Membuka mata karena silaunya sinar matahari pagi, membuat tidurnya terasa terganggu karena mimpi indahnya hilang entah kemana membuat Airin terpaksa harus bangun sambil kucek matanya yang masih terasa berat.
Setelah nyawanya terkumpul dengan sempurna membuat Airin turun dari tempat tidur, niat mau keluar dari kamar tertunda karena melihat amplop kecil ada ditempat tidurnya membuat dirinya langsung baca isi yang ada didalam amplop coklat.
Air mata tidak terasa keluar begitu saja dari kedua matanya, membuat wajah putih Airin menjadi basah karena air mata yang keluar begitu saja setelah selesai baca surat yang ditinggalkan ibu nya.
"Ibu...." teriak Airin setelah membaca sepucuk surat yang ditinggalkan ibu nya.
Airin berlari keluar dari kamar, mencari keberadaan ibu nya membuat Airin masuk kedalam kamar ibu nya yang ternyata sudah kosong bahkan semua barang-barang berharga Ibu nya sudah tidak ada didalam kamarnya.
"Kenapa Ibu tega tinggalin Airin sendirian di rumah Bu, apa salah Airin Bu harus tinggal sendirian disini, apa yang harus Airin lakukan sekarang hidup sendirian seperti ini. Tuhan kenapa kedua orang tua Airin tega tinggalin Airin seorang diri seperti ini Tuhan." teriak Airin sambil duduk dilantai meratapi hidupnya, tidak menyangka kalo dirinya bisa hidup sendirian seperti ini. Andaikan tidak tidur semalam mungkin bisa mencegah Ibu nya pergi dari rumah, penyesalan kini Airin rasakan karena tidak tahu kemana Ibu nya pergi.
Beberapa tetangga yang mendengar teriakan Airin, masuk kedalam rumahnya Airin pintu rumah yang terbuka membuat beberapa tetangga dengan mudah masuk kedalam rumahnya Airin.
"Ada apa kamu teriak sepagi ini?" tanya Bu Janet tetangganya Airin.
"Kamu bukannya sekolah justru disini, sambil teriak seperti kesurupan saja Airin, dimana Ibu kamu sampai kamu teriak seperti itu?" tanya Bu Susi kesal melihat Airin, yang seenaknya teriak-teriak masih pagi.
Tidak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan tetangganya, membuat Airin memberikan surat yang ditinggalkan Ibu nya didalam kamarnya.
Bu Janet dan Bu Susi membaca surat yang diberikan Airin, membuat kedua wanita paruh baya kaget membaca surat kalo Ibu nya Airin pergi entah kemana dan tega meninggalkan Airin sendirian di rumah.
"Sabar iya Airin, walaupun kamu sendirian disini tapi kami insya Allah akan membantu kamu jika kamu membutuhkan bantuan kami." lirih Bu Janet ikutan sedih dengan nasibnya Airin sekarang.
"Iya sudah Airin sekarang mandi dan nanti sarapan di rumah Tante iya Nak, setelah sarapan baru kita bahas kedepannya bagaimana hidup kamu." ajak Bu Susi berusaha angkat badannya Airin, yang terus nangis sambil duduk dilantai.
"Airin rasanya ingin mati saja Tante, buat apa hidup sendirian seperti ini tidak ada saudara sama sekali disini bahkan orang tua saja sudah tidak punya." lirih Airin, nangis dalam pelukan Bu Susi.
"Sabar Nak, jangan bicara yang aneh-aneh, sekarang mandi dan nanti sarapan sama kami iya." lanjut Bu Janet berusaha menenangkan Airin yang lagi merasa sedih dan kacau setelah ditinggalin Ibu nya.
Sejujurnya Janet dan Susi penasaran alasan tetangganya tega meninggalkan anak perempuannya sendirian di rumah, bahkan tidak meninggalkan uang sama sekali.
Airin akhirnya ngangguk dan setuju untuk mandi dan siap-siap ikut sarapan dirumah Bu Susi, tidak ingin meratapi kesendiriannya membuat Airin mau turutin ajakan tetangganya untuk mandi dan sarapan bareng.
Awal sudah menguras air mata, kira-kira kedepannya apa yang akan dilakukan Airin buat mendapatkaan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan apa yang akan dilakukan Airin buat mencari keberadaan Ibu nya.
Setelah sarapan bareng keluarga Bu Janet dan Bu Susi, membuat Airin mengambil keputusan kalo dirinya akan pergi dari rumah demi mencari keberadaan Ibu nya, karena sejujurnya Airin tidak ingin tinggal sendirian dirumah yang akhirnya merepotkan tetangganya yang harus mengurus dirinya dan juga memberikan biaya sekolah Airin membuat Airin tidak ingin menjadi beban hidup buat tengganya.
Bu Janet dan Bu Susi dengan berat hati merelakan Airin pergi, walaupun tidak tega membiarkan anak sekecil Airin harus hidup sendirian, berjuang mencari rezeki sendirian, bahkan mencari tempat tinggal sendirian.
"Kamu yakin mau pergi Nak, kamu tidak takut tinggal sendirian dijalan Airin apa lagi kamu masih kecil dan perempuan loh?" tanya Bu Janet kwartir dengan kondisi Airin nanti.
"Kalo kamu merasa tidak enak tinggal dirumah Ibu atau tinggal dirumah Bu Janet, kamu bisa tetep tinggal disini dan setiap pagi dan sore kita bisa temani kamu disini atau kamu mau jualan setelah pulang sekolah supaya sekolah kamu tidak terputus dan kamu ada pemasukan Nak?" tanya Bu Susi memberikan solusi, demi anak tetangganya tetep ada dirumah dan bisa diurus bareng-bareng tetangga.
"Terimakasih Bu, tapi Airin tidak mau merepotkan kalian dengan kondisi Airin seperti ini, doain perjalanan Airin berjalan dengan lancar dan selalu dalam perlindungan Allah Bu, insya Allah Airin sering kesini buat lihat apa Ibu sudah pulang atau belum Bu." tolak Airin tidak ingin menjadi beban buat tetangganya, biar lah merasakan beratnya hidup sendirian dari pada menjadi beban buat tetangganya.
Setelah selesai merapihkan baju kedalam tas ransel dan beberapa barang berharganya, Airin peluk Bu Janet dan Bu Susi gantian kedua tengga yang selalu peduli sama Airin dan Ibu nya selama ini, membuat Airin dekat sekali dengan tetangga-tetangga.
**
Bu Susi memberikan amplop coklat begitu juga dengan beberapa tetangga memberikan amplop coklat dan putih untuk Airin, bekel selama Airin dijalan mencari keberadaan Ibu nya membuat tetangga prihatin akan nasip Airin sekarang sebatang kara.
"Kapan pun kamu pulang kami akan terima kamu dengan baik disini Nak." ucap Bu RT tidak hentinya nangis karena membayangkan beratnya perjalanan Airin nanti.
"Jaga diri baik-baik selama dijalan iya Nak, kalo ada yang macem-macem harus berani melawan iya, perempuan tidak boleh lemah selama dijalan apa lagi hidup seorang diri." nasehat Bu Susi berharap Airin selalu baik-baik saja selama dijalan.
"Ini ada sedikit bekel makanan dari kami, kamu makan iya jangan telat makan." ucap Bu Janet memberikan beberapa makanan dan minuman yang dimasukan kedalam karung, diberikan langsung ke Airin.
"Terimakasih semuanya atas perhatian Bapak-bapak dan Ibu-ibu untuk saya, Insya Allah Airin akan baik-baik saja dijalan, akan ingat saran dan nasehat kalian, iya sudah Airin terima makanan dan uang yang kalian berikan untuk Airin, Airin pamit iya semua dan insya Allah Airin sering kesini buat siraturahmi sama kalian semua." ucap Airin berusaha tenang supaya tetangganya tidak kwartir, apa lagi melihat dirinya nangis saat pergi seperti sekarang.
Airin naik mobil yang dipinjamkan Bu RT untuk anterin Airin ke terminal, sejujurnya Airin bingung mau kemana supaya bisa mencari keberadaan Ibu nya.
Airin melambaikan tangannya saat mobil mulai meninggalkan rumahnya, meninggalkan rumah kenangan bersama kedua orang tua dan meninggalkan para tetangga yang begitu peduli dan perhatian sama Airin selama ini.
10 tahun kemudian
Gadis cantik dengan rambut yang terurai, keluar dari mobil sengaja diparkir didepan rumah yang terlihat sangat sepi dan sangat lama ditinggalin, membuat Airin membuang nafas dengan kasar karena rumah lamanya nampak sepi dan tidak ada seorang pun terlihat didepan rumah.
"Masih sama, sebenarnya Ibu pergi kemana dan selama ini tidak ada niatan untuk pulang bahkan mencari keberadaan gue saja tidak ada niat sama sekali." lirih Airin berusaha tegar dan terima kenyataan pahit kalo Ibunya tega meninggalkan dirinya selama ini, bahkan tidak ada pesan apapun yang diterima Airin dari tetangganya.
Melanjutkan jalan menuju rumahnya Bu Janet yang selalu peduli tanya kabar Airin bahkan sering susul dimana Airin tinggal sekarang, bahkan Bu Janet yang mencarikan karyawan untuk menjadi karyawannya Airin supaya tidak salah pilih karyawan buat bantu Airin jalanin beberapa bisnisnya.
**
Kehidupan mewah menjadi impian semua wanita, begitu juga dengan Suratmi, rela menikahi duda punya anak dua dan dari pernikahannya Suratmi mempunyai dua orang anak perempuan.
Suratmi jalan sambil membawa secangkir kopi dan beberapa cemilan untuk suami tercinta yang lagi duduk santai dihalaman belakang rumah.
"Mas diminum dulu kopi nya mumpung masih panas." ucap Suratmi memberikan secangkir kopi untuk suaminya.
"Terimakasih sayang, sini duduk disamping Ayah sambil menikmati kopi buatan perempuan paling cantik didunia." ucap Ozi langsung menikmati kopi buatan suratmi.
Ozi selalu senang menikmati kue buatan istri tercinta apa lagi menikmati makan bareng seperti ini dan menikmati secangkir kopi buatan Suratmi yang rasanya pas dilidahnya membuat Ozi selalu senang menikmati kopi dan kue buatan Suratmi.
**
Airin menikmati makan malam bersama keluarganya Bu Susi dan Bu Janet, Airin yang diurus sama dua keluarga membuat dirinya nyaman dan tidak merasa canggung lagi apa lagi anak dan suami Susi dan Janet bisa terima keadaan Airin yang hidup sebatang kara.
"Neng kapan nih kenalin calonnya ke kita semua, kita mau rias neng Airin dihari bahagia neng bareng suami." goda Bu Susi melihat Airin, tidak tega sampai usia dua puluh tahun masih hidup sendirian.
"Belum ada jodohnya Bu, sabar iya Bu kalo ada calonnya pasti Airin kenalin ke kalian semua." ucap Airin santai, menurut Airin pertanyaan kapan nikah sudah biasa ditanya banyak orang apa lagi usianya yang sudah siap berumah tangga.
"Atau kamu mau kita jodohin sama Luky anaknya Pak Kiki, dia baik dan pekerjaannya juga bagus loh neng dia masih jomblo lagi." ucap Bu Janet berusaha jodohin Luky sama Airin.
"Terimakasih Bu, tapi Airin belum mau nikah sebelum ketemu sama Ibu kandung Airin, mungkin kalo sudah ada jodohnya iya Airin pasti langsung nikah walaupun tanpa kehadiran Ibu pastinya." lanjut Airin berusaha santai dan tidak nangis, tidak mau dianggap lemah setiap ingat akan keberadaan ibu nya entah ada dimana.
Airin menikmati makan malam nya tanpa melow, menurut Airin kegalauan tanpa kehadiran Ibu sudah tidak jaman lagi diusianya dua puluh tahun, yang harus tegar tanpa ada kesedihan setiap bahas Ibu nya apa lagi bareng orang-orang terdekatnya.
Bu Susi dan Bu Janet paham dengan alasan Airin, tidak ingin membahas soal pernikahan Bu Susi mencoba mencari pembahasan lain supaya tidak membuat Airin sedih selama ada dirumahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!