah itu pria itu pergi, Kenzo melihat pria itu pergi, Han kembali, Adriana menemui Kenzo yang dengan santai melihat mereka.
" Ku dengar Amora terkenal anak nakal, ia suka pulang larut malam, ia bekerja di club malam, beberapa hari yang lalu sebelum kejadian ia terlibat perkelahian dengan pacarnya didepan gang." Jelas Han.
" Cari informasi tentang pacarnya." perintah Kenzo.
" Tidak perlu, selidiki pria tadi, dia mencurigakan."
" Kenapa?"
" Tempat ini tersembunyi karena padatnya bangunan, tidak ada cctv, pria tadi mengatakan bahwa Amora adalah gadis baik, tetapi orang lain mengatakan bahwa ia gadis nakal, rumah mereka saling berhadapan antara susun 2 dan susun 4, kutebak hanya blok berbeda, pria itu pasti menyukai Amora dan sering mengintai gadis itu pulang bekerja, dia pasti melihat sesuatu dimalam Amora hilang, dia terlihat tenang tetapi tidak bisa menyembunyikan gugup, saat orang lain gugup mata mereka tidak akan terfokus dan akan terus mengusap belakang lehernya, bukankah dia sudah mengatakan bahwa dia setiap hari melihat Amora pulang bekerja." jelas Kenzo.
" Kenapa dia tidak menghindar?"
" Dia sudah terlanjur terlihat, jika ia berbalik badan bukankah akan mencurigakan, tetapi apa ciri-ciri kalian menyebut DG."
" Gadis yang hilang, dan sesuai kriteria kami sebut DG dan Amora masuk kriteria itu."
" Peniru." jawab Kenzo dan Adriana serempak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!